KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI ...

78
KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI PERBANDINGAN ULAMA RADISIONAL PATANI DAN ULAMA KONTEMPORER PATANI ) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Syarat-syarat Guna memproleh gelar sarjana Hukum Oleh: MR.TUANYUSRAN NI’MONG NIM: SPM 141901 PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018 M./ 1440 H.

Transcript of KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI ...

KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN

THAILAND (STUDI PERBANDINGAN ULAMA

RADISIONAL PATANI DAN ULAMA

KONTEMPORER PATANI )

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Syarat-syarat

Guna memproleh gelar sarjana Hukum

Oleh:

MR.TUANYUSRAN NI’MONG

NIM: SPM 141901

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS

SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018 M./ 1440 H.

MOTTO

وقاتلىا في سبيل الله الذيه يقاتلىوكم ولا تعتدوا إن الله لا

يحب المعتديه

Artinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi

kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas”. (QS Al-Baqarah: 190).

وجاهدوا في الله حق جهاده

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang

sebenar-benarnya”. (QS Al-Hajj: 78).

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul: “KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT

SELATAN THAILAND ( Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani dan

Ulama Kontemporer Patani )” Kekerasan yang terjadi di Patani tidak terlepas

dari gerakan Jihad melawan rezim Bangkok oleh Mujahid Selatan Thailand.

Oleh kerana itu Jihad merupakan prinsip dalam Islam untuk mempertahankan

Aqidah Islam. Kerana islam mewajibkan jihad sebagaimana mewajibkan

shalat, pausa dan zakat dengan porsinya yang sama. Juga islam menjadikan

jihad sebagai Tanda-tanda keimanan kepada Allah. Dengan permasalahan

tersebut timbullah dua pendapat di kalangan Ulama Tradisional denga Ulama

Kontemporer di Patani terhadap konsep jihad di Selatan Thailand. Maka

penulis tertarik untuk meneliti tentang hal tersebut dengan tujuan adalah (1)

Untuk memperluaskan konsep Jihad terhadap Minoritas Muslim di Patani, dan

(2) Bagaiman pendapat Ulama memaknai jihad di Patani. Untuk memperoleh

jawaban dari permasalahan tersebut, maka data penelitian ini adalah diskriptif

kualitatif dengan cara menganalisis Buku-buku yang berkaitan dengan

pembahasan skripsi ini. Sumber data utama atau data primer adalah hasil

wawancara dengan Tokoh-tokoh Agama, Masyarakat, Wanita, dan Pemuda.

Hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini terbagi pada dua pendapat diantara

Ulama Tradisional dan Ulama Kontemporer di patani. Adapun pendapat yang

pertama dikalangan Ulama Tradisional mengatakan bahwa jihad yang berlaku

di Patani itu bukan hanya merupakan perlawanan system pemerintahannya

tetapi melawan Kafir Harbi. Dan pendapat yang kedua dari kalangan Ulama

Kontemporer mengatakan jihad yang berlaku di Patani harus menyelesaikan

dengan keadaan yang telah terjadinya kerana pemerintahan Thailand sudah

integrasikan terhadap masyarakat maupun Ulama. Maka dari makna jihad

tersebut melahirkan dampak positif dan negative di kalangan masyarakt itu

sendiri. Dampak positif, bagi masyarakt Patani lebih giat untuk mendalami

ilmu Agama sehingga bisa melahirkan kemaslahatan umat. Dampak negative,

bagi masyarakat Patani menimbulkan ketidaksepahaman di kalangan umat

Islam itu sendiri, sehingga lahir saling memfitnahkan. Saran yang diberikan

adalah semua Ulama di Patani harus tegas terhadap makna jihad dan memberi

pemahaman yang lebih luas terhadap masyarakat Islam di Patani.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan, Skripsi ini kepada yang aku Cinta: ayah dan ibu kaulah

penolong dalam susahku, tak pernah sedikitpun kudengar engkau mengeluh.

Padahal aku nakal dengan semua perbuatanku, kumerajuk dengan semua

keinginankundan kumarah jika tak terpenuhi apa yang kumau. Tak pernah

sedikitpun engkau kecewa padahal nilai pelajaranku banyak yang buruk, padahal

aku suka membantah saat engkau memberi nasehat, dan aku tahu banyak hal yang

buruk yang telah aku lakukan.

Ayahanda dan Ibunda, terbentang telaga kasih di hatimu. Bagai sang surga

menyinari bumi saatnya gelap gelita, engkau lelaki dan wanita yang tegar yang tak

pernah lagi aku jumpai hidup ini. Ketabahanmu bagaikan nafasku, semangat dan

gigihmu merupakan keyakinanku.

Untuk Adinda yang ku sayangi, tertawa dan canda kalian membuatku tegar

dan yakin dalam mencapai impianku, dengan kehariran kalian perjalanan menuju

Cita-cita terasa jauh lebih ringan, terima kasih atas segala pengertian,

pengorbanan dan motivasimu selama ini. Ya ALLAH aku bersyukur atas engkau

anugerahkan keluarga yang sempurna kepada ku.

Tak kan ku lupa kepada sahabat seperjuangan, terima kasih atas keritik

dan saranmu dalam menyusun Skripsi ini. Semuga pengorbanan sahabat tercinta

mendapatkan rahmat dan karunia dari ALLAH SWT. Amin,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

Ridho-Nya dan di dalam lindungan selalu diberi kekuatan serta kesehatan,

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “MAKNA JIHAD

BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (Studi perbandingan Ulama

Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani)”. Kemudian senantiasa

shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW, sebagai contoh tauladan buat umat di muka bumi ini.

Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan

rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

penyusunannya. Dan bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan

bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu

penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

1. Dr. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA, Ph.D. Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Dr. Hj

Fadhillah, M.Pd, Wakil Rektor Akademik dan pengembangan

lembaga, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan

Keuangan, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. A. Miftah, Ag, Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. H. Hermanto, Lc, M.HI, Ph.d. Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr.

Rahmi Hidayati, S.Ag. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan

Dr. Yuliatin, A.Ag. M.HI, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan

Kerjasama di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

5. Al Husni S.Ag, sebagai Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab

Fakultas Syariah UIN STS jambi, Indonesia.

6. Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI. Selaku Pembimbing I dan ibu

Maryani.S.Ag.,M.Hi Pembimbing II.

7. Para Dosen dan Seluruh Karyawan/ Karyawati Fakultas Syari‟ah UIN

STS Jambi.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Di samping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu

diharapkan pada semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang

bersifat membangun dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada

Allah SWT penulis memohon ampun atas semua kesalahan yang terdapat

dalam skripsi ini dan kepada sesama manusia penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan

semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi nilai positif dan amalan di

masa yang akan datang untuk melakukan perubahan yang lebih baik untuk

bangsa dan negara dengan mengharap ridho Allah SWT. Amin.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... i

PERSETEJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

MOTTO ............................................................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Batasan Masalah ...................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 6

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ......................................... 7

F. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9

G. Metode Penetian .................................................................... 10

H. Teknik Analisis Data ............................................................... 12

I. Sistematika Pembahasan .......................................................... 13

BAB II GEOGRAFI SEJARAH PATANI DAN LOKASI PENELITIAN

A. Gambaan Umum Negeri Patani ............................................... 14

B. Asal Usul Konflik di Patani ..................................................... 20

C. Perkembangan Majlis Agama Islam Wilayah Patani ……….. 26

D. Struktur Organisasi (MAIP) ………………………………… 32

E. Wewenang (MAIP) ................................................................. 33

BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Konsep Jihad dalam Islam ………………………………….. . 35

B. Konsep Jihad Menurut Ulama Tradisional Patani…………….. 44

C. Konsep Jihad Menurut Ulama Kontemporer Patani…………. 48

D. Jihad menurut Para Imam Mazhab…………………………… 52

E. Analisis Penulis ……………………………………………… 53

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………….. ........................ 55

B. Saran-saran …………………………………………………. . 56

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 57

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jihad merupakan igtegral dari wacana islam semenjak Masa-masa

awal Muslim hingga Kontemporer. Pembicaraan tentang jihad dan konsep-

konsep jihad dikemukakan sedikit atau banyak mengalami pergesedan

perubahansesuai dengan konteks dan lingkungan masing-masing pemikir.23

Islam tidak hanya memerintah untuk umat menyembah Allah dengan

mendirikan shalat, puasa, membaca doa, membaca tasbih pada siang dan

malam hari. Islam juga tidak hanya memerintah umatnya untuk menyembah

Allah dengan memberikan sebagian hartanya sebagai zakat pembersih. Tetapi,

Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, hal terpenting lagi dalam

Islam adalah jihad, Islam mewajibkan jihad sebagaimana mewajibkan sholat,

puasa dan zakat dengan porsinya yang sama. Islam menjadikan jihad sebagai

tanda-tanda keimanan kepada Allah. Islam menolak orang-orang mengira

telah beriman, akan tetapi mereka tidak mempersiapkan diri untuk berjihad.24

ادا كبسا ۦ ج م ب د ج فلا تطع ٱلكفسه

Artinya”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah

terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.25

23

Azyumardi Azra,Pergolakan Politik Islam: Dari fundamentalisme,Modernisme Hingga

post modernism, (Jakarta,1996),hlm.127. 24

Yusuf Qardhawi, Menyatukan Fikiran Para Pejuang Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

1993), hlm. 130-135. 25

Kementerian Agama RI.Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.364

Mayoriyas orang awam, bahkan dari kalangan kalangan islam sendiri,

memahami jihad sebagai tindakan memerangi orang kafir, pemaknaan seperti

itu tidak bisa disalahkan, kerana kata-kata jihad yang didengar di media masa

saat ini sring di identic dengan Bom,bunuh diri,mati syahid bahkan terorisme.

ذلكم اوفسا خفافا أوفسكم ف سبل الل الكم دا بأم جا ثقالا

س لكم إن كىتم تعلمن خ

Artinya:Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun

berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.

yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui”26

Jihad sebagai bagian dari konsep Islam kadang sering disalah artikan.

Ia sering dipahami dengan perang, padahal arti jihad sesungguhnya lebih luas

dari pada perang, itu sendiri. Persepsi jihad sebagai perang yang menjadi

rujukan sebagai kelompak radikal seperti Imam Samudra dan rekan-rekannya

yang mengartikan jihad secara sempit sebagai perang atau dalam bahasa Arab

disebut qital, terutama dalam memerangi kelompak-kelompak kafir.27

Jihad di Patani sebagai peperangan melawan kekafiran dan

kemusyrikan, mengeluarkan manusia dari kebodohan, membawa mereka

kepada cahaya iman dan ilmu, memerangi orang-orang yang memusuhi

26

Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.194 27

Imam Samudra, Aku Melawan Teroris, (Solo: Jazira, 2004), hlm. 108.

Islam, menghilangkan fitnah, mendakwahkan agama Allah, serta mengajak

orang yang kafir kepada Islam.28

Jihad yang di utuskan oleh Datok Pangkalan, yaitu seorang tokoh

Islam di Selatan Thailand, menjadi awal peperangan antara rakyat Patani

dengan Pemerintah Thailand sampai sekarang. Bangsa Patani adalah bangsa

yang berdaulat sejak abad 14-15 M., kemudian diduduki oleh kerajaan Siam

yang beragama Budha. Konflik antara Bangsa Patani dengan kerajaan

Thailand terjadi karena Pemerintah kolonia Bangkok melarang penerapan

hukum Islam dan adat istiadat Melayu. Pada tahun 1808 Datok Pangkalan

bersama umat Islam di Patani bermuafakat untuk berjihad melawan

pemerintahan Siam.29 Keputusan ini di tetapkan oleh bangsa Patani karena

merujuk kepada sejumlah dalil baik dalil al-quran maupun hadis.

