Konsep dasar evolusi.doc

33
MAKALAH KONSEP DAN SEJARAH EVOLUSI Dosen Pengampu: Winda Dwi Kartika, S.Si., M.Si Disusun Oleh: Kelompok 2 Anggota Kelompok: Riza Rosita A1C412008 Kevin Fitrah A1C412010 Sri Hariyati A1C412023 Nurjanah A1C412034 Andreo Satria A1C412042 PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of Konsep dasar evolusi.doc

Page 1: Konsep dasar evolusi.doc

MAKALAH

KONSEP DAN SEJARAH EVOLUSI

Dosen Pengampu:

Winda Dwi Kartika, S.Si., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Anggota Kelompok:

Riza Rosita A1C412008

Kevin Fitrah A1C412010

Sri Hariyati A1C412023

Nurjanah A1C412034

Andreo Satria A1C412042

PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015

Page 2: Konsep dasar evolusi.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa biologi tentu telah kita ketahui bahwa pada zaman modern ini

mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan

alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan

perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya. Salah satu permasalahan yang diteliti

dalam hal ini adalah penelitian mengenai asal usul kehidupan yang menjadi permasalahan

sejak berabad-abad tahun yang lalu hingga zaman modern sekarang. Karena pada umumnya

biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.

Makhluk hidup yang ada di alam ini telah banyak mengalami perubahan dimana

perubahan terssebut umumnya disebabkan oleh keadaan lingkungan yang dapat

mempengaruhi kondisi makhluk hidup itu sendiri sehingga terjadi perubahan dalam

kemampuan bertahan hidup akibat perubahan lingkungan tersebut. Perubahan dalam diri

makhluk hidup akan mempengaruhi keadaan sistem pada tubuh makhluk hidup maupun

kemampuan bereproduksi. Kemampuan ini akan mempengaruhi keberlangsungan generasi

atau keturunan dari makhluk hidup dalam populasinya. Populasi tersebut dapat punah atau

pun tetap bertahan hingga saat ini dengan mengalami perubahan stuktur tubuh. Perubahan

tersebut terjadi secara lama dan lambat. Perubahan ini disebut dengan evolusi.

Nah, disaat kita berbicara tentang asal usul kehidupan tentu tidak akan lepas dari

dinamika pro dan kontra teori-teori evolusi. Oleh sebab itu, melalui  m akalah  ini kami ingin

menjelaskan dan menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai konsep dan sejarah

evolusi. Dengan adanaya makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan ataupun ilmu

pengetahuan bagi kita mengenai konsep dasar dan sejarah dari evolusi itu sendiri.

Page 3: Konsep dasar evolusi.doc

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

Apa definisi dari evolusi?

Bagaimana konsep dasar dari evolusi?

Bagaimana sejarah dari teori evolusi?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui definisi dari evolusi.

Untuk mengetahui konsep dasar dari evolusi.

Untuk mengetahui sejarah dari teori evolusi.

Page 4: Konsep dasar evolusi.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Evolusi

Dalam biologi, evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk

kehidupan di atas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai membentuk

keanekaragaman yang sangat luas seperti apa yang dapat kita temukan saat ini

(Campbell, 2003:5). Namun Charles Darwin pada buku The Origin of Species

menyatakan bahwa semua mahkluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil

keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi. Dengan kata lain,

teori ini menyatakan bahwa spesies bukanlah merupakan sesuatu yang kekal atau

tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses perubahan bertahap

dari berbagai spesies yang telah ada (Kimball, 1999:760)

Evolusi atau sering juga disebut evolusi organik atau evolusi biologi, adalah

perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang dijumpai

pada populasi organisme. Ciri-ciri yang terwariskan ini mencakup anatomi, biokimia,

ataupun perilaku yang berjalan dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Hassan,

2014:1).

