KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

14
KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam Oleh: AIMAN SYARIF G 000 130 152 NIRM: 13/X/02.2.1/0166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN

IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Agama Islam

Oleh:

AIMAN SYARIF

G 000 130 152

NIRM: 13/X/02.2.1/0166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN

IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

AIMAN SYARIF

G 000 130 152

NIRM: 13/X/02.2. 1/0166

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing:

Dr. Mohamad Ali M.Pd

Page 3: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN

IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Oleh:

AIMAN SYARIF

G 000 130 152

NIRM: 13/X/02.2.1/0166

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jumat, 28 Mei 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr.Mohamad Ali M.Pd

(Ketua Dewan Penguji) (..........................)

2. Drs. Suharjianto M.Ag

(Anggota I Dewan Penguji) (..........................)

3. Dr. Abdullah Aly M.Ag

(Anggota II Dewan Penguji) (..........................)

Dekan,

Dr. M. Abdul Fattah Santoso, M.Ag

Page 4: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Sabtu 28 Mei 2016

Penulis

Aiman Syarif

G 000 130 152

Page 5: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

1

KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN

IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Abstrak

Muhammad Abduh adalah salah satu tokoh pembaharu umat Islam di

Timur Tengah dalam banyak bidang, akan tetapi Muhammad Abduh lebih

menitik beratkan kepada pembaharuan dalam bidang pendidikan. Pembaharuan

Muhammad Abduh dimulai ketika beliau mengenyam pendidikan di Universitas

al-Azhar di Kairo. Pendidikan di al-Azhar dirasa kurang mampu memberikan

output yang baik dalam menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan

khususnya dalam bidang pendidikan yang begitu kompleks saat itu. Oleh karena

itu, Muhammad Abduh merasa perlu adanya rekontruksi dalam wilayah

pendidikan di Universitas al-Azhar.

Konsep pendidikan yang dibawa Muhammad Abduh lebih

mengedepankan akal atau rasio dalam proses belajar, karena dalam definisinya,

akal merupakan ikatan dari tiga eksponen yaitu otak, indra dan hati. Akal berarti

mengerti atau paham, sehingga para mahasiswa yang menggunakan akalnya akan

mudah mengerti dan memahami pembelajaran yang diterima saat proses belajar

yang mengantarkannya kepada kecerdasan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep Akal

menurut Muhammad Abduh dan implikasinya dalam pendidikan Islam. Penelitian

ini termasuk jenis penelitian Sejarah (Historical Research). Jenis penelitian ini

bertujuan untuk merekonstruksi kembali secara sistematis, akurat, dan obyektif

kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Muhammad Abduh menawarkan

sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan Islam bahwa dengan menggunkan

akal, manusia akan lebih mudah memehami dan mengerti dalam proses belajar

dan akan mengantarkannya kepada kecerdasan.

Kata Kunci : Muhammad Abduh, Akal dan Pendidikan Islam

Abstract

Muhammad Abduh is one of Muslim reformation figure in Middle East especially

in education field. The reformation made by Muhammad Abduh was begun when

he studied in Al-Azhar University, Kairo. He thought that education in al-Azhar

was not yet to give great contribution to the society in addressing social issues

and solving the complex problems at that time. Hence, Muhamamd Abduh felt

that reconstruction in education is needed in the University of al-Azhar.

The purpose of the research is to know the intelligence conception based on

Muhammad Abduh theory and its implication on Islamic education. This research

includes in historical research, this type of research aims to reconstruct an event

or events that have occurred in the past systematically, accurately, and

objectively.

Page 6: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

2

The concept which is brought by Muhammad Abduh emphasized on the

intelligence in teaching and learning process. In the definition, intelligence is

league from three substance namely the brain, sense, and heart. Intelligence

means understand, so that the students who use their intelligence will be easier to

understand the materials in their learning process.

The result of the study showed that Muhammad Abduh offer a renewal in Islam

education that by using intelligent, people will more easily understand in learning

process and will be delivered to be the brilliant thinker.

