Konflik Sampit

7
KONFLIK SOSIAL SAMPIT Konflik Sampit yang terjadi pada Februari 2001 merupakan salah satu rangkaian konflik yang telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya. Tabel 1.1. Perjalanan Konflik Etnis Madura dan Etnis Dayak No Tahun Lokasi Kronologi Peristiwa 1 1972 Palangkaraya Seorang gadis dayak digodai dan diperkosa. Diselesaikan dengan perdamaian menutut hukum adat. 2 1982 - Pembunuhan terhadap seorang Dayak oleh Orang Madura. Pelakunya tidak ditangkap, pengusutan hukum tidak ada. 3 1983 Kec. Bukit Batu, Kasongan Seorang Etnis Dayak dibunuh, perkelahian 30 Orang Madura melawan satu Orang Dayak. Dilakukan perdamaian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, isinya: Jika Orang Madura mengulangi perbuatan jahatnya, mereka siap untuk keluar dari Kalimantan Tengah. 4 1996 Palangkaraya Seorang gadis dayak diperkosa di gedung Bioskop Panala oleh Seorang Madura, lalu dibunuh secara kejam. Penyelesainannya dihukum ringan. 5 1997 Desa Karang Langit, Barito Selatan Orang Dayak dikeroyok oleh Orang Madura, dengan perbandingan 2:40, dan Orang Madura meninggal semua. Orang Dayak ditindak dengan hukuman berat, padahal dalam konteks membela diri 6 1997 Desa Tumbang Samba, Kec. Katingan Seorang anak laki-laki dibunuh oleh seorang Suku Madura penjual sate. Padamulanya pertikaian antara Tukang Sate dengan pemuda Dayak, namun ketika dikejar tidak didapat. Maka, Seoarang anak yang kebetulan lewat pada akhirnya menjadi korban.

description

dampak konflik di sampit

Transcript of Konflik Sampit

Page 1: Konflik Sampit

KONFLIK SOSIAL SAMPIT

Konflik Sampit yang terjadi pada Februari 2001 merupakan salah satu rangkaian konflik yang telah terjadi bertahun-tahun sebelumnya.

Tabel 1.1. Perjalanan Konflik Etnis Madura dan Etnis Dayak

No Tahun Lokasi Kronologi Peristiwa1 1972 Palangkaraya Seorang gadis dayak digodai dan diperkosa. Diselesaikan

dengan perdamaian menutut hukum adat.2 1982 - Pembunuhan terhadap seorang Dayak oleh Orang Madura.

Pelakunya tidak ditangkap, pengusutan hukum tidak ada.3 1983 Kec. Bukit Batu,

KasonganSeorang Etnis Dayak dibunuh, perkelahian 30 Orang Madura melawan satu Orang Dayak. Dilakukan perdamaian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, isinya: Jika Orang Madura mengulangi perbuatan jahatnya, mereka siap untuk keluar dari Kalimantan Tengah.

4 1996 Palangkaraya Seorang gadis dayak diperkosa di gedung Bioskop Panala oleh Seorang Madura, lalu dibunuh secara kejam. Penyelesainannya dihukum ringan.

5 1997 Desa Karang Langit, Barito Selatan

Orang Dayak dikeroyok oleh Orang Madura, dengan perbandingan 2:40, dan Orang Madura meninggal semua. Orang Dayak ditindak dengan hukuman berat, padahal dalam konteks membela diri

6 1997 Desa Tumbang Samba, Kec. Katingan

Seorang anak laki-laki dibunuh oleh seorang Suku Madura penjual sate. Padamulanya pertikaian antara Tukang Sate dengan pemuda Dayak, namun ketika dikejar tidak didapat. Maka, Seoarang anak yang kebetulan lewat pada akhirnya menjadi korban.

7 1998 Palangkaraya Orang Dayak dikeroyok oleh empat Orang Madura, pelaku tidak dapat ditangkap dan korban meninggal. Tidak ada penyelesaian secara hukum.

8 1999 Palangkaraya Seorang petugas Ketertiban Umum (Tibum) dibacok oleh Seorang Madura. Pelakunya ditahan, namun esoknya dibebaskan tanpa tuntutan hukum.

