KONSEP ANGGARAN KAS
Click here to load reader
-
Upload
ritanovitasipahutar -
Category
Documents
-
view
43 -
download
7
description
Transcript of KONSEP ANGGARAN KAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kas adalah asset perusahaan yang paling likuid dan berfungsi sebagai alat
pertukaran dan pemayaran ( Nova Perwira Yuda, dkk, 2011 : 84 ). secara garis besar,
motif pemilikan kas meliputi :
1. Untuk kelancaran transaksi,
2. Untuk berjaga-jaga/kebutuhan mendadak
3. Untuk pemenuhan kesempatan spekulasi.
Mengingat kepentingan tersebut, bukan berarti kas perusahaan harus tersedia
dalam jumlah besar. Kas yang besar bermanfaat untuk menjaga likuiditas perusahaan,
tetapi mengandung kelemahan menekan profitabilitas, kas yang besar kemungkinan
sebagian besar menganggur/idle bersifat steril tidak menghasilkan, hilangnya
kesempatan memperoleh i, serta kesempatan laba dari berputarnya kas. Sebaliknya,
kekurangan kas akan menyebabkan opportunity lost ( hilangnya kesempatan baik
mendapatkan potongan harga ) dan menurunnya soliditas dimata mitra dagang.
Berdasarakan hal-hal diatas, manajer atau staf keuangan perlu mengatur besarnya
kas untuk menjaga likuiditas tanpa mengorbankan kesempatan profitabilitas. Pada
dasarnya, mengatur kas adalah mengatur aliran kas. Aliran kas perusahaan berupa aliran
kas masuk rutin dan tidak rutin, demikian pula aliran kas keluar rutin dan tidak rutin.
Inilah yang merupakan konsep dasar aliran kas.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebgai berikut :
1. Apakah pengertian anggaran kas ?
2. Apa sajakah kegunaan anggaran kas ?
3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas ?
4. Bagaimanakah bentuk penyusunan anggaran kas ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami pengertian anggaran kas.
2. Mengetahui dan memahami kegunaan anggaran kas.
3. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
kas.
4. Mengetahui dan memahami bentuk penyusunan anggaran kas.
2
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang merencanakan secara lebih teperinci tentang
jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode yang
akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang
berupa pengeluaran kas. Dari pengrtian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran kas
mencakup dua sektor yaitu:
1. Sektor penerimaan kas, yang pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksikan
b. Penagihan piutang
c. Penjualan aktiva tetap
d. Penerimaan lain-lain ( non operating, seperti misalnya penghasilan bunga,
penghasilan sewa, penghasilan dividend, dan sebagainya.
2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biaya-biaya,
baik biaya-biaya utama ( Operating ) maupun biaya-biaya bukan utama ( Non
Operating), seperti minsalnya :
a. Penbelian tunai bahan mentah
b. Pembayaran hutang
c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung
d. Pembayaran pabrik tidak langsung
e. Pembayaran biaya administrasi
f. Pembayaran biaya penjualan
g. Pembelian aktiva tetap
h. Pembayaran lain-lanin, seperti misalnya pembayaran biaya bung, pembayaran
sewa dan sebagainya.
2.2 Kegunaan Anggaran Kas
Secara umum, semua anggaran,termasuk anggaran kas, mempunyai 3 kegunaan
pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta sebagai
alat pengawasan kerja, yang membantu management dalam memimpin jalan nya
perusahaan. Sedangkan secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar untuk
3
penyusunan master balance sheet budget (anggaran induk neraca). ( dalam Munandar. :
2000 ).
Kegunaan lainnya Budget arus kas ini adalah sebagai berikut :
1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas
masuk dan arus kas keluar perusahaan yang lalu maupun proyeksi pada masa datang.
2. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar deviden dimasa datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan dimasa yang
akan datang.
5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih akuntansi dikaitkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas.
6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi laainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
7. Melihat kegiatan kas yang menonjol dalam perusahaan. (dalam Sofyan Syafri : 1997)
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas
Agar suatau anggaran dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalam nya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasi
nya nanti. Adapun factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran
kas, antara lain:
1. Factor – faktor yang mempengaruhi penerimaan kas,antara lain:
a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah
(kuantitas) barang yang akan di jual dari waktu kewaktu selama periode yang akan
datang.semakin besar jumlah penjualan,akan cenderung semakin besar pula
transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan,sehingga akan memperbesar
penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan akan cenderung
semakin kecil pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga
akan memperkecil penerimaan kas.
