KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan...

138
KONSEP BIMBINGAN UNTUK MENEMUKAN MAKNA HIDUP DAN MENGEMBANGKAN HIDUP BERMAKNA MENURUT HANNA DJUMHANA BASTAMAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Oleh Jefriadi NIM: 105052001749 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.  

Transcript of KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan...

Page 1: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

KONSEP BIMBINGAN UNTUK MENEMUKAN MAKNA

HIDUP DAN MENGEMBANGKAN HIDUP BERMAKNA

MENURUT HANNA DJUMHANA BASTAMAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh

Jefriadi

NIM: 105052001749

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009 M.

 

Page 2: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

PERANAN DZIKIR DALAM MENGATASI

PROBLEMATIKA KELUARGA DI

YAYASAN NURSYIFA’ MENTENG JAKARTA PUSAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Eneng Susliah

NIM. 105052001742

Di Bawah Bimbingan:

Drs. H. Mahmud Jalal, M.A

NIP. 19520422 198103 1 002

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009 M.

 

Page 3: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Konsep Bimbingan Untuk Menemukan Makna

Hidup dan Mengembangkan Hidup Bermakna Menurut Hanna Djumhana

Bastaman” telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 23 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) pada Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

Jakarta, 23 Juni 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua, Sekretaris,

Drs. M. Lutfi, MA Dra. Nasichah, MA

NIP. 19671005 199403 1 006 NIP. 19671126 199603 2 001

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hj. Elidar Husein, MA Drs. M. Lutfi, MA

NIP. 19451125 197106 2 001 NIP. 19671005 199403 1 006

Pembimbing,

Drs. Mahmud Jalal, MA

NIP. 19520422 198103 1 002

 

Page 4: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

ABSTRAK

Jefriadi

Konsep Bimbingan Untuk Menemukan Makna Hidup dan Mengembangkan

Hidup Bermakna Menurut Hanna Djumhana Bastaman

Logoterapi adalah salah satu aliran psikologi modern yang digolongkan

kepada psikologi humanistik, dengan upaya penyembuhan/pengobatan melalui

penemuan makna hidup dan pengembangan hidup bermakna. Kemudian dapat

digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya dimensi

kerohanian pada manusia selain dimensi raga dan jiwa, serta beranggapan bahwa

makna hidup dan hasrat hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia

guna meraih taraf kehidupan bermakna.

Dalam kehidupan sehari-hari, walaupun makna hidup itu ada di dalam diri

individu tersebut, namun tidak sedikit orang yang tidak menyadarinya sehingga

perlu untuk dibantu dengan cara membimbingnya. Dalam tatanan praktis,

logoterapi dikembangkan menjadi sebuah metode untuk menemukan makna hidup

yaitu logoanalisis. Kemudian Hanna Djumhana Bastaman mengembangkan teori

tersebut guna disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia yang kemudian Hanna

menyebutnya dengan ”panca cara temuan makna”. Maka di sini akan dilihat

bagaimana konsep logoterapi dalam tatanan praktis yaitu bimbingan menurut

Hanna Djumhana Bastaman.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode deskriptif analisis,

dengan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian ini akan diketahui sebuah

analisis dari pemikiran seorang tokoh (dalam hal ini Hanna Djumhana Bastaman),

dimulai dari biografi kehidupannya, karya-karyanya, aktifitasnya, dan akhirnya

penulis mencoba mendeskripsikan tentang temuan beliau tersebut mengenai

konsep bimbingan logoterapi dalam rangka menemukan makna hidup dan

mengembangkan hidup bermakna.

Hanna mengembangkan teori logoanalisis dan juga merumuskan formula

pengembangan hidup bermakna yang dikembangkan dari logoterapi dengan

unsur-unsur yang terangkum dalam akronim ALUMNI PTS (Asas-asas sukses,

Lingkungan, Usaha, Metode, Niat, Ibadah, Potensi, Tujuan, dan Sarana).

Dari analisis yang dilakukan, maka penulis mendapatkan hasil bahwa

dalam konsep bimbingan menemukan makna hidup, Hanna mengembangkan teori

logoterapi dan menerapkan prinsip-prinsipnya, Hanna memberikan nuansa Islami

terutama disesuaikan dengan nilai kultural Indonesia. Dengan menambahkan

beberapa point yang dianggap perlu. Dalam menemukan makna hidup dan

mengembangkan hidup bermakna menurut Hanna sangat sejalan dengan Islam,

dengan penambahan ajaran-ajaran yang digunakan sebagai teknik oleh Hanna

dalam menemukan dan mengembangkan hidup bermakna.

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konsep bimbingan

logoterapi menurut Hanna merupakan suatu pengembangan konsep dari logoterapi

dan logoanalisis sangat relevan dengan kultural Indonesia dan pendekatan yang

digunakan yaitu pendekatan agama.

 

Page 5: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Dzat yang Maha Pemberi makna hidup

kepada makhluknya, Dzat yang Maha Agung, Maha Bijaksana, Dialah Allah

SWT. Penulis dengan penuh keikhlasan hati bersyukur atas kehidupan yang

diberi, potensi akal dan kasih sayang disertai dengan usaha yang sungguh-

sungguh akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Shalawat dan salam akan selalu penulis curahkan untuk panutan dan suri

tauladan umat, yakni Nabi Muhammad SAW. Kesejahtaraan dan keselamatan

semoga selalu mengiringinya, keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga

akhir zaman.

Dengan taufiq dan hidayah dari Allah SWT, serta usaha keras yang

dilakukan, penulis begitu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Namun berkat do’a, bantuan serta dukungan yang begitu banyak

dari berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini

hingga rampung dengan judul “Konsep Bimbingan Untuk Menemukan Makna

Hidup dan Mengembangkan Hidup Bermakna Menurut Hanna Djumhana

Bastaman”.

Dengan penuh rasa hormat dan takjub, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini begitu banyak pihak yang memberikan bantuan, motivasi,

teguran, semangat serta doa dan nasehat yang selalu mengiringi pembuatan skripsi

ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih tiada tara

kepada:

 

Page 6: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II)

sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang tiada henti meluangkan

waktunya, memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis, serta

selalu mengarahkan dan membimbing, juga memberikan dorongan dan

semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini berlangsung,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan juga

Drs. Study Rizal, L.K, M.Ag, selaku Pembantu Dekan III (PUDEK III).

2. Drs. M. Lutfi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam (BPI) beserta Dra. Nasichah, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan BPI.

3. Segenap pimpinan karyawan dan staf-staf serta bapak/ibu dosen Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan bantuan, ilmu,

dan pengalaman. Dan juga Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan fasilitas memadai atas buku-bukunya.

4. Yang terhormat Drs. Hanna Djumhana Bastaman, M.Psi, atas

kesediaannya untuk diteliti, dan bersedia meluangkan waktunya di sela-

sela kesibukan.

5. Yang paling penulis cintai dan hormati yaitu Ayahanda Abasri, beserta

Ibunda Sarima yang telah rela mencurahkan kasih sayang kepada penulis

sedari kecil. Keikhlasan dan ketulusan dalam melepas penulis untuk

menuntut ilmu di “negeri orang” adalah hal yang sangat berharga bagi

 

Page 7: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

penulis, do’a dan air mata yang selalu tercurahkan disetiap do’anya adalah

penunjuk jalan bagi penulis, “terima kasih Mak, Yah..”

6. Kakanda Azwir dan Hermansyah, yang selalu memberikan bantuan,

dorongan dan pelajaran berharga kepada penulis, tokoh abang yang selalu

memberikan inspirasi bagi penulis. Serta Adik-Adik penulis, Nelda Murti

dan Weni Amelia yang karena kalianlah penulis selalu semangat untuk

berusaha.

7. Ust. Solhanuddin beserta keluarga besar Pesantren dan Panti Asuhan

Anak-Anak Rabbani yang telah banyak membantu penulis selama

menjalani pendidikan di UIN Jakarta ini. Kepada Roby, serta santri-santri

Rabbani lainnya terima kasih atas semua pengertian dan bantuannya

kepada penulis. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya dengan

pahalaNya.

8. Rekan-rekan BPI, khususnya BPI angkatan 2005, Ruyatna, Harid, Agus,

Jaya, Madinah, Syukron, Hera, Neng, Yana, Laily, Lia, Kasma, Ina, Anti,

Mulya, Maya, Qory dan teman-teman lainnya. BPI angkatan 2006, Dani,

Tio, Ulfa, Wiwin, Ana, Anis, dkk. BPI angkatan 2007, Veni, Wiwin,

Nurul, Umroh, Ilah, MU, Ade, dkk. Serta BPI 2008, Via, Ayu, Nila, dkk.

Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan, itu semua akan

menjadi cerita hidup di masa yang akan datang.

9. Kakak-kakak Senior, mba’ Endah, mba’ Septi, terima kasih atas

pengalamannya, ka’ Abel Pasha terima kasih atas buku-buku

logoterapinya, Pizzaro dan kawan-kawan terima kasih atas pelajarannya.

 

Page 8: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

10. Orang-orang yang menjadi Inspirator bagi penulis, Bapak Evan, Pak Adi,

Pak Lutfi dan Ibu Nurul, semua inspirasi dari bapak dan ibu akan menjadi

bekal bagi penulis untuk mengarungi samudera yang lebih luas.

11. Rekan-rekan seperjuangan di “Kulfah Center”, Agus, Ashif, Laily, Dwika,

Lia, Yana, Desi dan Ami, serta genarasi baru, Vika, Wiwin, Veny, Umroh,

Ila dan Maria Ulfa, teruskanlah dalam membantu sesama.

12. Teman-teman penulis, Salman Al-parisi S.HI, Ahmad Hamdalah S.EI,

Ahmad Masy’ari, dan Noermadiah, yang telah banyak memberikan

bantuan, dorongan dan dukungan kepada penulis. Juga M. Zen, Anshor,

Mutasir, dan Novri yang selalu memperindah perjalanan penulis, terima

kasih teman, itu semua akan menjadi cerita indah di hari tua.

Masih banyak lagi nama yang tidak bisa tercantumkan dalam tulisan ini.

Penulis dengan kerendahan hati dan berdo’a semoga Allah SWT membalas segala

amal perbuatan semuanya, juga penulis berharap semoga skripsi ini bisa

bermanfaat bagi semuanya, amin.

Ciputat, 02 Juni 2009

Penulis

Jefriadi

 

Page 9: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ............................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR....................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8

D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 10

E. Kerangka Teori ..................................................................... 14

F. Metode Penelitian ................................................................. 17

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 20

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................. 23

A. Pengertian konsep ................................................................. 23

B. Bimbingan ............................................................................ 24

1. Pengertian Bimbingan .................................................... 24

2. Jenis-Jenis Bimbingan .................................................... 27

3. Metode Bimbingan ......................................................... 28

4. Tujuan Bimbingan .......................................................... 39

C. Logoterapi; Sebuah Pendekatan Makna Hidup ..................... 30

1. Pengertian Logoterapi ..................................................... 30

2. Pengertian Makna Hidup ................................................ 31

3. Landasan Filsafat Logoterapi .......................................... 32

4. Menemukan Makna Hidup ............................................. 39

5. Hidup Bermakna ............................................................. 42

6. Hidup Bermakna Vs Hidup Tak Bermakna .................... 43

7. Mengembangkan Hidup Bermakna ................................ 46

8. Makna Hidup dan Hidup Bermakna Dalam

Pandangan Islam ............................................................. 47

BAB III PROFIL HANNA DJUMHANA BASTAMAN ....................... 53

A. Profil Hanna Djumhana Bastaman ........................................ 53

1. Riwayat Hidup dan Pendidikan Hanna Djumhana

Bastaman ........................................................................ 53

2. Hanna Djumhana Bastaman dan Logoterapi ................... 56

 

Page 10: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

B. Karya dan Pemikiran Hanna Djumhana Bastaman ............... 59

1. .................................................................................... Karya Hanna Djumhana Bastaman .................................... 59

2. .................................................................................... Pemikiran Hanna Djumhana Bastaman ............................. 69

C. Aktifitas Hanna Djumhana Bastaman dalam

Bimbingan Menemukan Makna Hidup ................................. 72

BAB IV KONSEP BIMBINGAN UNTUK MENEMUKAN

MAKNA HIDUP DAN MENGEMBANGKAN HIDUP

BERMAKNA MENURUT HANNA DJUMHANA

BASTAMAN ............................................................................ 76

A. Deskripsi Data ...................................................................... 76

B. Analisis Konsep Bimbingan Logoterapi Menurut

Hanna Djumhana Bastaman Dalam Menemukan

Makna Hidup ........................................................................ 78

C. Analisis Konsep Bimbingan Logoterapi Menurut

Hanna Djumhana Bastaman Dalam Pengembangan

Hidup Bermakna................................................................... 101

BAB V PENUTUP ................................................................................. 113

A. Kesimpulan .......................................................................... 113

B. Saran .................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 11: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sederetan pertanyaan yang akan selalu dipertanyakan oleh orang-orang

yang sedang mencari jati diri adalah “untuk apa ia hidup di dunia ini? apa

yang ia cari di dunia ini? dan, bagaimana ia menjalani kehidupan ini?”.

Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang sudah biasa bagi setiap orang

normal yang beranjak dewasa.1 Namun akan menjadi janggal dan

mengherankan jika pertanyaan tersebut ditanyakan oleh orang dewasa, atau

bahkan usia lanjut yang mana dalam usia ini harusnya seseorang sudah

memenuhi tugas perkembangannya dengan menemukan jati diri, namun kalau

masih mempertanyakan pertanyaan di atas, ini mengindikasikan adanya

permasalahan dalam kehidupan orang tersebut.

Setiap manusia mempunyai peluang yang sama untuk bisa menjalani

kehidupan bahagia dan bermakna.2 Namun hambatan dalam mendapatkan

kebahagiaan tersebut pastilah ada, apakah itu semacam penderitaan yang

berupa sakit atau ditinggal mati oleh orang yang disayangi, atau kondisi yang

tidak diinginkan berupa pengalaman tragis. Terkadang manusia larut dalam

1Begitu juga yang dialami oleh Ary-Ginanjar tentang kegalauan dan kegelisahan yang

dirasakannya menjelang remaja, yang mempertanyakan “untuk apa ia belajar” dan “untuk apa ia

hidup?”. Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

ESQ; Emotional Spiritual Question; The ESQ Way 165, 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun

Islam, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), cet. ke-40, h. V. 2Aaron Lumpkin, You Can Change your Life; Aim of Succes, Rahasia Menjalani

Kehidupan Bermakna, penerjemah Aditya Suharmoko, (Jakarta: Esensi, Erlangga Group, 2006), h.

3.

 

Page 12: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

keadaan tersebut, dan tak jarang menjadi kehilangan hasrat untuk melanjutkan

hidup, sehingga hidupnya terasa hampa dan tanpa makna.

Hidup memang penuh perjuangan,3 bergerak,4 “...misteri besar...,”5

“....bagaikan pohon keabadian yang selalu tumbuh...”.6 Hidup bagi sebagian

orang adalah hal yang biasa-biasa saja, tapi bagi yang lain hidup adalah

sesuatu yang sangat berharga yang harus diperjuangkan dan diisi dengan hal-

hal yang bermanfaat.

Sesungguhnya setiap manusia yang hidup di muka bumi ini semuanya

mencari kebahagiaan, dan ketenangan. Mereka bekerja mambanting tulang

dan mengorbankan harta benda, hanya semata-mata untuk mencapai

kebahagiaan baik dalam rumah tangga, masyarakat, agama, maupun

bangsanya,7 bahkan manusia sejak lahir pun masing-masing sudah

mempunyai dan mengalami hasrat yang menggebu-gebu untuk hidup

bahagia.8

Tapi kemudian ada yang menjadi pertanyaan, ”mengapa ada orang

yang tidak sabar untuk menantikan hari esok, tapi ada yang sebaliknya yang

seolah-olah tidak mau peduli dan tidak mau tahu dengan apa yang akan

dilakukannya esok hari?”, dan ”mengapa ada orang yang ketika bangun tidur

di pagi hari, menyambut hari dengan penuh semangat sementara sebagian lain

3Ibid., h. viii. 4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

(Jakarta: Balai pustaka, 1998), h. 306. 5Aaron Lumpkin, You Can Change your life; Aim of Succes, h. viii. 6Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian, Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme,

(Jakarta: Hikmah, 2006), cet. ke-7, h. 80. 7Jhon Powell SJ, 10 Laku Hidup Bahagia, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), cet. ke-2, h. 12. 8SS. Djam'an, Islam dan Psikosomatik; Penyakit Jiwa, (Jakarta: Bulan Bintang), h. 34.

 

Page 13: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

biasa-biasa saja, karena mereka beranggapan ”paling hari ini sama saja

dengan hari-hari kemarin, tidak ada yang istimewanya”.

Sederetan pertanyaan di atas bermuara pada suatu jawaban, yaitu

kepada suatu “makna”, yaitu makna hidup (meaning of life). Makna hidup

yang menjadi inti ajaran dari salah satu aliran psikologi modern yang berasal

dari Wina, Austria, yang dipelopori oleh Victor Emile Frankl seorang dokter

ahli syaraf Yahudi yang taat yaitu logoterapi.

Tampaknya Frankl membawa angin segar kepada orang-orang yang

dalam menjalani kehidupannya merasa hampa dan tanpa makna. Dengan

“ajarannya” yang diberi nama dengan logoterapi, yaitu sebuah terapi dengan

pendekatan penemuan makna hidup,9 merupakan teori beliau yang sangat

fenomenal dan mendapat julukan kehormatan sebagai “...The Third Viennes

School of Psychotherapy.....”10 yaitu aliran ketiga psikologi yang mapan

setelah Psikoanalisis Sigmund Frued dan Psikoindividual Alfred Adler.

Frankl telah membuktikan kebenaran teorinya dalam kamp konsentrasi

maut pada perang dunia ke-II (Auschwith, Maidanek, Dachau, dan Treblinka)

tentang hasrat untuk hidup bermakna yang merupakan motivasi dasar yang

ada dalam diri setiap manusia.11 Ketika hasrat ini terpenuhi dengan

menemukan makna hidup dan mengembangkan kehidupan yang bermakna

maka individu tersebut akan memperoleh kebahagiaan sebagai hasil

9Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Meraih Hidup Bermakna, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 36. 10Victor E. Frankl, Man’s Search for Meaning; An Introduction to Logotherapy, (London:

Hodder and Stoughton, 1977), h. 104. 11Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h.14.

 

Page 14: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sampingnya, tapi sebaliknya kalau hasrat tadi tidak terealisasikan, maka

individu tersebut akan menghayati hidup tanpa makna, dan hampa.

Hidup tanpa makna adalah hidup yang gersang, tiada arah dan tujuan,

bingung, dan menyesal. Hanna mengatakan:

“Hidup tidaklah semata mengarahkan diri pada realisasi diri

ataupun sesuatu dalam diri kita, melainkan mengarahkan diri pada

makna yang harus kita penuhi. Maknalah yang memelihara hidup kita.

"Melekatkan diri pada sesuatu yang melebihi usia, hidup memberi

manusia suatu keabadian". Keterasingan dari dunia, lantaran cara

hidup serba mekanis, menjadi berkurang ketika kita tahu bahwa kita

berada di dunia untuk suatu tanggung jawab yang mesti dipenuhi.

Manusia mampu bertahan hidup di gurun yang sangat tandus, jika

gurun tersebut menawarkan suatu tugas yang harus dipenuhi.

Sebaliknya ada orang yang mati bunuh diri minum racun di istana

mewah karena tidak tahu untuk apa ia hidup”.12

Makna hidup sering dinamakan juga nilai atau hikmah kehidupan

yakni kebajikan dan manfaat besar yang terkandung dalam berbagai peristiwa

dan pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak

menyenangkan. Bila nilai-nilai dan hikmah kehidupan itu telah disadari dan

berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang

berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.13

Orang yang menghayati hidup bermakna, mereka dalam menjalani

kehidupan sehari-harinya dengan penuh semangat dan gairah hidup serta jauh

dari perasaan hampa, mempunyai tujuan yang jelas, baik tujuan jangka pendek

maupun tujuan jangka panjang, kegiatannya terarah.14

12Hanna Djumhana Bastaman, Psikologi Islam bukan Sufi Healing,

www.republika.newsroom.or.id, diakses pada tanggal 23 Februari 2009. 13Hanna Djumhana Bastaman, Kebahagiaan Dambaan Psikologi dan Tasawuf,

www.baitulamin.org, diakses pada tanggal 29 Januari 2009. 14Hanna Djumhana Bastaman, Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan

Penglaman Tragis, (Jakarta: Paramadina, 1996), cet. ke-1, h. 30.

 

Page 15: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Dalam pandangan Islam, meminjam rumusan al-Ghazali seperti yang

dikutip Muhammad Tolchah Hasan, menyatakan bahwa setiap orang ingin

mencapai dua hal dalam hidupnya, yakni ketenangan hidup dan kesenangan

hidup. Bagi orang yang hanya mencari kesenangan hidup ada banyak

instrumen atau perangkat yang bisa dicari supaya hidupnya senang. Akan

tetapi orang yang hidupnya senang belum tentu dijamin akan memperoleh

ketenangan hidup, sebab antara kesenangan dan ketenangan ada jarak

perbedaan.15 Jadi dengan ketenangan hidup, maka seseorang sekaligus akan

mendapatkan kesenangan, sama juga dengan rumusan di atas, dengan

terpenuhinya makna hidup oleh seseorang, maka akan memberikan

kebahagiaan sebagai hasil samping dari pemenuhan tersebut.

Di sini tampak jelas tentang pentingnya makna hidup dalam

kehidupan, dan makna hidup tersebut harus ditemukan, setelah ditemukan

kemudian dikembangkan agar hidup itu bermakna. Sekarang yang menjadi

persoalan, bagaimana cara menemukan makna hidup?

Dalam tatanan praktis, logoterapi dikembangkan oleh salah seorang

murid Frankl yang berasal dari Amerika yaitu James. C. Crumbaugh.

Crumbaugh mencoba mengembangkan logoterapi untuk membantu individu

dalam menemukan makna hidup dengan menyusun semacam paket pelatihan

untuk menemukan makna hidup yang ia namakan dengan logoanalisis.

Mengingat walaupun makna hidup terdapat dalam kehidupan itu

sendiri, tapi dalam kenyataannya tidak selalu mudah ditemukan, karena makna

15Muhammad Tholchah Hasan, Dinamika Kehidupan Relegius, (Jakarta: Listafariska,

2004), h. 75.

 

Page 16: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

hidup itu tersirat dan tersembunyi di dalamnya. Maka diperlukannya suatu

bimbingan dari orang lain untuk menemukannya, karena pada dasarnya setiap

manusia membutuhkan dorongan atau dukungan untuk bisa merasa lebih

baik.16

Di Indonesia, dalam hal menemukan makna hidup nama Hanna

Djumhana Bastaman adalah orang yang cocok untuk diketengahkan. Beliau

yang menelaah logoterapi sejak tahun 1975,17 dan sampai sekarang masih

fokus dalam hal “makna hidup” ini. Bahkan sampai sekarang “kang Hanna”18

masih fokus dalam membantu individu dalam menemukan makna hidup dan

mengembangkan hidup bermakna melalui konseling individu, bimbingan

kelompok dan pelatihan-pelatihan atau training-training.

Berawal dari ketika Hanna terinspirasi oleh buku James. C.

Crumbaugh yang berjudul Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment

Through Logoanalysis (Chicago: Nelson-Hall Company, 1973), di situ

dijelaskan tentang suatu bentuk pelatihan disertai tugas-tugas yang harus

diselesaikan oleh peserta pelatihan dalam rangka penemuan makna hidup.

Sehingga Hanna mengembangkan logoanalisis tersebut dengan menambah

point-point yang Hanna anggap penting tanpa mengubah dasar-dasarnya, dan

tentunya disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia.

16James Lee Valentine, Pure Power; Inti Pemberdayaan Pribadi yang Luar Biasa,

penerjemah, Refina Indriasari, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2005), h. xii. 17Dalam “Ungkapan Awal” pada buku Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna

Hidup dan Meraih Hidup Bermakna, oleh Hanna Djumhana Bastaman, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007) 18Panggilan akrab Hanna Djumhana Bastaman.

 

Page 17: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Hanna juga banyak memberikan sumbangan atau pengembangan

pemikiran “tambahan teori” terhadap teori Victor Frankl (sang penemu

logoterapi) sehingga mewarnai teori yang ada, atau dengan penambahan

nuansa agama dalam logoterapi, sehingga teori tersebut lebih terlihat nuansa

agamanya, yang walaupun Frankl sendiri tidak mau mencampur adukkan

pengetahuan dengan masalah keyakinan atau agama.

Maka berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik

untuk meneliti serta mengkaji bagaimana pemikiran atau konsep bimbingan

menurut Hanna dalam membantu individu dengan menggunakan prinsip-

prinsip logoterapi. Akhirnya, setelah melalui pertimbangan yang panjang,

maka dalam skripsi ini penulis akan membahasnya dengan judul “Konsep

Bimbingan untuk Menemukan Makna Hidup dan Mengembangkan

Hidup Bermakna Menurut Hanna Djumhana Bastaman”.

Wacana makna hidup bagi seseorang sangatlah penting dan harus

ditemukan, setelah ditemukan kemudian dikembangkan, dan logoterapi yang

hadir menawarkan metode menemukan makna hidup dengan logoanalisis,

terlihat dari gambarannya yang sekuler kelihatan masih ”kurang garam” bagi

orang beragama, dan Hanna Djumhana Bastaman hadir dengan pemikirannya,

dan itu penulis rasa sangat manarik untuk diteliti, dan sangat berguna bagi

dunia bimbingan, pendidikan, atau bagi siapa saja yang ingin hidupnya

bermakna.

 

Page 18: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar skripsi ini lebih

terarah dan dapat memberikan hasil yang maksimal serta sesuai dengan

tujuan yang di inginkan, maka penulis membatasi permasalahan yang

diangkat dalam skripsi ini yaitu pada konsep bimbingan untuk

menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup bermakna menurut

Hanna Djumhana Bastaman.

2. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimanakah konsep bimbingan untuk menemukan makna hidup

menurut Hanna Djumhana Bastaman ?

b. Bagaimanakah konsep bimbingan mengembangkan hidup bermakna

menurut Hanna Djumhana Bastaman ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu;

a. Untuk mengetahui konsep bimbingan untuk menemukan makna hidup

menurut Hanna Djumhana Bastaman.

b. Untuk mengetahui konsep bimbingan mengembangkan hidup

bermakna menurut Hanna Djumhana Bastamana.

 

Page 19: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu;

a. Teoritis

1). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah

keilmuan, khususnya pada wacana keilmuan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, terutama mengenai corak bimbingan, dan bisa

menjadikan logoterapi sebagai salah satu metode/pendekatan

dalam bimbingan.

2). Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai informasi bagi

masyarakat umum, dan juga sebagai referensi bagi peneliti lainnya

yang berminat untuk melakukan penelitian tentang makna hidup.

b. Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat

menambah ilmu dan wawasan masyarakat tentang makna hidup,

betapa pentingnya makna hidup itu harus ditemukan dan

mengembangkan kehidupan yang bermakna. Dengan mengetahui

formula yang ditawarkan Hanna dalam bimbingan logoterapi tersebut,

diharapkan masyarakat umum bisa melaksanakannya. Selanjutnya

juga bisa memotivasi masyarakat umum untuk memenuhi makna

dalam hidupnya.

 

Page 20: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

D. Tinjauan Pustaka (Review Kajian Terdahulu)

Penelitian seputar logoterapi dan wacana Makna hidup, dari berbagai

kalangan telah penulis dapati beberapa penelitian, diantaranya yaitu:

1. Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Mengembangkan Hidup Bermakna, terbitan PT. Raja Grafindo Jakarta

tahun 2007. Merupakan buku ke dua Hanna Djumhana tentang makna

hidup, buku ini membicarakan tentang logoterapi dan hasil pemikiran

Hanna tentang makna hidup, meminjam istilah Hanna, buku ini

menampakkan bahwa Hanna tidak semata-mata menjadi ”master of voice”

dari Frankl, maka di sini Hanna menampilkan spekulasi pemikirannya.

Dengan bahasa yang lugas, mudah dicerna sehingga buku ini cocok untuk

semua kalangan, tidak hanya bagi kalangan akademis, juga bagi kalangan

masyarakat umum pun sangat cocok untuk membacanya. Penulis jadi

terinspirasi dari buku ini, di sini dipaparkan pemikiran Hanna dalam hal

makna hidup, menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup

bermakna. Maka penulis di sini mengangkat pemikiran dari tokoh lokal ini

untuk dianalisis.

2. Meraih Hidup Bermakna: Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis,

yang diterbitkan oleh Yayasan Wakaf Paramadina tahun 1996. Buku ini

merupakan Tesis S2 Hanna yang diterbitkan bekerja sama dengan Yayasan

Wakaf Paramadina. Buku ini merupakan buku kajian tentang logoterapi

(yaitu sebuah corak psikoterapi yang membantu seseorang dalam

menemukan makna hidup) yang dilengkapi dengan hasil wawancara yang

 

Page 21: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

mendalam dengan orang-orang yang berhasil mengubah kehidupan tak

bermakna (meaningless) menjadi bermakna (Meaningfull).

3. Logoterapi Victor E. Frankl Dalam Tinjauan Tasawuf, oleh Septi

Gumiandri. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, tahun 2008. Disertasi ini melihat bagaimana tasawuf memandang

logoterapi sebagai satu-satunya corak psikologi yang mengakui adanya

dimensi spiritual yang mendasari kehidupan manusia. Di sini Gumiandri

ingin melihat bagaimana pandangan tasawuf tentang logoterapi tersebut,

unsur spiritual yang diungkapkan oleh logoterapi itu apakah sama dengan

unsur spiritual yang ada dalam agama Islam.

4. Logoterapi Victor Frankl; Sebuah Refleksi Konseling Islam, oleh Abel

Fasha, Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Skripsi ini

berusaha melihat tentang konsep konseling Islam yang ada dalam ajaran

logoterapi. Sebagaimana diketahui bahwa logoterapi adalah satu-satunya

aliran psikologi yang mengakui adanya dimensi spiritual yang memegang

peran penting dalam kehidupan manusia.

5. Implikasi Hifdzul Qur’an Terhadap Kebermaknaan Hidup, oleh Lily

Rachmah. Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah tahun 2002.

Skripsi ini mencoba meneliti tentang apakah ada pengaruh menghafal al-

Qur'an (Hifdzul Qur'an) terhadap kebermaknaan hidup para penghafalnya.

6. Kebermaknaan Hidup Pada Penyandang Tuna Netra, oleh Abdul Rasyid.

Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008.

 

Page 22: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Skripsi ini membahas tentang kebermaknaan hidup orang yang mengalami

penderitaan berupa kehilangan penglihatan (tuna netra), bagaimana

mereka menjalani kehidupan tanpa alat penglihatan. Apakah mereka

merasa rendah diri atau inverior karena tidak bisa bermain dengan teman-

temannya yang normal.

7. Pengaruh Al-truisme Terhadap Kebermaknaan Hidup Pada Relawan BRP

Dompet Dhu’afa, tahun 2006 oleh Al-fun Khusnia, skripsi Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini melihat bagaimana

pengaruh Al-truisme terhadap kebermaknaan hidup pada relawan

Bimbingan Rohani Pasien (BRP) yang bekerja memberikan bimbingan

rohani kepada pasien di rumah sakit.

8. Gambaran Makna Hidup Mahasiswa yang Telah Menikah oleh Akhmad

Muzambik. Skripsi S1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2008. Skripsi ini mencoba untuk meneliti

bagaimana gambaran makna hidup mahasiswa yang telah menikah.

Mahasiswa yang di samping kuliah, harus juga memikirkan bagaimana

kehidupan rumah tangganya, satu beban yang sangat berat bagi sebagian

orang.

9. Makna Hidup Orang Yang Pernah Melakukan Percobaan Bunuh Diri,

oleh: Aliyah Mantik. Skripsi S1 Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2008. Skripsi ini meneliti

bagaimanakah makna hidup orang yang pernah mencoba mengakhiri

hidup tapi tidak jadi, lalu bagaimana orang tersebut memaknai kehidupan

 

Page 23: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

yang sudah pernah terniat ingin ditinggalkan.

Dari semua penelitan yang telah ada (dan tidak tertutup kemungkinan

masih banyak lagi para peneliti yang meneliti seputar logoterapi dan makna

hidup ini), menunjukkan bahwa makna hidup adalah hal yang sangat menarik

untuk dibicarakan dari berbagai segi kehidupan.

Hanna Djumhana Bastaman telah banyak memberikan kontribusi

melalui pemikirannya dalam dunia logoterapi (karena dia menyatakan bahwa

dirinya sama sekali tidak ingin menjadi ”His Master’s Voice”19 dari Victor

Frankl). Sudah banyak pemekaran-pemekaran atau terobosan yang dilakukan

oleh beliau. Dan sepanjang pengetahuan penulis sebanyak penelitian yang ada,

belum ada yang mencoba untuk mengangkat konsep yang ditawarkan beliau

untuk diteliti, maka di sini penulis seakan ingin menerobos dan mengisi

kekosongan wilayah garapan tersebut, di sini penulis menekankan pada

bagaimana konsep bimbingan logoterapi menurut Hanna Djumhana Bastaman

dalam menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup bermakna.

Adapun yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian

sebelumnya terletak pada gambaran konstruksi utuh pemikiran tokoh lokal ini

dalam bidang logoterapi yang berbicara lebih kepada bersifat teknis, yaitu

bimbingan.

19Bastaman, Logoterapi; Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, pada ungkapan awal, h. xxvii.

 

Page 24: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

E. Kerangka Teori

Makna hidup (The Meaning of Life) yang menjadi titik fokus dalam

penelitian ini, adalah salah satu dari suatu landasan atau pilar filosofis

logoterapi, yaitu tentang wawasan terhadap manusia. Yang mana landasan

filosofis logoterapi tersebut diantaranya yaitu: kebebasan berkehendak

(Freedom of Will), kehendak hidup bermakna (Will To Meaning) dan makna

hidup (Meaning of Life).20

Logoterapi yang sering digolongkan pada kelompok psikologi

humanistik21 ini dengan alasan tema sentral pembahasannnya adalah

karakteristik eksistensi manusia, menetapkan makna hidup sebagai inti

teorinya. Logoterapi pun secara khusus mengembangkan metode-metode dan

teknik-teknik psikoterapi yang berorientasi pada penemuan makna hidup.

Logoterapi yang ditemukan dan dikembangkan oleh Victor Frankl

(dengan nama lengkap Victor Emile Frankl). Ia adalah seorang Neuropsikiater

keturunan Yahudi dari kota Wina, Austria. Pada awalnya logoterapi ini hanya

sebatas dikembangkan dalam dunia medis, psikiatri, dan psikologi saja, tetapi

karena prinsip-prinsipnya mengenai eksistensi manusia dianggap universal,

maka logoterapi dikembangkan dalam bidang-bidang kehidupan lainnya,

seperti pendidikan, kesehatan jiwa, filasafat, dan agama.22

Selain itu juga dipakai untuk lingkungan yang lebih luas, di antaranya

20“In that logotherapy is based on the following three conseps: 1. the freedom of will; 2.

the will to meaning; and 3. the meaning of life”. Victor E. Frankl, The Will to Meaning:

Foundations and Applications of Logotherapy, (New York: New America Library, 1970), h. vii. 21Hanna Djumhana Bastaman. ”Menemukan Makna Hidup.” Panji Mas, no. 11/120

(Februari-5 Maret, 2003), h. 67 22Bastaman, Meraih Hidup Bermakna, h. 18.

 

Page 25: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

lingkungan medis (psikiatri, internis, kedokteran gigi, pasca bedah,

psikoterapi), konseling, problema ramaja, problema perkawinan, masalah

adiksi, lembaga keagamaan, masalah minoritas, penjara, pendidikan

masyarakat, olah raga, keperawatan, pekerja sosial, sekolah, pelatihan

pengembangan diri, manajemen, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan

situasi kerja. Sedangkan dalam lingkungan logoterapi sendiri, logoterapi

dikelompokkan kepada lima bidang, yaitu: logophilosophy, logoeducation,

logoministry, logoanalysis, dan logotherapy.23

Makna hidup harus dicari dan ditemukan. Dalam pandangan

logoterapi, kehidupan ini tidak selalu memberikan kesenangan dan

ketenangan, tetapi lebih sering menawarkan makna yang harus dipenuhi dan

tantangan-tantangan yang harus dijawab. Kenyataan hidup ini tidaklah

menyediakan keseimbangan tanpa ada usaha, tapi justru memberikan suatu

ketegangan khusus, yaitu ketegangan antara kenyataan diri pada waktu

sekarang dengan makna-makna yang harus dipenuhi: Being Vs Meaning. Dan

di antara kedua pola itulah proses pengembangan pribadi berlangsung.24

Suatu pendapat akan selalu bekembang seiring dengan zaman yang

selalu berubah, maka pendapat tersebut harus disesuaikan dengan situasi dan

kondisinya. Logoterapi dalam hal menemukan makna hidup mempunyai satu

teori yang dikemukakan oleh salah seorang murid Frankl yaitu James C.

Crumbaugh yang mengembangkan logoterapi dan melakukan suatu pelatihan

yang dinamakan dengan logoanalisis yaitu sebuah pendekatan dalam

23Ibid., h. 18. 24Ibid., h. 17.

 

Page 26: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menemukan makna hidup.

Hanna Djumhana Bastaman mencoba melakukan modifikasi terhadap

metode logoanalisis hasil rancangan Crumbaugh tersebut, dan digunakan

dalam melatih individu dalam mengambangkan pribadi "self help for

improving self", yang tentunya akan ada sedikit banyaknya perbedaan antara

dua konsep tersebut.

Seiring dengan itu, paling tidak ada dua konsep dalam pengembangan

pribadi, yang pertama yaitu logoanalisis, dan yang kedua yaitu konsep Hanna

Djumhan Bastaman merupakan penyederhanaan dan modifikasi dari metode

logoanalisis hasil rancangan Crumbuagh, yang dinamakan dengan panca cara

temuan makna hidup.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat kerangka pikir dalam penulisan

skripsi ini, yaitu:

1. Penulis berusaha melihat ide/pemikiran/pendapat Hanna Djumhana

Bastaman yang sejalan dengan Frankl, atau lebih khusus dengan

logoanalisis James C. Crumbaugh.

2. Penulis berusaha melihat ide/pemikiran/pendapat Hanna Djumhana

Bastaman yang tidak sejalan dengan Frankl atau juga kritikan terhadapnya.

3. Penulis berusaha melihat ide/pemikiran/pendapat yang berupa spekulasi

Hanna dalam bentuk pengembangan teori oleh Hanna Djumhana dari

logoterapi.

 

Page 27: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Wardi Bachir menjelaskan metode penelitian adalah seperangkat

pengetahuan tentang langkah-langkah yang berkenaan dengan masalah

tertentu untuk diolah, dianalisis, dan diambil kesimpulannya.25

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode

deskriptif analisis, yaitu data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar dan

bukan data-data yang berbentuk angka-angka,26 karena dalam penelitian

ini akan diketahui sebuah analisis dari pemikiran seorang tokoh (dalam hal

ini Hanna Djumhana Bastaman), dimulai dari biografi kehidupannya,

karya-karyanya, aktifitasnya, dan akhirnya penulis akan mendeskripsikan

tentang temuan Hanna Djumhana Bastaman tersebut mengenai konsep

bimbingan logoterapi dalam rangka menemukan makna hidup dan

mengembangkan hidup bermakna.

2. Subjek dan Objek Penelitian.

a. Subjek penelitian.

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Hanna Djumhana

Bastaman.

25Wardi Bachir, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1999), cet. ke-2, h.

1. 26Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2004), cet. ke-1, h. 6.

 

Page 28: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

b. Objek penelitian.

Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah konsep

bimbingan untuk menemukan makna hidup dan mengembangkan

hidup bermakna menurut Hanna Djumhana Bastaman.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan menghimpun data yang objektif, maka di

sini penulis menggunakan alat atau instrument penelitian sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.27

Pada penelitian ini, penulis menggunakan wawancara secara

mendalam untuk mengetahui bagaimana konsep pemikiran Hanna

Djumhana Bastaman tentang bimbingan untuk menemukan makna

hidup dan mengembangkan hidup bermakna. Penulis mewawancara

subjek penelitian tentang data-data yang yang tidak didapatkan di

sumber-sumber data lainnya.

b. Dokumentasi

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis

melakukan kunjungan ke tempat kediaman Hanna Djumhana

Bastaman guna memperoleh data berupa dokumentasi, yang bisa

berupa ”...setiap bahan tertulis ataupun film...”.28 Penulis

27Ibid., h. 186. 28Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3

UI, 1998), cet. ke-3, h. 160.

 

Page 29: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data yang tidak didapat

melalui hasil wawancara.

4. Sumber Data

Subjek utama dalam proses penelitian dari masalah di atas

adalah sumber data. Adapun sumber data dari penelitian ini adalah:

a. Sumber Data Primer (Primary Resourcers), yaitu karya-karya

yang ditulis sendiri oleh HD. Bastaman, di antaranya adalah:

Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Meraih Hidup Bermakna, yang diterbitkan oleh Rajawali Pers,

kemudian Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan

Pengalam Tragis, yang diterbitkan oleh Paramadina, dan juga

Integrasi Psikologi dengan Islam, yang diterbitkan oleh Pustaka

Pelajar. Dan masih banyak lagi tulisan beliau yang dimuat di

dalam berbagai Jurnal dan makalah-makalah tentang logoterapi.

b. Sumber Data Sekunder (Secondary Resourcers), yaitu data-data

yang diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur, artikel-artikel

yang memiliki relevansi dengan objek penelitian yang bukan

merupakan karya-karya Hanna Djumhana Bastaman.

5. Teknik Analisis data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, seperti

yang dikutip Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi saham yang dapat dikelola, mensistematiskannya, mencari

 

Page 30: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada pihak

yang lain.29

Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

mengelola dan menganalisa data tersebut. Adapun dalam pengolahan

dan analisa data, penulis mengklasifikasi data sesuai dengan tema dan

hal-hal yang akan dibahas oleh penulis. Penulis mendeskripsikannya

dengan memaparkan secara sistematis. Analisis yang digunakan

adalah deskriptif analisis kritis, yang diakhiri dengan kesimpulan dari

analisa yang telah dilakukan dengan menghubungkan uraian dan

penjelasan yang terdapat pada bab-bab sebelumnya.

6. Teknis Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan

karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

CeQDA (Center for Quality Development and Assurance), cetakan ke-

2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis membagi

pembahasan menjadi beberapa bab yang diuraikan dalam sistematika sebagai

berikut:

29Lexi. J. Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, h. 248.

 

Page 31: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB I : PENDAHULUAN

Yang mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka konsep, metode penelitian, teknik penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Yang membahas secara teoritis mengenai pengertian konsep, dan

seputar bimbingan. Kemudian dalam bab ini juga akan dijelaskan

seputar makna hidup dan logoterapi; yang kemudian juga

dijelaskan tentang pengembangan hidup bermakna sebagai tindak

lanjut dari penemuan makna hidup, kemudian ditinjau juga dari

segi Islam, yaitu pandangan Islam tentang makna hidup dan hidup

bermakna.

BAB III : PROFIL HANNA DJUMHANA BASTAMAN

Di sini akan dijelaskan tentang profil Hanna, Hanna dengan

logoterapi, kemudian karya-karya yang telah dihasilkannya (baik

yang berkaitan dengan logoterapi maupun tidak), aktivitasnya, dan

juga akan dideskripsikan mengenai kontruksi pemikiran beliau

mengenai bimbingan untuk menemukan makna hidup dan

mengembangkan hidup bermakna.

Menceritaka

BAB IV : KONSEP BIMBINGAN UNTUK MENEMUKAN MAKNA

HIDUP dan MENGEMBANGKAN HIDUP BERMAKNA

 

Page 32: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

MENURUT HANNA DJUMHANA BASTAMAN

Dalam bab ini akan terjawab semua permasalahan yang ada dalam

perumusan masalah, yaitu analisis penulis atas konsep bimbingan

dalam menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup

bermakna menurut Hanna Djumhana Bastaman.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-

saran dari pembahasan skripsi ini.

 

Page 33: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Konsep

Secara etimologi konsep berasal dari bahasa Inggris yaitu concept, dan

cenceptus dalam bahasa Yunani. Kata ini diambil dari kata concipele yang

berarti memakai, mengambil, menerima, dan menangkap.30 Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia konsep berarti rancangan,31 ide umum, pengertian,

rencana dasar.32 Aka Kamarul Zaman dan M. Dahlan Y. Al-Barry mengatakan

konsep adalah Pemikiran (dasar ide/pemikiran yang diabstrakkan dari

peristiwa kongkret: pemahaman).33 Kemudian Fred Soritua menambahkan,

konsep adalah suatu strategi sebagai pendekatan dalam berkarya.

Sedangkan secara terminologi, kata konsep berarti kesan mental, suatu

pemikiran, ide atau gagasan yang mempunyai derajat kekongkritan atau

abstrak, yang digunakan dalam pemikiran abstrak dan seringkali menunjukkan

hal-hal yang universal yang diabstraksikan dari hal-hal yang pertikular

(khusus). Dalam wikipedia dikatakan ”konsep adalah abstrak, entitas mental

yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas,

30Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 481. 31Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 456. 32Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 362. 33Aka Kamarul Zaman dan M. Dahlan Y. Al-Barry, Kamus Ilmiah Serapan; Disertai

Entri Tambahan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Absolut, 2005), h. 368.

 

Page 34: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

kejadian atau hubungan. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti

kata adalah elemen dari kalimat.34

B. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi, istilah bimbingan merupakan terjemahan dari

kata "guidance". Menurut Winkel (tahun 1991), seperti yang dikutip oleh

Drs. Tohirin, M.Pd, Kata "guidance" yang kata dasarnya "guide" memiliki

beberapa arti, diantaranya :

a. Menunjukkan jalan (showing the way),

b. Memimpin (leading),

c. Memberikan petunjuk (giving instruction),

d. Mengatur (regulating),

e. Mengarahkan (governing),

f. Memberi nasehat (giving advice). 35

g. Mengelola (to manage) dan menyetir (to steer)36.

Secara terminologi Shetzher dan Stone mencoba memberikan

batasan tentang bimbingan, sebagaimana yang dikutip oleh Dr. Syamsu

yusuf, L.N. dan Dr. A. Juntika Nurihsan dalam bukunya yang berjudul

Landasan Bimbingan dan Konseling, menyebutkan bimbingan adalah

"…..process of helping an individual to understand him self and his world

34Wikipedia, Konsep, www.wikipedia.co.org, diakses pada tanggal 31 Mei 2009. 35Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 16. 36Syamsu Yusuf, L.N. dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,

(Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2006), cet. ke-2, h. 5.

 

Page 35: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

"(…sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu

memahami diri dan lingkungannya)".37

Kemudian I Jumhur dan kawan-kawan menambahkan,

”Bimbingan yaitu proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat

memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya,

merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkuangan, baik

keluarga, sekolah, maupun masyarakat, dan bantuan itu diberikan

oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus

dalam bidang tersebut.”38

Selanjutnya Tohirin juga mengutip dari Surya yang mengutip

pendapat Crow. dkk (1960), yang menyatakan bahwa bimbingan adalah

bantuan yang diberikan oleh seorang laki-laki maupun perempuan yang

memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang

(individu) dari setiap usia untuk menolongnya dalam mengembangkan

kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengambangkan arah pandangannya

sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.39

Traxler juga berpendapat, sebagaimana yang di kutip oleh Prof. Dr.

Nana Syaodih, bimbingan merupakan bantuan yang memungkinkan tiap

individu dapat memahami kemampuan-kemampuan dan minatnya,

mengembangkan diri secara optimal, menyesuaikan diri dengan tuntutan

kehidupan, dan akhirnya menjadi individu utuh dan matang yang mampu

37Ibid., h. 6. 38I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah; (Guidance &

Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, 1975), h. 28. 39Tohirin, Bimbingan dan Konseling, h. 17.

 

Page 36: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

membimbing diri sendiri, sebagai warga yang sesuai dengan harapan

masyarakat.40

Dra. Kartini Kartono menambahkan, bimbingan adalah

pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah dipersiapkan

(dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan-keterampilan tertentu

yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain yang memerlukan

pertolongan.41

Drs. M. Lutfi, MA menambahkan bahwa hakikat bimbingan adalah

”Suatu proses usaha pemberian bantuan atau pertolongan

kepada orang lain (siapa saja) dalam segala usia, yang dilakukan

secara terus-menerus (berkesinambungan) yang mana orang itu

mengalami kesulitan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya

(secara psikis), sehingga dengan bantuan atau pertolongan itu

orang yang diberikan bantuan (terbimbing) dapat mengarahkan

dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan

potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan

lingkungan masyarakatnya”.42

Kemudian Drs. Dewa Ketut Sukardi juga memberikan definisi,

bimbingan yaitu proses pemberian bantuan yang diberikan kepada

seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh

pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang

mandiri.43

40Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling Dalam Praktek;

Mengembamgkan Potensi dan Kepribadian Siswa, (Bandung: Maestro, 2007), h. 9. 41Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya; Teknis Bimbingan

Praktis, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), cet. ke-1, h. 9. 42M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 8-9 43Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta),

cet. ke-1, h. 2.

 

Page 37: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa

bimbingan yaitu suatu bentuk pelayanan yang mempunyai tujuan yang

jelas, terencana dan sistimatis yang dilakukan oleh orang yang ahli dalam

membimbing dan membantu individu dalam pengembangan dan

penyesuaian diri di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan

agama.

2. Jenis-Jenis Bimbingan

Dalam tataran praktis, bimbingan mempunyai beberapa jenis.

Jenis-jenis bimbingan ini adalah berbagai macam bentuk pelayanan

bimbingan dalam membantu individu. Diantara jenis-jenis bimbingan

seperti yang dikemukakan oleh Drs. H. Paimun dalam Bimbingan dan

Konseling, di antaranya: bimbingan belajar (bagi bimbingan di sekolah),

bimbingan jabatan atau bimbingan karir, bimbingan sosial, bimbingan

keagamaan, bimbingan kepribadian dan bimbingan waktu luang,44 dan

bimbingan dalam menemukan makna hidup ini termasuk ke dalam

bimbingan pengembangan pribadi.

Jenis-jenis bimbingan yang dikemukan di atas hanyalah sepintas

jenis-jenis bimbingan yang ada, dan masih banyak lagi jenis-jenis yang

lain, sesuai dengan masalah yang timbul dari masyarakat. Ada juga istilah

"bentuk-bentuk bimbingan" yang menunjukkan kepada kuantitas atau

jumlah orang yang diberi pelayanan bimbingan. Apabila orang yang

dibimbing itu hanya satu orang, maka digunakan istilah "bimbingan

44Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.

69.

 

Page 38: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

individual atau perorangan", dan bila orang yang dibimbing tersebut lebih

dari satu orang, maka digunakan istilah bimbingan kelompok, apakah itu

kelompok kecil, agak besar, besar atau sangat besar. Bimbingan kelompok

dimaksudkan untuk memanfaatkan dinamika yang tercipta dengan

diselenggarakannya suatu kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan-

tujuan bimbingan.45

Bimbingan individu atau persorangan terutama disalurkan melalui

layanan konseling, dan bimbingan kelompok dilaksanakan dengan

berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan

bimbingan kelompok, dibentuk kelompok diskusi, dan lain-lain.

