Konsep Dasar Hukum

18
1 KONSEP DASAR ILMU HUKUM 1.1 Latar Belakang Masalah Mengapa harus mengenal hukum? Pertanyaan ini dapat memiliki makana antara lain: Pertama, kita sebagai manusia merupakan bagian dari masyarakat, dalam aktivitas sehari-hari, tidak akan pernah lepas dari ketentuan hukum yang berlaku. Dalam aktivitas kita sehari-hari, tanpa kita sadari telah terbentuk suatu fakta hukum atau gejala hukum dalam bentuk perbuatan hukum yang tentu saja akibat dari perbuatan hukum tersebut menimbulkan akibat hukum, baik akibat hukum yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Justru karena ada akibat hukum inilah, agar akibat hukum tersebut tidak merugikan kita, maka kita harus mengenal hukum. Kedua, setiap orang menurut hukum, dianggap telah mengetahui keberadaan dan keberlakuan suatu ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat. Artinya, kita sebagai subyek hukum tidak bisa membuat alasan bahwa perbuatan melawan hukum (di bidang perdata) atau tindak pidana yang kita lakukan tidak dapat dikenakan sanksi dengan alasan tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut telah diatur misalnya dalam suatu undang- undang. Oleh karena itu untuk menjaga agar kita tidak tergelincir ke dalam suatu perbuatan yang dapat dikategorikan melawan, melanggar dan atau bertentangan dengan hukum, minimal kita harus mengetahui atau mengenal tentang aspek dan akibat hukum dari suatu oerbuatan yang akan kita lakukan. Ketiga, pada dasarnya, keberadaan suatu kaidah atau norma hukum di dalam suatu masyarakat diamaksudkan agar tercapai sutu ketertiban, keamanan, keadilan, dan kepastian hukum dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tersebut. Sehingga sudah sewajarnya dalam konteks pencapaian tujuan hukum tersebut harus didukung semua unsur pelaku yang terlibat di dalamnya. Kita pahami bersama bahwa efektif tidaknya keberlakuan suatu ketentuan hukum dipengaruhi oleh tiga factor yaitu structure laws berupa aparat-aparat hukum yang berwibawa, substance laws yaitu materi perundangan

description

ok

Transcript of Konsep Dasar Hukum

Page 1: Konsep Dasar Hukum

1

KONSEP DASAR ILMU HUKUM

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengapa harus mengenal hukum? Pertanyaan ini dapat memiliki makana antara

lain:

Pertama, kita sebagai manusia merupakan bagian dari masyarakat, dalam aktivitas

sehari-hari, tidak akan pernah lepas dari ketentuan hukum yang berlaku. Dalam aktivitas

kita sehari-hari, tanpa kita sadari telah terbentuk suatu fakta hukum atau gejala hukum

dalam bentuk perbuatan hukum yang tentu saja akibat dari perbuatan hukum tersebut

menimbulkan akibat hukum, baik akibat hukum yang dikehendaki maupun yang tidak

dikehendaki. Justru karena ada akibat hukum inilah, agar akibat hukum tersebut tidak

merugikan kita, maka kita harus mengenal hukum.

Kedua, setiap orang menurut hukum, dianggap telah mengetahui keberadaan dan

keberlakuan suatu ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat. Artinya, kita sebagai

subyek hukum tidak bisa membuat alasan bahwa perbuatan melawan hukum (di bidang

perdata) atau tindak pidana yang kita lakukan tidak dapat dikenakan sanksi dengan alasan

tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut telah diatur misalnya dalam suatu undang-

undang. Oleh karena itu untuk menjaga agar kita tidak tergelincir ke dalam suatu

perbuatan yang dapat dikategorikan melawan, melanggar dan atau bertentangan dengan

hukum, minimal kita harus mengetahui atau mengenal tentang aspek dan akibat hukum

dari suatu oerbuatan yang akan kita lakukan.