Key Words: Muhammad Abduh, intelligence and Islamic education

1. PENDAHULUAN

Bila ditelusuri jejak-jejak pendidikan Islam, secara historis ditemukan titik

kelam sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terpuruknya dinamika

intelektual Muslim. Akar-akar keterpurukan intelektual Muslim dapat dilacak

pada lenyapnya berbagai cabang ilmu ‘aqliyyah dari tradisi keilmuan dan

pendidikan Islam yang cukup lama. Ditambah dikotomi ilmu pengetahuan

menjadi ilmu-ilmu duniawi dan ukhrowi memperburuk keadaan kaum Muslimin

diberbagai belahan dunia.

Di Indonesia sendiri, kondisi masyarakat Muslim kian terpuruk dengan

disebarkannya ajaran-ajaran yang mengkotbahkan perlunya ditumbuhkan sikap

membenci dunia. Pengikut-pengikut ajaran ini mengatakan bahwa dunia buat si

kafir, sedangkan akhirat buat si miskin. Di sini ajaran al-Qur’an sudah

dibenamkan ke bawah debu-debu ajaran mistik yang tidak bertanggung jawab.1

Hingga memasuki abad modernisasi dan globalisasi, pendidikan Islam

belum juga mengalami kemajuan. Modernisasi dan globalisasi yang berkembang

saat ini, selain membawa kemajuan dan kemudahan juga menyisakan berbagai

persoalan sosial dan kemanusian. Pendidikan Islam dirasa kurang berperan dalam

menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi

dan globalisasi. Di Indonesia misalnya, pendidikan Islam belum mampu

menjawab persoalan-persoalan seperti; degradasi moral, kekerasan (radikalisme),

hilangnya karakteristik bangsa (seperti: toleransi, gotong-royong, menjunjung

adat istiadat) serta berbagai persoalan lainnya yang membelenggu, menghambat

kemajuan dan perkembangan masyarakat Indonesia di kancah internasional.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perlu adanya reformulasi

mengenai konsep pendidikan Islam yang relevan untuk menjawab persoalan-

persoalan pendidikan Islam. Mengenai pendidikan kita mengenal salah satu tokoh

pembaharuan dalam Islam pada abad Ke-18 berasal dari Gharbiyyah Mesir yaitu

Muhammad Abduh. Di dunia Islam Ia terkenal dengan pembaharuannya di bidang

keagamaan, dialah yang menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al Quran

dan As-sunnah as Sahihah .

1Ahmad Syafii Maarif, al-Qur’an, Realitas Sosial, dan Limbo Sejarah, (Bandung: pustaka, 1995),

hlm. 13

Page 7: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

3

Di samping Ia dikenal sebagai pembaharu di bidang keagamaan, Ia juga

sebagai pembaharu di bidang pendidikan Islam, dimana Ia pernah menjabat Syekh

atau rektor Universitas Al-Azhar di Cairo Mesir. Pada masa menjabat rektor

inilah Ia mengadakan pembaharuan-pembaharuan di Universitas tersebut ,yang

pengaruhnya sangat luas di dunia Islam.

Konsep pendidikan Muhammad Abduh ialah konsep pendidikan yang

lebih di latar belakangi faktor situasi sosial keagamaan dan situasi pendidikan

Islam yang sedang mengalami kemunduran baik di bidang ilmu pengetahuan

maupun bidang keagamaan. Konsep pendidikan sampai dewasa ini nampaknya

belum menghasilkan suatu perumusan yang mantap. Hal ini benar, dan kenyataan

tersebut disebabkan bukan saja oleh kompleksnya masalah pendidikan, melainkan

juga karena dunia pendidikan juga dituntut terus untuk memberikan jawaban baru

yang relevan terhadap perubahan sosial yang bergerak begitu cepat.