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa
perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi – transaksi penjualan secara
kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibat nya akan
4
memperkecil pula penerimaan kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan
memungkinkan perusahaan memperkecil transaksi – transaksi penjualan secara
kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai. Akibat nya akan
memperbesar pula penerimaan kas.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bila mana posisi perusahaan cukup kuat,
makan perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan
memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam
persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakanpenjualan secara tunai,
sehingga akan memeperkecil penerimaan kas
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.bilama
potongan penjualan (discount) yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para
calon pembeli,maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian –
pembelian secara tunai sehingga akan memeperbesar penerimaan kas. Sebaliknya,
bila mana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan perusaahan kurang
menarik para cslon pembeli, makan akan mendorong mereka untuk melakukan
pembbelian – pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan
kas.
e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih
aktif akan memepercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan
piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
f. Anggaran perubaham aktiva tetap, khusunya rencana tentang pengurangan
(penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan
merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar
penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan
datang perusahaa tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap,
maka akan memperkecil penerimaan kas.
g. Rencana – rencan perusahaan tentang peneriman – penerimaan kas dari sumber
lain – lain (non operating), seperti minsalnya penghasilan bunga, penghasilan
sewa, penghasilan dividend,dan sebagainya
2. Factor – factor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:
a. Anggaran pembelian bahan mentah,khusunya rencana tentang jenis (kualitas)dan
jumlah (kuantitas ) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian barang mentah, akan
5
cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan
dilakukan, sehingga akan memperbesar pngeluaran kas. Sebaliknya, semakin kecil
jumlah pembelian akan cenderung semakin kecil pula transaksi pembelian secara
tunai yang akan di lakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan menth dipasar. Persaingan yang lebih
keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi – transaksi secara kredit,
sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan.
Akibat nya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih
lunak akan memungkinkan supplier mem[erkecil transaksi – transaksi penjualan
secara kredit, sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh
perusahaan. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilaman posisi
perusahaan cukup kuat,maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian
bahan mentah secara kredit ,sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk memaksa
pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian
bahan mentah secara tunai. Akibat nya akan memperbesar pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan
mentah. Bilamana potongan pembelian (discoutn) yang ditawarkan supplier cukup
menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan
pembelian – pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas.
Sebaliknya, bilamana potongan pembelian ( discount ) yang ditawarkan supplier
kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan
pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
e. Anggaran Upah Tenaga Kerja Langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yangnakan
dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil jumlah upah tenaga kerja lansung, akan
semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
f. Anggaran biaya pabrik tidak langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak langsung
yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
Sebaliknya, semakin kecil biaya pabik tidak langsung, akan semakin kecil pula
pengeluaran kas yang akan dilakukan.
g. Anggaran biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus
dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
6
Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar akan semakin
kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h. Anggaran Perusahaan aktiva tetap, kususnya rencan tentang penambahan aktiva
tetap. Bilaman selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan
melakukan penambahan kativa tetap, maka akan mempernesar pengeluaran kas.
Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan
tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan
memperkecil pengeluaran kas.
i. Rencana – rencana perusahaan tentang pengeluaran – pengeluaran kas untuk
keperluan lain – lain ( Non Operating ), seperti minsalnya untuk biaya bung, biaya
sewa, dan sebagainya.