Ketiga, pada dasarnya, keberadaan suatu kaidah atau norma hukum di dalam

suatu masyarakat diamaksudkan agar tercapai sutu ketertiban, keamanan, keadilan, dan

kepastian hukum dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tersebut. Sehingga sudah

sewajarnya dalam konteks pencapaian tujuan hukum tersebut harus didukung semua

unsur pelaku yang terlibat di dalamnya. Kita pahami bersama bahwa efektif tidaknya

keberlakuan suatu ketentuan hukum dipengaruhi oleh tiga factor yaitu structure laws

berupa aparat-aparat hukum yang berwibawa, substance laws yaitu materi perundangan

Page 2: Konsep Dasar Hukum

2

yang tanggap terhadap perubahan yang cepat yang terjadi dalam masyarakat, dan culture

laws yaitu tanggapan masyarakat terhadap produk-produk hukum itu sendiri. Berangkat

dari realita tersebut di atas, maka sudah sewajarnya, bahkan seharusnya siapapun kita

sebagai masyarakat awam harus mengenal hukum sehingga mampu memberikan peran

aktif dalam pencampaian tujuan hukum di atas.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang diungkapkan diatas, maka dari itu hal yang paling pokok

untuk bisa menjadi pembahasan selanjutnya adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan hukum?

2. Apa tujuan hukum tersebut?

3. Bagaimana klasifikasi dan pembagiannya?

4. Darimanakah sumber-sumbernya?

5. Apakah istilah-istilah dan produk hukum?

6. Apa itu norma hukum?

7. Dan apa itu Negara hukum?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengetahui betapa pentingnya

hukum itu. Dan tentu saja harus dipahami secara mendalam dan holistik, bukan sekedar

mengenal saja. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita akan bertemu dengan berbagai

fenomena hukum. Dengan adanya makalah ini, dimaksudkan agar semua lapisan

masyarakat dapat memahami dari mulai pengertian hukum, tujuan hukum, klasifikasi

hukum, pembagian hukum, sumber-sumber hukum, istilah dan produk hukum, persoalan

penegakkan hukum, norma dan Negara hukum.

1.4 Sistematika

Page 3: Konsep Dasar Hukum

3

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian

2.2 Tujuan Hukum

2.3 Klasifikasi Hukum dan Pembagian hukum menurut Isinya di Indonesia

2.4 Sumber-Sumber Hukum

2.5 Istilah-Istilah Hukum

2.6 Norma Hukum

2.7 Negara Hukum

BAB III Penutup

3.1 Simpulan

Daftar Pustaka

BAB II

Page 4: Konsep Dasar Hukum

4

KAJIAN TOERI

2.1 Pengertian

Untuk menjawab pertanyaan apakah hukum itu?Para sarjana hukum, satu

dengan yang lainnya berlainan, bahkan hingga kini masih mencari-cari suatu definisi

hukum yang dapar diterima oleh semua kalangan. Sebagaimana dikemukakan oleh Van

Apeldoorn bahwa, “tidaklah mungkin memberikan suatu definisi tentang apakah hukum

itu, adalah sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang

sesuai dengan kenyataan”. Bahkan hal itu tidak terlepas dari apa yang telah diucapkan

Immanuel Kant beberapa abad yang lalu bahwa, “tidak ada seorang sarjana hukumpun

yang mampu membuat satu definisi hukum yang tepat”.

Namun demikian, walaupun sulit untuk memberikan definisi hukum, terdapat

beberapa pakar hukum yang telah mencoba memberikan definisi hukum dan hal itu

penting untuk dicermati.

Berikut ini adalah definisi-definisi dari berbagai sumber atau pakar hukum :

1. Prof. Dr. Sudikno

Hukum: sekumpulan peraturan-peraturan atau kaidah dalam suatu kehidupan

bersama; keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam

kehidupan bersama yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

2. J.C.T Simorangkir, S.H.

Hukum: peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah

laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang

berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan

dengan hukum tertentu.