Dalam memberdayakan pendidikan Islam, Muhammad Abduh

menetapkan tujuan pendidikan Islam yang dirumuskannya yakni; mendidik akal

dan jiwa serta menyampaikannya kepada batas-batas kemungkinan seseorang

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.2 Dari rumusan tujuan

pendidikan tersebut, dapat dipahami bahwa yang ingin dicapai oleh Muhammad

Abduh adalah tujuan yang mencakup aspek kognitif (akal) dan aspek afektif

(spritual). Jadi adanya keseimbangan antara akal dan spritual. Pendidikan akal

ditujukan sebagai alat untuk menanamkan kebiasaan berfikir dan dapat

membedakan yang baik dan yang buruk antara membawa kemaslahatan dan

kemudaratan. Dengan hal ini, Muhammad Abduh berharap kemandekan berfikir

yang melanda umat Islam pada saat itu dapat terkikis.

2. METODE PENELITIAN

2.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian sejarah (Historical

Research). Jenis penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi kembali

secara sistematis, akurat, dan obyektif kejadian atau peristiwa yang

pernah terjadi di masa lampau.

2.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan historis. Yang dimaksud dengan pendekatan historis adalah

penelitian yang bertujuan untuk merekontruksi masa lampau secara

sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,

memferivikasi, serta menhubungkan bukti-bukti untuk mengungkap fakta

dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Adapun langkah-langkah dalam

pendekatan ini adalah, pertama mendefinisikan masalah, kemudian

merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin merumuskan hipotesis

yang akan memberi arah dan fokus bagi kegiatan penelitian itu,

Kumpulkan data dengan selalu mengingat perbedaan antara sumber

primer dan sumber sekunder, Evaluasi data yang diperoleh dengan

melakukan kritik ekternal dan kritik internal.

2 Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Muktazilah (Jakarta: 1987) hlm. 309

Page 8: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

4

2.3. Sumber Data

2.3.1. Sumber Data Primer

Sumber primer maksudnya ialah buku atau karya yang ditulis

oleh Muhammad Abduh. Karya yang berhasil penulis temukan

adalah buku Risalatut At-Tauhid yang di terjemahkan oleh H.

Firdaus A.N.

2.3.2. Sumber Data Sekunder

Sumber sekunder adalah informasi-informasi yang diperoleh

dari buku yang mengkaji pemikiran Muhammad Abduh. Sumber

sekunder yang berhasil penulis temukan adalah buku Harun Nasution

seperti buku toelogi Islam, Muhammad Abduh dan teologi rasional

Mu’tazilah, Akal dan wahyu dalam Islam. Mukti Ali yang berjudul

Ijtihad dalam pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan, dan

Muhammad Iqbal. Dan juga termasuk buku karang Nurcholis Majid

berkaitan tentang Islam kemodernan dan keIndonesiaan yang

membahas sedikit berkaitan tentang Muhammad Abduh dan

Pendidikan Islam.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini adalah dengan

menggunakan kepustakaan dan telaah dokumen. Yang menelaah

dokumen-dokumen yang telah di temukan. Sedangkan dokumentasi

merupakan cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat

bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang

terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain.

2.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan analisis

historis. Dalam penulisan sejarah, langkah ini disebut dengan

Historiografi. Mu’arif mengemukakan historiografi merupakan proses re-

kreasi subyektif dari sejarawan dalam menyusun kejadian-kejadian di

masa lampau dengan menggunakan sumber-sumber sejarah yang sangat

terbatas.3

Pada penulisan penelitian ini menggunakan aspek kronologis dan

periodesasi sebagai sesuatu pernyataan deklaratif historis secara lebih

tajam. Louis menyatakan penyusunan sejarah yang paling masuk akal

adalah penyusunan secara kronologis, yakni dalam periode-periode

tertentu.4

Oleh sebab itu, aspek kronologis dalam penelitian ini sudah tentu

sangat membantu dalam proses mengidentifikasi, menganalisis,

mensintesiskan kejadian-kejadian terkait tema penelitian berdasarkan

sudut pandang tertentu.5

3Mu’arif. Modernisasi Pendidikan Islam: Sejarah dan Perkembangan Kweekschool Moehammadijah 1923-

193. hlm 18 4Louis Gottschalk. Terj. Nugroho Notosusanto. Mengerti Sejarah. hlm. 149 5Mu’arif. Modernisasi Pendidikan Islam: Sejarah dan Perkembangan Kweekschool Moehammadijah 1923-

193. hlm 19

Page 9: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Konsep akal menurut Muhammad Abduh dan implikasinya dalam

pendidikan Islam.

