KONSELING INDIVIDU.pdf

11
5 Keterampilan Konseling Karir dalam setting Individual Pengenalan Setiap individu memiliki sifat dan keadaan yang unik. Diantara mereka ada yang nyaman menceritakan hal pribadi dalam suatu kelompok dan ada pula yang merasa segan. Individu yang merasa malu membutuhkan layanan secara individual. Sebagaimana dinyatakan oleh McLeod (2007), bahwa konseling individual adalah keadaan seseorang yang membangun hubungan khusus dengan seseorang yang terlatih yang bisa membantunya memecahkan suatu masalah yang sulit diselesaikan oleh dirinya sendiri. A. Tujuan Konseling Individual Konseling individual dalam konseling karir adalah untuk: 1. Membantu mendapatkan informasi karir yang sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan prestasi akademik. 2. Membantu menyelesaikan masalah pemilihan karir. 3. Mengungkapkan pada jenis-jenis pekerjaan di sektor publik dan swasta dengan mengadakan ceramah, pertunjukan video dan kunjungan ke dunia industri dan perusahaan-perusahaan. 4. Memberikan kesadaran akan perencanaan karir yang harus dibuat sejak awal. B. Prinsip-prinsip Konseling Individual 1. Setiap konselor harus menghormati kejujuran klien untuk bertemu dengannya karena meminta pertolongan. 2. Konselor harus menjelaskan persyaratan konseling kepada klien seperti tempat dan hari bertemu, periode satu-satu sesi dan jenis-jenis pekerjaan rumah yang harus dilakukan. 3. Konselor harus merujukkan klien itu kepada konselor yang lain jika kasus yang ditangani di luar pengalamannya. 4. Konselor harus memberitahu klien bahwa semua informasi yang diberikan adalah sulit. 5. Konselor bisa meminta pandangan dari konselor-konselor lain jika ditemukan kesulitan-kesulitan dalam kasus yang dikendalikannya. 6. Konselor harus bertanggung jawab mencari lembaga referensi jika terdapat kliennya mulai mengancam keselamatan orang lain.

Transcript of KONSELING INDIVIDU.pdf

Page 1: KONSELING INDIVIDU.pdf

5

Keterampilan Konseling

Karir dalam setting

Individual

Pengenalan Setiap individu memiliki sifat dan keadaan yang unik. Diantara mereka ada

yang nyaman menceritakan hal pribadi dalam suatu kelompok dan ada pula

yang merasa segan. Individu yang merasa malu membutuhkan layanan

secara individual. Sebagaimana dinyatakan oleh McLeod (2007), bahwa

konseling individual adalah keadaan seseorang yang membangun hubungan

khusus dengan seseorang yang terlatih yang bisa membantunya memecahkan

suatu masalah yang sulit diselesaikan oleh dirinya sendiri.

A. Tujuan Konseling Individual Konseling individual dalam konseling karir adalah untuk:

1. Membantu mendapatkan informasi karir yang sesuai dengan minat,

bakat, kemampuan dan prestasi akademik.

2. Membantu menyelesaikan masalah pemilihan karir.

3. Mengungkapkan pada jenis-jenis pekerjaan di sektor publik dan swasta

dengan mengadakan ceramah, pertunjukan video dan kunjungan ke

dunia industri dan perusahaan-perusahaan.

4. Memberikan kesadaran akan perencanaan karir yang harus dibuat sejak

awal.

B. Prinsip-prinsip Konseling Individual 1. Setiap konselor harus menghormati kejujuran klien untuk bertemu

dengannya karena meminta pertolongan.

2. Konselor harus menjelaskan persyaratan konseling kepada klien seperti

tempat dan hari bertemu, periode satu-satu sesi dan jenis-jenis pekerjaan

rumah yang harus dilakukan.

3. Konselor harus merujukkan klien itu kepada konselor yang lain jika

kasus yang ditangani di luar pengalamannya.

4. Konselor harus memberitahu klien bahwa semua informasi yang

diberikan adalah sulit.