9 1999 Palangkaraya Seorang Dayak dikeroyok beberapa Orang Madura, terkait masalah sengketa tanah. Dua orang dayak meninggal. Pembunuh lolos karena pergi ke Pulau Jawa. Saksi yang berasal dari Suku Jawa di hukum 1,5 tahun.

10 1999 Desa Pangkut, Kec. Arut Utara, Kab. Kota Waringin Barat

Perkelahian massal antara Suku Dayak dan Madura karena Orang Madura memaksa mengambil emas pada saat Suku Dayak menambang emas. Tidak ada penyelesaian hukum.

11 1999 Desa Tumbang Samba

Terjadi penikaman terhadap suami isteri Orang Dayak oleh tiga Orang Madura. Biaya perawatan ditanggung Pemda.

Page 2: Konflik Sampit

Pelaku tidak ditangkap, karena sudah pergi ke Pulau Jawa.12 2000 Desa Pungkut, Kota

Waringin Barat.Satu keluarga Suku Dyak meninggal dibunuh oleh Orang Madura, pelaku pembunuhan lari. Tidak ada penyelesaian hukum.

13 2000 Palangkaraya Satu Orang Dayak meninggal dikeroyok oleh Suku Madura di depan Gereja Imanuel. Pelaku lari dan tidak ada proses hukum.

14 2000 Desa Kereng Pangi, Kasongan.

Terjadi pembunuhan terhadap seorang Suku Dayak, dikeroyok oleh Orang Madura. Pelaku kabur, pergi ke Pulau Jawa. Tidak ada penyelasaian hukum.

15 2001 Sampit Konflik Sampit

Kronologis konflik Sampit yang terjadi dimulai pada tanggal 18 Februari 2001 diawali oleh terjadinya perkelahian antara Suku Madura dengan kelompok Suku Dayak di Jalan Padat Karya, yang mengakibatkan lima orang meninggal dunia dan satu orang luka berat, kesemuanya berasal dari Suku Madura. Setelah itu terjadi pembakaran rumah Suku Dayak sebanyak dua buah, yang dilakukan oleh Suku Madura dan satu rumah lagi dijarah. Kejadian ini mengakibatkan tiga orang meninggal yang kesemuanya berasal dari Suku Dayak. Kerusuhan semakin berkembang dan terjadi pembalasan antar suku yang pada akhirnya kerusuhan tersebut merambat hingga ke Kota Palangkaraya, berdasarkan laporan LMMDDKT, tercatat bahwa korban meninggal sebanyak 383 orang, korban luka-luka 38 orang, korban materiil 793 rumah terbakar, 48 buah rumah rusak, dan sebanyak 57.492 orang dievakuasi melalui laut untuk kembali ke Pulau Madura. (Laporan LMMDKT, 2001).

PENYEBAB

Menurut Dr Thamrin Amal Tomagola, sosiolog dari Universitas Indonesia, ada empat faktor utama akar konflik di Kalimantan, yaitu;

Terjadinya proses marginalisasi suku Dayak. Pendidikan yang minim dan sedikitnya warga Dayak yang bisa menikmati pendidikan mengakibatkan sedikitnya warga Dayak yang duduk di pemerintahan daerah. Pemerintahan daerah lebih banyak di pegang oleh warga pendatang.

Penempatan transmigran di pedalaman Kalimantan yang mengakibatkan singgungan hutan. Hutan bagi masyarakat Dayak adalah tempat tinggal dan hidup mereka. Ketika transmigran ditempatkan di pedalaman Kalimantan, dan mereka melakukan penebangan hutan, kehidupan masyarakat Dayak terganggu. Sejak tahun 1995 para transmigran di tempatkan di pedalaman Kalimantan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu menempatkan transmigran di pesisir. Para pendatang baru inilah, yang dikenal keras dan pembuat masalah, tidak seperti pendatang-pendatang sebelumnya. Selain soal transmigrasi, pemerintah juga telah memberikan keleluasaan bagi para pengusaha untuk membuka hutan melalui HPH.

Masyarakat Dayak kehilangan pijakan, terganggunya harmoni kehidupan masyarakat Dayak mengakibatkan masyarakat Dayak kehilangan pijakan. Kekuatan adat menjadi

Page 3: Konflik Sampit

berkurang. Kebijakan-kebijakan pemerintah telah menghilangkan atau mengurangi identitas mereka sebagai masyarakat adat.

Hukum yang tidak dijalankan dengan baik mengakibatkan banyaknya terjadi tindak kekerasan dan kriminal yang dibiarkan. Proses pembiaran ini berakibat pada lemahnya hukum dimata masyarakat, sehingga masyarakat menggunakan caranya sendiri untuk menyelesaikan berbagai persoalan, diantaranya dengan menggunakan kekerasan.

DAMPAK

Dampak yang ditimbulkan akibat konflik tersebut yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun tidak hanya merugikan penduduk sekitar tetapi juga merugikan negara. Kerugian yang ditimbulkan dari konflik tersebut terhadap negara adalah sulitnya investor masuk untuk menanamkan modalnya karena para investor menganggap jika ia menanamkan modalnya maka resiko yang ia akan hadapi terlalu besar selain itu memburuknya nama Indonesia di mata dunia. Hal ini menimbulkan citra negatif tersendiri bagi Indonesia terlebih lagi Indonesia merupakan negara dunia ketiga yang membutuhkan bantuan terhadap negara maju. Jika pencitraan negatif telah diberikan kepada Indonesia maka sulit sekali bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak asing.

Dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat adalah timbulnya rasa ketakutan tidak hanya dari kedua etnis tersebut saja tetapi juga bagi masyarakat lain yang berbeda etnis tapi tinggal di daerah konflik. Mereka akan takut apabila menjadi korban selanjutnya atau mereka takut untuk berusaha dan bekerja karena mementingkan keselamatan mereka masing-masing. Hal ini menimbulkan ketidakproduktifan masyarakat dan hingga akhirnya banyak sekali orang yang akan kehilangan mata pencahariannya.

Selain itu hilangnya korban nyawa, yang sangat disayangkan adalah hilangnya korban nyawa yang tidak berdosa seperti anak-anak. Konflik di Kalimantan Barat ini tidak pandang bulu dalam melakukan aksinya. Mereka sering sekali melakukan tindakan kekerasan pada anak-anak yang tidak memiliki kesalahan apapun. Selain itu kerusakan rumah atau fasilitas umum yang menyebabkan sebagian orang tidak memiliki rumah lagi akibat rumahnya itu dibakar atau dirusak oleh salah satu etnis yang marah. Mereka terpaksa harus mencari tempat perlindungan sementara dan dengan kejadian seperti itu maka akan menimbulkan trauma tersendiri bagi anak-anak.

Dampak lain yang penting adalah pada relasi sosial di Kalteng, yakni segregasi sosial antara warga Madura dan non-Madura, yang setelah konflik terlihat semakin lebar. Warga non-Madura (Dayak dan lainnya) cenderung menyalahkan perilaku Madura atas sebab terjadinya konflik. Oleh sebab itu, kembalinya Madura ke Kalteng dikuatirkan akan memicu konflik berikutnya, karena perilaku ini sangat melekat dengan kultur Madura. Selain itu, terhadap dinamika politik lokal kiranya terjadi secara tidak langsung. Setelah konflik pemekaran beberapa kabupaten dilakukan dan ini agaknya dapat mengadopsi kompetisi dan kepentingan politik elit lokal sekaligus menurunkan tensi konflik. Kehadiran warga Madura mungkin saja tidak terkait langsung dengan kompetisi politik lokal, namun dapat menjadi obyek dan korban dari kompetisi tersebut.

Page 4: Konflik Sampit

TINDAKAN SEBELUM

Selain itu dalam sudut pandang kewarganegaraan, seharusnya pemerintah menaati undang-undang Dasar yang telah ditetapkan mengenai persamaan kedudukan warga negara dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam kasus konflik ini terlihat sekali, bahwa suku dayak sangat terdeskriditkan diwilayah mereka sendiri, justru masyarakat suku Madura yang berkuasa. Pemerintahpun kurang melakukan pemerataan dalam berbagai aspek untuk masyarakat suku dayak. Pendidikan, kesejateraan, tanah adat, dan lain sebagainya banyak terlupakan untuk masyarakat suku dayak. Sehingga, tak heran apabila ketika masayrakat suku Madura masuk kewilayah sampit. Mereka dapat mendominasi wilayah itu secara pesat. Karena landasan mereka adalah hukum Indonesia, bukan Hukum Adat Dayak yang tidak diakui keberadaannya oleh pemerintah.

TINDAKAN SESUDAH

Secara sosiologis, secara umum ada dua metode dalam penanggulangan masalah sosial, yaitu metode yang bersifat preventif dan metode yang bersifat represif. Metode preventif dilakukan dengan mengadakan penelitian yang mendalam terhadap kemungkinan gejala-gejala sosial yang dapat menimbulkan masalah sosial. Sedangkan metode represif adalah proses penanggulangan secara langsung terhadap masalah sosial yang sedang tumbuh dan dirasakan oleh masyarakat. Artinya, tindakan penanggulangan baru akan dilakukan setelah gejala-gejala sosial itu dapat dipastikan sebagai masalah social.

Metode analisis dan perencanaan sosial pun dapat dilakukan untuk menangani konflik sampit ini. yaitu dengan cara melakukan penelitian-penelitian secara ilmiah. Para penelitinya mengumupulkan data sebagai dasar untuk mencari penyebab-penyebab timbulnya masalah sosial yang sedang terjadi atau secara langsung menerapkan hasil keputusan pemikiran-pemikiran tertentu untuk meniadakan masalah sosial tersebut. Metode ini tidak semata-mata mendasarkan pada kenyataan yang ada, tetapi juga mempertimbangkan cara-cara yang bersifat tradisional. Metode ini berusaha menyesuaikan diri terhadap kebiasaan-kebiasaan masyarakat, sebab jika tidak akan sulit dapat bekerja sama dengan msayarakat desa, lantara mereka biasanya bersifat konsservatif. Penerapan metode ini selalu disertai oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu terhadap nilai-nilai sosial berserta adat istiadat masyarakat setempat agar terdapat keseimbangan dan kerjasama yang harmonis dalam usaha penanggulangan masalah-masalah sosial tersebut. Dan perencanaan sosial ialah metode yang didasarkan pada fakta-fakta menurut hasil penelitian ilmiah dan bukan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis atau penelitian-penelitian tanpa perhitungan. Pemikirannya adalah usaha yang berorientasi pada masa depan dengan ukuran waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Perencanaan sosial berarti usaha memperhitungkan dan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih serasi sesuai dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara sosiologis, perencanaan sosial pada dasarnya merupakan alat untuk mempermudah usaha manusia menuju kepada suatu kemajuan sosial (social progress).

UPAYA PEMERINTAH

1.      Memberikan Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan kita2.     Menghargai suku,agama,dan ras yang berbeda

Page 5: Konflik Sampit

3.      Jika permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan mediasi antar kepala suku atau kepala daerah yang ada di daerah sampit

4.     Pemerintah harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di sudut-sudut Negara, jangan hanya terpaku pada ibu kota saja

5.      Pemerintah harus lebih peka dan adil dalam pembuatan peraturan-peraturan agar tidak ada yang merasa di anak tirikan dan merasa tidak di perdulikan oleh pemerintah.

6.     Perbaikan pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang terjadi antara kelompok minoritas dengan minoritas maupun antara kelompok minoritas dengan mayoritas. Misalnya di adakan manajemen konflik pada suku dayak dan suku Madura yang merupakan kelompok mayoritas, sehingga suku dayak tidak merasa di diskriminasikan.

7.      Diadakannya pendidikan multikultural sebagai pengembangan pola positif masyarakat pada masyarakat sampit dan Madura

8.      Mengenali dan mencintai budaya lain dengan pengenalan budaya seperti misalnya suku Madura di pertunjukan tari-tarian suku dayak agar kedua suku tersebut bisa memiliki simpati satu sama lain.