Konfigurasi XORP

31
LAPORAN TUGAS KONFIGURASI XORP SEBAGAI TUGAS PENGGANTI UTS MATA KULIAH ARSITEKTUR JARINGAN TERKINI DISUSUN OLEH : Mutiara Arinda Putri 105060801111037 Nurlia Puspitasari 105060802111001 Dhindha Maydhita D.C.P 105060807111116 Ridlo Sayyidina Auliya 105060800111013 (AJT KELAS A) PROGRAM STUDI INFORMATIKA PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

description

Konfigurasi XORP, tugas mata kuliah Arsitektur Jaringan Terkini

Transcript of Konfigurasi XORP

Page 1: Konfigurasi XORP

LAPORAN TUGAS KONFIGURASI XORP

SEBAGAI TUGAS PENGGANTI UTS

MATA KULIAH ARSITEKTUR JARINGAN TERKINI

DISUSUN OLEH :

Mutiara Arinda Putri 105060801111037

Nurlia Puspitasari 105060802111001

Dhindha Maydhita D.C.P 105060807111116

Ridlo Sayyidina Auliya 105060800111013

(AJT KELAS A)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

PROGRAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Konfigurasi XORP

Pendahuluan

XORP merupakan sebuah open source Internet Protocol routing software yang

dirancang oleh International Computer nstitute Berkeley, California. Istilah XORP berasal

dari Extensible Open Router Platform.

XORP didesain berdasarkan prinsip modularitas software dan diperpanjang untuk

menunjukkan stabilitas dan memberikan kebutuhan fitur untuk penggunaan produksi dan

sementara juga mendukung penelitian jaringan. Proyek pengembangan ini diprakarsai oleh

Mark handley pada tahun 2000. Mark menerima dana dari intel, Microsoft, dan National

Science Foundation dan meluncurkan produksi pertama di bulan Juli tahun 2004. Proyek ini

kemudian dijalankan oleh Atanu Ghosh dari International Science Institute di Berkeley

California.

XORP menyediakan command line interface untuk konfigurasi atraktif dan

pemantauan proses. interface ini diimplementasikan sebagai aplikasi yang disebut xorpsh

yang dapat dipanggil beberapa user secara bersamaan dan berinteraksi melalui komunikasi

interproses dengan modul inti router.

Beberapa cara untuk mendapatkan XORP :

- Mendownload pre-built release

- Mendapatkan source package yang telah dirilis dan meng-compilenya

- Mendapatkan source dari github

- Mendownload live CD

1. Permasalahan

Topologi Jaringan unicast/multicast

Lakukan konfigurasi IPv6 multicast routing (menggunakan XORP) pada seluruh

router pada topologi jaringan di atas agar Host-1 (mcast sender) dan Host-2 (mcast receiver)

dapat berkomunikasi dengan baik. Perlu diingat, unicast routing menggunakan OSPFv3 telah

dikonfigurasi diluar software quagga (diluar xorp dan dapat diabaikan).

Page 3: Konfigurasi XORP

Untuk ujicoba, gunakan tool "ssmping". Untuk dapat menjawab pertanyaan 1,

silahkan merujuk ke panduan dari xorp dan ssmping. Rendezvous Point (RP) untuk PIM-SM,

ditentukan pada RouterA dengan IPv6 address 2001:df0:ba::1 pada interface "eth0".

Kisi-kisi konfigurasi xorp:

bagian "interfaces"

bagian "protocols": fib2mrib, mld, pimsm6

bagian "plumbing": mfea6

2. Konfigurasi Network Interface

1.1 Terminologi dan Konsep Network Interfaces

Router menerima paket data dari neighbor router melalui interface jaringan yang

dimilikinya. Beberapa dari paket tersebut ditujukan ke router itu sendiri, namun

pada umumnya sebagian besar akan diteruskan melalui interface jaringan lain ke

router lain atau host yang terkoneksi secara lokal.

