KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM...

89
“Potensi Perjanjian Dalam Perkawinan Poligami (Studi Anlisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks)'' Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: Ahmad Zarkasih 104044201458 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH J A K A R T A 1429 H /2009 M

Transcript of KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM...

Page 1: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

“Potensi Perjanjian Dalam Perkawinan Poligami

(Studi Anlisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks)''

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

Ahmad Zarkasih

104044201458

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIFHIDAYATULLAH

J A K A R T A 1429 H /2009 M

Page 2: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT serta Taufik dan

Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini (skripsi ) yang merupakan

salah satu persyaratan demi mendapatkan gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) di

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif hidayatullah Jakarta. Mudah-mudahan ilmu

yang penulis peroleh menjadi ilmu yuntafabihi baik untuk diri sendiri maupun orang

lain serta mendapatkan keberkahan dan dapat mengamalkannya.Amin

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada gudangnya ilmu yaitu

Nabi Besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaat dari

beliau di hari kemudian nanti…

Dalam suatu pribahasa Indonesia mengatakan "Tak ada Gading yang tak

Retak" itulah ungkapan bijak yang ingin penulis sampaikan dalam penyusunan

skripsi ini yang berjudul “Potensi Perjanjian Dalam Perkawinan Poligami (Studi

Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks)'' di mana

terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, yang disebabkan keterbatasan

penngetahuan yang penulis miliki. Maka dengan kerendahan hati, mohon di betulkan

apabila banyak kesalahan dan kealpaan, karena saran dan kritik yang membangun

adalah pintu menuju ketingkatan yang lebih tinggi dan arah yang lebih baik.

Page 3: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari

dukungan moril dan materil dari berbagai pihak. Baik lingkungan keluarga,

masyarakat, Universitas, Fakultas, Dan program study. Oleh Karena itu yang paling

pertama penulis sampaikan dengan sepenuh hati mengucapkan ribuan terima kasih

kepada Ayahanda tercinta KH. Makhtum Abdullah dan Ibunda Hj. Nurlaila yang

tiada kata lelah dan selalu memberi motivasi dalam mendidik demi kemajuan dan

keberhasilan anak-anaknya, penulis tidak dapat membalas kebaikannya dan

memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis memohon

maghfiroh kepada Allah SWT untuk ibunda Alm Hj. Jaronah yang terkasih yang

telah lama pergi. Mudah-mudahan penulis menjadi wa waladun sholehun yad'u lahu (

Anak yang sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya)

Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis tidak lepas dukungan dari

beberapa pihak,baik universitas dan fakultas maka pada kesempatan yang berbahagia

ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak

Rektorat, Fakultas dan Program study dalam hal ini kepada Bpk :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma SH,.MA. MM,. Selaku Dekan fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta

2. Dr. H. Ahmad Mukri Adji. MA. Selaku dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya, tenaga dan pikiranya serta kesabaran dalam

bimbingan kepada penulis.

3. Drs. H. A. Basiq Djalil. SH.MA dan Bapak Kamarusdiana. S.Ag.MH selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Ahwal Assyakhsiyyah. Yang telah banyak

Page 4: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

membantu selama perkuliahan serta memberikan terobosan-terobosan baru

demi kemajuan program study Adminisrasi Keperdataan Islam

4. Dr. H. Yayan Sopyan. M.Ag dan Drs. H. A. Basiq Djalil. SH.MA selaku

penguji I dan Penguji II dalam sidang munaqasah

5. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan agama dan umum serta menjadi tauladan bagi penulis.

6. Seluruh Pegawai Perpustakaan Syariah dan Hukum. Serta Perpustakaan

Utama Univeritas Islam Negeri Syarif hidayatullah

7. Drs. Entur Mastur SH dan Midjan SH, selaku ketua dan Wakil Sekretaris

Pengadilan Agama Bekasi. Terima kasih atas bimbingannya dalam

meneyelesaikan skripsi ini.

8. Mashuri S.Ag ( Alumni Fak. Syariah dan Hukum tahun 2000) Drs. Yayan

Atmaja SH dan Komaruddin S.Hi yang telah banyak membantu dalam

menyelesaikan tugas penelitian ini.

9. Untuk kakak-kakak ku : H. Khoiruddin dan isteri Hj. Saidah, Hj. Zulaikha

S.Pdi dan Suami H. A. Rosadi. dan Hj.Zubaidah. SH.I serta Adik dan

keponakan ku tercinta Adinda Syarif Hidayatullah, Syuaibatul Aslamiyyah,

Maulana Hasanuddin dan Muhammad Farhan.

10. Teman-teman seperjuangan Prodi Aki Angkatan 2004. The Best My Friend :

Rizal Purnomo, Taufik Jamaluddin, Mara Sutan Rambe, Dede Sahri, Abdul

Barri, Ma'min Barri, serta kaum hawa-nya : Ade Puspita sari, Hanna

Abdullah, Farida, Riana, Iyah ( maaf ga bisa di sebutin semua)

Page 5: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

11. Sahabat KKS 2007 Bangbayang CIAMIS, Yanto Kiswanto beserta keluarga

dan jamaah di Ciamis

12. Teman-teman BEM J AKI 2006-2007. wa bil khusus Allah Yarham Alm.

Rifki Andika yang telah banyak memberikan pengalaman beorganisasi dan

pengetahuan teknologi kepada penulis, mudah-mudahan menjadi bekal amal

ibadah Almrhum dalam menempuh kehidupan yng hakiki (Akhirat)..

13. Al maghfurllah Syekh Muhammad Muhadjirin Amsar Ad-dary dan keluarga

besar Pondok Pesantren Annida Al Islamy Bekasi serta teman-teman Alumni

Pondok Pesantren Annida Al-Islamy Bekasi 2004.

Demikian ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan mudah-mudahan

kebaikan-kebaikan yang telah kesemuanya perbuat hanya Allah lah yang dapat

membalasnya dan penulis dengan kerendahan hati mengucapkan Jaazakumullah

khairan katsira, wa jaza ahsanal jaaza'

Jakarta, 03 Januari 2009

( Ahmad Zarkasih)

Page 6: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 12

D. Objek Penelitian…………………………………………………… 13

E. Metode Penelitian ........................................................................ 13

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 17

BAB II PERKAWINAN DAN POLIGAMI

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan.................................... 19

B. Tujuan dan Hikmah Perkawinan................................................... 26

C. Pengertian dan Sejarah Poligami ................................................. 29

D. Faktor Penyebab Poligami........................................................... 33

E. Dampak poligami ........................................................................ 37

F. Hikmah Poligami ....................................................................... 38

G. Makna Keadilan Dalam Poligami ............................................... 39

Page 7: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

BAB III PERJANJIAN PERKAWINAN

A. Pengertian dan dasar hukum perjanjian perkawinan..................... 43

B. Hukum membuat Perjanjian Perkawinan ..................................... 45

C. Macam-macam Sifat perjanjian ................................................... 46

BAB IV TINJAUAN HUKUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN

PERKARA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI (Study analisis Putusan

Pengadilan Agama Bekasi nomor 184/pdt.G/2007/PA.Bks )

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bekasi ............................... 48

B. Landasan Hukum Pemeriksaan Perkara Permohonan Izin

Poligami di Pengadilan Agama Bekasi ........................................ 57

C. Proses Peradilan Perkara Permohon Izin poligami di Pengadilan

Agama Bekasi ............................................................................. 63

D. Analisis Penulis............................................................................ 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 78

B. Saran-Saran................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk hidup yang di ciptakan oleh Allah SWT di dunia ini

saling berpasang-pasangan, sebagaimana firman Allah SWT :

Surat Al Hujarat ayat 13 :

����� إن�� ������آ� ��� ذ ��� أ���� ا���س � آ�) وأن&�% و$"����آ� #�"! � و

�����3) 1"�����ر/!ا إن أآ����)�.� -�����, ا�����( أ+������آ� إن ا�����( � �3�����- )١٣: ٤٩/ا67)ات(

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Q.S (Al-Hujarat 49):13

Dan di dalam Hadist Tirmidzi dari Abi Ayyub, Rasulullah SAW bersabda :

��ل ر@�!ل ا��B A% اA -�3�( و@��� : -� ا % ا�!ب ��ل : ��� C� ار �3�@(D�.�ح : @�� ااك وا!Gوا(H"1�37ء واا)ىK�(1ا L1 )روا

Artinya : Empat perkara yang merupakan sunnah para Nabi yaitu : celak, wangi-

wangi, siwak dan kawin"( HR. Turmuzi)

1 Abu Isa Muhammad Ibnu Saurah, Sunan Al-Turmudzi, (Beirut; Dar Al- Fikr,1994) juz ke 2,

H 342

Page 9: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Ada beberapa kebutuhan alami manusia yang perwujudannya hanya sah

apabila dilakukan melalui lembaga perkawinan. Dimana pun dimuka bumi ini dikenal

adanya lembaga perkawinan. Walaupun dengan tata cara, aturan, perwujudan upacara

yang berbeda, esensi perkawinan tetap sama, mengesahkan perwujudan beberapa

kebutuhan alami manusia.

Namun sebagaimana kita ketahui bersama arti dan tujuan perkawinan dapat

dibaca dari Pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang

berbunyi sebagai berikut: “Perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang MahaEsa”.2

Kalau materi pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

tersebut di atas dirumuskan ke dalam arti dan tujuan, maka yang dimaksud dengan

arti perkawinan adalah:

“Ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

isteri”. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan perkawinan adalah: “membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa”.

Dengan adanya perkawinan tersebut, maka timbullah hubungan hukum antara

seorang wanita dan seorang pria untuk hidup bersama sebagai suami istri yang sah

menurut hukum. Dengan demikian undang-undang mengatur tentang syarat-syarat

2 Undang-undang no 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Departemen Agama. Jakarta 2004

Hal 1

Page 10: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

perkawinan, sahnya suatu perkawinan, cara pencatatan perkawinan, akibat dari suatu

perkawinan dan segala sesuatunya yang mungkin timbul karena adanya suatu

perkawinan.3

Yang dimaksud dengan ikatan lahir batin seperti yang dimaksud dalam Pasal

1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan tersebut tidak cukup

dengan ikatan lahir batin semata-mata,akan tetapi harus perpaduan antara keduanya.

Ikatan lahir adalah ikatan yang dapat dilihat yang mengungkapkan adanya suatu

hubungan hukum antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup sebagai

suami isteri secara formal. Ikatan batin adalah merupakan hubungan yang tidak

formal yaitu merupakan ikatan yang tidak dapat dilihat. Tahap pertama untuk

mengadakan perkawinan, ialah ikatan yang diawali dengan adanya kemauan yang

sungguh-sungguh untuk hidup bersama dalam suatu ikatan. Selanjutnya dalam hidup

bersama itu tergambar adanya suatu kerukunan dan seterusnya ikatan batin itu akan

merupakan inti dari suatu ikatan lahir.

Terjalinnya ikatan lahir dengan ikatan batin secara terpadu merupakan fondasi

yang kokoh untuk membentuk serta membina suatu keluarga yang bahagia serta

kekal, karena tujuan suatu perkawinan pada hakekatnya adalah agar perkawinan

berlangsung seumur hidup.

Dalam perkembangannya ikatan perkawinan mengalami poerubahan bentuk,

yaitu tidak hanya berupa ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita

3 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika. Azas-Azas Hukum Perkawinan di Indonesia.

Penerbit Bina Aksara. Jakarta. 1987. Hal.10

Page 11: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

sebagai suami isteri, tetapi timbulnya suatu ikatan antara seorang pria dengan lebih

dari seorang wanita sebagai isteri. Gejala ini timbul atas kehendak pria itu sendiri

secara murni maupun adanya problematika rumah tangga yang terjadi di sebabkan

oleh sang isteri yang tidak dapat melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seorang

isteri4

Masalah poligami, dahulu pernah menjadi suatu pembicaraan masyarakat

ramai dikarenakan ada satu pihak yang menyetujui dan di lain pihak ada yang tidak

setuju dengan dicantumkannya poligami itu sebagai salah satu asas dalam undang-

undang perkawinan yang hendak diciptakan. Kemudian menjadi suatu kenyataan,

bahwa poligami merupakan salah satu asas, tetapi dengan suatu pengecualian, yaitu

yang hanya ditujukan terhadap orang yang menurut hukum dan agama yang

dianutnya mengizinkan bagi seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang serta

hanya dalam keadaan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.5

Selanjutnya Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

memberikan batasan yang cukup ketat mengenai pengecualian itu, yaitu berupa suatu

pemenuhan syarat disertai dengan alasan-alasan yang dapat diterima serta harus

mendapat izin dari pengadilan, sebagaimana yang dinyatakan dalam pasal 3 sampai

dengan pasal 5 Undang-Undang Perkawinan No I Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

4 Salam sholihin, Meninjau masalah poligami (Jakarta; Tinta Mas, 1959) Hal 34 5 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika.Op.cit hal 15

Page 12: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Hal yang merupakan alasan yang dapat memungkinkan seorang suami

diperbolehkan untuk beristeri lebih dari seorang di atur dalam pada pasal 4 Ayat 2

Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan sebagai berikut: 6

1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri

2. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

3. Isteri tidak dapat melahirkan

Salah satu alasan yang tersebut di atas, pasal 5 Undang-undang Perkawinan,

Menyatakan: “Untuk dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan,

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 (1) UU ini harus dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut :

1. Adanya persetujuan dari suami/isteri-isteri;

2. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup

isteri-isteri dan anak-anak mereka;

3. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak mereka..7

Hal ini diulang kembali pada pasal 41b, c dengan tambahan penjelasan

bahwa:

1. Dalam hal persetujuan lisan dari isteri/isteri, harus diucapkan di depan sidang

pengadilan

6 Undang- Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Departemen R.I Jakarta 2004 7 Ibid

Page 13: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

2. Dalam hal adanya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup isteri-isteri

dan anak-anaknya. Suami harus memperlihatkan surat keterangan tentang

penghasilan).8

3. Dalam hal adanya jaminan suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak mereka.

Menurut K. Wantjik Saleh, “Suami harus mengemukakan suatu pernyataan atau

janji dalam bentuk yang akan ditetapkan kemudian (maksudnya rumusan dan cara

pengucapan pernyataan/janji itu)9

Merujuk pada pernyataan K. Wantjik Saleh tersebut, bahwa perjanjian yang

bentuknya akan ditetapkan kemudian rumusannya maupun cara pengucapannya, hal

ini dapat secara lisan maupun tulisan. Namun perlu diingat bahwa “yang dimaksud

dengan perjanjian perkawinan disini tidak termasuk ta’lik talak”.10

Dalam hal ini

jaminan bahwa suami sanggup berlaku adil pada umumnya hanya berupa pernyataan

dari pihak suami di depan pengadilan baik secara lisan maupun tertulis. Sebagai salah

satu syarat untuk mengajukan izin poligami, Jadi hanya berupa sebuah perjanjian

tertulis secara sepihak. Karena sifatnya yang hanya sekedar pernyataan atau janji

yang dapat dikatakan sekedar formalitas maka hal ini seringkali tidak diacuhkan oleh

para pihak yang bersangkutan, baik dari pihak suami bahkan pihak para isteri.11

8 Peraturan Pemerintah. No. 9 Tahun 1975, Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1

Tahun 1974. Penerbit DEPARTEMEN AGAMA JAKARTA 2004 Hal 89 9 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia. 1976.