Dalam Q.S. surah Al-anfal ayat 15, Allah berfirman:

م الأدباز ل ا الره آمىا إذا لقتم الره كفسا شحفا فلا ت ا أ

Artinya:‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu

membelakangi mereka (mundur)‛30

Maksud ayat di atas menurut Imam Abdullah bin Muhammad Alu

Syaikh dalam kitab Tafsir ibnu Kasir mengatakan apabila kalian telah hampir

28

Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry,Jihad Fi Sabilillah, (Jakarta: Team

Indonesia, 2007), hlm. 2. 29

Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik, (Kelantan: HIZBI,

Shah Alam, 1993), hlm. 101. 30

Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.178

sampai kepada orang-orang kafir dan mendekati mereka, janganlah kalian lari

dan meningalkan sahabat-sahabat kalian.31

Jika musuh sudah ada di tempat perang atau di negeri yang ditempati

kaum Muslimin, maka seluruh penduduk negeri tersebut wajib keluar untuk

memerangi musuh dan tidak boleh bagi seorang pun mengabaikan kewajiban

dalam menghadapi serangan musuh ini jika tidak mungkin musuh dapat

dihadapi kecuali dengan kesatuan dan perlawanan mereka semua terhadap

musuh.32

Allah berfirmanDalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 190,

ن ا إ د ت ع ا ت ل م ك و ل ات ق ه الر ل الل ب س ا ف ل ات ق

ا ل هالل د ت ع م حب ال

Artinya:Dan perangilah di jalan Allah Orang-orang yang memerangi kamu,

(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, kerana sesungguhnya Allah

tidak menyukai Orang-orang yang melampaui batas”33

Maksud ayat diatas di jadikan dalil oleh Orang-orang moderat bahwa

islam berdamai dengan orang yang berdamai dengannya, dan memusuhi

orang yang memusuhinya islam hanya memerangi orang yang memeranginya

atau yang menghalangi jalan dakwahnya dan memberi fitnah kepada kaum

muslimin kerana agama mereka.34

31

Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Kasir, (Jakarta: Imam Asy-Syafi’i, 2008), hlm. 24.

32Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah V, (Jakarta:Dar Fath Lili’lami al-Arabiy, 2014), hlm. 08.

33Al-Quranul karim terjemah…,hlm.29

34Yusuf qordhawi,fiqih jihad,(Jakarta:mizan pustaka,2010), hlm.178.

Selain itu, Pemerintah Thailand terus mengambil kebijakan yang

menghilangkan identitas dalam hak beragama, berbangsa, dan bahkan tata

cara berkehidupan. Kerajaan Thai telah mengubah nama-nama asal sesuatu

tempat mengikut sebutan dan ejaan Thai, sehingga penduduk di wilayah-

wilayah ini senantiasa memikirkan bahwa mereka mempunyai unsur sejarah

dan zaman tradisi yang tersendiri, bahkan berlainan sama sekali dari sejarah

bangsa Thai-Budha. Begitu juga Pemerintah Thailand memaksa penduduk

Patani wajib berbahasa Thai, yang melahirkan perlawanan dari Rakyat Islam

Patani terhadap komunitas dan Pemerintahan Thai-Buddha di Patani. Bahkan

beberapa tokoh politik Thailand di Bangkok sering menganggap provinsi

Patani sebagai wilayah pemberontak. Mereka tidak senang melihat orang-

orang Islam di Patani melaksanakan kebudayaan Melayu Patani dan bertutur

bahasa Melayu dari pada bahasa Thai. Lebih jauh Pemerintahan Thailand

menerapkan operasi militer dan Patani ditetapkan sebagai daerah operasi

militir (DOM) dengan status darurat militer. Akibatnya kekerasan dan

pembunuhan terhadap bangsa Patani terus terjadi kemudian muncul reaksi

terhadap masyarakat Islam di Patani dan sebagiannya menyatukan Perang

(jihad) terhadap kerajaan Thailand.35

Namun demikian beberapa Ulama di Patani tidak sepakat dengan

perjuangan jihad tersebut.karena ada sebagian ulama Patani sudah terlibat

35

Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik, (Kelantan: HIZBI,

Shah Alam, 1993), hlm. 269-270.

ikut bekerjasama dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Thailand dan ada

sebagian yang tidak bersetuju dengan kebijakan tersebut, maka timbullah

perselisihan pendapat diantara Ulama yang pro pemerintahandan Ulama yang

tidak pro pemerintahan.penulis sangat tertarik untuk membuat penelitian lebih

lanjut tentang “Konsep Jihad Bagi Masyarakat Selatan Thailand(Studi

Perbandingan Ulama Tradisional Patani Dan Ulama Kontemporer Patani).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1) Bagaimana Konsep Jihad dalam Islam ?

2) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Tradisional di Patani ?

3) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Kontemporer di Patani?

C. Batasan masalah

Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka pembahasan yang

menjadi utama dari karya ilmiah ini agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam

pembahasan, baik terhadap penulis maupun pembaca, maka penulis hanya

menfokuskan kepada Konsep jihad secara umum khususnya pendapat Ulama

Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani Selatan Thailand.

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui Konsep Jihad dalam Islam

2) Untuk mengetahui konsep Jihad menurut Ulama Tradisional di Patani.

3) Untuk mengetahui konsep jihad menurut Ulama Kontemporer di Patani.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

1) Bagaimana jihad di Patani Selatan Thailand menurut Konsep Jihad

dalam Islam.

2) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Tradisional Patani.

3) Dan bagaimana Konsep Jihad menurut Ulama Kontemporer Patan.

b. Secara Praktis

1) Sebagai bahan ilmiah untuk menerangkan konsep Jihad dalam

Islam.

2) Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa, penelitian, dan Masyarakat

luar.

3) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Stara satu (s1)

pada jurusan Perbandingan Mazhab.

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Teoritis

Jihad yang dpahami sebagai perang, pemahaman yang selama ini

lebih dikenal di bagi menjadi dua bagian: jihad perlawanan (jihad al-daf)

dan jihad penyerangan (jihad al-thalab)36

.

36

Yusuf Qardhawi,Fiqh Jihad (thn,2009)Hlm.5

Yang di makdus dengan jihad perlawanan adalah melawan musuh

yang masuk ke negeri islam untuk kemudian mendudukinya, menyerang

jiwa, harta, kekayaan, dan kehormatan umat islam. Meskipun, musuh

tersebut tudak masuk ke negeri islam secara nyata, sebagaimana yang

terjadi perang zaman sekarang yang dilakukan dengan cara menyerang

suaru negeri dengan pesawat terbang atau nuklir dengan jarak jauh.

Adapun jihad penyerangan adalah, jika musuh berada di negerinya

sendiri, tetapi umat islam menyerangnya dengan tujuan untuk meluaskan

atau mengamankan negeri islam. Dengan kata lain, umat islam yang

memulai melakukan penyerangan tersebut. Terkadang jihad ini dilakukan

agar masyarakat yang ada dinegeri tersebut mendengar dakwah baru.

Segala penghalang yang ada dihadapan harus dihancurkan, sehingga umat

islam bisa menyampaikan dakwah kepada seluruh manusia atau

membebaskan rakat dari kepemimpina penguasa yang zalim

2. Konseptual

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan serta memudahkan

pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terkandung dalam judul

skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

a. Jihad

Jihad adalah bentuk (isim mashdar) dari kata (jahada-yujahidu-

mujahadah). Secara etimologi, jihad berarti mencurahkan usaha, kemampuan,

dan tenaga. Kata jihad kemudian lebih banyak digunakan dalam arti

peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan

umat.37

b. Tradisional

Tradisional adalah suatu kelas sosial yang perannya sudah dianggap

alamiah dalam masyarakat Islam, dan orang yang ahli dalam hal atau dalam

pengetahuan Agama Islam.38

c. Kontemporer

Kontemporer adalah sebagai peninggalan masa lampau yang

membeku, dan cenderung gagal menyesuaikan diri dengan perubahan.39

d. Masyarakat Selatan Thailan (PATANI)

Patani adalah nama suatu tempat atau daerah yang dikenal orang dulu

adalah Negara yang berdaulat di perintah oleh raja-raja Melayu yang

beragama Islam ada sumber-sumber yang menunjukan tentang nama Patani

antaranya adalah salah satu nama pantai dan juga ada yang mengatakan

Patani adalah nama orang.40

F. Tinjauan Pustaka

Dalam uraian pembahasan karya ilmiah yang berjudul makna jihad

bagi masyarakat Selatan Thailand, terdapat beberapa buku yang berhubungan

dengan pembahasan karya ilmiah ini antara lain:

37Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010), hlm. 75.

38Muhammad Qasim Zaman, The Ulama Contemporary Islam, (Princeton: Princeton

University Press, 2002), hlm. 03. 39

Ibid., hlm. 04. 40

A. Bangnara, Sejarah Patani Dahulu dan Sekarang, (kota Baru, Kelantan : Pustaka

Aman Prees, 1977), hlm. 03.

Karya Ni‟Hasan Che‟Awae41

dalam Skripsi yang berjudul, Konsep

jihad menurut Ulama Fathoni Thailand. Skripsi ini membahas bagaimana

pemikiran Ulama Fathoni tentang konsep jihad di patani, dan pelaksanaan

Ulama Fathoni terhadao konsep jihad di patani Selatan Thailand.

Karya Samsul Rizal42

dalam Skripsi berjudul, Reformulasi Makna

Jihad era Kontemporer.Skripsi ini membahas persoalan-persoalan pemaknaan

jihad pada era kontemporer dengan melihat fenomena yang terjadi

Sedangkan penulis sendiri membahaskan tentang, Konsep jihad bagi

Masyarakt Selatan Thailand (Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani

dan Ulama Kontemporer Patani). Jadi peneliti terdahulu dengan sekrang

terdapat persamaan dan perbedaan

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analisis, yaitu metode yang berusaha mencari gambaran

menyeluruh tentang makna jihad bagi masyarakatSelatan Thailand.

1. Jenis Penelitian

Dengan mengguna pendekatan kualitatif, ditujukan untuk menjelaskan

serta memahami hasil penelitian yang terjadi di Patani berkaitan dengan

Konsep jihad bagi masyarakat Selatan Thailand (Studi Perbandingan Ulama

Tradisional Patani dan Ulama kontemporer Patani).

41

Karya_Mahasiswa,Jurusan_PMH.,IAINSTS-Jambi,(Thn,2013). 42

2. Jenis Data

Adapun Jenis data yang penulis gunakan dalam Skripsi ini adalah:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang di peroleh dari sumber utama

kaitannya dengan pembahasan skripsi ini dan informasi yang diperoleh

hasil dari wawancara dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh

wanita dan tokoh pemuda yang tertentu yang terlibat secara tidak

langsung dengan penelitian, dari lokasi kajian yaitu di wilayah Patani

Selatan Thailand.

b. Data Skunder

Data sekunder merupakan data yang bersifatnya tidak langsung

sebagai pendukung, yaitu data yang diperoleh hasil dari bacaan

perpustakaan serta literature yang berkenaan dengan masalah yang

diteliti seperti buku-buku ilmiah, majalah-majalah, media massa, dan lain-

lain yang menjadi informasi dengan penelitian tentang konsep jihad bagi

masyarakat Thailand Selatan.

3. Sumber data

Adapun sumber data yang penulis mempergunakan adalah:

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara mengamati dan

mencatat secara sistematik Gejala-gejala yang di selidiki. Maka penulis

akan mengamati secara langsung ke majlis Agama islam Wilayah Patani,

Selatan Thailad.

c. Wawancara

Proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan

dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka bendengarkan secara

langsung informasi atau keterangan43

Teknik yang paling esensial adalah

dengan wawancara pihak-pihak yang terkait, seperti Ulama-ulama yang

terhormat di Patani Baik Kh,Babo,dan tengku, Selatan Thailand.

b. Dokumentasi

yaitu sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapakai sebagai bukti

atau keterangan. Penulis mengumpulkan bahan-bahan melalui dokumen

yang tertulis berhubungan dengan penulisan ini dari yang bersangkutan

serta mengambil informasi dari alamat web internet. Metode ini digunakan

bertujuan untuk memperkuatkan data-data yang sudah ada.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling kritis dalam

penelitian, peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan

digunakan, tergantung jenis dan data yang dikumpulkan. Data yang

terkumpul lalu diolah dan kemudian dianalisis.

Analisis data kualitatif pada umumnya digunakan pada penelitian

yang berbentuk penulis deskriptif,historis,penelitian perbandingan dan

penelitian khusus.44

Dalam Skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis,

yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data dan informasi yang telah

43

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, Cet. Ke-8 (Jakarta:PT Bumi Aksara:2007), hlm 83.

44Amri Amir,dkk.Metodelogi Penelitian Ekonomi…, hlm.210

ada atau terjadi di lapangan. Setelah data tersebut di peroleh kemudian

penulis analisis tentang bagaiman Konsep jihad bagi Masyakat Selatan

Thailand

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini yaitu:

Bab Pertama: Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian dan sistematika.

Bab kedua: Akan dibahas tentang sejarah Patani dan Gambaran

Lokasi Penelitian.

Bab ketiga: Merupakan inti pembahasan, bagaimana Konsep jihad

dalam islam, konsep jihad menurut Ulama Tradisional Patani dan Ulama

Kontemporer Patani, dan di Antara para imam Mazhab.