3. Prof. DR. E. Utrech, S.H.

Hukum: himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata

tertib kehidupan bermasyarakat yamg seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat

yang bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu dapat menimbulkan

tindakan dari pihak pemerintah.

Page 5: Konsep Dasar Hukum

5

4. Frans Magnis Suseno

Hukum: suatu sistem norma-norma yang mengatur kehidupan masyarakat yang

bersama dengan norma lain sebagai norma umum kelakuan manusia.

5. Prof, Muchtar Kusumaatmadja

Hukum: seperangkat asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam

masyarakat dan meliputi juga lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan

berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan.

6. R.Soeroso,SH

Hukum: himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan

untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah

dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi

hukuman bagi yang melanggarnya.

7. AbdulkadirMuhammad,SH

Hukum : segala peraturan tertulis dan tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang

tegas terhadap pelanggarnya.

8. Drs.C.S.T.Kansil,SH

Hukum itu mengadakan ketata-tertiban dalam pergaulan manusia, sebagai

keamanan dan ketertiban terpelihara.

9. J.C.T.Simorangkir,SHdanWoerjonoSastropranoto,SH

Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan

tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-

badan resmi yang berwajib, pelanggaran-pelanggaran yang dikenai tindakan-

tindakan hukum tertentu.

10. Plato

Hukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang

mengikat masyarakat.

11. Aristoteles

Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat

masyarakat tetapi juga hakim.

Page 6: Konsep Dasar Hukum

6

12. E.Utrecht

Hukum merupakan himpunan petunjuk hidup - perintah dan larangan yang

mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seluruh

anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat

menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.

Dari definisi tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang menjadi

unsur, ciri, dan sifat hukum adalah:

1) Hukum merupakan suatu kaidah, yaitu patokan perilaku manusia dalam pergaulan

hidup di masyarakat,

2) Hukum terdiri dari perintah dan larangan,

3) Hukum itu bersifat mengatur dan memaksa,

4) Sanksi hukum tegas dan bersifak fisik,

5) Tujuan hukum untuk mencapai ketertiban, kepastian, dan keadilan.

2.2 Tujuan Hukum

Untuk menjawab apa yang menjadi tujuan hukum, perlu cermati beberapa

teori berikut ini:

1. Teori Etis (Keadilan)

Menurut teori ini tujuan hukum adalah untuk mewujudkan keadilan. Hukum

bertugas hanya membuat keadilan, hukum mempunyai tugas suci yaitu, memberi

kepada tiap-tiap orang yang ia berhak menerima. Teori etis ini juga mengajarkan

bahwa hukum itu semata-mata menghendaki keadilan, sehingga menurut teori ini

isi hukum semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa

yang adil dan apa yang tidak adil.

Terdapat beberapa jenis keadilan menurut teori etis ini, yaitu:

Page 7: Konsep Dasar Hukum

7

a. Keadilan Komutatif, yaitu keadilan yang didasarkan kepada kesenilaian

antara prestasi dengan kontra prestasi, antara jasa dengan imblan jasa

dalam hubungan antara warga masyarakat,

b. Keadilan Distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada warga

kecakapan dan jasanya,

c. Keadilan Vindikatif, yaitu memerikan ganjaran dan atau hukuman yang

sesuai dengan kesalahan yang dilakukan,

d. Keadilan Protektif, yaitu memberikan perlindungan kepada setiap manusia

sehingga tidak seorangpun akan mendapat tindakan sewenag-wenang.

2. Teori Manfaat/Kegunaan (Utility)

Menurut teori ini tujuan hukum adalah mewujudkan apa yang berfaedah tau

berguna, yakni mewujudkan kebahagiaan sebanyak-banyaknya bagi sebanyak

mungkin orang (the greatest happiness for the greatest number). Penganut teori

utility diantaranya adalah Jeremy Bentham, John Austin dan J.S Mill.