Terdapat berbagai jenis tipe interface jaringan, diantaranya Ethernet, ATM, DS3,

atau ISDN. Dari beberapa jenis tersebut, diantaranya merupakan interface fisik dasar

dan membutuhkan konfigurasi lebih sebelum dapat menentukan sebuah sambungan,

namun tidak semua sambungan memerlukan konfigurasi.

Sebagai tambahan, pada sebuah routing point beberapa interface jaringan akan

berlaku seolah-olah dirinya merupakan interface jaringan yang berbeda. Hal tersebut

akan menyebabkan router mengirimkan paket ke semua channel tanpa mengetahui

channel tersebut terdapat pada interface yang sama.

XORP diperlakukan berbeda dengan interface fisik lainnya dengan penyebutan

virtual interfaces atau vif. Sebagai contoh, sebuah interface dimungkinkan sebagai

sebuah Ethernet card dan vif merupakan salah satu VLAN yang terkonfigurasi

dalam Ethernet tersebut.

Jika ditinjau secara konseptual, rute paket XORP terletak di antara vif. Setiap

interface mencakup banyak vif. Sebaliknya, setiap vif merupakan bagian dari sebuah

interface, meskipun beberapa interface seperti loopback interface tidak memiliki

realisasi fisik.

Aturan penamaan XORP untuk vif berdasarkan pada keberadaan vif pada underlying

forwarding path. Sebagai contoh, jika forwarding path diterapkan pada FreeBSD

kernel, maka fxp0 akan menunjukkan 100-base-T Ethernet vif tanpa VLAN. Dalam

Page 4: Konfigurasi XORP

router yang menggunakan Linux sebagai forwarding path, vif yang sama akan

disebut eth0.

1.1.1 Default System Config

Normalnya, semua interfae, vif, dan alamat pada XORP akan terkonfigurasi

melalui configuration file dan command line interface XORP. Meskipun

demikian, dalam kondisi tertentu sangat berguna untuk menjalankan XORP

sebagai routing daemon tanpa mengubah konfigurasi yang telah ada pada

interface dan alamat.

Proses ini mengharuskan XORP untuk menyesuaikan konfigurasinya untuk

interface ini dengan membaca kembali konfigurasi sebelumnya dari

forwarding engine daripada mengkonfigurasi forwarding engine. Jika

default-system-konfig digunakan, maka vif dan bagian address tidak perlu

dikonfigurasi.

1.1.2 Disable

Flag disable dan enable digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan

interface untuk routing dan forwarding. Membutuhkan value true atau false.

Mengkonfigurasi sebuah interface untuk dinonaktifkan memiliki imbas yang

sama dengan menghapus konfigurasi itu sendiri namun tanpa menghilangkan

konfigurasi seharusnya.

1.1.3 Prefix Length

Memberikan panjang prefiks subnet yang terhubung ke interface. Untuk

sebuah alamat IPv4, panjang prefiks harus antara 4-32 bit.

1.2 Konfigurasi Network Interface

- Router A

Create interface eth0 pada router A. Edit interface eth0 agar eth0 enable dan set

default –system-config untuk membaca kembali konfigurasi interface dari

forwarding engine.

Page 5: Konfigurasi XORP

- Router B

Show interface untuk melihat informasi, diantaranya :

- Flags

- Prefix length

Page 6: Konfigurasi XORP

- Router C

N.B :

Pada permasalahan yang sudah dijelaskan di atas, konfigurasi interface dilakukan

pada semua router dan semua interfacenya (eth0,eth1,eth2).

3. Konfigurasi Protocols

MLD

MLD harus tekonfigurasi jika router XORP digunakan untuk routing multicast dan

jika ingin melakukan track anggota multicast group untuk subnet yang berhubungan

secara langsung. Pada kasus multicast router, protocol ini harus enabled. Untuk

melakukan tracking member (anggota) IPv6 multicast maka diperlukan MLD,

sedangkan pada IPv4 digunakan IGMP.