Akal dalam Islam tidak sama dengan ratio dalam bahasa Latin,

atau reason dalam bahasa Inggris. Akal (‘aqal) dalam Islam merupakan

ikatan dari tiga unsur, yakni pikiran, perasaan, dan kemauan. Dalam

penertian biasa, pikiran terdapat dalam otak, sedangkan perasaan terdapat

pada indra, dan kemauan terdapat pada jiwa.

Ketiga eksponen itu satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan,

apabila salah satu diantaranya dipisahkan, bukan lagi berfungsi sebagai

akal. Pada pokoknya dikatakan, kata akal yang sudah menjadi milik

bahasa Indonesia itu, berasal dari kata Arab al’aql (bentuk kata benda),

kata kerjanya ‘Aqaluh, ta’qilun, na’qil. Bentuk kata itu menunjukan

makna sebagai pengertian, paham atau mengerti.

Akal menurut Muhammad Abduh, adalah suatu daya yang dimiliki

manusia, oleh karena itu akallah yang memperbedakan antara manusia

dari makhluk lain. Akal adalah tonggak kehidupan manusia dan dasar

kelanjutan wujudnya. Peningkatan daya akal merupakan salah satu dasar

pembinaan budi pekerti mulia yang menjadi dasar dan sumber kehidupan

dan kebahagiaan manusia. Seperti yang dikatakan Muhammad Abduh

berkaitan dengan penggunakan akal untuk melakukan sebuah

pembaharuan ataupun reformasi yaitu :

“Tujuan dan kehendak untuk melakukan reformasi dalam agama,

adalah untuk mengarahkan secara langsung kepercayaan atau iman

umat Islam kepada agamanya. degan mengarahkan langsung

masyarakat kepada agamanya, akan menjadikan masyarakat itu

lebih baik dan kedudukan sosial mereka dapat berubah. Meletakan

kembali kepercayaan Islam kepada kedudukan yang sebenarnya

dan menghilangkan segala kesalahan yang biasa dilakukan. Hal ini

juga membawa konsekuensi salah faham, tentang mengerti dan

memahamkan teks-teks agama, dan keimanan umat islam dapat

dipertahankan. Tindakan-tindakan dapat disesuaikan dengan akal,

sebab akal itu menjadi pokok kehidupan muslimin. Inlah bentuk

kewajiban dari seorang mujaddid”.

Konsep Akal Muhammad Abduh memang banyak terpengaruh

oleh Mu’tazillah yang menggunakan Akal sebagai dominasi dalam

mencapai suatu pengetahuan. Akan tetapi Muhammad Abduh tetap

menggunakan wahyu sebagai premis suatu kebenaran dalam mencapai

suatu pengetahuan.

Ternyata konsep pemikiran kalam yang disumbangkan Mu’tazillah

dalam menemukan dalil untuk menetapkan akidah, sama dengan

pemikiran Muhammad Abduh, yakni berpegang kepada premis-premis

logika atau akal, kecuali dalam masalah-masalah yang tidak dapat

diketahui dengan akal, dipergunakanlah dalil naql (teks).

Sebagai salah satu tokoh pembaharu dalam bidang pendidikan,

Muhammad Abduh mengkritik pendidikan di Mesir yang menggunakan

Page 10: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

6

pembelajaran statis ketika itu. Memalui kritiknya terhadap pendidikan di

al-Azhar yang mengedepankan pembelajaran konserfatif dan statis itu

dirasa tidak mampu menjawab persoalan-persolan berkaitan tengtang ilmu

pengetahuan moderen yang semakin berkembang pesat. Oleh karena itu

Muhammad Abduh menggagas pembelajaran yang mengedepankan

pembinaan akal (rasio) sebagai pengembangan kognitif, selain akal,

Abduh juga membina Jiwa sebagai pengembangan (spiritual) yang

berjalan dengan seimbang. karena menurut Abduh agama Islam

merupakan agama rasional.