Winatasasmita (1993:349) menambahkan bahwa, evolusi adalah

perkembangan suatu organisme dari waktu ke waktu secara perlahan-lahan atau

bertahap. Perubahan yang terjadi, meliputi perubahan dari satu kondisi kepada kondisi

yang lainnya. Terdapat banyak bukti geologi yang menyatakan bahwa planet dan

bintang, topografi bumi, komponen (susunan) kimia alam raya bahkan unsur-unsur

kimia dan partikel sub-atomiknya mengalami perubahan secara bertahap selama

terjadinya alam raya ini. Jenis evolusi semacam ini, yaitu yang menyangkut evolusi

atom dan molekul menjadi substansi yang lebih kompleks disebut sebagai evolusi

anorganik atau evolusi kimia atau evolusi molekul. Hasil yang paling berarti dari

evolusi kimia ini adalah makromolekul yang sangat penting bagi asal mula terjadinya

kehidupan, berupa protein dan asam nukleat yaitu DNA dan RNA di muka bumi ini.

Lebih jauh lagi bukti-bukti secara biologi bahwa seluruh jenis sel prokariotik

dan eukariotik seperti virus, bakteri, tumbuhan dan binatang yang hidup sekarang ini

Page 5: Konsep dasar evolusi.doc

merupakan keturunan dari organisme terdahulu yang telah mengalami modifikasi

secara betahap telah banyak diketemukan. Organisme ini menerima akumulasi sifat

yang memungkinkan dia dapat bertahan terhadap lingkungannya. Jenis evolusi

semacam ini, yang dimulai dari titik kulminasi (puncak) evolusi kimia kemudian

masuk pada alam kehidupan da seterusnya merupakan proses yang sedang bberlanjut

dinamakan evolusi biologi atau evolusi organik. Secara jelasnya, evolusi adalah

perkembangan mahkluk hidup secara bertahap mulai dari yang sederhana sampai

kepada yang lebih kompleks (Winatasasmita, 1993:349).

2.2 Konsep Dasar Evolusi

Evolusi dapat terjadi bila adanya variasi sifat (perubahan yang terjadi pada kromosom

dan gen) yang diwariskan dalam populasi. Jadi evolusi terjadi didalam populasi bukan

individu. Sumber utama penyebab adanya variasi populasi ini adalah seleksi alam,

mutasi, penyimpangan genetik, dan aliran gen (gene flow). Evolusi telah membentuk

keragaman makhluk hidup dari nenek moyang yang sama atau sebagaimana dinyatakan

oleh Charles Darwin. “bentuk-bentuk yang sangat cantik dan menarik yang tak ada

akhirnya…” (Hasan, 201:1).

Ada empat penyebab utama terjadinya evolusi, yakni:

a. Seleksi alam

Seleksi alam yakni suatu proses adanya perbedaan antar organisme dalam hal

kemampuan bertahan hidup dan bereproduksi. Seleksi alam umumnya membuat alam

sebagai ukuran mengenai individu mana atau sifat-sifat individu mana yang

cenderung survive, dalam hal ini yang dimaksud adalah kemampuan individu untuk

bertahan hidup dan bereproduksi yang tidak sama ini, mengakibatkan suatu perubahan

secara bertahap dalam suatu populasi, dan sifat-sifat menguntungkan akan

berakumalasi sepanjang generasi. Contohnya pada paruh burung Finch Galapagos

merupakan adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan yang berbeda. Burung

tersebut menggunakan paruhnya yang kuat untuk menghancurkan biji-bijian. Burung

ini suka terhadap makanan berupa biji-bijian kecil, akan tetapi pada musim kemarau

produksi biji-bijian kecil berkurang. Sehingga burung ini terpaksa memakan biji-

bijian berukuran besar. Perubahan dalam pola ketersediaan makanan ini berhubungan

dengan perubahan dalam rata-rata ketebalan paruh burung tersebut. Sebenarnya

kemungkinan yang lebih besar adalah burung-burung yang kebetulan yang memiliki

Page 6: Konsep dasar evolusi.doc

paruh yang lebih kuat memiliki keuntungan dalam hal makanan dan dengan demikian

memiliki keberhasilan reproduksi yang lebih besar selama masa kering. Dengan

demikian burung-burung itu akan menurunkan gen untuk paruh yang lebih tebal

sampai keketurunannya (Campbell,2003:13).