5. Konselor bisa meminta pandangan dari konselor-konselor lain jika

ditemukan kesulitan-kesulitan dalam kasus yang dikendalikannya.

6. Konselor harus bertanggung jawab mencari lembaga referensi jika

terdapat kliennya mulai mengancam keselamatan orang lain.

Page 2: KONSELING INDIVIDU.pdf

C. Keterampilan Dasar Bimbingan dan Konseling

Konselor membutuhkan keterampilan-keterampilan dasar dalam

menjalankan sesi bimbingan dan konseling. Keterampilan itu adalah seperti

berikut:

1. Memberi Perhatian Konselor yang dapat memberikan perhatian yang teliti agar dapat

memahami masalah klien dengan baik. Selain itu, situasi ini akan

menimbulkan rasa hormat dan rasa aman bagi seseorang klien selain

berfungsi sebagai alat peneguhan dan memudahkan komunikasi. Justru, hal

itu akan membantu menjalin hubungan baik antara konselor dengan

kliennya.

Komponen-komponen Tingkah Laku Memberi Perhatian 1) Kedudukan tubuh (posture). Peringkat tubuh konselor harus condong ke

depan, yaitu ke arah klien. Hal ini penting untuk menunjukkan kepada

klien, bahwa konselor itu tertarik mendengar apa yang dikatakan klien.

Sembari, konselor dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mendapatkan

kondisi yang tenang.

2) Ekspresi muka. Ekspresi muka konselor harus berseri, menunjukkan

pembimbing itu siap menerima klien. Jika pembimbing bermuka masam

atau bermuram, situasi ini memberikan pesan yang klien itu mungkin

mengganggunya.

3) Tantangan mata. Konselor harus membalas tatapan mata dengan klien.

Kondisi ini menunjukkan pembimbing meminati apa yang dikatakan

klien dan bersama klien secara fisik dan mental. Namun, konselor harus

mengalihkan pandangan matanya jika ditemukan klien merasa malu.

Page 3: KONSELING INDIVIDU.pdf

4) Pertanyaan terbuka. Satu cara mendorong klien berbicara dengan

panjang lebar adalah dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Cara ini

memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara lebih banyak lagi.

Misalnya: "Coba ceritakan apa yang telah terjadi pada karir Anda."

5) Dorongan minimum untuk berbicara. Dorongan minimum termasuk

gerak isyarat, anggukan kepala, kata tunggal, perawakan tubuh atau

ulangan kata-kata penting yang menunjukkan konselor itu berminat akan

kata-kata klien. Dorongan minimum penting untuk mendorong klien itu

terus bercakap.contohnya: 'Mmm', A-ha ',' Ya ',' Jadi? '

Seorang konselor dapat menggunakan daftar koreksi untuk

memperhatikan tingkah lakunya selama konseling. Jika ada kelemahan-

kelemahan, konselor tersebut harus berusaha mengatasinya agar efektivitas

sesi konseling dapat ditingkatkan.

2. Keterampilan Mendengar

Setiap orang pernah merasa sedih, tertekan atau gelisah. Dalam kondisi

begini, kita butuh seseorang untuk mendengarkan masalah kita. Sebagai

seorang konselor, kita seharusnya belajar cara mendengar dengan efisien

sebelum bertindak membantu menyelesaikan masalah klien.

Dalam konseling karir, aktivitas yang dilakukan bukan merupakan tindakan

yang pasif. Menurut Cari Rogers, seorang konselor harus mendengarkan

secara aktif. Hal ini berarti, konselor harus melakukan sesuatu yang positif

agar masalah seseorang dapat dipahami dengan baik. Kondisi tersebut

melibatkan sikap dan tubuh yang mengirim pesan tanpa lisan kepada klien,

yaitu, "Pada saat ini, Anda adalah orang yang paling penting dalam dunia.

Kata-kata Anda menarik minat saya. Kebajikan Anda adalah paling penting

bagi saya." Dengan kata lain, tantangan mata dipertahankan. Tidak ada apa-

apa gangguan sehingga klien itu habis berbicara. Konselor memberikan

perhatian sepenuhnya dan menunjukkan minat yang murni terhadap kata-

kata klien.