Langkah Muhammad Abduh dalam pembaharuan pada bidang

Pendidikan di Mesir cukup masif, sehingga banyak sekolah-sekolah yang

menggunakan konsep rasional dalam pendidikan di mesir disemua

tingkatan pendidikan dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Kejuruan,

maupun Perguruan Tinggi.

Islam tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern. Pada

dasarnya, ilmu berdasarkan pada hukum alam ciptaan Tuhan. Islam

disampaikan melaui wahyu. Sedangkan wahyu berasal dari Tuhan

mungkin saling bertentangan. pengetahuan modern mesti sesuai dengan

Islam.

3.2. Implikasi Konsep Akal Menurut Muhammad Abduh Dalam

Pendidikan Islam

Konsep akal yang ditawarkan oleh Muhammad Abduh merupakan

ikatan dari tiga eksponen tersebut yakni otak, indra dan hati yang

membawa kepada pemahaman dan kecerdasan yang sangat berimplikasi

dalam proses pendidikan.

Menurut Al-Bahiy, pemikiran Abduh meliputi; segi politik dan

kebangsaan, sosial kemasyarakatan, pendidikan, serta akidah dan

keyakinan. Walaupun pemikirannya mencakup berbagai segi, namun bila

diteliti dalam menggagas ide-ide pembaharuannya, Abduh lebih

menitikberatkan (concern) pada bidang pendidikan.

Menurutnya, pendidikan yang ia terima selama mengenyam

pendidikan di al-Azhar tidak membuat suatu perkembangan dalam segi

pola pikir (kognitif) maupun dalam segi spriritual, oleh karenanya

Muhammad Abduh memberikan pendidikan yang mengedepankan

pengembangan akal sebagai pengembangan pola pikir (kognitif) dan

pengembangan jiwa (spriritual) dalam pendidikan Islam.

Setelah Muhammad Abduh belajar di al-Azhar Muhammad Abduh

mulai berbeda pendapat dengan ulama-ulama al-Azhar. Ia kemudian

mengkritik cara berpikir mereka, kitab-kitab yang diajarkan di al-Azhar

dan cara mengajarnya.

Diantara pemikirannya tentang pendidikan dapat dilihat pada

beberapa penjelasan data historis yang berkaitan tentang sistem dan

struktur lembaga pendidikan.Dalam pandangan Abduh, ia melihat bahwa

semenjak masa kemunduran islam, sistem pendidikan yang berlaku di

seluruh dunia islam bercorak dualisme. Bila diteliti secara seksama, corak

Page 11: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

7

pendidikan yang demikian lebih banyak dampak negatif dalam dunia

pendidikan. Sistem madrasah lama akan menghasilkan ilmu pengetahuan

modern, sedangkan sekolah pemerintah mengeluarkan tenaga ahli yang

tidak mempunyai visi dan wawasan keagamaan.

Sumbangsih pemikiran Muhammad Abduh dalam bidang

pendidikan juga berkaitan dengan kurikulum yang ada di al-Azhar. Ia

kemudian memasukan ilmu filsafat, logika dan ilmu pengetahuan modern

kedalam kurikulum al-Azhar. Upaya ini dilakukan agar output -nya dapat

menjadi ulama modern. Muhammad Abduh juga memberikan konsep

mengenai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar sampai dengan

perguruan tinggi yang mengedepankan pembinaan akal dan jiwa.

Konsep akal yang dibawa oleh Muhammad Abduh sangat

berimplikasi dalam pendidikan Islam di Mesir. Mesikup upaya

pembaharuan Muhamamad Abduh belum dapat diterima oleh dewan guru

di universitas Al-Azhar ketika itu, akan tetapi, spirit pembaharuan

Muuhammad Abduh soal pendidikan telah dimiliki oleh generasi-generasi

muda di Mesir untuk selanjutnya meneruskan perjuangan Muhammad

Abduh dalam pembaharuan di bidang pendidikan. Corak pembaharuan

dalam bidang pendidikan yang diterapkan di lembaga pendidikan al-Azhar

berpengaruh besar terhadap output yang dihasilkan untuk menjawab

persoalan pendidikan yang bejalan beriringan dengan perkembangan

zaman.