Bab keempat: merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan

dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB II

GAMBARAN SEJARAH PATANI DAN LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Negeri Patani

Kerajaan Patani merupakan salahsatu kerajaan tertua lama daripada

seja di Asia Tenggara, bahkan lebih tua dibanding luas kerajaan-kerajaan

semenangjung tanah Melayu lainnya seperti Melaka, Johor, Selangor dan lain-

lain. Sejarah lama Patani adalah merujuk kepada kerajaan Melayu tua yang

berpengaruh India-Langkasuka.45

Seorang antropolog dari Prince of Songkla University, di Patani,

Seni Madakakul berpendapat bahwa Langkasuka terletak di Patani. Pendapat

ini didukong oleh sejarawan lain seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin

Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly. Beberapa alasan lain telah

dikemukakan karena Langkasuka disebut sebagai bertempat di Patani.46

Berdasarkan buku Hikayat Patani. pengasas negeri Patani ialah

Phya Tu Nakpa Beliau adalah putera kepada Phya Tu Krub Mahajana yang

memerintah di suatu tempat yang bernama ‚Kota Mahligai‛. Oleh karena Kota

Mahligai ini letaknya jauh dari pantai. maka ia telah menyebabkan suatu

kesukaran kepada saudagar-saudagar untuk singah.

45 Ahmad Fathy Al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kota Bahru Kelantan: Pustaka

Darussalam, 1994), hlm. 03. 46 Mohd Dahlan Mansoer, Pangantar Sejarah Nusantara Awal, (Kuala Lumpur: Dawan

Bahasa dan Pustaka, 1979), hlm. 51-54.

Pada suatu hari Phya Tu Nakpa pergi berburu ke hutan yang

berhujung pada sebuah pantai, pada pantai itu terdapat sebuah pondok yang

didiami oleh dua orang tua. Salah seorang daripadanya bernama Pak Tani.

Saat baginda sampai di pantai tersebut, baginda mendapati kawasan tepi laut

itu sangat sesuai untuk dijadikan negeri. Maka baginda pun memerintahkan

supaya dipindahkan sahaja ‘Kota Mahligai’ ke tempat itu. Sesuai dengan nama

tuan punya pondok yang baginda temui. Negeri itu di sebut Pak Tani, yang

kemudiannya oleh perubahan sebutan menjadi Patani.47

1. Masuknya Islam di Patani

Masuknya agama Islam ke Tanah Melayu terutama ke Patani erat

kaitannya dengan sejarah masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal ini

disebabkan dari aspek geografis, tanah Melayu tak dapat dipisah dari gugusan

kepulauan Nusantara. Apa yang menjadi dan berlaku di Nusantara memberi

kesan dan pengaruh tersendiri kepada tanah Melayu, karena antara dua daerah

ini telah terjalin hubungan sejak lama. Kedatangan para pedagang Arab yang

menjalankan perdagangan di kepulauan Nusantara juga singgah di pelabuhan-

pelabuhan di tanah Melayu. Jika kita mengatakan bahwa Islam telah tiba di

kepulauan Nusantara sejak abad ke- VII M. maka dengan demikian dapat kita

47 Ahmad Fathy Al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kota Bahru Kelantan: Pustaka

Darussalam, 1994), hlm. 10.

mengatakan pula bahwa Islam juga telah tiba di tanah Patani pada abad yang

sama.48

Demikian juga dengan sumber yang mengatakakan bahwa Islam telah

tiba di Langkasuka sejak abad ke-XI dan ke-XII M. yang dibawa dari Campa,

karena pada masa itu hubungan kedua keluarga kerajaan sangat dekat. Dalam

sejarah Kelantan diceritakan bahwa pada tahun 1150 M. telah tiba seorang

Syaikh Arab dari Patani yang telah menyebarkan agama Islam di Kelantan,

catatan ini semakin menguatkan lagi kedudukan Islam di Patani.49

Berkaitan dengan tahun masuknya Islam di Patani masih belum ada

kesepakatan, namun secara jelas pada abad ke-XV M. Islam telah berdiri

dengan teguh di Patani. Dalam hal ini tidak dapat dinafikan agama Islam telah

dianut oleh rakyat Patani lebih dari 300 tahun sebelum rajanya memeluk

agama Islam, namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa agama

Islam telah terdapat di kalangan penduduk sebelum abad ke-X atau ke-XI M.

karena melihat geografi wilayah Patani termasuk kota dagang yang memiliki

pelabuhan-pelabuhan yang strategis sebagai tempat persinggahan para

pedagang asing terutama para pedagang dari Arab.50

Selain dari tahun kedatangan Islam di Patani, para sejarawan juga

berbeda pendapat tentang pembawa agama Islam di Patani. Dengan kata lain,

48 Mahayuddin Yahya dan Ahmad Jelani Halim. Sejarah Islam. (Selangor Darul Ehsan:

Fajar Bakiti SDN. BHD. 1997), hlm. 566. 49

Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik..., hlm. 23. 50

Ibid., hlm. 24

dari daerah mana agama Islam dibawa ke Patani. Kedatangan agama Islam di

Patani erat kaitannya dengan kedatangan agama Islam di tanah Melayu dan

Asia Tenggara pada umumnya. Para pedagang Arab yang melakukan aktivitas

perdagangan di kepulauan Nusantara juga sunggah di pelabuhan-pelabhan di

tanah Melayu dan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga singgah

dan melakukan aktifitas perdagangan di Patani yang sangat strategis.

Sebagaimana Hamka mengatakakan bahwa pada zaman pemerintahan

Langkasuka telah terdapat para saudagar Arab melakukan aktifitas dakwah

Islamiah di kalangan penduduk tenpatan (Patani).51

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka persoalan mengenai

dari mana datangnya agama Islam ke Patani harus dikaitkan dengan kerajaan

Islam tertua di Samudera Pasai. Hal ini penting mengingat persamaan mazhab

yang dianut oleh orang-orang Islam di Patani dan orang-orang Islam di Pasai

yaitu mazhab Syafi’i. Lagi pula secara tradisi, dalam pandangan orang-orang

Islam di Patani yang selalu menganggap sumber kerohaniannya berasal dari

Samudera Pasai. Demikian juga dalam cerita-cerita yang berunsur sejarah,

seperti Hikayat Patani mengisahkan dengan jelas bahwa Islam di Patani

disampaikan oleh seorang Syaikh dari Pasai yaitu Syaikh Sa’id.52

51 Ibid., hlm. 25 52

A. Hasymy. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. (Jakarta: Al-Ma’arif

1989), hlm. 335.

Setelah Patani berdiri sebagai kerajaan Melayu Islam, Syaikh Sa’id

yang telah mengislamkan Raja Patani, memberikan nama negeri ini dengan

‚Patani Darussalam‛ (ada sumber yang menyebut dengan Patani Darul

Ma’arif), sebagai tanda berdirinya kerajaan Melayu Islam Patani dan beliau

telah memintakan kepada Sultan Isma’il Syah untuk mendirikan sebuah

Masjid yaitu masjid Kerisek yang ada sekarang ini, sebagai lambang kerajaan

Islam yang mempunyai ciri reka bentuk masjid-masjid di Asia.53

Kebangkitan Patani sebagai sebuah negeri Melayu yang agung terjadi

setelah penerimaan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Kedatangan agama

Islam juga telah membawa banyak perubahan besar bagi negeri Patani, baik

aspek aqidah, pemikiran, kebudayaan, pendidikan, dan sosial politik dalam

masyarakat Patani. Pada abad ke 16 M. Patani telah menjadi sebuah kerajaan

besar di tanah Melayu, setelah Melaka dikuasai oleh orang Portugis. Patani

bukan saja menjadi tumpuan orang-orang Melayu, tetapi juga didatang oleh

pedagang-pedagang dari Barat dan Timur.

Kemakmuran ini telah menunjukkan bahwa negeri Patani telah

mencapai taraf ekonomi yang teguh. Dari hasil kemakmuran ini Patani terus

berkembang menjadi salah satu kerajaan yang maju di Semenanjung Melayu,

baik aspek budaya, bahasa dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1785 M. Patani

53 Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik..., hlm. 31.

dijajah oleh kerajaan Siam Thai yang beragama Budha, kejatuhan ini telah

mengubah peta negeri Patani yang dulunya gilang gemilang menjadi suram.54

Kejatuhan Patani pada tahun tersebut ditanggapi dengan konflik

bersenjata yang berkepanjangan untuk merebut kembali hak pertuanan

mereka (Patani). Konflik tersebut telah meninggalkan sebuah akibat yang

buruk bagi masyarakat patani yaitu kehinaan dan dianiayai berat yang terus

menerus dirasakan oleh masyarakat sipil yang tidak bersalah sampai saat ini.

STRUKTUR

DARI KERAJAAN NEGERI MELAYU PATANI MENJADI PROVINSI

THAILAND SELATAN55

54 A. Bangnara, Sejarah Patani Dahulu dan Sekarang, (Kota Baru, Kelantan: Pustaka

Aman Prees, 1977), hlm. 03-04. 55

Mohd Zamberi A. Malek, Ulama Islam Patani, Sejarah dan Politik..., hlm. 191.

Kerajaan Melayu-Islam Patani (1500-1816)

Negeri Patani Besar (1816-1902)

Patani, Nong Cik, Jering, Jalur, Teluban,

Reman dan Legeh

Monthon Patani (1906-1932)

Patani, Yala, Saiburi, Menara (Narathiwat)

Provinsi-Provinsi Islam, Selatan Thailand

(1932-sekarang)

Patani, Yala, Narathiwat, Setul dan Songkhla

Peta masa kerajaan Islam Melayu Patani

Peta provinsi-provinsi Islam Patani dari tahun 1932 M-sekarang

B. Asal Usul Konflik Patani (Thailand Selatan)

Upaya Siam menakluk Patani bermula pada tahun 1603 entah karena

irihati atas kemakmuran yang dinikmati Patani selama abad 17 dan bagian

pertama abad 18. Pada waktu serangan pertama dilancarkan pada tahun 1603,

Patani diperintah oleh Raja Perempuan yang pertama yaitu Raja Hijau. Pada

waktu ini Patani sangat makmur kuasanya melebar hingga ke Kelantan dan

Terengganu.56

Serangan pertama Siam ke atas Patani dipimpin oleh Panglima

Okya Dicha. Sebuah angkatan laut Siam lengkap dengan beribu-ribu orang

tentera dan kelengkapan perang bertolak dari Ayuthaya, bagi memenuhi

hasrat Raja Siam, serangan ini bagaimanapun dapat dipatahkan oleh Patani

dengan tenaga-tenaga asing yang berniaga di Patani pada waktu itu. Pada

masa Raja Perempuan Patani yang kedua Raja Biru (1616-1624) usaha-usaha

pembuatan meriam besar telah dilakukan sejumlah tiga laras meriam, masing-

masing diberi nama Seri Negara, Seri Patani dan Seri Mahalela, karena

baginda menyadari akan adanya ancaman Siam ke atas kemerdekaan Patani.

Serangan ini tidak terjadi kecuali setelah berlalu hampir 30 tahun selepas

serangan pertama. Pada waktu serangan ini terjadi, Raja Biru yang selalu

‚waspada‛ telah meninggal dan Patani diperintah oleh Raja Perempuan patani

yang ke-3 yaitu Raja Ungu.57

Serangan kedua ini terjadi pada tahun 1632, juga dengan dipimpin

oleh Okya Dicha. Sebelum melancarkan serangan, Siam telah terlebih dahulu

menghubungi Belanda di Betawi (Batavia) bagi mendapatkan bantuan.

56 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kedah Darul Aman: Pustaka

Darussalam, 1994), hlm. 47. 57 Ibid., hlm. 47-48.

Belanda setuju, tetapi sehingga serangan dibuat ke atas Patani, Siam tidak

pernah menerima bantuan yang dijanjikan.

Sementara itu pihak Patani pula, telah dapat mengusir serangan ini

berkat kekuatan 3 laras mariam besar yang disediakan oleh Raja Biru

sebelumnya, ditambah dengan tenaga tiga ribu rakyat Terengganu yang

secara kebetulan berada di Patani, karena menyertai rombongan Yang Pertuan

Muda Johor meminang anak Raja Ungu yang bernama Raja Kuning.58

Menjelang akhir pemerintahan Raja Kuning, zaman kemunduran

kegemilangan Empayer Melayu-Islam yang diperintahkan oleh Raja-raja

Perempun telah mula kelihatan, dikarenakan pada tahun 1671 Patani sekali

lagi telah diserang/dikepung oleh Siam Senggora. Di karenakan kestabilan

sistem pertahanan yang begitu lemah, menurut penulis yang dipahami ada

beberapa faktor yang membuat kemunduran pemerintahan kerajaan Melayu-

Islam Patani yaitu, tekanan Psikologi rentetan dari hubungan suaminya, Yang

Di Pertuan Johor dengan seorang penari istana telah menyebabkan baginda

tidak lagi memberikan perhatian terhadap Negeri, terutama sistem

pertahanan yang terdedah kepada ancaman musuh tradisi bangsa Melayu.59

Ketika Patani berada dalam suasana politik dan sistem pertahanan

yang begitu lemah, tentera-tentera Siam terus memberi tentangan. Serangan

dari laut dilancarkan bermula pada bulan Julai 1785 tanpa menerima sebarang

tentangan hebat di daerah Jering menyebabkan pertahanan di darat dapat

58 Ibid., hlm. 48. 59 Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik, hlm. 81-82.

ditembusi. Tentera Siam berjaya menawan tiga pucuk meriam besar yang

selama ini menjadi harapan tentera Islam Patani dan menakluki seluruh negeri

Patani pada bulan November 1785.60

Begitu juga yang terjadi konflik di Thailand Selatan sekarang, hanya

melibatkan beberapa individu, namun hari ini individu-individu tersebut telah

menjelma menjadi kelompok-kelompok yang terorganisir dengan rapi, dan

kelompok ini tidak ingin lagi tunduk dibawah kerajaan Siam Thai karena

mereka beranggapan bahwa pemerintah Thailand telah berlaku tidak adil

terhadap masyarakat Melayu Patani.

