Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

34
A. Konsep Dasar Penyakit 1.Pengertian Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gr am (Derek Liewollyn&Jones: 2002). Hal serupa dikemukakan Murray, 2002 bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. 2.Epidemiologi Data dari beberapa Negara memperkirakan bahwa antara 10 %dan 15% yang terdiagnosis secara klinis berakhir dengan abortus. Abortus lebih sering terjadi pada wanita berusia diatas 30 tahun dan meningkat pada usia 35 tahun. Frekuensi meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka graviditas: 6% kehamilan pertama atau kedua berakhir dengan abortus; angka ini menjadi 16% pada kehamilan ketiga dan seterusnya. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun, dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami abortus spontan (Derek Liewollyn&Jones, 2002). 3.Etiologi

Transcript of Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

Page 1: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi

belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gr am (Derek

Liewollyn&Jones: 2002).

Hal serupa dikemukakan Murray, 2002 bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan

dengan pengeluaan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan

dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

2. Epidemiologi

Data dari beberapa Negara memperkirakan bahwa antara 10 %dan 15% yang

terdiagnosis secara klinis berakhir dengan abortus. Abortus lebih sering terjadi pada

wanita berusia diatas 30 tahun dan meningkat pada usia 35 tahun. Frekuensi

meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka graviditas: 6% kehamilan

pertama atau kedua berakhir dengan abortus; angka ini menjadi 16% pada kehamilan

ketiga dan seterusnya. Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan per-tahun,

dengan demikian setiap tahun terdapat 500.000-750.000 janin yang mengalami

abortus spontan (Derek Liewollyn&Jones, 2002).

3. Etiologi

Abortus dapat terjadi karena beberapa etiologi yaitu :

A. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada

kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini

adalah:

a.Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X

b.Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna

c.Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan

alcohol

B. Gangguan sirkulasi plasenta

Page 2: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefrisis, hipertensi, toksemia

gravidarum, anomaly plasenta.

C. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan

toksoplasmosis.

D. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada

trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

4. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis

jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing

dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing

tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara

dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14

minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna

dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin

dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk

seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes

ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi

atau fetus papiraseus.

5. Klasifikasi

A. Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran) merupakan ± 20% dari semua

abortus.

Abortus spontan terdiri dari 7 macam, diantaranya :

a) Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa

adanya dilatasi serviks.

Page 3: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

b) Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi

masih dalam uterus.

c) Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

d) Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

e) Abortus servikalis : keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium

uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam

kanalis serviks uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding menipis

f) Missed Abortion : kematian janin sebelum usia 20 minggu, tetapi janin mati itu

tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

g) Abortus habitualis : abortus yang berulang dengan frekuaensi lebih dari 3 kali

B. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat) : Menghentikan kehamilan

sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum

dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28

minggu, atau berat badan bayi  belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa

bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

Abortus provocatus terdiri dari 2 macam, diantaranya :

a) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeutics: Pengguguran kehamilan

dengan alat – alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan membawa

maut bagi ibu, misal ibu berpenyakit berat. Indikasi pada ibu dengan penyakit

jantung (rheuma), hypertensi essensialis, carcinoma cerviks.

b) Abortus provocatus criminalis : pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang

sah dan dilarang oleh hukum.

6. Tanda dan Gejala

Secara umum tanda dan gejala abortus sebagai berikut :

Page 4: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

a) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu

b) Keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau

menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau

meningkat

c) Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil

konsepsi

d) Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat

kontraksi uterus

7. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,

tercium bau busuk dari vulva

b.Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,

ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau

busuk dari ostium.

c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan

dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak

nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak

menonjol dan tidak nyeri.

8. Pemeriksaan Penunjang

a)  Tes Kehamilan

Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus

b) Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

c) Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

Diagnosa Banding

Kehamilan etopik terganggu, mola hidatidosa, kemamilan dengan kelainan serviks.

Abortion imiteins perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang biasanya

sedikit, berwarna merah, cepat terhenti, dan tidak disertai rasa mulas.

d) Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.

Page 5: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

e) Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih

berlangsung.

f) Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi

janin.

9. Penatalaksanaan

o Abortus Imminens

Penanganan abortus imminens meliputi :

Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,

karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya

rangsang mekanik.

Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional

sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti efektivitasnya tidak

diketahui secara pasti.

Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah janin masih hidup.

o Abortus Insipiens

Penanganan Abortus Insipiens meliputi :

a) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi

vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan:

Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila

perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila perlu).

Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

b) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.

Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam

fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk

membantu ekspulsi hasil konsepsi.

c) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

Page 6: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

o Abortus lnkompletus

Penanganan abortus inkomplit :

a) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,

evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk

mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan

berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol4 00 mcg per

oral.

b) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16

minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :

Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi

dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak

tersedia.

Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler

(diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang

setelah 4 jam bila perlu).

c) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik

atau ringer laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil

konsepsi

Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi

ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)

 Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

d)  Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

o Abortus Kompletus

Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya

apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari atau

jika anemia berat maka perlu diberikan transfusi darah.

o Abortus Servikalis

Page 7: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk

mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.

o Missed Abortion

Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi

perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor,

seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia

dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu

faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang

bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan

ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai

berikut:

a) Tidak enak badan.

b) Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan

suhu meningkat.

c) Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.

d) Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau

perdarahan terus-menerus.

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi :

Lama kehamilan

Kapan terjadinya perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang

mempengaruhi

Karakterstik darah; merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah, dan lendir

Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam, mulas

serta pusing

Page 8: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

e) Gejala-gejala hipovolemia seperti sinkop

f) Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.

g) Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan

suhu meningkat.

2. Diagnosa

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut;

a. Nyeri berhubungan dengan dilatasi servik, trauma jaringan dan kontraksi uterus

b. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam jumlah

berlebih

c. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia

d. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri sendiri dan janin

e. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penahanan hasil konsepsi

3. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri

berhubungan

dengan dilatasi

servik, trauma

jaringan dan

kontraksi uterus

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan pasien

dapat bertoleransi

terhadap nyeri yang

dialami dengan criteria

hasil;

Ibu dapat

mendemonstras

ikan teknik

relaksasi

Tanda-tanda

vital dalam

1. Tentukan sifat,

lokasi, dan durasi

nyeri. Kaji

kontraksi uterus

hemoragi atau

nyeri tekan

abdomen

2. Kaji stress

psikologis ibu

/pasangan dan

respon emosiol

terhadap kejadian

3. Berikan

1. Membantu

dalam

mendiagnosis dan

menentukan

tindakan yang

akan dilakukan.

ketidaknyamanan

dihubungkan

dengan aborsi

spontan dan

molahidatidosa

karena kontraksi

uterus yang

Page 9: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

batas normal

Ibu tidak

meringis

lingkungan yang

tenang dan

aktivitas untuk

menurunkan rasa

nyeri.

Instruksikan

untuk

menggunakan

metode relaksasi,

misalnya; nafas

dalam, visualisasi

distraksi, dan

jelaskan prosedur.

Kolaborasi

4. Berikan

narkotik atau

sedatif berikut

obat-obat

praoperatif bila

prosedur

pembedahan

diindikasikan

5. Siapkan untuk

prosedur bedah

bila terdapat

indikasi

mungkin

diperberat oleh

infus oksitosin.

2. Ansietas

sebagai respon

terhadap situasi

darurat dapat

memperberat

ketidaknyamanan

karena sindrom

ketegangan,

ketakutan, dan

nyeri

3. Dapat

membantu dalam

menurunkan

tingkat ansietas

dan karenanya

mereduksi

ketidaknyamanan

4. Meningkatkan

kenyamanan,

menurunkan

resiko komplikasi

pembedahan

5. Tindakan

terhadap

penyimpangan

dasar akan

menghilangkan

nyeri.

Page 10: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

2 Kurang volume

cairan

berhubungan

dengan

kehilangan

vascular dalam

jumlah berlebih

Setelah diberikan

asuhan keperwawatan

diharapkan pasien

dapat

mendemonstrasikan

kestabilan/ perbaikan

keseimbangan cairan

dengan criteria hasil:

Tanda-tanda vital

stabil

pengisian kafilari

refil <2 detik

pengeluaran dan

berat jenis urine

adekuat secara

individual

1. Evaluasi,

laporkan,serta

catat jumlah dan

sifat kehilangan

darah, lakukan

perhitungan

pembalut,

kemudian

timbang pembalut

2. Lakukan tirah

baring,

instruksikan

untuk

menghindari

valsava manuver

dan koitus

3. Posisikan

dengan tepat,

terlentang dengan

panggul

ditinggikanatau

posisi semi

fowler

4. Catat tanda-

tanda vital,

pengisian kapiler

pada dasar kuku,

warna membran

mukosa atau kulit

dan suhu. Ukur

tekanan vena

1. Perkiraan

kehilangan darah

membantu

membedakan

diagnosis. Setiap

gram peningkatan

berat pembalut

sama dengan

kehilangan kira-

kira 1 ml darah

2. perdarahan

dapat berhenti

dengan reduksi

aktivitas.