3. Metode Bimbingan

Dalam pelaksanaannya, bimbingan menggunakan metode agar

terlaksana dengan baik. Metode dalam Kamus Ilmiah Populer yaitu cara

yang teratur dan sistimatis untuk pelaksanaan sesuatu, atau cara kerja.46

Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam bimbingan untuk

membantu individu. Ainur Rahim Faqih menyatakan dalam bukunya

"Bimbingan dan Konseling Islam" menyatakan bahwa metode biasanya

dipadankan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga bisa

memperoleh hasil yang diinginkan. Sementara teknik merupakan

penerapan metode dalam tatanan praktis.47

45Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok; Dasar dan Profil, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1995), cet. ke-1, h. 61. 46Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,

1994), h. 461. 47Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), cet. ke-2, h. 54.

 

Page 39: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Kalau dilihat dari segi komunikasi, metode bimbingan dapat dibagi

kepada dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

a) Metode Langsung

Yaitu metode dimana dalam pelaksanaannya pembimbing memberikan

bantuan (bimbingan) secara langsung (tatap muka) dengan orang yang

dibimbing. Metode ini dapat menggunakan:

1) Metode individual, dengan teknik percakapan pribadi, kunjungan

ke rumah , dan observasi kerja.

2) Metode kelompok, dengan teknik diskusi kelompok, karya wisata,

sosiodrama, prikodrama, dan group teaching.

b) Metode Tidak Langsung

Yaitu metode dengan menggunakan media komunikasi massa, metode

ini dapat menggunakan:

1). Metode individual, dengan teknik surat menyurat, dan telepon.

2). Metode kelompok/massal, dengan teknik: papan bimbingan, surat

kabar/majalah, brosur, radio, televisi.48

4. Tujuan Bimbingan

Setiap sesuatu pasti ada tujuan yang menjadi titik fokus dan

sasarannya. Bimbingan mempunyai tujuan agar tercapainya perkembangan

yang optimal pada individu yang dibimbing. Dengan kata lain agar

indvidu tersebut dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai

48M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Trayon Press, 1998), h. 2.

 

Page 40: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dengan potensi atau kapasitasnya, dan agar individu tersebut dapat

berkembang sesuai dengan lingkungannya.49

Shertzer dan Stone mengatakan seperti yang dikutip oleh WS.

Winkel dan M.M Sri Hastuti bahwa tujuan pelayanan bimbingan adalah

”supaya sesama manusia bisa mengatur kehidupannya sendiri, menjamin

perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung

jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan

keterbatasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada

cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik pada dirinya, dan

menyelesaikan semua tugas yang dihadapinya dalam kehidupan ini secara

memuaskan.”50 Tujuan yang demikian sangat luas dalam ruang

lingkupnya, karena tidak terbatas pada bidang kehidupan tertentu. Seluruh

medan hidup seseorang terjangkau di sini dan semua bidang kehidupan

tercakup dalam bimbingan.

C. Logoterapi; Sebuah Pendekatan Makna Hidup

1. Pengertian Logoterapi

Logoterapi adalah sebuah aliran psikologi modern yang

”dilahirkan” oleh Victor Emile Frankl. Secara etimologis logoterapi terdiri

dari dua kata, logos dan therapi. Logos dalam bahasa Yunani berarti

makna (meaning), atau rohani (spirituality), seperti yang dirumuskan oleh

49Tohirin, Bimbingan dan Konseling, h. 35. 50WS. Winkel dan M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

(Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. ke-3, h. 29.

 

Page 41: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Frankl ”......Logos is a Greek word which denotes meaning...”,51

sedangkan terapi berarti pengobatan atau penyembuhan.52

Logoterapi secara terminologis adalah upaya penyembuhan melalui

penemuan makna hidup dan pengembangan hidup bermakna, yang dapat

digambarkan sebagai corak psikologi/psikiatri yang mengakui adanya

dimensi kerohanian pada manusia selain dimensi raga dan jiwa, serta

beranggapan bahwa makna hidup, hasrat hidup bermakna yang merupakan

motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna.53

2. Pengertian Makna Hidup

Makna hidup terdiri dari dua kata, makna dan hidup. Makna

(meaning) adalah sesuatu yang dimaksudkan, atau diharapkan; sesuatu

yang berarti, atau yang menunjukkan satu istilah atau simbol tertentu.54

Makna dapat disebut juga dengan arti. Makna adalah sesuatu yang

membuat kita merasa berarti.55 Sedangkan hidup adalah bergerak,56

perjuangan,57 ibarat pohon keabadian yang selalu tumbuh.58 Iqbal Hamdi

menambahkan hidup bagaikan suatu mesin yang bergerak dalam suatu

51Victor E. Frankl, Man’s Search for Meaning; An Introduction to Logotherapy, (London:

Hodder and Stoughton, 1977), h. 104. 52Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Meraih Hidup Bermakna, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 36. 53Ibid., h. 35-36. 54James. P. Chaplin, Kamus Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008), h. 281. 55A Aron Lumpin, You Can Chance Your Life; Aim of Succes, Rahasia Menjalani

Kehidupan Bermakna, penerjemah Aditya Suharmoko, (Jakarta: Esensi, Erlangga Group, 2006), h.

42. 56Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h.

306. 57Lumpin, You Can Chance your life; Aim of Succes, h. viii. 58Komaruddin Hidayat, Psikologi Kematian, Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme,

(Jakarta: Hikmah, 2006), cet. ke-7, h. 80.

 

Page 42: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

proses produksi.59 Hidup adalah anugerah yang sangat berharga yang

diberikan Tuhan kepada semua makhluknya, baik binatang, tumbuhan dan

manusia.

Jadi makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting,

berharga/bernilai serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga

layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (The purpose in life), yang mana

apabila hal itu berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan

kehidupan yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan

bahagia (happiness).60

3. Landasan Filsafat Logoterapi

Logoterapi adalah suatu teori yang menitik fokuskan pada makna

hidup. Setiap sesuatu pasti ada cerita, asal-usul atau sejarahnya. Teori

tentang makna hidup yang dapat dikenal sekarang ini, karena ada yang

meramunya atau menformulasikannya, seorang "master survive" dari

empat kamp konsentrasi maut (Austchwitz, Maidanek, Dachau, dan

Treblikinka) pada perang dunia kedua, dialah Victor Emile Frankl.

Victor Frankl dalam merumuskan logoterapi, mendasari teorinya

ini dengan landasan filsafat kemanusiaan, sehingga landasan ini

merangkum dan melandasi asas-asas, ajaran, dan tujuan logoterapi

tersebut.

“In that logotherapy is based on the following three

conseps: 1. the freedom of will; 2. the will to meaning; and 3. the

59Iqbal Hamdi, Menggapai Hidup Bermakna, (Jakarta: Repeblika, 2006), cet. ke. 1, h. 50. 60Bastaman, Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. 45.

 

Page 43: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

meaning of life”.61 (Logoterapi itu di dasarkan pada tiga konsep,

yaitu: 1. kebebasan berkehendak; 2. hasrat untuk hidup bermakna;

dan 3. makna hidup).

Ketiga konsep tersebut juga menjadi landasan filsafat logoterapi

yang mendasari seluruh ajaran, teori dan penerapannya. Adapun landasan

tersebut akan diuraikan secara ringkas berikut ini.

a. The Feedom of Will (Kebebasan Berkehendak)

Dalam kehidupan ini, manusia mempunyai kebebasan untuk

melakukan semua yang ia inginkan, begitupun dalam berkehendak,

dengan kehendak seseorang melakukan semua aktifitas, “…bukan

tubuh yang membuat seseorang tersebut dapat berdiri tegak, tetapi

kehendaklah yang membuatnya berdiri….”62. Dalam sejarah, manusia

telah mampu melakukan hal-hal yang besar dengan kehendak,

keberhasilan dan kegagalan adalah fenomena dari kehendak, tapi

kebebasan dalam berkehendak di sini bukanlah kebebasan yang tak

terbatas, karena sesuai dengan sifat alamiah manusia itu sendiri adalah

makhluk yang mempunyai keterbatasan. Jadi kebebasan di sini adalah

kebebasan yang tidak mutlak.

Walaupun manusia adalah makhluk yang diciptakan sebaik-

baik bentuk, tapi manusia juga tidak akan terlepas dari kekurangan. Ini

mengindikasikan bahwa manusia juga mempunyai keterbatasan.

Manusia walaupun dianggap memiliki potensi yang luar biasa, tapi

61Victor E. Frankl, The Will to Meaning: Foundations and Applications of Logotherapy,

(New York: New America Library, 1970), h. vii. 62Hazrat Inayat Khan, Dimensi Spiritual Psikologi. Penerjemah Andi, (Pustaka Hidayat),

cet. ke-1, h. 101.

 

Page 44: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sekaligus memiliki keterbatasan dalam aspek ragawi (tenaga, daya

tahan tubuh, stamina, dan usia), aspek kejiwaan (kemampuan,

keterampilan, kemauan, ketekunan, bakat, sifat, tanggung jawab

pribadi), aspek kerohanian (iman, ketaatan beribadah, cinta kasih).63

Jadi sebagai penekanan di atas, kebebasan berkehendak

manusia tidaklah bebas dalam segala hal, tapi bebas disini adalah

manusia bebas untuk berkehendak, bebas untuk menentukan sikap (the

freedom to take a stand), apakah ia ingin baik, atau buruk, Manusia itu

sendiri yang akan memilih, manusia bebas untuk memilih. Hal ini

sesuai dengan salah satu julukan kehormatan manusia sebagai "The

Self determining being", yang Artinya manusia dalam batas-batas

tertentu memiliki kemampuan kebebasan untuk mengubah kondisi

hidupnya guna meraih kehidupan yang berkualitas.64

Manusia bisa saja dapat kehilangan segala sesuatu yang

dimilikinya, tetapi itu tidak berlaku pada hak mutlak manusia yaitu

kebebasan manusia yang sangat fundamental. Kebebasan untuk

memilih suatu sikap atau cara bertindak dan melakukan action

terhadap nasib mereka. Kebebasan untuk memilih sesuai dengan

keinginan diri mereka sendiri. Dengan kata lain dapat dikatakan

bahwa, dalam diri manusia itu sendiri ada kebebasan yang tidak bisa

63 Bastaman, Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. 42. 64Ibid., h. 41.

 

Page 45: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dihancurkan bahkan oleh pagar kawat berduri sekalipun,65 itu adalah

kebebasan untuk hidup bermakna.

Meminjam istilah Jamil Azzaini tentang manusia yang bebas

untuk menentukan dirinya. Beliau mengetakan bahwa manusia hidup

memiliki dua lingkaran, lingkaran yang pertama adalah yang dapat

dikuasi sedangkan lingkaran yang kedua adalah lingkaran yang tidak

dapat dikuasai. Kebebasan berkehendak termasuk kedalam lingkaran

kedua, manusia lah yang menentukan ke mana kakinya akan

melangkah, atau memilih makanan yang akan disantapnya.66 Dan yang

perlu diperhatikan adalah dalam hal "kebebasan" ini harus disertai

dengan rasa tanggung jawab agar tidak berkembang menjadi

kesewenang-wenangan.

65Begitulah yang dialami dan dirasakan oleh Victor Emile Frankl selama dalam camp

konsentrasi maut oleh tentara Nazi, di dalam camp konsentrasi tersebut jangankan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai manusia (seperti kebutuhan akan biologis, sandang,

pangan, dan papan), keinginan untuk hidup saja bagi kebanyakan para tahanan tersebut hampir

tidak ada.

Bahkan kebanyakan dari para tahanan lebih memilih menunggu giliran untuk

dimasukkan ke dalam ruangan gas beracun untuk dibunuh secara massal dengan harapan

mengakhiri penderitaan yang dialami setiap saat. Di sini terlihat harapan untuk hidup saja sudah

hampir hilang bagi sebagian tahanan, tapi itu tidak berlaku bagi Frankl dan sebagian orang yang

mempunyai harapan yang kuat, bagi Frankl sendiri justru itu semua menjadi pembuktian dalam

perumusan teorinya tentang makna hidup ini. 66Jamil Azzaini, Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia; Kisah-Kisah Inspiratif

Pembangkit Motivasi dan Pemaknaan Hidup, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet.

ke. 1, h. 64-65.

 

Page 46: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

b. The Will to Meaning (Hasrat Untuk Hidup Bermakna)

Setiap orang (normal) pasti akan mendambakan hidup yang

mengantarkannya kepada kebahagiaan, dan jalan untuk mencapai

kebahagiaan itu adalah dengan menemukan makna hidup. Hasrat untuk

hidup bermakna adalah hal yang memang ada pada diri manusia,

Frankl sendiri dengan sengaja menyebutnya "The will to Meaning"

bukannya "the drive for meaning", karena makna dan nilai-nilai hidup

tidak mendorong, tetapi seakan-akan menarik dan menawarkan kepada

manusia untuk memenuhinya.

Dalam The Will to meaning ini Frankl berangkat dari kritiknya

terhadap dua aliran psikologi pendahulunya yaitu psikoanalisis dan

individual. logoterapi berbeda dengan konsep-konsep atau prinsip-

prinsip psikoanalisis dan psikologi individual. Psikoanalisis yang

memegang prinsip kesenangan yang diterjemahkan menjadi keinginan

akan kesenangan atau pencari kesenangan, dan Psikologi individual

yang memegang prinsip kekuasaan, yang diterjemahkan menjadi

keinginan akan kekuasaan. Tetapi logoterapi berkata lain, menurut

logoterapi kesenangan adalah efek dari pemenuhan makna, sedangkan

kekuasaan merupakan pra sarat dari pemenuhan makna tersebut.67

Hasrat atau keinginan untuk hidup bermakna merupakan

motivasi semua manusia yang normal dalam melakukan berbagai

macam kegiatan dalam kehidupannya. Setiap orang pasti

67E. Koeswara, Logoterapi; Psikoterapi Victor Frankl, (Yogyakarta: Kanisius 1992), cet.

ke-1, h. 51.

 

Page 47: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menginginkan bagi dirinya suatu cita-cita dan tujuan hidup yang

penting dan jelas yang kemudian akan diusahakan untuk

mewujudkannya dengan usaha semaksimal mungkin, dan tujuan ini

akan menjadi arahan dalam semua kegiatannya sehari-hari.68

Seseorang akan bekerja dengan keras agar keluarganya bisa

hidup, maka kerja tersebut akan memberikan kesenangan batin bagi

dirinya, dan yang menjadi pendorong orang tersebut untuk bekerja

adalah kehendak, kehendak untuk hidup bermakna. Begitu juga

seluruh aktifitas yang dilakukan oleh orang normal lainnya dalam

kehidupan sehari-harinya.

Begitupun dengan Victor Frankl (seperti yang dikutip Septi

Gumiandri dari Victor; Recollections: An Autobiografi),

kemampuannya untuk terus mempertahankan dan mengembangkan

hasrat untuk hidup bermakna (The Will to Meaning) hasrat yang dapat

dikembangkan dalam setiap keadaan, baik keadaan normal maupun

dalam kondisi tragis atau menderita, misalnya dalam keadaan sakit,

salah, dan bahkan saat-saat menjelang kematian sekalipun telah

membawanya bertahan hidup hingga perang dunia II berakhir.69

Nurkholis Madjid mengutip pernyataan C.G. Jung yang

mengatakan bahwa manusia mempunyai sifat non-material yang lebih

mendasar, lebih mendalam dan lebih penting dari kebutuhan material

(seperti sandang, pangan, dan papan), yaitu rasa memiliki makna

68Bastaman, Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup, h. 42. 69Septi Gumiandri, Logoterapi Victor E. Frankl dalam Tinjauan Tasawuf, (Disertasi

Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 47.

 

Page 48: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

hidup. Manusia lah satu-satunya makhluk yang mempunyai rasa

tersebut sekaligus yang menjadi pembeda manusia dengan spesies

lainnya.

”Harkat manusia terletak pada pandangan bahwa

hidupnya bagaimanapun berguna. Kita bersedia menanggung

kepedihan, deprivasi, kesedihan, dan segala derita, jika

semuanya itu menunjang suatu tujuan, dari pada memikul

beban hidup tak berarti, lebih baik menderita dari pada tanpa

makna”.70

c. The Meaning of Life (Makna Hidup)

Sebagaimana yang telah diulas di atas, makna hidup adalah hal-

hal yang dianggap sangat penting, berharga/bernilai serta memberikan

nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam

kehidupan (the purpose in life).

Makna hidup adalah sesuatu yang sangat berharga bagi setiap

manusia yang normal, dan menjadi dambaan bagi setiap orang. Dengan

makna hidup ini, kehidupan seseorang mempunyai arah dan tujuan,

sehingga tidak mengalami kehampaan hidup. Bila makna hidup ini

berhasil ditemukan dan dikembangkan maka akan membuat orang

tersebut merasa bahagia sebagai akibat sampingnya.

Makna hidup ternyata ada di dalam kehidupan itu sendiri, kalau

individu tersebut bisa menghayatinya. Sebagai contoh, dalam

kehidupan sehari-hari ternyata sangat banyak kegiatan-kegiatan yang

bermakna kalau dihayati, seperti seorang ibu yang mengasihi anaknya

70Budhi Munawar Rahman, Ensiklopedi Nurkholis Madjid, (Jakarta: Mizan, 2006), cet.

ke-1, h. 1774.

 

Page 49: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

akan merasa senang dan bahagia bila ia berhasil memberikan sesuatu

yang telah lama di impikan oleh anaknya tersebut. Dan masih banyak

kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa memberikan makna dalam

kehidupan.71

Makna hidup tersebut dapat ditemukan dalam setiap keadaan,

apakah itu keadaan yang menyenangkan, atau sebaliknya keadaan yang

tidak menyenangkan,72 dalam keadaan bahagia atau keadaan

menderita, pepatah pernah mengatakan "ambillah hikmah di setiap

derita yang menimpa kita" atau "hikmah di dalam musibah", ini

mengindikasikan bahwa makna hidup dapat ditemukan dimana saja,

walau dalam keadaan menderita sekalipun.

4. Menemukan Makna Hidup

Makna hidup harus dicari dan ditemukan, makna hidup ada di

dalam kehidupan itu sendiri. Dalam tatanan praktis makna hidup bisa

ditemukan dengan menggunakan pendekatan logoterapi yang telah dirintis

oleh Victor Frankl. Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, logoterapi

pada saat ini telah banyak dikembangkan, Salah satu pengembangan teori

logoterapi dalam hal pengembangan diri yaitu oleh James C. Crumbaugh

salah seorang murid Frankl yang menamakan teorinya itu dengan nama

logoanalisis yang nantinya akan dikembangkan dan modifikasi oleh

71Bastaman, Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup, h. 11. 72Seperti yang dialami oleh Frankl di dalam camp konsentrasi, dia menemukan makna

hidup di dalam gudang penyiksaan, dimana hidup sudah tidak dihargai lagi oleh sebagian orang,

tetapi justru mati lebih banyak yang memilih untuk mengakhiri penderitaan yang mereka terima

setiap waktu.

 

Page 50: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Hanna Djumhana Bastaman menjadi "Panca temuan makna hidup", dan

akan menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini.

Logoanalisis yaitu suatu usaha untuk membantu seseorang

menemukan dan lebih menyadari makna dan tujuan hidupnya dengan cara

menggali dan mempelajari pengalaman-pengalaman hidupnya sendiri,

khususnya pengalaman yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan berkarya,

penghayatan-penghayatan terhadap berbagai peristiwa yang mengesankan,

dan sikap dalam menghadapi keadaan-keadaan yang tak terhindarkan

lagi.73

Crumbaugh merumuskan logoanalisis sebagaimana yang

termaktub di dalam bukunya Everytihing to Gain, A Guide to Self-

Fulfillment Through sebagai:

"Logoanalysis a process of analyzing your life experience

for sources of new meaning you have overlooked, and of extending

your experience into new areas to find a new sense of purpose."74

(logoanalisis adalah sebuah proses analisa pengalaman hidup anda

untuk mendapatkan sumber makna yang baru yang telah anda

abaikan, dan yang memperluas pengalaman-pengalaman anda

kepada area baru untuk menemukan makna dan tujuan hidup

baru).”

Untuk menemukan makna hidup bagi setiap orang yang ingin

mengembangkan kehidupan yang bermakna, logoanalisis menerapkan

metode-metode, yaitu:

73Bastaman, Meraih Hidup Bermakna, h. 11. 74James C. Crumbaugh, Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through

Logoanalysis, (Chicago: Nelson-Hall Company, 1973), h. 13.

 

Page 51: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

1. Self Evalution (Evaluasi Diri atau Pemahaman Diri)

Pemahaman diri yaitu mengenali diri secara objektif tentang kekuatan-

kekuatan dan kelemahan-kelemahan diri sendiri, baik yang masih

merupakan potensi maupun yang sudah teraktualisasi, kemudian

kekuatan-kekuatan tersebut dikembangkan atau ditingkatkan dan

kelemahan-kelemahan tersebut dihambat atau dikurangi.

2. Action as if (Bertindak Positif).

Bertindak positif yaitu mencoba menerapkan dan melaksanakan hal-

hal yang dianggap baik dan bermanfaat dalam perilaku dan tindakan

nyata sehari-hari.

3. Establishing An Encounter [Personal and Spiritual] (Pengakraban

Hubungan, Secara Perorangan dan Spiritual).

Pengakraban hubungan yaitu meningkatkan hubungan baik dengan

pribadi-pribadi tertentu (misalnya anggota keluarga, teman, dan rekan

kerja), sehingga masing-masing saling mempercayai, saling

memerlukan satu dengan lainnya, serta saling membantu.

4. Searching for Meaningful Values (Mencari Makna dari Nilai-Nilai).

Mencari makna yaitu mencari dan memahami macam-macam nilai

yang merupakan sumber makna hidup, apakah itu nilai dalam bekerja,

bersikap, ibadah, dan lain-lain.75

Keempat metode ini adalah jabaran dari usaha memperluas

kesadaran diri (expanding consious awareness) dan merangsang imajinasi

75Bastaman, Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup, h. 153.

 

Page 52: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

kreatif (stimulating creative imagination), dua ragam pendekatan utama

dalam logoanalisis, seperti yang diungkapkan oleh Crumbaugh “…these

techniques are as follows: 1). Expanding conscious awareness, and 2).

Stimulating creative imagination…”.76

5. Hidup Bermakna

Hidup bermakna adalah corak kehidupan yang didambakan oleh

setiap insan di muka bumi ini. Kehidupan yang dipenuhi dengan semangat

dan gairah hidup, kehidupan yang jauh dari rasa hampa dan cemas, intinya

adalah kehidupan yang menyenangkan.77

Hidup bermakna akan dapat diraih apabila makna hidup telah

ditemukan. Apa yang menjadi sumber-sumber makna dalam kehidupan

telah diketahui kemudian dilaksanakan dengan baik, maka hidup tersebut

akan dijalani dengan penuh makna.

Hidup bermakna ini ditandai dengan hubungan sesama manusia

yang baik atau hubungan antar individu terjalin dengan baik, saling

menghormati dan menyayangi, kemudian bisa berkarya, dan dapat

mengambil sikap yang tepat terhadap kendala yang datang menghadang.

Selain itu, pribadi dengan kehidupan bermakna secara sadar

berusaha meningkatkan cara berfikir potensi diri (fisik, mental, emosional,

sosial, dan spiritual) untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik

dan meraih citra diri yang diidam-idamkan, dan itu semua tidaklah

sempurna tanpa dilandasi oleh doa dan ibadah dengan niat yang suci.

76Crumbaugh, Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through Logoanalysis, h.

23. 77Ibid, h. 240.

 

Page 53: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

6. Hidup Bermakna Vs Hidup Tak Bermakna

Hidup bermakna adalah dambaan setiap manusia. Manusia yang

menghayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan yang penuh

semangat dan gairah serta jauh dari persaan hampa. Mereka memiliki

tujuan hidup yang jelas, memiliki peta perjalanan dalam kehidupannya.

Sehingga kegiatan-kegiatan mereka pun menjadi lebih terarah serta

merasakan sendiri kemajuan-kemajuan yang telah mereka capai.78

Apapun yang dikerjakan dalam hari-harinya akan mengikuti arah

yang telah diperoleh dari ditemukannya makna hidup tersebut. Tugas-

tugas dan pekerjaan sehari-hari bagi mereka merupakan sumber kepuasan

dan kesenangan tersendiri, sehingga dalam mengerjakannya pun mereka

lakukan dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab.

Hari demi hari mereka menemukan aneka ragam pengalaman baru

dan hal-hal menarik yang semuanya akan menambah kekayaan

pengalaman hidup mereka. Ketika mereka berada dalam suatu keadaan

yang tak menyenangkan atau mengalami penderitaan, mereka akan

menghadapinya dengan sikap tabah serta sadar bahwa senantiasa ada

hikmah yang tersembunyi di balik penderitaan tersebut. Mereka benar-

benar menghargai hidup dan kehidupan karena mereka menyadari bahwa

hidup dan kehidupan selalu menawarkan makna yang harus dipenuhi.79

Disamping itu Pada kenyataan yang lain masih banyak orang yang

tidak bisa menemukan makna hidupnya, antara lain mungkin karena

78Bastaman, Menemukan Makna Hidup, h. 68. 79Bastaman, Logoterapi, Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. 86

 

Page 54: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

kurang kesadaran bahwa makna hidup itu sendiri terkandung dalam

kehidupan tersebut, dan makna hidup itu bisa didapat melalui sumber-

sumber yang telah dikemukakan di atas.

Ketidak berhasilan menemukan dan memahami makna hidup

biasanya menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna (meaningless),

hampa, gersang, merasa tak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tak

berarti, bosan, dan apatis.80

Frankl menambahkan sebagaimana yang dikutip Hanna

Djumahana, penghayatan hidup tanpa makna bisa saja tak terungkap

secara nyata, tetapi bisa saja menjelma ke dalam berbagai upaya

kompensasi dan kehendak berlebihan, seperti tampak pada berlebihan

kehendak untuk berkuasa (the will to power), bersenang-senang mencari

kenikmatan (the will to pleasure), kenikmatan seksualitas (the will to sex),

berlebihan dalam bekerja (the will to work), dan mengumpulkan uang (the

will to money).81

Lawan dari hidup tanpa makna adalah hidup bermakna. Ini adalah

dua keadaan yang menimpa manusia normal di dunia ini. Ketika seseorang

mempunyai hasrat untuk hidup bermakna kemudian tak terpenuhi akan

menyebabkan hidupnya hampa, tak bermakna atau disebut juga dengan

frustasi eksistensial, namun sebaliknya apa bila hasrat seseorang untuk

hidup bermaknanya terpenuhi, maka hidupnya akan bermakna dan akan

80Ibid., h. 80. 81Ibid., h. 81.

