Konsep Dasar Asuhan Pada Neonatus Bayi Baalita Dan Anak Prasekolah

31
KONSEP DASAR ASUHAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisiologi dan Ilmu Kesehatan Anak yang diberikan dari Dosen Dzulfikar DLH,dr.SpA(k) Oleh : Isni Yulianti ( D3E613003 ) Mery Tarlina ( D3E613005 ) Risma Pertiwi ( D3E613009 )

description

konsep dasar asuhan neonatus

Transcript of Konsep Dasar Asuhan Pada Neonatus Bayi Baalita Dan Anak Prasekolah

KONSEP DASAR ASUHAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA

DAN ANAK PRASEKOLAH

Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisiologi dan Ilmu Kesehatan Anak

yang diberikan dari Dosen Dzulfikar DLH,dr.SpA(k)

Oleh :

Isni Yulianti ( D3E613003 )

Mery Tarlina ( D3E613005 )

Risma Pertiwi ( D3E613009 )

AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA OBGIN

BANDUNG BARAT

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada saat bayi, lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi

fisiologis yang bertujuan untuk memfasilitasi peyesuaian pada kehidupan ekstrauterin (diluar

uterus).

Kesehatan bayi pada kelanjutan perkembangan dan pertumbuhannya sangat ditentukan

oleh kesehatannya saat lahir dan hari-hari pertama kehidupan di luar rahim. Masa transisi dari

fetus ke kehidupan neonatal merupakan periode yang sangat kritis. Bayi akan mengalami

berbagai perubahan fisiologis untuk beradaptasi dengan lingkungan luar rahim.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa

gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normalharus

menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan diluar

rahim (ekstrauterin). Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting

sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke

ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang

menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal.

Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana

memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut. Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus

mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL).

Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL

harus mampu beradaptasi darikeadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri

secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi

pernafasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah

yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang baik untuk dapat menangani

bayi yang mengalami kesulitan masa transisi ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Sistem Organ Fetus

Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian

(minimal) dan selama dua tiga bulan keempat organ-organ fetus sama dengan organ

neonatus.

Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel) lebih baik dan

memerlukan lima bulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakan perkembangan.

Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf, ginjal, dan hati) belum

sempurna.

2.2 Adaptasi Fisiologi Fetus

Fisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital

neonatus. Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstra uterin. Selain

itu, neonatus adalah individu yang sedang bertumbuh.

Pengertian Adaptasi Neonatal :

1. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu

jam pertama kelahiran.

2. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai

usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.

3. Menurut Dep.Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram

sampai 4000 gram.

4. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir

antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

5. (Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan

maternalneonatal.YBP_SP.Jakarta)

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus

dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari

kehidupan didalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi

fisiologis ini di sebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi, maka

bayi akan sakit. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula

berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala

kebutuhannya terpenuhi (Oksigen dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar

kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang

lain untuk memenuhinya.

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986),

adalah sebagai berikut :

2.3 Pembagian Neonatal:

1. Neonatal Dini (0-7 Hari)

2. Neonatal Lanjut ( 8-28 Hari).

2.4 Perubahan Fisiologis Dan Adaptasi Pada Bayi Baru Lahir

2.4.1 Perubahan Sistem Pernapasan

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui

plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Organ

yang bertanggung jawab untuk oksigenasi janin sebelum bayi lahir adalah plasenta.

Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak perkembangan yang menyediakan

infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan.

Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan

otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah

mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan

pada tempat pertemuan antara udara alveoli.

Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehingga memungkinkan kontak

maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara. Pada saat bayi lahir,

dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya.

Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan

permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi

sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat dipengaruhi pergerakan

pernapasan yang relatif lemah. Uuntungnya pernapasan bayi baru lahir yang

pertama kali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negative sebesar

50 mmHg dalam ruang intrapleura.

Pada bayi baru lahir, kekuatan otot – otot pernapasan dan kemampuan

diafragma untuk bergerak, secara langsung  mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi

dan ekspirasi.

Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga me

ncapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas

residu fungsional. Frekuensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali

permenit dengan rentang 30 – 60 kali permenit ( pernapasan diafragma dan

abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan

atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan

respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.

Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :

1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)

2. Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang

terletak disinus karotikus (stimulasi mekanik).

3. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus

( stimulasisensorik).

4. Refleks deflasi Hering Breur.Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi

dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk

mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan juga karena

adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara

bisa tertahan di dalam. Cara neonatus bernapas dengan cara bernapas

difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya

bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan

kolaps dan paru-paru kaku,sehingga terjadi atelektasis. Dalam kondisi seperti

ini (anoksia), neonatus masih mempertahankan hidupnya karena adanya

kelanjutan metabolisme anaerobik.

2.4.1.1 Perkembangan Paru-Paru

Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang

bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan

bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah

bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin

memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru

yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24

minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,

ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah

surfaktan.

2.4.1.2 Awal Adanya Napas

 Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :

1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim

yangmerangsang pusat pernafasan di otak.

2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru

selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru

secara mekanis.Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan

susunan saraf pusatmenimbulkan pernapasan yang teratur dan

berkesinambungan serta denyut yangdiperlukan untuk kehidupan.

3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2

meningkat dalamdarah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2

akan mengurangigerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2

akan menambahfrekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

2.4.1.3Surfaktan Dan Upaya Respirasi Untuk Bernapas

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :1).

Mengeluarkan cairan dalam paru-paru2). Mengembangkan jaringan alveolus

paru-paru untuk pertama kali.Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat

survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke

paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan

jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu

kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru

dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada

akhir pernapasan. Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap

saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan

ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai

peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah

terganggu.

2.4.1.4 Dari Cairan Menuju Udara

Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi

melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas

keluar dari paru-paru.Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria

kehilangan keuntungan darikompresi rongga dada dan dapat menderita paru-

paru basah dalam jangka waktu lebihlama. Dengan beberapa kali tarikan napas

yang pertama udara memenuhi ruangantrakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di

paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dandiserap oleh pembuluh limfe dan

darah.

2.4.1.5 Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh

darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti

tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dala

m alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan

memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar

pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-

paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2.4.2 Sistem Sirkulasi dan Hematologi

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru

yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vascular sistemik) hanya 10% dari keluara

n ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya (90%) terjadi shunting kanan

ke kiri melalui duktus arteriosus bottali.Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari

plasenta secara mendadak (saat umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium

kanan menjadi rendah,tahanan pembuluh darah sistemik (SVR) naik dan pada saat

yang sama paru mengembang,tahanan vascular paru menyebabkan penutupan

foramen ovale menutup setelah beberapa minggu, aliran darah di duktus arteriosus

bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan

duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam yang di sebabkan

kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3

minggu.Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga keadaan

kehilangan darah, dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang untuk di

toleransi. Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan dengan cermat dan teliti.

Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah

dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap penggantian volume. Otot

regulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap terpelihara normal pada tekanan

sistemikantara 60-130 mmHg. Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan

tekanan darahsekitar 80/60mmHg.

2.4.2.1 Perubahan Pada Sistem Peredaran Darah

Penyesuaian sirkulasi sangat memungkinkan aliran darah yang adekuat

melalui paru adalah satu faktor penting selain mulainya pernapasan ketika

lahir. Oleh karena itu paru tidak berfungsi terutama selama kehidupan fetal,

maka jantung fetus tidak perlu memompa banyak darah melalui paru.