3. Teori Gabungan

Menurut teori gabungan, maka yang menjadi tujuan hukum adalah ketertiban dan

keadilan. Van Apeldoorn, salah seorang penganut teori ini mengemukakan bahwa,

tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup secara damai dan adil. Hukum

menghendaki perdamaian. Perdamaian diantara manusia dipertahankan oleh

hukum dengan melindungi kepentingan-kepentingan manusia seperti kehormatan,

kemerdekaan, jiwa, harta benda dan sebagainyaterhadap yang merugikan.

Penganut lain teori yaitu Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan bahwa tujuan

hukum itu adalah ketertiban (order). Untuk mencapai ketertiban dalam

masyarakat ini diusahakan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia

dalam masyarakat. Di samping ketertiban, tujuan hukum adalah tercapainya

keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan

jamannya.

Page 8: Konsep Dasar Hukum

8

2.3 Klasifikasi Hukum dan Pembagian Hukum Menurut Isinya di

Indonesia

Pada dasarnya hukum itu sulit untuk dibagi atau diklasifikasikan karena

antara bidang hukum yang satu dengan yang lainnya sulit untuk dipisahkan dan

hanya dapat dibedakan. Namun demikian, untuk mempermudah dalam

mempelajarinya, maka hukum dapat diklasifikasikan dalam beberapa ukuran

yaitu:

1) Menurut sumbernya :

a. Hukum undang-undang,

b. Hukum kebiasaan,

c. Hukum traktat,

d. Hukum yurisprudensi,

2) Menurut bentuknya:

a. Hukum tertulis, yang terdiri dari hukum tertulis yang dikodifikasi (dibukukan)

dan hukum tertulis yang tidak dikodifikasi,

b. hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan berkembang di dalam

masyarakat (hukum kebiasaan)

3) Menurut waktu berlakunya:

a. Ius Constitutum/Hukum Positif yaitu hukum yang berlaku saat ini di tempat

atau wilayah tertentu,

b. Ius Costituendum (hukum yang dicita-citakan), yaitu hukum yang berlaku

pada masa yang akan datang.

c. Hukum antar waktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang

menyangkut hukum berlaku saat ini dan hukum berlaku pada masa lalu.

4) Menurut sifatnya:

Page 9: Konsep Dasar Hukum

9

a. Hukum yang memaksa (dwingenrecht) yaitu hukum yang dalam keadaan

konkrit tidak dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh kedua

belah pihak. Hukum yang dalam keadaan bagaimanapun harus ditaati, hukum

yang mempunyai paksaan mutlak.

b. Hukum yang mengatur (regelendrecht) yaitu hukum yang dalam keadaan

konkrit dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh kedua belah

pihak.

5) Menurut cara mempertahankannya:

a. Hukum Materiil, yaitu hukum yang mengatur isi hubungan antara kedua belah

pihak atau menerangkan perbuatan-perbuatan mana yang dapat dihukum dan

hukuman apa yang dijatuhkan. Contoh : isi Pasal-Pasal dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata

b. Hukum Formil (Hukum Acara), yaitu hukum yang menunjuk cara

mempertahankan atau cara menjalankan peraturan-peraturan yang terdapat

atau yang diatur dalam hukum materiil. Contoh hukum formil adalah Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Perdata; Hukum Acara Pidana.

6) Menurut isinya:

a. Hukum Privat/hukum Sipil, yaitu hukum yang mengatur tata tertib dalam

masyarakat yang berhubungan dengan keluarga dan kekayaan warga dalam

masyarakat. Mengatur pula hubungan hukum antara warga masyarakat yang

satu dengan yang lainnya, dan antara warga masyarakat dengan badan Negara,

juga badan Negara itu seolah-olah sebagai masyarakat. Hukum Privat dalam

arti luas terdiri dari Hukum Perdata dan Hukum Dagang, sedangkan Hukum

Privat dalam arti sempit adalah Hukum Perdata.

b. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur tata Negara, yaitu mengatur cara

badan-badan Negara melakukan tugasnya dan mengatur hubungan-hubungan

hukum yang diadakan antar Negara (pemerintah) dengan warga negaranya

atau hubungan antara badan-badan Negara itu.