Dalam konfigurasi diiperlukan konfigurasi setiap entitas dan vif.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam membuat protokol mld :

1. # create protocols mld {

disable false

}

Page 7: Konfigurasi XORP

Setelah itu lakukan commit untuk memastikan bahwa kita sudah melakukan

konfigurasi namun langkah ini bukan merupakan langkah untuk save. Selanjutnya

menyimpan konfigurasi pada file xorp.conf

Pada protokol mld ini, juga harus dilakukan konfigurasi per interface yang berada

pada router-router yaitu interface eth0, eth1,dan eth2.

2. # create protocols mld interface eth0 vif eth0 {

disable false

version 1

enable-ip-router-alert-option-check false

query-interval 125

query-last-member-interval 1

query-response-interval 10

robust-count 2

}

Protocol mld interface eth0 :

Protocol mld interface eth1 :

Page 8: Konfigurasi XORP

Protocol mld interface eth2 :

Parameter yang diinputkan pada pengkonfigurasian mld setiap interface antara

lain :

version

Digunakan untuk mengkonfigurasi versi protokol mld di tiap interface. Versi

mld yang mungkin adalah 1 atau 2, namun defaultnya adalah 2.

enable-ip-router-alert-option-check

Digunakan untuk mengaktifkan IP router alert di tiap interface. Nilai

defaultnya adalah false. Jika kita mengaturnya dengan true, maka

implementasi router-side XORP akan melakukan drop semua pesan MLD

yang tidak memiliki Router Alert option set.

query-interval

frekuensi dimana software mengirim MLD host query message. Kita dapat

mengatur jumlah pesan MLD pada jaringan dengan menetapkan nilai yang

lebih besar sehingga software tersebut dapat mengirimkan query secara tidak

sering. Nilai ini berkisar 1 hingga 18.000 detik, namun defaultnya adalah 125

detik.

query-last-member-interval

permintaan interval respon terhadap permintaan MLD bahwa software

mengirimkan setelah menerima pesan dari last-known host yang aktif pada

subnet. Jika tidak ada laporan yang diterima di interval, grup state akan di-

delete. Kita dapat menggunakan parameter ini untuk mengatur seberapa cepat

software menghentikan transmisi pada subnet. Software dapat mendeteksi

hilangnya member terakhir dari kelompok (atau source) lebih cepat ketika

nilai-nilainya lebih kecil. Nilai berkisar antara 1 hingga 25 detik. Defaultnya

adalah 1 detik.

query-response-interval

maksimum respone time di-advertise do query MLD. Kita dapat mengatur

burstiness dari pesan MLD pada jaringan dengan menetapkan nilai yang lebih

besar sehingga respon host yang tersebar berada di waktu yang lama. Nilai ini

Page 9: Konfigurasi XORP

harus kurang dari interval query, yaitu berkisar 1 hingga 25 detik. Defaultnya

adalah 10.

robust-count

Digunakan untuk mengkonfigurasi jumlah variabel robustness yang

memungkinkan tuning untuk meperkirakan kehilangan paket pada sebuah

subnet. Kita dapat meningkatkan robustness variabel untuk meningkatkan

berapa kali paket dikirim ulang. Nilainya berkisar 1 hingga 7, defaultnya

adalah 2.

Serta traceoptions yang digunakan untuk log informasi yang dapat digunakan

untuk debugging.

3. Berikut langkah dalam membuat traceoptions

# create protocols mld traceoptions flag all {

disable false

}

4. Setelah itu, lakukan pengecekan terhadap informasi mld interface yang enaled

dengan perintah show mld interface di luar konfigurasi.

Pada router A :

Pada router B :

Pada Router C :

Page 10: Konfigurasi XORP

Dengan output fields yaitu :

Interface : nama dari interface.

State : status dari interface dinyatakan UP atau DOWN.

Querier : alamat router yang dipilih untuk mengirim permintaan anggota.

Timeout : menunjukkan seberapa lama MLD querier dinyatakan tidak .

terjangkau, dinyatakan dalam hitungan detik.

Version : menunjukkan versi mld yg digunakan pada interface, dalam kasus

ini version adalah 1.

Groups : jumlah kelompok di interface.

Show mld group (menampilkan informasi grup mld)

Show mld interface address

Page 11: Konfigurasi XORP

Show mld interface address (untuk menampilkan alamat interface baik primary

address dan secondary address)

Page 12: Konfigurasi XORP

FIB2MRIB

Fib2mrib digunakan untuk memperoleh informasi Forwarding Information Base dari

sistem yang mendasari (melalui FEA), dan untuk menyebarkan ke MRIB, sehingga

dapat digunakan oleh protokol routing multicast sperti PIM-SM. Biasanya,

dibutuhkan hanya jika routing protokol unicast pada router tidak melakukan inject

route ke MRIB.

Berikut langkah dalam membuat protokol fib2mrib :

# create protocols fib2mrib {

> disable false

> }

Protocols

PIM-SM

PIM-SM harus dikonfigurasi di XORP jika kita akan melakukan routing dengan

multicast. PIM-SM berfungsi untuk memperoleh informasi tentang RP (Rendevouz point,

baik RP yang disetting secara static maupun mekanisme bootsrap). Jenis PIM-SM di Xorp

ada 2, yaitu PIM-SM4 dan PIM-SM6. PIM-SM4 dan PIM-SM6 dikonfigurasi secara terpisah

di Xorp. Oleh karena pada studi kasus kali ini menggunakan IPV6, maka yang perlu

dikonfigurasi hanya PIM-SM6. Contoh konfigurasi PIM-SM6.

protocols {

pimsm6 {

disable: false

interface eth0 {

Page 13: Konfigurasi XORP

vif eth0 {

disable: false

/* enable-ip-router-alert-option-check: false */

/* dr-priority: 1 */

/* hello-period: 30 */

/* hello-triggered-delay: 5 */

/* alternative-subnet 2001:DB8:40:40::/64 */

}

}

interface register_vif {

vif register_vif {

/* Note: this vif should be always enabled */

disable: false

}

}

static-rps {

rp 2001:DB8:50:50:50:50:50:50 {

group-prefix ff00::/8 {

/* rp-priority: 192 */

/* hash-mask-len: 126 */

}

}

}

bootstrap {

disable: false

cand-bsr {

scope-zone ff00::/8 {

Page 14: Konfigurasi XORP

/* is-scope-zone: false */

cand-bsr-by-vif-name: "eth0"

/* cand-bsr-by-vif-addr: 2001:DB8:10:10:10:10:10:10 */

/* bsr-priority: 1 */

/* hash-mask-len: 126 */

}

}

cand-rp {

group-prefix ff00::/8 {

/* is-scope-zone: false */

cand-rp-by-vif-name: "eth0"

/* cand-rp-by-vif-addr: 2001:DB8:10:10:10:10:10:10 */

/* rp-priority: 192 */

/* rp-holdtime: 150 */

}

}

}

switch-to-spt-threshold {

/* approx. 1K bytes/s (10Kbps) threshold */

disable: false

interval: 100

bytes: 102400

}

traceoptions {

flag all {

disable: false

Page 15: Konfigurasi XORP

}

}

}

}

Option Parameter Penjelasan

Protocols Membatasi konfigurasi untuk semua protokol

routing pada router Xorp. Konfigurasi PIM-SM

berada di bawah node ini.

PIM-SM6 Membatasi konfigurasi PIM-SM pada Xorp

hanya PIM-SM6 yang berhubungan dengan

IPV6 multicast

Disable False atau true Mengaktifkan protokol PIM-SM6

Interface

(menyatakan

interface apa saja

yang akan

digunakan pada

multicast routing)

Disable Bernilai bool (False atau True), mengaktifkan

interface yang akan digunakan untuk PIM-SM6.

enable-ip-router-

alert-option-

check

Untuk mengaktifkan ip-router-alert-option-

check pada tiap virtual interface. IP Router Alert

option adalah opsi pada IP yang berfungsi

memberitahu untuk meneliti isi dari sebuah

paket IP. Jika router yang mengenali opsi ini,

maka router akan memeriksa paket untuk

menentukan apakah perlu proses lebih lanjut

atau tidak.