Peningkatan

tekanan abdomen

atau orgasme

dapat merangsang

perdarahan

3. Menjamin

keadekuatan darah

yang tersedia

untuk otak,

peninggian

panggul

menghindari

kompresi vena

kaya. Posisi

semifowler

memungkinkan

janin bertindak

Page 11: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

sentral bila ada

5. Pantau

aktivitas uterus,

status janin dan

adanya nyeri

tekan pada

abdomen

6. Pantau

masukan/keluaran

cairan. Dapatkan

sample urine

setiap jam, ukur

berat jenis

7. Simpan

jaringan atau

hasil konsepsi

yang keluar

Kolaborasi:

8. Dapatkan

pemeriksaan

darah cepat; HDL

jenis dan

pencorakan

silang, titer Rh,

Kadar fibrinogen,

hitung trombosit,

APTT dan kadar

LCC

9. Pasang Kateter

10. Berikan

sebagai tampon

4. Membantu

menentukan

beratnya

kehilangan darah

meskipun sianosis

dan perubahan

pada tekanan

darah dan nadi

adalah tanda-tanda

lanjut dari

kehilangan

volume sirkulasi

5. Membantu

menentukan sifat

hemoragi dan

kemungkinan

akibat dari

peristiwa

hemoragi

6.Menentukan

luasnya

kehilangan cairan

dan menunjukkan

perfusi ginjal

7. Dokter perlu

mengevaluasi

kemungkinan

retensi jaringan,

pemeriksaan

hstologi mungkin

Page 12: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

larutan intravena,

ekspander

plasma, darah

lengkap atau sel-

sel kemasan

sesuai indikasi

diperlukan.

8. Menentukan

jumlah darah yang

hilang dan dapat

memberikan

informasi

mengenai

penyebab harus

dipertahankan di

atas 30% untuk

mendukung

transpor oksigen

dan nutrien

9. Haluaran

kuarang dari

30ml/jam

menandakan

penurunan perfusi

ginjal dan

kemungkinan

terjadinya nekrosis

tubuler. Keluaran

yang tepat

ditentukan oleh

derajat defisit

individual dan

kecepatan

penggantian

10. meningkatkan

volume darah

sirkulasi dan

Page 13: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

mengatasi gejala

syok.

3 Perubahan

perfusi jaringan

berhubungan

dengan

hipovolemia

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

pasien dapat

menunjukkan

perubahan perfusi

jaringan kembali

normal dengan criteria

hasil:

Tanda vital

dalam batas

normal

Hb dalam batas

normal

1. Perhatikan

status fisiologi

ibu, staus

sirkulasi dan

volume darah

2. Auskultasi dan

laporkan DJJ.

Catat bradikardi

atau takikardi.

Catat perubahan

pada aktivitas

janin

3. Catat

kehilangan darah

ibu karena adanya

kontraksi uteus

4. Anjurkan tirah

baring pada

posisi miring

Kolaborasi;

5.Berikan

suplemen oksigen

pada ibu.

Lakukan sesuai

indikasi

6. Ganti

kejilangan darah

ibu

1. Kejadian

perdarahan

berisiko merusak

hasil kehamilan.

Kemungkinan

menyebabkan

hipovolemia atau

hipoksia

uteroplasenta

2. Mengkaji

berlanjutnya

hioksia janin, pada

awalnya janin

berespon pada

penurunan kadar

oksigen dengan

takikardi dan

peningkatan

gerakan. Bila tetap

defisit, bradikardi

dan penurunan

aktivitas terjadi

3. Bila kontraksi

uterus disertai

dilatasi serviks,

tirah baring dan

medikasi mungkin

tidak efektif dalam

mempertahankan

Page 14: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

7. Siapkan ibu

untuk intervensi

bedah dengan

tepat

kehamilan.

Kehilangan darah

ibu secara

berlebihan

menurunkan

perfusi plasenta

4. meningkatkan

ketersediaan

oksigen untuk

janin. Janin

mempunyai

beberapa

kepastian

perlengkapan

untuk mengatasi

hipoksia, dimana

disosiasi Hb janin

lebih cepat

daripada Hb

dewasa dan

jumlah eritrosit

janin lebih besar

dari dewasa,

sehingga kapasitas

oksigen yang

dibawa janin

meningkat.

5. Mengevaluasi

dengan

menggunakan

Doppler respon

Page 15: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

DJJ terhadap

gerakan janin,

bermanfaat dalam

menentukan janin

apakah janin

dalam keadaan

asfiksia

6.

Mempertahankan

volume sirkulasi

yang adekuat

untuk transpor

oksigen.

Hemoragi

maternal

memengaruhi

tranpor oksigen

uteroplasenta

secara negatif,

menimbulkan

kemungkinan

kehilangan

kehamilan atau

memburuknya

status janin. Bila

penyimpanan

oksigen menetap,

janin akan

kehilangan tenaga

untuk melakukan

melanisme koping

Page 16: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

dan kemungkinan

susunan saraf

pusat rusak/janin,

sehingga janin

dapat meninggal.