7) Menurut territorial atau daerah berlakunya:

Page 10: Konsep Dasar Hukum

10

a. Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di suatu Negara tertentu.

b. Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua

Negara atau lebih (hukum perang)

c. Hukum asing, yaitu hukum suatu Negara asing yang berlaku di Negara lain

atau daerah tertentu.

8) Menurut pribadi yang diaturnya:

a. Hukum satu golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi

satu golongan tertentu,

b. Hukum semua golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua

golongan warga Negara,

c. Hukum antar golongan, yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih

yang masing-masing pihak tunduk pada hukum yang berbeda.

Pembagian Hukum Menurut Isinya:

Hukum di Indonesia terbagi ke dalam dua lapangan hukum yaitu hukum Privat

dan Hukum Publik. Perbedaan yang mendasr dari kedua bidang hukum ini adalah

dalam kepentingan yang diaturnya. Hukum privat mengatur kepentingan pribadi

sedangkan hukum public mengatur kepentingan umum.

Hukum Privat terdiri dari:

1) Hukum perdata

2) Hukum dagang

Hukum Publik terdiri dari:

1) Hukum Tata Negara

2) Hukum Tata Usaha Negara/Hukum Administrasi Negara

3) Hukum Pidana

4) Hukum Acara

5) Hukum Pajak

6) Hukum Perburuan

2.4 Sumber-Sumber Hukum

Page 11: Konsep Dasar Hukum

11

Pada hakikatnya yang dimaksud dengan sumber hukum adalah tempat kita

dapat menemukan atau menggali hukum.

Sumber hukum dibagi menjadi dua, yaitu Sumber hukum dalam arti formil dan

sumber hukum dari arti materiil.

1. Sumber Hukum Formil

Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dimana kita

dapat menemukan ketentuan-ketentuan hukum/kaidah-kaidah hukum, serta

untuk dapat mengetahui apa yang menjadi hukum positif.

Sumber hukum formil terdiri dari:

a. Sumber-sumber hukum langsung yang meliputi :

1) Undang-undang, yaitu setiap peraturan tertulis yang dibuat oleh badan

berwenang dan ditaati oleh setiap warga yang menjadi masyarakat itu

2) Kebiasaan dan adat

3) Traktat, yaitu perjanjian antar dua atau lebih Negara, dimana isinya

mengikat Negara yang mengadakan perjanjian tersebut. Dalam suatu

perjanjian tersebut berlaku prinsip pacta sunt servanda bahwa setiap

perjanjian harus ditepati.

b. Sumber hukum tidak langsung yang meliputi:

1) Yurisprudensi adalah suatu putusan hakim yang tertinggi yang diakui

oleh hakim-hakim di pengedilan lainnya mengenai kasus hampir sama.

2) Doktrin atau ilmu pengetahuan adalah anggapan seorang ahli hukum

atau pendapat para sarjana hukum terkemuka sebagai sumber

tambahan kemudian pendapatnya itu dijadikan dasar untuk

memutuskan suatu perkara.

2. Sumber Hukum Materiil

Page 12: Konsep Dasar Hukum

12

Sumber hukum dalam arti materiil ini lebih merupakan suatu usaha

pendalaman teoritis tentang hukum karena jawabannya tergantung pada

pendekatan yang kita gunakan apakah itu pendekatan sejarah, falsafah,

sosiologi, ekonomi, agama, hukum itu sendiri, pragmatis atau kombinasi

dari pendekatan-pendekatan tersebut. Dengan kata lain bahwa Persoalan

hukum dalam arti materiil merupakan persoalan metayuridis, yaitu

meliputi atau segi; sejarah atau histories, falsafah, sosiologi, ekonomi,

agama dan hukum itu sendiri.