Belalang kerdil juga merupakan salah satu proses seleksi alam. Belalang ini

hidup di Padang rumput yang hijau. Sifat warna atau gen dari belalang ini yaitu dua

alel: hijau dan hitam, karena belalang kerdil dengan alel hijau menyatu dengan

lingkungannya dan tersembunyi dari burung predator, burung lebih sering memakan

belalang hitam. Dengan demikian, belalang hijau bertahan hidup dan menghasilkan

banyak keturunan daripada belalang hitam. Namun hijau tidak selalu menjadi alel

terbaik: saat terjadi kebakaran padang rumput, belalang hitam memiliki keunggulan

dan frekuensi alel hitam menjadi lebih umum.

Belalang kerdil hijau Belalang Kerdil Hitam

b. Mutasi

Mutasi adalah perubahan urutan dalam DNA suatu organisme secara

permanen yang dapat disebabkan oleh radiasi, virus, transposon, zat-zat kimia

mutagenik dan kesalahan yang terjadi secara miosis atau replikasi DNA sehingga

menghasilkan variasi genetik pada populasi. Mutasi lebih sering dapat menyebabkan

hilangnya fungsi gen dibandingkan mutasi yang membentuk gen baru yang dapat

berfungsi penuh, hilangnya fungsi ini dapat mempengaruhi terjadinya evolusi.

Misalnya jika suatu organisme mengalami mutasi kemudian mutasi baru

tersebut diturunkan dalam gamet dapat dengan segera mengubah kumpulan gen suatu

populasi dengan cara menggantikan satu alel dengan alel lainnya. Sebagai contoh

Page 7: Konsep dasar evolusi.doc

mutasi pada suatu populasi tumbuhan yang berbunga putih (aa). Dalam populasi

bunga liar, estimasi kita untuk menghasilkan gamet yang mengandung alel dominan

bagi bunga merah muda (A) akan menurunkan frekuensi a dalam populasi dan dapat

meningkatkan frekuensi alel besar (Campbell,2003:28).

c. Penyimpangan Genetik

Penyimpangan genetik yakni perubahan dalam kumpulan gen suatu populasi

kecil akibat kejadian acak. Hanya faktor keberuntungan saja yang mengakibatkan

penyimpangan acak dapat memperbaiki daya adaptasi populasi itu kelingkungannya.

Menurut Campbell (2003:26) contohnya ada dua kondisi yang dapat mengakibatkan

terjadinya pergeseran genetik yaitu efek leher botol atau penyempitan dan efek

pendiri.

1. Efek leher botol

Apabila terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, kebakaran yang

membunuh korban dengan tidak pandang bulu dapat mengurangi ukuran populasi

secara drastik, hasilnya adalah susunan genetik populasi kecil yang selamat dari

bencana itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan susunan populasi semula, secara

kebetulan alel-alel tertentu akan terwakili secara berlebihan diantara individu-individu

yang selamat. Beberapa alel kemungkinan akan hilang sama sekali. Situasi ini di sebut

efek leher botol. Contohnya populasi cheetah berkurang sedemikian parahnya sejak

pertama kali zaman es 1000 tahun silam dan hewan tersebut hampir punah pada tahun

1900-an.

2. Efek pendiri

Efek pendiri merupakan penyimpangan genetik pada beberapa individu yang

menempati suatu pulau, danau atau beberapa habitat baru yang terisolir memebentuk

sebuah kumpulan baru. Apabila dalam suatu kumpulan tersebut terdapat kemungkinan

susunan genetik penghuni baru yang mewakili kumpulan gen populasi besar yang

mereka tinggalkan maka susunan genetik penghuni baru tersebut akan mempengaruhi

frekuensi alel dalam kumpulan gen sampai populasi baru tersebut menjadi cukup

besar dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Page 8: Konsep dasar evolusi.doc

