KONSELING PASIEN

18
Liza Pristianty

description

Konseling Pasien

Transcript of KONSELING PASIEN

Page 1: KONSELING PASIEN

Liza Pristianty

Page 2: KONSELING PASIEN

DEFINISI Istilah counseling, consulting, dan patient education

seringkali membingungkan perbedaan dalam aktivitas dan pendekatan yang digunakan.

Counsel didefinisikan sebagai ‘memberikan nasihat’, dengan melibatkan diskusi yang saling menguntungkan dan pertukaran opini.

To consult berarti meminta nasihat, lebih condong ke menerima nasihat dibanding saling bertukar informasi.

Education didefinisikan sebagai “pemberian instruksi dan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan.”

Page 3: KONSELING PASIEN

Berbagi informasi tentang penyakit dan pengobatannya

Meningkatkan kepatuhan melalui kesepakatan dengan klien perihal perubahan perilaku

Membantu klien membuat keputusan.

Page 4: KONSELING PASIEN

Selama berlangsungnya sesi konseling, farmasis menggunakan ketrampilannya memberi informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan kepatuhan terhadap aturan pengobatannya.

Sikap yang dikembangkan oleh farmasis adalah :• membina hubungan dengan klien• mengizinkan pasien menceritakan semua yang dialaminya tanpa menyela• mendengarkan aktif• memberikan informasi dan edukasi untuk menghadapkan pasien pada kondisinya• membantu klien membuat keputusan

Page 5: KONSELING PASIEN

Pedoman dalam konseling yang dapat membantu farmasis berkomunikasi lebih efektif, yaitu :

 • Bahasa yang Layak: Dalam konseling digunakan bahasa

klien dengan lancar. Jika perlu sebaiknya menggunakan bahasa setempat.

• Lengkap: Farmasis berkomunikasi dengan cara yang mudah dipahami, yakni menghindari istilah-istilah tingkat tinggi, dan mempertimbangkan tingkat budaya dan pendidikan dari klien.

• Pengorganisasian informasi: Farmasis memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan agar mudah diingat oleh klien.

• Bisa diterima: Farmasis memberikan pilihan-pilihan pengobatan, menggali informasi tentang hal-hal yang lebih disukai klien, dan melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.

Page 6: KONSELING PASIEN

• Memadai: memberikan informasi yang memadai kepada klien agar pasien bisa memahami sakitnya, berpartisipasi dalam mengambil keputusan tentang pengobatannya, dan mengikuti protokol pengobatan.

• Relevansi: Farmasis memusatkan pada informasi yang paling penting bagi pasien selama pertemuan

• Pemberdayaan: konseling meningkatkan kepercayaan, dan kemampuan dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan perubahan perilaku yang sesuai dengan kondisinya

Page 7: KONSELING PASIEN

. Rekomendasi perilaku: Farmasis membuat rekomendasi dalam hal perilaku yang konkrit, misalnya, untuk meminta pasien menurunkan berat badannya, sebaiknya farmasis merekomendasikan perilaku tertentu (jalan setiap hari, mengurangi yang manis-manis) yang akan membantu klien mencapai tujuan perlahan-lahan

• Verifikasi: Di akhir sesi farmasis mengecek pemahaman klien selama sesi tersebut dengan meminta klien mengulangi pesan-pesan kunci dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Hal-hal penting apa yang akan anda lakukan setelah ini?”,bukan pertanyaan yang kurang efektif: Apakah anda paham apa yang harus anda lakukan di rumah nanti?

Page 8: KONSELING PASIEN

“Konseling pasien dimaksudkan untuk memperbaiki outcome terapi dengan memaksimalkan penggunaan obat yang tepat.” (The American Society of Health System Pharmacists)

Aktivitas farmasis dalam “patient counseling” melibatkan konseling dalam aspek psikologis, termasuk aktivitas yang bertujuan mengedukasi pasien.

Page 9: KONSELING PASIEN

Landasan penting dari teori konseling adalah teori perilaku ( B.F. Skinner) yang menyatakan bahwa perilaku yang diperkuat akan diulang, dan sebaliknya, perilaku yang tidak diperkuat atau yang dicela tidak akan diulangi.

Pendekatan lebih jauh adalah perilaku tidak hanya ditentukan oleh pengalaman tetapi bagaimana pemahaman seseorang terhadap pengalaman tersebut (konsepsi, ide, pengertian, keyakinan, pemikiran, kesimpulan, harapan, prakiraan, atau praduga)

Melalui konseling asumsi seseorang yang keliru, pengambilan kesimpulan yang tak rasional, dan miskonsepsi akan berubah sehingga dia akan berpikir, merasa, dan berperilaku lebih rasional.

