KONJUNGTIVITIS

9
KONJUNGTIVITIS Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa. Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair. Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata. Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata. Gambar anatomi konjungtiva

description

Y

Transcript of KONJUNGTIVITIS

Page 1: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa.

Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya, selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair. Konjungtivitis papiler raksasa adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh intoleransi mata terhadap lensa kontak. Biasanya mengenai kedua mata, terasa gatal, banyak kotoran mata, air mata berlebih, dan kadang muncul benjolan di kelopak mata. Konjungtivitis virus biasanya tidak diobati, karena akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun demikian, beberapa dokter tetap akan memberikan larutan astringen agar mata senantiasa bersih sehingga infeksi sekunder oleh bakteri tidak terjadi dan air mata buatan untuk mengatasi kekeringan dan rasa tidak nyaman di mata.

Gambar anatomi konjungtiva

Page 2: KONJUNGTIVITIS

KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL

Konjungtivitis bakteri akut

DefinisiPeradangan pada konjungtiva yang disebabkan Oleh Streptokokus, Corynebacterium diptherica, Pseudomonas, neisseria, dan hemophilus. Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial: akut (dan subakut) dan menahun. Penyebab konjungtivitis bakteri paling sering adalah Staphylococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus.

Konjungtivitis bacterial akut dapat sembuh sendiri bila disebabkan mikroorganisme seperti Haemophilus influenza. Lamanya penyakit dapat mencapai 2 minggu jika tidak diobati dengan memadai. Konjungtivitis akut dapat menjadi menahun. Konjungtivitis purulen yang disebabkan Neisseria gonorroeae atau Neisseria meningitides dapat menimbulkan komplikasi berat bila tidak diobati secara dini.

Pemeriksaan· Pemeriksaan tajam penglihatan· Pemeriksaan segmen anterior bola mata· Sediaan langsung (swab konjungtiva untuk pewarnaan garam) untukmengindentifikasi bakteri, jamur dan sitologinya.

Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke sebelah oleh tangan. Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan kuman seperti seprei, kain, dll.

Pemeriksaan LaboratoriumPada kebanyakan kasus konjungtivitis bacterial, organism dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini mengungkapkan banyak neutrofil polimorfonuklear. Kerokan konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan disarankan untuk semua kasus dan

Page 3: KONJUNGTIVITIS

diharuskan jika penyakit itu purulen, bermembran atau berpseudomembran. Studi sensitivitas antibiotika juga baik, namun sebaiknya harus dimulai terapi antibiotika empiric. Bila hasil sensitifitas antibiotika telah ada, tetapi antibiotika spesifik dapat diteruskan.

TerapiPrinsip terapi dengan obat topical spectrum luas. Pada 24 jam pertama obat diteteskan tiap 2 jam kemudian pada hari berikutnya diberikan 4 kali sehari selama 1 minggu. Pada malam harinya diberikan salep mata untuk mencegah belekan di pagi hari dan mempercepat penyembuhan. Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bacterial tergantung temuan agenmikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai denganterapi topical antimikroba. Pada setiap konjungtivitis purulen, harus dipilih antibiotika yang cocok untuk mengobati infeksi N gonorroeae, dan N meningitides.

Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan secara khusus hygiene perorangan.

Perjalanan dan PrognosisKonjungtivitis bakteri akut hampir selalu sembuh sendiri, infeksi dapat berlangsung selama 10-14 hari; jika diobati dengan memadai, 1-3 hari, kecuali konjungtivitis stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap mnehun) dan konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitis). Karena konjungtiva dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus adalah septicemia dan meningitis. Konjungtivitis bacterial menahun mungkin tidak dapat sembuh sendiri danmenjadi masalah pengobatan yang menyulitkan.

Pencegahan Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan Sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya

bersih-bersih. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang

sakit.· Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.

Konjungtivitis GonoreMerupakan radang konjungtiva akut dan hebat disertai dengan sekret purulen. Gonokok merupakan kuman yang sangat patogen, virulen dan bersifat invasif, sehingga reaksi radang terhadap kuman ini sangat berat. Infeksi pada neonatus terjadi pada saat berada pada jalan kelahiran, sedang pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang menderita penyakit tersebut.Gejala

· Konjungtiva yang kaku, dan sakit saat perabaan· Kelopak mata membengkak dan kaku sehingga sukar di buka.· Terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal superior, sedangkan konjungtiva

bulbi merah.· Pada stadium supuratif terdapat sekret yang kental.·

Pemeriksan dan diagnosis· Pemeriksaan sekret dan pewarnaan metilen blu dimana dapat terlihat diplokok

Page 4: KONJUNGTIVITIS

di dalam sel leukosit.

Pengobatan· Penisilin Salep dn Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB selama 7 hari

Konjungtivitis Angular

Konjungtivitis Angular terutama didapatkan di daerah kantus interpalpebra. Disebabkan oleh Basil Moraxella Axenfeld.

Gejala· Ekskoriasi kulit di sekitar daerah meradang· Sekret mukopurulen· Pasien sering mengedip

PengobatanTetrasiklin dan basitrasin

Konjungtivitis mukopurulenKonjungtivitis mukopurulen merupakan konjungtivitis dengan gejala umum konjungtivitis kiataral mukoid yang disebabkan oleh Staphylococcus atau basil Koch Weeks.

Gejala· Hiperemi konjungtiva· Sekret berlendir yang mengakibatkan kedua kelopak mata melekat terutama saat

bangun pagi.

KONJUNGTIVITIS VIRUS

Konjungtivitis virus biasanya mengenai satu mata. Pada konjungtivitis ini, mata sangat berairng akan mengenai mata lainnya. Kotoran mata ada, namun biasanya sedikit.

a). Demam Faringokonjungtival

Terutama mengenai remaja yang disebarkan secara droplet atau kolam renang. Masa inkubasi 5-12 hari, dan menularkan selama 12 hari, dan bersifat epidemik. Mengenai satu mata yang akan mengenai mata lainnya dalam minggu berikutnya.

Tanda dan gejalaDemam Faringokonjungtival ditandai oleh demam 38,340C, sakit tenggorokan, dan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata. Folikuler sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa faring. Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit kekeruhan daerah subepitel. Yang khas adalah limfadenopati

Page 5: KONJUNGTIVITIS

preaurikuler (tidak nyeri tekan). Berjalan akut dengan gejala penyakit hiperemia konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak benkak dengan pseudomembran.

LaboratoriumDemam faringokonjungtival umumnya disebabkan oleh adenovirus tipe 3 dan kadang – kadang oleh tipe 4 dan 7. Dengan berkembangnya penyakit, virus ini dapat juga didiagnosis secara serologic dengan meningkatnya titer antibody penetral virus. Diagnosis klinis adalah hal mudah dan jelas lebih praktis. Kerokan konjungtiva terutama mengandung sel mononuclear, dan tak ada bakteri yang tumbuh pada biakan.

TerapiTidak ada pengobatan spesifik. Konjungtivitisnya sembuh sendiri, umumnya dalam sekitar 10 hari. Diberikan kompres pengobatan biasanya sistomatik dan pada kasus yang berat diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

b). Keratokonjungtivitis Epidemika

Tanda dan gejalaKeratokonjungtivitis epidemika umumnya bilateral. Awalnya sering pada satu mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa ada infeksi dengan nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti dalam 5-14 hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. Sensai kornea normal. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas. Edema palpebra, kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan perdarahan konjungtiva sering muncul dalam 48 jam. Dapat membentuk pseudomembran dan mungkin diikuti parut datar atau pembentukan symblepharon.

Konjungtivitis berlangsung paling lama 3-4 minggu. Kekeruhan subepitel terutama terdapat di pusat kornea, bukan di tepian, dan menetap berbulan-bulan namun menyembuh tanpa meninggalkan parut. Keratokonjungtiva epidemika pada orang dewasa terbatas pada bagian luar mata. Namun, pada anak-anak mungkin terdapat gejala sistemik infeksi virus seperti demam, sakit tenggorokan, otitis media, dan diare.

LaboratoriumKeratokonjungtiva epidemika disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29, dan 37 (subgroub D dari adenovirus manusia). Virus-virus ini dapat diisolasi dalam biakan sel dan diidentifikasi dengan tes netralisasi. Kerokan konjungtiva menampakkan reaksi radang mononuclear primer; bila terbentuk pseudomembran, juga terdapat banyak neutrofil.

Page 6: KONJUNGTIVITIS

PencegahanBahaya kontaminasi botol larutan dapat dihindari dengan dengan memakai penetes steril pribadi atau memakai tetes mata dengan kemasan unit-dose. Cuci tangan secara teratur di antara pemeriksaan dan pembersihan serta sterilisasi alat-alat yang menyentuh mata khususnya tonometer juga suatu keharusan.

TerapiSekarang ini belum ada terapi spesifik, namun kompres dingin akan mengurangi beberapa gejala. kortikosteroid selama konjungtivitis akut dapat memperpanjang keterlibatan kornea sehingga harus dihindari. Agen antibakteri harus diberikan jika terjadi superinfeksi bacterial.

c). Konjungtivitis Herpetik

Konjungtivitis Herpes Simpleks

Tanda dan gejalaKonjungtivitis virus herpes simplex biasanya merupakan penyakit anak kecil, adalah keadaan yang luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah unilateral, iritasi, bertahi mata mukoid, sakit, dan fotofobia ringan. Pada kornea tampak lesi-lesi epithelial tersendiri yang umumnya menyatu membentuk satu ulkus atau ulkus-ulkus epithelial yang bercabang banyak (dendritik). Konjungtivitisnya folikuler. Vesikel herpes kadang-kadang muncul di palpebra dan tepian palpebra, disertai edema hebat pada palpebra. Khas terdapat sebuah nodus preaurikuler yang terasa nyeri jika ditekan.

Konjungtivitis varisela-zosterVirus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion Gaseri saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata. Herpes zoster dapat mengenai semua umur dan umumnya pada usia lebih dari 50 tahun. Herpes zoster dan varisela memberikan gambaran yang sama pada konjungtivitis seperti mata hiperemia, vesikel dan pseudomembran pada konjungtiva, papil, dengan pembesaran kelenjar preurikel. LaboratoriumTidak ditemukan bakteri di dalam kerokan atau dalam biakan. Ditemukannya sel – sel epithelial raksasa multinuclear pada pewarnaan giemsa, kultur virus, mempunyai nilai diagnostic.

TerapiPengobatan denga kompres dingin. Pada saat ini asiklovir 400mg/hari selama 5 hari merupakan pengobatan umum. Pada 2 minggu pertama dapat diberikan analgetika untuk mengurangi rasa sakit.

d). Konjungtivitis Hemoragika Epidemik Akut

EpidemiologiSemua benua dan kebanyakan pulau di dunia pernah mengalami epidemic besar konjungtivitis konjungtivitis hemoregika akut ini. Konjungtivitis ini disebabkan oleh virus

Page 7: KONJUNGTIVITIS

pikorna atau enterovirus 70. Masa inkubasi virus ini pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari).

Tanda dan GejalaKedua mata terasa sakit, fotofobia, sensasi benda asing, banyak mengeluarkan air mata, merah, edema palpebra, dan hemoragi subkonjungtival. Kadang-kadang terjadi kemosis. Hemoragi subkonjungtiva umumnya difus, namun dapat berupa bintikbintik pada awalnya, dimulai di konjungtiva bulbi superior dan menyebar ke bawah. Kebanyaka pasien mengalami limfadenopati preaurikuler, folikel konjungtiva, dan keratitis epithelial. Demam, malaise, mialgia, umum pada 25% kasus.

TerapiPenyakit ini dapat sembuh sendiri (5-7hari) sehingga pengobatan hanya simptomatis Tidak ada pengobatan yang pasti.

NAMA : I Nyoman Ardi WidiatmikaNIM : H1A 010 042

Tinjauan Pustaka

Ilyas, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Penerbit FKUI : Jakarta.

Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan-Eva,P. 2007. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Penerbit

EGC : Jakarta.