2.5 Istilah-Istilah Hukum

A. Hubungan Hukum

Hubungan hukum adalah hubungan antara 2 subjek hukum atau lebih mengenai

hak dan kewajiban subjek hukum yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban

subjek hukum yang lain. Misal Didi dan Dodo mengadakan perjanjian sewa rumah,

maka hubungan hukum diatas mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban kedua

belah pihak yang saling berhadap-hadapan yaitu :

Didi, 1) Berkewajiban menyerahkan rumah untuk ditempati dengan hak sewa oleh

Dodo, 2) berhak meminta pembayaran harga sewa kepada Dodo. Sebaliknya Dodo :

1) berkewajiban membayar harga sewa rumah dan

2) berhak untuk menepati tersebut sesuai waktu yang diperjanjikan

Adanya suatu hubungan hukum diperlukan syarat-syarat berupa :

1) ada dasar hukumnya yaitu peraturan hukum yang mengatur hubungan itu

2) ada peristiwa hukum yaitu terjadi peristiwa hukumnya missal : jual-beli dan

sebagainya.

B. Akibat Hukum

Page 13: Konsep Dasar Hukum

13

Akibat hukum adalah segala akibat yang terjadi dari segala perbuatan

hukum yang dilakukn subjek hukum terhadap objek hukum atau akibat-akibat lain

yang disebabkan karena kejadian-kejadian tertentu oleh yang bersangkutan telah

ditentukan atau dianggap sebagai akibat hukum.

Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi

subjek-subjek hukum yang bersangkutan. Misalnya mengadakan perjanjian, maka

segala akibat yang ditimbulkan dari perjanjian tersebut harus ditepati oleh kedua

belah pihak.

Akibat hukum dapat berupa :

1. Lahir atau lenyapnya sesuatu keadaan hukum, missal : seseorang ketika

mencapai usia dewasa maka ia menjadi cakap secara hukum untuk

melakukan suatu perbuatan hukum.

2. Lahir lenyapnya suatu hubungan hukum, missal : Didi mengadakan perjanjian

jual beli dengan dodo maka terjadi hubungan hukum antara keduanya. Ketika

setelah barang diterima dan harga lunas dibayar, maka lenyaplah hubungan

hukum itu.

3. Sebagai Sanksi apabila melakukan tindakan atau perbuatan melawan hukum.

C. Peristiwa Hukum

Peristiwa hukum merupakan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang

membawa akibat yang diatur oleh hukum. Suatu peristiwa hukum berdasarkan

sumbernya terbagi ke dalam :

1) Perbuatan subjek hukum, dan

2) Peristiwa hukum bukan perbuatan subjek hukum

1. Pebuatan Subjek Hukum

Perbuatan subjek hukum yaitu setiap perbuatan manusia dan badan hukum

sebagai pendukung hak dan kewajiban yang terbagi ke dalam :

a. Perbuatan Hukum yaitu suatu perbuatan yang akibatnya diatur oleh

hukum karena akibat itu boleh dianggap menjadi kehendak dari pihak

yang melakukan perbuatan itu dimana unsur kehendak merupakan

elemen utama dari perbuatan tersebut. Contoh perbuatan hukum misal

Page 14: Konsep Dasar Hukum

14

hibah/wasiat ( perbuatan hukum bersegi satu ), perjanjian jual beli (

perbuatan hukum bersegi dua ) dan sebagainya.

b. Perbuatan yang bukan perbuatan hukum, yaitu setiap perbuatan yang

akibatnya diatur oleh hukum dimana unsur kehendak tidak menjai

elemen/unsur utama sebagai syarat agar akibatnya diatur oleh hukum.