Hal.23 10 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Op.Cit, Hal.26. 11 K. Wantjik Saleh, Op.Cit Hal 27

Page 14: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Padahal dikemudian hari dapat mengakibatkan timbulnya pihak yang merasa

diperlakukan tidak seimbang dalam perkawinan poligami. Maka bukan tidak

mungkin, adanya formalitas tersebut dapat melemahkan kedudukan hukum pihak

yang merasa dirugikan dalam hal ini pada umumnya adalah pihak isteri. Karena

memandang perlu dalam sebuah perkawinan poligami dibuat suatu aturan yang

sifatnya memberatkan dan dapat melindungi pihak yang merasa dirugikan berupa

sehelai surat perjanjian untuk poligami, untuk mencegah adanya pihak yang merasa

dirugikan dan agar pihak tersebut dapat memperjuangkan hak-haknya kembali di

samping memiliki kekuatan hukum yang sejajar dengan pihak suami. Tentunya hal

yang demikian harus dilakukan perjanjian-perjanjian tersendiri diantara kedua belah

pihak. Dengan tujuan agar masing-masing pihak paham akan hak dan kewajibannya.

Karena bila perjanjian-perjanjian dalam pelaksanaan poligami tidak disepakati, tidak

menutup kemungkinan akan timbul perceraian. Dimana suami sebagai pengayom dan

sebagai kepala rumah tangga tidak dapat berlaku adil terhadap isteri-isterinya, yang

berakibat salah satu pihak dari isteri mendapat perlakuan yang tidak seimbang atau

menjadi pihak yang merasa dirugikan.

Hal inilah yang sering terjadi dalam masyarakat, dimana seorang suami yang

telah memiliki isteri lagi meskipun telah membuat pernyataan sanggup berlaku adil

untuk berpoligami, masih tetap melakukan pelanggaran terhadap pernyataan sanggup

berlaku adil di depan Pengadilan, dalam arti kata sang suami ingkar janji terhadap

isterinya. Padahal, diharapkan dengan pernyataan yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak maka rumah tangga yang dijalani suami dengan memiliki dua isteri (atau

Page 15: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

lebih) akan berjalan dengan baik. Hal ini bisa terwujud bila suami bisa berlaku adil

sesuai dengan kesepakatan yang telah diambil.12

Mungkin, karena hal tersebut pulalah, hingga saat ini, pada umumnya, wanita-

wanita Indonesia asli yang beragama Islam, sebagian besar merasa keberatan

terhadap sistem poligami, meskipun peraturan hukum Agama Islam memperbolehkan

mempunyai empat orang isteri bagi seorang laki-laki. Salah satu jalan atau

kemungkinan yang meringankan keberatan-keberatan dan memperkecil adanya

sistem poligami, yaitu dengan hukum agama islam yang mengajarkan bahwa:

“beristeri lebih dari seorang hanya diperbolehkan, apabila si suami mampu dan

berniat sungguh-sungguh untuk memperlakukan semua isterinya dengan cara yang

sama dan sepantasnya”.

Dalam hal ini Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika berpendapat, “hal ini berarti

bahwa seorang suami harus memberi nafkah kepada isteri-isterinya dengan pantas

dan tidak ada perbedaan di antara isteri-isterinya. Demikian pula dalam hal mencintai

secara layak. Karena itulah sebenarnya dimaksudkan oleh Hukum Agama Islam

adalah agar seorang laki-laki yang beristeri lebih dari seorang haruslah terlebih

dahulu mempertimbangkan kemampuan diri dalam hal materi maupun pemenuhan

janji untuk bersikap adil dalam segala hal dan bukan sekedar memenuhi kebutuhan

hawa nafsu belaka”13

12

Abdul Manan, dan M Fauzan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta:

Kencana, 2006. Hal 31

13 8 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Op. Cit. Hal.53

Page 16: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Kemudian mengapa kita tidak berusaha untuk membenahi semua aturan-

aturan yang mudah untuk disimpangi. Bagaimana caranya agar pihak isteri yang

dalam hal ini sering menjadi pihak yang dirugikan, juga punya kekuatan untuk

menggugat hak-haknya yang selama ini tidak didapatkannya dari suami yang telah

berlaku tidak adil kepadanya. Tentunya agar pihak isteri menjadi pihak yang sejajar

dengan pihak suami di pengadilan maka pihak isteri harus memiliki bukti yang cukup

kuat pula, yaitu berupa sehelai surat perjanjian perkawinan untuk poligami yang telah

disepakati bersama baik sebelum, sesudah dan setelah terjadinya perkawinan

poligami tersebut diperlakukan tidak adil karena takut diceraikan oleh suami. Namun

pendapat ini juga bukan berarti bahwa penulis menganjurkan perceraian sebagai jalan

keluar dari semua permasalahan di atas.

Berangkat dari apa yang penulis paparkan seperti di atas maka penulis

bermaksud dan tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam wujud

skripsi dengan judul: “Perjanjian Dalam Perkawinan Poligami (Studi Anlisis

Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks)''

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Maslah.

Mengingat banyak diantara yang belum mengetahui bagaimana prosedur yang

harus di tempuh bagi seorang yang ingin menikah lagi ( poligami) maka tidak sedikit

Page 17: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

isteri dan anak-anak yang menjadi korban dari perkawinan poligami tersebut, Maka

dalam pembahasan skripsi ini agar tidak melebar maka penulis membatasi hanya

suatu perjanjian perkawinan yang dilakukan ketika suami akan melakukan

perkawinan poligami dengan menganalisis putusan pengadilan Agama Bekasi Nomor

184/Pdt.G/PA.Bks.

2. Perumusan Masalah

Dan uraian latar belakang permasalahan sebagaimana yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan bahwa kesanggupan suami dalam

berlaku adil dalam perkawinan poligami pada umumya hanya berupa pernyataan/janji

dari pihak suami di depan Pengadilan baik lisan maupun tulisan, karena sifatnya yang

hanya sekedar atau janji yang biasa dikatakan sekedar formalitas maka hal ini sering

di abaikan/diacuhkan dan banyaknya janji-janji yang tidak terpenuhi oleh para pihak

yang bersangkutan, baik pihak suami atau pihak isteri. Padahal dikemudian hari dapat

mengakibatkan timbulnya pihak yang merasa diperlakukan tidak seimbang dalam

perkawinan poligami. Maka bukan tidak mungkin, adanya formalitas tersebut dapat

melemahkan kedudukan hukum pihak yang merasa dirugikan dalam hal ini pada

umumnya adalah pihak isteri. Karena memandang perlu dalam sebuah perkawinan

poligami dibuat suatu aturan yang sifatnya memberatkan dan dapat melindungi pihak

yang merasa dirugikan berupa sehelai surat perjanjian untuk poligami, untuk

mencegah adanya pihak yang merasa dirugikan dan agar pihak tersebut dapat

memperjuangkan hak-haknya kembali di samping memiliki kekuatan hukum yang

sejajar dengan pihak suami. Tentunya hal yang demikian harus dilakukan perjanjian-

Page 18: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

perjanjian tersendiri diantara kedua belah pihak. Dengan tujuan agar masing-masing

pihak paham akan hak dan kewajibannya. Karena bila perjanjian-perjanjian dalam

pelaksanaan poligami tidak disepakati, tidak menutup kemungkinan akan timbul

perceraian. Dimana suami sebagai pengayom dan sebagai kepala rumah tangga tidak

dapat berlaku adil terhadap isteri-isterinya, yang berakibat salah satu pihak dari isteri

mendapat perlakuan yang tidak seimbang atau menjadi pihak yang merasa dirugikan.

Hal inilah yang sering terjadi dalam masyarakat, dimana seorang suami yang

telah memiliki isteri lagi meskipun telah membuat pernyataan sanggup berlaku adil

untuk berpoligami, masih tetap melakukan pelanggaran terhadap pernyataan sanggup

berlaku adil di depan Pengadilan, dalam arti kata sang suami ingkar janji terhadap

isterinya. Padahal, diharapkan dengan pernyataan yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak maka rumah tangga yang dijalani suami dengan memiliki dua isteri (atau

lebih) akan berjalan dengan baik. Hal ini bisa terwujud bila suami bisa berlaku adil

sesuai dengan kesepakatan yang telah diambil.

Dan rumusan ini dapat di rinci berupa pertanyaan pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaiamana Prosedur mengajukan izin Poligami di Pengadilan Agama Bekasi

2. Bagaimana upaya Pengadilan Agama Bekasi dalam memberikan izin poligami

kepada suami agar dapat berlaku adil ?

3. Bagaimana akibat hukum dari pelanggaran perjanjian perkawinan Poligami

tersebut

4. Bagaimana upaya hukum penyelesaian pelanggaran perjanjian perkawinan

Poligami tersebut

Page 19: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

5. Bagaimana pandangan hakim dalam memutus perkara Putusan Pengadilan Agama

Bekasi Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks dan apa dasar hukumnya

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tata cara / Prosedur mengajukan izin Poligami di Pengadilan

Agama Bekasi

2. Untuk dapat mengetahui upaya Pengadilan Agama Bekasi dalam memberikan izin

untuk berpoligami bagi suami agar berlaku adil

3. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum yang ada dari pelanggaran perjanjian

perkawinan Poligami

4. Untuk mengetahui upaya hukum penyelesaian pelanggaran perjanjian perkawinan

Poligami tersebut.

5. Mengetahui dasar hukum bagaimana hakim Pengadilan Agama Bekasi dalam

memutus perkara Nomor 184/Pdt.G/PA.Bks

Dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepentingan ilmiah, yang bermanfaat bagi Ilmu pengetahuan khususnya dalam

Ilmu Hukum atau pun dan beberapa ilmu terkait lainnya.

2. Kepentingan praktis, yaitu bermanfaat bagi masyarakat luas, dapat menjadi sumber

informasi yang akurat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan

poligami, terutama bagi masyarakat yang awam mengenai hukum maupun hukum

perkawinan secara khususnya.

Page 20: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

D. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Bekasi dengan alasan karena dalam

Pengadilan Agama Bekasi telah mendapat kasus tentang izin poligami dan juga telah

menemui putusannya. Begitu juga dalam segi geografis Pengadilan Agama Bekasi

mempunyai tempat yang sangat strategis, sehingga akan mempermudah penulis

dalam melakukan penelitian baik dari segi tenaga, biaya, waktu dan informasi.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penulisan hukum ini metode pendekatan yang digunakan adalah Analisa

Yurisprudensi., yaitu dengan menganalisa dalam menjawab permasalahan digunakan

sudut pandang hukum berdasarkan peraturan hukum yang berlaku di bidang

perjanjian perkawinan poligami, untuk selanjutnya dihubungkan dengan kenyataan di

lapangan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Jenis Penelitian

Mengingat kajian ini bersifat ilmiah dan dituangkan dalam bentuk skripsi,

maka penulis berusaha mendapatkan data yang akurat dan bukti-bukti yang benar.

Untuk itu penulis menggunakan dua jenis penelitian yaitu metode penelitian

kepustakaan (Library Research) dan metode penelitian lapangan ( Field Research).

Penelitian Kepustakaan ( Library Research), yaitu dengan meneliti berbagai

buku-buku, majalah, surat kabar, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah. Baik berupa

Page 21: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

tulisan yang disimpan di lembaga pemerintahan maupun perpustakaan umum yang

tentunya ada kaitannya dengan karya tulisan ini.

Penelitian lapangan (Field Research), penulis langsung mengadakan

penelitian lapangan dengan mendatangi objek penelitian, yaitu pada Pengadilan

Agama Bekasi yang telah memutus perkara perjajnian poligami

3. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang dipakai dalam penelitian Analisa yurisprudensi ini adalah:

a. Data primer, yaitu data asli yang berupa putusan Pengadilan Agama Bekasi

Nomor 184/Pdt.G/2007/PA.Bks, Berita acara Persidangan dan wawancara.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan

dan dokumentasi, yang merupakan hasil dari penelitian dan pengolahannya

yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku dan dokumentasi.

4. Teknik Pengumpulan data

Dengan memperhatikan jenis data yang ada, maka penulisan hukum yuridis

sosiologis ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Menganalisis perkara yang di putus oleh Pengadilan Agama Bekasi

Nomor :184/Pdt.G/2007/PA.Bks.

b. Wawancara dengan Hakim Pengadilan Agama Bekasi

Adalah tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal (berhubungan dan lisan),

bertatap muka dengan informan atau para pakar hukum dalam hal ini adlah Him

Page 22: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Pengadilan Agama. Bentuk wawancara yang dipilih penulis adalah wawancara tidak

berstandar, yaitu teknik wawancara yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum

wawancara dilaksanakan, dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan:

1) Hakim Pengadilan Agama Bekasi

2) Panitera di Pengadilan Agama Bekasi

3) Kepala Urusan Hukum di Pengadilan Agama Bekasi

C. Studi Pustaka

Yaitu mencari bahan dan informasi yang berhubungan dengan ateri penelitian

ini melalui berbagai peraturan perundang-undangan karya Tulis Ilmiah yang berupa

makalah, skripsi, buku-buku, koran,majalah, situs internet yang menyajikan informasi

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan

menganalisis dengan cara menguraikan dan mendepkripsikan putusan Pengadilan

Agama Bekasi dan menggabungkannya dengan hasil interview serta semua data yang

diperoleh dari hasil penelitian di lapangan serta segala informasi yang diperoleh dari

informan serta literatur-literatur yang ada, kemudian dilakukan analisa kualitatif

berdasarkan penafsiran-penafsiran yuridis guna menjawab permasalahan yang ada.

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku pedoman

skripsi yang di terbitkan oleh Fakultas Syariah Dan Hukum tahun 2007.

Page 23: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

6. Review studi Terdahulu.

Anita Harun.2006, Analisis Yuridis penetapan Pengadilan Agama Jak-Tim

tentang Permohonan izin poligani Nomor : 137/Pdt.G/ PA JT dan Nomor 303/

Pdt.G/2005/PA JT, dalam skripsinya beliau membahas bagaimana proses izin

poligami yang di lakukan oleh seorang suami terhadap isterinya yang ingin menikah

lagi dengan menitik beratkan memohon izin di Pengadilan Agama Jakarta Timur dan

Hakim pun memberikan izin kepada suami untuk berpoligami Karena syarat-syarat

yang di atur dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

memberikan batasan yang cukup ketet dengan alasan-alasan yang dapat diterima.

Erlia Mukti 2007, Poligami terhadap Kesejahteraan Kelurga ( Study kasus di

Daerah Depok), mengenai isi pembahasan skripsi tersebut penulis lebih menitik

beratkan kepada akibat poligami terhadap kesejahteraan keluarga di mana suami

harus berlaku adil kepada isteri-isterinya dan Undang-undang pun mengatur

mengenai nafkah

E. Sistematika Penulisan.

Untuk mempermudah dalam penyusunan skipsi ini penulis membagi

pembahasan ke dalam lima bab, dimana tiap-tiap bab mempunyai penekanan atau

spesifikasi pembahasan mengenai topik-topik tetentu, yaitu sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini merupakan bab pendahuluan yaitu uraian secara global dan

menyluruh tentang materi yang akan dibahas yaitu terdiri dari : pendahuluan,

Page 24: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II. PERKAWINAN DAN POLIGAMI

Dalam bab ini berisi mengenai tinjauan umum tentang pengertian perkawinan

dan sumberhukumnya, tujuan perkawinan, pengertian poligami dan dasar hukumnya,

sejarah poligami, faktor penyebab poligami, Akibat hukum poligami dan hikmahnya.

BAB III PERJANJIAN PERKAWINAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai Pengertian dan Dasar hukum

perjanjian perkawinan, Perjanjian Perkawinan, dan Macam-macam sifat perjanjian

BAB IV TINJAUAN HUKUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN

PERKARA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI ( Studi Analisis Putusan Agama

BEKASI Nomor 184/Pdt.G/2007/PA. Bks.)

Pada bab ini merupakan permasalahan pokok yang dibahas penulis mengenai

Gambaran Umum Pengadilan Agama Bekasi, landasan hukum pemeriksaan

Permohonan izin poligami di Pengadilan Agama Bekasi. Serta proses Peradilan

Perkara Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama Bekasi dan Analisa Penulis

BAB V PENUTUP.