2.4 Bentuk Anggaran Kas
Sebagaimana halnya dengan anggaran – anggaran yang lain, bagi anggaran kas ini
juga tidak ada sesuatu bentuk standard yang harus dipergunakan. Ini berarti bahwa masing
– masing perusahaan mempunyai kebebabasan untuk menentukan bentuk serta formatnya,
sesuai dengan keadaan perusahaan masing – masing. Oleh karena anggaran kas mencakup
dua sektor, yaitu sektor pemerimaan kas dan sektor pengeluaran kas, maka sebelum
disusun anggarran kas, terlebih dahulu disusun skedul tentang penerimaan kas ( Cash
Inflow Schedule ) dan skedul tentang pengeluaran kas ( Cash Outflow Schedule ) tersebut.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh anggaran kas, agar dapat
memberikan gambaran yang lebih jelas :
1. Skedul penerimaan kas :
a. Dari anggaran penjualan, anggaran potongan penjualan dan anggaran piutang
yang telah disusun, perseroan terbatas “ Charsima “ dapat mengetahui jumlah
penjualan tunai dan jumlah pengeluaran kredit ( piutang ) beserta tahap – tahap
pelunasanya dari waktu – kewaktu selama periode yang akan datang ( perhatikan
Bab III dan Bab XI ). Dari anggaran – anggaran tersebut misalnya dapat diketahui
bahwa dari penjualan produk X dengan syarat pembayaran sebesar 4/10, n/30
diperkirakan sebanyak 40% dari transaksi penjualan akan dilakukan secara tunai,
sehingga diberikan potongan penjualan ( discount ). Dengan demikian dari
penjualan produk X bulan januari 1985 sebesar Rp 48.120.000.- sebanyak 40%-
nya dilakukan secara tunai, yaitu :
Sebanyak = 40% x Rp 48.120.000,- = Rp 19.248.000,-
7
Potongan = 40% x 19.248.000,- = Rp 769.920,-
Penerimaan kas bulan januari = Rp 18.478.080.-
Dengan cara yang sama, akan dapat pula diketahui besarnya penerimaan kas dari
sumber penjualan tunai produk X dari bulan kebulan selama tahun 1985 yang
akan datang. Dari anggaran anggaran tersebut dapat pula diketahui bahwa
minsalnya dari penjualan produk Y dengan syarat pembayaran sebesar 5/10, n/30
diperkirakan sebanyak 50% dari transaksi penjualan akan dilakukan secara tunai,
sehingga diberikan potongan penjualan ( discount ). Dengan demikian dari
penjualan produk Y bulan januari 1985 sebesar Rp 20.430.00,- sebanyak 50%-nya
dilakukan secara tunai yaitu :
Sebanyak = 50% x 20.430.000,- = Rp 10.215.000,-
Potongan = 5% x 10.215,000,- = Rp 510.750,-
Penerimaan kas bulan januari = Rp 9.704.250,-
Dengan cara yang sama, akan dapat pula diketahui besarnya penerimaan kas dari
sumber penjualan tunai produk Y dari bulan kebulan selama tahun 1985 yang
akan datang.
b. Dari anggran piutang, perseroan terbatas “ Charisma “ dapat mengetahui besarnya
penerimaan kas dari sumber penagihan piutang dari bulan kebulan selama tahun
1985 yang akan datang ( perhatikan Bab XI ).
c. Dari anggaran perubahan aktiva tetap, perseroan terbatas “ Charisma “ dapat
mengetahui besarnya penerimaan kas dari sumber penggunaan aktiva tetap dari
bulan kebulan selama tahun 1985 yang akan datang ( perhatikan Bab XIII ).
d. Untuk penerimaan kas dari sumber lain-lain ( Non Operating ) perseroan terbatas
“ Charisma “ memperkirakan bahwa selama tahun 1985 yang akan datang, akan
diterima penghasilan bunga sebesar Rp 170.000,- setiap bulan, serta penghasilan
sewa yang akan diterima sebesar Rp 360.000,-
Pada bulan febuari 1985 dan sebesar Rp 360.000,- pada bulan agustus 1985.