 

Page 55: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

memperoleh kebahagiaan sebagai hasil samping dari terpenuhinya makna

hidup tersebut.

Di bawah ini akan dijelaskan dengan skema dalam proses

pencarian makna hidup :82

Jadi di sini tampak jelas, bahwa hidup bermakna adalah hidup yang

menyelamatkan manusia, baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat,

bangsa dan agama. Sedangkan hidup tanpa makna adalah gerbang ke arah

kesengsaraan, yang akan mengakibatkan frustasi yang disebut dengan

existensial frustation dan kehampaan yang disebut existensial vacum83 dan

berujung kepada neurosis noogenik.84

82Bastama, Meraih Hidup Bermakna, h. 25. 83Ibid., h. 26 84Neurosis noogenik adalah semacam gangguan mental yang melanda manusia ketika

tidak berhasil menemukan makna hidup.

Hasrat hidup

bermakna

Terpenuhi

Tak terpenuhi

Bahagia

Hidup bermakna

Hidup tak bermakna,

kehampaan/frustasi

eksistensial

Neurosis noogenik

 

Page 56: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

7. Mengembangkan Hidup Bermakna

Mengembangkan kehidupan bermakna pada hakikatnya sama

halnya dengan perjuangan hidup, yaitu menjadikan hidup lebih baik.

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hidup bermakna akan bisa

dikembangkan setalah kita menemukan makna hidup, dan setelah individu

tersebut tahu sumber-sumber makna hidup maka harus direalisasikan

dalam kehidupan dan dilaksanakan secara konsisten dan kesediaan untuk

menghadapi berbagai kendala dan hambatan dalam melaksanakannya.85

Kerangka pikir pengembangan hidup bermakna menurut logoterapi

pada dasarnya adalah: hasrat untuk hidup bermakna (The will to meaning)

sebagai motivasi utama setiap manusia harus dipenuhi terlebih dahulu

kemudian menetapkan makna hidup (The meaning of life) yang akan

dikembangkan serta memiliki citra ideal sebagai pribadi bermakna yang

unik dan khas (proper self image) yang ingin diraih. Apa bila semua ini

dapat dilaksanakan dengan baik maka akan menghasilkan hidup bermakna

dan kebahagiaan sebagai hasil sampingnya.86

Dalam tatanan praktisnya, pengembangan hidup bermakna pada

dasarnya sama dengan pengembangan pribadi pada umumnya yaitu

mengaktualisasikan potensi diri dan melakukan tranformasi diri ke arah

kondisi kehidupan yang lebih baik.

85Bastaman, Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. 238. 86Ibid., h. 238.

 

Page 57: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

D. Makna Hidup dan Hidup Bermakna Dalam Pandangan Islam

1. Makna Hidup Dalam Pandangan Islam

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa makna hidup adalah

hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai

khusus bagi seseorang, dan bisa dijadikan tujuan dalam kehidupan.

Bagi orang yang mempercayai akan adanya Tuhan, maka Tuhanlah

yang menjadi sumber bagi makna hidup mereka. Dalam agama Islam,

Allah-lah yang menjadi sumber nilai dan makna hidup yang paripurna dan

sempurna yang mendasari akan makna-makna hidup yang pribadi, unik,

spesifik, dan temporer. Tujuan dan makna hidup teringgi adalah

pengabdian dan beribadah kepadaNya, dan nilai tertinggi itulah yang

hendaknya mendasari dan menawarkan makna hidup yang unik dan

spesifik itu, antara lain dengan jalan secara sadar untuk mengatur

kehidupan yang sesuai dengan tuntunan agama.87

Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk mengabdi kepada

Allah, dengan mengabdi maka manusia akan mendapatkan makna dalam

hidupnya, Allah berfirman dalam surat Adz-dzariyat, ayat: 56.

⧫◆ →◼

▪◆ ➔◆

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.

87Ibid., h. 54.

 

Page 58: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Menurut Quraish Shihab, ibadah dalam ayat di atas bukan hanya

sekedar ketaatan dan ketundukan, tetapi merupakan bentuk ketundukan

dan ketaatan yang mencapai puncaknya karena adanya rasa keagungan

dalam jiwa seseorang terhadap Tuhannya.88

Inilah maksud firman Allah SWT bahwa jin dan manusia

diciptakan hanya untuk mengabdi kepadaNya. Mengabdi berarti

menfungsikan hidup sepenuhnya untuk menunaikan tugas dan tujuan

hidupnya, sebagai hamba yang wajib mengabdi kepada penciptanya, tanpa

penunaian tugas dan tujuan hidup ini, keberadaan manusia menjadi

absurd.89

Tolchah menambahkan bahwa ibadah dalam pengertian Islam yaitu

kepatuhan secara total kepada Allah, suatu penyerahan diri yang bulat dan

jujur kepadanya dengan mengikuti cara dan aturan yang ditetapkan

Allah.90

Sayyid Qutub menjelaskan bahwa manusia tidak akan berhasil

dalam kehidupannya tanpa menyadari maknanya dan menghayatinya, baik

kehidupan pribadi maupun kolektif. Ayat di atas menurutnya, membuka

sekian banyak sisi dan aneka sudut dari makna dan tujuan, sisi pertama

bahwa pada hakikatnya ada tujuan tertentu dari wujud manusia dan jin, ia

merupakan suatu tugas. Siapa yang melaksanakannya berarti ia telah

88M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an. vol. 13,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), cet. ke-8, h. 356. 89Muhammad Tolchah Hasan, Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: Listafariska Putra,

2004), cet. ke-3, h. v-vi. 90Muhammad Tolchah Hasan, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman,

(Jakarta: Lantabora Press-Jakarta Indonesia, 2005), cet. ke-6, h. 198.

 

Page 59: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

merealisasikan tujuannya dari wujudnya, begitupun sebaliknya, ia akan

menjadi orang yang kosong yang tidak punya tugas, dan berakhir dengan

kehampaan kalau ia tidak melaksanakan tugas tersebut. Tugas tersebut

adalah ibadah kepada Allah yaitu penghambaan diri kepadanya.91

Nurkholis Madjid berpendapat bahwa kesadaran akan ke-Tuhanan

(sebagai hasil dari iman) ini begitu mendasar dalam agama manapun,

karenanya pengalaman inilah yang akan membimbing manusia kearah

kebijakan dan amal shaleh, yang dapat membawa kepada kebahagiaan.92

Dalam agama Islam, umatnya dituntun untuk menemukan makna

dalam hidup, sehingga mereka tidaklah sia-sia hidup di dunia ini, dan

menjadi manusia yang selamat di dunia dan akhirat. Manusia

diperintahkan untuk berusaha, berusaha mencari makna tersebut melalui

usaha-usaha yang bisa dilakukan, dalam al-Qur'an Surat Ar-ra'du ayat 11,

Allah berfirman:

⧫ ⧫

❑⬧ ⧫

⧫ → ◆

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,

kecuali kaum tersebut yang mengubah nasib mereka sendiri”.

Jadi di sini nampak jelas, bahwa hidup harus diubah ke arah yang

lebih baik sebagai manusia dengan cara memenuhi makna hidup. Makna

hidup adalah sesuatu yang menjadi tujuan hidup setiap manusia yang

normal. Tanpa makna, hidup yang dijalani akan terasa hambar, tiada

91Ibid., h. 360. 92Munawarman, Ensiklopedi Nurkholis Madjid, h. cxxxvii.

 

Page 60: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

tujuan, dan akan menjadikan diri merasa hampa, ibarat "kesepian di tengah

keramaian".

Jadi makna hidup dalam pandangan Islam pada intinya adalah

Ibadah di samping sebagai tugas manusia di muka bumi ini. Dengan

melakukan ibadah, manusia akan menjadi manusia yang sempurna ketika

diikuti dengan amal perbuatan baik lainnya, karena ibadah kepada Allah

adalah tujuan hidup dari seluruh umat Islam.

2. Hidup Bermakna Dalam Pandangan Islam

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa makna hidup bagi orang

yang memegang prinsip agama dan yang menjadi tujuan hidup tertinggi

adalah ibadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta. Dalam agama

Islam, umatnya diatur sedemikian nyata dalam menjalani hidup dan

kehidupan di muka bumi ini, baik itu dalam hubungan dengan Allah atau

hubungan sesama manusia. Segala aspek kehidupan manusia diatur oleh

islam, mulai dari hal yang terkecil sampai masalah-masalah yang besar.

Semua aturan tersebut bertujuan untuk menjaga umat agar selamat

di dunia dan diakhirat. Manusia diberikan potensi untuk membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk, dan umat yang sehat tentunya akan

memilih yang baik sesuai dengan fitrahnya.

Logoterapi dengan tujuan utamanya yaitu hidup yang bermakna

tidaklah bertentangan dengan Islam, tetapi sebaliknya mempunyai titik

temu yaitu meningkatkan kesehatan mental dan mengembangkan

religiusitas. Integrasi antara mental yang sehat dan rasa keagamaan yang

 

Page 61: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

tinggi akan menjadikan pribadi-pribadi yang unggul semacam ulil albab

(salah satu karakter yang terpuji dalam al-Qur'an). Betapa banyak para

sahabat yang bisa menjadi contoh teladan yang terbukti akhlak, karakter,

kualitas hidupnya berkembang sempurna karena menemukan makna dan

nilai hidup tertinggi, yaitu iman dan takwa kepada Tuhan serta mentaati

Rasulnya.93

Sebagai agama yang sempurna, Islam mempunyai konsep

tersendiri tentang kepribadian yang patut untuk diteladani yang lahir dari

sumber pedoman hidup yaitu al-Qur’an yang berwujudkan dalam amal

perbuatan yaitu kepribadian Nabi SAW, dan diwarisi oleh para sahabat

dan diteruskan oleh orang-orang sholih penerus risalah mereka.

Hidup bermakna dalam pandangan Islam tertuang ke dalam

kepribadian seorang muslim yang Allah gambarkan laksana kalimah

thayyibah yang terwujud seperti sosok pohon yang thoyyibah juga.94

Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Ibrahim, ayat: 24-25:

⬧ ⧫⬧ ◆

⬧⧫ ☺ ⧫⬧

⧫⧫ ⧫⬧

⬧◆ ☺

⬧➔ ◼→

✓ ◼◆

➢◆ ⧫⬧

93Bastaman, Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. 246. 94Abu Izzuddin, Agenda Ceramah dan Retorika; Kiat-Kiat Ceramah Berkesan, (Solo:

Pustaka Amanah, 1999), cet. ke-4, h. 90.

 

Page 62: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

➔⬧

⧫⧫

”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh

dan cabangnya (menjulang) ke langit (24). Pohon itu memberikan buahnya

pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu

ingat (25)”.

Quraish Shihab dalam tafsirnya berpendapat bahwa gambaran

pribadi muslim sebagai kepribadian pohon thoyyibah, sementara Ulama

berbeda pendapat berpendapat tentang pohon tersebut, ada yang

mengatakan pohon tersebut adalah pohon kurma, ada lagi yang

mengatakan pohon kelapa, yang mana pelepah, sabut, tempurung, isi dan

akarnya pun bermanfaat. Demikianlah keadaan orang yang beriman yang

selalu memberikan manfaat kepada orang lain, dari berbagai segi

kehidupannya.95

Departemen Agama menafsirkan tentang pohon yang baik itu

digambarkan ”akarnya tempat bersila, batangnya tempat bersandar,

daunnya tempat bernaung, dan buahnya lezat dimakan”, artinya apapun

dari batang tersebut memberikan manfaat yang banyak.96

Jadi hidup bermakna dalam pandangan Islam terwujud ke dalam

kepribadian muslim teladan berupa kesatuan antara aqidah (keimanan),

ibadah, dan akhlak yang saling terkait. Keimanan yang mendalam akan

terlihat dalam keikhlasannya dalam beribadah, dan ibadah yang benar akan

95M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, h. 54. 96Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafasirnya, jilid. V, (Yogayakarta: UII, 1995), h.

171.

 

Page 63: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

tercermin dalam akhlak yang mulia sehingga mengantarkannya selamat

dunia dan akhirat.

 

Page 64: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB III

PROFIL HANNA DJUMHANA BASTAMAN

A. Profil Hanna Djumhana Bastaman

1. Riwayat Hidup dan Pendidikan Hanna Djumhana Bastaman

Dilahirkan 4 November 1939 di daerah Ciamis Selatan, Jawa

Barat, Hanna yang mempunyai nama lengkap Hanna Djumhana Bastaman

ini tumbuh dari keluarga besar Bastaman, Bastaman sendiri adalah nama

kakeknya. Ayahnya (Muhammad Sabri Wira Atmadja) adalah seorang

pemuka agama dan pegawai pemerintah, sedangkan Ibunya (Siti Jubaidah)

adalah seorang yang juga taat beragama dan pandai mengaji. Selain

religius, keluarga ini sangat mengapresiasi seni.97

Semasa kecil, Hanna sekolah seperti biasa layaknya anak-anak

pada usianya, tapi ketika kelas 4 SR (setara dengan SD sekarang, dahulu

namanya SR [Sekolah Rakyat]) beliau pindah ikut kakaknya ke kota

Bandung. Beliau adalah anak Ragil di keluarganya dari sembilan orang

bersaudara. Dan sekarang hanya tinggal hanya 3 orang, dua orang kakak

perempuannya dan beliau sendiri.98

97Hanna sendiri sangat ingin memainkan piano dari kecil, tapi karena keterbatasan

kakaknya yang pada waktu itu tidak bisa membelikannya piano, tidaklah menjadi penghambat

akan kegemarannya tersebut, hal itu tidak menyurutkan minatnya untuk mempelajari piano,

berbagai cara ditempuh olehnya untuk memenuhi keinginannya tersebut. bahkan pernah suatu

waktu beliau pergi bersepeda malam-malam berkilo-kilo ke kosan mahasiswi UNPAD hanya demi

untuk mendengarkan mahasiswi tersebut main piano, (Wawancara Pribadi dengan Hanna

Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009). 98Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 65: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Dengan bekal ketaatan dalam beragama sebagai prinsip hidup, di

kota pun Hanna masih bisa menjaga diri sehingga tidak terpengaruh oleh

lingkungan yang bisa menjerumuskannya. Setelah tamat SR Hanna

melanjutkan ke SMP selayaknya orang-orang waktu itu, setelah SMP

kemudian melanjutkan ke SMA.

Hanna sangat gemar membaca, beliau dari SD sudah rajin

membaca, beliau sering membaca buku milik ayahnya. Karena begitu

gemarnya membaca, beliau sering membeli buku dengan uang jajan

sendiri. Karena rajin membaca dan membeli buku tersebut, koleksi buku

Hanna pun sudah cukup banyak untuk anak seusianya, sehingga waktu

SMP sampai-sampai gurunya meminjam buku miliknya.

Setelah tamat SMA kemudian Hanna melanjutkan ke Fakultas

Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang pada awalnya hanya ikut-

ikutan temannya walaupun minat Hanna sendiri adalah tentang manusia.

Bagaimanapun sesuatu hal itu kalau dipaksakan tidak akan menghasilkan

maksimal, terbukti dengan kemudian Hanna semakin lama di sana makin

tidak cocok dengan bidang studi (hukum) yang diambilnya tersebut.

Akhirnya Hanna meninggalkan studi hukumnya tersebut dan pindah ke

Jakarta untuk memenuhi keinginan hati yaitu mentelaah tentang manusia.99

Akhirnya Hanna masuk ke Fakultas Psikologi UI (Universitas

Indonesia), dan akhirnya hasrat hati pun terpenuhi, dengan tanpa halangan

yang berarti akhirnya Hanna menamatkan sarjana Psikologi. Setelah

99Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 66: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

selesai dengan meraih gelar Sarjana Psikologi, Hanna ”ditarik” oleh pihak

Fakultas Psikologi untuk menjadi staf pengajar di sana. Seiring

berjalannya waktu, Hanna pun ditawarkan untuk ikut program S2, dan dia

pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, beliau masih melanjutkan

di Universitas yang sama dengan program psikologi klinis, dan akhirnya

Hannapun ”menggandeng” gelar Master Psikologi, setelah selesai S2

tersebut Hanna kembali mengabdi di almamaternya.100

Sejak 1968 Hanna bekerja di almamaternya sebagai dosen tetap

dan mengajar untuk Psikologi Kepribadian, Psikodiagnostik, Etika dan

Agama Islam. Dalam Psikoterapi secara khusus Hanna mendalami

logoterapi, sebuah corak psikoterapi yang membantu pribadi-pribadi

menemukan arti dan tujuan hidup untuk mengembangkan hidup

bermakna.101 Di samping mendalami secara akademis, secara praktis

Hanna juga melakukan semacam bantuan kepada individu dalam

menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup bermakna.

Hanna Djumhana juga pelatih SDM (Sumber Daya Manusia),

khususnya bidang peningkatan kemampuan dan keterampilan analisis

transaksional, pemahaman dan pengembangan pribadi, dan perilaku

asertif.

100Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009 101Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup

dan Meraih Hidup Bermakna, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 301.

 

Page 67: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

2. Hanna Djumhana Bastaman dan Logoterapi

Ada hal yang sangat menarik dari kesungguhan Hanna dalam hal

makna hidup ini, sebelum Hanna mengenal logoterapi sebagai suatu corak

terapi dalam pencapaian makna hidup dan menelaahnya secara intensif,

Hanna sendiri sudah mempunyai beberapa temuan lapangan atau bisa

disebut juga dengan teori dari kegiatan-kegiatan klinis yang dilakukan

terhadap kliennya selama praktek.

Setelah sekian lama menjadi psikolog (klinis), secara intuitif

Hanna Djumhana menemukan semacam pegangan dalam melakukan

wawancara dalam konseling, yaitu berusaha mendapatkan jawaban dari

dua pertanyaan, yaitu; mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu

dan apa yang paling penting dan didambakan dalam kehidupannya. Hanna

berasumsi dengan memahami motivasi dan tujuan hidup seseorang, berarti

dapat memahami pula manusia secara utuh.102

Perkenalan Hanna dengan logoterapi berawal dari ketika Hanna

Djumhana dipinjamkan sebuah buku oleh seniornya yaitu Dra. Ny.

Suprapti Sumarmo Marikan sekitar tahun 1975. Sebuah buku yang sangat

menarik bagi Hanna, sekarang buku tersebut sudah tidak ditemukan lagi,

Hanna sendiri lupa judul bukunya, tetapi beliau menduga buku tersebut

judulnya "Critical Incidents in Psychotherapy", sebuah "readings" sebuah

buku suntingan yang memuat tulisan-tulisan para pakar berbagai ragam

psikoterapi yang masing-masing dilengkapi dengan kasus-kasus yang

102 Ibid., h. xiv

 

Page 68: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menarik dan spesifik. Di antara kontribusi para pakar psikoterapi tersebut

ada sebuah tulisan dari Victor Frankl seorang yang namanya masih asing

bagi Hanna waktu itu (Hanna sendiri sudah tidak ingat lagi apa judul

tulisan Victor Fankl dalam buku tersebut).103

Buku tersebut berhasil merebut perhatian dan minat Hanna

Djumhana, selama membacanya Hanna mengangguk-angguk tanda setuju

dengan isi bacaan tersebut, dan di dalam hati terus mengatakan "ya",

"betul sekali", "cocok", "memang demikian". Hanna mengakui bahwa dia

merasa yang bekerja bukan hanya pikirannya saja, tetapi perasaannya pun

ikut terlibat meresapinya.

"Waktu itu saya benar-bebar merasa contented, dan seakan-akan

mengalami peak experience, bahkan mendadak mengidap semacam OCD

(Obsessive Compulsive Disorder) dengan mengulang-ulang membacanya

tanpa menghiraukan lagi tulisan-tulisan lainnya.”104

Hanna sedemikian semangatnya karena tulisan tersebut benar-

benar sesuai atau nyambung dengan hasil "temuannya” sendiri. Tulisan

tersebut membahas semacam terapi yang disebut dengan logoterapi.

Landasan filsafat dari logoterapi ini ada kebebasan berkehendak (The

Freedom of Will), hasrat untuk hidup bermakna (The Will to Meaning) dan

makna hidup (The Meaning of Life). Dan hikmah yang diambil atau

pelajaran yang didapat oleh Hanna adalah ternyata ada wawasan dan

konsep psikologi yang sesuai dengan hati Hanna. Dan apa yang menjadi

temuannya ternyata benar-benar ada landasan filosofinya. 105

103Ibid., h. xv. 104Ibid., h. Xv. 105Ibid., h. xvi.

 

Page 69: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Sejak itu Hanna benar-benar serius mempelajari logoterapi dari

bahan-bahan yang terbatas hasil book hunting di berbagai perpustakaan di

Jakarta. Karena waktu itu internet belum banyak digunakan, Hanna hanya

bisa memesan foto kopi artikel-artikel logoterapi dari berbagai jurnal luar

negeri melalui LIPI dengan biaya cukup mahal. Tetapi lama-kelamaan

perpustakaan di rumahnya pun bertamabah dengan buku-buku dan artikel-

artikel logoterapi, ditambah lagi dengan hadiah dari teman-teman Hanna

yang pulang dari luar negeri yang menghadiahkan buku-buku logoterapi

sebagai oleh-oleh dari mereka, karena mereka tahu kalau Hanna sangat

menggandrunginya.106

Dari situlah Hanna Djumhana mulai mengembangkan dan

memahami logoterapi secara mendalam, berusaha memberikan kontribusi

pemikiran dan pengembangan teori yang ada, mencoba berspekulasi

dengan pemikirannya, terbukti dengan berbagai hasil temuan baru yang

dikemukakannya, dan juga beberapa pengembangan teori yang sudah

dipraktekkannya.

106Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 70: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

B. Karya dan Pemikiran Hanna Djumhana Bastaman

1. Karya Hanna Djumhana Bastaman

Dalam menapak karir di kehidupannya, Hanna Djumhana

Bastaman sudah banyak memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan

khususnya di bidang psikologi. Terbukti dengan banyaknya karya-karya

beliau, baik yang telah terbit maupun masih dalam proses penerbitan, baik

yang berbentuk buku maupun yang berbentuk makalah, baik yang

berbentuk kontribusi tulisan yang menjadi bagian dari buku maupun

kontribusi beliau yang dimuat di dalam berbagai jurnal, koran, dan

majalah.

Di antara karya-karya Hanna Djumhana Bastaman yang

berbentuk buku, Yaitu;

a. "Logoterapi, Sebuah Perkenalan"; sebuah diktat berbentuk buku

setebal 59 halaman, yang diterbitkan oleh URDAT (Urusan

Reproduksi dan Distribusi Alat Tes) Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia (UI) Depok, tahun 1985, dan buku ini merupakan buku

pertama logoterapi di Indonesia.

b. "Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan Pengalaman

Tragis". Yang diterbitkan oleh Yayasan Wakaf Paramadina, 1996.

Buku ini merupakan Tesis S2 Hanna yang diterbitkan bekerja sama

dengan Yayasan Wakaf Paramadina.

 

Page 71: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

c. "Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Mengembangkan Hidup Bermakna", terbitan PT. Raja Grafindo,

Jakarta, tahun 2007.

d. "Kearifan Hidup Bermakna; Mengukir Kiat-Kiat Sukses". Ini

merupakan karya Hanna yang masih berbentuk naskah dan dalam

proses penerbitan.

e. "Logoterapi Made Simple, Logoterapi In Action", ini juga masih

merupakan naskah untuk diterbitkan.

Ini adalah karya-karya Hanna tentang logoterapi dalam berbentuk buku,

adapun penjelasan dari karya-karyanya ini yaitu;

"Logoterapi, Sebuah Perkenalan" adalah sebuah diktat yang

berbentuk buku. Diktat ini merupakan diktat pertama Hanna tentang

logoterapi. Diktat ini diterbitkan oleh URDAT (Urusan Reproduksi dan

Distribusi Alat Tes) Fakultas Psikologi untuk keperluan mengajar di

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Walaupun bentuknya sederhana terbuat dari kertas stensilan dan

dicetak dengan mesin stensil pula, tampaknya itu merupakan buku

pertama tentang logoterapi di Indonesia.107 Diktat ini pernah bertahun-

tahun pernah digunakan sebagai bahan ajar logoterapi di Fakultas

Psikologi UI.

"Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan Pengalaman

Tragis" adalah buku pertama Hanna Djumhana Bastaman. Buku yang

107Bastaman, Logoterapi; Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup, h. XVII.

 

Page 72: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

diterbitkan oleh Penerbit Paramadina Jakarta ini merupakan Tesis S2

Hanna di Fakultas Psikologi UI. Buku ini merupakan buku kajian tentang

logoterapi (yaitu sebuah corak psikoterapi yang membantu seseorang

dalam menemukan makna hidup) yang dilengkapi dengan hasil wawancara

yang mendalam dengan orang yang berhasil mengubah kehidupan tak

bermakna (meaningless) menjadi bermakna (Meaningfull).

Buku ini juga menceritakan tentang kisah-kisah pribadi yang

mengalami pengalaman tragis, apakah karena kehilangan orang yang

dicintai, beban mental yang datang beruntun tanpa henti, atau gangguan

kejiwaan yang menyiksa diri. Di sini juga diutarakan secara rinci tentang

proses pencarian makna hidup dalam kehidupan seseorang, dan setelah

makna itu ditemukan bagaimana cara mengembangkan makna hidup itu

menjadi hidup bermakna.