Mendengar secara aktif tidak hanya mendengar tetapi memahami perasaan

klien dengan mendalam. Konselor tidak hanya berkata, "Saya mengerti

perasaan Anda," tetapi konselor merasakan apa yang sedang dirasakan oleh

klien. Hal ini berarti, konselor berkemahiran mendengar dengan empati.

Selain itu, situasi ini menunjukkan konselor dapat menyatakan kembali

dengan tepat ide-ide klien dan menyebut dengan tepat perasaan klien.

Perasaan terpendam klien juga dapat ditafsirkan dengan tepat oleh konselor.

Dengan kata lain, konselor dapat membuktikan kepada klien akan

kemampuan mendengar, memahami dan menerima apa yang disampaikan

kepadanya.

Page 4: KONSELING INDIVIDU.pdf

Mendengar secara aktif membawa dua manfaat. Pertama,

keterampilan ini dapat memberikan lebih banyak informasi untuk diskusi

dan tindakan lebih lanjut. Kedua, keterampilan ini memiliki efek terapeutik.

Berbicara kepada seorang pendengar yang aktif memungkinkan individu itu

mengungkapkan masalah yang dihadapinya dan hal ini berakibat pelepasan

emosi. Selain itu, pendengar yang aktif akan memberikan satu lagi efek, yaitu

perasaan penting sebagai seorang individu kepada orang yang

mengungkapkan segala masalahnya.

3. Keterampilan Bertanya

Setiap konselor harus memiliki keterampilan bertanya. Hal ini diperlukan

untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang sesuatu masalah klien.

Jenis-jenis pertanyaan yang bisa diajukan dua jenis, yaitu pertanyaan tertutup

dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tertutup biasanya

membutuhkan jawaban 'ya' atau 'tidak' sementara pertanyaan-pertanyaan

terbuka membutuhkan deskripsi dari klien. Karena pertanyaan-pertanyaan

tertutup tidak mendorong klien menguraikan tentang sesuatu, maka

informasi yang diperoleh terbatas. Sebaliknya pertanyaan-pertanyaan

terbuka akan memungkinkan konselor banyak memperoleh informasi.

Berikut adalah contoh pertanyaan-pertanyaan.

Pertanyaan tertutup

1) Konselor: Apakah kamu mempunyai masalah dengan rencana karir?

Klien: Ya.

2) Konselor: Sudahkah kamu mencarikan solusinya?

Klien: Belum.

3) Konselor: Apakah kamu merasa ssedang dilanda ketidakpastian karir?

Klien: Tidak.

4) Konselor: Maukah kamu bergabung menjadi laskar pembimbing karir?

Klien: Ya.

Dari contoh pertanyaan-pertanyaan di atas, adalah jelas bahwa informasi

yang diperoleh begitu terbatas sekali. Jadi, seseorang konselor harus berusaha

mengajukan lebih banyak pertanyaan terbuka dari pertanyaan tertutup.

Berikut adalah contoh pertanyaan-pertanyaan terbuka.

Pertanyaan Terbuka

Tipe pertanyaan-pertanyaan ini memungkinkan konselor banyak

memperoleh informasi dari klien. Dengan informasi yang mencukupi,

konselor akan dapat membentuk gambaran jelas tentang masalah yang

dihadapi oleh kliennya. Mari kita lihat beberapa contoh pertanyaan-

pertanyaan terbuka.

Page 5: KONSELING INDIVIDU.pdf

1) Apakah yang memotivasi kalian berminat dalam konseling karir ini?

2) Ceritakan isi do’a-do’a kalian berkenaan dengan keinginan karirmu?

3) Karir perlu perencanaan dan persiapan yang matang, namun pendapat

lain karir dipandang sebagai takdir saja. Bagaimana dengan Anda?

4) Bagaimana agar keterampilan yang Anda miliki dapat memperkuat

pencapaian karir yang cemerlang?