Dalam bab terakhir ini akan mencakup dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 25: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

BAB II

PERKAWINAN DAN POLIGAMI

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perkawinan

1. Pengertian Perkawinan

Perkawinan atau pernikahan dalm literatur fiqih berbahasa Arab di sebut

dengan dua kata yaitu nikah ( M�.ن) dan zawāj (زواج)14

. Kata nikah di ambil dari kata

"nakaha"(M��.ن),"yankihu": (M.����), "nahkan" (���.7ن),"wanikahan"(ون.���ح) yang artinya

mengawini. Sedangkan kata zawaj di ambil dari kata "zawāja" (زواج), "yuzawiju"

,yang secara harfiyah berarti mengawinkan, mencampuri ,(+Pو���6 ) "tazwijan" ,( ��Pوج )

dan memperisteri.15

Kedua kata zawaja dan nikaha banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-

hari orang Arab dan banyak terdapat didalam Al-Qur'an. Adapun kata na-ka-ha

didalam Al-Qur'an mempunyai arti kawin, sebagimana didalam surat An-Nisa Ayat 3

:

G�+QR1� أS� ء وإنTGU�ا �U� �. ب�V�� �13�% /�ن.7!اا W/ ا!Hث ور �ع /]ن 1S�� أQR+",!ا /!اح,ة أو ����.X أ��Dن.� �&�% وث

ذa أدن% أQR+"!!ا

)٣: ٤/ا��Gء(

14. Amir syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan

Undng- undang perkawinan(Jakarta kencan,2006) h. 35 15. Ahmad Warson munawir, Al-Munawir Qomus Arab Indonesia, ( yogyakarta: Pondok

Pesantren Al- Munawwir,1984), h.630.

Page 26: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Artinya :

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-

wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut

tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yang

kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya."

Q.S. (An-Nisa) 4: 3

Begitu juga pada kata za-wa-ja yang terdapat didalam Al-Qur'an yang

mempunyai arti kawin, Sebagaimana dalam Surat Al-Ahzab ayat 37 :

c�Q+وا a$زو a3�- aG�3�( أ- XD"3�( وأن- Aي أن"� اKQ� وإذ +�!ل L�e�f+ أن gcأح� Aس وا�Q�ا %ef+و )�,�� A��ا aGSن W/ WSf+و Aا

���h% ز���, �U����� و��V)ا زوQ$��آ��� ��QD�/ �3��i��Dن -���% ا!��.�R W��. Aا وآ����ن أ����) ا(���Vو Q������� ا!h����ح��)ج /���W أزواج أد-T���3��� إذا

R!"S� ) ابPحR٣٣/٣٧ ا( Artinya :

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah

melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:

"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu

menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu

takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka

tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami

kawinkan kamu dengan dia,supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk

(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu

telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah

itu pasti terjadi. Q.S ( Al-Ahzab)33:37.

Page 27: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Pengertian perkawinan dalam hukum Islam ada dua macam, yaitu :

a. Pengertian perkawinan menurut bahasa, yaitu :

16 ءط!ا و�g اklh% ا�gا�.�ح /

Artinya : Nikah ( perkawinan) menurut bahasa yaitu berkumpul dan bersetubuh

Pengertian tersebut dapat di jelaskan dengan suatu ungkpan bahasa arab yang

berbunyi :

ا �ز�$� � ,�� " ا �% - n�H�c و " h�ا�Q و D���Xا+اذ �ر6ث� ا �7Xآ�+�Qن)@ �o/ !% ا17ءط

Artinya : Tumbuh-tumbuhan itu kawin apabila telah cenderung (bersatu)

dengan yang lainnya.

b. Pengertian perkawinan menurut syara, yaitu :

-�,� 1hD� حا�l! اءط �SpU�و ا�ح. اQ1اPو�q 18

Artinya : Akad atau perjanjian yang mengandung kebolehan melakukan

hubungan kelamin dengan menggunakan lafadz na-ka-ha atau ja-wa-ja.

Golongan ulama syafi'iyah memberikan definisi diatas karena pada

hakikatnya dari akad tersebut apabila di hubungkan dengan kehidupan suami isteri

yang berlaku sesudahnya, yaitu boleh bergaul atau bersetubuh diantara keduanya.19

16 Syekh Syihabuddin Al-Qulyubi dan Syekh umarah Jalaluddin Al-mahally, Qulyuby wa

Umairah.(maktabah Wa matba'ah Thaha putra semarang) juz 3.h.206 17 Wahbah Al-Zuhili, Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuh, ( Beirut : Dar-Al-Fikr,1989),cet ke -3,

hal 29 18. Ibid 6. Wahbah Al-Zuhaili, hal 31

Page 28: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Adapun definisi tersebut diatas mengandung maksud sebagai berikut :

Pertama, penggunaan lafdz akad (,���-) untuk menjelaskan bahwa perkawinan itu

adalah suatu perjanjian yang di buat oleh orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat

dalam perkawinan. Perkawinan tersebut di buat dalam bentuk akad karena ia adalah

peristiwa hukum, bukan peristiwa biologis atau semata hubungan kelamin antara laki-

laki dan perempuan.

Kedua, penggunaan kata ( !طء�ا lا �ح� �Dh�1� ), karena pada dasarnya hubungan baik

laki-laki dan perempuan itu adalah terlarang atau haram, kecuali ada hal-hal yang

membolehkannya secara hukum syara'. Di antara hal yang membolehkan hubungan

kelamin itu adalah adanya ikatan dalam suatu pernikahan . dengan demikian, akad itu

adalah suatu usaha untuk membolehkan sesuatu yang pada asalnya di larang.

Ketiga, Menggunakan lafadz ( q�وP�1.��ح اوا�ا p�S� !طء�ا ) lafadz tersebut mengandung

maksud bahwa akad yang membolehkan hubungan kelamin antara laki-laki dan

perempuan mesti menggunakan kata na-ka-ha dan za-wa-ja,.

Sedangkan perkawinan menurut Undang-undang Perkawinan No 1 tahun 1974

Pasal 1 bahwa : Perkawinan ialah ikatan lahir bthin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagi suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Page 29: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Dan dilengkapi dengan Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 yang menyatakan bahwa

"Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat

atau mitsqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya

merupakan ibadah".20

2. Dasar hukum Perkawinan.

Di dalam hukum Islam terdapat tingkatan atau penggolongan hukum di yaitu

mubah, sunnah, makruh dan haram. Dan adapun dasar hukum perkawinan banyak

terdapat di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist.

Menurut Imam jalaluddin Al-Mahali di dalam kitab qulyubi wa 'Umairah bahwa

menikah itu mubah hukumnya.21

Dengan melihat kepada sifatnya sebgai sunnah

rasul, tentu tidak mungkin dikatakan bahwa hukum asal perkawinan itu hanya semata

mubah.

Pernikahan mempunyai hukum yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan

kondisi yng dialami oleh seseorang, maka hukum nikah itu adalah :

a. Wajib. Bila seseorang dilihat dari pertumbuhan jasmaninya layak untuk

kawin, nafsunya sudah mendesak, takut terjerumus dalam perzinahan dan

mampu memberikan nafkah lahir dan bathin, maka wajiblah ia kawin. Karena

menjauhkan diri dari yang harm adalah wajib, sedangkan untuk itu dapat

dilakukan dengan baik, kecuali dengan jalan kawin.22

Dan Allah SWT

20. Pengertian Perkwinan menurut Undang- undanmg No 1 tahun 1974 tentang perkawinan

dan Kompilasi Hukum Islam 21 Jalaluddin al-mahally, loc.cit. 22 Abd Rahman Ghadzali, fiqh Munakahat. (Jakarta Kencana,2003 ), cet. 1, hal.18

Page 30: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

memberikan janji kepada hambanya yang shaleh untuk kawin, yaitu Allah

akan memberikn kepadanya kehidupan yang bercukupan, Sebagaimana dalam

firman Allah SWT :

����دآ - ���� �37�Qr��وا �.���� %�����sإن �.!ن��!ا وأن.��7!ا ا �.�T���وإ � �3�- C@وا Aوا )�h/ �� Aا ���k� ءt(�/)!ر�٣٢: ٢٤/ا(

Artinya : "Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui." ( Q.S. An-nuur/24:32)

Untuk orang tidak mampu menahan nafsunya dianjurkan untuk berpusa

sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW :

-� - �,Aا � � G"!ض ر دW Aا - �) ��% ��B Q اAل!@� � ر �� ل��� : ل Aو (3� - ا @� � :� � �"e( Qeا �، جو�1QP 3� /ة�ء�� ا�.� � �ع1H ا@ �، � �ب

/�Qا (ن xn ��r(حا، وr� �S(وج ، ��� �� ��G1CH/ "� �3) Qr��!م ،/�Q(ن 3( ( �ء$ و(�- cS1�(23

Artinya : Dari Abdullah Bin Mas'ud R.A berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW

kepada kami ; " Wahai kaum pemuda, barang siapa yang sanggup diantar kmu akan

memberikan nafkah maka kawinlah, mak bahwasanya pernikahn itu akan

menundukan pandangan, menjaga kehormatan, dan brang siapa yang tidak mampu

menhan nfsunya maka berpuasalah,karena dengan berpuasa dapat mengendalikan

nafsu". (H.R Muttafaq'alaihi)

b. Sunnah. Adapun bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mampu untuk

menikah, akan tetapi masih dapat menahan dirinya untuk mendekati perbuatan

23 Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shahih Muslim, ( Mesir ; Daar Al- kutub Al

Arabiyah, 1981), h. 1018-1019.

Page 31: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

zina, maka sunnah baginya untuk menikah24

. Namun jika ia sudah mampu

untuk kawin dan mempunyai pencaharian untuk biaya hidup berkeluarga,

maka segeralah untuk menikah, karena Nabi SAW suka kepada orang yang

menikah dan mempunyai keturunan, agar beliau dapat membanggakan jumlah

umatnya, Sebagaimana sabda nabi Muhammmad SAW :

% ��B Q اAل!@� ر�ن آ:�ل � (� - اW Aض ر د!"�a � G �z � ن ا �-Aو (3� - ا @Q� � :�{�(ن ��� : ل!�� �ا و ,�,� #� �3 � ن �1� �� اQ1 % -� �� �� و ة�ء

+PQ$و!!ااد!!اد! / Uن� � W �.�(ا �.� ث s ��� �� !� ا م3 ���l ) ,�Dاح Lراو��ن � ح��� و77B( ا � ح(25

Artinya : Dari Annas bin Malik ra telah bersbda Rasulullah Saw kepada kami untuk

segera menikah dan melarang keras untuk membujang, lalu Nabi bersabda:

" kawinlah kalian dengan wanita yang subur dan mempunyai kasih sayang. Maka

sesungguhnya aku sangat bangga dengan umat ku yang mempunyai keturunan yang

banyak pada hari kiamat " ( H.R . Ahmad bin hambal dan disahkan oleh Ibnu

Hibban)

c. Haram. Seseorang yang ingin menikah akan tetapi tidak mampu memenuhi

nafkah lahir dan bathin serta nafsunya tidak mendesak maka haramlah ia

kawin.26

. Apabila seseorang menginginkan untuk menikah dengan niat

24 Abd. Rahman Ghadzali, Op.Cit,hal.19 25 Syekh Muhammad Muhadjirin Amsar Addary, Misbah ad-Dzulam Syarah Bulugh al-

maram min Adillah Al-Ahkam, CV. Annida. Bekasi,1995 M, Juz Ke 6, h.10. 26 Abd. Rahman Ghadzali, Op.Cit,hal.20

Page 32: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

menyakiti, menganiaya atau mempermainkan, maka ia haram mengawini

wanita tersebut.27

.

d. Mubah. Menikah di bolehkan bagi seseorang tau laki-laki yang tidak terdesak

oleh alas an-alasan yng mewajibkan segera kawin atau karena alasan-alasan

yang mengharamkan untuk kawin, maka hukumnya mubah28

.

e. Makruh. Adapun nikah hukumnya makruh bagi seseorang laki-laki yang

lemah sahwatnya dan dia mampu memberikan nafkah lahir bathin, maka lebih

baik tidak menikah dahulu karena apbila ia menikah maka di kahawatirkan

membawa kesengsaran bagi isterinya29

. Mengenai hukum nikah menjadi

makruh Imam Jalaluddin Al-Mahally Menjelaskan :

�ه� ا,$ ون�/ lو )- �lآ �) آ3��"+و أ�ا� دض)�و أم)L (30

Artinya : " Maka jika seorang laki-laki mampu untuk kawin, kn tetapi laki-laki

tersebut mempunyai illat(penyakit) seperti tua, Penyakit yang tidak kunjung sembuh

atau impotent niscaya di makruhkan ia akan kawin".

B. Tujuan dan Hikmah Perkawinan.

Tujuan Perkawinan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama

dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Dari ketiga

tujuan tersebut makna masing-masing diantaranya Harmonis dalam menggunakan

hak dan kewajiban anggota keluarga, sejahtera artinya terciptanya ketenangan lahir

27 Bakri A Rahman dan Ahmad Sukarja, Hukum perkawinan Islam dan Hukum Perdata/BW,

( Jakarta; PT Hida karya Agung, 1998) h,22 28Abd. Rahman Ghadzali Op.Cit.h,21 29 Ibid 30 Jalaluddin Al-Mahaly. Op.Cit, h, 207

Page 33: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

dan bathin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup dengan kecukupan, sehingga

timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antar anggota keluarga.

Ada beberapa tujuan dan hikmah perkawinan, diantaranya :

1. Pernikahan sebagai ibadah.

Pernikahan merupakan salah satu sunnatullah, yang apabila di kerjakan

mendapatkan balasan pahala, Ibadah dalam perkawinan bukan upacara-upacara ritual

belaka seperti akad dan hubungan kelamin, tetapi ibadah di sini mencakup segala

perilaku dalam seluruh kehidupan.31

.

2. Untuk mempunyai keturunan yang sah dan penyambung cita-cita.

Dengan melakukan perkawinan umat manusia akan tetap berlangsung semakin

banyak dan berkesinambungan, hingga tiba saatnya Allah mewariskan bumi dan

makhluk-makhluk yang berada diatasnya. Tidak diragukan lagi bahwa didalam

kelestarian dan kesinambungan ini terdapat suatu dorongan bagi para spesialis

untukmeletakan metode-metode pendidikan dan dasar-dasar yang benar untuk

mencapai keselamatan jenis manusia dari aspek moral dan fisikal secara

berbarengan..32

Sebagaimana Firman Allah SWT :

31 Abdurrahman, Perkawinan dalam Syariat Islam, (Jakarta; PT Remelu Cipta,1992), Cet 4,

H.5. 32 Abullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, (kairo ; drru-salam Li'th-

Thiba'ah wa'n'-Nasyr wa 't-Tauzi', 1981 ),cet ke-3,juz 1,h.6.

Page 34: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

وا ���"$ A��U� ���.� أنG��S.� أزوا$��� و$"��� .��� ���U� أزوا$.��� 3���� ��i� ����V�����!ن و �"X���D اA ه���� �������ت أ/U3QHا ����U� ����.�وح���S,ة ورز

�.S)ون

)٦١:٢٧/ا��7 (

Artinya : Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan

memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada

yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?".Q.S, (An-Nahl )16:72

3. Melaksanakan libido seksualitas dan menghindari godan syaitan.

Kecenderungan cinta lawan sejenis dan hubungan seksual sudah ada dalam

diri manusia atas kehendak Allah. Kalau tidak ada kecenderungan dan keinginan

untuk itu, tentu manusia tidak akan berkembang biak. 33

.

Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam Surat Annisa ayat 1 :

������ c����واح��,ة و z��Sن ���U� ���.��� يK��Qا ���.Q ا ر!���Q+س ا���Q�ا ����g�أ�� K�Qا Aا ا!��Q+ء واTGا ون�(آ&3 R�$ر �D��� Q� و ��زو$ )� !نءTG�+ ي

��3� )٤:١/ا��Gء ( واsرح�م إنQ اA آ�ن -3�.� ر

Artinya : " Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya, Allah menciptakan isterinya;

dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan

yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-

Nya kamu saling meminta satu sama lain,dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.QS. (An-nisa) 4:1

Semua manusia baik laki-laki atau perempuan mempunyai insting seks, hanya

kadar intensitasnya saja yang berbeda. Dengan demikian, seorang laki-laki dapat

33 M.Ali hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah, pada masalah-masalah kontemporer hokum

Islam,( Jkarta; PT. Raja Grafindo Persada,2000),ed.1,cet ke-4,h.5.

