konsep dasar keluarga
description
Transcript of konsep dasar keluarga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan teori keperawatan kedalam praktik
keperawatan keluarga belum lengkap, tapi berkembang
secara mengesankan. Teori-teori tersebut menguraikan
dan menjelaskan bukan hanya keluarga dalam konteks
sehat dan sakit, melainkan juga menguraikan peran
perawat dalam pengkajian dan intervensi.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering
digunakan adalah teori Friedman. Model pengkajian
keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem,
teori perkembangan keluarga, dan teori struktural
fungsional sebagai teori-teori utama yang merupakan
dasar dari model dan alat pengkajian keluarga.
Dalam teori sistem, keluarga dipandang sebagai
suatu sistem terbuka dengan batas-batasnya. Sebuah
sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang
diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang
berinteraksi dan bergantungan satu dengan yang lainnya
dan yang dapat bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Teori perkembangan keluarga menguraikan
perkembangan keluarga dari waktu ke waktu dengan
membaginya ke dalam satu seri tahap perkembangan yang
diskrit. Konsep tentang tahap-tahap siklus kehidupan keluarga
terdapat saling ketergantungan yang tinggi antara anggota
keluarga.
1
Sedangkan dalam teori struktural fungsional keluarga
dipandang sebagai sistem sosial, tapi lebih berorientasi
pada hasil daripada proses, yang lebih merupakan
karakteristik teori sistem. Perspektif struktural fungsional
yang diterapkan pada keluarga bersifat komprehensif dan
mengakui pentingnya interaksi antara keluarga dan
lingkungan eksternal dan internal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga?
2. Apa saja tipe-tipe keluarga?
3. Bagaimana tahap perkembangan keluarga?
4. Bagaimana struktur keluarga?
5. Apa saja fungsi keluarga?
6. Apa saja tugas kesehatan keluarga?
7. Apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai sistem?
8. Bagaimana tahap dan tugas perkembangan keluarga?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan keluarga
2. Untuk memahami apa saja tipe-tipe keluarga
3. Untuk memahami bagaimana tahap perkembangan keluarga
4. Untuk memahami bagaimana struktur keluarga
5. Untuk memahami berbagai fungsi keluarga
6. Untuk memahami apa saja tugas kesehatan keluarga
7. Untuk memahami apa yang dimaksud dari keluarga sebagai sistem
8. Untuk memahami bagaimana tahap dan tugas perkembangan keluarga
D. Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka
yaitu, metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
2
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku
maupun informasi di internet.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I
berisi tentang latar belakang dari penulisan makalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan teoritis,
yang membahas materi atau pokok bahasan dari makalah ini yaitu tentang
“Konsep Dasar Keluarga”. Bab III merupakan bab terakhir yang berisi
tentang kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman, 2003).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari
kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling
menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat
tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya
pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya (Stanhope&Lancaster,
2004)
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di
dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan (Salvion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah beberapa individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang
mempunyai ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili,
maupun adopsi yang hidup bersama sesuai dengan tujuan keluarga
tersebut.
B. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1. Terorganisasi
4
Keluarga dalah cerminan sebuah organisasi, dimana masing-masing
anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
keluarga sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antar anggota sebagai
bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bisa semena-mena tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawab masing-msing anggota.
3. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menujukkan masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda
dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama,
peran ibu yang merawat anak-anak.
C. Tipe Keluarga
1. Keluarga Tradisional (Traditional Family)
Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma
kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama-
sama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga.
b. Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family)
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-
anak mereka telah tidak tinggal bersama.
c. Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family)
Keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.
d. Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone)
5
Keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanita
yang hidup secara membujang.
e. Keluarga tiga generasi (Three Generation Family)
Keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-
anak mereka.
f. Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age or
Aldert Couple)
Keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia
pertengahan atau lanjut.
g. Keluarga jaringan keluarga (Kin Network)
Keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis
vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.
h. Keluarga karier kedua (Second Carrier Family)
Keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan
keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.
2. Keluarga Non Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar
norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang
terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri.
Dibedakan 5 macam sebagai berikut :
a. Keluarga yang hidup bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal
bersama, berbagi hak dan tanggungjawab bersama serta memiliki
kekayaan bersama.
b. Keluarga dengan orang tua tidak kawin dengan anak (Unmarried
Parents and Children Family)
Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama
dengan anak yang dilahirkannya.
c. Keluarga pasangan tidak kawin dengan anak (Unmarried couple
with children Family)
6
Keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan
sah.
d. Keluarga pasangan tinggal bersama (Combifity Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama
tanpa ikatan perkawinan yang sah.
e. Keluarga homoseksual (Homoseksual Union)
Keluarga yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang
sama dan hidup bersama sebagai suami istri.
D. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2003) adalah :
1. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan
kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan
bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada
mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
3. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
7
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal di rumah.
7. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan
dari bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55
tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8
tahun kemudian.
8
8. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal.
E. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2003) struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam
komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage,
environtment dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi
adalah:
a. Karakteristik pengirim yang berfungsi
1) Yakin ketika menyampaikan pendapat
2) Jelas dan berkualitas
3) Meminta feedback
4) Menerima feedback
b. Pengirim yang tidak berfungsi
1) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan
dasar/data yang obyektif)
2) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti
ekspresi wajahnya)
3) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang
memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari
pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”,
”kamu harus...”
4) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
9
5) Komunikasi yang tidak sesuai
c. Karakteristik penerima yang berfungsi
1) Mendengar
2) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
3) Memvalidasi
d. Penerima yang tidak berfungsi
1) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
2) Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
3) Offensive (menyerang bersifat negatif)
4) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
5) Kurang memvalidasi
e. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
1) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
2) Komunikasi terbuka dan jujur
3) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
4) Konflik keluarga dan penyelesaiannya
f. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
1) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
2) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
3) Kurang empati
4) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
5) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
g. Komunikasi tertutup
1) Bersifat negatif
2) Mengembangkan gosip
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai
istri/suami atau anak.
10
a. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku
orang lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan:
a. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang
tua terhadap anak)
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource or expert power (pendapat ahli)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses
persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)
4. Struktur Nilai
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman
11
bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah.
F. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi
afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui
interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi
afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri
positif. Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak
dapat terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia
mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
12
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri
hal ini menjadikan permasalahn yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
G. Tugas Kesehatan Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan yang tepat
3. Merawat keluarga yang sakit
4. Memodifikasi lingkungan (menciptakan dan mempertahankan
suasanan rumah yang sehat)
13
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
H. Keluarga Sebagai Sistem
keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Sistem Terbuka
Suatu sistem yang mempunyai kesempatan dan mau menerima atau
memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya.
2. Sistem Tertutup
Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau
menerima atau kurang memberi perhatian kepada lingkungan
(masyarakat) sekitarnya.
Sistem Terbuka Sistem Tertutup
Pola Komunikasi
Keluarga
Langsung, jelas,
spesifik, jujur, tulus,
tanpa hambatan.
Tidak langsung, tidak
jelas, tidak spesifik,
tidak selaras, sering
menyalahkan, kacau,
membingungkan.
Aturan Keluarga Hasil musyawarah, tak
tertinggal zaman,
berubah sesuai
kebutuhan keluarga,
bebas mengeluarkan
pendapat.
Ditentukan tanpa
musyawarah, tidak
sesuai perkembangan
zaman, mengikat,
tidak sesuai
kebutuhan, pendapat
terbatas.
Perilaku Anggota
Keluarga
Sesuai dengan
kemampuan keluarga,
memiliki kesiapan,
mampu berkembang
sesuai kondisi.
Memiliki sikap
melawan, kacau, sikap
tidak siap (selalu
tergantung), tidak
berkembang.
14
Harga diri: percaya
diri meningkat, dan
mampu
mengembangkan
dirinya.
Harga diri: kurang
percaya diri (ragu-
ragu), dan kurang
mendapat dukungan
untuk
mengembangkan diri.
I. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
1. Pasangan Baru
Dimulai saat individu laki-laki (suami) dan individu wanita (istri)
membentuk keluarga melalui ikatan perkawinan.
Tugas perkembangan keluarga: Membangun perkawinan yang saling
memuaskan. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
2. Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan keluarga: Membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam
keluarga). Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga. Mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan. Memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-
nenek.
3. Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun.
Tugas perkembangan keluarga: Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
Mensosialisasikan anak. Mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain. Mempertahankan
15
hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan
komunitas).
4. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
Tugas Perkembangan keluarga: Membantu sosialisasi anak dengan
tetangga, sekolah dan lingkungan. Mempertahankan hubungan
perkawinan bahagia. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang
semakin meningkat. Meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati usia 13 tahun, tahap ini
berlangsung hingga 6-7 tahun.
Tugas perkembangan keluarga: Menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Berkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditanggung oleh anak
pertama meninggalkan rumah orangtua dan berakhir dengan “rumah
kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tugas perkembangan keluarga: Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar, Mempertahankan keintiman pasangan, Membantu
orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa tua,
Membantu anak untuk mandiri di masyarakat, Penataan kembali peran
dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga Dengan Usia Pertengahan
16
Merupakan tahap usia pertengahan bagi orangtua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai pada saat
orangtua berusia 45-55 tahun.
Tugas perkembangan keluarga: Mempertahankan kesehatan,
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak, Meningkatkan keakraban pasangan.
8. Keluarga Dengan Usia Lanjut
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lain ang meninggal.
Tugas perkembangan keluarga: Mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan, Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan,
teman, dll, Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling
merawat, Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat, Melakukan “ Life Review”.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang
terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan
erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir
dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan tertentu yakni fungsi-fungsi keluarga. Perspektif
struktural fungsional yang diterapkan pada keluarga
bersifat komprehensif dan mengakui pentingnya interaksi
antara keluarga dengan lingkungan eksternal dan internal.
Pendekatan perkembangan dibutuhkan untuk
memberikan informasi tentang perkembangan keluarga
dan tugas-tugas siklus kehidupan, menguji perubahan-
perubahan dalam kehidupan keluarga dari waktu ke waktu
dan mengkaji bagaimana sebuah keluarga menangani
tugas-tugas perkembangan. Pendekatan sistem umum
yang diterapkan pada keluarga juga diperlukan untuk
memandang proses adaptasi dan komunikasi dalam
keluarga. Analisa struktural fungsional cenderung
mengemukakan suatu pandangan terhadap keluarga yang
bersifat statis, sementara itu teori perkembangan dan teori
sistem menangani peruabahan dari waktu ke waktu
dengan baik.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bisa
menambah pengetahuan tentang teori keperawatan dalam keluarga.
Diharapkan para pembaca bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat
18
menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan penulisan makalah
selanjutnya.
19