konsep apanjo

4
APANJO (ANAK PANTI JOMPO) Pembangunan dalam berbagai dimensi kehidupan telah meningkatkan usia harapan hidup penduduk Indonesia, tidak terbatas pada usia produktif atau anak-anak, pembangunan ini juga diiringi dengan meningkatnya persentase dan jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Berbagai kebijakan dan pelayanan dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mencari solusi terbaik perkembangan tersebut, baik melalui sistem panti maupun sistem non panti berbasis masyarakat. Realita yang terjadi, lansia yang tertangani melaui sistem panti hanya 15.000, sistem non panti 20.000 lansia. Dengan kata lain, keseluruhan lansia yang tertangani hanya 2 % dari 2,3 juta lansia. Gambaran diatas menegaskan bahwa pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia belumlah optimal. Mereka terlantar, ada yang menjadi mengemis, bahkan diantaranya mengalami tindak kekerasan oleh orang lain maupun kerabat sendiri. Anak Pati Jompo (Apanjo) merupakan salah satu proyek berkesinambungan yang akan dikembangkan oleh bidang Pengabdian Masyarakat (PengMas) ISMKI, dipusatkan pada institusi di seluruh Indonesia. Sasaran proyek ini adalah suatu panti jompo yang akan dibimbing oleh mahasiswa kedokteran dari suatu institusi yang terdekat dengan daerah tersebut (1 institusi menangani 1 panti jompo atau beberapa institusi di 1 kota menangani 1 panti jompo). A. Tujuan diadakannya proyek berkesinambungan ini adalah : Tujuan Umum : 1. Meningkatkan rasa kepedulian dan ketanggapan mahasiswa fakultas kedokteran terhadap masyarakat dalam bidang sosial, khususnya tentang kesehatan, guna menjunjung Tri Dharma perguruan tinggi mahasiswa 2. Menjalankan fungsi mahasiswa kedokteran sebagai agent of health, agent of change, dan agent of develompment 3. Melatih mental, sikap dan idealisme sebagi perwujudan visi dokter berhati Indonesia, berwawasan masyarakat dunia Tujuan Khusus :

description

apanjo

Transcript of konsep apanjo

Page 1: konsep apanjo

APANJO (ANAK PANTI JOMPO)

Pembangunan dalam berbagai dimensi kehidupan telah meningkatkan usia harapan hidup penduduk Indonesia, tidak terbatas pada usia produktif atau anak-anak, pembangunan ini juga diiringi dengan meningkatnya persentase dan jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Berbagai kebijakan dan pelayanan dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mencari solusi terbaik perkembangan tersebut, baik melalui sistem panti maupun sistem non panti berbasis masyarakat. Realita yang terjadi, lansia yang tertangani melaui sistem panti hanya 15.000, sistem non panti 20.000 lansia. Dengan kata lain, keseluruhan lansia yang tertangani hanya 2 % dari 2,3 juta lansia. Gambaran diatas menegaskan bahwa pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia belumlah optimal. Mereka terlantar, ada yang menjadi mengemis, bahkan diantaranya mengalami tindak kekerasan oleh orang lain maupun kerabat sendiri.

Anak Pati Jompo (Apanjo) merupakan salah satu proyek berkesinambungan yang akan dikembangkan oleh bidang Pengabdian Masyarakat (PengMas) ISMKI, dipusatkan pada institusi di seluruh Indonesia. Sasaran proyek ini adalah suatu panti jompo yang akan dibimbing oleh mahasiswa kedokteran dari suatu institusi yang terdekat dengan daerah tersebut (1 institusi menangani 1 panti jompo atau beberapa institusi di 1 kota menangani 1 panti jompo).

A. Tujuan diadakannya proyek berkesinambungan ini adalah : Tujuan Umum :

1. Meningkatkan rasa kepedulian dan ketanggapan mahasiswa fakultas kedokteran terhadap masyarakat dalam bidang sosial, khususnya tentang kesehatan, guna menjunjung Tri Dharma perguruan tinggi mahasiswa

2. Menjalankan fungsi mahasiswa kedokteran sebagai agent of health, agent of change, dan agent of develompment

3. Melatih mental, sikap dan idealisme sebagi perwujudan visi dokter berhati Indonesia, berwawasan masyarakat dunia

Tujuan Khusus :1. Mendukung pengoptimalan fungsi sistem panti yang dicanangkan pemerintah guna

meningkatkan kesejahteraan lansia2. Sarana bagi mahasiswa kedokteran dan masyarakat sekitar untuk membangun

kepekaan dengan memahami dan memberi solusi konkret pada apa yang terjadi pada bangsa, khususnya lansia

3. Meningkatkan peran aktif mahasiswa kedokteran dalam usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada masyarakat

4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan medis serta melatih kemampuan sosialisasi dan membina hubungan kepada masyarakat

5. Memberikan sumbangsih dengan nilai kebermanfaatan tinggi dan nyata bagi terwujudnya “masyarakat sehat mandiri”

6. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat sebagai kader kesehatan.