sebaliknya jantung fetus harus memompa darah dalam jumlah besar

melalui plasenta. Sebagian besar darah yang masuk ke atrium kanan dari

vena kava inferior langsung berjalan lurus melalui permukaan posterior

atrium kanan dan kemudian melalui foramen ovale langsung masuk ke dalam

atrium kiri. Jadi, darah yang dioksigenisasi baik dari plasenta masuk ke sisi

kiri jantung bukan ke sisi kanan jantung dan dipompa oleh ventrikel kiri

terutrama ke dalam pembuluh darah kepala dan anggota gerak bawah. Darah

yang masuk atrium kanan dari vena kava superior langsung berjalan turun

melalui katup trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah ini

terutama darah deoksigenisasi dari daerah kepala fetus, dan dipompa oleh

ventrikel kanan masuk ke dalam arteria pulmonalis, kemudian terutama

melalui duktus arteriosus masuk ke dalamaorta desenden dan melalui arteria

umbilikalis masukke plasenta, tempat darah deoksigenisasi mengalami

oksigenisasi.Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan

mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan

menurunnya tekanan pada jantung kanan.Kondisi ini menyebabkan tekanan

jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung kanan, dan hal

tersebutlah yang membuat foramen ovale secarafungsionalmenutup.Hal ini

terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.Oleh karena tekanandalam

paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena

rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosus yang

berobliterasi.Hal ini terjadi padahari pertama.Aliran darah paru pada hari

pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit/m² (gessner,1965). Aliran darah

sistolik pada hari pertama rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah

pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus

arteriosus.Tekanan darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah

yang melalui transfuse plasenta yang pada jam jam pertama sedikit menurun,

untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. Dua

peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, yaitu :

a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan

tekananatrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurunkarena

berkurangnya alirandarah keatrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan

penurunan volume dan tekananatrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian

ini membantu darah dengan kandunganoksigen sedikit mengalir keparu-

paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan

meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama

ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-

paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan

sirkulasi ke paru- paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan

tekanan pada atrium kanan. dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini

dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional

akan menutup (PUSDIKNAKES, 2003, hal.7)

2.4.2.2 Adaptasi Kehidupan Ekstrauterin

a. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah

penurunantekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah yang

mengalir ke paru-paru. 

b. Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas

c. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior

berkurang. Dengan demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan

berkurang.

d. Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan

penutupanvoramen ovale.

e. Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.

f. Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.

g. Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan

kanan. Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama

kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi

jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati.

Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar

melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal

bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.

2.4.2.3 Perbedaan s i rku las i  darah   f e tus dan  bay i  

 A. Sirkulasi Darah Fetus

1). Struktur pada sirkulasi fetus

a. Vena umbulicalisMembawa darah yang kaya oksigen dari

plasenta ke permukaan dalamhepar. Vena hepatica meninggalkan

hepar dan mengembalikan darah ke venacava inferior

b. Ductus venosus Merupakan cabang –  cabang dari vena

umbilicalis dan mengalirkansejumlahbesar darah yang mengalami

oksigenasi ke dalam vena cava inferior.

c. Vena cava inferiorMengalirkan darah yang telah beredar dalam

ekstremitas inferior dan badanfetus, menerima darah dari vena

hepatica dan ductus venosus dan membawanyake atrium dextrum.

d. Foramen ovaleMemungkinkan lewatnya sebagian

besar darah yang mengalami oksigenasidalam ventriculus dextra

untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darahmelewati valvula

mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aortamasuk

kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala

danekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan

serebrum menerimadarah baru yang mengalami oksigenasi.

e. Vena cava superiorMengembalikan darah dari kepala dan

ekstremitas superior ke atrium dextrum.Darah ini bersama sisa

aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewativalvula

tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter.

f. Arteria

pulmonalisMengalirkan darah campuran keparu - paru yang nonfu

ngsional,yanghanyamemerlukan nutrien sedikit.

g. Ductus arteriosus :Mengalirkan sebagian besar darah dari vena

ventriculus dexter ke dalam aortadescendens untuk memasok

darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferiorh)

Arteria hipogastrikaMerupakan lanjutan dari arteria illiaca interna,

membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak

oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.

2). Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )

a. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang

membawa bahan makananang berasal dari ibu .

b. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis

yang bercabang duasetelah memasuki dinding perut janin.

c. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan

beredardalam hati dankemudian dianggkut melalui vena cava

hepatica kedalam venacava inferior. Dan cabangsatu lagi ductus

venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian

O2 dalamdarah vena umbilikalisakan direabsorbsi sehingga

konsentrasi O2 menurun.

d. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah inimer

upakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yangsebah

agian menuju ventrikel kanan dansebahagian besar menuju atrium

kirimelalui foramen ovale.

e. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru

belum berkembangmaka darah yang tredapat pada arteri

pulmonalis dialirkan menujuaorta melalui ductusarteriosus

Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas

tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang

sedangtumbuh.

f. Darah yang berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi

sebelumnyadarah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri

iliaca comunis ) lalu ke aa.Umbilicalles dan selanjutnya ke

plasenta.

g. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali.