Secara kronologis, konflik yang membara di Patani dimulai pada

tahun 1785 M. sampai 1922 M. terjadi sebanyak 10 kali, akan tetapi

pemberontakan ini bersifat lokal dan juga opensif.61

1. Periode tahun 1785-1808

Pada tahun 1790 M. bemberontakan ini tidak lama setelah Kerajaan

Patani kalah dalam peperangan, pemberontakan ini dipimpin oleh Tengku

Lamidin, pemberontakan ini terjadi selama dua tahun.62 Walaupun

pemberontakan ini tidak terlalu efektif, akan tetapi ini adalah salah satu sikap

ulama yang tidak mau tunduk dibawa penjajahan Siam Thai ketika itu.63

60 Ibid,. Hlm. 96. 61 Ibrahim Shukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani, (Majlis Ulama Kelantan, 1999), hlm.

106-107. 62 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani..., hal. 61-62. 63 Hasil wawancara dengan Abdul Majid bin Abdul Latif, sebagai sejarahwan, pada

tanggal 17-08-2018, di Sekolah Damrong Withaya.

2. Periode tahun 1808-1821

Pada tahun 1808 M. terjadi pemberontakan melawan Kerajaan Siam

Thai yang berkuasa kawasan Patani. Pemberontakan ini dinamakan oleh

masyarakat Patani sebagai perjuangan menentang musuh Patani, karena pihak

Kerajaan Siam Thai terus menyerang Patani supaya ingin mengalahkan Patani

secara total. Pemberontakan ini dipimpin oleh Dato’ Pangkalan dan akhirnya

beliau juga wafat dalam peperangan tersebut.

3. Periode tahun 1821-1826

Pada tahun 1821 M. terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh

seorang ulama yang memiliki garis keturunan syeikh, pemberontakan ini

tidak terlalu besar. Peristiwa ini hanya ditandai dengan penangkapan pejabat-

pejabat Thai di Jambu dan Yariang. Namun, pada akhirnya para pejuang kalah

juga dalam peperangan ini.

Pada tahun 1832 M. terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh

pahlawan kebangsaan Melayu yang bernama Abu Sola yang bersifat lokal

dan akhirnya gagal.64

4. Fase keempat (2004-2016)

Memasuki abad ke-21, konflik masih terjadi di wilayah Patani,

Thailand Selatan, seperti Peristiwa Takbai pada bulan Oktober 2004, sekitar

64 Hasil wawancara dengan Mr. Atif Syukur, sebagai penasihat organisasi Persekutuan

Mahasiswa Anak Muda, pada tanggal 22-08-2018, di rumahnya.

200 orang Melayu di Amphae Takbai meninggal dunia di perjalanan, setelah

setelah mereka berdemonstrasi kepada pemerintah untuk meminta keadilan

kepada pemerintah terkait warga setempat di tangkap dengan tidak tahu

kesalahannyaan akhirnya para pendemo tersebut ada yang ditembak mati,

dimasukkan dalam truk dalam kondisi tangan terikat di belakang dan

akhirnya ada yang tewas didalam truk tersebut, karena tidak bisa bernafas,

peristiwa Takbai tersebut menewaskan sekitar 200 orang Melayu Patani.65

Kekerasan di wilayah Patani Raya66

semakin meningkat, hampir tiap

minggu ada ledakan bom, penembakan, dan aksi kekerasan lain, sasarannya

pegawai pemerintah, tentera, polisi, orang Budha67

Sejak tahun 2004-2018, setelah pemerintah Thailand telah

mengeluarkan undang-undang darurat militer (Matial Law) di Patani, dan

membuat masyarakat sengsara, takut, dan banyak warga setempat hilang

karena di tangkap oleh militer dan polisi, dan akhirnya diketahui sudah

meninggal dunia.68

Mulai dari pada tahun 2004-2018 masih menggunakan keganasan

terhadap masyarakat Melayu Patani, rata-rata pelakunya adalah aktor dari

pemerintahan, seperti: polisi, militer dan sebagainya, seperti pembantaian

65 http://www.youtube.com/results?search_query=peristiwa+tak+bai. Diakses pada Hari

Senin, 08-02-2018. 66 Penyebutan Patani Raya yaitu terdiri dari tiga provinsi, Patani, Yala, Narathiwat dan

tiga Amphae di Provinsi Songkla yaitu Amphae The Pha, Sebayoi, Canak. 67 Sholeh, Badrus (t.t). Minoritas Muslim, Konflik dan Rekonsiliasi di Thailand Selatan.

Diakses dari internet pada Hari Kamis tanggal 07 Agustus 2018. 68 Hasil wawancara dengan Miss. Senah Pa’Omanis, sebagai isteri korban dalam kasus ini,

pada tanggal 05-08-2018, di rumah korban.

warga Melayu yang sedang shalat, pembunuhan terhadap orang tua dan anak-

anak, penyiksaan terhadap korban hingga mati, dan dipenjarakan didalam

ruang yang sangat gelap, sangat dingin dan sangat panas.

A. Perkembangan Majelis Agama Islam Wilayah Patani, (MAIP) di Selatan

Thailand

Pattani (Thai ปตตาน) merupakan salah satu provinsi (changwat) di

selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga (dari arah selatan

tenggara searah jarum jam) adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan

Songkhla (Senggora). Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi,

Patani Darussalam atau Patani Raya.69

Majelis Agama Islam Wilayah Patani didirikan pada tahun 1940 M.

yang mana pada waktu itu A’lim Ulama di Wilayah Patani merasa

bertanggung jawab terhadap perkara yang timbul dan yang terjadi di Wilayah

Patani, oleh karena tidak terdapat suatu wadah/organisasi yang menguruskan

hal ahwal Agama Islam seperti Wali al-amr atau Qadhi.

Dengan demikian para A’lim Ulama di Wilayah Patani bersepakat

mengadakan kantor Agama Islam dan sekaligus berfungsi sebagai pejabat

Qadhi Asy-syar’i dalam hal mengurus dan mengawal orang-orang Islam di

Wilayah Patani.

Maka pada tahun 1940 M. berdirilah kantor Majelis Agama Islam

Wilayah Patani dan dilantik Al-Marhum Tuan guru Haji Muhammad Sulong

Bin

69

https://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Pattani, akses tanggal 15 Agustus 2018.

Haji Abdul Qadir Tok Mina salah seorang ulama yang terkenal pada waktu itu

sebagai ketua Majelis Agama Islam dan dianggap sebagai Qadhi Asy-Syar’I

Adh-dharury Wilayah Patani.48

Memandang semakin mendapat sambutan masyarakat Islam,tahun

1945 M. pihak pusat mengeluarkan undang-undang dan mengadakan

perlantikan jawatan kuasa pejabat Majelis Agama Islam 4 wilayah sempadan

Selatan Thai, yaitu: Patani, Yala Narathiwat, Setul, dengan beranggota setiap

wilayah 15 orang dan dinamakan "Jama'ah Jawatankuasa Islam Bahagian

Wilayah".49

Majelis Agama Islam Wilayah Patani adalah sebuah kantor bagi

jama'ah jawatan kuasa Islam bagian Wilayah dan Qadhi Asy-Syar’I untuk

mengurus hal ahwal kedudukan umat Islam yang berkenaan dengan hukum

syara' dan juga sebagai penasihat kepada Raja Negeri (Gubenur) di Wilayah

masing-masing dalam hal yang bersangkutan dengan urusan Agama Islam.

Walaupun demikian fungsi dan kedudukan di dalam masyarakat Islam

tempatan sangatlah terpengaruh setiap perkara yang bersangkutan dengan

orang-orang Islam mereka selalu melalui Majelis Agama Islam, baik segi

hukum syara' maupun di dalam kehidupan seharian mereka.50

Dalam masa pemerintahan kuku besi Luang Pibul Songkram

penindasan dan tindakan kejam Siam keatas orang-orang Melayu Patani

bertambah hebat. Tahun 1944 Luang Pibul Songkram memansuhkan jawatan

48

Majelis Agama Islam Wilyah Patani, Pengenalan Ringkas Majelis Agama Islam, hlm.

1. 49

Ibid. hlm. 2. 50

Ibid. hlm. 3.

Qadhi-Qadhi Islam di Wilayah Patani, Yala, Narathiwat, dan Setul serta

membatalkan undang-undang Islam yang berkaitan dengan harta pusaka,

nikah-cerai dan lain-lain lagi yang telah dipakai oleh kerajaan Siam sejak

beberapa lama dulu. Kedudukan orang-orang Melayu semakin hari semakin

genting, kehormatan agama Islam kian tercabar.

Dalam tahun 1944 semua ulama dan guru-guru pondok yang diketuai

oleh Haji Sulong mengadakan perjumpaan lalu menubuhkan sebuah

pertubuhan Islam Patani yang pertama memberi nama Majelis Haiatul Al-

Munaffizul Al-Ihkamul Syar'ieyah yang bertujuan untuk mewujudkan

kerjasama antara ulama dengan pemimpin-pemimpin tempatan bagi

mempertahankan maruah orang Islam dari tindakan dasar Siam mengsiamkan

orang Melayu. Ahli-ahli yang menduduki dalam jawatankuasa itu terdiri dari

Haji Wan Muhammad Bermin Jambu dan lain-lain yang jumlah kesemuanya

sebelas orang. Melalui pertubuhan inilah Haji Sulong dan rakan-rakan ulama

lain memperjuangkan hak Islam dan menentang kezaliman Siam.

Sedangkan Haji Sulong mengatur strateginya dengan dua cara yaitu

sembunyi dan terang-terangan. secara sembunyi dipimpin oleh Tengku

Mahmud Muhaiyiddin menyusun pergerakan bawah tanah. Manakala secara

terang-terangan itu melalui Majelis Agama Islam Wilayah Patani (MAIP).51

Haji Sulong membuat pertemuan dengan ahli-ahli jawatankuasa

Majelis Agama Islam Wilayah Patani, Imam, Khatib, dan Bilal serta orang-

orang kenamaan seluruh Patani yang jumlahnya kira-kira 400 orang. Dari

51

Muhammad Kamal, Fatani 13 Ogos ,hlm. 13.

hasil pertemuan itu, pihak Haji Solong membuat keputusan untuk menuntut

beberapa perkara yang dikenali sebagai tuntutan tujuh perkara yaitu:

1. Minta mengadakan seorang ketua beragama Islam diperankan di dalam

empat wilayah ini dengan pilihan saudara anak negeri di dalam empat

wilayah dengan diberikan kekuasa penuh kepadanya yaitu mentadbir

empat wilayah ini.

2. Mangadakan pelajaran bahasa Melayu pada tiap-tiap sekolah bagi

kanak-kanak berumur 7 tahun sebelum lagi masuk belajar bahasa

Siam/Thai atau bercampur pelajaran dengan bahasa Siam.

3. Hasilan bumi atau kedapatan dalam 4 wilayah dibelanjakan kepadanya

saja.

4. Pegawai kerajaan dipakai orang Islam 80% mengikut penduduk negeri

yang beragama Islam.

5. Tulisan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi.

6. Mengasingkan mahkamah Syari‟ah daripada pejabat Undang-undang

kerajaan serta mengadakan mahkamah khas yaitu untuk menguruskan

dakwaan yang berkaitan dengan hukum Agama Islam.