Pertanyaan-pertanyaan terbuka memudahkan klien menceritakan sesuatu

masalah dengan panjang lebar. Informasi yang cukup memudahkan konselor

menangani satu-satu masalah klien

4. Keterampilan Memahami Seseorang konselor harus berusaha memahami masalah sebelum

mencoba menyelesaikannya. Beberapa dari kita bersikap kurang sabar.

Setelah mendengar sesuatu masalah, kita terdorong menyelesaikannya

dengan cepat. Hal ini bukanlah cara yang efisien dalam usaha membantu.

Setelah berusaha memahami masalah, barulah konselor akan mendapat

gambaran yang lebih jelas dan akurat tentang kesulitan yang dihadapi oleh.

Dalam kondisi seperti ini, barulah konselor berupaya menolong

menyelesaikan masalahnya. Bagaimana konselor berusaha memperoleh

pemahaman yang lebih jelas tentang masalah? Mari kita teliti satu contoh

bagaimana konselor memandu klien agar mendapat satu gambaran jelas

tentang kesulitan yang menghadang karir.

Contoh satu

Konselor: Kamu menyatakan tiem seleksi berlaku tidak fair, tidak

meloloskan kamu dalam pilihan kompetisi karir yang baru?

Klien: Ya.

Konselor: Kamu rasa diperlakukan tidak adil?

Klien: Memang.

Konselor: Hal ini menyebabkan kamu merasa menuntut keadilan?

Klien: Tentu.

Contoh 2

Konselor: Coba kamu ceritakan apa yang Anda tidak adil itu!

Klien: Tim seleksi telah memilih calon yang yang menjadi anak dari

teman-temannya. Bukan saya yang tidak kompeten, atau

tidak menyiapkan diri. Dari lima kandidat yang terpilih

semuanya mempunyai relasi pertemanan. Mereka

melakukan tindak kkn. Ini jelas telah merugikan saya.

Konselor: Jadi, kamu merasa kecewa atas tindakan tim seleksi karir?

Page 6: KONSELING INDIVIDU.pdf

Klien: Ya. Memang beliau menentukan pilihan berdasarkan

hubungan pertemanan bukan profesionalitas.

Konselor: Kamu merasa kamu menjadi korban kkn?

Klien: Sudah jelas begitu. Saya merasa tertekan. Saya pikir ...

Keterampilan untuk memahami masalah klien harus diperkukuh

agar konselor memperoleh gambaran menyeluruh serta latar belakang suatu

masalah. Contoh di atas menunjukkan bagaimana konselor memandu (atau

klien) untuk menjelaskan masalahnya. Dalam konteks ini, konselor harus

berupaya mengemukakan pertanyaan secara bertahap agar suatu skenario

masalah dapat dikembangkan. Klien dalam kasus tersebut jelas mengalami

perasaan kecewa karena dia merasa telah menjadi korban. Dengan itu,

konselor harus membantunya mengendalikan rasa kecewa itu dan

menggantinya dengan perasaan dan tingkah laku yang konstruktif.

5. Keterampilan Berempati

Bila seseorang merasa sedih atau tertekan, kita harus mencoba berempati.

Keterampilan berempati adalah kemampuan konselor dalam memahami dan

merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien. Keterampilan ini penting

karena bukan saja dapat membantu memahami hal yang disebutkan oleh

klien tetapi dia juga merasakan perasaan yang dialaminya.

Berikut adalah contoh keterampilan berempati yang digunakan oleh

konselor.

Klien: kuliah Anda sudah tingkat akhir. Entah bagaimana saya

kemudian akan mendapat pekerjaan setelah jadi sarjana?

Konselor: Anda khawatir karena kuliah sudah hamper berakhir namun

merasa tidak mempunyai kepastian kerja setelah tamat

kuliah.

Respons atau pernyataan konselor mengandung dua aspek, yaitu aspek

kognitif dan aspek afektif (perasaan). Aspek kognitif itu adalah dia akan

segera menjadi sarjana sedangkan aspek afektif adalah perasaan khawatir

tidak mendapat pekerjaan yang layak.

Keterampilan berempati konselor akan membentuk gambaran kepada klien

bahwa konselor telah memahami ide dan perasaannya, dia terdorong untuk

menceritakan masalahnya dengan lebih lanjut. Hal ini penting untuk

membantu konselor memahami kesulitan klien dengan lebih lanjut dan jelas.

Page 7: KONSELING INDIVIDU.pdf

Bila skenario keseluruhan dicapai, barulah konselor berada dalam kondisi

yang baik untuk membantu klien menyelesaikannya masalahnya.

Kepentingan Empati Tanggapan konselor yang menunjukkan empati akan mendatangkan hasil

seperti berikut:

1) Membangun hubungan dengan klien. Bila klien menemukan bahwa

konselor bisa memahaminya, dia akan mengungkapkan masalahnya

dengan mudah.

2) Mendorong eksplorasi diri. Sesudah konselor menanggapi empati, akan

mulai mengeksplorasi situasi yang dihadapinya dengan lebih mendalam.

3) Memeriksa pemahaman dengan klien. Klien dapat memperbaiki respons

empati konselor yang kurang tepat.

4) Memberikan dukungan. Empati merupakan cara menyelami jiwa klien

dari aspek pengalaman, tingkah laku dan perasaan.

5) Melancarkan komunikasi. Empati biasanya mendorong klien berbicara

dengan lebih lanjut karena dia merasa konselor telah memahaminya.

6) Meningkatkan fokus. Empati memberikan fokus kepada isu penting yang

diutarakan oleh klien. Empati membantu klien dan pembimbing

memahami pengalaman, tingkah laku dan emosi klien.

7) Membatasi konselor. Empati memperlambat konselor untuk memberikan

nasihat terlalu awal. Empati mendorong klien memikirkan strategi yang

bisa digunakan dalam solusi masalahnya.

8) Mendorong tindakan klien. Empati mendorong klien untuk mengakui

masalahnya dan mencoba memahami masalahnya dengan mendalam,

menyusun strategi dan bertindak dengan tegas.

6. Interpretasi Konselor membuat interpretasi karena hendak meyakinkan

pemahaman masalah yang dikemukakan klien. Dia akan mementingkan

aspek intelektual kata-kata klien. Interpretasi memungkinkan konselor

memperoleh satu gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang

dihadapi klien.

Hal-hal berikut harus diberi perhatian saat konselor membuat

interpretasi:

• Gunakan kata-kata sederhana yang bisa dipahami oleh klien.

• Jangan berikan terlalu banyak interpretasi pada sesi awal.

• Toleransi dan penghormatan klien harus ada agar klien tidak dipaksa

menerima sesuatu interpretasi.

Contoh 1

Klien: Saya banyak berdo’a untuk kegemilangan karir saya,

walaupun hasilnya tidak seperti yang saya minta pada

Tuhan.

Page 8: KONSELING INDIVIDU.pdf

Konselor: Anda mencoba bahwa berdo’a merupakan upaya untuk

kegemilangan karir Anda, dan kini Anda memerlukan

rekonseptual mengenai do’a yang mustajab.

Contoh 2

Klien: Saya telah belajar dengan keras dan mendapat nilai bagus.

Namun keadaan ini tidak membuat saya otomatis mulus

dalam berkarir.

Konselor: Dari apa yang Anda katakan tentang belajar keras dan

pencapaian nilai belajar yang sangat baik anda merasa tidak

otomatis mendapat karir yang gemilang. Benarkan

demikian?

7. Pengungkapan diri Pengungkapan diri merupakan satu keterampilan yakni konselor berbagi

informasi atau pengalaman diri sendiri dengan klien. Hal ini bisa dilakukan

jika informasi itu relevan serta dapat mendatangkan kelegaan kepada klien.

Klien: Ini yang kedua kalinya saya mencoba mengikuti seleksi

penerimaan karyawan baru.

Konselor : Itu bukan hal luar biasa. Saya pun mengikuti seleksi dalam

jabatan seperti ini sebanyak tiga kali sebelum akhirnya saya

diterima dan menduduki jabatan penting.

Contoh di atas, konselor berbagi informasi diri yang bisa menyebabkan

merasa lega dan nyaman. Klien dapat merasakan bahwa bukan dia seorang

saja yang berada dalam kondisi tersebut.

8. Parafrasa Sesi konseling diperlukan waktu 30 sampai 45 menit. Dalam kondisi

demikian, terlalu banyak hal yang telah dicurahkan oleh klien. Jadi, adalah

wajar untuk seseorang konselor meringkas pernyataan klien dari waktu ke

waktu. Keterampilan seperti ini disebut parafrasa yang bertujuan

memungkinkan konselor memeriksa pemahamannya tentang masalah yang

disampaikan.

Contoh

Klien: Saya harus mendapat posisi penting di pusahaan saya tempat

bekerja. Prestasi kerja saya selama ini sudah sangat baik baik.

Saya telah membuat rencana kerja dengan baik. Semua yang

Page 9: KONSELING INDIVIDU.pdf

saya targetkan tercapai dengan hasil memuaskan. Kapan

gerangan saya bisa naik tingkat pada jabatan penting.

Konselor: Tampaknya saudari optimis akan mendapatkan kenaikan

tingkat dalam jabatan di tempat kerja. Indikasi itu logis, atas

pencapaian prestasi kerja selama ini. Bagaimana promosi

jabatan penting yang akan datang dapat saudara raih.

Contoh di atas memperjelas, bahwa parafrasa dapat meningkatkan memori

konselor terhadap isi-isi penting yang telah disebutkan oleh klien. Pada

waktu yang sama, parafrasa juga bisa meningkatkan pemahaman diri klien

tentang masalah-masalah yang dihadapinya. Parafrasa menimbulkan

kesadaran diri yang berikutnya mungkin akan memberikan pandangan

kepada klien untuk menyelesaikan masalah-masalahnya.

9. Konfrontasi

Keterampilan konfrontasi digunakan ketika konselor menemukan apa yang

dinyatakan oleh klien berbeda dari tindakannya. Misalnya, seorang mungkin

telah berjanji bahwa dia akan mempersiapkan keterampilan karir yang

diperlukan. Akan tetapi sampai pada masa promosi jabatan, dia masih belum

juga memiliki keterampilan yang dipersyaratkan. Kondisi seperti ini jelas

menunjukkan bahwa konfrontasi bisa digunakan untuk menyadarkan bahwa

kata-katanya berbeda diripada tindakannya.

Klien atau mungkin merasa tergugah ketika konselor bimbingan

mulai menggunakan konfrontasi. Dengan itu, klien mungkin akan

mengakhiri sesi bimbingan dan tidak ingin bertemu dengan konselor lagi.

Karena itu, adalah elok jika konfrontasi hanya digunakan ketika dirasakan

hubungan antara konselor bimbingan dengan klien adalah ramah dan benar-

benar kokoh. Konfrontasi bisa mempercepat proses konseling karena dapat

menimbulkan kesadaran dalam diri dengan cepat. Di samping itu,

konfrontasi mendorong untuk mengubah tingkah lakunya agar sesuai

dengan kata-katanya.

10. Senyap Dalam sesi konseling, ada kalanya terjadi kesenyapan. Penghentian

sementara ini memiliki berbagai arti. Klien berhenti berbicara karena dia

merasa tidak nyaman untuk memberikan informasi lebih lanjut. Mungkin dia

sedang mengadakan eksplorasi diri, yaitu dia akan mendapat pandangan

terhadap masalah yang dihadapinya. Ada kemungkinan klien itu sedang

mencari ide dan perasaan untuk disampaikan. Jika bisa, biarlah klien itu

berbicara setelah kesenyapan itu. Untuk memecahkan kesenyapan, konselor

dapat menggunakan reaksi berikut:

1. Tampaknya, saudari sedang memikirkan sesuatu. Bisa saya berbagi?

2. Mungkin saudara sudah tersedia untuk berbagi dengan saya tentang apa

yang dipikirkan tadi.

Page 10: KONSELING INDIVIDU.pdf

3. Saya kira saudari ada sesuatu yang ingin disampaikan. Silahkan

ceritakan.

11. Keterampilan Ketika Ini (Immediacy) Konselor mungkin dapat memprediksi perasaan klien dari waktu ke

waktu. Misalnya, ketika mencoba melihat jam tangan beberapa kali,

kemungkinan dia sudah merasa bosan dengan sesi konseling yang panjang

itu. Kemungkinan ini dia ada janji yang lain. Pada masa itu, konselor bisa

berbicara dalam suasana 'di sini dan ketika mi' [here and now).

Misalnya, konselor bisa mengatakan kepada bahwa “Anda kelihatan sudah

lelah dengan sesi itu dan adalah "baik jika sesi itu ditunda saja. Sebenarnya,

keterampilan ketika ini (immediacy) merupakan pengakuan tentang apa yang

terjadi sini dan pada saat ini. Keterampilan ketika ini harus digunakan

dengan waspada karena dapat menyinggung perasaan klien.

12. Merangkum Tindakan konselor untuk membuat rangkuman merupakan proses

menyimpulkan segala yang dibahas dalam sesi konseling. Merangkum akan

mengutamakan hal-hal penting yang telah dibahas bersama-sama klien.

Merangkum merupakan cara mengakhiri setiap sesi konseling. Hal ini

memungkinkan konselor mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam

tentang seseorang klien serta membantunya meninjau kemajuan yang telah

dicapai. Bahasa yang digunakan oleh konselor harus mudah dan jelas.

Contoh

"Mari kita coba rangkum apa yang telah dibahas. Saudari meyakini perlu

merencanakan karir agar tercapai kemantapan pekerjaan. Untuk ini, saudari

akan menuliskan tujuan karir yang akan diwujudkan, dan akan memetakan

pencapaian dalam perencanaan waktu yang terukur. Kesulitan dalam

menetapkan tujuan karir dan cara mencapainya akan kita perbincankan pada

sesi berikutnya."

D. TAHAPAN DALAM BIMBINGAN

Dalam upaya mewujudkan suasana bimbingan dan penyuluhan

karier yang kondusif, maka diperlukan pengusaan sejumlah keterampilan

menciptakan suasana dan komunikasi bimbingan karier yang baik, antara

lain (1) pelibatan (2) eksplorasi, (3) pemahaman (4) bertindak.

Pada tiap pase terdapat aktivitas dan keterampilan pembimbing. Pada

Page 11: KONSELING INDIVIDU.pdf

pase Keterlibatan, pembimbing melibatkan konseli dengan menggunakan

attending skills, seperti merapikan meja; mengamati isyarat-isyarat

nonverbal; mendengarkan dan menunjukkan penerimaan. (Keterampilan ini

ada dalam fase-fase selanjutnya).

Pada pase Eksplorasi, pembimbing membantu konseli menggali aspek-aspek

penting dengan menggunakan responding skills, seperti Refleksi dan

Klarifikasi Perasaan; Permintaan untuk Melanjutkan;Pertanyaan-Pertanyaan

spesifik

Pada pase Pemahaman, terdapat kegiatan membantu konseli memahami diri

berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan menerima tanggung jawab

terhadap masalah itu, dengan menggunakan personalizing skills, seperti

Refleksi, Klarifikasi, Interpretasi, Konfrontasi, Diagnosis, Penyajian

Alternatif-Alternatif, Pemberian Umpan Balik.

Dalam pase Bertindak, pembimbing membantu konseli menuangkan

kemauan untuk mencapai tujuan dalam bentuk rencana urutan langkah kerja

yang konkret, dengan menggunakan initiating skills, seperti Pemberian

Struktur, Penyelidikan, Pemberian Informasi, Usul/Saran, Pemberian Umpan

balik, Dukungan/Bombongan.