Muhammad Abduh mencoba mengembalikan konsep pendidikan

pada masa kejayaan Islam dahulu yang bisa menjadikan umat Islam

berkembang dari segi pemikiran. Itu dikarenakan pada zaman kejayaan

Islam masih mementingkan ilmu pengetahuan. Baratpun maju juga dengan

ilmu pengetahuannya. Dengan mengedepankan akal dengan segala

potensinya dan juga tetap membina jiwa sebagai penyeimbang akal dalam

memahami pembelajaran, umat islam akan terus berkembang seperti pada

masa kejayaan Islam dulu.

Pengahargaan yang tinggi terhadap akal menjadikan Muhammad

Abduh sangat menentang sifat jumud atau statis yang terdapat dalam

kalangan umat Islam. Sifat jumud akan membuat mereka berhenti berpikir

dan berusaha. Umat Islam harus memiliki sifat dinamis. Islampun juga

tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan moderen. Umat islam di

zaman klasik maju karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Oleh

karena itu didalam lembaga pendidikan al-Azhar dan madrasah-madrasah

perlu dimasukan mata pelajaran mengenai ilmu pengetahuan moderen.

4. PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dari paparan tentang konsep akal menurut Muhammad Abduh dan

implikasinya dalam pendidikan Islam, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Page 12: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

8

4.1.1. Bahwa konsep akal menurut Muhammad Abduh sangatlah

berimplikasi dalam pendidikan islam. Kosep akal yang di bawa oleh

Muhammad Abduh berangkat dari pemahamannya bahwa agama

Islam merupakan agama yang rasional. Sehingga Muhammad Abduh

memberikan sumbangsih pemikiran berkaitan tentang pendidikan

Islam yang mengedepankan rasional (akal) untuk menjaga

pendidikan islam tergerus oleh perkembangan zaman.

4.1.2. Konsep akal yang ditawarkan oleh Muhammad Abduh merupakan

ikatan dari tiga eksponen tersebut yakni otak, indra dan hati yang

membawa kepada pemahaman dan kecerdasan dan berimplikasi

dalam proses pendidikan.

4.1.3. Karakteristik pemikiran pendidikan Muhammad Abduh adalah

mengedepankan pembinaan akal untuk membebaskan pola pikir

pesera didik yang berwawasan modern dan pengembangan kognitif.

Akan tetapi, disamping menggunakan akal dalam pendidikan islam,

Muhammad Abduh juga membina hati dalam proses pendidikan

sebagai pembinaan spiritual para pelajar atau peserta didik. Sehingga

dalam penampilannya dan kegiatanya tidak terjadi dikotomi antara

rohani dan jasmani, dunia dan ukhrowi.

4.1.4. Kelebihan pemikiran pendidikan Muhammad Abduh adalah

pertama Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Muhammad

Abduh sangat rasional dan mudah untuk di implementasikan dalam

lembaga pendidikan. Kedua, konsep pendidikan yang ditawarkan

oleh Muhammad Abduh mampu mengintergrasikan antara ilmu dan

moral. Sehingga tidak terjadi dikotomi antara ilmu dan moral

tersebut.

4.1.5. Kekurangan pemikiran pendidikan Muhammad Abduh adalah

pertama Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Muhammad

Abduh tidak bisa diterima oleh kalangan dewan guru di Universitas

Al-Azhar dikarenakan upayanya yang radikal dalam melakukan

sebuah perubahan. Kedua, konsep pendidikan Islam yang ditawarkan

oleh Muhammad Abduh belum terimplementasi secara masif dalam

pendidikan di indonesia.