Menerima nutrisidan O2 dari plasenta melalui ductus venousus

aranthii, menuju vena cavainferior yang kaya akan O2 dan nutrisi 

B. Sirkulasi Neonatala.

a. Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya

alirandarah pada sirkulasi pulmonal terjadi akibat turunnya resisten 

pada sirkulasi pulmonalsehingga paru-paru mengembang. 

b. Darah vena kembali daripada jantung meningkat.

c. Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang

mengakibatkanforamen ovale tertutup.

d. Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal

dalam masa 24 jam. Fungsi prostaglandin menyebabkan duktus

arteriosus menutup.

a. Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta

berhenti.Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir Pada saat persalinan

sebagian besar bayi langsungmenangis maka akan

terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah,diantaranyaadalah :

1) Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat

berfungsi untuk pertukaranO2 dan CO2. Akibat perkembangan

paru-paru terjadi perubahansirkulasi darah diantaranya adalah :

a. Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru

sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup . 

b. Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada

atrium kiri, karena darah diserahkan langsung oleh ventrikel

kanan dan dialirkanmenuju paru-paru yang telah berfungsi.

c. Akibat tekanan negative  pada atrium kanan, foramen ovale

akan menutup dengansendirinya, dan tidak lagi menjadi

tempat aliran darah menuju atrium kiri.

2) Pemotongan Tali Pusat 

a. Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring

sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % . 

b. Dengan dilakukannya pemotongan tali pusat berarti

perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi

sirkulasi orang dewasa.

C. Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir

a. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta.

Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium

kiri.

b. Tahapan vaskular paru sangat menurun. Sebagai akibat dari

pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak mengembang,

pembuluh darah tertekan karena volume paru yang kecil. Segera

setelah mengembang, pembuluh darah tersebut tidak lagi tertekan dan

tahanan terhadap aliran darah berkurang.

c. Penutupan Foramen Ovale

Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang

tinggi, secarasekunder akan berpengaruh terhadap perubahan tahanan

paru dan sistem waktu lahirsehingga menyebabkan kecenderungan

darah mengalirkan balik dari atrium kiri keatrium kanan bukan

sebaliknya,seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnyakatup

kecil yang terletak diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium

menutuplubang tersebut karena hal tersebut dapat mencegah aliran

lebih lanjut.

d. Penutupan Duktus Arteriosus

Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus

karena meningkatkan tahanan pada paru dan mengurangi trahanan

pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya, segera setelah lahir, darah

mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan

arah sebaliknya dari aorta seperti kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya

setelah beberapa jam dinding otot duktus arteriosus mengadakan

kontraksi nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup untuk

menghentikan aliran darah.Hal ini dinamakan penutupan fungsional

duktus arteriosus. Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan,

biasanya duktus arteriosus tertutup secara anatomi oleh pertumbuhan

jaringan fibrosa.

2.4.2.4 Transisi Pada Darah

Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai

hemoglobin ( Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan pada

periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama

beberapa hari pertama. Nilai Hb akanmeningkat sedangkan volume plasma

akan menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51 – 56% neonatus.

Pada saat kelahiran meningkat dari 3% manjadi 6% , padaminggu ke-7

sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb untuk

bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

hemoglobin pada bayi baru lahir :

1. Waktu Pengkleman Tali Pusat.

Penundaan pengkleman tali pusat dapat meningkatakanvolume darah

neonotus 25-40% , keuntungan penundaan pengkleman :

a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru

b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama yang

tidak teratur.

2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat penutupan

struktur janin.