7. pembedahan

perlu dilakukan

bila terjadi

pelepasan plasenta

yang berat atau

bila perdarahan

berlebihan, terjadi

penyimpanan

oksigen janin dan

kelahiran melalui

vagia tidak

mungkin seperti

pada kasus

plasenta previa

tota dimana

pembedahan

mungkin perlu

diindikasikan

untuk

menyelamatkan

hidup janin.

4 Ketakutan

berhubungan

dengan ancaman

kematian pada

diri sendiri dan

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan cemas

teratasi dengan criteria

hasil:

1. Diskusikan

tentang situasi

dan pemahaman

tentang situasi

dengan ibu dan

1. Memberi

informasi tentang

reaksi individu

terhadap apa yang

terjadi

Page 17: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

janin Ibu mendiskusikan

takut mengenai diri

janin dan masa depan

kehamilan, juga

mengenai ketakutan

yang sehat dan tidak

sehat

pasangan

2. Pantau respon

verbal dan

nonverbal ibu dan

pasangan

3. Dengarkan

masalah ibu

dengan seksama

4. Berikan

informasi dalam

bentuk verbal dan

tertulis serta beri

kesempatan klien

untuk

mengajukan

pertanyaan

5. Libatkan ibu

dalam

perencanaan dan

berpartisipasi

dalam perawatan

sebanyak

mungkin

6. Jelaskan

prosedur dan arti

gejala

2. Menandai

tingkat rasa takut

yang sedang

dialami ibu atau

pasangan

3. meningkatkan

rasa kontrol

terhadap situasi

dan memberikan

kesempatan pada

ibu untuk

mengembangkan

solusi sendiri

4. Pengetahuan

akan membantu

ibu untuk

mengatasi apa

yang sedang

terjadi dengan

lebih efektif.

Informasi

sebaiknya tertulis

agar nantinya

memungkinkan

ibu untuk

mengulang

informasi akibat

tingkat stress, ibu

mungkin tidak

dapat

mengasimilasi

Page 18: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

informasi.

Jawaban yang

jujur dapat

meningkatkan

pemahaman

dengan lebih baik

serta menurunkan

rasa takut.

5. menjadi mampu

melakukan sesuatu

untuk membantu

mengontrol situasi

sehingga dapat

menurunkan rasa

takut.

6. Pengetahuan

dapat membantu

menurunkan rasa

takut dan

meningkatkan rasa

kontrol terhadap

situasi.

5 Risiko tinggi

terjadi infeksi

berhubungan

dengan

penahanan hasil

konsepsi,

tindakan invasif

Setelah diberikan

asuhan keperawatan

diharapkan pasien tidak

menunjukkan tidak

tejadi infeksi dengan

criteria hasil:

Tidak terdapat tanda-

tanda infeksi

Tanda vital dalam

1. Tinjau ulang

kondisi faktor

resiko yang ada

sebelumnya

2. Kaji terhadap

tanda dan gejala

infeksi

( misalnya

peningkatan

1. kondisi dasar

ibu; seperti DM

dan hemoragi

menimbulkan

potensial resiko

infeksi atau

penyembuhan luka

yang buruk.

Adanya proses

Page 19: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

batas normal suhu, nadi,

jumlah sel darah

putih, atau bau/

warna secret

vagina

Kolaborasi

3. Lakukan

persiapan kulit

praoperatif, scrub

sesuai protocol

4. Dapatkan

kultur darah

vagina dan

plasenta sesuai

indikasi

5. Catat Hb dan

Ht catat perkiraan

kehilangan darah

selama prosedur

pembedahan

6. Berikan

antibiotik

spectrum luas

parenteral pada

praoperasi.

infeksi dapat

meningkatkan

resiko kontaminasi

janin

2. Pecah ketuban

terjadi 24 jam

sebelum

pembedahan dapat

mengakibatkan

korioamnionitis

sebelum intervensi

bedah dan dapat

mengubah

penyembuhan luka

3. Menurunkan

resiko kontaminan

kulit memasuki

insisi,

menurunkan

resiko infeksi

pasca operasi

4.Mengidentifikasi

organisme yang

menginfeksi dan

tingkat

keterlibatan.

5. Resiko infeksi

pasca perdarahan

serta

penyembuhan

lebih lama bila

Page 20: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

kadar Hb rendah

dan kehilangan

darah berlebihan.

6. Antibiotik

profilaktik dapat

dipesankan untuk

mencegah

terjadinya proses

infeksi sebagai

pengobatan pada

infeksi yang

teridentifikasi

Page 21: Konsep-Dasar-Penyakitaskepmely.doc

Daftar Pustaka

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Llewellynijones, Derek. 2001. Dasar – dasar Obstiteri dan Ginekologi. Jakarta:

Hipokrates

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana

Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

nersumjcomunity.files.wordpress.com/2009/03/abortus-makalah.doc