Page 35: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

menyalurkan nafsu seksulnya kepada seorang perempuan yang sah begitu juga

sebaliknya. 34

4. Untuk memperoleh keluarga bahagia yang penuh ketenangan,

Yaitu rumah tangga yang sakinah, mawadah,dan rahmah. Rasa cinta natra

suami isteri, menimbulkan rasa kasih sayang antara orang tua dan anaknya , adanya

rasa kasih sayang dalam keluarga ini akan di rasakan pula dalam masyarakat,

sehingga terbentuklah umat yang diliputi cinta kasih sayang. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam Firman Allah SWT :

و���� ءا��+��( أن c������U� ���.� أنG��S.� أزوا$��� G��1U.�!ا إ3���� و$"��� )٣٠:٢١/ا)وم( Q� �.�3!دQة ورحlD إنW/ Q ذs a��ت U�!م �Q.S1)ون

Artinya : " Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum

yangberfikir.Q.S.(Ar-rum) 21:31

C. Pengertian dan Sejarah poligami.

1. Pengertian poligami.

Kata poligami berasal dari bahasa yunani yaitu kata " poly" atau " polus" yang

berarti banyak, dan dari kata 'gamei" atau " gamos" yang artinya kawin atau

perkawinan. Maksudnya dari pengertian tersebut adalah laki-laki yang beristri lebih

34 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, ( Bandung : Cv Pustka Seti,1999),cet ke-

1,h.13 )

Page 36: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

dari satu orang wanita dalam suatu ikatan perkawinan. 35

Dalam kamus hukum bahwa

poligami adalah ikatan perkawinan dimana salah satu atau pihak mempunyai atau

menikah dengan beberapa lawan jenis dalam waktu yang tidak berbeda. 36

Pengertian dari makna tersebut mempunyai dua kemungkinan : Seorang laki-

laki menikah dengan banyak perempuan atau seorang perempuan menikah dengan

banyak laki-laki. Adapun kemingkinan pertama di sebut polygini dan kemingkinan

kedua disebut polyandry.37

Hal ini juga dikatakan oleh Abdul Rahim Omran dalam

bukunya Family planning in the Legal of Islam, bahwa poligini menunjukan banyak

isteri, poliandri banyak suami; poligami meliputi banyak suami ataupun isteri.38

Namun dalam perkembangan zaman terjadi pergeseran makna sehingga pengertian

poligami dipakai untuk makna laki-laki beristri banyak. Sedangkan kata poligini

sendiri tidak lazim dipakai.

2. Sejarah Poligami.

Pada dasarnya sistem poligami sudah ada sebelum Islam datang. Diantara

negara-negara yang membudayakan dan menjalankan poligami, yaitu : Ibrani, Arab

Jahiliyah, dan Cisilia, yang kemudian melahirkan sebagian besar penduduk yang

menghuni Negara-negara : Rusia, Lituania, Cekoslowakia, dan Yugoslavia, dan

sebagian besar penduduk yang menghuni Negara-negara Jerman, Swiss, Belgia,

35 HM. Sufyan Raji Abdullah, poligami dan Esksensinya, ( Jakarta : CV. Cahaya esa,

2004),h.49. 36 Sudarsono, Kamus hukum,(Jakarta : Rineka Cipta,.2002 ), cet.ke-3 .h.364. 37 Achmad kuzari, Nikha Sebagai perikatan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1995).cet.ke-

1 h.159 38 Abdul Rahim Omran, Family planning in the Legal of Islam ( London: Routledge, 1992

),cet ke-1.h.29)

Page 37: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Belanda,Denmark, Swedia, Norwegia dan Inggris.39 Jadi pendapat bahwa poligami

itu hanya produk hukum Islam adalah tidak benar. Sebab bangsa Arab sebelum masa

kedatangan Islam pun mengenal poligami. Masih menurut beliau Sayid Sabiq,

Bahwa poligami itu bukan hanya milik peradaban masa lalu dunia, tetapi hari ini

masih tetap diakui oleh negeri dengan sistem hukum yang bukan Islam seperti Afrika,

India, China dan Jepang. Sehingga jelaslah bahwa poligami adalah produk umat

manusia, produk kemanusiaan dan produk peradaban besar dunia. Islam hanyalah

salah satu yang ikut di dalamnya dengan memberikan batasan dan arahan yang sesuai

dengan jiwa manusia.

Berbicara mengenai latar belakang sejarah poligami, Seperti pada orang

Median, orang babilonia, Assiria, dan bangsa parsipun tidak membatasi mengenai

jumlah wanita yang dibolehkan kawin oleh seorang laki-laki. Seorang brahma

berkasta tinggi, boleh mengawini wanita yang ia sukai. Poligami yang dialami oleh

orang Israel sebelum zaman nabi Musa a.s. adalah meneruskan tersebut tanpa

mengadakan pembatasan mengenai jumlah perkawinan yang boleh dilakukan seorang

suami bangsa Ibrani. Pada zaman kemudian, Tamlud di Yerusalem membatasi jumlah

perkawinan poligami sesuai dengan kemampuan suami untuk memelihara Isteri-

isterinya dengan baik. Meski rabbi-rabbi menasihati supaya seorang laki-laki jangan

mempunyai lebih dari empat orang isteri, berbeda dengan kaum karait yang

menyatakan tidak ada pembatasan mengenai poligami. bagi orang Parsi, Agama

memberikan hadiah kepada orang yang mempunyai isteri yang banyak. Pada bangsa-

39 Sayyid Sabiq, Fiqhu al- sunnah, ( Beirut : Dar El- fikr, 1983 ), jilid 2, Juz 6. h.109

Page 38: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

bangsa Sirria, Tunisia, yang digantikan, dikalahkan atau di binasakan oleh orang

Israel, Poligami turun derajatnya menjadi kebinatangnya.40

Di Athena yang paling beradab dan paling tinggi kebudayaannya diantara

semua bangsa zaman dahulu, harga wanita tidak lebih dari harga hewan yang biasa

dijual dipasar dan diperjual belikan kepada orang lain, serta biasa diwariskan. Wanita

dianggap sebagai suatu keburukan yang tidak biasa ditiadakan untuk mengatur rumah

tangga dan melahirkan anak. Orang Athena dibolehkan menggambil isteri berapa saja

yang ia mau. Demosthenes merasa senang bahwa rakyatnya mempunyai tiga

golongan wanita, dua isteri sah, dan setengan sah.41

Sementara itu agama-agama sebelum Islam. Poligami sudah dipraktekkan

oleh pengikut-pengikutnya. Bila kita menelaah kitab suci Agama Yahudi dan

Nasrani, maka ia akan mendapatkan bahwa poligami telah merupakan jalan hidup

yang diterima. Semua nabi yang di jelaskan dalam Talmud, Perjanjian lama, dan Al

Qur'an, semua nabi beristeri lebih dari seorang, kecuali nabi Isa. A.s dan apabila ia

berusia lebih panjang mungkin juga akan melakukan, menerima cara yang sama

seperti nenek moyangnya42

Adapun jazirah arab sebelum Islam, telah dipraktekkannya poligmi yang tanpa

batas, dalam kitab Taurat terdapat, bahwa nabi Sulaiman A.s. mempunyai Isteri 700

orang perempuan merdeka dan 300 orang hamba sahaya. Mengenai Agama Nasrani,

tidak ada teks kongkret yang melarang pengikutnya kawin dengan dua orang

40 Abd. Qadir jaelani, Keluarga sakinah, ( Surabaya: PT bina Ilmu, 1995) Cet.ke 1 hal 169. 41 Ibid,hal 170 42 Abdurrahman I.doi. Inilah Syariat Islam ( Jakarta Pustaka Panjimas,1999 )Cet. Ke 1 h.207

Page 39: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

perempuan atau lebih, kiranya mereka mau, maka poligami suatu hal pemimpin

mereka dizaman dahulu, bahwa kawin dengan seorang permpuan saja lebih mudah

untuk memelihara sisitem dan kesatuan keluarga.43

Menurut seorang ilmuan terkemuka berkata : Dalam hal perkawinan, Bahwa

poligami yang diakui Gereja masih ada sampai abad ke 17 M. Bahkan banyak

poligami yang tidak tercatat di Gereja maupun pemerintah. Lebih dari itu, sebagian

sekte Kristen ada yang pindah tempat hanya untuk berpoligami. Pada tahun 1531 M,

di Monster terdapat sekelompok orang yang bereteriak-teriak, agar menganjurkan

penganut Kristen berpoligami.44

Kemudian Islam datang dalam kondisi di mana masyarakat dunia telah

mengenal poligami selama ribuan tahun dan telah diakui dalam sistem hukum umat

manusia. Justru Islam memberikan aturan agar poligami itu tetap selaras dengan rasa

keadilan dan keharmonisan. Misalnya dengan mensyaratkan adanya keadilan dan

kemampuan dalam nafkah. Begitu juga Islam sebenarnya tidak membolehkan

poligami secara mutlak, sebab yang dibolehkan hanya sampai empat orang isteri.

Adanya poligami, namun poligami yang berkeadilan sehingga melahirkan

kesejahteraan.

D. Faktor Penyebab Poligami.

Di dalam Undang- Undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 3 ayat

43 Said Abd.Azizi Al-jandul, Wanita dibawah Naungan Islam,( Jakarta: CV Firdaus,1991) cet

ke 1 hal 70 44 Abduttawab Haikal. Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW. Poligami Dalam Islam VS

Monogami barat,( Jakarta : CV Pedoman Ilmu jaya, 1993 )hal 49

Page 40: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

1 menyatakan :pada asasnya dalam suatu perkawinn seorang seorang pria hanya

mempunyai seorang isteri. Seorang wanita hanya mempunyai seorang suami. Dan

dalam penjelasan Undang-undang tersebut bahwa undang- undang ini menganut Asas

monogamy. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalm surat Al- Nisa Ayat 3 :

وإن 1S�� أHG�+QR!ا /W ا�13�% /�ن.7!ا �V��ب .� �U� ا�TGUء �&�% a��ن.� ذ���D�أ X��.���� ا /!اح��,ة أو!,��"+QR1� أ��S� ث ور ���ع /��]ن وث��

)٤/٣ا��Gء (أدن% أQR+"!!ا

Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-

wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut

tidak akan dapat berlaku adi], maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak

yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat

aniaya.Q.S ( Annisa) 4 : 3

Dan juga di terangkan dalam surat Al- Nisa ayat 129 :

Q3���!ا آ���D+ ��/ �1��B(! ح��ء وTG��U�!ا ��3� ا3"!ا أن +"��,H1G��+ ���واK��1/ ���3Dروه� آ�l���Q�"D وإن +��7�r!ا و+Q1���!ا /��]نQ اA آ���ن ��Sx!را

�D3حQء (ر�G�٤/١٢٩ا(

Artinya : Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-

isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah

kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain

terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari

kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Q.S (An-Nisa) 4:129

Dari kedua ayat tersebut diatas dengan jelas menyatakan bahwa perkawinan

dalam Islam adalah monogamy. Di dalam kebolehan perkawinan poligami dalam

agama Islam, ada pengecualian yaitu dengan memenuhi syarat-syarat yang dapat

Page 41: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

menjamin keadilan suami kepada isteri- isterinya terpenuhi, dan adapun syarat

keadilan ini menurut surat an- nisa ayat 129 ialah keadilan dalam membagi cinta

kasih, yang tidak dapat dilakukan. Namun demikian, hukum Islam tidak menutup

rapat-rapat pintu untuk perkawinan poligami, atau beristeri lebih dari satu, sepanjang

persyaratan keadilan diantara isteri- isterinya dapat di penuhi dengan baik. Karena

hukum Islam mengatur teknis bagaimana pelaksanaannya agar poligami dapat

dillaksanakan manakala memang diperlukan dan tidak merugikan dan tidak terjadi

kesewenang-wenangan terhadap isterinya maka hukum Islam di Indonesia perlu

mengatur dan merincinya. 45

Adapun alasan-alasan untuk mendapakan izin poligami yang dipedomani oleh

Pengadilan Agama, ditegaskan dalam pasal 4 ayat 2 Undang-undang perkawinan :

Pengadilan dimaksud dalam ayat 1 pasal ini hanya memberikan izin kepada

seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila :

a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak disembuhkan;

c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Berkenaan dengan alasan-alasan darurat yang membolehkan poligami,

menurut Abdurrahman setelah merangkum pendapat Fuqaha, setidaknya ada delapan

keadaan diantaranya :

(1) Isteri mengidap suatu penyakit yang berbahaya dan sulit disembuhkan.

45 Ahmad Rofik, Hukum Islam di Indonesia. PT. Grafindo Persada, Jakarta CVet.6 2003 h.

170

Page 42: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

(2) Isteri terbukti mandul.

(3) Isteri sakit ingatan.

(4) Isteri lanjut usia sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban sebagai isteri.

(5) Isteri memiliki sifat buruk.

(6) Isteri minggat dari rumah.

(7) terjadinya peperangan sehingga banyaknya jumlah perempuan

(8) Kebutuhaan suami isteri lebih dari satu, dan jika tidak terpenuhi

menimbulkan kemudhartan di dalam kehidupan dan pekerjaan.46

Melihat dari alasan-alasan yang di sebutkan diatas, adalah mengacu kepada

tujuan pokok-pokok perkawinan, yaitu membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, atau dalam rumusan

kompilasi hukum Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Dan

dengan alasan-alasan terrtentu pula dalam kebolehan berpoligami, jelaslah bahwa

asas yang dianut oleh Undang-undang perkawinan bukanlah asas monogomi mutlak

melainkan disebut monogami terbuka atau monogamy yang tidak bersifat mutlak.47

Poligami di tempatkan pada status hukum darurat (emergency law), atau dalam

keadaan yang luar biasa ( extra ordinary circumstance). Di samping itu, lembaga

poligmi tidak semata-mata kewenangan penuh suami tetapi atas dasar izin dari hakim

46Abdurrahman I. Do"I, Penjelasan lengkap Hukum-hukum Allah ( Syariah), Jakrta: Rajawali

Pers,2002),h.193-195. 47 Yahya Hrahap, Hukum Perkawinan Nasional, (Medan : Zahir Trading Co medan, 1975)

H.25.

Page 43: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

( Pengadilan ).48

Oleh sebab itu pada pasal 3 ayat 2 dalam Undang-undang perkawinan di

nyatakan :Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih

dari seorang apabila dikehendaki oleh pihk-pihk yang bersangkutan.

Dengan isi dari ayat ini, jelas sekali undang-undang perkawinan telah

melibatkan Pengadilan Agama sebagai institusi yang cukup penting untuk

mengabsahkan kebolehan poligami bagi seorang, suatu yang tidak ada preseden

historisnya didalam kitab fikih.

E. Dampak poligami.

Jika kita mengkaji poligami, maka akan didapatkan bahwa poligami

dilaksanakan dengan berbagai motivasi. Ada diantaranya bermotif penyaluran

seksual, kemegahan diri, kebutuhan ekonomis, menata pembagian kerja, untuk

memperoleh keturunan atau mempertahankan bahkan meningkatkan gen melalui

regenerasi. Islam membolehkan poligami dalam kondisi dan syarat tertentu, dan di

balik kebolehan perkawinan poligami, maka terdapat dampak negatif dan hikmahnya

diantaranya :

1. Timbulnya perasan Inferior, menyalahi diri sendiri, Isteri merasa tindakan suami

berpoligami adalah akibat dari ketidak mampuan dirinya dalam memenuhi kebutuhan

biologis.