Contohnya pada tahun 1814 lima belas orang membentuk koloni orang inggris

di Tristan da Cunha, yakni pulau-pulau kecil laut atlantik di pertengahan antara afrika

dan amerika selatan antara afrika dan amerika selatan. Ternyata salah seorang diantara

penduduk koloni awal tersebut membawa suatu alel resesif untuk kelainan yang

disebut retinitis pigmentosa, suatu kebutaan progresif yang menyerang individu

homozigot. Setelah sekian lama, pada generasi tersebut tepatnya tahun 1960-an dari

240 0rang keturunan, empat diantaranya mengidap retinitis pigmentosa dan Sembilan

lainnya telah diketahui sebagai pembawa sifat (karier).

d. Aliran Gen (Gene Flow)

Merupakan pertukaran genetik akibat migrasi individu yang subur atau

perpindahan gamet antar populasi. Aliran gen cenderung mengurangi perbedaan

antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi alam atau penyimpangan

genetik. Jika hal itu terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi

yang berdekatan menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama.

Contohnya suatu populasi yang dekat dengan populasi bunga liar dengan

dugaan kita sepenuhnya terdiri dari individu tumbuhan berbunga putih (aa). Angin

badai mungkin meniup serbuk sari dari populasi bunga aa kepopulasi bunga liar

sehingga frekuensi alel dapat berubah pada generasi berikutnya. Bahkan ketika

manusia mulai mampu menjelajah dunia dengan bebas, aliran gen tidak lagi diragukan

sebagai pengantar perubahan yang penting dalam populasi yang awalnya mungkin

sangat terisolir (Campbell,2003:27).

2.3 Sejarah Teori Evolusi

Sebelum adanya karya Charles Darwin, studi evolusi tidak bersifat ilmiah.

Pada saat itu banyak sejarawan alam yang menerima “spesies” secara esensial atau

ideal, misalnya individu hanya dikelompokan sebagai baik dan buruk. Darwin adalah

ilmuwan naturalis yang pertama memulai menggambarkan pola keteraturan di alam

secara statistik (menggunakan istilah probabilitas atau peluang dan bukan

determinisme). Thomas Robert Malthus menggunakan pendekatan ini pada populasi

manusia dalam bukunya An Essay on The Principle of Population, yang memberi

pengaruh terhadap Darwin. Dipelopori oleh Darwin, “spesies” dipahami dalam istilah

statistik. Individu secara aktual diduga berlainan, di mana yang paling menyimpang

Page 9: Konsep dasar evolusi.doc

dari bentuk rata-rata dan spesies digambarkan sebagai variabel dan unit-unit yang

bergradasi (Hassan, 2014:2).

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun

sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Darwin adalah

ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi, karena telah banyak

terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Konsep utama teori Darwin mengenai

evolusi adalah tentang seleksi alam yang dianggap oleh mayoritas komunitas sains

sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi (Henuhili,2012:4).

Tahap perkembangan teori evolusi dibedakan menjadi tiga besar : (1) Masa

Pra-Darwin, (2) Masa Darwin, dan (3) Masa Pasca-Darwin

1. Masa Pra-Darwin

Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang bersama dan transmutasi

spesies telah ada paling tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci

oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander. Beberapa orang dengan pemikiran yang

sama meliputi Empedocles, Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu

Miskawaih, Ikhwan As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi.

Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan bahwa sejak

kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan. Organisme

yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi yang besar adalah

sebagai hasil respons makhluk hidup terhadap perubahan lingkungan. Respons ini

berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh makhluk individu hidup yang kemudian

dilangsungkan kepada generasi selanjutnya melalui suatu proses pewarisan sifat yang

telah mengalami perubahan itu.

Masa pra-Darwin dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu:

1. Masa Fiksisme

Yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos, sehingga

pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah. Konsep-konsep

utama yang berkembang masa itu adalah:

Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa organisme

adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan Biologi tentang

“Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan Khusus (The

Special Creation). Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang

menemukan Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air

Page 10: Konsep dasar evolusi.doc

selama 7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan

dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda

tak hidup, yang disebutnya dengan konsep generatio spontanea atau

teori abiogenesis (Henuhili,2012:5).

Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori

biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk

hidup pula. Tokoh dalam teori biogenesis yang terkenal adalah

Fransesco Redy, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur yang

semuanya menyangkal teori abiogenesis. Redy menyatakan bahwa jika

lalat dicegah jangan sampai meletakan telurnya pada daging, maka

makhluk hidup (belatung) tidak akan muncul dari daging tersebut. Jadi

menurut Redy makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo)

(Winatasasmita,1993:352)

Konsep Hindu tentang asal-usul kehidupan, yang dikemukakan

dalam:”Taittiriya Upanishad”. Disana dikemukakan bahwa asal mula

kehidupan sebagai berikut: Dari Brahmana timbul Angkasa, dari

Angkasa-Udara, dari Udara-Api, dari Api-Air, dan dari Air-Tanah, dari

Tanah-Tumbuhan, dari Tumbuhan-Makanan, dari Makanan-Biji, dari

Biji-Manusia. Umumnya para filosof Upanishad mengatakan bahwa

Brahmana adalah sesuatu yang keberadaannya tidak terbatas

(Winatasasmita,1993:351)

Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan Khusus kemudian mulai digagas

oleh beberapa orang ahli, seperti :

Page 11: Konsep dasar evolusi.doc

Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan alat reproduksinya, dan

manusia dimasukkan ke dalam kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet =

Primata berekor)

Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-variasi kecil yang

dihasilkan lingkungan akan berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih

besar. Setiap hewan pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang

keadaanya lebih sederhana.

Cuvier menyatakan bahwa tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah ada bencana. Setiap

spesies tercipta secara terpisah. Georges Cuvier percaya bahwa bencana dan

malapeteka yang terjadi di muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam

setiap peristiwa bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari bencana.

Kehidupan yang tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Cuvier meyakini

bahwa ada kehidupan yang telah mengalami kepunahan.

2. Masa Adaptasi dan Transformasi

Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan ini adalah :

Semua ahli yang menyatakan teori evolusi masa ini didasarkan atas adanya

perbedaan antara makh luk satu dengan lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada lain

kakek Charles Robert Darwin, dalam bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa

kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama. Respons fungsional yang dimiliki

oleh individu makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya.

Lamarck

Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena pendapatnya dalam

teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa perbedaan- antar individu

Page 12: Konsep dasar evolusi.doc

terjadi karena kebiasaan atau latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut. Hal

yang diperoleh melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang

dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang panjang karena

mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-daun pakannya yang semakin

tinggi (Henuhili, 2012:6).

Lamarck mengemukakan teorinya mengenai penurunan sifat yang diturunkan

oleh suatu individu sebagai berikut: “ Modifikasi yang diperoleh oleh suatu organisme

di dalam adaptasi terhadap lingkungannya selama organisme itu hidup secara otomatis

akan diwariskan kepada keturunannya, dan menjadi bagian dari hereditas”

(Winatasasmita,1993:374)

Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan,

yang kemudian dikenal sebagai Lamarckisme. Ia percaya akan adanya perubahan

linear pada makhluk hidup dari bentuk tersederhana menuju bentuk yang lebih

canggih. Walaupun demikian, ia mendasarkan pada pendapat yang telah berlaku sejak

masa kuno yang menyatakan bahwa setiap spesies sudah ada sejak penciptaan

kehidupan. Pemikiran ini bertentangan dengan banyak pendapat sarjana Perancis

sezamannya, yang lebih condong pada perkembangan spesies. Ketika itu dinyatakan

bahwa spesies-spesies terbentuk dalam perkembangan proses kehidupan, tidak

"langsung jadi" begitu saja. Perubahan yang terjadi pada spesies adalah sebagai akibat

respons mmakhluk hidup terhadap lingkungan (adaptasi). Anggota tubuh yang terlatih

akan menguat, sementara yang tidak terpakai akan melemah dan tereduksi. Hasil

adaptasi (sedikit demi sedikit) ini lalu diwariskan secara turun-temurun kepada

anaknya dan berlanjut sepanjang masa.

Page 13: Konsep dasar evolusi.doc

Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori

Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang

seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah cabang ilmu Genetika

semakin dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi

dukungan pada Darwinisme.

Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang berkembang pesat di

akhir abad ke-19, menganggap Lamarckisme sesuai dengan ideologi mereka, dan

melahirkan Neo-Lamarckisme. Kaum ini menolak teori evolusi Darwin,

mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan mempraktekkannya dalam bidang pertanian

di negara-negara komunis. Vernalisasi (perlakuan suhu rendah) terhadap benih

gandum dianggap dapat "melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi musim

dingin. Pendapat ini dipercaya karena hasil penelitian Ivan Mitschurin, seorang

pemulia tanaman Rusia, menunjukkan hal itu.

Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini berbicara

mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air, perubahan

partikel dan perubahan iklim. Dalam teori ini, organisme-organisme yang ada

dianggap sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies lain yang hidup di masa

geologi sebelumnya

Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan seperti fungsi deret

hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut fungsi deret

ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan

populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus berjuang untuk mendapatkan

makan sebagai prasyarat untuk mempertahankan hidup.

2. Masa Darwin

1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)

Organisme di bumi yang beranekaragam itu merupakan hasil dari seleksi alam.

Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik)

maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu yang mampu menyesuaikan diri

(karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alam akan dapat bertahan hidup,

sedangkan yang tidak mampu akan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh

makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi

penerusnya (Henuhili,2012:8).

Page 14: Konsep dasar evolusi.doc

Charles Robert Darwin

Charles Robert Darwin yang dilahirkan di Inggris tahun 1809 adalah seorang tokoh

pertama yang ajarannya tentang evolusi dapat diterima oleh dunia ilmu pengetahuan. Hal ini

disebabkan Darwin dalam mengembangkan pendapatnya disertai dengan bukti-bukti dan

alasan yang dapat diterima oleh dunia ilmiah. Darwin mengemukakan teorinya setelah dia

melakukan perjalanan dengan kapal Beagle (1831-1885) menjelajahi Amerika Selatan, Pulau

Galapagos dan bagian-bagian lainnya. Dari hasil perjalanan itu dia membuat catatan yang

sangat baik tentang fosil mamalia, geologi dan terbentuknya karang

(Winatasasmita,1993:375).

Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai burung jenis merpati yang

dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar burung di Inggris. Darwin menemukan

berbagai variasi, seperti: merpati gundul, merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak,

pouter, dan sebagainya.

Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu adalah spesies (ini tidak betul setelah

ditemukan definisi spesies). Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi

(pembentukan spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock

pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.

Melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan Galapagos. Sasaran

pengamatannya adalah burung finch (emprit branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa

berbagai spesies finch, berdasarkan pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis

makanannya, terdapat variasi pada struktur paruh mereka.

Page 15: Konsep dasar evolusi.doc

Konsep Darwin tentang spesiasi ini ditulisnya sebagai buku yang berjudul : The Origin of

Species by Means Natural Selection and Preservation of The Fits in Struggle for Life, pada

tahun 1844.

Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg mampu

menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam

(mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah.

Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula, sedangkan

yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi

adalah seleksi alam).

Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori

untuk menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data,

yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut:

1. Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan penambahan

persediaan makanan.

2. Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua individu dlm satu jenis yg

persis sama.

3. Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi karena

keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang mempertahankan hidup, yang

didukung oleh: ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk

bertahan yang menyebabkan individu punya kelebihan tehradap yang lain.

4. Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan diwariskan kepada

generasi berikutnya.

5. Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan akan

menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru.

Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori evolusi dapat dibagi

menjadi beberapa pokok berikut ini:

1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang

muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.

2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif

tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator,

perubahan iklim dan proses persaingan.

3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha

individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak

Page 16: Konsep dasar evolusi.doc

sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun

individu-individu dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan

kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.

4. The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki kualitas

paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat hidup akan

mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.

Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-18, pemikiran

evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran beberapa filsuf seperti Pierre

Maupertuis (1745) dan Erasmus Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste

Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang kuat. Charles Darwin

merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun 1838 dan masih mengembangkan

teorinya pada tahun 1858 ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip,

melalui suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke Linnean Society of London

sebagai dua karya yang terpisah. Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of

Species, menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang mendorong

penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah (Hanuhili,2012:10).