7. Majelis Agama Islam berkuasa mengeluarkan Undang-undang

pentadbiran Agama Islam dengan dipersetujukan oleh ketua besar di

empat wilayah. Tuntutan 7 perkara tidak mendapat persetujuan daripada

kerajaan, Haji Sulong menjalankan aktivitinya dimasjid-masjid, surau-

surau dan pondok pondok bagi menggerak dan menanam semangat

patriotisme di kalangan seluruh rakyat Melayu Islam Patani demi

menegakan syi'ar Islam dan menuntut keadilan disamping bekerjasama

dengan Tengku Mahyuddin dalam memperjuangkan nasib baru Melayu

Patani.52

52

Ibid, hlm. 17.

Setengah ahli-ahli pemerintah Siam telah mentafsirkan bahwa

tuntutan itu ialah suatu pergerakan politik yang salah dalam undang-undang

perlembagaan. Dan wajib dijalankan tindakan keras ke atas orang-orang

Melayu.53

Dengan perintah Pesuruhjaya Siam Patani maka pada pagi 16 Januari

1948 sepasukan polisi Siam yang bersenjata telah datang menangkap Haji

Sulong di rumahnya dan dua hari kemudian telah menangkap Wan Othman

Ahmad, Haji Wan Husin dan Wan Muhamad Amin iaitu ketua-ketua Melayu

yang menghantar tuntutan orang-orang Melayu itu atas tuduhannya

"menderhaka" kepada kerajaan. Sebulan kemudian Haji Sulong dan rakannya

telah dibawa ke Nakorn Sri Thammarat. Dan Mahkamah Siam di sana telah

memutuskan perbicaranya dengan hukuman jel 3 tahun dua bulan kemudian

mereka telah dibawa ke Bangkok dan ditahan dalam jel besar "Bang

Kuang".54

Setelah mendapat kebebasan pada 15 Jun 1952 Haji Sulong

menyambung mengajar semula di bangunan Madrasah Al-Ma'arif Al-

Wataniah. Akhir pada 24 Desember 1953 gabenur Patani mengeluarkan

perintah tidak membenarkan Haji Sulong mengajar lagi karena dia

berpendapat bahawa kegiatan Haji Sulong itu tidak mengamankan negeri

Patani.55

53

Ibid, hlm. 22. 54

Ibrahim Syukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani, Cet. Ke-2, (Malaysia: Universiti

Kebangsaan Malaysia, 2005), hlm. 116. 55

Muhammad Kamal K. Zaman, Fatani 13 Ogos, hlm. 28.

Pada hari Jumat 13 Agustus 1954 berlaku takdir Allah SWT. atas

hamba-hambanya yaitu Haji Sulong bersama Wan Othman Ahmad, Encik

Ishak Yusoff dan Ahmad Haji Sulong Hadir ke Senggora karena dipanggil

oleh pemerintah Siam. Dari tanggal tersebut hilanglah Haji Sulong besama

rakan-rakannya.56

56

Ibid. hlm. 32.

B. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi MAIP57

57

Majelis Agama Islam Wilayah Patani, Pengenalan Ringkas Majelis Agama Islam,

(ttp.: tnp., t.t.), hlm. 4.

Sekretaris

H.Ahmad bin H.Awang

jh

Wakil Ketua Bagian Pemerintah

H.Umar bim Yusof

Wakil Ketua Bagian Syar’iyah

H.Ahmad bin Wanlembut

Ketua Mejelis

H.Abdurrahman bin Daud

H

Taman Didikan Kanak-

Kanak (TADIKA)

Badan

Keuangan

Koprasi Islam

Badan

Ekonomi

Badan

Zakat

Badan

Pemerinta

h

Badan

Dakwah

Badan

Pelajaran

Masjid

Syar‟iyah

Li Jannah Al-

Ulama

C. Wewenang Majlis Agama Islam

Majlis agama Islam Patani merupakan sebuah badan peradilan bagi

uunmat Islam di Patani. Yang melaksanakan kehakiman bagi umat Islam

dalam mencari keadilan yang berhubungan dengan perkara-perkara perdata

Islam, dibidang hukum keluarga dan warisan.

Majlis Agama Islam patani tunbuh berkembang bersama-sama dengan

masyarakat Islam Patani, telah lama berperan sebagai sarana kebutuhan dasar

penduduk beragama Islam. Sebenarnya peradilan Islam sudah ada sejak

Agama Islam datang ke Thailand.58

Dalam peraturan pemerintah berkenaan dengan pelaksanaan Hukum

Islam di selatan tahun 2489 B. (Budha). /1946 M. Pada ayat 3 menjelaskan

bahwa:

“dalam memeriksa dan memutuskan kasus-kasus perdata bagi orang-

orang yang beragama Islam di Pengadilan tinggi pertama didalam propinsi

Patani, Yala, Naratiwat, dan Setul yang mana orang Islam yang menjadi

tergugat atau penggugat terhadap kasus kasus yang terjadi perselisihan yang

berhubungan dengan keluarga dan warisan ”59

Dalam Undang-undang tentang peraturan pengawai negeri kehakiman

Pasal 5 ayat 2 menjelaskan bahwa Dato Yuttitam adalah pegawai negeri

kehakiman yang dilantik menjadi seorang yang berkuasa dan ditugaskan

untuk memeriksa dan memutuskan perkara-kara yang berhubungan dengan

hukum Islam di kalangan umat Islam di empat propinsi di Selatan Thailand.

58

Islm Hri,prwt smnkgn,yala,sm ppree,2545 B. 59

Mr,arwe tayeh,skripsi,studi kompatif antar peradilan agama di Indonesia dan peradilan

agama di thailand

Adapun kewenangan Peradilan Islam atau Datok yuttitam mengadili

perkara yang berhubungan dengan bidang perkawinan dan warisan adalah

sebagai berikut:

1. Pertunangan, perkawinan, perceraian , pembabalan perkawinan dan

pencabutan perkawinan.

2. Menentukan pemberian nafkah bagi istri yang di talak dan anaknya.

3. Pelepasan hak, tuntutan hal yang berhubungan dengan perkawinan.

4. Menunjukan orang lain sebagai wali bagi yang tidak ada wali atau

walinya telah di cabut kekuasaan.

5. Penentuan terhadap seseorang yang mempunyai hak mewarisi harta si

mati yang beragama Islam atau bagian warisan.

6. Pembagian hak milik bersama suami istri.

7. Melaksanakan wasiat dari seseorang yang beragama Islam, jika

terjadi perselisihan di kalangan ahli warisnya.

8. Pembatalan wasiat bagi seseorang menurut Undang-undang.60

Maka Majlis Agama Islan pada setiap persidangan terhadap sesuatu

kasus yang di ajukan kepadanya harus di ikut sertakan hakim

Peradilan umum. Hal ini dilakukan adalah untuk mendapatkan pengesahan

terhadap kasus yang akan di putuskan oleh peradilan Islam / Datok Yutti

Tham.61

60

Ibid.,h.76-77 61

Datok. Ismail cek, Prawat Khuam Penma Khom Khamwa Qadi (Datok yuttitam)

Amnac Nati Khon Datok Yuttitam Taam Banyat Haeng Kotmai Isla Laek Kotmaithai.,(Patani: PT.

Datok Yuttitam Pracam Cangwat Azha Press, 2489 B.), h. 67.

Bagai manapun juga, ikatan hukumbagi hukum Islam terbatas di

patani adalah sifat hukumnya. Meskipun beberapa praktek syari‟ah khususnya

yang barkaitan dengan keluarga dan warisan, pada tingkat tertentu

mempunyai kekuatan hukum yang mengekut, semuanya tidak mempunyai

status hukum dari kecamata suatu keresmian. Ketentuan tersebut masih

berada pada tingkat kebijaksanaan yang lebih banyak bergantung pada

wewnang petugas induvidu maupun institusi, sebagai negeri, yang memang

bartanggung jawab dalam hal ini, namun surat nikah tersebut tidak dapat

digunakan sebagai surat keterangan untuk kepentingan lain di luar

Depertemen ini. Kontrak syari‟ah yang lain semuanya seperti ini.

BAB III

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pengertian Jihad dalam Islam

Secara etimologi, jihad berasal dari kata al-jahdu yang berarti

mencurahkan segala kemampuan dan daya upaya.62 Sedangkan secara

terminologi, istilah jihad diartikan oleh ulama mazhab Hanafi sebagaimana

dikutip oleh wahbah Az-Zuhaili diartikan sebagai ajakan kepada agama yang

benar dan memerangi orang yang tidak menerima ajakan tersebut, baik

dengan menggunakan harta maupun jiwa.63

Untuk memahami lebih lanjut, istilah ini di perjelas melalui kamus

Umum Bahasa Indonesia, jihad adalah “perang suci, memerangi orang kafir

untuk mempertahankan agama Islam64

ataupun usaha dengan segala daya

upaya untuk mencapai kebaikan.65

Al-quran menyebut kata jihad dengan berbagai bentuknya sebanyak

34 kali.66

Akan tetapi kata jihad lebih banyak digunakan dalam arti

peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan

Islam.

Dalam ensiklopedi Islam, jihad mempunyai makna dasar berikhtiar

keras untuk mencapai tujuan yang terpuji. Dalam kontek Islam, kata jihad

62

Prof. Dr. Wahbah Az-zuhaili, Figih Islam Wa adillatuhu, (Darul Fikr: Damaskus,

2007), hlm. 25-26. 63

Ibid., hlm. 26 64

J.S. Puerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984),

hlm. 419. 65

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), hlm. 473. 66

Yusuf Qadhawi, Fiqih Jihad, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010), hlm. Ixxv.

memuat multi makna, kata ini bisa berarti perjuangan melawan

kecenderungan jahad atau mengerah daya upaya untuk atau demi kepentingan

umat, misalnya, mencoba mengimankan orang yang tidak percaya pada

Allah, atau bekerja keras untuk memperbaiki moral masyarakat.67

Selain itu jihad bertujuan untuk menegakkan keadilan, memberantas

kebatilan, mempertahankan aqidah, jiwa, nama baik, dan harta benda. Ynag

mana disebut dengan Jahada-mujahadah-jihadan adalah mencurahkan

kemampuan untuk membela dan mengalahkan. Keterangan tentang jihad di

dalam Alquran berarti mencurahkan kemampuan untuk menyebarkan dan

membela dakwah Islam.68

Kata jiahd kemudia lebih banyak digunakan dalam dalam arti

peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan umat,

jihad memiliki makna yang lebih luas dari pada peperangan. Di dalam Zad

Al-Maad, Ibnu Al-Qayyim telah membagi jihad ke dalam tiga belas tingkatan.

Di antaranya ada jihad melawan hawa nafsu, dakwah, penjelasan, dan jihad

sabar. Inilah yang di istilahkan dengan jihad sipil. Ada juga jihad melawan

musuh dengan menggunakan senjata.69

Dasar-dasar hukum Jihad tersebut di

jelaskan dalam Alquran, seperti yang tercatum dalam beberapa surat.

ادي حق ج دا ف الل جا

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-

benarnya”.70

67

Jhon. L. Esposito, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: 2000), hlm. 41. 68

Yusuf Qadhawi, Fiqih Jihad..., hlm. 03. 69

Ibid., hlm. 03. 70

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Pustaka Kausar, 2010),

hlm. 341.

Maksud ayat ini adalah mengorbankan dengan harta, lisan, dan jiwa-

jiwa kalian, sebagaimana Allah berfirman “ Bertakwalah kamu kepada Allah

dengan sebenar-benar takwa” dalam surat Ali Imran ayat 120.71

دا الكم جا سبل ف أوفسكم بأم الل

Artinya: “Dan berjihad dengan harta dan jiwamu di jalan Allah”.72

Maksud ayat tersebut adalah ajakan untuk berjihad dalam keadaan apa

pun baik lapang maupun sulit, sehat maupun sakit, berkecukupan maupun

kekurangan, sibuk maupun luang, tua maupun muda, bersemangat maupun

tidak bersemangat, ringan dalam perjalanan lantaran semangatmu padanya

maupun berat lantaran kesulitanmu dalam menempuh perjalanan. Betapapun

kondisi, maka umat Islam tetap diwajibkan berperang melawan musuh Allah

dan menegakkan agama tauhid.73

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT

yang berbunyi:

اجسا آمىا الره إن دا م جا ال م بأم سبل ف أوفس الل Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta

berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah”.74

Maksud dari ayat-ayat ini adalah untuk menjelaskan kedudukan kaum

Muhajirin, Anshar, kaum Mukminin yang belum hijrah, orang-orang kafir,

dan kaum Muhajirin setelah perjanjian Hudaibiyah, serta penjelasan terkait

nasab sebagian mereka dari sebagian yang lain, yaitu Allah menempatkan

kekerabatan Islam untuk menggantikan posisi kekerabatan nasab dan

71

Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Imam Asy-

Syafi‟i, 2008), hlm. 250. 72

Ibid., hlm. 194. 73

Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith, (Jakarta: Gema Insani, 2012), hlm.