2. Ketergantungan secara ekonomi kepada suami. Ada beberapa suami memang

dapat berlaku adil pada isteri-isterinya, tetapi pada prakteknya, suami lebih

48 Ibid,H, 26

Page 44: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

mementingkan isteri muda dan menelantarkan isteri dan anka-anaknya terdahulu.

Akibatnya isteri tidak dapat memiliki pekerjaan akan sangat kesulitan menutupi

kebutuhan sehari-hari.

3. Sering terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, baik kekerasan fisik, ekonomi,

seksual maupun psikologis.

4. Sering terjadinya pernikahan di bawah tangan, yaitu pernikahan yang tidak

dicatatkan pada kantor catatan sipil atau kantor KUA. Karena perkawinan yang tidak

dicatatkan dianggap tidak sah oleh negara, walaupun perkawinan tersebut sah

menurut Agama. Namun apabila terjadi perceraian maka yang di rugikan adalah

pihak perempuan, Karen atidak ada bukti autentik yang menjadi bukti perkawinan

tersebut.

5. Terjangkitnya penyakit menular, karena sering gantiny pasangan maka menjadi

rentan terhadap penyakit yang menular seperti virus HIV/AIDS.

F. Hikmah Poligami

Selain ada akibat berpoligami, maka dalam Islam mempunyai ketentuan atau

keharusan poligami mempunyai hikmah-hikmah untuk kesjahteraan umat Islam itu

sendiri . Adapun hikmah dari poligami itu sendiri adalah49

:

1. Mengindari suami dari perzinahan. Karena wanita itu mempunyai tiga

halangan yaitu Haid, nifas keadaan setelah melahirkan. Jadi, dalam keadaan

seperti ini Islam mengharuskan suami untuk berpoligami, karena di

49 Sufyan Raji Abdullah, Poligami dan Eksistensinya, ( Jkarat: CV cAhaya Esa, 2004)Hal.82.

Page 45: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

khawatirkan suami akan melakukan perzinahan apabila siterinya ada halangan

menurut hukum syara'.

2. Untuk menyalurkan hubungan seks biologis yang berlebihan

3. Menghindari dari perceraian karena isteri mandul.

4. Untuk menghindari kelahiran anak-anak yang tidak sah.

5. Memberikan perlindungan dan kehormatan kepada kaum wanita

G. Makna Keadilan Dalam Poligami

Surat al-Nisa’ ayat 3 menegaskan bahwa syarat suami yang berpoligami

wajib berlaku adil terhadap isteri-isterinya. Berkenaan dengan syarat berlaku adil, hal

ini sering menjadi perdebatan yang panjang tidak saja dikalangan ahli hukum tetapi

juga di masyarakat. Oleh sebab itu, apa yang dimaksud berlaku adil atau makna

keadilan sebagai syarat poligami.

Imam Syafi’i, az-Zarksy dan al-Kasani mensyaratkan keadilan diantara para

istri, menurut mereka keadilan ini hanya menyangkut urusan fisik semisal

mengunjungi istri di malam atau di siang hari 50

. Seorang suami yang hendak

berpoligami menurut ulama fiqh paling tidak memliki dua syarat :

Pertama, kemampuan dana yang cukup untuk membiayai berbagai keperluan dengan

bertambahnya istri.

50 Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas Pemikiran Muhammad

Abduh, Jakarta; Pustaka Pelajar.Hal 103-105

Page 46: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Kedua, harus memperlakukan semua istrinya dengan adil.Tiap istri harus

diperlakukan sama dalam memenuhi hak perkawinan serta hak-hak lain51

Persyaratan demikian, nampak sangat longgar dan memberikan kesempatan

yang cukup luas bagi suami yang ingin melakukan poligami. Syarat adil yang

sejatinya mencakup fisik dan non fisik, oleh Syafi’i dan ulama-ulama Syafi’iyyah dan

orang-orang yang setuju dengannya, diturunkan kadarnya menjadi keadilan fisik atau

material saja. Bahkan lebih dari itu, para ulama fiqh ingin mencoba menggali

hikmah-hikmah yang tujuannya adalah melakukan rasionalisasi terhadap praktek

poligami.

Al-Jurjawi menjelaskan ada tiga hikmah poligami.

Pertama, kebolehan polgami yang dibatasi emapt orang istri menunjukkan bahwa

manusia terdiri dari empat campuran di dalam tubuhnya.

Kedua, batasan empat juga sesuai dengan empat jenis mata pencaharian laki-laki ;

pemerintahan, perdagangan, pertanian dan industri.

Ketiga, bagi seorang suami yang memiliki empat orang istri berarti ia mempunyai

waktu senggang tiga hari dan ini merupakan waktu yang cukup untuk mencurahkan

kasih sayang.52

Berbagai pendapat diatas, para ulama fiqh cenderung memahami keadilan

secara kuantitatif yang bisa diukur dengan angka-angka. Muhamad Abduh

51 Abdurrahman I. Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syari’ah), Jakarta;

Rajawali Press. Hal :192 52

Ali Ahmad al-Jarjawi, Hikmah al-Tasyre’ wa Falsafatuhu, Beirut; Dar al-Fikri .Hal 10.

Page 47: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

berpandangan lain, keadilan yang disyaratkan al-Qur’an adalah keadilan yang bersifat

kualitatif seperti kasih sayang, cinta, perhatian yang semuanya tidak bisa diukur

dengan angka-angka. Ayat al-Qur’an mengatakan : “Jika kamu sekalian khawatir

tidak bisa berlaku adil, maka kawinilah satu isrti saja”(QS. An-Nisa ; 3). Muhammad

Abduh menjelaskan, apabila seorang laki-laki tidak mampu memberikan hak-hak

istrinya, rusaklah struktur rumah tangga dan terjadilah kekacauan dalam kehidupan

rumah tangga tersebut. Sejatinya, tiang utama dalam mengatur kehidupan rumah

tangga adalah adanya kesatuan dan saling menyayangi antar anggota keluarga.

Mayoritas ulama fiqh (ahli hukum Islam) menyadari bahwa keadilan kualitatif

adalah sesuatu yang sangat mustahil bisa diwujudkan. Mempersamakan hak atas

kebutuhan seksual dan kasih sayang di antara istri-istri yang dikawini bukanlah

kewajiban bagi orang yang berpoligami karena sebagai manusia, orang tidak akan

mampu berbuat adil dalam membagi kasih sayang dan kasih sayang itu sebenarnya

sangat naluriah. Sesuatu yang wajar jika seorang suami hanya tertarik pada salah

seorang istrinya melebihi yang lain dan hal yang semacam ini merupakan sesuatu

yang di luar batas kontrol manusia 53

M. Quraish Shihab menafsirkan makna adil yang disyaratkan oleh ayat 3 surat al-

Nisa’ bagi suami yang hendak berpoligami adalah keadilan dalam bidang material.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh ayat 4 al-Nisa’ :

53 Abdurrahman al-Jaziri, tt : hal 239).

Page 48: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

ث وإن 1S�� أHG�+QR!ا /W ا�13�% /�ن.7!ا �V��ب .� �U� ا�TGUء �&�% وث

ور �ع /]ن 1S�� أQR+",!ا /!اح,ة أو ����.X أ��Dن.� ذa أدن% أQR+"!!ا

Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun

kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu senderung

(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.Q.S (

An-Nisa4): 3

Keadilan yang dimaksudkan dalam ayat diatas adalah adil dalam bidang

immaterial(cinta). Keadilan ini yang tidak mungkin dicapai oleh kemampuan

manusia. Oleh sebab itu suami yang berpoligami dituntut tidak memperturutkan hawa

nafsu dan berkelebihan cenderung kepada yang dicintai. Dengan demikian, tidaklah

tepat menjadikan ayat ini sebagai dalih untuk menutup rapat pintu poligami54

.

Berdasarkan berbagai penafsiran ulama tentang makna adil dalam perkawinan

poligami, dapatlah dirumuskan bahwa keadilan sebagai syarat poligami dalam

perkawinan pada hal-hal yang bersifat material dan terukur. Hal ini menjadikan lebih

mudah dilakukan dan poligami menjadi sesuatu lembaga yang bisa dijalankan.

Sebaliknya, jika keadilan hanya ditekankan pada hal-hal yang kualitatif seperti cinta,

kasih sayang, maka poligami itu sendiri menjadi suatu yang tidak mungkin

dilaksanakan.

54Shihab, M. Quraish, 1999, Wawasan al-Qur’an, Bandung; Mizan hal 201

Page 49: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

BAB III

PERJANJIAN PERKAWINAN POLIGAMI

A. Pengertian dan Dasar hukum Perjanjian Perkawinan

1. Pengertian Perjanjian.perkawinan dan dasar hukumnya

Dalam literature fiqh klasik banyak ditemukan bahasan khusus dengan nama

perjanjian dalam perkawinan. Yang ada dalam bahasan sebagian fiqh adalah

Persyaratan dalam Perkawinan

Kaitan antara syarat dalam perkawinan dengan perjanjian dalam perkawinan

adalah perjanjian itu berisi syarat-syarat yang harus di penuhi oleh pihak yang

melakukan perjanjian dalam arti pihak-pihak yang berjanji untuk memenuhi syarat

yang ditentukan. Jadi perjanjian dalam perkawinan terpisah dari akad nikah, maka

tidak ada kaitan hukum anatara akad nikah yang dilaksanakan secara sah dengan

pelaksanaan syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian itu.55

Hal ini berarti

bahwa tidak dipenuhinya perjanjian tidak menyebabkan batalnya nikah yang sudah

sah, meskipun demikian, pihak-pihak yang dirugikan dari tidak memenuhi perjanjian

tertsebut berhak meminta pembatalan perkawinan.

2. Dasar hukum Perjanjian

Dalam undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan diatur mengenai

perjanjian perkawinan yaitu dalam pasal 29. yakni isinya sebagai berikut :

55 Amir Syarifuddin, Op. Cit. hal 146

Page 50: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

(a). Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas

persetujuan bersama dapat mmengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh

pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak

ketiga sepanjang pihak ketiga tersangkut.

(b). Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum,

agama, dan kesusilaan.

(c). Perjanjian tersebut berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.

(d). Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah, kecuali

bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan perubahan tidak

merugikan pihak ketiga.56

Mengenai penjelasan pasal 29 tersebut menyatakan bahwa perjanjian dalam pasal

ini tidak termasuk ta'lik talak. Namun dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 3

Tahun 1975 pasal 11 menyebutkan aturan yang bertolak belakang yaitu :

(1). Calon suami istri dapat mengadakan perjanjin sepanjang tidak bertentangan

dengan hukum Islam.

(2). Perjanjian yang berupa taklik talak dianggap sah kalau perjanjian itu diucapkan

dan ditandatangani oleh suami setelah akad nikah dilangsungkan.

(3) Sighat taklik talak ditentukan oleh menteri Agama57

Dan juga dalam kompilasi hukum Islam juga memuat 8 pasal tentang perjanjian

perkawinan, yaitu pasal 45 sampai 52. Adapun pasal 45 menyatakan :

56 Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 pasal 29 57 Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1975 Pasal 11

Page 51: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Kedua calon mempelai dapat menggandakan perjanjin perkawinan dalam bentuk :

1. taklik talak, dan

2. perjanjian yang tidak bertentangan dengan hukum Islam..

Jadi kesimpulannya perjanjian perkawinan yang di jelaskan dalam pasal 29

Undang-undang No.1 tahun 1974, telah diubah, atau setidaknya diterapkan bahwa

takik talaq termasuk salah satu macam perjanjian perkawinan.58

B. Hukum Membuat perjanjian.

Hukum membuat perjanjian dalam perkawinan adalah mubah, artinya seseorang

dibolehkan membuat suatu perjanjian atau tidak. Kebolehan membuat perjanjian

perkawinan di bolehkan asalkan tidak bertentangan dengan Agama, hukum Negara

dan kesusilaan, nilai-nilai moral dan Adat Istiadat. Adapun dalam hal melaksanakan

atau memenuhi syarat yang terdapat dalam perjanjian adalah wajib sebagaimana

hukum memenuhi perjanjian lainya. Bahkan syarat-syarat yang berkaitan dengan

perkawinan lebih berhak untuk dilaksanakan. Kewajiban memenuhi persyaratan yang

terdapat dalam perkawinan tergantung kepada bentuk persyaratan yang ada dalam

perjanjian. Dalam hal ini ulama membagi syarat tersebut kepada tiga bagian :

1. Syarat-syarat yang dilangsungkan berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban

suami isteri dalam perkawinan dan merupakan tuntutan dari perkawinn itu

sendiri.

58 Ahmad rofiq. Op.cit. hal 162

Page 52: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

2. syarat-syarat yang bertentangan dengan hakikat perkawinan itu secara khusus

dilarang untuk dilakukan karena memberi mudaharat kepad pihak-pihak

tertentu.

3. syarat-syarat yang tidak menyalahi tuntutan perkawinan dan tidak ada

larangan secara khusus namun tidak ada tuntutan dari syara' untuk

dilakukan.59

C. Macam-macam sifat perjanjian

Lebih jauh mengenai perjanjian perkawinan ini, dapat di simpulkan macam-

macam sifat perjanjian yaitu :60

1. Syarat-syarat yang mengguntungkan isteri. Mengenai hal ini berbeda pendapat ada

yang membolehkan dan tidak. Dan sayid sabiq membolehkan si isteri menuntut

fasakh apabila suami melanggar perjanjian tersebut. Dan sayid sabiq berkata :

ط) ا��B �QM Qe �3� -جو1P� �� ا�$و% ز� -اجو اl / - %�, QP$و اQP ط)#!�/

61 ط)� اe� �� ا�ذ ااجو ا�c/ G�QP ح� �نآ ومPو

Artinya : Apabila seseorang isteri menyaratkan pada waktu akad nikah, agar

suaminya tidak kawin lagi, maka syarat tersebut sah dan mengikat, dan dia berhak

menuntut fasakh nikah apabila suami melanggar perjanjian tersebut.

59

. Ibid hal : 147 60 Kholil Rahman, Hukum Perkawinan Islam, (Diktat tidak di terbitkan), semarng : IAIN

Walisongo, hal 109 61 Syaid Sabiq, Fiqh al- Sunnah, Juz 6, Kairo: Maktabah al-Adab,tt.. Hal 114

Page 53: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

2. Syarat-syarat apa yang bertentangan dengan apa yang di maksud akad itu sendiri.

Seperti tidak boleh mengadakan hubungan kelamin, tidak ada hak waris mewarisi

di antara suami isteri, tidak boleh berkunjung kepada kedua orang tua. Syarat-syarat

tersebut tidak sah dan tidak mengikat.

3. Syarat-syarat yang bertentangan dengan ketentuan hukum syara. Misalkan apabila

pernikahan telah di langsungkan, maka masing-masing akan pindah Agama.

BAB IV

TINJAUAN HUKUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN PERKARA

DALAM PERKAWINAN POLIGAMI

( Study Analisis Putusan Pengadilan Agama Bekasi Nomor:184/Pdt.G/2007/PA.Bks)

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bekasi

Page 54: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

1. Dasar Hukum dan Sejarah.

Pengadilan Agama Bekasi pada masa penjajahan Belanda dan Jepang belum

ada. Pengadilan Agama Bekasi mulai berdiri pada tahun 1950 berkantor di jalan Is

Straat kampung Melayu Jatinegara dengan diketuai oleh Almarhum Bpk.Rd. H. Abu

Bakar. Kemudian pengadilan Agama Bekasi diperintahkan oleh Departemen Agama

untuk pindah ke Bekasi karena masalah hukum atau jatinegara bukan merupakan

wilayah hukum kabupaten Bekasi. dahulu Bekasi sebelum terbentuk menjadi

kabupaten tersendiri. Yaitu tunduk kepada daerah keresidenan.62

Setelah Pengadilan Agama Bekasi pindah ke Bekasi mengontrak rumah

dirumah seorang anggota Pengadilan Agama Bekasi bernama H. ABDUL KADIR

kurang lebih 3 tahun. Kemudian pindah kerumah JA'ANIH selama 15 tahun lalu

pindah lagi kerumah MAJA selama 2 tahun dan terakhir pindah ke kantor

Departemen Agama kabupaten Bekasi kurang lebih 3 tahun atau sampai tahun 1978.