Dengan berdasar pada rencana – rencana tersebut, maka perseroan terbatas
“ Charisma “ dapat menyusun skedul penerimaan kas, sebagai berikut :
8
Perseroan terbatas’charisma’
Skedul penerimaan kas
Januari 1985 – desember 1985
Sumber penerimaan januari Februari maret april
Penjualan tunai x dan y 28.182.330 33.496.460 38.450.250 43.816.920
Penagihan piutang x dan y 37.942.740 44.154.480 50.551.700 57.465.360
Penjualan aktiva tetap 20.000.000 10.000.000 5.000.000 -
Penghasilan bunga 170.000 170.000 170.000 170.000
Penghasilan sewa - 360.000 -
Jumlah 86.295.070 88.180.940 94.171.950 101.502.280
Sumber penerimaan Mei Juni Juli Agustus
Penjualan tunai x dan y 43.052.010 40.893.010 38.662.760 40.474.120
Penagihan piutang x dan y 57.938.380 55.455.580 52.582.280 53.991.360
Penjualan aktiva tetap - - - -
Penghasilan bunga 170.000 170.000 170.000 170.000
Penghasiln sewa - - - 360.000
Jumlah 101.160.390 96.618.590 91.415.040 94.995.480
Sumber penerimaan September Oktober November Desember
Penjualan tunai x dan y 43.390.310 45.428.850 46.671.650 46.472.000
Penagihan piutang x dan y 57.683.380 60.561.700 62.409.700 62.748.000
Penjualan aktiva tetap - - - -
Penghasilan bunga 170.000 170.000 170.000 170.000
Penghasiln sewa - - - -
Jumlah 101.243.690 106.160.550 109.241.350 109.390.000
2. Skedul pengeluaran kas
a. Dari anggaran pembelian bahan mentah dan anggaran utang yang telah disusun,
perseroan terbatas “charisma” dapat mengetahui jumlah pembelian tunai bahan
mentah dan pembelian kredit (utang) bahan mentah dan tahap – tahap
pelunasanya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Dari anggaran
– anggaran tersebut minsalnya dapat diketahui dari pembelian bahan mentah jenis
9
(A) , bahan mentah Jenis (B) dan bahan mentah jenis (C) Dengan syarat
pembayaran sebesar 5/10,n/30 diperkirakan sebanyak 40% dari transaksi
pembelian nya akan dilakukan secara tunai, sehingga menerima potongan
pembelian. Dengan demikian dari pembelian ketiga bahan mentah tersebut pada
bulan januari 1985 sebesar Rp 19.170.000,_ sebanyak 40%-nya dilakukan secara
tunai yaitu :
Sebanyak = 40% x 19.170.000 =7.668.000
Potongan = 5% x 7.668.000 = 383.400
Pengeluaran kas bulan januari =7.284.600
b. Dari anggaran utang, dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas untuk
pembayaran utang dari bulan ke bulan selama tahun 1985 yang akan datang
c. Dari anggaran upah tenaga kerja langsung, dapat mengetahui besarnya
pengluaran kas untuk upah biaya tenaga kerja langsung
d. Dari anggaran biaya pabrik tidak langsung, dapat mengetahui besarnya
pengeluaran kas untuk membayar biaya pabrik tidak langsung dari bulan ke
bulan selama tahun 1985 yang akan datang., yaitu sebesar total biaya pabrik
tidak langsung tersebut setelah dikurangi dengan beban biaya “depresiasi”
e. Dari anggaran biaya administrasi, dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas
untuk membayar biaya administrasi dari bulan ke bulan selama tahun1985 yang
akan datang, yaitu sebesar total biaya administrasi tersebut setelah dikurangi
dengan bahan biaya “depresiasi “
f. Dari anggaran biaya penjualan, dapat mengetahui besarnya pengeluaran kas
untuk membayar biaya penjualan dari bulan ke bulan selama tahun1985 yang akan
datang,yaitu sebesar total penjualam tersebut setelah dikurangi dengan beban
biaya “depresiasi”.
g. Dari anggaran perubahan aktiva tetap, perseroan terbatas dapat mengetahui
besarnya pengeluaran kas untuk penmbahab aktiva tetap dai bulan kebulaan
selama tahun 1985 yang akan datang
h. Pengeluaran kas untuk pembayaran lain – lain, memperkirakan bahwa selama
tahun 1985 akan dibayar biaya bunga sebesar 400.000
10
2.5 Fungsi Perencanaan/Pengendalian Produksi dalam Aktivitas Produksi
BAB III
11
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan
mengendalikan aliran material kedalam, didalam, dan keluar pabrik sehingga posisi
keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian
produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas
secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan dokumen konsumen dan
menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Yang dimaksud dengan sumber daya
mencakup fasilitas produksi, tenaga kerja, dan bahan baku.
Daftar Pustaka
12
Yuda, Nova Perwira, dkk. 2011. Praktikum Penganggaran Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Munandar. 2000. Budgeting : Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan
Kerja. Yogyakarta : BPFE.
Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Budgeting Peranggaran Perencanaan Lengkap. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
13