761. 74

Ibid., hlm. 186.

kekafiran. Allah SWT lebih dulu mensinyalir kaum Muhajirin yang hijrah

dari Mekah ke Madinah.75

Kata jihad sebetulnya bersifat lebih umum, mencakup seorang

mujahid yang berjihad terhadap hawa nafsu, terhadap setan, amar ma‟ruf nahi

mungkar, mengatakan perkataan yang benar di hadapan penguasa zalim, dan

yang lainnya. Kata jihad ini juga menckup pejuang yang berperang di jalan

Allah.76

Adapun menurut ulama fiqih, jihad berarti melawan orang-orang

kafir. Sebagian ulama fiqih berpendapat bahwa jihad adalah mengerahkan

kemampuan untuk melawan orang-orang kafir. Tujuannya adalah agar istilah

tersebut (jihad) bisa mencakup pula memerangi siapa pun yang melanggar

setiap syariat Islam, seperti meninggalkan shalat dan zakat, memakan harta

riba, melakukan zina, meminum khamar, dan yang lainnya.

Syaikh Ibnu Taimiyah berkata, jihad yang diperintahkan dan yang di

gunakan dengan hati (seperti istiqamah untuk berjihad dan mengajak kepada

syariat Islam), argumentasi (memberikan argumentasi kepada yang batil),

penjelasan (menjelaskan kebenaran, menghilangkan ketidakjelasan, dan

memberikan pemikiran yang bermanfaat untuk Islam), tubuh (seperti

berperang). Jihad wajib dilakukan jika seluruh hal tersebut bisa dilakukan.77

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa jihad berarti ketika seorang

muslim mencurahkan usahanya untuk melawan keburukan dan kebatilan.

75

Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith..., hlm. 724. 76

Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqih Empat Mazhab,

(Bandung: Hasymi Prees, 2010), hlm. 484. 77

Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad..., hlm. 43-44.

Dimulai dengan jihad terhadap keburukan yang ada pada dirinya dalam

bentuk godaan setan, dilanjutkan dengan melawan keburukan di sekitar

masyarakat, dan berakhir dengan melawan keburukan di mana pun sesuai

dengan kemampuan.

1. Dasar Hukum Tentang Jihad

Mengenai pensyariatan perang, awal yang diturunkan perihal perang,

Diriwayatkan dari Rabi‟ bin Anas dan lainnya bahwa awal yang diturunkan

tentang itu ialah firman Allah swt.

سبل ف قاتلا قاتلوكم الره الل

Artinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi

kamu”.78

Ayat ini diturunkan di Madinah dan sejak itu Rasulullah saw.,

memerangi siapa yang memeranginya dan membiarkan (tidak memerangi)

siapa yang membiarkannya. Jadi perang di jalan Allah itu pertama-tama

hanya perkenan belaka, kemudian menjadi kewajiban” sebab ayat yang

memperkenankan perang adalah Makkiyah, sedang ayat yang

mewajibkannya adalah Madaniyah yang turun masa akhir.”79

Ada beberapa hikmah Yang diperoleh dari kandungan ayat sebagai

berikut:

(1) Peperangan harus bertujuan menegakkan kalimat Allah dan

memulaikan agama-nya.

78

Ali Ash-Shabuni Muhammad, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Al-

qur’an, (Bandung: PT Alma‟arif, 1994), hlm. 410. 79

Ibid., hlm. 410.

(2) Allah swt. tidak menyukai pelanggaran, kezhaliman dan

kesewenang-wenang, apapun asal-usulnya.

(3) Mengintimidasi orang-orang yang beriman dengan jalan

penindasan, penganiayaan, dan pengajaran sama jahatnya dengan

pembunuhan.

(4) Tidak boleh diadakan serangan terhadap orang-orang perempuan

dan orang-orang yang lemah serta kanak-kanak, yang tidak berdaya

untuk berperang.

(5) Jihad dilakukan untuk menolak ganguan kaum musyrikin,

membunuh fitnah dan mengamankan jalannya da‟wah.

(6) Meninggalkan infaq dan jihad di jalan Allah dengan harta dan raga

adalah sebab kebiasaan.80

1. Syarat-Syarat Jihad

Secara bahasa syarat berarti ketentuan yang harus di lakukan.81

Ada

pun secara istilah, yang di maksudkan dengan syarat adalah ketentuan-

ketentuan yang harus di laksanakan, kalau tidak ada salah satunya maka tidak

sah, karena tidak memenuhi syarat tersebut.82

Ada pun syarat-syarat kewajiban seseorang apa bila sudah balig atau

berusia taklif untuk berjihad, ada tujuh persyaratan yang harus dipenuhi untuk

semua muslim, yaitu: beragama Islam, balig (berusia taklif), berakal, laki-

laki, merdeka, sehat, mampu berperang.83

80

Ibid., hlm. 417-418. 81

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar...hlm. 1402. 82

Rachmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Setia Usaha, 2007), hlm. 70. 83

Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, (Jakarta: Almaria, 2010), hlm. 401.

1. Islam

2. Berakal

3. Baligh

4. Laki-laki

5. Merdeka

6. Sehat dan mampu berperang

2. Hukum-Hukum Jihad

Jihad disyariatkan pada tahun ke-2 hijrah. Hikmah disyariatkannya

jihad adalah mencegah penganiayaan dan kezaliman. Menurut ulama

syafi‟iyah mengatakan bahwa membunuh orang-orang kafir bukan tujuan

berjihad. Dengan demikian, apabila mereka dapat memperoleh hidayah

dengan menyampaikan bukti yang nyata tanpa jihad, hal ini masih lebih baik

daripada berjihad.84

Pada dasarnya hukum jihad adalah fardhu (wajib), Allah juga

menjelaskan dalam Alquran:

دن المجا س أل الضسز ي القاعدن مه المؤمىه غ لا ست

م ال ده بأم المجا م فضل الل أوفس م ال بأم ف سبل الل

م على القاع أوفس فضل الل الحسىى عد الل كلا ده دزجة

ده على القاعده أجسا عظما المجا

Artinya:“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut

berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang

berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah

melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya

atas orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing

mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah

melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk

dengan pahala yang besar”.85

84

Abdullah Hafiz Firdaus, Apakah Jihad di Jalan Allah, (Johor Bahru: Perniagaan Jaha

Bersa, 2004), hlm. 11. 85

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah...,hlm. 94.

Dalam ini ulama bersepakat bahwa jihad hukumnya fardhu kifayah.86

Adapun status fardhu kifayah artinya jika jihad itu telah dilaksanakan oleh

seseorang yang dianggap cukup mewakili maka gugurlah dosa semuanya.

Namun, jihad bisa menjadi fardu ‘ain ketika berada dalam kondisi

tertentu, seperti:

1) Apabila amir atau pemimpin menyuruh untuk berangkat jihad;

Dalam kondisi ini setiap orang yang diperintah oleh amir wajib

berjihad. Dalam hal ini, orang yang punya keahlian tertentu yang

dibutuhkan dalam jihad, sementara yang lainnya tidak memilikinya. Akan

tetapi jika Imam memerintahkan jihad dan perang hanya pada suatu

kelompok saja. Maka kewaajiban untuk pergi berjihad menjadi fardhu‟Ain

hanya untuk kelompok yang diperintahkan untuk kelompok itu saja.

2) Apabila Amir terjun langsung ke medan perang;

Semua orang muslim wajib ikut bersamanya, kecuali para wanita dan

anak-anak.

3) Apabila musuh telah menyerbu atau penyerang dan menduduki tanah air

Muslim;

seperti di Palistina da Patani, Selatan Thailand. Disini hukum jihad

menjadi fardhu „Ain, karena berada dalam kondisi yang wajib kepada

setiap warga yang Muslim untuk mempertahankan agama, kedaulatan,

kehormatan dan sebagainya.

Hal ini berdasarkan keterangan dalam Al-quran:

86

Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i..., hlm. 389.

لا حب المعتده لا تعتدا إن الل الره قاتلوكم قاتلا ف سبل الل Artinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,

(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”87

Ayat di atas menjadi alasan bahwa setiap negara yang mengalami

penyerangan oleh kaum kafir. Maka wajib bagi setiap penduduk yang tinggal

di negeri itu untuk memerangi orang kafir. Wajib bagi tiap-tiap jiwa untuk

ikut berjuang dan berjihad mengusir musuh kafir tersebut. Maka jatuhlah

fardhu ‘Ain untuk hukum jihad dalam kondisi seperti ini. Dan keadaan itu

terus berlangsung sampai orang-orang aggressor kafir itu pergi dari negeri

kaum muslimin.

Bahkan kewajiban untuk berjihad bagi kaum muslim pada kondisi

tersebut bukan hanya untuk kaum laki-laki dan yang mempunyai kekuatan

saja. Jika musuh sudah masuk ke wilayah kekuasaan atau negara Islam maka

kewajibannya menjadi bagi seluruh jiwa baik yang berkemampuan atau pun

yang tidak berkemampuan untuk berjihad. Sebagaimana Allah jelaskan dalam

Alquran:

ذلكم أوفسكم ف سبل الل الكم دا بأم جا ثقالا اوفسا خفافا

س لكم إن كىتم تعلمن خ

Artinya:Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun

berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.

yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui”88

87

Al-baqarah:190 88

At-taubah:41

Apabila bertemu musuh di medan perang. Setiap orang yang menemui

kondisi seperti ini harus berperang dan tidak boleh mundur.89

Maka hukum

jihad pun menjadi fardhu „Ain bagi setiap kaum muslimin yang menyaksikan

kejadian tersebut. Dan haram serta berdosa jika ada seorang muslim yang

menyaksikan kejadian tersebut. Sebagaimana firman Allah:

م الأدباز ل ا الره آمىا إذا لقتم الره كفسا شحفا فلا ت ا أArtinya:Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-

orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu

membelakangi mereka (mundur)”90

Harus diingatkan bahwa pada hakikatnya jihad bukan hanya

berperang saja, akan tetapi dia mencakup semua aspek, seperti aspek hukum,

kondisi tempatan dan sebagainya. Syrat untuk berjihad juga harus dilihat

secara umum, mulai dari fisik, mintal, harta, kemampuan untuk berjihad dan

sebgainya.

B. Konsep Jihad menurut Ulama Tradisional di Patani

Jihad di Patani Thailand selatan adalah perjuangan untuk mencapai

kemerdekaan mutlak demi mewujudkan Negara melayu Islam yang berdaulat,

menentang segala dasar Polisi dan Penjajah Thai yang sentiasa

menghapuskan Aqidah,bangsa,bahasa,dan kebudayaan melayu Patani. Suatu

Fardhu’ain bagi umat melayu Patani, kerana untuk mempertahankan

Agama,bangsa,tanah air dan terbebas dari Penjajah Thailand, sehingga negeri

Patani menjadi Negara yang adil dan makmur.91

89

Ibid., hlm. 39-41. 90

Al-anfal:15 91

Herry Nurdi, Perjuangan Muslim Patani,hlm.89

Seperti kasus yang digolongkan dengan kejahatan terhadap umat

Islam di Patani terdiri:

1. Pembunuhan, yakni tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghilangkan nyawa orang lain, baik dilakukan secara senjata maupun

secara terrencana, seperti yang terjadi dengan Mr. Zakariya Pa-Omanis dan

Mr. Mayateng Marano.

2. Pemusnahan, yakni segenap tindakan yang dilakukan dengan sengaja

maupun tidak sengaja, seperti bembakaran mobil dan rumah warga di

Kampong Bannang Kuwae, Mukim Bannang Seta, Amphae Bannag Seta

pada tanggal 16-02-2018.