Kemudian pada tahun 1979 melalui DIP tahun Anggaran 1978/1979 dibangun

gedung balai siding pengadlan Agama Bekasi di Pimpin oleh bapak H. A. DZINUN,

BA dan dibantu seorang panitera kepala bernama ROSNIDA R. BA.

Adapun ketua Pengadilan Agama Bekasi sejak berdiri sampai sekarang

dipimpin oleh :

1. R. H. ABU BAKAR

2. R, H. SYAMSUDDIN

3. KIAI HASAN

62 Wawancara Pribadi dengan Midjan MH (wakil Sekrtaris) Pengadilan Agama Bekasi

Page 55: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

4. K.H. PALANA

5. K.H. MUHAMMAD SOIJAN

6. K.H.MOH. ALI

7. K.H. A. DZINUN. BA.

8. Drs. H. A. NAWAWI ALI. SH.

9. Drs. H. M. SAMIDJAN. SH.

10. Drs. H. ZURRIHAN AHMAD. SH.

11. Drs. H. BUNYAMIN

12. Drs. H. BUNYAMIN ALAMSYAH

13. Drs. ENTUR MASTUR. SH

Merupakan suatu sejarah, bahwa Pengadilan Agama mempunyai peranan

penting dalam proses pembinaan hukum Nasional. Pada zaman kesultanan : Demak,

Pajang, Mataram, Banten, Pasai, dan Goa, Kesultanan di Maluku. Di samping raja

selalu ada Penghulu Agama yang memberikan petunjuk pelaksanan hukum agama

kepada raja, yang waktu itu belum ada pemisahan yang jelas antara pelaksan

eksekutif dan yudikatif.

Pada zaman Belanda pengadilan Agama di pulau Jawa dan Madura diatur

dalam Staasblad 1882 No. 152 yang dirubah dengan staatsblad 1937 No. 638 dan 639

Afdeling Banjarmasin. Yang mengatur pengadilan Agama dan Kerapatan Kodi di

Page 56: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Kalimantan Selatan dan sebagai Kalimantan Timur yang kesemuanya itu diurus oleh

Departemen yang jastitie.63

Pada zaman penjajahan Jepang, Rood Agama dibawah kekuasaan residen.

Pada zaman kemerdekaan Pengadilan Agama diserahkan dari Departemen Van

Jastite ke menterian Agama, sedangkan untuk pengaturannya tetap. Kecuali untuk

diluar pulau Jawa, Madura dan Kalimantan Selatan serta sebagian Kalimantan Timur

diatur dalam PP nomor 45/1957. Untuk menyatukan peraturan yang beraneka ragam

yang menjadi dasar hukum bagi badan Pengadilan Agama. Maka pada tahun 1989

DPR RI telah mengesahkan sebuah Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang

Peradilan Agama dan Undang-undang tersebut berlaku efektif hingga sekarang.64

Setelah diberlakukannya undang-undang No.7 tahun 1989 terjadi perubahan

yaitu menjadi Undang-undang no.3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama sebagai

salah satu dari empat pelaksana kekuasaan kehakiman yang mempunyai tugas khusus

dalam menyelesaikan perkara perdata tertentu bagi para pencari keadilan yang

beragama Islam, yaitu mengenai perkara perkawinan, kewarisan, wasiat hibah, wakaf

dan shodaqoh yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Disamping tugas tersebut,

Peradilan Agama dapat diminta untuk memberikan keterangan, pertimbangan dan

nasehat hukum Islam kepada instansi-instansi pemerintah di daerah hukumnya bila

diminta.

2. Gedung Pengadilan Agama Bekasi.

63

Nawawi Ali. Pofil Pengadilan agama Bekasi.tt..t.th

64 Ibid,

Page 57: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

a. Keterangan Gedung.

Gedung Pengadilan Agama Bekasi dibangun pada tahun 1979, diatas tanah seluas

1080 m2. melalui anggaran DIP 1978/1979 Nomor 25 tahun 1979 dengan sebsar Rp.

12.000.000.-

Kemudian untuk pengadaan tanah melalui dana/BADKI Dit Binbapera Islam

dengan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- untuk biya ganti rugi tanah, Selanjutnya pada

tahun anggaran 1982 dilaksanakan perluasan gedung Balai Sidang Pengadilan Agama

Bekasi berdasarkan DIP Nomor : 65/XXV?3?1982 tanggal 11 maret 1982 dengan

biaya sebesar Rp.25.650.000.- dilaksanakan oleh CV Kandang Besar Bekasi sehingga

luas bangunan seluruhnya 250 m2.

Pada tahun anggaran 1991/1992 telah dilaksanakan rehabilitasi gedung

Pengadilan Agama Bekasi hal ini sesuai dengan DIP No. 082/XXV/-/1991 tanggal 1

Maret 1991 dengan biaya sebesar Rp. 23.751.000.- proyek tersebut dilaksanakan oleh

CV. Berdikari Bekasi.

Kemudian pada tahun anggaran 1995/1996 Pengadilan Agama mendapat

proyek perluasan 50 m2. hal ini sesuai dengan DIP No. 054/XXV/3/1995 tanggal 28

Maret 1995 dengan biaya sebesar rp. 48.165.000 dan proyek tersebut dilaksanakan

oleh CV. Mustika Adi karya Bekasi.

b. Daerah

Kotamadya daerah Tingkat II Bekasi dengan luas wilayah 210.49 ha. Hanya

memiliki lahan sawah yang relative kecil.

Page 58: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Menurut jenis penggunaan tanah berikut luas msing-msing adalah sebagai

berikut Irigasi teknis sebanyak 248 Ha.

1. Setengah teknis sebanyak 88 Ha.

2. Irigasi sederhana sebanyak 231 Ha.

3. Tadah hujan sebanyak 556 Ha. Sisanya berupa lainya.

Dan jika dilihat dari presentase penggunaan tanah, penggunaan tanah sawah

seluas/sebanyak 5,34 % dan sisanya 94,66 % sebagai tanah kering.

C. Bahasa

Kotamadya daerah Tingkat II Bekasi yang terbentuk pada tanggal 10 maret

1997 berdasarkan Undang-undang nomor 9 tahun 1995 mempunyai karakteristik

kependudukan yang berbeda dengan kabupaten daerah tingkat II Bekasi sebelum

mayoritas penduduk kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi adalah Migran/ pendatang

dari daerah lain.

Secara umum penduduk ini bisaa dikelompokan menjadi 2 yaitu yang datang

dari DKI Jakarta umumnya mereka adalah orang-orang yang mata pencahariannya di

DKI Jakarta tetapi tinggal di kotamadya daerah tingkat II Bekasi dan yang datang

dari daerah timur/luar Jakarta. Umumnya mereka bekerja dan tinggal di kotamadya

daerah tingkat II Bekasi.

Dikarenakan Bekasi terdiri 2 kelompok maka penduduk yang datang dari DKI

Jakarta dan mata pencahariannya di kotamadya Bekasi mereka dalam percakapan

sehari-hari menggunakan bahasa Betawi dan bahasa Indonesia sedangkan bagi

mereka yang datang dari arah timur luar Jakarta memakai bahasa Sunda dan Jawa.

Page 59: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

3. Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama Bekasi

Pengadilan Agama Bekasi merupakan Pengadilan Agama tingkat pertama,

dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagaimana yang diatur dalam pasal 2 ayat (1)

undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok Kekuasaan

Kehakiman, yang menyatakan bahwa Pengadilan Agama berwenang mengadili

perkara tertentu, dan mengenai golongan rakyat tertentu, yaitu mereka yang

beragama Islam dan berdomisili di wilayah kekuasaan hukum Pengadilan Agama

tersebut, termasuk di dalamnya menyelesaikan perkara voluntair.65

Kekuasaan Absolut artinya kekuasaan pengadilan yang berhubungan dengan

jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan, dalam perbedaannya

dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan atau tingkatan Pengadilan lainnya,

misalnya Pengadilan Agama berkuasa atas perkara perkawinan bagi mereka yang

beragama Islam sedangkan bagi yang selain Islam menjadi kekuasaan Pengadilan

Umum.66

Kekuasaan absolut Pengadilan Agama dijelaskan dalam pasal 49 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diamandemen

dengan Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama yang berbunyi sebagai

berikut:

65 Ibid

66 A. Roihan. A. Rasyid, Hukum Acara Pengadilan Agama, cet, 10, h, 27

Page 60: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

“Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan dan

menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang:

a. Perkawinan

b. Kewarisan

c. Wasiat

d. Hibah

e. Wakaf

f. Zakat

g. Infak

h. Shadakah

i. Ekonomi Syariah67

Khusus mengenai bidang perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan antara lain adalah:

1. Izin beristri lebih dari seorang ( Pasal 3 ayat 1)

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua

puluh satu ) tahun, dalam orang tua atau wali atau keluarga dalam garis lurus

ada perbedaan pendapat ( Pasal 6 ayat 2)

3. Dispensasi kawin ( Pasal 7 ayat 2)

4. Pencegahan perkawinan (Pasal 17 ayat 1)

5. Penolakan perkawinan oleh pegawai pencatat nikah ( Pasal 21 ayat 3)

6. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami istri (Pasal 34 ayat 3)

7. Perceraian karena talak (Pasal 39)

8. Gugatan perceraian ( Pasal 40 ayat 1)

9. Penyelesaian harta bersama ( Pasal 37)

67 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama, Jakarta: Sinar Grafika, 2007,hal. 18

Page 61: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

10. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak memenuhinya ( Pasal 41

Sub b)

11. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas

istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri ( Pasal 41 Sub c)

12. Keputusan tentang sah atau tidaknya seorang anak ( Pasal 44 ayat 2)

13. Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua (Pasal 49 ayat 1)

14. Pencabutan kekuasaan wali ( Pasal 53 ayat 2)

15. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan

seorang wali dicabut ( Pasal 53 ayat 2)

16. Menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18

(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya padahal tidak ada

penunjukan wali oleh orang tuanya ( Pasal 50 ayat 1)

17. Pembebanan kewajiban ganti kerugian terhadap wali yang telah

menyebabkan kerugian atas harta benda anak yang ada dibawah

kekuasaannya ( Pasal 54)

18. Penetapan asal usul seorang anak (Pasal 55)

19. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran ( Pasal 60 ayat 3)

20. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan dijalankan menurut

peraturan yang lain ( Pasal 60 ayat 3)

Page 62: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

21. Bidang kewarisan yang menjadi tugas dan wewenag Pengadilan Agama

disebutkan dalam pasal 49 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Pengadilan Agama dan Undan- Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Pengadilan Agama sebagai berikut:

a) Penunjukan siapa-siapa yang menjadi ahli waris.

b) Penentuan mengenai harta peningalan.

c) Penentuan masing-masing ahli waris.

d) Melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.68

Terhadap kekuasaan absolut ini, maka pengadilan Agama Jakarta Selatan

diharuskan untuk meeliti perkara yang diajukan kepadanya. Dengan demikian

apabila Pengadilan Agama Jakarta Selatan menerima perkara diluar kompetensi

absolutnya itu, maka pihak tergugat dapat mengajukan keberatan yang disebut

dengan “ eksepsi absolut”.

Kekuasaan relatitif diartikan sebagai kekuasaan Peradilan yang satu jenis dan

satu tingkatan, dalam perbedaannya dengan kekuasaan Pengadilan yang sama jenis

dan sama tingkatan. Misalnya, antara Pengadilan Negeri Bogor dengan Pengadilan

Negeri Subang, Pengadilan Agama Muara Enim dengan Pengadilan Agama

Baturaja.69

68 A. Basiq Djalil, Pengadilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006 cet 1, hal. 143

69 Ibid, h. 138

Page 63: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

B. Landasan hukum pemeriksaan perkara permohonn izin poligami di

Pengadilan Agama Bekasi

Poligami adalah merupakan salah satu bentuk perkawinan yng secra formal

diperkenan kan atau diakui eksistensinya bagi rakyat Indonesia yang beragama Islam,

yaitu sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang nomor 1tahun 1974 pasal 3, 4

dan 5. Dan sejak di undangkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 telah

ditentukan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang suami yang ingin

berpoligami, antara lain harus mendapatkan izin dari isterinya.

Selanjutnya ketentuan tersebut telah dijelaskan kembali dalam peraturan

Pemerintah nomor 9 Tahun 1975, Lembar Negara Tahun 1975 Nomor, 12 yang mana

pasal 20 menerangkan bahwa :

" Apabila seorang suami bermaksud Beristeri lebih dari satu maka ia wajib

mengajukan permohonn secara tertulis kepada pengadilan"

Permohonan izin poligami dalam ilmu hukum disebut dengan

istilah"Voluntaire Yuridicte", yaitu suatu perkara yang berisi tuntutan hak dan tidak

mengandung sengketa.70

Sebagai salah satu bentuk perkara perdata yang dikenal

dalam Undang-undnag, maka bentuk ketentuan hukum acara yang berlaku bagi

perkara perdata, dengan beberapa penambahan yang ditentukan tersendiri dalam

Undang-undang adalah:

1. Brv ( Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering ). Hukum Perdata untuk

golongan Eropa, yang berperkara di muka Raad van Justitie.

70 Soedikno Mertokusumo,Op.cit Hal 12

Page 64: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Ketentuan Brv yang berhubungan dengan perkara permohonan adalah

sebagimana yang ditentukan dalam pasal 227 Brv, yang menyatakan bahwa gugatan

permohonan dalam perkara perdata harus memuat :

a. Indentitas Pemohon, meliputi

1. Nama Pemohon

2. Tempat/tanggal lahir/umur Pemohon

3. Jenis kelamin

4. Umur

5. Pekerjaan

6. Agama

7. Kewarganegaraan

8. Alamat

b. Fundamentum petendi ( Dasar Gugatan)

Adapun Fundamentum petendi ini memuat tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Uraian tentang kejadian

2. Uraian tentang hukum yang menjadi dasar tuntutan

c. Petitum permohonan atau gugatan, yaitu apa yang di mohonkan atau dituntut oleh

pemohon supaya diputus oleh Hakim.

2. HIR/Rbg.

HIR adalah kepanjangan dari Herziene Indonesia Reglement atau disebut juga

RIB yang telah diperbaharui, yaitu merupakan hukum acara perdata yang berlaku di

Jawa dan Madura bagi golongan Bumi Putera. Sedangkan Rbg dalah kepanjangan

Page 65: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

dari Rechtsreglement Voor de buitengewesten dalah Hukum Acara Perdata yang

berlaku bagi golongan Bumi Putera dan Timur sing di luar Jawa dan Madura yang

berperkara di muka Laandraad.

Adapun HIR/RBG diberlakukan sebagai hukujm acara Perdata di Pengadilan

Agama adalah berdasarkan surat Edaran Jawatan Peradilan Agama Nomor : B/1/608,

Tanggal 2 April 1962.

3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama.

Dalam undnag-undang tersebut telah diatur kewenangan Pengadilan Agama

dalam memutus dan menetapkan sengketa perkawinan.

4. Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 Tentang kekuasaan kehakiman.

Mengenai tentang pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman diatur pasal-pasal

berikut :

a). Pasal 4 ayat 1 yang mengatakan : "Peradilan dilakukan Demi Keadilan

bedasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa"

b). Pasal 5 ayat 1 dan 2 berbunyi :

1. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedakan orang

2.Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala

hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yng sederhana, cepat, dan

biaya ringan.

c). Pasal 19 ayat 2 :

Badan peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan

dalam lingkungan :

Page 66: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

1. Peradilan Umum

2. Peradilan Agama

3. Peradilan Militer

4. Peradilan tata usaha Negara

5. Undang-undang nomor 1 tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah nomor 9 Tahun

1975.

Dalam peraturan perundang-undangan terdapat beberapa pasal yang dapat

dijadikan landasan hukum oleh Pengadilan Agama dalam memeriksa dan

memutuskan permohonan isin untuk melakukan poligami yaitu :

a. Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 3,4 dan 5 mengatur

tentang :

(1.) azas perkawinan yaitu pada azasnya perkawinan hanya boleh bagi seorang suami

untuk mempunyai seorang istri saja. Dan isteri hnya boleh mempinyai seorang

suami. Namun apabila dikehendaki oleh para pihak maka Pengadilan Agama dapat

memberikan izin kepada pihak suami untuk melakukan poligami.

(2). Alasan yang harus di penuhi oleh seorang suami untuk dpat melakukan poligami

adalah :

a Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri

b Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

c Isteri tidak dapat melahirkan

(3.) Syarat-syarat bagi suami dapat mengajukan permohonan izin poligami di

Pengadilan Agama. Meliputi :

Page 67: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

a. Adanya persetujuan dari suami/isteri-isteri;

b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan

hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka;

c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan

anak-anak mereka

b. Peraturan Pemerintah nomor 9 Tahun 1975.

Peraturan pementinth nomor 9 Tahun 1975 merupakan pelaksanan dari Undang-

undang nomor 1 Tahun 1974, Yaitu :

(1.) Pasal 40. mengatur tentang ; apabila suami bermaksud beristeri lebih dari seorang

maka ia wajib mnegajukan permohonan secara tertulis kepada Pengadilan

(2.) Pasal 41, Pengadilan yang memeriksa permohonn poligmi tersebut harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Ada atau tidaknya alasan memungkinkan suamimelakukan poligami

b. Ada atau tidaknya persetujuan dari isteri atau isteri terdahulu baik secara lisan

maupun tertulis.

c. Ada atau tidaknya persetujuan suami untuk menjamin keperluan hidup isteri-

isterinya dn anak-anaknya

d. Ada atau tidaknya jaminan bagi suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri

dan anak-anak mereka.

6. Peraturan Menteri Agama RI.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia yang dapat dijadikan sebagai dasar

pemeriksaan permohonan izin poligami di Pengadilan Agama antara lain :

Page 68: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

a.) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 1999 tentang kewajibanPegawai

Pecatat Nikah (PPN)

b.) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 1987, tentang wali Hakim.

C. Proses Peradilan Perkara Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama

Bekasi.

Pemeriksaan perkara permohonan izin untuk berpoligami di lakukan melalui

tahapan –tahapan tertentu yang telah di tentukan oleh Undang-undang, diantaranya :

1. Tahapan permulaan.

Tahapan ini dilakukan dengan cara-cara berikut :

1.a. Pengajuan permohonan

Permohonan poligami harus diajukan secara tertulis, yaitu sesuai dengan

ketentun pasal 40 PP nomor. 9 Tahun 1975, yang berbunyi :

" Apabila seorang suami bermaksud beristri lebih dari satu maka ia wajib

mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengadilan ."71

Ketentuan tersebut juga diatur dala pasal 118 ayat 1 HIR juncto pasal 142 ayat

1 Rbg. Dan bagi pemohon yang tidak dapat membaca dan menulis maka dapat

diberikan dipensasi yaitu permohonan izin secara lisan kepada ketua Pengadilan

Agama. Sebagaimana dalam pasal 120 ayat 1 HIR Juncto paal 114 ayat 1 rbg, yang

berbunyi :

" Bagi penggugat/pemohon yang tidak dapat menulis atau hanya baca tulis, maka

gugatan/permohonan diajukan secara lisan kepada Ketua Pengadilan. Kemudian

71 Lembar Negara Tahun 1975, Hal 12

Page 69: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

panitera membantu mencatat segala sesuatu, yang dikemukakan oleh

penggugat/pemohon tersebut. Selanjutnya gugatan/permohonan itu diserahkan

kepada salah satu seorang hakim yang memeriksa/meneliti dan menanyakan kepada

penggugat/permohonan tersebut. Selanjutnya gugatan/permohonan itu diserahkan

kepada salah satu seorang hakim yang memeriksa/meneliti dan menanyakan kepada

penggugat/pemohon kebenaran isinya lalu Ketua/Hakim menanda tangani

gugatan/permohonan itu" 72

Perkara permohonan izin poligami yang masuk ke Pengadilan Agama

sebanyak 3 perkara. Dari 3 perkara yang ada, maka penulis tertarik membahas satu

(1) perkara yang diputus oleh Pengadilan Agama Bekasi yaitun Nomor :

184/Pdt.G/2007PA.Bks.

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa semua permohonan izin poligami

tersebut telah dilakukan secara tertulis diatas kertas bermaterai atu diatas kertas

bersegel dan apa yang dilaksanakan pemohon-pemohon tersebut adalah telah sesuai

dengan maksud pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975 yang

menghendaki permohonn izin poiligami harus dilakukan secara tertulis.

Adapun isi permohonan tersebut menurut Hukum Acara perdata yng berlaku

di Pengadilan Agama meliputi :

1. Identitas Pemohon

Identitas pemohon yang dimaksud adalah : Nama lengkap, tempat/tanggal lahir,

umur, agama, pekerjaan, kewarganegaraan, dntempt tinggal. Dalam berkas

72 Pedoman kerja Bagi Hakim dan Panitera di lingkungan Perdilan Agama, Tahun 1989, hal 3

Page 70: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

permohonan sebagaimana yng trmuat dalam perkara diatas telah memeuat identitas

pemohon sebagaimana yang sesuai dengan undang-undang.

2. Fundamentum Petendi.

Yaitu berisi penjelasan-penjelasan tentang keadaan/kenyataan dan penjelsan yang

berhubungan dengan hukum.

Apapun alasan-alasan dari pemohon yang mengajukan permohonan poligami di

Pengadilan Agama Bekasi dengan Nomor 184/Pdt.G/2007?PA.Bks). menurut

penulis meliputi :

a. untuk menghindari dari perbuatan perzinahan yang di larang oleh Agama.

b. Merupakan suatu ibadah dan melaksanakan sunnah Rasul

Alasan-alasan poligami diatas merupakan alasan yang tidak diatur dalam undang-

undang, akan tetapi menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara

tersebut. Karena tidak terdapat dalam alasan yang membolehkan poligami

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 4 ayat 2 yang

berbunyi :

1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri

2. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

3. Isteri tidak dapat melahirkan

Salah satu alasan yang tersebut di atas, pasal 5 Undang-undang Perkawinan,

Menyatakan: “Untuk dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan,

Page 71: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 Undang-undang Perkawinan ini harus

dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya persetujuan dari suami/isteri-isteri;

2. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan idup isteri-

isteri dan anak-anak mereka;

3. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-

anak mereka

3. Petitum

Petitum adalah apa yang dimohonkan untuk keputusan pengadilan,Agar

Pengadilan Agama dapat memberikan izin poligami.

3.a. Pendaftaran Permohonan dengan biaya.

Setelah permohonan telah lengkap dengan memuat syarat-syarat yang

telah di tentukan oleh Hukum Acara diatas, maka selanjutnya pemohon harus

mendaftarkan permohonan izin poligami kepada kepaniteraan Pengadilan Agama,

maka dengan demikin pemohon dikenakan kewajiban untuk membayar biaya perkara.

Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalm Undang-undang

Nomor : 14 Tahun 1970 pasal 4 Ayat 5 ayat 2 nJunctopasal 121 ayat 4, 182,183 HIR.

Menurut hasil penelitian penulis di Pengadilan Agama Bekasi bahwa biaya perkara

yang ditanggung oleh pemohon meliputi : Biaya panggilan pemberitahuan para pihak

Page 72: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

serta biaya materai, sehingga besar biaya perkara rata-rata sebesar Rp. 246.000,- ( dua

ratus empat puluh eman ribu rupiah.)73

Akan tetapi bagi mereka yang tidak mampu memikul biaya perkara tersebut

maka kepada mereka diberikan dipensasi untuk membayar biaya perkara.

Salah satu bukti bahwa pemohon harus membayar perkara, dapat dilihat

perkara tersebut berikut :

1. Perkara Nomor 137/Pdt.G/2007/PA.Bks atas nam Agung Nugroho, ST bin

Tamyoso, mebayar biaya perkara sebesar Rp. 246.000,- ( dua ratus empat puluh eman

ribu rupiah.). dengan rincian :

1. Administrasi panggilan : Rp. 240.000

2. Biaya Materai : Rp. 6.000

246.000

Sedangkan untuk dispensasi untuk membayar biaya perkara belum pernah

diberikan oleh Pengadilan Agama Bekasi dengan alasan bahwa untuk permohonan

izin poligami di Pengadilan Agama Bekasi rata-rata pemohon adalah orang yang

mampu, sebab salah satu syarat untuk dapat melakukan poligami adalah orang yang

mampu memberikan nafkah bagi isteri dan anak-anaknya kelak. 74

3.b. Penetapan Majlis Hakim

Pengadilan Agama Bekasi telah menerima pendaftaran permohonan izin

poligami, Maka Pengadilan menetapkan tiga orang Hakim yang bertugas memeriksa

73 Hasil wawancara pribadi dengan panitera Pengadilan Agama Bekasi, 12 Agustus 2008 74 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Pt

kencana 2000. cet ke 3., hal 102

Page 73: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

dan mengadili dan memutus perkara. Hal ini dilakukan untuk menjamin pemeriksaan

perkara yang seobjektif mungkin guna memberi perlindungan kepada pencari

keadilan.75

Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 15 ayat 1 Undang-undang

Nomor 14 Tahun 1970.

3.c. Penetapan hari sidang.

Setelah satu bulan permohonan di daftarkan kepaniteraan Pengadilan Agama,

maka pengadilan harus mulai menyidangkan perkara tersebut. Untuk itu ditetapkan

hari dan tanggal atas persidangan perkara permohonan, dalam suatu surat penetapan.

Dalam suatu penetapan tersebut memuat pula tentang perintah juru sita yang

ditunjuk untuk memanggil si pemohon dan Termohon sekaligus para saksi yang

dibutuhkan dalam perkara tersebut.76

2. Pemeriksaan Perkara di muka Sidang Pengadilan.

Proses pemeriksaan perkara di muka sidang Pengadilan tingkat pertama

adalah dilakukan menurut ketentuan hukum acara, yaitu di mulai dengan tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a) Pembacaan surat permohonan/gugatan, kemudian dilanjutkan dengan

jawaban termohon.

b) Pembuktian.

Acara pembuktian ini dimulai dari pemerikaan alat-alat bukti berikut :

75 Undang-undang No.14 tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Kekuasan

Kehakiman, pasa 15 Ayat 1 76 Manan, Op.Cit hal 148

Page 74: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

• Alat bukti surat, baik yang berupa akta autentik, akta dibawah tangan

maupun surat yang bukan akta.

• Pemeriksaan bukti saksi-saksi, yang dimulai dari pemeriksaan saksi-saksi

yang diajukan oleh pemohon, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan

saksi-saksi yang diajukan oleh termohon.77

• Pemeriksan lapangan.

2. Putusan atau penetapan.

Dalam perkara permohonan izin poligami putusan atau penetapan dijatuhkan

setelah adanya proses pembuktian, karena penetapan merupakan proses akhir dari

pemeriksaan perkara. Adapun isi dari penetapan tersebut berupa pengabulan atau

penolakan.

Dalam proses perkara ini terdapat pengecualian tertentu yang antara lain :

c. Pemeriksaan permohonan izin poligami tidak tidak adanya jawaban termohon,

Replik Atau Duplik, sebagaimana yang dilakukan dalam perkara permohonan

perceraian. Karena dalam perkara permohonan izin poligami tidak ada kedudukan

selaku pemohon atau termohon atau tergugat, dengan demikian maka sudah

cukup jika majlis hakim telah mengetahui isi dari permohonan pemohon.

d. Permohonaan materil harus diperiksa oleh Majlis Hakim. Dan tujuanya untuk

mengetahui kebenaran dri isi permononan pemohon. Dalam perkara objek

77Mukri Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, ( Yogyakarta:Pustaka

Pelajar,2003) hal.154-165 cet ke 4

Page 75: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

penelitian penulis terlihat semua pemohon telah diperiksa langsung dalm

persidangan.78

e. Bahwa setelah permohonan diperiksa maka tindakan selanjutnya yng harus

dilakukan majlis hakim adalah memeriksa alat bukti yang diajukan oleh

pemohon. Alat bukti tersebut adalah sebagai berikut :

1. Fhoto kopy kutipan akta nikah

2. urat pernyataan si Isteri bahwa ia bersedia untuk di madu.

3. Surat Pernyatan Penghasilan dari suami.

4.yarat keterangan sanggup berlaku adil terhadap isteri dan anak-anaknya

- Photo kopi surat penduduk dari si pemohon (KTP)

Mengenai tata cara pembuktian di Pengadilan Agama Bekasi yaitu

menggunakan system pembuktian sebagaimana yang berlaku dalam perkara perdata

umumnya, yaitu pembuktian untuk mencapai kebenran formal, artinya pembuktian

dalam persidangan adalah terbatas pada hal-hal yang dinyatakan suami ( pemohon)

dalam permohonannya di nilai benar maka sudah cukup di jadikan dasar bagi Hakim

dalam penetapan. Dengan demikian kehadiran Si isteri di persidangan tidak mutlak,

kecuali apabila dalam surat permohonan pemohon isterinya mengajukan tuntutan atau

menyangkal hal-hal yang diungkapkan oleh sang suami dlam surat permohonannya.

Sistem pembuktian tersebut adalah lazim dalam hukum perdata, namun

khususnya dalam hukum perkawinan, sebagaimana yang yang dimaksud dalam

78 Sudikno Mertokusumo, Hukum Asara perdata Indonesia ( Yogyakarta : Liberty 2002) hal

192-199 Cat Ke 6

Page 76: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, serta perkara permohonan izin poligami

sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975, Namun surat bukti yang diajukan Pemohon belum cukup dijadikan alasan

untuk mengizinkan suami berpoligami, melainkan Undang-undang telah

mengharuskan kepada ketua Pengadilan Agama untuk memanggil dan mendengarkan

keterangan isteri yang bersangkutan.

Dalam prakteknya peengadilan Agama Bekasi telah melakukan pemanggilan

sebagaimana di maksud dalam pasal 42 Peraturn Pemerintah Nomor 9 Tahun 1974

sebagaimana perkara Nomor 184/Pdt.G/2007/PA Bekasi. Dalam pemeriksaan perkara

ini isteri telah dipanggil dan di mintai keterangan sehubungan denagn poligami. Dan

dalam keterangan tersebut isteri pemohon yang bernama ENAH Binti Markan,

memberikan keterangan sebagai berikut :

• Benar saya adalah isteri Pemohon yaitu sdr. Agung Nugroho Bin Tamayoso

• Benar penghasilan pemohon perbulan rata-rata Rp. 3.699.420,-

• Benar saya tidak akan keberatan untuk di madu dn mengizinkan suami saya

menikah lagi dengan RR. Amrita. SS binti RD. Muchtar.

• Bahwa benar persetujuan tersebut saya berikan dengan ikhlas tanpa ada paksaan

dari siapapun

Page 77: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

D. Analisa Penulis

Dalam hal menganalisa masalah izin poligami yang ditetapkan oleh Pengadilan

Agama bekasi Nomor 184/Pdt.G/2007/PA.Bks. menurut penulis ada beberapa hal

yang menarik penulis untuk kemudian dianalisa dan diurai lebih lanjut.