4.2. SARAN

Sudah menjadi tugas bersama bagi seluruh umat muslim, khususnya

para ulama, cendekiawan muslim, pendidik, dan masyarakat untuk

berupaya merumuskan dan mewujudkan pendidikan Islam yang

terintegrasi antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Maka dari itu

saran penulis:

4.2.1. Untuk Para Pembaca, Kepada para pembaca hedaknya ditelaah

lebih teliti mengenai hasil penelitian ini untuk kemudian bisa

dijadikan bahan kajian berkaitan pemikiran Muhammad abduh

mengenai konsep akal dan implikasinya dalam pendidikan islam.

Perlu adanya komparatif berkaitan penelitian yang serupa untuk

Page 13: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

9

dijadikan perbandingan mengenai konsep akal yang dibawa oleh

Muhammad Abduh dengan tokoh lain

4.2.2. Kepada pemerintah, Dalam hal memperbaiki moralitas bangsa,

pemerintah melalui pendidikan seyogyanya merekonstruksi sistem

pendidikan Islam yang ada saat ini dengan memperhatikan konsep

pendidikan Islam yang ditawarkan oleh Muhammad Abduh.

4.2.3. Kepada lembaga pendidikan, Lembaga pendidikan berfungsi untuk

melahirkan manusia-manusia yang cerdas secara intelektual, moral

dan sepiritual. Oleh karena itu, lembaga pendidikan seyogyanya

mengimplementasikan konsep pendidikan karakter yang ditawarkan

Muhammad Abduh dalam proses belajar mengajar.

4.2.4. Kepada peneliti selanjutnya, Penelitian yang dilakukan penulis ini

dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi penelitian

sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

A. Muri, Yusuf. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Abduh , Muhammad. 1975. Risalah Tauhid. Jakarta : Bulan Bintang

.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bertens, K. 1978. Sejarah Filsafat Yunani, Jakarta : YAYASAN KANISIUS.

Burhan, Bungin. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT.

Rajagrafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Djarwanto, 1990. Pokok pokok metode riset : bimbingan teknis penulisan.

Yogyakarta: Liberty Yogya

.H. A. Ali, Mukti. 1990. IJTIHAD dalam Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad

Dakhlan, dan Muhammad Iqbal. Jakarta : Bulan Bintang.

H. A. Ali, Mukti. 1995. Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah. Jakarta :

Djambatan.

H. Ramayulis dan Samsul Nizar. Filsaf Pendidikan Islam Telaah Sistem

Pendidikan dan Pemikiran Tokohnya. Jakarta : KALAM MULIA.

Page 14: KONSEP AKAL MENURUT MUHAMMAD ABDUH DAN …eprints.ums.ac.id/46257/20/NASKAH PUBLIKASI.pdf · menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.

10

Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM.

Hidayat, Syamsul Dkk. 2014. Studi Kemuhammadiyahan kajian Historis,

Ideologis, dan Organisasi, Lembaga Pengembangan Al-Islam dan

Kemuhmmadiyahan (LPIK) UMS, Surakarta.

Hoesin , Oemar Amir. 1961. Filsafat Islam. Jakarta : Bulan Bintang.

Kuntoro, Sodiq A. 1979. Simposium Mengenai Pendidikan. Yogyakarta : Studing

Press.

Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-Tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lexy J. Moleong. 1995. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Louis Gottschalk. Terj. Nugroho Notosusanto. 1989. Mengerti Sejarah. Jakarta:

UI-Press.

Madjid, Nurcholis. 1987. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung :

Mizan.

Mu’arif. 2012. Modernisasi Pendidikan Islam: Sejarah dan Perkembangan

Kweekschool Moehammadijah 1923-1932. Yogyakarta: GAMASURYA.

.Muhammad Amien, Miska. 2006. Epistemologi Islam. Jakarta : UI-PRESS.

Nasution, Harun. 1992. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan

Gerakan. Jakarta : PT Bulan Bintang

Nasution, Harun. 2011. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta : UI-PRESS

Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

ALFABETA

Soejonoe dan Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Suatu Pemikiran Dan

Penerapan. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Sumadi, Suryabrata. 1983. metodologi penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.

Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James.

Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA