Konflik Antar Kelompok PSI.Kelompok

13
KONFLIK ANTAR KELOMPOK MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Psikologi kelompok yang dibina oleh Bapak Dr. Imanuel Hitipeuw, M.A. oleh : Endah Faqiyah H. 120811421402 Farradhisia Vania P 120811421424 Rami Astari 120811421430 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

description

.

Transcript of Konflik Antar Kelompok PSI.Kelompok

KONFLIK ANTAR KELOMPOK

MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHPsikologi kelompokyang dibina oleh Bapak Dr. Imanuel Hitipeuw, M.A.

oleh :Endah Faqiyah H.120811421402Farradhisia Vania P120811421424Rami Astari120811421430

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGIJURUSAN PSIKOLOGIAPRIL 2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Konflik merupakan salah satu bagian dari interaksi sosial seseorang hal yang sering dialami oleh individu dan kelompok. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tak pernak terpisahkan serta merupakan suatu dilema yang dialami individu atau kelompok. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (2000), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan. Konflik terdiri dari tiga bagian yaitu konflik individu, konflik antara individual, dan konflik antara kelompok. Namun dalam penulisan ini, penulis akan membahas mengenai konflik yang terjadi antar kelompok. Konflik antar kelompok terjadi ketika ada dan kepentingan sama atau berbeda dengan tujuan berbeda dari masing-masing kelompok. Konflik antar kelompok erat kaitannya dengan kepentingan. Konflik yang terjadi antar dua kelompok disebabkan oleh perbedaan pendapat, kepentingan atau tujuan antara dua atau lebih pihak yang mempunyai obyek yang sama. Konflik juga bisa terjadi terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan realita. Ketika suatu kelompok mempunyai harapan atau keinginan, dan ketika harapan itu terbentur oleh situasi nyata yang berlawanan, maka bisa menimbulkan konflik di dalam dan di luar kelompok. Hal tersebut dikarenakan manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama,tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini juga dapat menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka. Selain itu dalam bidang social dan budaya dapat kita lihat dari kasus antara orang Madura dan orang Dayak yang sempat menghebohkan Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang menjadi penyebab konflik antar kelompok?2. Bagaimana dampak dari konflik antar kelompok?3. Bagaimana cara untuk mengurangi konflik antar kelompok?

1.3 TujuanTujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab dari terjadinya konflik antar kelompok dan bagaimana cara untuk menguranginya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang memiliki arti saling memukul. Secara sosiologis konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain denganmenghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik itu sendiri adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih atau juga kelompok yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Menurut Wallensteen (dalam Swanstrm & Weissmann, 2005) konflik secara umum adalah situasi yang dimana ada dua atau lebih kelompok yang menginginkan sumber yang langka pada waktu yang sama. Sumber langka tidak hanya berorentasi secara ekonomi saja, tetapi sejarah, lingkungan dan keamanan. Konflik memiliki tiga bagian, yaitu persepsi, perasaan, dan konflik tindakan. Konflik persepsi berkaiatan dengan pemahaman terhadap sesuatu yang dinginkan kepentingan, nilai yang berseberangan dengan orang lain atau kelompok lain. konflik sebagai perasaan berkaitan dengan reaksi emosi terhadap sesautu, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka. Sedangkan konflik sebagai action merupakan ekspresi dari perasaan dan persepsi. Konflik sebagai action biasanya berhubungan dengan power, bisa berbentuk kekerasan,dan destruktif.2.1.1 Konflik Antar KelompokKonflik antar kelompok terjadi ketika ada dan kepentingan sama atau berbeda dengan tujuan berbeda dari masing-masing kelompok, selain itu konflik antar kelompok terjadi ketika dua atau lebih kelompok memperebutkan sesuatu yang sama dan terjadi pada waktu yang sama. Kondisi ini akan menimbulkan persaingan antar kelompok untuk meraih apa yang dinginkan. Menururt teori realistis konflik (realistic conflict theory) bahwa dalam hubungan antar kelompok terdapat dua tujuan berbeda terhadap sesuatu yang sama. Hal ini menyebabkan setiap kelompok ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan kelompok lain. Setiap kelompok menganggap lebih baik dari kelompok lain, lalu timbul suatu sikap bahwa kelompoknya-lah yang paling benar. Menganggap kelompok lain salah dan sebagai musuh. Timbul sikap etnosentris, yaitu pandangan yang menganggap kelompok diri sendiri adalah pusat segalanya. Ketika setiap kelompok berada pada situasi, yang dimana kepentingan kelompok yang menjadi dominan, maka setiap kelompok berasaha melakukan yang terbaik bagi kelompok. Setiap kelompok berusaha untuk meraih segala tujuan dengan berbagai macam cara, dengan begitu maka akan terjadi konflik terbuka antar kelompok yang dapat menimbulkan korban jiwa dan menjadi puncak dari konflik. Konflik antar kelompok dapat muncul kembali karena adanya konflik psikologis. Konflik terbuka (fisik) lebih mudah diatasi dari konflik yang bersifat psikologis (prasangka, streotype, atau persaan marah) dikarenakan konflik psikologis melekat pada individu masing-masing kelompok, dan perlu waktu untuk mengatasinya.

2.2 Penyebab Konflik Antar KelompokAda 6 (enam) penyebab konflik antar kelompok, yaitu :1. Kepentingan BersamaBila dua kelompok mempunyai kepentingan sama terhadap sesuatu, maka timbul persaingan untuk mendapatkannya. Ketika persaingan terjadi, maka ada upaya-upaya dari setiap kelompok untuk mendapatkan yang diinginkan, sehingga terkadang kelompok menggunakan tindakan-tindakan yang merugikan kelompok lain dan menimbulkan adanya konflik antar kelompok.2. Streotype, Prasangka dan DiskriminiasiTiga komponen dalam antagonism kelompok adalah Streotype yang merupakan komponen kognitif, prasangka yang merupakan komponen afektif dan diskriminiasi yang merupakan komponen konatif. Streotype adalah keyakinan tentang sifat-sifa pribadi yang dimiliki orang dalam kelompok. Biasanya streotype berdasarkan katagori sosial. Sebagai contoh, orang madura selalu distreotype sebagai seorang yang keras, dan kasar. Namun belum tentu semua orang madura seperti itu. Prasangka adalah sikap negatif terhadap kelompok tertentu atau seseorang karena keanggotaannya dalam kelompok tertentu. Seseorang yang berprasangka, terhadap anggota kelompok lain, maka cenderung mengevaluasi secara negatif. Diskriminasi adalah perilakuan berbeda dari pihak lain berdasarkan oleh keanggotaannya kelompoknya. Ketika seseorang mengalami perlakukan diskriminasi karena keanggotaanya sebagai aggota kelompok tertentu, maka, akan timbul konflik kecil pada diri orang tersebut. Bila ini terus berlanjut dan berlangsung lama, maka bisa terjadi konflik.3. Sumber DayaKonflik sumber daya, khususnya alam menjadi suatu yang sangat banyak kita temui di negeri ini. Sumber daya alam menajdi suatu daya tarik yang luar biasa bagi kelompok-kelompok yang ingin mengambil keuntungan dari sumber daya tersebut. Sumber daya yang langka bisa menjadi sumber konflik (Swanstrm & Weissmann, 2005).4. Identitas Sosial atau Katagori BerbedaPada setiap kelompok memiliki identitas sosial yang berbeda. Indentitas suatu kelompok berkaiatan dengan dengan atribut yang dimiliki. Seperti ciri-ciri, nilai yang dianut, tujuan, dan norma. Seseorang cenderung menilai homogen kelompoknya dan cenderung menilai kelompok lain berbeda. Perbedaan identitas dapat memicu timbulnya konflik antar kelompok bila tidak ditangani secara cepat dan tepat.5. Ketidakadilan (injustice)Konflik banyak terjadi karena adanya ketidakadilan. Konflik terjadi karena adanya ketidakadilan dalam distribusi yang membuat orang atau kelompok menjadi distress dan frustasi, akibatnya kelompok menggunakan cara menurut pandangan mereka benar tetapi bagi kelompok lain hal tersebut dapat menimbulkan konflik. Namun keadilan bersifat relative dan subjektif bagi beberapa orang dan kelompok, karena persepsi keadilan bagi setiap kelompok berbeda-beda. Orang atau kelompok lebih cenderung menilai sesuatu itu adil ketika hasil yang diperoleh lebih menguntungkan bagi kelompoknya sendiri.6. Perilaku AgresifPerilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok terhadap kelompok lain dapat menimbulkan konflik antar kelompok. Ketika suatu kelompok menyerang kelompok lain, maka kelompok yang diserang akan membalas. Hal ini akan bisa berlanjut kepada konflik yang berkepanjangan.

2.3 Dampak Konflik Antar KelompokDitinjau dari dampak konflik antar kelompok, ada dua dampak yang ditimbulkan akibat konflik antar kelompok, pertama dampak di dalam kelompok dan luar kelompok.A. Out-GroupSetiap kelompok yang terlibat dalam konflik, secara langsung atau tidak langsung akan memiliki dampak terhadap kelompok tersebut. Bagi kelompok yang menang, kebanggaan dan popularitas kelompok semakin meningkat, dan bagi yang kalah, popularitas kelompoknya akan semakin pudar atau kelompok menjadi bubar serta sikap dan image antar kelompok akan cenderung negatif. Selain itu, konflik antar kelompok juga dapat menimbulkan atau meningkatkan prasangka antar kelompok dan hubungan antar kelompok khusunya dalam komunikasi akan berkurang.B. In-GroupTerdapat dua konsekuensi konflik antar kelompok terhadap anggota kelompok yaitu: 1). Cohesion semakin meningkat. Ketika konflik antar kelompok terjadi, maka setiap anggota kelompok akan meningkatkan interaksi antar anggota kelompok untuk menghadapi atau mengantisipasi kelompok lain. Bila di dalam kelompok timbul perpecahan, maka akan sangat sulit bersaing dengan kelompok lain karena untuk setiap kelompok yang berkonflik harus mengikat setiap anggota kelompok agar terus kompak dan solid, sehingga peluang untuk menang menjadi lebih besar. 2). Loyalitas anggota kelompok semakin meningkat. Konflik membuat setiap anggota kelompok harus lebih patuh dan comform terhadap kelompoknya. Jika tidak demikian kelompoknya akan sulit melawan kelompok lawan karena konflik antar kelompok membuat setiap anggota kelompok lebih mempunyai rasa memiliki dan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga mereka berusaha untuk terus meningkatkan loyalitas terhadap kelompoknya.

2.4 Mengurangi Konflik Antar KelompokAda beberapa cara yang harus dilakukan untuk mengurangi konflik, yaitu:A. KomunikasiHal yang pertama dilakukan adalah melakukan kontak dengan kelompok yang menjadi lawan konflik untuk membuka komuniksi antar kelompok yang selama konflik tidak berjalan dengan baik. Komunikasi merupakan salah satu saran yang efektif untuk mengurangi konflik intergroup. Dengan komunikasi dapat mengurangi bias-bias yang terjadi dalam konflik. Selain itu, komunikasi dapat mengurangi prasangka-prasangka yang terjadi selama konflik B. BerundingAdanyaa perundingan antar kelompok memiliki tujuan untuk membuat suatu kesepakatan-kesepakatan yang dapat mengurangi konflik. Menurut Bila kedua kelompok tidak bisa menemui kesepakatan karena setiap kelompok berpegang pada ego kelompoknya masing-masing, maka perlu orang ketiga sebagai mediator. Diharapkan dengan adanya pihak ketiga, jalannya perundingan lebih bisa fokus dan terkontrol pada permasalahan. Selain itu terdapat sifat-sifat yang harus dikembangkan setiap kelompok ketika dalam perundingan, yaitu sikap keterbukaan dan saling menghargai.C. Menerima KeputusanSetelah kesepakatan telah ditetapkan secara bersama, yang harus dilakukan oleh setiap kelompok adalah menerima kesepakatan tersebut dengan lapang dada serta setiap kelompok harus melaksanakan ketetapan yang telah disepakati bersama.D. EvaluasiUntuk menilai apakah kesepakatan yang telah disepakati dijalankan dengan baik oleh setiap kelompok, maka perlu diadakan evaluasi yang dilakukan oleh setiap kelompok. Evaluasi juga bermanfaat untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan atau permasalahan yang terjadi setelah perundingan. Dengan adanya evaluasi setiap kelompok akan mengetahui apa-apa yang sebaiknya harus dilakukan ke depan.

KESIMPULANDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik antar kelompok merupakan ketidaksesuaian atau perselisihan yang terjadi antar kelompok, yang diakibatkan oleh kepentingan sama atau beda dan tujuan berbeda terhadap sesuatu isu dan terjadi pada waktu relatif sama.

DAFTAR PUSTAKADavis, Keith, & Jhon W. Newstrom, 2000. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa Agus Darma, Jakarta: ErlanggaSears, D.G., Freedman,J.L & Peplau, L.A. 1994.Psychology Sosial. Jilid 2. Alih Bahasa:Michael Adriyanto. Jakarta: Erlangga

KIK, IKI PERLU DILEBOKNO GAK??? >>>> Swanstrm, N.L.P &. Weissmann, M. S. 2005. Conflict, Conflict Prevention andConflict Management and beyond: a conceptual exploration. Central Asia-Caucasus Institute and Silk Road Studies Program, 2005 (http://www.silkroadstudies.org/new/docs/ConceptPapers/2005)