Sir Alfred Russel Wallace

Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan Maluku, dia

melihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan Timur, yang dibatasi dengan

garis imajiner membentang dari utara laut antara pulau Kalimantan dengan pulau

Sulawesi, membentang ke selatan membelah selat Lombok. Laut yang disebut sebagai

pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna Kalimantan dan Bali ke barat

Page 17: Konsep dasar evolusi.doc

bersubtipe Malesia yang merupakan tipe flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi dan

Lombok ke timur bersubtipe Australasia, mirip fauna Australia. Ia juga menyatakan

persetujuannya pada konsep Survival of the fittest (siapa Sir Alfred Wallace yang kuat

dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin.

2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson, Weismann,)

Gregor Johan Mendel : Hukum Pewarisan Sifat

Pengkajian kembali kembali karya Gregor Johan Mendel mengenai genetika, yang

tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace, dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk

menjelaskan tentang pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.

De Vries dan Tschernov: menguatkan kembali hukum Mendel melalui penelitian-

penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin teori Genetika dan teori Evolusi

merupakan dua disiplin ilmu yang berkembang bersama dan terpisah satu dengan

lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka berdualah yang menghubungka antara

dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi mampu memberikan penjelasan tentang

bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen,

dan kemudian diwariskan kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi

dapat berlangsung berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang

dibawa oleh gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang

makin beragam hingga kini.

Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk hidup dengan

lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan adaptasi dalam bentuk warna

penyamaran, sehingga tidak tampak mencolok. Contoh yang diambil olehnya

adalah warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna ini sebagai

perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai pemangsa (predator)

alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban (prey).

Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun

1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap

faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh

dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh faktor genetik atau gen.

Dalam percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi

anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.

Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di atas, perdebatan

mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia

Page 18: Konsep dasar evolusi.doc

tidak dapat menjelaskan sumber variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti

Lamarck, ia beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang diperolehnya

selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme. Pada tahun 1880-an,

August Weismann mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme

berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-

sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel

menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan

kembali pada tahun 1900-an, ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh

genetikawan dan biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin

(Hanuhili,2012:11).

3. Pasca Darwin

Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif, dibandingkan pada masa

sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya.

Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada awal 1900-an memberikan dorongan

terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam

menggunakan variasi tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang

terpantau pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya

sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset selanjutnya pada

akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan lebih meyakinkan daripada

ketika teori ini pertama kali diajukan.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang

dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori

yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati

organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19

bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan

ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin

of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin

dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun

1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk

sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme

evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang

Page 19: Konsep dasar evolusi.doc

secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip

pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang

keanekaragaman hayati di bumi (Hanuhili,2012:12).

Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel

disatukan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane,

Sewall Wright, dan terutama Ronald Fisher, yang menyusun dasar-dasar genetika populasi.

Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan Mendel menjadi

sintesis evolusi modern.

Bukan hanya Genetika dan Evolusi saja yang saling menunjang, tetapi semua cabang

ilmu biologi dapat menjelaskan fenomena evolusi. Pernyataan ini didukung oleh sebagian

besar ahli biologi pada waktu itu. Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa merangkum

begitu banyak fenomena evolusi dari berbagai macam disiplin biologi. Ahli-ahli lain yang

terlibat dalam pengembangan teori evolusi pasca Darwin antara lain : Morgan, yang

melakukan pengamatan terhadap fenomena kerja gen pada lalat buah (Drosophila

melanogaster); Mayr & Darlington, seorag ahli taksonomi sistematik & zoogeografi burung,

menemukan fenomena evolusi yang baru; Simpson, ahli Paleontologi (Hanuhili,2012:13).

Evolusi Modern

Umumnya biologiwan sekarang mengakui bahwa evolusi adalah fakta. Karena itu,

istilah ‘teori’ dalam hal ini dipandang tidak cocok lagi, kecuali untuk menyebut berbagai

model yang mencoba menjelaskan bagaimana evolusi itu berlangsung. Diskusi panjang lebar

di kalangan biologiwan sekarang hanya mengenai mekanismenya.