3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir. Sedangkan darah merah BBL

memiliki umur yang singkat, yaitu 80 hari, sedangkansel darah merah

orang dewasa 120 hari. Pergantian sel yang cepata ini menghasilkanlebih

banyak sampah metabolic akibat penghancuran sel termasuk bilirubin

yang harus dimetabolisme. Muatan bilirubin yang berlebihan ini

menyebabkan ikterus fisiologis yangterlihat pada bayi baru lahir. Oleh

karena itu, terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada bayi baru

lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah merah baru dalam juml

ah besar. Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang

dari 10.000 hingga 30.000/mm.peningkatan lebih lanjut dapat

terjadi pada BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada

saat menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih

mengandung granulosit dalam jumlah yang besar.

2.4.2.5 Pembentukan Sel-Sel Darah

a. Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan

lapisan mesotel plasenta sekitar minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu

minggu kemudian diikuti pembentukan sel-sel darah merah oleh

mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus.

b. Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah.

c. Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin

membentuk sel-seldarah merah dan putih. Sementara itu, struktur-

struktur lain kehilangankemampuannya sama sekali untuk membentuk

sel-sel darah.

KESIMPULAN

Perubahan sistem fisiologis pada bayi baru lahir dapat terjadi agar bayi

dapatmenyesuaikan kehidupannya atau dirinya dari kehidupan intrauterin (dalam

rahim) kekehidupan ekstrauterin (diluar rahim) sehingga bayi baru lahir dapat hidup

sendiri dan tidaktergantung pada ibunya.Untuk itu bayi memerlukan perubahan

fisiologis atau adaptasifisiologis pada dirinya.Untuk mencapai perubahan-perubahan

tersebut bayi barulahirmemerlukan masa transisi. Pada masa transisi dari kehidupan

intrauterin ke kehidupanekstrauterin, maka di kemukakan sebagai berikut :

1. Kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin

a. Periode transisi mulai dari saat lahir sampai usia 6 jam 

b. Menyangkut perubahan fisiologis banyak organ.

c. Dimuai intrautein saat bayi siap untuk dilahirkan.

d. Jam-jam pertama adalah fase stabilisasi pernafasan, kardiovaskuler dan suhu.

e. Perlu pengamatan klinis yang ketat untuk mengenal yang mengalami kesulitantransisi.

2. Janin mempersiapkan transisi sepanjang masa kehamilan dengan :

a. Penyimpanan glikogen 

b. Pertambahan protein dan mineral

c. Deposisi lemak coklat.

d. Kemampuan tergantung usia gestasi dan kualitas plasenta.

3. Pada saat lahira. Fungsi plasenta/tali pusat selesai b. Janin menjadi bayi yang bernafas

sendiriAdapun perubahan-perubahan fisiologis pada bayi baru lahir meliputi :

a. Perubahan pada sistem pernafasan, peredaran darah.

b. Sistem pengaturan tubuh, metabolisme glukosa, gastrointestinal, dan kekebalan tubuh.

c. Sistem pencernaan, ginjal dan sistem persyarafanAdapatasi bayi baru lahir (BBL)

adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaanyang sangat tergantung menjadi

mandiri secara fisiologis.Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula

berada dalam lingkunganinterna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala

kebutuhannya terpenuhi (O2 dannutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan

ibu) yang dingin dan segala kebutuhannyamemerlukan bantuan orang lain untuk

memenuhinya.Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari

kehidupan di dalam rahimke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1

bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem

pernafasan dan sirkulasi, sistemtermoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil

serta menggunakan glukosa.

Daftar Pustaka

Behrman,dkk.(2000).  Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC.

Marimbi,H.(2010). Biologi Reproduksi.Yogyakarta:Nuha medika.

Dewi,L.Nanny Vivian.(2010). Asuhan Neonatal Bayi dan Bidan.Jakarta:Salemba Medika.

Sadler.T.W.(1996). Embriologi Kedokteran Langman. Ed 3..Jakarta:EGCe.

Sudarti,dkk.(2012). Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Anak Balita.Yogyakarta:Nuha

Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul.

2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta; Salemba Medika.

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan.Jakarta; Trans Info

Media.

Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. 2010.

Jakarta; Trans Info Media.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Salemba

Medika.