B. Sasaran kegiatan : Lansia pada panti yang telah ditentukan oleh institusi masing-masing

Page 2: konsep apanjo

C. Waktu Kegiatan :Jangka waktu yang diberikan adalah 8 bulan (dengan hitungan masa kepengurusan ekeftif 11 bulan disesuaikan dengan timeline tiap institusi dengan koordinasi Pengmas wilayah). Dengan dilakukan selama beberapa bulan diharapkan tercapainya output yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

D. Bentuk Kegiatan :1. Launching Apanjo : dilaksanakan saat Hari Lansia (One Day with Lansia)Alternatif kegiatan :

Pemeriksaan kesehatan lansia Pendekatan massal kepada lansia dengan cara senam bersama, jalan sehat, dan lain-

lain

2. Follow up : merupakan upaya yang akan dilakukan secara continue dalam jangka waktu tertentu disertai dengan evaluasi perkembangan lansia. Follow up ini tidak harus menentukan tanggal baru untuk melaksanakan kegiatan, namun dapat bekerjasama dan mengoptimalkan kegiatan yang biasa dilakukan pengurus panti sehingga resiko pelaksanaan kegiatan lebih dari 1 waktu dapat diminimalkan. Target pelaksanaan follow up yakni setiap 1 bulan 1 kali kegiatan.

E. Pendanaan : Dana untuk kegiatan ini, dapat diambil dari iuran tiap angkatan.

F. Indikator keberhasilan Peningkatan kemandirian, kesehatan, semangat hidup, dan produktivitas lansia Program ini dapat dilakukan oleh institusi dan dilakukan follow up secara continue.

Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesehatan lansia

50% lansia di panti berperan aktif

G. Langkah-langkah kegiatan:

Advokasi dan perizinan

1. Berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk mengetahui panti jompo mana yang yang membutuhkan binaan.

2. Survey sasaran, kebutuhan dan strategi ke panti jompo yang telah direkomendasikan oleh dinas kesehatan.

3. Merencanakan konsep yang dirasa diperlukan di panti jompo tersebut.4. Perizinan internal dekanat5. Bekerja sama dengan kelurahan dan puskesmas daerah yang telah dipilih maupun

kerja sama lintas sektor / organisasi (LSM, fakultas lain, dll) untuk mempermudah kinerja.

6. Membina hubungan yang baik dengan kader masyarakat untuk lebih berpartisipasi aktif dalam upaya peningkatan kesehatan lansia.

Page 3: konsep apanjo

Diharapkan dengan adanya program ini, mahasiswa kedokteran sebagai agent of health dapat memberikan salah satu bentuk konkret pengabdian kepada masyarakat secara continue bukan hanya insidental untuk meningkatkan aspek penerapan kemandirian kesehatan masyarakat.

Inisiasi Apanjo 1. Pembentukan kelompok anak panti jompo dengan 1 mahasiswa kedokteran

membina 3-5 orang lansia 2. Pendekatan personal dan controlling dengan cara sharing dan konsultasi individu3. Launching Apanjo

Peningkatan Status Kesehatan Lansia ( Follow up rutin)1. Promotif : Penyuluhan pola hidup sehat, kebersihan, dan pencegahan penyakit

degeneratif lansia 2. Preventif : Pemeriksaan kesehatan, screening test, kerja bakti membersihkan

panti3. Kuratif : Pengobatan rutin lansia yang dilaksanakan dengan waktu yang

disesuaikan institusi masing-masing4. Rehabilitatif : Pendekatan personal dan sharing untuk rehabilitasi fisik dan mental

Peningkatan kemandirian dan produktivitas lansia (Follow up insidental dan rutin)1. Peningkatan kreativitas lansia yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran dan kader

kesehatan dengan memberikan pelatihan, sarana prasarana dan hiburan bersifat positif baik itu media cetak, elektronik maupun lomba dan permainan tertentu.

2. Peningkatan kemandirian lansia dengan pelatihan keterampilan dan usaha, rehabilitasi fisik dan mental.

3. Penelitian (riset) sebagai feedback yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesehatan lansia, progressifitas, pola hidup, penyakit degeneratif,dll

Evaluasi1. Menganalisis indikator pencapaian dan kendala yang dirasakan selama proses2. Membuat suatu laporan tertulis ditujukan kepada internal BEM, dekanat, dan

berkoordinasi dengan ISMKI3. Laporan tertulis berisi hasil yang dicapai, kendala, alternatif solusi dan saran