Sejak abad ke-20 genetika dan biologi populasi menyisip ke dalam kajian evolusi.

Teori Darwin tentang seleksi alami tidak lagi dipandang sebagai teori terbaik tentang

mekanisme evolusi. Gagasan sekarang tentang evolusi biasanya disebut sebagai Modern

Synthesis (Sintesis Modern) yang mencakup mekanisme selain seleksi alami. Evolusi

menjadi didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik (frekuensi alel di dalam

kumpulan gen) suatu populasi dari generasi ke generasi. Ketika biologiwan berkata ia telah

mengamati evolusi, maksudnya ia telah mendeteksi adanya perubahan dalam frekuensi gen di

dalam suatu populasi. Sering adanya perubahan frekuensi gen itu diinferensikan dari

perubahan fenotipe yang dapat diwariskan.

Prinsip utama Sintesis Modern sebagai berikut:

Page 20: Konsep dasar evolusi.doc

1. Populasi mengandung variasi genetik yang muncul melalui mutasi acak (artinya tidak

terarah secara adaptif) dan rekombinasi.

2. Populasi berevolusi dengan perubahan-perubahan dalam frekuensi gen akibat random

genetic drift, gene flow, dan khususnya seleksi alami.

3. Sebagian besar varian genetik mempunyai pengaruh fenotipe yang kecil sehingga

perubahan fenotipe terjadi bertahap.

4. Diversifikasi terjadi melalui spesiasi, yang normalnya melibatkan berkembangnya

secara bertahap isolasi reproduksi di antara populasi-populasi.

5. Proses-proses tersebut, yang terus berlangsung dengan cukup lama, membuahkan

perubahan-perubahan yang cukup besar untuk membenarkan ditetapkannya taraf-taraf

taksonomik yang lebih tinggi (genus, famili, dan seterusnya.)

Ada dua macam evolusi: mikroevolusi dan makroevolusi. Perubahan di dalam populasi,

yang hanya berupa perubahan frekuensi alel, disebut mikroevolusi. Perubahan yang lebih

besar, misalnya yang menyebabkan terbentuknya spesies baru, disebut makroevolusi.

Sebagian evolusionis berpendapat bahwa makroevolusi hanyalah kumpulan mikroevolusi.

Sebagian lagi berpendapat bahwa mekanisme makroevolusi berbeda dari perubahan

mikroevolusi. Punctuated equillibrium adalah salah satu teori yang diajukan untuk

menjelaskan mekanisme makroevolusi berdasarkan pola yang terekam dalam catatan fosil

(Gafur,2011:4)

Page 21: Konsep dasar evolusi.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evolusi atau sering juga disebut evolusi organik atau evolusi biologi, adalah

perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang

dijumpai pada populasi organisme.

Prinsip terjadinya evolusi yakni adanya variasi sifat yang terjadi pada

populasi, dimana variasi ini dapat disebabkan oleh seleksi alam, mutase,

penyimpangan genetic dan aliran gen.

Tahap perkembangan teori evolusi dibedakan menjadi tiga besar :

(1) Masa Pra-Darwin, adanya teori abiogenesis dan biogenesis serta

kepercayaan Brahmana

(2) Masa Darwin,

(3) Masa Pasca-Darwin, perkembangan evolusi sudah dengan teknologi.

Page 22: Konsep dasar evolusi.doc

DAFTAR PUSTAKA

Campbell,N.A.2003.Biologi-Edisi kelima jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Hasan, M.S.2014. Pengantar Biologi Evolusi.Jakarta:Erlangga.

Henuhili,V.2012.Evolusi.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ir.

%20Victoria%20Henuhili,%20%20M.Si./Evolusi_%20diktat%20kuliah.pdf. Diakses

9 maret 2015.

Kimball.1999.Biologi Edisi Kelima.Jakarta:Erlangga.

Winatasamita,D.1993. Biologi Umum.Jakarta:Universitas Terbuka-Depdikbud.