Selain itu buku ini juga menguraikan bagaimana cara menemukan

makna hidup menurut logoterapi, dan menjelaskan secara ringkas tentang

metode menemukan makna hidup yang dikemukakan oleh murid Frankl

yaitu James. C. Crumbaugh yang dinamakan dengan logoanalisis,

kemudian juga dihadirkan spekulasi dari Hanna sendiri tentang

pengembangan teori logoanalisis Crumbaugh yang kemudian dinamai

dengan "Panca cara temuan makna hidup".

"Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Mengembangkan Hidup Bermakna" adalah karya Hanna Djumhana

Bastaman yang kedua dalam bentuk buku. Dalam buku ini Hanna

 

Page 73: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

mencoba menampilkan temuan-temuan barunya tentang logoterapi dengan

menghadirkan spekulasinya dari teori yang ada.

Buku ini terdiri dari tiga bagian yang mencakup ke dalam aspek-

aspek penting logoterapi. Bagian pertama dari buku ini dengan "ungkapan

awal" berisi tentang cerita ringan seputar logoterapi sebagai pendahuluan

dari buku tersebut. Uraian ini diawali dengan sinopsis riwayat hidup sang

penemu logoterapi yaitu Victor Frankl dengan tujuan untuk menampilkan

the singer disamping the song.

Bagian kedua dari buku ini terdiri dari empat bab yang

menguraikan berbagai aspek logoterapi yang meliputi gambaran umum

dan dasar-dasar logoterapi, konsep filsafat logoterapi tentang manusia dan

teori kepribadian, serta aplikasi klinis logoterapi, serta metode dan

pelatihan logoanalisis dari James. C. Crumbaugh.

Dan pada bagian ketiga, yang berjudul "Kembang Setaman

Logoterapi", memuat pandangan, renungan, dan temuan Hanna Djumhana

Bastaman yang menjadi masukan dalam memperluas dan memperdalam

wawasan logoterapi. Hanna bertekad untuk mengatakan bahwa dirinya

sama sekali bukanlah menjadi "his master voice" dari sang penemu

logoterapi, melainkan Ia ingin menjadi siswanya yang kritis dan turut

mengembangkan wawasan keilmuannya.108 Dan terakhir buku ini ditutup

dengan rangkuman dan renungan yang merupakan intisari dan integrasi

dari seluruh isi buku tersebut.

108Ibid, h. xxvii

 

Page 74: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Sedangkan karya-karya Hanna Djumhana yang merupakan

kontribusi yang berbentuk tulisan mengenai logoterapi dan menjadi bagian

dari buku-buku, diantaranya;

a. "Logoterapi Sebagai Dasar dan Teknik Mengatasi Ketegangan

Pada Atlit". Dalam buku "Psikologi Olah Raga" Karya Prof. Dr.

Singgih Dirga Gunarsa; Cetakan pertama, terbitan PT. Gunung

Mulia, Jakarta, tahun 1989.

b. "Dari Anthroposentris ke Anthropo-Religiousus-Sentris; Telaah

Kritis atas Psikologi Humanistik", dalam buku "Membangun

Paradigma Psikologi Islami", oleh Fuad Nashori, dengan penerbit

Sipress, Yogyakarta, tahun 1994.

c. "Logoterapi dan Islam; Sejalankah?". Dimuat dalam buku

"Metodologi Psikologi Islami" ed. Rendra K, terbitan Pustaka

Pelajar, Yogyakarta tahun 2000.

d. "Mimpi dalam Tinjauan Psikologi; dari Psikoanalisa, Humanistik

hingga Psikologi Sufi", dalam buku "Menyinari Relung-Relung

Ruhani; Mengembangkan EQ dan SQ Cara Sufi" oleh Cecep

Ramli Bihar Anwar, dengan penerbit IIMAN dan Penerbit Hikmah

Jakarta, tahun 2002.

e. "Mengembangkan Diri Menurut Psikologi dan Tasawuf", dalam

buku "Menyinari Relung-Relung Ruhani; Mengembangkan EQ dan

 

Page 75: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

SQ Cara Sufi" oleh Cecep Ramli Bihar Anwar, dengan penerbit

IMAN dan Penerbit Hikmah Jakarta, tahun 2002.109

Kemudian karya-karya yang berbentuk makalah yang disampaikan

dalam berbagai temu ilmiah, yaitu;

a. "Agama dan Psikologi; dengan Logoterapi Sebagai Fokus

Telaah", Seri KKA 24/Tahun II/1988.

b. "Kehidupan Modern dan Kehidupan Bermakna; sebuah Tinjauan

Psikologis", Seri KAA Paramadina ke 93/tahun VIII/1994.

c. "Makna dalam Derita, Adakah?". Disampaikan dalam seminar

dengan judul "Bersyukur dan Mencari Makna di Tanah yang Tipis

akan Harapan". Wilayah Pastoran Fakultas Psikologi Universitas

Atmajaya, Jakarta, tanggal 16 Oktober 1997.

d. "Menjadi Insan Lansia Bermakna". Ceramah di Masjid Al-Irfan,

Komplek Dosen UI Ciputat, Jakarta tanggal 29 Juni 2002.

e. "Konseling dengan Pendekatan Logoterapi", disampaikan pada

loka karya sehari "Effective Counseling" diselenggarakan oleh PT.

IRADAT pada 22 Oktober 2002 di Hotel Ambara, Kebayoran

Baru, Jakarta.

f. "Adakah Makna dalam Derita; Menyikapi Pengalaman Tragis dan

Pergumulan Menemukan Makna Hidup" disampaikan pada dialog-

reflektif "Tragedi–Refleksi–Rekonsiliasi". Pada Fakultas Psikologi

Unika Atmajaya, pada tanggal 20 November 2002.

109Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 76: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

g. "Pasca Ramadhan; Merancang Pengembangan Pribadi".

Disampaikan pada acara halal bi halal para lulusan FKUI angkatan

1963, pada tanggal 21 Desember 2002.

h. "Kepribadian dalam Pandangan Psikologi Humanistik dan

Tasawuf; Tinjauan Victor Fankl dan Imam al-Ghazali".

Disampaikan pada simposium Nasional yang diselenggarakan oleh

IMAMUPSI Jakarta, di Auditorium UI, Depok, Jakarta.

i. "Logoterapi; Asas, Metode dan Aplikasi Klinis". Disampaikan pada

Kongres Nasional Psikoterapi PDSKJI, pada tanggal 07 Oktober

2004 di Denpasar, Bali.

j. "Manusia Modern Mendambakan Hidup Bermakna; Telaah

Logoterapi dan Psikologi Islami". Disampaikan pada seminar

"Menuju Hidup Bermakna dalam Perspektif Psikologi Islami" di

Fakultas Psikologi UNPAD, Bandung, pada tanggal 18 Desember

2004.

k. "Dari Logoterapi ke Psikoterapi yang Islami; Sebuah Pemikiran

Mengenai Psikoterapi Islami". Disampaikan pada acara Islamic

Psychology Fair dengan tema "Menyongsong Lahirnya Psikoterapi

Islami", FUSI Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi UI, pada

tanggal 06 Maret 2005.

l. "Meraih Hikmah Kehidupan". Disampaikan pada seminar "Sehat

dan Bahagia Menjalani Peran Orang Tua Anak Berkebutuhan

Khusus", oleh Yayasan Mandiga, pada tanggal 09 April 2005.

 

Page 77: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

m. "Spektrum Psikologi; Kesinambungan Psikologi Kontemporer,

Psikologi Islami dan Tasawuf Islam". Disampaikan pada dialog

interaktif dalam rangka Soft Opening "Lembaga Ilmiah Metafisika

Tasawuf Islam (LIMTI)" di Universitas Pembangunan Panca Budi

(UnPab), Medan pada Tanggal 09 Juli 2005.

n. "Diskusi Imajiner". Makalah pengantar Peluncuran/bedah buku

"Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan

Mengembangkan Hidup Bermakna" pada tahun 2007.

o. "Logoterapi dan Psikologi Positif", makalah pada tahun 2008.110

Kemudian karya Hanna yang berbentuk makalah dengan tema

logoterapi yang dimuat di dalam berbagai jurnal yaitu;

a. "Analisa Kasus Klinis Berdasarkan Logoterapi". Jurnal Psikologi

Indonesia, Nomor Perdana, Maret tahun 1980. Halaman 55-56.

b. "Agama dan Psikologi; Dengan Logoterapi Sebagai Fokus

Telaah". Majalah Psikologi klinis; 01/Maret/1989.

c. "Dimensi Spiritual dalam Teori Psikologi Kontemporer;

Logoterapi Victor Frankl", dalam jurnal Ulumul Qur'an. Nomor 4,

Vol. V, tahun 1994.

d. "Mengenang Victor Frankl, Pendiri Logoterapi". Obituari dimuat

dalam "Psikologika", Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam

Indonesia (UII) Jogjakarta, nomor 5, Maret, 1998.111

110Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009. 111Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 78: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Demikianlah serangkaian karya-karya Hanna Djumhana dalam

bidang logoterapi. Kemudian karya-karya lainnya juga banyak, di

antaranya tentang agama dan psikologi, Sebagaimana yang dijelaskan di

atas, sesuai dengan minatnya, Hanna mendalami di bidang psikologi klinis

dan minatnya untuk mempelajari aspek-aspek psikologi dalam kitab suci

al-Qur'an telah menimbulkan minat besar padanya untuk mengembangkan

sebuah corak psikologi yang dilandasi konsep manusia menurut

pandangan Islam. Dari kesungguhannya ini, Hanna Djumhana telah

menghasilkan sebuah buku yang berjudul Integrasi Psikologi dengan

Islam; Menuju Psikologi Islami, diterbitkan oleh Pustaka Pelajar

Yogyakarta tahun 1995 yang telah mengalami beberapa kali cetak.

Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa makalah yang

disampaikan di berbagai kesempatan, bahkan ada juga yang telah pernah

dimuat di dalam beberapa media massa dan buku-buku suntingan.

Makalah tersebut akhirnya di edit oleh Fuad Nashori dengan memilih 20

tulisan dari Hanna dan membagi ke dalam empat bagian ditambah prolog

dan epilog di dalam sebuah buku yang berjudul Integrasi Psikologi dengan

Islam; Menuju Psikologi Islami.

Pada bagian prolog Hanna mencoba menjelaskan gambaran awal

tentang hal-hal pokok dalam wacana Psikologi Islami. Kemudian pada

bagian pertama menjelaskan tentang dasar-dasar pengembangan psikologi

berwawasan Islam. Dan pada bagian kedua buku ini mencoba

mengungkapkan konsep utama dalam wacana Psikologi Islami.

 

Page 79: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Selanjutnya pada bagian ketiga menerangkan tentang pendekatan yang

lebih praktis, menawarkan konsep, tetapi sekaligus pendekatan yang dapat

menjawab bagaimana pribadi yang lebih sehat, lebih matang, dan lebih

tinggi dapat dicapai. Dan pada bagian keempat yaitu menggambarkan

pendekatan praktis yang diarahkan pada masyarakat secara umum.

Terakhir pada bagian epilog yaitu mencoba memberi respon atas reaksi-

reaksi yang bermunculan berkenaan dengan wacana Psikologi Islami.

Selain buku-buku tentang logoterapi, sebagai penulis aktif,

Hanna juga sudah menulis buku lainnya dalam bahasa Sunda, yaitu; Sura-

seuri Sunda; humor teh Daria, Nu Daria Dihumorkeun (Ketawa-ketawa

Sunda; Humor itu serius, Yang serius Dihumorkan) terbit pada tahun

2005.

Demikianlah sepak terjang dari Hanna Djumhana Bastaman yang

akrab dipanggil dengan ”Kang Hanna” ini dalam berkarya. Seseorang

yang mempunyai harapan akan terwujudnya psikologi Islam, yang benar-

benar bersumber dari al-Qur'an dan Hadits dan prinsip-prinsip psikologi

modern.112

112Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 80: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

2. Pemikiran Hanna Djumhana Bastaman

Dalam menelaah logoterapi dengan kajian kritis kemudian

berdasarkan pandangan, pengalaman, dan pertimbangan ilmiah, maka

Hanna menerima logoterapi dengan sikap yang kritis. Dan dari sikap kritis

inilah kemudian adanya pandangan-pandangan Hanna secara pribadi

tentang logoterapi yaitu berupa pemikiran spekulatif dan aplikatif.

Di samping menelaah logoterapi, jauh sebelum Hanna mengenal

logoterapi Hanna sudah mempunyai hasil temuan klinis dari praktek yang

dilaksanakannya, dari data yang ditemukannya secara intuitif tersebut

Hanna berusaha membuat semacam pegangan dalam melakukan

wawancara dan konseling, yaitu berusaha mendapatkan jawaban dari dua

pertanyaan; mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu dan apa yang

paling penting dan didambakan dalam kehidupannya? Karena Hanna

beranggapan bahwa dengan memahami motivasi dan tujuan hidup

seseorang, berarti dapat memahami pula manusia secara utuh.113

Tetapi kemudian setelah mengetahui logoterapi dan kebetulan

sesuai dengan hasil temuannya, Hanna memfokuskan diri dengan

logoterapi tersebut, di samping itu juga karena logoterapi sangat sesuai

dengan ideologi yang diyakininya. Kemudian dengan hasil telaah dan

pengalaman dalam tatanan praktis, akhirnya Hanna mencoba berspekulasi

dari teori yang ada.

113Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi; Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup,

h. xiv.

 

Page 81: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Berdasarkan kajian kritis, Hanna menemukan data klinis dan

dimensi-dimensi baru yang dapat melengkapi struktur keilmuan dan

aplikasi logoterapi Victor Frankl yang sudah eksis saat ini. Data klinis

yang ditemukan Hanna adalah pola "Act-out compusion" sebagai reaksi

khas OCD saat gangguan berkembang dari pemikiran obsesi semata-mata

menjadi pemikiran obsesi dan tindakan sekaligus.

Data baru lainnya yang ditemukan yaitu adanya "nilai-nilai

harapan" (hopeful values) yang diharapkan dapat menambah dan

memperluas sumber makna hidup yang dikemukakan Victor Frankl, yaitu

nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiental

values), dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).

Hal baru lainnya yang dapat melengkapi teori logoterapi adalah

dimensi sosial-budaya yang tidak secara eksplisit dikemukan Victor Frankl

sebagai salah satu unsur penting dalam kesatuan utuh manusia. Frankl

hanya menyebutkan tiga ragam dimensi yaitu somatis, kejiwaan dan

spiritual (neotic). Jadi Hanna merumuskan konsep kesatuan manusia dari

bio-psiko-spritual menjadi bio-psiko-sosio-dan spiritual.

Selain temuan-temuan baru yang diungkapkan Hanna, ada tiga

pengembangan teori dari teori yang ada tentang logoterapi, yaitu;

Pertama yaitu pengembangan skema dari Joseph B. Fabry yang

menggambarkan teori Victor Frankl tentang struktur kesadaran manusia

yang melengkapi kandungan alam tak sadar dengan noetik di samping

insting. Antara insting dengan neotik menurut Frankl terdapat perbedaan

 

Page 82: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

mendasar sehingga di antara keduanya secara skematis digambarkan

dengan garis pemisah yang tegas dari alam tak sadar sampai alam sadar.

Kemudian Hanna mengembangkan dengan memberikan tempat khusus

alam prasadar dan alam di atas sadar bagi unsur neotik, jadi Hanna

meniadakan garis pemisah tegas antara unsur neotik dengan insting.

Kedua, Hanna mencoba menyusun semacam pedoman konseling

logoterapi yang bahan-bahannya bersumber dari asas-asas, metode, dan

aplikasi logoterapi serta wawancara-wawancara yang dilakukan oleh

Frankl, yang kemudian diintegrasikan dengan frame konseling pada

umumnya.

Dan yang ketiga, Hanna memodifikasikan pelatihan yang

dirancang oleh James. C.Crumbaugh (salah seorang murid Frankl) yaitu

logoanalisis menjadi lebih sederhana, tanpa mengubah dasar-dasar teori

dan tujuannya, yang kemudian hasil modifikasi tersebut Hanna namakan

dengan "panca cara temuan makna", karena modul ini bertujuan untuk

memberikan pelatihan dan pemahaman untuk menemukan makna hidup

dan mengembangkan hidup bermakna.

Dan yang terakhir, skema integrasi antara skema lapisan

(psikoanalisis) dan skema konsentrik (psikologi humanistik) dari Frankl,

yang kemudian diperluas dengan menunjukkan kesinambungan antara

aliran-aliran psikologi modern (psikoanalisis, behavioral, humanistik, dan

 

Page 83: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

psikologi transpersonal) dengan psikologi Islami dan agama, sehingga

terintegrasi satu sama lain secara utuh. 114

C. Aktifitas Hanna Djumhana Bastaman dalam Bimbingan

Menemukan Makna Hidup

Hanna Djumhana Bastaman dalam membantu individu untuk

menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup bermakna telah

melakukan berbagai kegiatan, diantaranya konseling individu, bimbingan

kelompok, training atau pelatihan. Dalam training atau pelatihan, Hanna

menggunakan teknik panca cara temuan makna hidup yang merupakan

modifikasi atau penyederhanaan dari logoanalisis James C. Crumbaugh.

Aktifitas Hanna dalam membantu individu normal untuk

menemukan makna hidup dan mengembangkan hidup bermakna telah

dimulai dari tahun delapan puluhan (80an).115 Dimulai ketika Hanna

mendapatkan buku Logoanalysis pada tahun 1985, kemudian Hanna mulai

menelaah buku tersebut dan mengolah teknik yang ada dan

menyederhanakannya dengan perubahan seperlunya.

Hasil modifikasi tersebut dipakai untuk pertama kalinya pada

suatu kegiatan perkuliahan mahasiswa Psikologi, dan sekarang sudah

diintegrasikan menjadi kegiatan bagi mahasisiwa profesi klinis di

Fakultas Psikologi. Mahasiswa Psikologi Klinis pada awal-awalnya,

mereka diberikan pelatihan seperti ini untuk pengembangan diri mereka

114Ibid, h. 279. 115Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 84: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

yang mana kerja mereka adalah mengurus orang yang tidak normal, untuk

menangani orang yang tidak normal itu diperlukan pengajaran untuk orang

yang normal sebagai acuan dalam menanganinya, bagaimana orang normal

itu mempunyai keinginan-keinginan dan tujuan hidup yang terarah dan

menjalani kehidupan yang bermakna. Itu semua diajarkan atau dilatihkan

untuk menjadi acuan dalam menjalankan profesi tersebut.

Di luar kegiatan tersebut, Hanna mengadakan pelatihan-pelatihan

yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi, perusahaan-perusahaan,

dan instansi lainnya, misalnya di BUMN yang mengadakan kegiatan

menjelang purna bakti karyawannya. Maka di situ Hanna diminta untuk

memberikan sejenis pelatihan bagi karyawan tersebut, untuk membimbing

mereka tentang sikap dalam menghadapi pensiun. Biasanya para karyawan

yang purna bakti banyak yang tidak siap menerima hal tersebut, banyak

yang tidak mau pensiun, takut akan kehilangan pekerjaan, tapi sebaliknya

pensiun itu adalah suatu kewajiban dan aturan yang harus dilakukan.116

Melihat hal tersebut, yang perlu dibimbing adalah bagaimana

mereka menyikapi hal yang tidak bisa dihindari tersebut, apakah pensiun

dianggap bencana atau malah sebaliknya dianggap sebagai karunia sebagai

keadaan yang menyenangkan. Hobi yang tidak sempat tersalurkan ketika

masih sibuk bekerja, sekarang masa pensiun adalah masa untuk melakukan

semuanya. Kalau para pensiunan itu menganggap pensiun adalah bencana

atau hal yang menyakitkan, maka ia akan dapat bencana, tapi kalau

116Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 85: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dianggap sebagai nikmat Tuhan, alangkah senangnya hati mereka diberi

kesempatan untuk istirahat dari sekian lama bekerja, kerja dan kerja.

Sekaranglah saatnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang penting

dalam hidup mereka, dekat dengan cucu yang selama ini terabaikan karena

mungkin mereka sibuk di kantor, atau lebih mendekatkan diri kepada

Tuhan di samping usia sudah di ambang senja. Jadi, di sini sangat

dibutuhkan bimbingan bagi para purna bakti tersebut, sehingga dalam

menghadapi masa pensiun ini mereka telah mempunyai sikap yang tepat.

Di samping kegiatan-kegiatan di atas, Hanna Djumhana

Bastaman juga melakukan kegiatan-kegiatan dalam hal self help

(membantu diri) orang dalam permasalahan hidupnya. Dengan kegiatan-

kegiatan berupa bimbingan, konseling individu. Dalam pelaksanaanya

Hanna menggunakan teknik bimbingan dan konseling konvensional

dengan pendekatan logoterapi.117

Dalam tatanan praktis Hanna dalam membantu individu

menggunakan teknik client center therapy (terapi yang berpusat kepada

klien) karena logoterapi itu sifatnya fleksibel, jadi bisa digunakan teknik

apapun.118 Tapi kadang-kadang diikuti dengan konfrontatif, maksudnya

tidak hanya klien saja yang menentukan penyelesaian masalahnya, karena

kadang pada kasus-kasus seperti ”bangkrut” dalam berbisnis, kemudian

berdampak kepada keluarganya yang semakin kacau, kadang-kadang klien

disadarkan akan permasalahannya "gini lho masalah mu itu", agar dia

117Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009. 118Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 86: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

paham dengan permasalahannya.119 Semenjak pensiun pada tahun 2004,

Hanna melanjutkan praktik pribadinya dalam membantu orang-orang yang

memerlukan bantuan, dan kemudian ia juga melakukan bisnis keluarga.

Itulah segelintir kegiatan Hanna Djumhana dalam membantu

individu untuk bisa hidup lebih bermakna. Karena tujuan atau harapan

Hanna sendiri dengan logoterapi, bimbingan dan konseling ini, pertama

yaitu agar orang-orang menyadari potensi dirinya dalam artian keunggulan

dan kelemahan dirinya. Agar keunggulan ditingkatkan dan kelemahannya

dikurangi. Kedua, agar orang itu tahu akan tujuan hidupnya, sadar dan

tahu betul apa yang ingin diraihnya sebagai tujuan hidupnya, sebab kalau

tanpa tujuan orang itu akan kehilangan arah seperti layang-layang putus

yang dibawa angin.

Sebagai seorang Muslim, Hanna bertujuan supaya orang yang

dibimbing itu bersyukur diberikan potensi yang hebat oleh Allah SWT.

Lalu dia sadar tentang keunggulan yang diberikan kepadanya, jadi lebih

lanjutnya supaya seseorang itu bersyukur kepada Tuhan. Tujuan Hanna

selanjutnya, yaitu supaya kalau orang itu dapat musibah agar mereka bisa

menyikapinya, pandai mengambil sikap yang tepat dalam arti berjuang

dahulu sampai titik darah penghabisan untuk mengatasinya, kalau sudah

berusaha saatnya untuk menerima dengan lapang dada, saatnya diserahkan

kepada Allah SWT. 120

119Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009. 120Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman. Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 87: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB IV

KONSEP BIMBINGAN UNTUK MENEMUKAN MAKNA HIDUP DAN

MENGEMBANGKAN HIDUP BERMAKNA MENURUT

HANNA DJUMHANA BASTAMAN

A. Deskripsi Data

Citra Hanna Djumhana Bastaman di mata dunia Psikologi Indonesia

sebagai seorang pelopor logoterapi di Indonesia adalah sangat baik. Terbukti

dengan diduganya buku yang ditulis Hanna dengan judul Logoterapi, Sebuah

Perkenalan adalah buku pertama logoterapi dalam bahasa Indonesia dan

mendapat tempat di hati masyarakat, baik bagi kalangan akademisi maupun

masyarakat umum. Dengan diterbitkannya buku tersebut dan diajarkannya

kepada mahasiswa, logoterapi semakin dikenal di masyarakat umum, sehingga

logoterapi banyak diminati oleh banyak orang sampai sekarang.

Di samping itu, Hanna juga banyak memberikan kontribusi pemikiran

tentang logoterapi dengan tujuan untuk penyesuaian dengan budaya di

Indonesia, dan juga untuk melengkapi logoterapi yang menurut Hanna masih

“perlu dilengkapi”. Oleh karena itu dalam bab ini akan diuraikan seputar

konsep logoterapi dalam tatanan praktis yaitu bimbingan menurut beliau, yang

difokuskan pada permasalahan makna hidup. Bagaimana konsep logoterapi

menurut Hanna dalam hal membantu individu dalam menemukan makna

hidup, kemudian setelah makna hidup ditemukan dijelaskan juga bagaimana

mengembangkan hidup bermakna.

 

Page 88: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Hanna Djumhana sebagai seorang ilmuan, sekaligus yang mengaku

sebagai "siswanya Victor Emile Frankl", dirinya tidak mau disebut sebagai

”his master voice” dari sang penemu teori tersebut, beliau menerimanya

dengan sikap kritis, bahkan kalau perlu mengkritiknya. Sepak terjang

intelektual Hanna yang mencoba ”memberanikan diri” berspekulasi dari teori

yang ada telah mengantarkannya kepada pemikiran-pemikiran sebagai produk

asli dari dirinya.

Dalam spekulasinya tersebut, Hanna mengembangkan suatu bentuk

bimbingan yang menerapkan prinsip-prinsip logoterapi yang telah dirumuskan

oleh salah seorang murid Frankl yaitu James. C. Crumbaugh dalam

logoanalisisnya. Kemudian Hanna mengembangkan logoanalisis tersebut yang

tentunya dengan perubahan seperlunya, dan yang terpenting disesuaikan

dengan kebudayaan Indonesia.121

Kemudian Hanna mengajukan formula Pengembangan hidup bermakna

yang juga mengacu kepada prinsip-prinsip logoterapi. Hanna mengajukan

suatu formula yang terdiri dari unsur-unsur yang sangat diperlukan dalam

pengembangan hidup bermakna dan harus dilaksanakan secara sempurna demi

mencapai tujuan hidup manusia di dunia ini.

121Wawancara Pribadi dengan Hanna Djumhana Bastaman, Ciputat, 20 Maret 2009.