Contoh :

1) Zaakwarneming ( Pasal 1354 KUHP perdata ) yaitu

perbuatan mengurus kepentingan orang lain dengan tanpa

diminta oleh orang itu untuk mengurus kepentingannya.

2) Onrechtmatige Daad ( Pasal 1365 KUHP perdata ), yaitu

perbuatan yang melawan hukum.

2. Peristiwa Hukum Bukan Perbuatan Subjek Hukum

Yang termasuk kepada kategori ini adalah setiap peristiwa yang timbul bukan

karena perbuatan tetapi kehendak yang didasarkan pada kemampuan subjek

hukum, tetapi segala akibatnya yang timbul diatur oleh hukum, misal kelahiran,

kematian dan lewat waktu atau kadaluarsa ( verjaring ).

D. Subjek Hukum dan Objek Hukum

Subjek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban yang terjadi dari

manusia (persoon) dan badan hukum (rechtpersoon) sedangkan yang dimaksud

dengan objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan

yang dapat menjadi objek hukum dari suatu hubungan hukum.

E. Kodifikasi Hukum dan Unifikasi Hukum

Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam suatu kitab

undang-undang secara lengkap dan sistematis. Tujuan adanya kodifikasi adalah,

kepastian hukum, kesatuan huku dan penyerderhanaan hukum.

Unifikasi huku adalah berlakunya suatu kaidah dan peraturan hukum

dalam satu wilayah tertentu.

F. Konstruksi Hukum

Page 15: Konsep Dasar Hukum

15

Adalah pembentukan pengertian-pengertian hukum yang dilakukan oleh

hakim dan fungsionaris hukum untuk mengisi kekosongan hukum yang ada

didalam system undang-undang. Konstruksi hukum merupakan salah satu alat

untuk mengisi kekosongan hukum, disebabkan karena peraturan perundang-

undangan sifatnya statis/tetap sedangkan masyarakat selalu berubah / dinamis,

maka akan terjadi kekosongan hukum (rechtvacuum) dalam masyarakat.

Alasan mengapa hakim melakukan konstruksi huku adalah selain hal yang

dikemukakan di atas, jaga berdasarkan pada asa non liquet bahwa seorang hakim

harus memeriksa perkara yang diserahkan kepadanya dan harus memberi

keputusan. Namun bagaimana jika ketentuannya tidak ada atau tidak jelas,

makadalam keadaan inilah hakim melakukan konstruksi hukum.

2.6 Norma Hukum

Norma hukum diciptakan berasal dari norma-norma sebelumnya,

walaupun demikian norma hukum dapat menciptakan sendiri norma-norma. Norma

hukum ditujukan terutama kepada pelakunya yang konkrit, yaitu si pelaku pelanggaran

yang nyata-nyata berbuat, bukan untuk penyempurnaan manusia, melainkan untuk

ketertiban masyarakat agar masyarakat tertib, serta jangan sampai jatuh korban kejahatan.

Isi norma hukum itu ditujukan kepada sikap lahir manusia.

Norma hukum mengutamakan perbuatan lahir. Norma hukum berasal dari luar

diri manusia. Norma hukum berasal dari kekuasaan luar diri manusia yang memaksakan

kepada kita. Masyarakatlah secara resmi diberi kuasa untuk memberi sanksi atau

menjatuhkan hukuman. Dalam hal ini pengadilanlah sebagai lembaga yang mewakili

masyarakat menjatuhkan hukuman.

2.7 Negara Hukum

Page 16: Konsep Dasar Hukum

16

Dalam penjelasan UUD 1945 bagian pertma tentang sistem pemerintahan

negara Republik Indonesia disebutkan bahwa “ Indonesia adalah Negara yang

berdasarkan atas hukum”. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa pemerintah

dalam melaksanakan kekuasaanya harus mendasrkan pada hukum nasional yang beralku

dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

Pengertian Negara hukum:

a. Sudargo gautama

Dalam Negara hukum terdapat pembatasan kekuasaan Negara terhadap

perseorangan. Kekeuasaan Negara tidak absolute atau tidak sewenang-wenang ,

segala tindakan Negara dibatasi oleh hukum.

b. Aprof. Dr. Djoko Soetono, S.H.