Page 10: KONSELING PASIEN

Daftar berikut merupakan komponen minimal yang sebaiknya tercakup dalam sesi konseling:

1. Penjelasan tentang obatnya dan kekuatannya2. Cara penggunaan dan jadwal penggunaan3. Mekanisme kerja4. Pengaruhnya terhadap gaya hidup5. Penyimpanan6. Efek samping yang potensial7. Interaksi obat-obat atau obat-makanan yang

potensial

Page 11: KONSELING PASIEN

Jika farmasis melakukan konseling kepada pasien, sebaiknya dia mengetahui bahwa pasien tidak hanya bertindak akibat rangsangan eksternal, akan tetapi mereka juga berpikir dan merasakan.

Jika seorang pasien tidak patuh, dia bukan sekedar bertindak tidak meminum obatnya, namun dia melakukan hal itu karena pemikiran dan perasaanya tentang sakitnya dan pengobatannya. Akibatnya, pemberian konseling oleh farmasis harus mempertimbangkan juga perasaan dan pikiran pasien.

Proses membantu yang melibatkan tiga tahap: 1) mengklarifikasi permasalahan (untuk menggali

sudut pandang seseorang terhadap masalahnya) 2) menyusun tujuan (mengenali masalah seseorang

dan menyusun tujuan untuk mengatasinya) 3) memudahkan dilakukannya tindakan (membantu

orang tersebut merencanakan cara-cara untuk mencapai tujuan)

Page 12: KONSELING PASIEN

The Helping ApproachPeran farmasis sebagai “orang yang membantu” telah dinyatakan dengan jelas dalam misi praktek kefarmasian yang disusun oleh The Joint Commission of Pharmacy Practice: “The Mission of pharmacy practice is to help people make the best use of medication.”

Page 13: KONSELING PASIEN

1) Farmasis memperkenalkan diri2) Mengenal pasien atau yang mewakili pasien3) Menanyakan kepada pasien apakah dia punya waktu

untuk membicarakan tentang obat yang digunakan4) Menjelaskan tujuan/pentingnya sesi konseling5) Tanyakan kepada pasien apakah dokter telah

menceritakan tentang obatnya dan terapi apa yang bisa diberikan. Apakah pasien mengetahui atau memahami penyakitnya. Gunakan profil informasi yang diberikan oleh pasien.

6) Tanyakan kepada pasien apakah ia punya masalah sebelum diberikan informasi.

Page 14: KONSELING PASIEN

7) Tanggapi masalah dengan empati, mendengarkan dan perhatian yang tepat

8) Sampaikan kepada pasien nama, indikasi dan rute pemakaian obatnya.

9) Sampaikan kepada pasien tentang aturan dosisnya.

10) Tanyakan kepada pasien apakah mereka mempunyai masalah dalam menggunakan obat-obat yang diresepkan.

11) Sesuaikan aturan pengobatan dengan rutinitas sehari-hari pasien.

12) Jelaskan berapa lama obatnya akan memberikan efek.

13) Sampaikan kepada pasien berapa lama dia akan menggunakan obatnya.

Page 15: KONSELING PASIEN

14) Sampaikan kepada pasien jika ia perlu menebus lagi obatnya (dan berapa kali pengulang-annya). (untuk resep iter)

15) Tekankan manfaat pengobatan dan dukung obatnya sebelum membicarakan tentang efek sampingnya.

16) Diskusikan efek samping utama obatnya dan apakah efek samping tersebut akan segera hilang. Diskusikan bagaimana cara menangani efek samping atau apa yang harus dilakukan jika efek samping tersebut tidak segera hilang dan menjadi lebih parah.

17) Sampaikan kepada pasien berapa lama dia akan menggunakan obatnya.

18) Diskusikan tentang peringatan-peringatan (aktivitas yang harus dihindari, dsb.).

Page 16: KONSELING PASIEN

19)Diskusikan aktivitas yang bermanfaat (mis. olahraga, mengurangi asupan garam, diet, pemantauan sendiri, dsb.)

20)Diskusikan interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-penyakit.

21)Diskusikan tentang anjuran cara penyimpanan obat, petunjuk-petunjuk tambahan (kocok dahulu, simpan di lemari es, dsb.)

22)Jelaskan kepada pasien dengan ungkapan yang tepat apa yang harus dilakukan jika ia lupa menggunakan satu dosis.

23)Diskusikan tentang anjuran cara penyimpanan obat, petunjuk-petunjuk tambahan (kocok dahulu, simpan di lemari es, dsb.)

Page 17: KONSELING PASIEN

24) Diskusikan tentang anjuran cara penyimpanan obat, petunjuk-petunjuk tambahan (kocok dahulu, simpan di lemari es, dsb.)

25) Cek kembali terhadap kemungkinan adanya masalah atau pertanyaan lain.

26) Anjurkan pasien untuk selalu mengecek obat mereka sebelum meninggalkan apotek.

27) Gunakan bahasa yang sesuai selama sesi konseling

28) Pertahankan kendali selama sesi konseling.29) Berikan informasi yang akurat.30) Susunlah informasinya dengan tepat.

Page 18: KONSELING PASIEN

sekian