 

Page 89: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

B. Analisis Konsep Bimbingan Untuk Menemukan Makna Hidup Menurut

Hanna Djumhana Bastaman

Makna hidup sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya adalah sesuatu yang menjadi tujuan hidup seseorang. Dengan

ditemukannya makna hidup maka kehidupan seseorang akan terarah,

mempunyai tujuan hidup yang jelas, dan pada akhirnya akan mendapatkan

kebahagiaan sebagai hasil samping (by product) ditemukannya makna hidup

tersebut.

Dalam hal menemukan makna hidup, sekalipun dapat ditemukan

dalam kehidupan itu sendiri dan setiap orang (dewasa) yang sudah sadar akan

dirinya, seharusnya sudah mampu untuk menemukannya. Namun dalam

kenyataannya tidak sedikit orang yang sulit untuk menemukannya, yang pada

akhirnya akan menyebabkan seseorang tersebut mengalami neurosis

noogenik122 atau kehampaan (hidup tanpa makna).123 Makna hidup biasanya

tersirat dan tersembunyi di dalam kehidupan itu sendiri, sehingga bagi yang

tidak bisa menemukannya perlu dibantu untuk memahami cara-cara, metode

atau teknik untuk menemukan makna hidup tersebut.

Untuk menemukan makna hidup diperlukan pemahaman diri atau

pengenalan terhadap diri sendiri. Mengenal diri adalah perbuatan yang

122Neurosis Noogenik merupakan suatu gangguan perasaan yang cukup menghambat

prestasi dan penyesuaian diri seseorang. Gangguan ini biasanya tampil dalam keluhan keluhan

serba bosan, hampa dan penuh keputusasaan, kehilangan minat dan inisiatif, serta merasa bahwa

hidup ini tidak ada artinya sama sekali. Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi; Psikologi Untuk

Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007), h. 81. 123Ibid., h. 80.

 

Page 90: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

merupakan ciri khas manusia antara lain kelebihan, kekurangan, bakat, sifat,

cita-cita, dan lain sebagainya.

Hanna berpendapat bahwa Pengenalan terhadap diri sangat diperlukan

dalam upaya pengembangan diri, dalam arti diri tidak akan berkembang tanpa

mengenali diri tersebut terlebih dahulu, tahu akan potensi, bakat, kelebihan,

kekurangan dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Marwah Daud Ibrahim

dalam bukunya Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan

mengatakan bahwa pengenalan terhadap diri sangatlah penting, untuk sukses

kita harus mengetahui diri kita, mengenal diri kita, masa lalu, masa kini, serta

masa depan yang lebih baik yang ingin kita capai.124

Pengembangan diri dapat dicapai dengan menemukan makna hidup,

dalam arti dengan ditemukannya makna hidup maka apa yang menjadi tujuan

hidup tersebut akan tercapai. Individu dalam menemukan makna hidup dapat

dibantu dengan cara dilatih oleh orang yang sudah ahli. Dan pelatihan untuk

menemukan makna hidup ini termasuk salah satu dari kegiatan pengembangan

diri/pengembangan pribadi.

Pelatihan ini bertujuan untuk membimbing individu dalam

menemukan makna hidup. Kegiatan pengembangan pribadi ini dapat

dilaksanakan secara sendirian maupun secara kelompok. Pelatihan secara

sendiri-sendiri atau disebut juga dengan solo training ini sebelumnya ternyata

sudah ada sejak lama, dapat dilihat dalam praktik-praktik keagamaan misalnya

tafakur (dalam agama Islam), meditasi, retret (dalam agama lainnya), dan lain

124Marwah Daud Ibrahim, Basic Life Skill; Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa

Depan, (Jakarta: MHMMD Production, 2003), h. 46.

 

Page 91: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sebagainya. Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini dilakukan secara sendirian

karena lebih menekankan kepada kesadaran individu itu sendiri.

Sementara pelatihan secara kelompok atau disebut juga dengan group

training dapat dilakukan dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Di sini

komunikasilah yang berperan penting, diharapkan dalam prosesnya terjadi

komunikasi antara individu dalam kelompok tersebut. Pengungkapan diri dan

umpan baliklah yang diharapkan terjadi sehingga pengungkapan diri akan

lebih berkembang secara bebas.125

Dalam tatanan psikologi, pelatihan pengenalan diri cukup banyak

berkembang, di antaranya: T. Group, Sensitivity Training, logoanalisis.126

Hanna Djumhana Bastaman mencoba menciptakan “teori baru” yang

dinamakan dengan “panca cara temuan makna”. Dapat diketahui bahwa panca

cara temuan makna ini merupakan pengembangan teori dari teori logoanalisis

yang diciptakan oleh James. C. Crumbaugh.

James. C. Crumbaugh adalah salah seorang murid Victor Frankl yang

berasal dari Amerika Serikat, Crumbaugh mencoba mengembangkan

logoterapi untuk membantu individu dalam menemukan makna hidup dengan

menyusun semacam paket pelatihan untuk menemukan makna hidup yang ia

namakan dengan logoanalisis, dan menulis sebuah buku yang berjudul

Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through Logoanalysis.

125Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi

Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), cet. ke-4, h. 126. 126Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 151.

 

Page 92: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Setelah lama berkecimpung di dunia logoterapi dan ketika Hanna

Djumhana menemukan buku logoanalisis tersebut, akhirnya beliau mencoba

mengembangkannya. Beliau mencoba mengembangkan teori logoanalisis

Crumbaugh tersebut untuk melakukan pelatihan dalam membantu individu

(self help) untuk menemukan makna dalam hidupnya. Tentunya

pengembangan tersebut diusahakan semaksimal mungkin sesuai dengan

budaya Indonesia.

Menurut penulis, tampaknya Hanna memandang penting teori tersebut

disesuaikan dengan kultural Indonesia yang mayoritas menganut paham

kepercayaan kepada Tuhan, terutama bagi umat Islam. Maka di sini Hanna

menyesuaikan pengembangan teori tersebut dengan kultural Indonesia.

Pengembangan teori tersebut kemudian Hanna beri nama dengan

“Panca cara temuan makna” yang pertama kali diutarakan Hanna pada acara

simposium mini yayasan Kesehatan Jiwa Darmawangsa pada tanggal 30 Juni

tahun 1998127.

Pada prinsipnya Panca cara temuan makna ini sama dengan

logoanalisis, baik dari segi asas maupun dalam aplikatifnya. Yang

membedakan panca cara temuan makna dari teori logoanalisis tentunya

dengan ada beberapa penambahan.

Hanna menyebutkan bahwa panca cara temuan makna ini didasari oleh

prinsip Panca Sadar (lima kesadaran), yaitu :

1) Sadar akan citra diri yang diidam-idamkan.

127Hanna Djumhana Bastaman, Logoterapi; Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup

dan Meraih Hidup Bermakna, h. 154.

 

Page 93: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

2) Sadar akan kelebihan/keunggulan dan kekurangan diri sendiri.

3) Sadar akan faktor penunjang maupun penghambat dari lingkungan sekitar.

4) Sadar akan bagaimana cara mengembangkan pribadi, dengan cara

mengetahui metode dan pendekatan dalam mengembangkan diri, dan

5) Sadar akan model/tokoh idaman atau panutan sebagai contoh atau suri

tauladan yang perlu diikuti.128

Hanna mengembangkan atau memodifikasi metode logoanalisis dari

empat metode menjadi lima metode. Modifikasi tersebut dapat tergambar

sebagai berikut:

Metode Logoanalisis;

a) Self evaluation;

b) Action as if;

c) Establishing an encounter (personal and spiritual);

d) Search for meaningful values.

Metode Panca cara temuan makna hidup;

a) Pemahaman diri (Sejalan dengan Self Evaluation)

b) Bertindak positif (Sejalan dengan Action As If)

c) Pengakraban hubungan (Sejalan dengan Establishing Personal

Encounter).

d) Pedalaman catur nilai (Yang sejalan dengan exploring Human Values

For Personal Meaning), dan;

e) Ibadah (Yang sejalan dengan establishing With Higher Being).129

128Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami, h. 154.

 

Page 94: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Dari pemaparan di atas tampak jelas, bahwa Hanna dalam

mengembangkan logoanalisis tetap memakai metode-metode yang ada di

dalam logoanalsis tersebut, tapi Hanna lebih merinci dengan

mengembangkannya menjadi lima metode.

Metode-metode ini bertujuan untuk menjajaki sumber-sumber makna

hidup yang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari individu tersebut.

Kemudian yang menjadi tujuan dari pelatihan panca temuan makna Hanna ini

adalah:

• Menunjukkan pentingnya makna/ tujuan hidup kepada orang.

• Menunjukkan pentingnya usaha menemukan makna/tujuan hidup.

• Memperkenalkan prinsip dan metode menemukan makna hidup.

• Memberikan contoh teknik-teknik menemukan makna hidup untuk

diterapkan dan dikembangkan sendiri.130

Berikut akan dijelaskan tentang teknik menemukan makna hidup

menurut Hanna Djumhana Bastaman, yang diberi nama dengan “Panca Cara

Temuan Makna Hidup” tersebut.

a) Teknik menemukan makna hidup yang pertama yaitu: pemahaman diri.

Hanna menyebutkan dalam pemahaman diri, teknik ini bertujuan

membantu individu untuk memperluas dan mendalami beberapa aspek

kepribadian dan corak kehidupannya. Menyadari akan keadaan diri atau

bagaimana kondisi dirinya, menyadari akan potensi-potensi atau

keunggulan-keunggulan, kelemahan-kelamahan, kebaikan-kebaikan, minat

dan bakat, serta keadaan lingkungan seperti keluarga, tetangga, pekerjaan,

129Ibid., h. 154-155. 130Hanna Djumhana Bastaman. Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan

Pengalaman Tragis, (Jakarta: Paramadina, 1996), cet. ke-1, h. 50.

 

Page 95: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dan masyarakat, juga melihat keinginan-keinginan masa kecil, masa

remaja, dewasa, masa tua, atau masa sekarang dengan menjelaskan secara

rinci cita-cita atau keinginan untuk masa depan. Kenapa cita-cita harus

dikaji, karena dengan adanya cita-cita akan mengarahkan kehidupan kita.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Adam Khoo yang mengatakan bahwa

dengan adanya cita-cita akan mengarahkan pilihan yang akan kita buat dan

tindakan yang akan kita ambil dalam mengarungi kehidupan kita setiap

saat.131

Dalam “menunaikan” hal tersebut, diperlukan cara-cara kongkrit

untuk mencapainya. Hal apa saja yang dibutuhkan dalam pencapaiannya?

yaitu dengan memetakan kemungkinan-kemungkinan hambatan atau

kesulitan-kesulitan yang akan menghadang dalam proses pencapaiannya.

Mempelajari akan hambatan-hambatan tersebut secara rinci dan

memprediksi bagaimana cara menyelesaikannya.

Dengan mengenali diri maka individu tersebut akan bisa

meningkatkan hal-hal yang positif dan mengurangi hal-hal yang negatif,

apakah itu yang sudah teraktualisasi dalam kehidupannya, maupun yang

potensial (atau belum teraktualisasi). Juga dapat mengetahui hal-hal baik

yang selama ini terabaikan. Pemahaman diri ini dapat dilakukan dengan

sendiri (Solo Training) maupun secara kelompok (Group Training).

131Adam Khoo, I Am Gifted, So Are You! (terj) Saya Berbakat, Anda Juga, oleh Justika

Gracinia dan Januarita Fitriani), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), cet. ke. 2, h. 184.

 

Page 96: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Pemahaman diri dengan sendirian bisa dilakukan dengan cara

perenungan atau di dalam Islam dikenal dengan tafakkur, merenungkan

tentang pengalaman-pengalaman diri selama hidup, menghitung-hitung

atau memuhasabah diri (menghitung kebaikan dan keburukan yang pernah

dilakukan), menyimak kesan orang lain (yang mengenal diri kita) terhadap

kita, membuka-buka sejarah kehidupan kita (apakah itu tertuang di dalam

buku harian, atau di tempat lainnya), dan berbagai macam cara yang

intinya memahami diri secara sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan

pemahaman diri secara kelompok dapat dilakukan dengan cara anggota

kelompok tersebut diharapkan mengungkap diri secara bebas (tanpa

merasa terhambat) dan memperoleh umpan balik dari peserta lainnya.

Dalam logoanalisis latihan-latihan atau exercice adalah hal yang

penting, dan mesti dilaksanakan, begitu juga dalam panca cara temuan

makna, latihan-latihan atau exiercice yang dapat dilakukan dalam

pemahaman diri ini sangat banyak dan beraneka ragam coraknya, di antara

exercice tersebut yaitu latihan yang berupa pengisian lembaran “siapakah

saya”.132

Latihan pengisian lembaran “siapakah saya” ini bertujuan untuk

mempelajari diri, mencari kelebihan-kelebihan diri untuk ditingkatkan dan

mencari kekurangan diri untuk diminimalisir. Berikut contoh lembaran

isian “siapakah saya” yang dirancang Hanna dalam membantu individu

untuk mengenal dirinya:

132Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 158.

 

Page 97: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Siapakah saya?

1.a. Tuliskan beberapa sifat yang Anda kagumi dari ayah Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst....

b. Tuliskan beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari ayah Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst....

2. a. Tuliskan beberapa sifat yang Anda kagumi dari ibu Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst...

b. Tuliskan beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari ibu Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst....

3. a.Tuliskan beberapa sifat yang Anda kagumi dari seorang sahabat Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst....

b.Tuliskan beberapa sifat yang kurang Anda senangi dari seorang sahabat

Anda!

1. ..... 4. .....

2. .... 5. .....

3. .... dst....

4. Manakah diantara sifat-sifat di atas (pada poin a dan b) yang mirip

dengan sifat-sifat Anda sendiri?, lingkari sifat-sifat yang mirip tersebut,

dan itulah Anda!

5. Diantara sifat-sifat tersebut, manakah yang paling ingin Anda tingkatkan

atau kurangi dalam waktu dekat?133

b) Teknik menemukan makna hidup yang kedua yaitu: Bertindak Positif.

Tindakan atau action adalah langkah konkrit yang dilakukan untuk

mewujudkan sesuatu, tanpa aksi maka apa-apa yang direncanakan tidak

akan terwujud. Namun kadang-kadang aksi atau tindakan banyak yang

tidak terkontrol sehingga dinamakan dengan tindakan yang buruk atau

negatif. Sesuai dengan apa yang disebutkan di atas, dalam pelatihan ini

133Ibid, h. 159-160.

 

Page 98: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

hal-hal yang negatif harus dihilangkan dan hal-hal positif harus lebih

ditingkatkan.

Bertindak positif ini disebut juga dengan berpikir positif (suatu

teknik yang terkenal dari Norman Vincent Peale). Bertindak positif dan

berfikir positif pada dasarnya sama, tapi yang menjadi titik perbedaannya

yaitu kalau berfikir positif masih dalam tatanan pikiran/imajinasi,

sedangkan bertindak positif lebih menekankan kepada tindakan nyata atau

action yang berawal dari pikiran positif tersebut. Dalam teknik kedua ini,

Hanna mencoba untuk menerapkan atau merealisasikan tindakan-tindakan

nyata yaitu sesuatu hal yang dianggap baik dalam kehidupan sehari-hari.134

Hanna menegaskan dalam penerapan bertindak positif perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Suka rela; dalam arti tindakan yang dilakukan tersebut benar-benar

dapat dilaksanakan secara wajar tanpa perlu pemaksaan terhadap diri.

2. Berkesinambungan atau Continiue dan tidak perlu tindakan yang

memerlukan waktu banyak, cukup beberapa detik seperti senyum atau

sapaan ramah, atau ucapan terima kasih, maaf dan lain sebagainya,

yang menjadi kata kunci adalah berkesinambungan.

3. Realistis; yaitu dapat atau mungkin untuk dilaksanakan, jangan sampai

apa yang kita inginkan tersebut mustahil untuk diwujudkan, dan citra

diri yang ingin dicapai tersebut benar-benar hal yang diinginkan.

134Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami, h. 128.

 

Page 99: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

4. Respon; yaitu umpan balik spontan dari lingkungan terhadap tindak

positif yang kita lakukan.

5. Canggung; yaitu rasa yang akan menimpa bagi pemula yang

melakukan teknik ini, tindakan positif yang dilakukan rasanya seperti

tindakan berpura-pura atau superfisial. Akan tetapi apabila

dilaksanakan secara continiue (berkelanjutan) dan benar-benar dihayati

serta memperhatikan respon dari lingkungan, maka apa yang dirasa

aneh tadi akan menjadi sesuatu yang biasa bahkan kita akan merasa

tidak nyaman kalau tidak dilakukan.135

c) Teknik menemukan makna hidup yang ketiga, yaitu: Pengakraban

Hubungan.

Manusia adalah makhluk sosial. Ungkapan tersebut sangatlah tepat

bagi kehidupan manusia, tanpa orang lain manusia tidak akan bisa hidup.

Sebagaimana yang diungkapkan Prof. Fuad Hasan yang dikutip Hanna:

manusia hidup tanpa manusia lainnya adalah tidak lengkap, bahkan tidak

dapat ditemui di dunia ini, ia selalu berhubungan satu dengan yang

lainnya, apakah itu secara kekeluargaan, kekerabatan, kemasyarakatan.

Intinya adalah hakikat manusia yaitu suatu kebersamaan.136

Pengakraban hubungan adalah hubungan antara seorang pribadi

dengan pribadi lainnya sedemikian rupa sehingga dihayati sebagai

hubungan yang dekat, mendalam, saling percaya, dan saling memahami,

kemudian akan dirasakan bermakna bagi masing-masing pihak.

135Bastaman, Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi Dengan Pengalaman Tragis, h. 52. 136Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 164.

 

Page 100: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Dalam teknik ini dianjurkan kepada individu tersebut untuk

mengakrabkan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitar, seperti;

keluarga, teman, rekan kerja, masyarakat tempat ia tinggal, dan lain

sebagainya. Dengan hubungan yang akrab seseorang akan merasakan

benar-benar diperhatikan orang lain, benar-benar merasakan diperlukan

dan memerlukan orang lain, dicintai dan mencintai orang lain, dan

berbagai perasaan serupa yang ada di dalam diri individu tersebut. Dengan

perasaan ini seseorang akan merasa berharga, bermakna baik bagi dirinya

sendiri maupun bagi orang lain.

Dengan teknik ini akan dirasakan rasa keakraban dan persaudaraan

yang dikenal dengan silaturrahim, dengan nilai silaturrahim ini akan

memunculkan makna hidup dalam perasaan bersahabat dan keakraban.

Teknik pengakraban hubungan ini dapat dilakukan dengan hal-hal

sederhana namun punya nilai penting bagi orang lain, Hanna

menganjurkan teknik pengakraban hubungan ini dengan memulai dengan

kegiatan misalnya memulai dengan orang-orang yang terdekat (keluarga,

tetangga, teman, atau rekanan kerja), kemudian ikut serta dalam setiap

kegiatan kemasyarakatan dengan cara banyak memberi dari pada

menuntut.137

Kemudian hal yang tidak kalah penting yaitu pengakraban

hubungan dengan ucapan. Ucapan adalah “kunci bertuah” dalam

kehidupan. Konon ada tiga kata bertuah yang apabila diucapkan dengan

137Ibid., h. 165.

 

Page 101: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

tepat dan benar maka akan mengakrabkan hubungan, yaitu: terima kasih

(thank you), maafkan saya (I am sorry), dan aku sayang kamu (I love

you).138 Dalam hal ucapan, kita harus jujur untuk mengungkapkan

kekaguman seseorang pada orang yang dikagumi, ungkapkanlah

perhatiannya secara nyata apakah melalui ucapan maupun tindakan.

Penulis sepakat dengan apa yang disampaikan Hanna, betapa

banyak penelitian yang dilakukan oleh ilmuan tentang kekuatan ucapan

ini, seperti dalam buku The True Power of Water yang menghasilkan

penelitian bahwa air saja merespon kata-kata yang diucapkan manusia.

Hanna menambahkan, hal yang perlu diperhatikan adalah virus

yang bisa merenggangkan hubungan, Hanna menyebutnya dengan “5 M”

yaitu:

1. Mementingkan diri sendiri,

2. Menuntut hal yang berlebihan dari teman,

3. Menguasai teman,

4. Memanfaatan teman, dan

5. Menyalahgunakan kepercayaan.139.

d) Teknik menemukan makna hidup yang keempat yaitu: Pendalaman Catur

Nilai.

Dalam logoterapi yang menjadi sumber makna hidup ada tiga

macam yang disebut dengan tri-nilai, yaitu tiga penghayatan terhadap

nilai, yaitu nilai-nilai kreatif, penghayatan, dan bersikap. Seperti yang

diungkapkan Crumbaugh “...Three Types of Values...Creative values,

138Ibid., h. 166. 139Ibid., h. 165.

 

Page 102: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Experiential value, Attitudial values...”140. Hanna dalam panca cara

temuan makna mencoba menambahkan satu nilai yang menjadi sumber

makna hidup yaitu nilai pengharapan sehingga dinamakan dengan catur

nilai.

Pendalam catur nilai adalah usaha untuk memahami dengan

benar-benar akan empat macam nilai, yaitu: nilai-nilai berkaya (Creative

values), nilai-nilai penghayatan (Experiental values), nilai-nilai bersikap

(Attitudial values), serta nilai-nilai pengharapan (Hopeful values).141

1) Pendalam nilai-nilai kreatif/berkarya (Creative Values).

Dalam kehidupan ini, semua orang mempunyai suatu hal yang

bisa memberikan hasil dalam hidupannya, berkarya misalnya. Semua

orang ingin memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. Dalam

nilai kreatif ini intinya adalah memberikan sesuatu yang berharga kedalam

kehidupan. Dalam memberikan sesuatu yang berharga tersebut tidak mesti

hanya dengan suatu hal yang besar, seperti menjadi pejabat, atau

mempunyai harta yang melimpah, tapi hal yang terkecil pun bisa

memberikan harga dalam kehidupan, misalnya memberikan sesuatu yang

sangat sederhana kepada anak kecil, yang ketika ia menerimanya dengan

mata berbinar sakin senangnya, atau hal-hal kecil lainnya. Hal tersebut

juga bisa memberikan nilai dalam kehidupan kita.

140James C. Crumbaugh, Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through

Logoanalysis, h. 156-157. 141Ibid., h. 167.

 

Page 103: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Hal yang paling nyata dalam hal berkarya adalah bekerja,

Crumbaugh menyebutnya dengan “...A job to do”.142 Yang menjadikan

kerja tersebut bermakna bukanlah dalam kegiatannya, jenis pekerjaannya,

atau tempat ia bekerja, tetapi melainkan hasil, cara pencapaiannya, serta

sikap dalam bekerja tersebut. Tukang becak akan mendapatkan makna

terhadap kerjanya ketika sikap dalam bekerja tersebut memberikan nilai

dalam kehidupannya, dalam arti melaksanakan pekerjaan tersebut dengan

kesadaran yang tinggi dan menjadi kebahagiaan baginya ketika bisa

menghidupi keluarganya dengan hal tersebut.

Jadi yang menjadi kata kunci dari pendalam nilai berkarya ini

adalah proses dalam mengerjakan pekerjaan yang disenangi tersebut serta

hasil yang didapat, sehingga akan merasakan makna hidup dalam

kehidupannya. Hanna menawarkan beberapa latihan sederhana untuk

meningkatkan motivasi berkarya, dengan cara melakukan kegiatan-

kegiatan berikut;

• Wisata ilmiah

Dengan mengunjungi mesium dan mencoba menghargai karya

peninggalan leluhur kita. Bicaralah dengan seorang ahli, serta kunjungi

juga laboratorium, planetarium, atau proyek-proyek tanaman

percobaan, bicaralah dengan ahli-ahlinya. Kemudian perhatikanlah

orang-orang yang bekerja keras, dan kalau mungkin tanyakanlah

tujuan dan manfaat yang mereka peroleh dari pekerjaannya.

• Bertanam bunga

Bagi orang yang hobi dengan tanaman bunga, maka tanamlah bunga,

peliharalah sendiri, dan perhatikan pertumbuhannya setiap hari, putik

demi putik, pucuk demi pucuk, sampai akhirnya bunga tumbuh dan

mekar dengan indahnya, atau bisa juga dengan tanaman lainnya. Bagi

yang tidak cocok dengan bercocok tanam bisa melakukan kegiatan

142Crumbaugh, Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through Logoanalysis, h.

158.

 

Page 104: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

lainnya yang penting dimulai dari proses awal, perencanaan sampai

dengan memperoleh hasil akhir.

• Tokoh idaman

Setiap orang mempunyai tokoh yang dikagumi, maka pelajarilah

biografinya, serta kegiatan-kegiatannya, karya-karyanya, prestasi serta

cita-cita dan pencapaiannya, hambatan-hambatan yang ditemui serta

cara mengatasinya, nilai hidup, pokoknya pelajarilah hidup tokoh yang

kita idam-idamkankan tersebut.143

2) Pendalam nilai-nilai penghayatan

Nilai-nilai penghayatan yaitu penghayatan terhadap kebenaran,

keindahan, kasih sayang, dan iman.144 Teknik ini berlainan dengan

teknik kreatif yang mana kita memberikan sesuatu yang berharga

kepada lingkungan, tetapi di sini justru kita mengambil sesuatu yang

bermakna dari lingkungan kemudian untuk dihayati.145 Dalam teknik

ini kita harus mengamati, menyimak, memahami, meyakini, dan

menghayati semua nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan sehingga

akan menimbulkan kepuasan, ketenangan, serta perasaan yang

bermakna.146

Keimanan, keindahan, kebenaran, kebajikan, dan cinta kasih

kalau dihayati akan dapat menimbulkan rasa bahagia, tentram, puas

dan perasaan diri yang bermakna. Mempelajari kebenaran agama,

mengaji kitab suci, melihat pemandangan, merasakan kehangatan

keluarga merupakan kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghayati

akan indahnya hidup ini.

143Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 168-169. 144 Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami, h. 128. 145Bastaman, Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis, h. 55. 146Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 170.

 

Page 105: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Hanna memaparkan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan

untuk menerapkan teknik penghayatan ini, yaitu dengan cara:

a) Menghayati seni

Seni merupakan salah satu keindahan yang ada di bumi ini, seni bisa

berupa seni lukis, ukir, pahat, tarik suara, tari, fotografi dan lain

sebagainya. Maka seseorang bisa lihat hasil seni orang lain, apakah itu

di pameran atau di toko-toko. Dengan menghayati keindahannya,

nonton film yang menyentuh, Menikmati musik yang kita senangi

maupun yang masih asing bagi kita, kita dengarkan dan hayatilah,

maka akan menimbulkan perasaan yang bermakna bagi kita.

b) Menghayati cinta

Cinta adalah sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan seseorang,

ketika cinta dihayati akan menimbulkan perasaan bahagia, betapa

banyak cinta bisa merubah diri seseorang, dari tadinya buruk menjadi

baik, dari tadinya malas menjadi rajin, dan lain sebagainya yang

menjadi fenomena cinta. Penghayatan terhadap cinta bisa berupa cinta

kepada anak, orang tua, keluarga, maupun patner.

c) Kunjungan ke Panti Werdha

Panti Werdha adalah panti tempat penampungan orang-orang jompo

atau lanjut usia. Di sanalah tempat berkumpulnya orang-orang lanjut

dengan bermacam-macam tingkahnya, ada yang sedih karena

keluarganya tidak mau mempedulikannya lagi, dan juga ada yang tidak

siap diri akan menjelang ajal. Ketika seseorang mengunjungi panti ini,

 

Page 106: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

ia bisa menghayati keadaan seperti ini, dengan membandingkan

dengan keadaan dirinya sekarang.

“Tanyakanlah tentang pengalaman hidup mereka, pahit

manis, asam garam kehidupan mereka, kemudian hayatilah dengan

hikmat.”147

3) Pendalaman nilai-nilai bersikap

Keadaan manusia akan selalu fluktuasi, kadang berada dalam

keadaan yang menyenangkan kadang dalam keadaan yang tidak

diharapkan. Ketika berada dalam keadaan yang tidak diharapkan disinilah

manusia sering tidak bisa mengambil sikap yang tepat.

Pendalaman nilai-nilai bersikap yaitu menerima dan mengambil

sikap yang tepat terhadap peristiwa tragis atau derita yang menimpa dan

tidak dapat dihindarkan lagi.148 Hikmah, adalah kata yang tepat untuk

keadaan ini. Dengan peristiwa tragis yang tidak bisa dielakkan lagi yang

menimpa seseorang tersebut, bagaimana dia bisa mengambil sikap yang

tepat terhadap peristiwa tersebut, yaitu dengan cara mengambil hikmah,

diharapkan dengan peristiwa tersebut bisa menjadikan pelajaran serta

pengalaman yang berharga kepadanya. Contoh dari pendalaman bersikap

adalah :

• Merenungkan penderitaan.

Penderitaan adalah hal yang mengiringi kehidupan manusia, ketika

seseorang sekarang ditimpa oleh musibah atau dalam arti menderita,

147Ibid., h. 171. 148Bastaman, Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan Pengalaman Tragis, h. 55.

 

Page 107: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

seseorang tersebut harus renungkan dan ingat kembali kalau dia pernah

dulu ditimpa oleh derita juga, bagaimana dia menghadapinya. Dan

sekarang dia bayangkan kondisinya sekarang, bagaimana, apakah lebih

baik atau lebih buruk dari yang dulu.

• Membandingkan penderitaan.

Setiap orang pasti pernah menderita, hanya saja tergantung berat atau

ringannya. Ketika seseorang mengalami penderitaan, maka janganlah

merasa dialah satu-satunya orang yang tidak beruntung di muka bumi

ini, tetapi lihatlah orang lain yang mungkin lebih menderita dari dia,

atau carilah orang yang mengalami penderitaan seperti dia yang sudah

sembuh, kemudian tanyalah apa saja kiat-kiat yang dilakukannya

dalam melewati derita tersebut.

Sebagai contoh latihan untuk pendalam nilai-nilai bersikap, yaitu

dengan cara membandingkan sikap, seperti kisah “Gotami” cerita klasik

India yang penuh makna:

"Gotami adalah seorang ibu muda yang mempunyai seorang

anak tunggal yang telah lama didambakannya. Anak itu sekarang

telah berusia tiga tahun, sedang lucu-lucunya. Hingga suatu hari

anak tersebut sakit, makin lama makin parah, dan tidak lama

kemudian meninggal dunia. Tidak terkatakan lagi betapa sedih dan

kecewanya hati sang ibu yang merasa seakan-akan jiwanya ikut

sirna, dan hidupnya kini terasa hampa tidak bermakna, diliputi

kebingungan dan keputusasaan.

Gotami membawa jenazah anaknya ke mana-mana

mendatangi maharesi dan cerdik pandai untuk meminta bantuan

menghidupkan kembali anaknya. Dengan sendirinya tidak seorang

pun yang sanggup melakukannya, selain seorang maharesi yang

paling bijak, yaitu sang Budha.

Beliau mengatakan sanggup menghidupkan kembali anak

Gotami, asal saja Gotami berhasil membawa sejenis bumbu dapur

yang berasal dari rumah tangga yang belum pernah kematian salah

 

Page 108: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

seorang anggota keluarganya. Dengan punuh semangat Gotami pun

berjalan berkeliling ke berbagai penjuru negeri mencari bumbu

dapur yang diminta. Tetapi Gotami ternyata tidak berhasil

mendapatnya, karena setiap rumah yang ia masuki ternyata

semuanya telah pernah mengalami kematian salah seorang anggota

keluarga yang mereka cintai. Pada saat itulah gotami menyadari

bahwa tak ada orang yang bebas dari kematian. Kemudian Gotami

mendapatkan pencerahan.149

4) Pendalaman nilai-nilai pengharapan.

Harapan adalah sifat khas manusia. Pengharapan adalah keyakinan

akan terjadinya perubahan yang lebih baik di waktu yang akan datang.

Dengan adanya harapan seseorang akan memiliki sikap yang optimis dan

semangat untuk merubah keadaannya. Tabah dalam menghadapi keadaan

yang mungkin penuh dengan derita.

Harapan ini juga tergambar dari apa yang dialami Victor Frankl

ketika berada di dalam Camp konsentrasi maut pada perang dunia ke dua.

Di dalam camp tersebut harapanlah satu-satunya yang menjadi tameng

penyemangat dalam hidupnya. Tanpa harapan akan keluar dari camp

tersebut maka seorang pun tidak akan dapat bertahan hidup dengan

penderitaan yang setiap saat mereka alami. Harapan akan bertemu lagi

dengan keluarga mereka, berkumpul lagi dengan teman-teman, dan

berkarya untuk umat.

Orang yang hidup tanpa pengharapan ibarat orang yang

terperangkap dalam penderitaan, hilang harapan, putus asa, dan tidak bisa

melihat akan solusi yang mungkin ada di setiap keadaan tersebut. Hal ini

149Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna h. 175-176..

 

Page 109: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sesuai dengan pendapat Hary Subagya dalam Time to Change

menyebutkan hidup dengan harapan akan menjadikan orang menjadi luar

biasa, penuh motivasi, dan menjadikan diri sangat energik.150

Sebaliknya hidup tanpa harapan adalah awal dari ketidak

bermaknaan hidup, dan merupakan awal dari kehampaan. Sedangkan

hidup dengan penuh pengharapan adalah hidup yang bisa memberikan

makna dalam kehidupannya.

e) Teknik menemukan makna hidup yang kelima yaitu: Ibadah

Ibadah adalah penghambaan diri kepada sang Kholiq, menjalankan

apa yang diperintahkannya serta menjauhi apa yang dilarangnya.151 Ibadah

akan mendatangkan perasaan yang tenang, damai, dan tentram kepada

orang yang melaksanakannya dengan penuh kesungguhan atau khusyu’.

Setiap orang yang meyakini sebuah agama, maka seperangkat

kegiatan penghambaan sudah mutlak ada bagi mereka. Ibadah ini

merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Ibadah akan

menjadi sumber makna hidup apa bila ibadah sudah dianggap sebagai

kebutuhan bukanlah sebagai sebuah kewajiban.

Ketika ibadah dirasakan sebagai kewajiban maka orang tersebut

bisa jadi merasa terpaksa untuk melakukannya, tapi kalau ibadah dirasakan

sebagai kebutuhan, maka ibadah tersebut akan dilakukan dengan sepenuh

hati, ikhlas, dan khusyu’, dan inilah yang akan memberikan makna dalam

kehidupan kita. Serta ketika kita menjalani kehidupan sesuai dengan

150Hary Subagya, Time to Change, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2004), h. 130. 151Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami, h. 128.

 

Page 110: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

tuntunan agama, maka juga akan mendatangkan perasaan yang bahagia

dan bermakna.

Banyak ibadah yang bisa dilakukan, di antaranya do’a. Bahkan

do’a dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Do’a adalah salah satu komunikasi

makhluk dengan Sang Kholiq-nya, sarana hubungan antar manusia dengan

Sang Penciptanya. Dengan berdo’a yang khusyu’ serta benar-benar

menghadirkan Tuhan ketika kita berdo’a, maka akan mendatangkan

perasaan yang tentram, dan damai.

Hanna menambahkan tentang ibadah dan berdo’a itu akan

memberikan arti ketika kita menjalankannya, seperti: dalam ibadah, yaitu

dengan melaksanakannya pada saat yang tepat, suasana tenang dan sunyi

seperti tengah malam, dengan duduk tenang, nyaman, dan lepas.

Tundukkan kepala dan tutup mata serta rilekslah sejenak, kemudian

berdo’alah dalam hati dengan penuh perasaan. Berdo’alah dengan ikhsan,

yakinkanlah hati bahwa Allah melihat kita, mendengarkan semua keluh

kesah kita, hadirkanlah Allah dalam do’a kita, kalaupun kita tidak bisa

menghadirkan Allah, maka yakinlah bahwa Allah melihat dan mendengar

do’a kita.

Kemudian bisa juga dengan memahami secara mendalam ayat-

ayat al-Qur’an yang kita senangi (favorit). Biasanya ayat yang kita senangi

tersebut adalah ayat-ayat yang ada hubungannya dengan pengalaman-

pengalaman hidup kita. Maka dengan memahami secara benar-benar isi

 

Page 111: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

dan kandungannya, kemudian menjadikan pedoman dalam tindak tanduk

kita, maka akan mendatangkan kehidupan yang bermakna.

Setelah mengetahui teknik-teknik atau metode untuk menemukan

makna hidup dan ternyata seseorang berhasil dalam menyadari akan

adanya hal-hal yang berarti atau bermakna serta bermanfaat bagi dirinya,

keluarga serta lingkungannya, maka yang harus dilakukan adalah

merealisasikannya dalam kehidupan dengan kegiatan-kegiatan yang

terarah, dan seseorang harus menerapkan self commitment (keikatan diri)

terhadap makna dan tujuan hidup tersebut, serta meningkatkan keikut

sertaan diri dalam melaksanakannya.152

Keikatan diri merupakan hal yang sangat penting. Keikatan diri

(pelibatan diri) memang harus dilaksanakan, karena faktanya sangat

banyak orang yang terhenti hanya sebatas pada taraf akan kesadaran

bahwa ada hal-hal potensial yang bermakna dalam hidupnya, tetapi tidak

melakukan perealisasian terhadap pemenuhannya, dan juga banyak yang

mengalami resistensi dalam bentuk kehilangan minat dan justru tidak

melakukan upaya-upaya dalam pemenuhan makna hidup tersebut.153

Untuk merealisasikan makna hidup dalam kehidupan, setelah

mengetahui sumber-sumber makna hidup tersebut, seterusnya untuk

mencapai hidup bermakna diperlukan sebuah formula untuk mencapainya.

Konsep bimbingan logoterapi dalam menemukan makna hidup

yang ditawarkan Hanna Djumhana Bastaman di atas menurut penulis

152Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 181. 153Ibid., h. 182.

 

Page 112: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sangat relevan dengan budaya Indonesia, dimana logoterapi yang tadinya

kelihatannya sekuler, dengan “sentuhan” Hanna menjadi lebih bernuansa

agamis, dangan penambahan pendekatan-pedekatan agamis tersebut

menjadi nilai tambah terhadap spekulasi pemikiran Hanna.

Kemudian, makna hidup yang diutarakan Hanna, juga sama

dengan makna hidup dalam Islam. Dalam Islam makna hidup bagi seorang

hamba adalah Ibadah, yaitu sang hamba kepada sang Kholiq, Hanna pun

menyebutkannya dengan jelas bahwa salah satu sumber makna hidup yaitu

dengan Ibadah. Dan juga dalam tugas-tugas dalam pelatihan yang

diberikan Hanna juga menggunakan pendekatan Islami.

C. Analisis Konsep Bimbingan Dalam Mengembangkan Hidup Bermakna

Menurut Hanna Djumhana Bastaman

Hidup bermakna akan tercapai apabila kita mengetahui apa makna

hidup tersebut, hal-hal apa saja yang bermakna dalam kehidupan kita,

bagaimana cara mencari makna hidup tersebut, dan hal-hal apa saja yang

harus kita lakukan untuk memperolehnya.

Mengembangkan hidup bermakna pada dasarnya sama dengan

perjuangan hidup yaitu peningkatan terhadap hidup, dari kehidupan yang

kurang baik, menjadi lebih baik, dari penghayatan tak bermakna menjadi lebih

bermakna.

Kehidupan bermakna yaitu kehidupan yang ditandai dengan hubungan

yang harmonis antar pribadi, lingkungan dan masyarakat, sikap saling

 

Page 113: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menyayangi dan mengasihi adalah kehidupan yang bermakna. Hidup

bermakna ibarat kunci untuk membuka pintu kebahagiaan, dengan hidup

bermakna semua akan terasa mudah, pribadi dengan kehidupan yang

bermakna akan memiliki tujuan hidup yang jelas sebagai pedoman untuk

mengarungi kehidupan, peta sebagai petunjuk menjalani padang luas

kehidupan.

Dalam bersikap misalnya, seseorang akan dapat menempatkan sikap

yang tepat sesuai dengan keadaannya, apabila ditimpa oleh sesuatu yang tidak

menyenangkan atau derita, maka ia akan bisa mengambil sikap yang tepat

terhadap penderitaan tersebut. Bisa bertindak positif dalam kehidupan,

berkarya untuk mengisi kehidupannya, serta mengembangkan potensi diri

secara optimal (fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual) dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih

baik sesuai dengan cita-cita. Dan tentunya semua itu harus dilandasi oleh niat

dan do’a serta ibadah sebagai sandaran atas semua yang kita lakukan.154

Dalam logoterapi pengembangan hidup bermakna mempunyai

kerangka pikir yaitu:

• The will to meaning (hasrat hidup bermakna)

• The meaning of life (makna hidup)

• Proper self image (citra diri yang ideal)

Gambaran mengenai hidup yang bermakna menunjukkan bahwa

apabila makna hidup tersebut ditemukan serta tujuan-tujuan hidup telah

154Ibid., h. 240-241.

 

Page 114: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

ditetapkan dan direalisasikan, maka kehidupannya akan dirasakan sangat

berarti dan akan menimbulkan kebahagiaan sebagai hasil samping

terpenuhinya makna tersebut.155

1) Unsur-unsur pengembangan hidup bermakna.

Dalam pengembangan hidup bermakna, Hanna Djumhana

menyebutkan setidak-tidaknya kita memerlukan sembilan unsur penting

yang menjadi kesatuan dalam pencapaian hidup yang bermakna. Adapun

unsur-unsur tersebut yaitu: niat, potensi diri, tujuan, usaha, metode, sarana,

lingkungan, asas-asas kesuksesan, dan yang paling penting sebagai umat

beragama adalah ibadah/doa.156

Penulis sangat sependapat dengan rumusan yang disebutkan

Hanna, dengan mencakup seluruh unsur-unsur yang diperlukan dalam

kehidupan kita, menjadikan semua unsur yang ditawarkan Hanna ini

terlihat lengkap dengan pendekatan holistik, mulai dari unsur dari dalam

diri individu sampai unsur yang diluar individu tersebut.

Untuk memudahkan mengingat kesembilan unsur-unsur tersebut,

Hanna telah merangkumnya yang terumuskan dalam akronim sebuah kata

ALUMNI PTS yaitu:

155Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islami, h. 197. 156Ibid., 238.

 

Page 115: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

A : Asas-asas sukses,

L : Lingkungan,

U : Usaha,

M : Metode,

N : Niat,

I : Ibadah,

P : Potensi,

T : Tujuan,

S : Sarana.157

2) Formula pengembangan hidup bermakna.

Unsur-unsur pengembangan hidup bermakna tadi saling

berhubungan satu sama lainnya, untuk menggambarkan hubungan antara

unsur-unsur tersebut, Hanna mencoba mengajukan sebuah formula atau

rumus untuk mencapai kehidupan yang bermakna, adapun formula

tersebut:

HB : Hidup Bermakna; N : Niat;

T : Tujuan; P : Potensi;

A : Asas-asas sukses; U : Usaha;

M : Metode; S : Sarana;

L : Lingkungan; I : Ibadah.

Penjelasan dari formula tersebut adalah:

Hidup bermakna (HB) akan dapat diraih dengan di awali dengan niat (N)

yang kuat untuk merubah kehidupan dari tidak bermakna menjadi

157Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 239.

HB = (N + T) x (P + A) x (U + M + S + L) x I

 

Page 116: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

bermakna ditambah dengan menetapkan tujuan yang jelas yang ingin di

capai (T), kemudian potensi diaktualisasikan dalam kehidupan (P)

ditambah dengan memahami asas-asas kesuksesan (A), kemudian usaha

harus dilakukan (U) ditambah dengan metode yang tepat/efektif (M)

ditambah sarana yang tepat (S) ditambah dengan lingkungan yang

mendukung (L). Setelah semua tadi diakomulasikan maka satu hal yang

tidak bisa ditinggalkan yaitu do’a dan Ibadah (I) kepada sang Kholiq atas

semua usaha yang telah kita lakukan.158

Adapun penjelasan dari semua unsur-unsur tersebut yaitu:

• Niat (N)

Awal dari semua kegiatan adalah niat. Dalam Islam niat adalah

penentu dari semua kegiatan yang kita lakukan, dan kegiatan itu

tergantung kepada niat. Niat sebagai unsur pengembangan hidup

bermakna menjadi unsur yang utama dan dipasangkan dengan tujuan.

Apabila dimulai dengan niat yang baik maka akan menghasilkan yang

baik pula.

Setiap perbuatan harus dimulai dengan niat yang baik. Dalam

psikologi niat disamakan dengan motivasi, motivasi adalah dorongan

untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi ada karena merasa butuh

akan sesuatu, Abraham Maslaw mengatakan bahwa “...manusia

dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar...”,159 kebutuhan itulah yang

158Ibid., h. 239-240. 159Frank. G. Goble, Mazhab Ketiga; Psikologi Humanistik Abraham Maslow, (ter). Drs.

A. Supratiknya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), cet. ke-2, h . 70.

 

Page 117: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

mengandung daya untuk menuntut perubahan, perubahan untuk hidup

lebih baik.160

• Tujuan (T)

Tujuan disebut juga dengan cita-cita yang terukur, tujuan

adalah hasil dari niat dan motivasi. Dengan motivasi seseorang akan

mempunyai dambaan yang kuat untuk mendapatkan sesuatu yang

bermakna dan penting dalam kehidupannya.

Dengan adanya tujuan ini sebagai unsur pengembangan hidup

bermakna maka akan akan melengkapi unsur yang pertama sebagai

dasar pengembangan hidup bermakna, niat ditambah dengan tujuan

akan menghasilkan pondasi yang kuat dalam proses pengembangan

hidup bermakna tersebut.

• Potensi (P)

Salah satu keutamaan manusia dari makhluk lainnya adalah

adanya potensi yang luar biasa sebagai bekal manusia untuk

mengarungi kehidupan di dunia ini. Manusia dibekali dengan potensi

yang luar biasa, apakah itu secara fisik, mental, sosial maupun

spiritual.

Manusia yang mendapat julukan kehormatan the self

determining being (manusia dalam batas-batas tertentu memiliki

potensi untuk mengubah kondisi hidupnya agar lebih bermakna dan

160Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 241.

 

Page 118: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

berkualitas) mempunyai potensi yang luar biasa untuk merubah

keadaannya.

Dengan adanya potensi sebagai salah satu unsur dalam

pengembangan hidup bermakna, maka akan melengkapi unsur-unsur

lainnya sebagai penunjang untuk mencapai kehidupan yang bermakna

tersebut. Potensi yang ada bisa dilakukan untuk berkarya atau bekerja

atau apapun yang bisa menjadi sumber makna hidup sehingga setelah

sumber makna hidup tersebut didapatkan maka tinggal

mengembangkannya sehingga akan memperoleh kehidupan yang

bermakna.

• Asas-asas kesuksesan (A)

Sukses tidak akan dicapai dengan mudah, memerlukan

kesungguhan serta aturan-aturan yang perlu dilaksanakan. Kesuksesan

mempunyai asas-asas yang perlu diperhatikan. Asas-asas ini pada

dasarnya diawali dengan upaya pemurnian karakter yang diikuti

dengan etos kerja yang efektif.161

Mengenai asas-asas kesuksesan ini Hanna mengambil rujukan

dari karya Skip Ross yang berjudul Say ‘yes’ to your potential yang

mengemukakan sepuluh asas yang telah terbukti berhasil olehnya.

enam asas di antaranya yang berkaitan dengan pemurnian diri dan etos

kerja.

161Ibid., h. 242.

 

Page 119: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Adapun asas-asas tersebut yaitu: (1) Asas Memberi, (2) Asas

Menyingkirkan, (3) Asas Ucapan, (4) Asas Tindakan, (5) Asas

Antusias, dan (6) Asas Kegigihan.162

• Usaha (U)

Rentetan proses hasil adalah diawali dengan niat, kemudian

diikuti dengan perencanaan dan aksi. Dalam aksi atau tindakan ini

diperlukan usaha, usaha untuk melakukannya. Dengan usaha kita akan

bisa menghasilkan apa yang kita cita-citakan, usaha merupakan syarat

penting bagi keberhasilan.

Usaha sebagai unsur pengembangan makna hidup merupakan

unsur yang bersifat aktualisasi disamping metode, sarana, dan

lingkungan. Usaha identik dengan kerja, kerja ada dua macam yaitu

kerja keras dan kerja cerdas. Untuk menghasilkan tidak hanya cukup

dengan kerja keras tetapi kerja cerdas lebih diperlukan, dengan kerja

cerdas kita menggunakan berbagai aspek, diantaranya sistem, metode,

kerja sama (team work). Kerja cerdas akan selalu mengarahkan kepada

keefektifan, hasil dan pencapaian tujuan yaitu pribadi yang

bermakna.163

Usaha adalah kerja nyata dalam merealisasikan perencanaan

yang kita lakukan, kita harus berusaha, ini juga sejalan dengan

pendapat Philip C dan Mc Graw, PH. D, dalam bukunya Kau Mesti

Tahu Yang Kau Mau (terjemahan dari Self Matter, Creating Your Life

162Ibid., h. 245. 163Ibid., h. 243.

 

Page 120: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

From the Inside Out) yang mengatakan bahwa inti dari pencapaian

tujuan adalah dengan melaksanakannya, seekor kuda balap harus

berlari, seekor burung harus terbang, seorang seniman harus melukis,

seorang guru harus mengajar, yang intinya adalah usaha dalam

mewujudkannya yaitu dengan perbuatan.164

• Metode (M)

Tanpa aturan orang akan bisa menjadi kacau, dan apa yang

menjadi tujuan tidak akan tercapai. Maka setiap sesuatu itu diperlukan

aturan, cara atau metode. Metode atau sistem kerja adalah hal mutlak

dalam pencapaian keberhasilan meraih suatu tujuan.

Bekerja dengan sistem yang tepat akan menghasilkan apa yang

diharapkan. Apa yang dikerjakan, bagaimana cara melakukannya akan

terlihat jelas ketika metodenya jelas.

Dalam hal menemukan makna hidup seperti yang telah

diuraikan sebelumnya, mempunyai metode atau teknik untuk

menemukannya, sehingga akan terlihat jelas bagaimana cara

menemukannya.

• Sarana (S)

Sarana adalah hal yang pokok dalam suatu kegiatan, tanpa

sarana kegiatan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik. Sama

seperti halnya metode, sarana atau alat juga berperan penting dalam

keberhasilan meraih suatu tujuan.

164Philip C dan Mc Graw, PH. D, Kau Mesti Tahu Yang Kau Mau (terj. dari Self Matter,

Creating Your Life From the Inside Out oleh: Burhan Wirasubrata), (Jakarta: PT. Serambi Ilmu

Semesta, 2007), cet. ke. 1, h. 394.

 

Page 121: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Sarana dalam mengembangkan hidup bermakna mencakup

sarana fisik dan mental, sarana fisik antara lain tokoh teladan, saran,

kritik membangun, buku-buku yang bermanfaat, lingkungan yang

mendukung. Sedangkan sarana mental dapat berupa potensi diri, akal,

iman, serta potensi yang diberikan oleh sang Maha Pemberi, kita hanya

tinggal memanfaatkan segala sarana yang telah diberikan kepada kita

untuk mengembangkan hidup bermakna.165

• Lingkungan (L)

Dalam psikologi, ada satu aliran yang menganggap

lingkunganlah yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.

Lingkungan memang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia,

tetapi tidak hanya lingkungan, logoterapi memandang individu itu

sendiri juga bisa mempengaruhinya, unsur spiritualnya juga ambil

peran penting.

Lingkungan memang sangat berpengaruh dalam kehidupan.