Negara hukum menurut UUD 1945 adalah Negara yang berdasarkan pada

kedaulatan hukum

c. Prof. Dr. Padmo Wahyono, S.H

Negara hukum yang ideal pada abad ke-20 adalah jika segala tindakan penguasa

selalu dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

Prinsip Negara hukum seperti diungkapkan oleh Ismail Sunny, S.H adalah sebagai

berikut.

a. Pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM) yang mengandung

persamaan dalam bidang politik, ekonomi, social, dan kebudayaan.

b. Peradilan yang bebas, tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh sesuatu

kekuasaan apa pun

c. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

Dalam Negara hukum, kekuasaan Negara dilaksanakan menurut prinsip-prinsip dasar

keadilan, sehingga terikat secara konstitusional pada konstitusi. Hukum menjadi

batas, penentu, dasar, cara, dan tindakan pemerintah, serta segala instasi dalam

mencampuri hak kebebasan warga negaranya.

PENUTUP

Page 17: Konsep Dasar Hukum

17

Simpulan

Setelah mengenal hukum secara keseluruhan, maka kita paham seberapa pentingkah

hukum dalam kehidupan kita sehari-hati, mulai pengertian hukum, tujuan hukum,

klasifikasi hukum, pembagian hukum, sumber-sumber hukum, istilah dan produk hukum,

persoalan penegakkan hukum, norma dan Negara hukum.

Banyak sekali pakar ahli hukum yang mengartikan apa hukum itu, slah satunya

adalah Prof. DR. E. Utrech, S.H., beliau mengatakan bahwa hukum adalah himpunan

petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib kehidupan

bermasyarakat yamg seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan

karena pelanggaran petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pihak

pemerintah.

Hukum pun mempunyai tujuan dilihat dari berbagai teori, yaitu: Teori Etis

(Keadilan), Teori Manfaat/Kegunaan (Utility), Teori Gabungan. Selain itu, hukum

mempunyai klasifikasi dan pembagiannya, seperti, sumber hukum, bentuk hukum, waktu

berlakunya hukum, sifat hukum, cara mempertahankannya, isi hukum, dan daerah

berlakunya. Adapu, sumber-sumber hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu seperti

sumber hukum formil dan materiil.

Hukum juga memiliki berbagai istilah-istilah, yaitu, hubungan hukum, akibat

hukum, peristiwa hukum, subyek hukum dan obyek hukum, kodifikasi hukum dan

unifikasi hukum serta kontuksi hukum. Namun, kita juga perlu mengenal tentang norma

hukum, yang mengutamakan perbuatan lahir. Norma hukum berasal dari luar diri

manusia. Norma hukum berasal dari kekuasaan luar diri manusia yang memaksakan

kepada kita. Dan Negara hukum yang menurut Aprof. Dr. Djoko Soetono, S.H., Negara

hukum menurut UUD 1945 adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum.

Maka, pahamilah berbagai aspek hukum begitu detail, agar kita dapat menghindari

kerugian yang dibuat oleh semua lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Konsep Dasar Hukum

18

Purnama, Ridwan. 2006. Aspek Hukum dalam Bisnis. Bandung: Pustaka

pribadi(UPI)

Wahyudin, S.H.I. dkk. 2006. LKS Pelita Kewarganegaraan Semester 1 kelas X.

Bogor: CV Arya Duta

Wijianto, S.Pd., SH. 2004. Kewarganegaraan. Jakarta: PT Piranti Darma

Kalokatama.

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=pengertian+hukum&meta=&aq=0&oq=peng

ertian+h (23:23) 12 Februari 2009.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/hukum-pasar-modal/pengertian-

hukum-pasar-modal 23.40 12 Februari 2009