3. Penyiksaan, yakni tindakan yang secara senjata dilakukan oleh pihak polisi

dang militer untuk menimbulkan penderitaan baik secara fisik maupun

non-fisik terhadap warga Melayu, seperti yang terjadi dengan warga di

Amphae Bannang Seta ketika di periksa oleh polisi dan militer, rata-rata

mereka melaporkan bahwa mereka pernah dianiayai oleh polisi maupun

militer.92

Dalam hal ini, menurut Tgk. Abd. Rahman bin Abd. Aziz, selaku ketua

pengajar di pundok yhalima, berpendapat bahwa jihad di Patani sudah

menjadikan fardhu’ain bagi masyarakatnya. Karena pemerintahan

Thailand sudah menguasai dan melanggarkan batas-batas agama baik

disegi rohani maupun jasmani, melalui sistem perlawanan rakyat

92 Dokumen Lembaga Muslim Attorney Center Foundantion, dari tahun 2009-2013,

terdapat tiga kasus penyiksaan yang dilakukan oleh polisi dan militer Thailand .

lokal. Maka jihad di Patani itu bukan hanya perlawanan dengan senjata

tetapi melawan dengan sistem perlawanan pemerintahan.93

Dalam berjihad (perang) pada jalan Allah pada dasarnya adalah fardhu

kifayah, akan tetapi dalam kondisi tertentu hukum jihad bisa berubah manjadi

fardhu’ain. Dengan demilkian, jihad adalah benteng dan pilar pertahanan bagi

umat Islam. Dengan jihad inilah melahirkan para pahlawan-pahlawan Islam,

pasukan-pasukan Muslim yang tangguh, yang mengorbankan harta benda dan

jiwa raga mereka demi meninggikan agama Allah. Jihad juga dipandang

sebagai puncak dari amal, sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Abu

Hurairah r.a, Rasullullah s.a.w. bersabda ‚Jihad adalah puncak dari segala

amal‛.94

سبل ف قاتلا قاتلوكم الره الل

Artinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi

kamu”.95

Menurut HAMKA, dalam kewajiban untuk berjihad adalah apabila

negeri Islam di serang oleh musuh maka hukum jihad secara total

menjadi wajib. Oleh karena itu bagi kaum Muslimin harus siap siaga

demi mempertahankan kedaulatan Islam. Sebagai contoh yang nyata

ketika nabi menyerang kota Mekah dikarenakan Mekah adalah tanah

kelahiran nabi, maka secara otomatis bagi orang Islam di Kota Mekah

93 Hasil wawancara dengan Tgk. Abd. Rahman bin Abd. Aziz, sebagai ketua pengurus

pondok yhalima (dhayah) di Patani pada tanggal 12-08-2018, di rumahnya. 94 HR. Al-Tarmizi Kitab Fadha il Al-Jihad (1658) Al-Tarmizi juga mengatakan dahwa

status hadis ini hasan sahih. Hadis ini pun disepakati kesahihannya oleh Al-Bukhari dan Muslim. 95

Ali Ash-Shabuni Muhammad, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Al-

qur’an, (Bandung: PT Alma‟arif, 1994), hlm. 410.

saat itu wajib untuk berperang dengan orang kafir Quraisy demi

meninggikan Islam, mempertahankan kedaulatan Islam dan

menghapuskan kezaliman-kezaliman yang meraja rela pada saat itu.96

Namun terdapat beberapa gerakan pertumbuhan perjuangan rakyat

Patani yang melakukan penentangan terhadap Thailand seperti Patani United

Liberation Organisation (PULO), Gerakan Mujahidin Islam Patani (GMIP),

Gerakan Islam Patani (GIP), Barisan Nasional Pembebasan Patani (BNPP),

dan Barisan Revolusi Nasional (BRN). Tetapi gerakan ini masing-masing

memiliki karakter dan ideologi tersendiri.

Muhammad Abdur Rahman Abdus Samad, mantan Ketua Majlis

Agama Islam Narathiwat yang juga tokoh masyarakat di Patani Darussalam,

termasuk salah seorang ulama yang mendukung persatuan gerakan

perjuangan tersebut.97

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat

menyimpulkan bahwa para tengku yang bertugas sebagai penasehat kampung

atau pengajar pondok-pondak di Patani, mereka berbendapat jihad yang

berlaku di Patani sekarang bukan hanya merupakan perlawanan sistem

pemerintahannya tetapi melawan kafir harbi laknatullah yang sedang

menyerang masyarakat Islam Patani. Oleh sebab itu masyarat Melayu Islam

Patani dituntut agar mengikuti jalan jihad yang sebenarnya.

96 HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juz II, (Singapura: Pustaka Nasional, 2005), hlm. 183. 97 Herry Nurdin, Perjuangan Muslim Patani, (Malaysia: Alam Raya Enterprise SDN

BHD, 2010), hlm 161-162.

1. Dalil-dalil

لا تعتدا الره قاتلوكم لا حب قاتلا ف سبل الل إن الل

المعتدهArtinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,

(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”98

دا الك جا سبل ف أوفسكم مبأم الل

Artinya: “Dan berjihad dengan harta dan jiwamu di jalan Allah”.99

م الأدباز ل ا الره آمىا إذا لقتم الره كفسا شحفا فلا ت ا أArtinya:”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan

orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka

janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)”100

C. Konsep Jihad menurut Ulama Kontemporer di Patani

Begitu juga dengan konsep jihad yang dilakukan oleh masyarakat

Islam di Patani, menurut Tgk. Rusdee bin H. Dhaud, selaku Imam masjid

Nurul Huda, biliau berpendapat konflik yang terjadi itu memang benar tetapi

jihad di Patani hanya merupakan perlawanan politik diantara pemerintah

dengan masyarakat setempatnya. Karena pemerintahan Thailand (Budha)

masih memberi kesempatan untuk masyarakat Islam di Patani mengerjakan

Ibadah Shalat, Haji dan lain-lainnya. Maka jihad di Patani tidak bisa dilakukan

98

Al-baqarah:190 99

Ibid., hlm. 194. 100

Al-anfal:15

secara menyeluruh, karena sebagian masyarakat masih membeku atau

membutakan dengan tindakan pemerintahan terhadap rakyatnya.101

Menurut Abu Ziyad, berjihad di jalan Allah hukum fardhu

kifayah. Jika sebagian kaum muslimin telah melakukannya maka

gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang lain. Karena tidak

mungkin semua masyarakat ikut berperang, maka jihad (perang) itu

hanya berlaku bagi orang yang mampu untuk berperang 102

Berdasarkan kenyataan tersebut dalam menghadapi situasi dan

kondisi sekarang maka perlu pemahaman subtansi jihadnya, sehingga

jihad tidak lagi di jadikan sebagai legalisasi terhadap kepentingan

kelompok atau golongan tertentu, dengan demikian ayat-ayat dan

hadis yang mengatur tentang jihad harus di pahami sesuai dengan

konteksnya, selain al- quran yang harus di perhatikan dan di amalkan

oleh umat Islam yang tidak menginginkan keluar jalur yang sudah di

tetapkan Allah.103 Amar Ma’ruf Nahi Mungkar adalah salah satu

kewajiban umat Islam yang harus mereka laksanakan sepanjang

waktu karena dalam Agama banyak mengandung nasehat.104

101 Hasil wawancara dengan Tgk. Rusdee bin H. Dhaud, sebagai Imam masjid Nurul Huda

dan penasehat kampong di Yhala pada tanggal 15-08-2018, di rumahnya. 102 Dokumen dari buku Jihad Fi Sabilillah, di susun oleh Muhammad bin Ibrahim bin

Abdullah At Tuwaijry murajaah dari Abu Ziyat, terdapat hukum jihad fardhu kifayah. 103 Malik bin Anas, Al-Muwaththa (Beirut: Dar Al-fikr, 1970), hlm. 602. 104

Al-Qurni A’idh Abdullah, Berperang Demi Allah (Jakarta: Sahara Publisner, 2004), hlm. 03.

Dalam rangka mengetahui tentang semua ketentuan jihad ini,

keterangan yang di berikan oleh Rasulullah SAW merupakan suatu

yang urgen untuk di perhatikan dan di ungkapkan, karena terdapat

beberapa alasan normativ dan logis tentang itu. Pertama, Pada masa

sekarang meneladani Rasulullah Saw tentu hanya bisa di lakukan

dengan melalui penelusuran terhadap hadis yang di tinggalkannya,

begitu juga secara eksplisit di nyatakan oleh Rasulullah Saw. bahwa

hadis merupakan pedoman. Kedua, Secara logis, Rasulullah Saw

merupakan pelaku jihad dengan berbagai situasi kondisi yang ada,

Rasulullah Saw melakukannya dengan jihad yang berbeda-beda.

Maksud tersebut bertujuan untuk menemukan bentuk dan

model jihad yang sesuai dengan tentuan sekarang, maka umat Islam

harus menformulasikan jihad yang sesuai dengan kebutuhan agama

dan masyarakat pada masa kini, dalam hal ini menjadi sebuah

keharusan untuk menciptakan ikim yang baik untuk terealisasinya

hukum jihad, untuk mewujudkan hal tersebut di perlukan satu macam

jihad yang independen dan berdiri kokoh atas dasar-dasar jihad.

supaya mewujudkan iklim tersebut, butuh kapada adanya masyarakat

mukmin yang benar dalam keimanannya, yang umumnya berdasarkan

pada keimanan yang kuat itulah menjadi tegak sendi-sendi negara

Islam atau masyarakat Islam.105

Begitu juga pendapat Abdullah Kasim, beliau selaku ketua

golongan dakwah (Tablik) di Yhala berpendapat jihad di Patani itu

tidak berlaku terhadap masyarakat umumnya tetapi hanya berlaku

bagi golongan yang merasa dirinya itu sudah di zalim oleh

pemerintahan kafir Harbi (kafir yang harus di bunuh). Maka dalam

kontek jihad di Patani juga harus melalui dengan dakwah yang paling

utama, karena Patani sekarang tidak seperti dulu masih merasa

nyaman dalam kehidupan sehari-hari baik di sektor peri badi maupun

bermasyarakat.106

Namun terdapat beberapa nama pemimpin Islam di Patani,

Thailand Selatan. Yang menjadi ketua Majlis Agama Islam ketiga-tiga

wilayah Patani yaitu:

a. Haji Abdul Rahman che si , di Wilayah Yhala.

b. Haji wan Derami ma’min che’, di Wilayah Patani.

c. Haji Abdul Razak Ali, di Wilayah Naratiwat.

105 Muhammad Sa’id Ramdhan Al-buth, Menjadi Mujahid Srjati, ‚Upanya Memahami dan

Mengaktualisasikan Konsep Jihad Dalam Islam‛ (Jakarta: Insan Cemerlang, 2004), hlm. 285. 106 Hasil wawancara dengan dengan Abdullah Kasim, sebagai ketua Dakwah (Tablik) di

Markas Yhala pada tanggal 20-08-2018.

Nama-nama yang tersebut di ata adalah tokoh-tokoh agama di tiga

Wilayah Thailand Selatan, yang telah ikut pengsyaratan pemerintahan

Thailand dalam mejalankan sistem yang di lakukan oleh pemeritahan.107

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penulis dapat

menyimbulkan bahwa jihad belum berlaku untuk semua muslim di Patani

tetapi hanya berlaku untuk sebagiannya. kerena dengan beberapa alasan yang

membuat ketidak sempurnaan dalam memaknai jiahad di Patani, Thailand

Selatan.

D. Jihad menurut Para Ulama Mazhab, dapat di analisis sebagai berikut:

a. Menurut Mazhab Maliki

Adapun definisi Jihad menurut Mazhab Maliki, seperti yang termaktub

dalam kitab Munah Al-jalil, adalah perangnya seorang Muslim melawan

orang kafir yang tidak mempunyai perjanjian, dalam rangka menjunjung

tinggi kalimat Allah swt. Atau kehadirannya di sana (yaitu berperang),

atau dia memasuki wilayahnya (yaitu, tanah kaum kafir) untuk berperang.

Demikian yang di katakana oleh Ibnu Arafah.108

b. Menurut Mazhab Hanafi

Hukum wajib dalam jihad pun ada fardhu kifayah dan fardhu’ain,

Mengenai fardhu’ain dalam jihad tidak ada perselisihan yaitu jihad

perlawanan (jihad Al-Daf), dengan kata lain, jihad untuk mengusir

107 https://patanikini.wordpress.com/2008/03/08/jawapan-kapada-ulama-ulama-penjilat-

penjajah pada tanggal 15-08-1018. 108

http:/cikgupj.blogspot.com/pengertian-jihad-menurut-para-ulama.

penjajah serta membebaskan negeri dan penduduk islam dari penjajah.

Akan tetapi, yang menjadi perselisihan adalah bentuk fardhu kifayah.109

c. Menurut mazhab Imam Hanafiyah, Imam Syafi’I, Imam Hambali,

dan Imam Maliki

Para Imam Mazhab mereka bersepakat bahwa Jihad diwajibkan

atas penduduk yang bertempat tinggal diperbatasan negeri untuk

mempertahankan diri dari serangan Orang-orang kafir dan lainnya. Jika

mereka lemah, hendaklah di bantu oleh penduduk yang berdekatannya.110

E. Analisis penulis

Malalui penelitian ini penulis dapat menganalisiskan tentang

konsep jihad bagi masyarakat Thailand Selatan. Mengapa jihad di Patani

Thailand Selatan bisa berlaku? karena serangan Siam ke atas Patani dari pada

tahun 1785 sampai sekarang. Dengan serangan tersebut membuat duka hati

dan kehilangan marwah Islam terhadap masyarakat Melayu Patani, maka

timbulah jihad di Patani, Thailand Selatan.