Dukungan sosial (terutama dukungan orang yang terdekat seperti

keluarga dan sahabat). Dukungan dari lingkungan sangat diperlukan,

karena dalam meraih hidup bermakna sangat banyak rintangannya,

maka salah satu yang bisa mengingatkan kita ketika lupa, atau

menguatkan kita ketika kita lemah yaitu lingkungan terdekat kita.

165Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup

Bermakna, h. 243.

 

Page 122: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

• Ibadah (I)

Sebagaimana diulas dalam pembahasan mengenai teknik

menemukan makna hidup, salah satu tekniknya yang penting adalah

ibadah. Ibadah mempunyai tempat tersendiri dari unsur-unsur lainnya

dalam mengembangkan kehidupan bermakna. Setelah kita mempunyai

niat yang benar ditambah tujuan yang jelas, kemudian potensi yang

diaktualisasikan ditambah dengan memegang asas-asas kesuksesan,

kemudian usaha untuk mengembangkan hidup bermakna ditambah

dengan metode yang jelas untuk pelaksanaanya ditambah sarana

sebagai penunjang ditambah dukungan lingkungan, kemudian semua

unsur tersebut dilengkapi dengan satu unsur yang sangat penting, yaitu

ibadah sebagai unsur yang mengikut sertakan sang Pencipta dalam

kegiatan kehidupan kita tersebut.

Dengan ibadah seseorang akan mendapatkan bimbingan dari

Sang maha pembimbing melalui penghambaan kepadanya agar lebih

terarah pada tujuan yang baik dan bisa mengatasi hambatan-hamabatan

yang datang menghadang. Banyak macam ibadah yang bisa dilakukan,

do’a dan dzikir adalah sangat diperlukan dalam usaha untuk meraih

hidup bermakna.166

Konsep bimbingan logoterapi menurut Hanna dalam

mengembangkan hidup bermakna menurut penulis merupakan suatu

konsep yang sangat ideal, sembilan unsur yang ditawarkan dan disusun

166Ibid., h. 244.

 

Page 123: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

sebagai suatu formula yang holistik menjadikannya sesuatu konsep

yang sangat penting, dan perlu untuk diterapkan dalam kehidupan,

apalagi dengan adanya nuansa agama sebagai pelibatan Dzat lain

selain manusia dan lingkungannya menambah kelengkapan bagi orang

yang beragama. Kemudian, hidup bermakna seperti yang diungkapkan

Hanna di atas, telah tergambar dalam kepribadian muslim yang

sempurna, bagaikan pohon thoyyibah. Apapun yang ada di dalam diri

individu tersebut bermanfaat bagi orang.

Hidup bermakna adalah hidup yang ditandai dengan

kepribadiannya yang sehat, visi dan misi hidupnya terarah, hubungan

secara horizontal baik, begitu juga dengan hubungan vertikal, hal itu

sama dengan kepribadian seorang muslim yang baik secara vertikal

dan horizontal.

 

Page 124: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan yang tentunya

menjadi intisari dari seluruh pembahasan penelitan ini:

1. Satu hal yang menjadi motivasi dasar manusia dalam kehidupan ini adalah

keinginan untuk menjalani kehidupan yang bahagia, dan jalan menuju

kebahagiaan tersebut adalah dengan memenuhi makna hidup. Hanna

Djumhana adalah orang yang sangat cocok untuk di ketengahkan dalam

hal membantu individu menemukan makna hidup. Hanna juga sudah

merealisasikan kefokusannya itu dengan membantu orang lain dalam

menemukan makna hidup. Dalam membantu individu tersebut Hanna

Djumhana menggunakan prinsip-prinsip yang ada di dalam logoterapi,

seperti mengembangkan teori logoanalisis yang diberi nama “Panca cara

temuan makna”. Pada dasarnya panca temuan makna sama dengan

logoanalisis, yang membedakannya yaitu pada metode, dan

pelaksanaannya, serta materi yang disesuaikan dengan kebudayaan

Indonesia. Hanna mengembangkan atau memodifikasi metode logoanalisis

James. C. Crumbaugh dari empat metode menjadi lima metode. Dalam

logoanalisis metode yang digunakan yaitu: Self evaluation; Action as if;

Establishing an encounter (personal and spiritual); Search for meaningful

values. Sementara di panca cara temuan makna metode yang digunakan

 

Page 125: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

yaitu: Pemahaman diri (sejalan dengan Self Evaluation); Bertindak positif

(sejalan dengan Action As If); Pengakraban hubungan (sejalan dengan

Establishing Personal Encounter); Pendalaman catur nilai (yang sejalan

dengan exploring Human Values For Personal Meaning), dan; Ibadah

(yang sejalan dengan establishing With Higher Being).

2. Setelah makna hidup ditemukan maka langkah selanjutnya untuk

mencapai kehidupan yang bermakna yaitu pengembangan hidup

bermakna. Hanna Djumhana mencoba menghadirkan pemikirannya

dengan mengajukan sebuah formula untuk mengembangkan hidup

bermakna. Rumusan tersebut yaitu:

Hidup bermakna (HB) akan dapat diraih dengan di awali dengan niat (N)

yang kuat untuk merubah kehidupan dari tidak bermakna menjadi

bermakna ditambah dengan menetapkan tujuan yang jelas yang ingin di

capai (T), kemudian potensi diaktualisasikan dalam kehidupan (P)

ditambah dengan memahami asas-asas kesuksesan (A), lalu usaha harus

dilakukan (U) ditambah dengan metode yang tepat/efektif (M) ditambah

sarana yang tepat (S) ditambah dengan lingkungan yang mendukung (L).

Setelah semua tadi diakomulasikan maka satu hal yang tidak bisa

ditinggalkan yaitu do’a dan Ibadah (I) kepada sang Kholiq atas semua

usaha yang telah dilakukan.

3. Hanna Djumhana Bastaman mengembangkan konsep logoterapi dengan

menambahkan nilai-nilai agama dan kebudayaan. Hanna memandang

HB = (N + T) x (P + A) x (U + M + S + L) x I

 

Page 126: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

penting menambahkan nilai-nilai tersebut sehingga logoterapi yang

tadinya sekuler sekarang sudah kelihatan nuansa agamanya. Makna hidup

dan hidup bermakna menurut Hanna adalah sama seperti makna hidup dan

kehidupan bermakna dalam Islam.

B. Saran-saran

1. Dalam spekulasinya Hanna telah banyak mengemukakan pemikiran-

pemikirannya tentang logoterapi, apakah itu ketidak setujuannya dengan

teori tersebut, atau apakah pengembangan dari teori yang ada, atau

tamuan-temuan baru yang merupakan cerminan atas kritis intelektul yang

mencoba mengembangkan teori logoterapi dan logoanalisis, suatu

keberanian yang sangat produktif. Menurut penulis Hanna perlu menyusun

sebuah buku panduan khusus yang bisa menjadi pegangan bagi orang yang

dibimbing, atau bagi siapapun yang tidak sempat mengikuti pelatihan dari

Hanna sehingga bisa menggunakan buku tersebut.

2. Guna pengembangan yang lebih luas, Hanna dengan paket pelatihannya

sebaiknya membangun jaringan yang lebih luas agar pelatihan ini bisa

terlaksanakan untuk semua orang yang memerlukan bantuan dalam

menemukan makna hidup. Kemudian juga mengembangkan dan

mengadakan regenerasi agar “Panca cara temuan makna” ini bisa

mencakup lebih luas.

3. Sepengetahuan penulis, dalam dunia bimbingan dan konseling di

Indonesia ini sangat jarang konselor atau bahkan belum ada yang

 

Page 127: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

menggunakan pendekatan logoterapi dalam membantu kliennya, selain

Hanna Djumhana Bastaman, padahal antara konseling, bimbingan dan

logoterapi sama-sama mempunyai tujuan yang sama, yaitu menjadikan

manusia bahagia di dunia maupun di akhirat. Jadi di sini penulis

menyarankan agar logoterapi ini bisa dijadikan salah satu pilihan

pendekatan dalam membantu individu yang memerlukan bantuan.

4. Siapapun yang ingin bahagia, maka harus menemukan makna hidup, kalau

tidak bisa menemukannya, maka sebaiknya mintalah bantuan kepada

orang lain yang profesional dalam bidang tersebut.

 

Page 128: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual, ESQ; Emotional Spiritual Question; The ESQ Way 165, 1

Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya

Persada, 2001.

Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

PT. Golden Trayon Press, 1998.

Azzaini, Jamil. Menyemai Impian, Meraih Sukses Mulia; Kisah-Kisah Inspiratif

Pembangkit Motivasi dan Pemaknaan Hidup. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2008.

Bachir, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1999.

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1996.

Bastaman, Hanna Djumhana. Meraih Hidup Bermakna; Kisah Pribadi dengan

Penglaman Tragis. Jakarta: Paramadina, 1996.

----------. Integrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi Islam. Yogyakarta:

Pustaka pelajar, 2005.

----------. Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih

Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007.

----------. “Menemukan Makna Hidup.” Panji mas No. 11/1, 20 Februari- 5 Maret,

2003: h. 67.

----------. “Psikologi Islam bukan Sufi Healing”. Artikel diakses tanggal 23

Februari 2009 dari www.republika.newsroom.or.id.

----------. “Kebahagiaan Dambaan Psikologi dan Tasawuf”. Artikel diakses pada

tanggal 29 Januari 2009 dari www.baitulamin.org.

Chaplin, James. P. Dictionory of Pshicology (terj. Kamus Psikologi) oleh Kartini

Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Crumbaugh, James C. Everything to Gain: A Guide to Self Fulfillment Through

Logoanalysis. Chicago: Nelson-Hall Company, 1973.

 

Page 129: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

C, Philip dan Mc Graw. Kau Mesti Tahu Yang Kau Mau (terj. dari Self Matter,

Creating Your Life From the Inside Out. Diterjemahkan oleh: Burhan

Wirasubrata). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007.

Departemen Agama. al-Qur’an dan Tafasirnya, jilid. V. Yogayakarta: UII, 1995.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI). Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Djam'an, SS. Islam dan Psikosomatik; Penyakit Jiwa. Jakarta: Bulan Bintang.

Djumhur, I dan Drs. Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah;

(Guidance & Counseling). Bandung: Cv. Ilmu, 1975.

Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Frankl, Victor E. The Will to Meaning: Foundations and Applications of

Logotherapy. New York: New America Library, 1970.

------------. Man’s Search for Meaning; An Introduction to Logotherapy. London:

Hodder and Stoughton, 1977.

Goble, Frank. G. Mazhab Ketiga; Psikologi Humanistik Abraham Maslow, (ter).

Drs. A. Supratiknya. Yogyakarta: Kanisius, 1991

Gumiandri, Septi, Logoterapi Victor E. Frankl dalam Tinjauan Tasawuf. Disertasi

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2008.

Hamdi, Iqbal. Menggapai Hidup Bermakna. Jakarta: Republika, 2006.

Hidayat, Komaruddin. Psikologi Kematian, Mengubah Ketakutan Menjadi

Optimisme. Jakarta: Hikmah, 2006.

Ibrahim, Warwah Daud. Basic Life Skill: Mengelola Hidup dan Merencanakan

Masa Depan. Jakarta: MHMMD Production, 2003.

Inayat Khan, Hazrat. Spiritual Dimension of Psychology,(terj) Andi, Dimensi

Spiritual Psikologi. Pustaka Hidayat.

Izzuddin, Abu. Agenda Ceramah dan Retorika; Kiat-Kiat Ceramah Berkesan.

Solo: Pustaka Amanah, 1999.

Kartono, Kartini. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya; Teknis

Bimbingan Praktis. Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

 

Page 130: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Khoo, Adam. I Am Gifted, So Are You! (terj) Saya Berbakat, Anda Juga, oleh

Justika Gracinia dan Januarita Fitriani). Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2008.

Koeswara, E. Logoterapi; Psikoterapi Victor Frankl. Yogyakarta : Kanisius 1992.

Lumpin, A Aron. You Can Chance your life; Aim of Succes, Rahasia menjalani

kehidupan bermakna. Esensi, Erlangga Group, 2006.

Lutfi, M, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosda

Karya, 2004.

Muzambik, Akhmad. Gambaran Makna Hidup Mahasiswa yang Telah Menikah.

Skripsi S1 Fakultas Psikologi; Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003.

Poerwandari, Kristi. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:

LPSP3 UI. 1998.

Powell, Jhon SJ. 10 Laku Hidup Bahagia. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

Paimun. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2008

Prayitno. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil).

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995.

Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola, 1994.

Rahman, Budhi Munawar. Ensiklopedi Nurkholis Madjid. Jakarta : Mizan, 2006.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,

vol. 13. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Subagya, Hary. Time to Change. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2004.

Sukardi, Dewa Ketut. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Bina Aksara. 1998.

 

Page 131: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

--------------, Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek;

Mengembamgkan Potensi dan Kepribadian Siswa. Bandung: Maestro,

2007

Tholchah, Muhammad Hasan. Dinamika Kehidupan Relegius, Jakarta:

Listafariska, 2004.

-----------, Prospek Islam Dalam Menghadapi Tantangan Zaman. (Jakarta:

Lantabora Press-Jakarta Indonesia, 2005.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (berbasis integrasi)

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Valentine, James Lee. Pure Power; Inti Pemberdayaan Pribadi Yang Luar Biasa,

penerjemah, Refina Indriasari. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2005.

Winkel, Ws dan M.M Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi, 2004.

Wikipedia. “Konsep”. Diakses pada tanggal 31 Mei 2009 dari

www.wikipedia.co.org.

Yusuf, Syamsu, L.N. dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Zaman, Aka Kamarul dan Al-Barry, M. Dahlan Y. Kamus Ilmiah Serapan;

Disertai Entri Tambahan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Yogyakarta: Absolut, 2005.

 

Page 132: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Wawancara II

Pada tanggal : 26 Maret 2009

Tempat : Kediaman Hanna Djumhana Bastanam

Alamat : Komplek Perumahan UI No. 69, Ciputat.

Narasumber : HD. Bastaman.

1. Tolong bapak ceritakan tentang riwayat hidup bapak!

“Saya ini anak ke sembilan dari sembilan bersaudara, dari orang tua, ayah

(Muhammad Sabri Wira Admadja) dan ibu (Siti Jubaidah). Bastaman itu nama

kakek saya.. supaya untuk mempersatukan keluarga. Saya anak ragil.. coba

bayangkan yang terkecil sekarang sudah 70 tahun.. yang tinggal cuma hanya

3, kakak perempuan saya dua, dan saya satu, bapak saya kelahiran 1873..

beliau adalah seorang pemuka agama. Dia itu dulu kalau orang dulu ada

namanya khalifah.. suatu pangkat, kalau sekarang kepala KUA lah gitu ya..

saya hidup di dalam lingkungan agamis.. jadi keluarga kami itu adalah

keluarga religius tapi juga sangat mengapresiasi seni.. Ibu saya tidak bisa baca

huruf latin tapi ngajinya sangat bagus.. kemudian saya pindah ke kota waktu

kelas 4 ikut abang saya di sana. Saya beruntung saya dari kecil dibiasakan

dengan nilai-nilai keagamaan.. sehingga melekat didiri saya, sehingga di kota

itu saya juga masih memegang nilai agama. Saya itu biasa aja ya…, SD, SMP,

dulu SR namanya…sekolah rakyat, kemudian SMP, kemudian ke-SMA

kemudian saya waktu itu ya ikut-ikutan aja lah.. ada yang masuk fakultas saya

masuk, saya pernah belajar di dua Fakultas, satu Fakultas hukum di UNPAD,

saya makin lama saya makin ga' cocok, karena saya lebih tertarik kepada

 

Page 133: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

manusia.. akahirnya saya tinggalkan itu, kemudian saya pindah ke Fakultas

Psikologi di UI, tapi itu memperkaya pengetahuan saya dibidang hukum..,

kemudian saya ditarik menjadi staff pengajar di sana, asisten waktu itu. sudah

itu lama betul di sana terus saya disuruh ikut program S2, itu aja.. S3 saya ga'

sempat terlalu tua.

Saya suka piano.. tapi karena kaka' saya ga' bisa beliin akhirnya malam-malam

saya bersepeda mau mendengerin mahasiswi, dengarin main piano.. itu di

Bandung lho..”

2. Kalau informalnya pak?

“Kalau informalnya.. apa ya.. saya paling-paling berorganisasi kali?, pesantren

juga saya ngga'.., saya agama itu belajar sendiri, walaupun orang tua saya tu

ahli agama tapi saya agamanya belajar sendiri ya.. belajar sendiri saja, banyak

Tanya orang, pesantren saya ga' pernah masuk. Cuma saya sangat menghargai

pesantren,..gitu ya… yang informalnya.. ya.. kursus-kursus alakadarnya,

menekuni banyak sebagai otodidak ya..,otodidak aja gitu.”

3. Terus organisasi yang pernah bapak ikuti, organisasi apa saja pak?

“Organisasi yang pasti politik ngga' lah.. paling HMI dulu, kemudian, kan

saya suka berhafif di sebuah hotel seni budaya ya.. di sana semasa mahasiswa,

sesudah saya dewasa pun saya pernah berkecimpung di organisasi sekarang

saya membantu di organisasi yayasan "Jati Diri Bangsa"..untuk mencoba

menyumbangkan sedikit banyak pemikiran dan pengembangan akhlak untuk

jati diri yang sedang berkembang ya.. beberapa tokoh-tokoh nasionalisasi..

coba nimbrung aja lah karena psikologinya sedikit disana.”

 

Page 134: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

4. Terus, kegiatan-kegiatan yang sekarang Bapak lakukan, selama masa pensiun

ini ?

”Saya pertama kali nulis buku, bikin makalah gitu.. saya diminta mengajar,

walaupun saya menolak untuk mengajar untuk satu semester, udah ajalah

sebelum pensiun, saya sudah dua tahun pensiun, saya sudah mempersiapkan

mata kuliah saya diserahkan kepada para dosen-dosen muda ya.. saya dulu

memegang psikologi kepribadian kemudian mata kuiah estetika, kemudian

saya memegang psikologi Islami ya.. pendidikan agama, pendidikan Islam

tapi.. itu menjadi bagian kerja sama dengan salah seorang dosen IAIN, saya

sudah serahkan semuanya ya.. a.. kemudian..saya pun mengajar diagnostik

klinis dan itu sudah saya serahkan semuanya.. dan saya juga mengadakan

training khusus untuk para mahasiswa yang ikut program profesi klinis, saya

orang psikologi klinis ya.. itu semacam membikin modul-modul training

pengembangan diri.. itu pun sudah saya serahkan ya semua.. jadi saya konsen

itu dengan.. dengan.. bebas.. bebas.. jadi tugas saya sudah saya serahkan..

logoterapi itu saya pegang..mungkin sudah satu tahun sudah saya itukan, saya

sudah didik pula para kawan-kawan dosen-dosen muda di bagian psikologi

klinis untuk meneruskan dan sudah ada gitu..dan kemudian ternyata mereka

itu lebih baik dari saya ngajarnya karena mereka menguasai teknologi canggih

ya..internet saya kan gaptek.. alakadarnya ajalah saya bisa buka dan baca gitu

ternyata mereka jauh lebih baik dari saya karena mereka sudah banyak bahan

yang banyak, saya menulis buku, saya bisnis-bisnis usaha keluarga gitu ya..

itu kemudian ya bergerak di bidang seni apa di sebuah yayasan yang juga

 

Page 135: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

bergerak di bidang akhlakul karimah ya.. itu saya menekuni tasawuf Islam

yang banyak mempengaruhi kehidupan saya dan juga wawasan saya, jadi latar

belakang saya itu, psikologi kemudian budaya dan tasawuf Islam.”

5. Terus pak, tentang karya Bapak tentang "Meraih Hidup Bermakna; Kisah

Pengalaman Tragis" ini kira-kira apa yang menjadi point penting dari buku

tersebut Pak?

”Itu sebenarnya tadinya bacaan akademis aja gitu ya. Cuma menurut saya

kan.. kalau akademis kan telalu serius ya.. jadi saya tambah macam-macam

yang ada berkaitan dengan psikologinya, yang ringan-ringanlah jadi itu berada

di semi akademis lah lebih banyak popnya lah ya.. di sana ada humor-humor

saya tambahkan, jadi itu bagian pertama buku terbut tentang logoterapi, ruang

lingkupnya itu komplit di sana, yang kedua adalah karya saya sendiri tentang

logoterapi, perubahan-perubahannya.. saya kan orang yang tidak mau.. plok

gitu ya.. ga' mau jadi the master voice yang victor frankl saya memang senang

teori itu, dia orang Yahudi, orang Yahudi yang sholeh.. dan pemikirannya itu

adalah banyak sejalan dengan agama Islam, ada buktian Profesor Malik Badri

ya.. itu dalam bukunya The dilemma of Muslim Psikologis yang sudah

diterjemahkan menjadi dilema psikologi muslim, itu di dalamnya mengkritik

abis seluruh aliran-aliran psikologi modern, psikoanalisa dikecam abis,

behavioralistik dikecam , humanistik. Cuma logoterapi dipuji karena itu sesuai

dengan semangat Islam, optimismenya itu sudah sangat sesuai dengan Islam

dan saya sangat sependapat. Dan saya itu belajar logoterapi.. sebetulnya bagi

saya itu logoterapi itu sebagai batu loncatan saja lah itu sebagai kegiatan

 

Page 136: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

intelektual saya, sebagai batu loncatan sajalah dan saya itu tujuan utama saya

itu ingin mengembangkan psikologi islam, psikologi Islami, sebetulnya itu

karena menurut saya banyak sekali kesesuaian, khususnya psikologi Islami.

karena istilah Psikologi Islam dikembangkan oleh teman-teman saya rekan-

rekan saya di UIN, ahli-ahli mereka menyebut psikologi islam yang bersumber

langsung dari al-Qur'an dan Hadist yang dijabarkan, kalau saya empiris, betul-

betul empiris, dari teori empiris terus pemikirannnya. betul-betul induktif

ya… ke atas, kalau ini ke bawah, deduktif itu harus jumpa karena pemikiran

deduktif dan induktif itu adalah dua perangkap ilmu yang tidak harus

dipisahkan dalam pengembangan ilmu.. kami dari para psikolog yang

berpendidikan umum itu sangat sekuler. Cuma kita mendambakan psikologi

yang sekuler tadi itu mendapat cahaya Islam, kawan-kawan di UIN itu, itu ahli

betul di bidang agama dan dia bisa menjabarkan itu prinsip-prinsip al-Qur'an

di sana menjadi operasional, Cuma itu akhirnya sampai kepada konsep saja.

Konsep orang kafir cirinya dimana mukmin, dimana munafik gitu ya…

konsepnya saja itu, tapi kenyataannya gimana? Itu nantinya ketemu, dan

nantinya psikologi Islam itu harus betul-betul murni terkait dengan psikologi

Islam dari al-Qur'an dan Hadits, jadi sekarang masih proses, tapi kami betul

betul saling respek, kita belajar tentang agama, konsep-konsep agama, dan

mereka pun mau belajar tentang psikologi jadi itu integrasi namanya ya..”

6. Terus tentang karya Bapak yang kedua "Logoterapi, Psikologi untuk

Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna", kira-kira, bisakah

 

Page 137: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

Bapak ceritakan tentang latar belakang penulisan buku tersebut, dan apa

yang menjadi point penting dari buku tersebut Pak?

“Buku pertama itu memang.. itu tentang kasus-kasus individual..itu betul-betul

murni tentang logoterapi, ada logoanalisis tapi sedikit sekali ya disana.. nah

buku kedua ini ya lebih diperluas dalam artian saya masukkan pandangan saya

sendiri yang tidak selalu sesuai dengan pandangan Victor Frankl, saya

mengadakan perluasan di bidang itu, saya menambahkan tambahan analisis

kasus, saya juga menyederhanakan logoanalisis menjadi sederhana ya,

sehingga nanti bisa dipakai..sebetulnya cita-cita saya untuk menulis buku self

help dengan logoterapi, jadi banyak terobosan-terobosan yang saya sampaikan

misalnya bagaimana Victor Frankl itu hanya menunjukkan bahwa antara

logoterapi atau psikologi dengan teologi itu dia menjembatani.. tapi dia ga'

mau masuk di bidang teologi, kalau saya terus.. o.. ternyata ilmu psikologi

dalam hal ini logoterapi, itu betul-betul Sunnatullah.. Sunnatullah dan tidak

bisa..kalau menurut saya itu tidak bisa.. pokoknya kaitannya eratlah dengan

agama.. antara ilmu dan agama itu kalau menurut saya bukan dikhotomi yang

kaku, itu kesinambungan kok, gitu.. . Kalau menurut saya, psikologi itu tidak

akan bisa memberanikan efektifitas kesejukan, tidak bisa memberikan

pengamalan yang bagus, bahkan tidak bisa memberikan kekuatan tanpa

dikaitkan dengan agama..”

7. Terus Pak kita bicara tentang logoterapi, kira-kira sepengetahuan Bapak,

logoterapi ini kapan pertama kali dikenal di Indonesia Pak?

 

Page 138: KONSEP BIMBINGAN LOGOTERAPI · 1. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A, selaku Pembantu Dekan II (PUDEK II) sekaligus sebagai

“Jangan di Indonesia dulu, yang di luar negeri dulu itu tahun 30 an itu, masuk

ke Indonesia itu tahun… 75 kalau tidak salah.., dan orang mengatakan katanya

saya orang perintisnya.. waktu itupun saya itu masih.. masih.. tahun-tahun

terakhir, tahun-tahun awalnya, ya waktu saya masih studi di psikologi, saya

dipinjamin buku ya.. ada diceritakan di buku saya itu, bukunya entah ke mana

sekarang, nah itu saya mulai dari tahun 75 itu, intensif konsisten saya

belajarnya, karena sewaktu itu saya tidak itu.. jadi ya.. seakal-akal sajalah.

Saya mulai berburu buku.. berburu macam-macamlah ya.. tahun 75 sudah itu

a.. saya pakai kuliah, diskusi dengan teman-teman jadi saya belajar sendiri

kemudian ternyata ada juga beberapa teman yang tertarik.. itulah awalnya,

tahun 75..”