Dalam permohonanya pemohon memohon pada Majelis Hakim untuk

memberikan izin poligami, selanjutnya pemohon dengan termohon telah

melangsungkan pernikahan yang di cata oleh Pegawai Pencatatn Nikah di Kantor

KUA Kecamatan Bekasi Utara. Dan hasil perkawinannya dengan termohon di

karuniai dua orang anak yang bernama Afifa Thoiroh Rabbania dan Fatimah Zahra

Robbania

Dalam pemeriksaan perkara, Pemohon hendak menikah lagi dengan seorang

perempuan bernama RR. Amrita.SS binti RD. Mukhtar dalam pembuktiannya telah

mengajukan saksi-saksi untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya dan juga untuk

pertimbangan Majelis hakim dalam memutus perkara tersebut, di antaranya

kesanggupan pemohon untuk berbuat adail, termohon menyatakan rela dan tidak

keberatan apabila pemohon menikah lagi, adanya perjanjian bahwa calon Isteri

kedua pemohon tidak akan mengganggu harta benda yang sudah ada selama ini,

melainkan tetap utuh dan tidak ada laranga melakukan perkawinan antara pemohon

dan calon isterinya baik menurut syariat Islam maupun perundang-undangan.

Dan untuk menguatkan dalil-dalil tersebut diatas majlis hakim memanggil

saksi-saksi baik dari pihak pemohon maupun termohon yang menyatakan bahwa

pemohon mampu berlaku adil terhadap isteri-isterinya, bahwa pihak keluarga tidak

Page 78: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

melarang dan juga menyuruh Pemohon berpoligami.dan tidak ada cacat pada diri

termohon dan tidak ada ancaman dari pemohon dan tujuan berpoligami pemohon

adalah semata-mata karena ibadah

Setelah pemeriksaan perkara izin poligami atas nama Agung Nugroho oleh

majils hakim kemudian majlis hakim berusaha menasehati pemohon agar

mempertimbangkan kembali niatnya untuk berpoligami karena sulitnya berlaku adil.

Bila dianalisis lebih lanjut, penulis berpendapat bahwa dalam penetapan izin

pligami yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Bekasi yaitu menjalankan apa yang

di jelaskan dalam pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan dan pasal 103 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam tersebut diatas. Yaitu

dengan mengadakan pemeriksaan yang teliti dengan menghadirkan alat bukti yang

yang memenuhi syarat dan dapat menguatkan permohonannya.

Dalam hal penetapan izin poligami oleh Majlis Hakim di pengadilan Agama

Bekasi nomor 184/P.dt.G/PA./Bks. Menimbang bahwa berdasarkan peruindang-

undangan, izin dapat di berikan kepada suami untuk menikah lagi ( poligami) apabila

syarat Alternatif sebagai dimaksud pasal 4 ayat 2 dan syarat kumulatif sebagai

dimaksud pasal 5 ayat 1 Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 terpenuhi. Dalam

kasusu ini berdasarkan fakta-fkta idatas, maka ala an Pemohon untuk beristeri lagi

telah memenuhi syarat kumulatifm sedangkan syarat alternative tidak terpenuhi.

Pada hakikatnya poligami dalam Islam adalah untuk menghindari perbuatan-

perbutan tercela (Syaddu l Zariah) dari keinginan pria atau suami yang secara naluri

kemanusiaan dan kelembagaan di akui oleh Sang Pencipta Allah SWT, oleh karena

Page 79: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

itu pondasi utama yang di Sayriatkan Allah SWT dari lembaga poigami adalah dapat

berlaku adil. Dengan demikian mendasar palogami padfa kekurangan-

kekuranganwanita atu isteri, adalah konsep yang tidak mendasar, yang menghinakan

sehingga konsep tersebut harus di tinggalkan

Dalam hal menganalisa masalah izin poligami yang ditetapkan oleh

Pengadilan Agama bekasi Nomor 184/Pdt.G/2007?PA.Bks. menurut penulis sebagai

pertimbangan hukum yaitu pada :

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yaitu pasal 4 ayat 2 yang berbunyi :

Pengadilan yang di maksud dalam ayat 1 pasal ini hnya memeberikan izin kepada

seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila :

a.Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri

b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

c. Isteri tidak dapat melahirkan

I Seorang Isteri sejak dinikahi oleh suminya maka ia mempunyai kewajiban-

kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan sebagai isteri,agar bahtera kehidupan

berumah tangga menjadi bahagia. Selanjutnya menegenai ruang lingkup kewajiban si

isteri dalam hukum Islam meliputi:

1. Isteri berkwajiban memenuhi kebutuhan biologis suami sehingga suami

merasa tentram.

2. Isteri wajib bertempat tinggal bersama suami dirumah yang disediakan

suaminya.

Page 80: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

3. Isteri wajib taat kepada perintah-perintah suami sepanjang perintahnya

tidak melanggar hukum yang ditetapkan oleh Syara'

4. Isteri wajib berdiam dirumah, dan tidak keluar tanpa izin dari suami.

5. Isteri tidak dapat menerima menerima masuk tmu laki-laki kecuali ada izin

dari suaminya.

2. Pasal 5 ayat 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974

Syarat-syarat untuk melakukan izin poligami yng telah dijadikan

pertimbangan hukum dalam pemberian izin poligami oleh Pengadilan Agama Bekasi

adalah pasal 5 ayat 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yang berbunyi :

Untuk dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 4 Ayat 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, harus dipenuhi syarat-

syarat sebagai berikut :

a. Adanya persetujuan dari Isteri-isteri

b. Adanya jaminan/janji bahwa suami dapat menjain keperluan hidup isteri-isteri

dan anak-anaknya kelak.

c. Adanya jaminan/janji bahwa suami dapat berlaku adil terhadap isteri-isteri

dan anak-anak mereka.

Mengenai syarat sebagaimana yang dimaksud dalam huruf (a) diatas menurut

penulis bahwa semua perkara izin poligami yang masuk di Pengadilan Agama Bekasi

dan telah diputus dengan menggunakan pertimbangan hukum tesebut. Dan bukti

tersebut telah diberikan oleh pemohon baik secara tertulis maupun lisan didalam

persidangan Pengadilan Agama Bekasi. Serta dihadapan pejabat yang sah.

Page 81: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Adapun syarat yang dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 menurut hasil penelitian

penulis bahwa semua perkara pernhonan izin poligami terrsebut telah dilengkapi

dengan surat pernyataan dari pemohon yang menyatakan bahwa pemohon dapat

menjamin keperluan hidup isteri-isteri dan anak-anak mereka. Serta semua

permohonan tersebut dilampiri dengan keterangan penghasilan dari pemohon.

Sebagai contoh pada penelitian ini yaitu pada Nomor Perkara

184?Pdt.G/2007/PA.Bks. atas nama sdr. Agung Nugroho Bin Tamyoso, yang

menyatakan bahwa gaji bersihnya dan sebagai jminn untuk kedua Isteri dan anak-

anaknya setiap bulan adalah Rp. 3.699.420,-( tiga juta enam ratus sembilan puluh

sembilan ribu empat ratus dua puluh rupiah) yang dikeluarkan PT. Dwipa Kharisma

Mitra.

Dengan demikian maka Pengadilan Agama Bekasi yang memeriksa

pernohonna izin poligami tersebut tidak merasa kekhawatiran bahwa pemohon tidak

dapat memenuhi kehidupan isteri-isteri dan anak-anak mereka sehingga permohonan

pemohon untuk berpoligami di izinkan.

Sedangkan syarat yang dimaksud dalam pasal 5 ayat 1 huruf (c) Undang-

undang Nomor 1 tahun 1974 tentang kemampuan suami untuk berlaku adil kepada

isteri dan anak-anaknya, telah dipenuhi oleh pemohon yaitu dengan cara membuat

pernyataan di dengan akta dibawah tangan yang bermaterai bahwa yang

bersangkutan berjanji dapat berbuat adil kepada isteri dan anak-anak mereka.

Idealnya, jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka suami dapat

mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama, namun pada prakteknya,

Page 82: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

syarat-syarat yang diajukan tidak sepenuhnya ditaati oleh suami. Karena tidak ada

adanya kontrol dari Pengadilan untuk menjamin bahwa syarat-syarat tersebut di

jalankan oleh suami. Bahkan dalam beberapa kasus, meski ada tidaknya persetujuan

dan janji dari isteri poligami dapat dilaksanakan.

Page 83: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengenai tata cara pengajuan izin poligami di Pengadilan Agama Bekasi yaitu

sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 pasal 4 ayat 1

dan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975 yaitu pasal 40, 41, 42, 43 dan KHI

pasal 56 ayat 1 dan 2..

2. Mengenai upaya Pengadilan Agama Bekasi agar suami yang berpoligami dapat

menjamin kebutuhan isteri dan anak-anaknya, maka menurut PP No.9/1974 pasal

41 poin d yang intinya menyatakan bahwa isteri dapat meminta agar Pengadilan

memeriksa ada atau tidak adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil

memenuhi kewajibannya dengan memerintahkan suami untuk membuat surat

pernyataan atau janji secara tertulis.

3. Akibat dari suami melanggar perjanjian perkawinan poligami dalam hal tidak

memberikan nafkah kepada isteri dan anak mereka serta tidak dapat berbuat adil,

maka dalam Undang-undang perkawinan nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

menegaskan bahwa suami wajib melindungi isteri dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan dalam

Kompilasi Hukum Islam( KHI ) pasal 80 ayat 4 menjelaskan bahwa suami dengan

Page 84: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

penghasilannya menaggung :Nafkah, kiswah termpat kediaman bagi Isteri, Biaya

rumah tangga, dan Pendidikan anak.

Dari atuiran tersebut isteri dapat memuntut suami apabila melanggar

perjanjian dan tidak berbuat adil dari perkawinan poligami yaitu dengan

mengganti pembiayaan nafkah yang tidak diberikan selama perkawinan. Suatu

hukum yang menyangkut tentang kewajiban pasti terdapat implikasi bagi hukum

yang dilanggar. Hakim dapat menentukan pembayaran nafkah tersebut. apabila

keputusan-keputusan majlis hakim tidak di penuhi oleh tergugat, maka panitera

dan juru sita Pengadilan Agama dapat mengeksekusi dengan cara menyita harta

tergugat setelah keputusan tersebut mempunyai kekuatan hukum.

4. Adapun upaya penyelesaian pelanggaran perjanjian poligami dalam kondisi seperti

ini, isteri dapat menggambil tindakan hukum atas ketidakadilan yang terjadi, yaitu

dengan cara menuntut pembatalan perkawinan kedua suaminya tentunya disertai

dengan denda yang sudah ditentukan.

5. Dalam memutus perkara yang masuk pada Pengadilan Agama Bekasi yaitu nomor

184/Pdt.G/PA.Bks. bahwa fakta-fakta dan alat bukti dan keterangan saksi-saksi

yang ada, maka alas an Pemohon untuk beristeri lagi telah memenuhi syarat

kumulatif sedangkan syarat alternative tidak terpenuhi

Apabila pemahaman poligami sudah di ubah maka tidak ada perceraian yang

disebabkan karena poligam, dan tidak ada sunnah nabi yang menyebabkan perbuatan

sunnah di benci oleh Allah, karena dalam perkawinan poligami banyak terjadi

pengabaian hak-hak kemanusiaan yang semestinya didapat oleh seorang isteri.

Page 85: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

B. Saran-saran.

1. Untuk menjaga agar kebolehan poligami bagi seseorang dan tidak digunakan oleh

suami-suami yang kurang mengerti tentang tujuan perkawinan maka hakim

Pengadilan Agama yang akan memutuskan perkara-perkara permohonan izin

poligami di harapkan lebih teliti agar keadilan dalam perkawinan poligami bisa di

terlaksana.

2. Untuk menjamin bahwa suami akan berlaku adil dan menjamin kebutuhan hidup

isteri-isteri dan anak-anak mereka perlua adanya suatu lembaga yang dapat

mengontrol perkawinan poligami tersebut.

3. Dalam melaksanakan perjanjian perkawinan poligami perlu adanya keterkaitan

lembaga catatan sipil untuk menguatkan perjanjian tersebut.

Page 86: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Daftar Pustaka

Al-Qur’an Al- Karim

Abidin, Slamet dan Aminuddin, Fiqh Munakahat, ( Bandung : Cv Pustka

Seti,1999),cet ke-1

Azizi ,Said Abd Al-jandul, Wanita dibawah Naungan Islam,( Jakarta: CV

Firdaus,1991) cet ke 1

Abi, Imam Husain Muslim Bin Hajjaj, Shahih Muslim, ( Mesir ; Daar Al-

kutub Al- Arabiyah, 1981)

Al-Qulyubi, Syihabuddin dan Syekh umarah Jalaluddin Al-mahally,

Qulyubywa Umairah. (maktabah Wa matba'ah Thaha putra semarang) juz 3

Ali, M hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah, pd msalah-masalah kontemporer

hokum Islam,( Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,2000),ed.1,cet ke-4

Arto, Mukri. Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama,(

Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003)

A, Bakri Rahman dan Ahmad Sukarja, Hukum perkawinan Islam dan Hukum

Perdata/BW, ( Jakarta; PT Hidakrya Agung, 1998)

Abdurrahman, Perkawinan dalam Syariat Islam, (Jakarta; PT Remelu

Cipta,1992), Cet 4

Al-Zuhili, Wahbah .Al-Fiqh Al-Islam wa Adillatuh, ( Beirut : Dar-Al-

Fikr,1989),

Abdullah, HM. Sufyan Raji. poligami dan Esksensinya, ( Jakarta : CV.

Cahaya esa, 2004),

Addary, Muhammad Muhadjirin Amsar. Misbah ad-Dzulam Syarah Bulugh

al-maram min Adillah Al-Ahkam, CV. Annida Bekasi,1995 M, Juz Ke 6

Isa Muhammad Ibnu Saurah, Sunan Al-turmudzi, (Beirut; Dar Al- Fikr,1994)

juz ke 2,

Do"I, Abdurrahman I. Penjelasan lengkap Hukum-hukum Allah ( Syariah),

Jakarta: Rajawali Pers,2002)

Page 87: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis

Inilah Syariat Islam ( Jakarta Pustaka Panjimas,1999

)Cet. Ke 1

Ghadzali, Abd Rahman. fiqh Munakahat. (Jakarta Kencana,2003 ), cet. 1,

Harahap, Yahya. Hukum Perkawinan Nasional, (Medan : Zahir Trading Co medan,

1975)

Haikal, Abduttawab. Rahasia Perkawinan Rasulullah SAW. Poligami Dalam

Isalm VS Monogami barat,( Jakarta : CV Pedoman Ilmu jaya, 1993 )

munawir, Ahmad Warson. Al-Munawir Qomus Arab Indonesia, ( yogyakarta:

Pondok Pesantren Al- Munawwir,1984),

Jaelani, Abd. Qadir. Keluarga sakinah, ( Surabaya: PT bina Ilmu, 1995)

Cet.ke 1

Kuzari, Achmad Nikah Sebagai Perikatan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada,1995).cet.ke-1

Omran, Abdul Rahim. Family planning in the Legal of Islam ( London:

Routledge, 1992 ),cet ke-1

Prakoso, Djoko dan I Ketut Murtika. Azas-Azas Hukum Perkawinan di

Indonesia.Penerbit Bina Aksara. Jakarta. 1987

Rahman, Kholil. Hukum Perkawinan Islam, (Diktat tidak di terbitkan),

semarang : IAIN Walisongo

Rofik, Ahmad .Hukum Islam di Indonesia. PT. Grafindo Persada, Jakarta

CVet.6 2003

Saleh, K. Wantjik Hukum Perkawinan Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia.

1976.

Sabiq, Sayyid. Fiqhu al- sunnah, ( Beirut : Dar El- fikr, 1983 ), jilid 2, Juz 6

Salam sholihin, Meninjau masalah poligami (bjakarta; Tinta Mas, 1959)

Sudarsono, Kamus hukum,(Jakarta : Rineka Cipta,.2002 ), cet.ke-3

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh

Munakahat dan Undang- undang perkawinan(Jakarta kencan,2006)

Page 88: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis
Page 89: KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8668/1/AHMAD...memohon do'a Mataanallahu bi thulli hayatihim, dan tak lupa penulis