Menurut kitab fiqih Sunnah, karangan Muhammad Sayyid Sabiq

mengatakan. Hukum jihad tidak akan manjadi fardhu ‘ain kecuali dalam tiga

situasi berikut ini:

a. Seorang mukalaf yang berada di medan perang, menjadikan jihad sebagai

kewajiban yang telah ditentukan atas dirinya.

109

http:/margasungkaibungamayangbuaysemen.blogspot.com/jihad-menurut-iman-abu-hanifah.

110Syaikh Al-allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-dimasyqi Fiqh Empat

mazhab,(Bandung:Hasyimi),hlm.456.

b. Apabila musuh mendatangi daerah permukiman yang ditempati oleh para

muslimin atau negeri yang didiami oleh para muslimin, maka seluruh

penduduk daerah yang bersangkutan wajib keluar untuk menghadapi

musuh secara bersama-sama. Tidak dibenarkan bagi seorang pun untuk

berdiam diri dan tadak turut untuk melaksanakan kewajibannya.

Karena jihad adalah segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi

orang-orang kafir dengan tujuan untuk meninggikan kalimat Allah. Agar

kalimatnya menjadi paling tinggi dan agama hanya untuk Allah semata, serta

mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, menyebarkan agama

Islam, menegakkan keadilan, menolak kazaliman dan kerusakan, menjaga

kaum muslimin serta menghancurkan musuh dan menolak tipu daya mereka

(orang kafir). Maka penulis bersepakat dengan pandangan ulama Tradisional,

karena ulama ini sangat menegaskan dan memperhatikan tentang konsep

jihad khususnya di Patani.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari skripsi ini antara lain:

1. Konsep jihad dalam islam ada dua: Pertama,jika sebuah negara sudah

merdeka atau berdaulat maka hukum jihad tersebut menjadi Fardhu

Kifayah, sebagian orang sudah melakukannya maka gugurlah doa sebagian

yang tidak ikut. Kedua, kija penduduk negara Muslim sudah di jajah oleh

kaum kafir maka hukum sudah menjadi Fardhu‟ain. Kerana umat muslim

kena di Zalim,di tindas, dan difitnah maka penduduk negara tersebut harus

bangkut untuk berjihad.

2. Ulama tradisional berpendapat bahwa jihad bagi masyarakat Muslim di

Patani adalah fardu ‘ain dari sejak tahun 1909 Sampai sekarang. karena

pemerintahan Thailand sudah melanggar norma-norma agama Islam.

3. Ulama kontemporer berpendapat bahwa jihad bagi masyarakat Muslim di

Patani adalah fardhu kifayah, karena segolongan masyarakat

berpandangan hidup di bawah pemerintah Thailand merasa nyaman

dikarenakan masyarakat tersebut berkerja di bawah pemerintahan Thailand

baik ulama maupun masyarakat sipil.

B. Saran-saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1) Seharusnya semua kesepakatan ulama di patani harus mengeluarkan fatwa

jihad kepada masyarakat Islam di Patani umumnya, untuk menjaga

kebudanyaan Melayu Islam dan agamanya.

2) Bagi pemimpin Islam yang ada di serumpun Melayu, seharusnya

mengeluarkan pendapat atau mencari solusi mengenai jihad di Patani

secara menyeluruh.

Demikian beberapa kesimpulan dan saran yang penulis kemukakan,

semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi masyarakat Islam yang

ingin tahu tentang makna jihad bagi masyarakat Islam di Patani, Thailand

Selatan, untuk mencari solusi bersama.

DAFTAR PUSTAKA

A. Bangnara, Sejarah Patani Dahulu dan Sekarang, (kota Baru, Kelantan :

Pustaka Aman Prees, 1977).

Ali Ash-Shabuni Muhammad, Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Al-

qur’an, (Bandung: PT Alma‟arif, 1994).

Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumud Al-din, (Dar Al-Ma‟ rifah Beirut, 1996).

Ali Abdul Halim Mahmut, Karekteristik Umat Terbaik, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996)

Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kedah Darul Aman: Pustaka

Darussalam, 1994).

Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini,

Shahih Sunan Ibnu Majah, Jilid I, (Bairut, 2001).

Azyumardi Azara, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium

Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999).

Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy‟ats bin Ishaq As-Sijistany, Shahih Sunan Abu

Dawud, Jilid II, (Dar Al-Ma‟rifah Beirut, 2001).

Hasymy. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. (Jakarta: Al-

Ma‟arif 1989).

Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam, Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-

Politik, (Jakarta: Rajawali Press, 2011).

Al-Qurni A‟idh Abdullah, Berperang Demi Allah (Jakarta: Sahara Publisner, 2004)

Dzafir al-Qasimi, al-Jihad wa al-Huquq al-Dauliyah al-Ammah fi al-Islam,

(Jakarta: Gema Insani, 2001).

Departemen Pendidikan Nasional, KBBI, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008).

Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Kasir, (Jakarta: Imam Asy-

Syafi‟i, 2008).

Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002).

Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Pustaka Kausar,

2010).

Dalam sebuah buku atau ajaran yang digunakan oleh organisasi Barisan Revolusi

Nasional (BRN) sebagai pedoman. Buku ini tidak ada tahun penerbit dan

tidak ada pengarang.

Dokumen Lembaga Muslim Attorney Center Foundantion, dari tahun 2009-2013,

terdapat tiga kasus penyiksaan yang dilakukan oleh polisi dan militer

Thailand.

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Sejarah, Filsafat, Ideologi, dan

Pengaruhnya Terhadap Dunia ke-3, (Jakarta: Bumi Angkasa, 2007).

Firdaus Abdullah Hafis, Apakah Jihad di Jalan Allah, (Johor: Perniagaan Jaha

Bersa, 2003).

Hasanusi Saleh, Metode Riset, (Bandung: Tarsito, 1989).

Hasanuddin Yusuf Adan, Elemen-elemen Politik Islam, (Yogyakarta: AK Group,

2006) HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juz II, (Singapura: Pustaka Nasional, 2005)

http://www.youtube.com/watch?v=p9yXFoCMUyo, Ceramah yang disampaikan

oleh Ustaz. Muhammad bin H. Yusuf pada tanggal 13-06-2010.

Hasbi Amiruddin dan Usman Husen, Integrasi Ilmu Agama Islam, (Banda Aceh:

Ar-Raniry Prees, 2009).

http://id.wikipedia.org/wiki/Baligh, pada tanggal 08-04-2015.

http://www.youtube.com/results?search_query=peristiwa+tak+bai. Diakses pada

Hari Senin, 08-02-2016.

Herry Nurdin, Perjuangan Muslim Patani, (Malaysia: Alam Raya Enterprise SDN

BHD, 2010).

Imam Al-Hafizh Al-Muttaqin Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa

Al-Khusrauijrdi Al-khurasani Al-Baihaqi, Az Zuhd, (Kairo: Dar al-Kutub

Al-„Ilmiyyah, 2012).

Ibrahim Shukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani, (Majlis Ulama Kelantan,

1999).

Jhon. L. Esposito, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: 2000).

J.S. Puerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1984).

Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry, Jihad Fi Sabilillah, (Jakarta:

Team Indonesia, 2007).

Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik, (Kelantan:

HIZBI, Shah Alam, 1993).

Muhammad Qasim Zaman, The Ulama Contemporary Islam, (Princeton:

Princeton University Press, 2002)

Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry, Penerjemah : Team

Indonesia, Jihad Fi Sabilillah, (PDF, 2007).

Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).

Mujar Ibnu Syafir dan Khamani Zada, Fiqh Siyasah, Doktrin dan Pemikiran

Politik Islam, (Jakarta: Gelora Aksara Pramata, 2008).

Mohd Dahlan Mansoer, Pangantar Sejarah Nusantara Awal, (Kuala Lumpur:

Dawan Bahasa dan Pustaka, 1979).

Mahayuddin Yahya dan Ahmad Jelani Halim. Sejarah Islam. (Selangor Darul

Ehsan: Fajar Bakiti SDN. BHD. 1997).

Muhammad Sa‟id Ramdhan Al-buth, Menjadi Mujahid Srjati, “Upanya Memahami dan

Mengaktualisasikan Konsep Jihad Dalam Islam” (Jakarta: Insan Cemerlang,

2004).

Malik bin Anas, Al-Muwaththa (Beirut: Dar Al-fikr, 1970).

Muhammad Kamal K. Zama, Fatani 13 Ogas, (Pustaka Malaysia, 1995).

Rianto, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2005).

Rachmat Syafe‟i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Setia Usaha, 2007).

R. Soeroso, S.H., Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009).

Sayyid Sabiq, fikih Sunnah jilid v, (Jakarta: Dar Fath Lili‟lami al-Arabiy, 2014).

Sugiyono, Metodologi Penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2006).

Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai, Nasional Melayu Masyarakat

Patani,(Jakarta: LP3ES, 1989).

Syaikh al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqih Empat

Mazhab, (Bandung: Hasymi Prees, 2010).

Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith, (Jakarta: Gema Insani, 2012).

Wahbah Az-zuhaili, Figih Islam Wa adillatuhu, (Darul Fikr: Damaskus, 2007).

Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni Polah, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2012).

Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i, (Jakarta: Almaria, 2010).

Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010).

Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Al-Madrasah Hasan Al-Banna, (Jakarta:

Pustaka Kausar, 1999).

Dan lain-lain

https:/id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Pattani,akses tgl. 15 Februari 2016.

Majlis Agama Islam Wilayah Patani, pengenalan ringkas Majlis Agama Islam,

hlm.1

Muhammad Kamal, Fatani 13 Ogos, hlm.13.

Ibrahim Syukri, sejarah Melayu Patani, Cet. Ke-2, (Malaysia:Universiti

kebangsaan Malaysia, 2005),hlm.116.

http://www/shthai.org/?mo=59&id=828843,akses tgl. 5 April 2016.

Islm Hri,prwt smnkgn, Yala,sm ppree,2545 B.

Mr.arwe Tayeh, studi kompatif antar peradilan Agama di Indonesia dan

Peradilan Agama di Thailand, (Yogyakarta: tp.,1999),H.20.

Datok.Ismail cek, prawat khuam penma khom khamwa qadi., (Patani:pt.datok

yuttitam pracam cangwat azha press,2489 B.),h.67.

Hasil wawancara dengan Abdul Majib bin Abdul Latif, sebagai sejarahwan, pada

tgl.17-8-2018, di sekolah Damrong Witya.

Hasil wawancara dengan Mr.Atif Syukri, sebagai penasehat organisasi

Persekutuan Mahasiswa Anak muda,pada tgl.22-08-2018,di rumahnya.

Hasil wawancara dengan Miss.senah Pa‟Omanis, sebagai istri korman dalam

kasus ini,pada tgl. 05-08-2018,di rumah korban.

Dokumen lembaga muslim attoney center foundantion,dari thn.2009-

2013,terdapat tiga kausu penyiksaan yang di lakukan oleh polisi dan

militer Thailand.

Hasil wawancara dengan Tgk.Abd.Rahman bin Abd.Aziz,sebagai ketua pengurus

pondok Yhalima (dhayah) di Patani pada tgl.12-08-2018, di rumahnya.

HR.Tarmizi kitab Fadha il Al Jihad (1658) Al-tarmizi juga mengatakan dahwa

status hadis ini hasan shahih.hadis ini disepakati kesahihannya oleh al

bhukhari dan muslim

Hamka, tafsir al azhar,Juz II,(Singapora:pustaka Nasional,2005),hlm.183.

Hasil wawancara dengan Tgk.Rusdee bin H.Daud,sebagai imam masjib nurul

huda dan penasehat Kampng di yaha pada tgl.15-08-2018.

Hasil wawancara dengan Abdullah Kasim, sebagai ketua Dakwah (Tablig) di

Markas yala,pada tgl.20-08-2018.

Hasil Wawancara dengan Mr.Khosim,sebagai Ustaz dan ketua kampong Yalo

pada tgl.20-08-2018.

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Nama : Mr.Tuanyusran Nimong

Nim : Spm 141901

Jenis Kelamin : Lelaki

Tempat/Tgl/Lahir : Yala, Selatan Thailand/19-may/1995

Alamat Asal : 43 M.9 T.krungpinang a.krungpinang W.Yala

Alamat Sekarang : Pattimura

Pekerjaan : Mahasiswa

Email : [email protected]

No.Hp. : 089603073660

Pengalaman Pendidikan Formal

No Nama Sekolah Tempat Tahun Masuk/Selesai

1 Rongrian ban Tamnob SMP Yala 2001/2006

2 Muassasah Assaqafah

Islamiyah Poming Patani 2007/2010

3 Jereensat Witya Yala 2011/2012

4 Pesantren Ar-Raudhatul

Hasanah Medan Indonesia 2012/2013

5 UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi Jambi Indonesia