dr-priority Untuk mengkonfigurasi Designated Router-

priority per virtual interface. Designated Router

berfungsi sebagai “juru bicara” untuk

menggantikan proses adjacent router. Proses

pemilihan DR tidak lepas dari peran penting

Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah

field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah

router. Semua router yang ada dalam jaringan

broadcast multi-access akan menerima semua

Hello dari semua router yang ada dalam jaringan

tersebut. Secara default, semua router akan

memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini

adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan

menjamin router tersebut tidak akan menjadi

DR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah

router pasti akan menjadi DR.

hello-period Untuk mengkonfigurasi periode pesan PIM

Hellp (dalam hitungan detik) per antarmuka

virtual. Range hello-period antara 1 dan 18.724.

hello-triggered-

delay

Untuk mengkonfigurasi delay pesan PIM Hello

(dalam hitungan detik) per antarmuka virtual.

Rangeharus integer antara 1 dan 255.

alternative-

subnet

Untuk menambahkan alternative-subnet pada

sebuah interface jaringan. Misal, kita akan

membuat incoming trafic dengan alamat non-

Page 16: Konfigurasi XORP

local tampak sebagai traffic yang datang dari

subnet lokal. Biasanya digunakan pada lalu

lintas satelit.

Register vif Saat mengkonfigurasi PIM-SM maka register

vif harus diaktifkan. Secara umum register vif

ini harus selalu dikonfigurasi jika router untuk

mendukung model layanan multicast ASM (Any

Source multicast).

Static-rps

(setting randevouz

point secara statis)

rp Mendefinisikan alamat rp.

Group prefix Menentukan range alamat multicast yang

ditetapkan oleh RP. Prefiks alamat yang

digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah

ff00::/8.

Rp-priority Menentukan prioritas router rp. Rp priority

digunakanhanya ketika router memilih RP

terbaik yang ada pada grup. Range-nya antara

integer [0-255]. Semakin kecil angkanya, maka

memiliki priority yang tinggi. Default value

192.

Hash-mask-len Jika beberapa router memiliki spesifik

kelompok-prefix dan rp-prioritas yang sama

tinggi,maka untuk menyeimbangkan beban,

fungsi hash digunakan untuk memilih RP.

Range antara (8 ...128), default adalah 30 bit.

Biasanya nilai dari hash-mask-len sebaiknya

tidak diubah, jika diubah maka semua PIM-SM

router harus dikonfigurasikan dengan nilai yang

sama.

Bootstrap

(setitng RP dengan

mekanisme

bootstrap)

Disable Bernilai bool (False atau True), mengaktifkan

mekanisme bootstrap.

Cand-bsr Menetapkan bahwa router akan menjadi calon

untuk menjadi router bootstrap (BSR). Sebuah

router akan menjadi satu-satunya BSR jika

memenangkan proses pemilihan BSR.

Scoope-zone Parameter ini mendefinisikan prefix multicast

grup pada router yang menjadi RP.

Is-scoope-zone Parameter ini bernilai true atau false. Ketika

value-nya bernilai true maka prefix grup

multicast mendefinisikan zone scoop multicast.

Ketika bernilai false, akna menunjukkan prefix

grup di scoope-zone hanya mewakili berbagai

kelompok multicast pada router yang menajdi

BSR. Default parameter ini adalah false.

cand-bsr-by-vif-

name

Menentukan nama vif yang IP Address nya akan

digunakan dalam pesan PIM bootstrap.

cand-bsr-by-vif-

addr

Menentukan alamat yang akan digunakan dalam

pesan PIM bootstrap.

bsr-priority Untuk menentukan prioritas BSR untuk router.

Nilainya antara (0-255) yang akan digunakan

pada proses pemilihan PIM-SM BSR. Nilai

Page 17: Konfigurasi XORP

yang terbesar merupakan prioritas terbesar.

Nilai default adalah 1.

hash-mask-len Mekanisme BSR mengumumkan daftar

kandidat RP (C-RPs) untuk setiap lingkup zone

untuk router lain di dalam zone tersebut. Untuk

menyeimnbangkan beban router, maka

menggunakan fungsi hash untuk memilih RP

untuk setiap grup multicast diantara kandidat

RP.

Cand-rp

(mengaktifkan

router menjadi

candidate RP

untuk PIM-SM

domain)

Group prefix Menentukan range alamat multicast yang

bersedia menjadi RP. Prefiks alamat yang

digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah

ff00::/8.

Is-scoope-zone Parameter ini bernilai true atau false. Ketika

value-nya bernilai true maka prefix grup

multicast mendefinisikan zone scoop multicast.

Ketika bernilai false, akna menunjukkan prefix

grup di scoope-zone hanya mewakili berbagai

kelompok multicast pada router yang menajdi

BSR. Default parameter ini adalah false.

cand-rp-by-vif-

name

Menentukan nama vif yang IP Address nya akan

digunakan sebagai alamat RP.

cand-rp-by-vif-

addr

Menentukan alamat vif yang IP Address nya

akan digunakan sebagai alamat RP.

rp-priority Menentukan prioritas dari RP. Rangenya antara

(0-255). Default untuk prioritas RP adalah 1.

rp-holdtime Parameter ini menentukan holdtime. Ketika

BSR tidak mendengar advertisement kandidat

RP pada holdtime yang ditentukan, kemudian

BSR akan menyimpulkan bahwa router mati dan

akan menghapusnya dari kumpulan yang

mungkin menjadi RP. Default valuenya 150

detik.

Switch-to-spt-

threshold

(parameter ini

memungkinkan

ambang bitrate

pada hop terakhir

atau RP untuk

beralih dari tree RP

ke SPT)

disable Bernilai True or False. Berfungsi untuk

mengaktifkan mode switch-to-spt-threshold.

interval Menentukan interval (dalam hitungan detik)

untuk mengukur bitrate trafic multicast. Nilai

default adlaah 100 detik.

bytes Menentukan jumlah maksimal byte dari sender

multicast yang dapat diterima dalam hitungan

detik.

Traceoptions

(untuk debugging

dan menelusuri

pilihan untuk PIM-

SM)

flag Untuk menentukan opsi trace apa saja yang

diaktifkan.

all Parameter ini menspesifikkan semua opsi

tracing harusnya diaktifkan

disable Bernilai true or false. Default untuk parameter

ini adalah false.

Page 18: Konfigurasi XORP

Konfigurasi PIM-SM6 Router A

Konfigurasi Router B

Page 19: Konfigurasi XORP

Konfigurasi Router C

Page 20: Konfigurasi XORP

Note :

Jika sebuah router sudah didefinisikan sebagai static RP, maka tidak perlu

mengaktifkan bootstrap, begitupun juga sebaliknya.

Page 21: Konfigurasi XORP

Contoh monitoring PIM-SM

Show pim6 interface (untuk menampilkan informasi tentang network interface

PIM)

Router A

Router B

Router C

Page 22: Konfigurasi XORP

Interface: Nama interface yang sudah dibuat.

State: Keadaan dari interface, UP, DOWN, DISABLED, etc.

Mode: mode PIM dari interface. contoh Sparse berarti PIM-SM.

V: Versi protokol.

PIMstate: State protokol pada tiap interface. Contoh: DR berarti Designated Router.

Priority: Prioritas dari DR router.

DRaddr: Alamat dari DR terpilih pada subnet yang terhubung pada interface.

Neighbors: Jumlah Neighbour PIM router pada interface tersebut.

Show pim6 interface address(untuk menampilkan informasi alamat dari

network interface PIM)

Page 23: Konfigurasi XORP

Interface: Nama interface.

PrimaryAddr: Primary address dari interface.

DomainWideAddr. Domain wide address pada interface.

SecondaryAddr: Address kedua setelah address pertama pada sebuah interface. Jika terdapat

lebih dari satu secondary address maka akan tampil satu per satu pada kolom yang sama.

Show pim6 bootstrap(menampilkan informasi router bootstrap)

Active zones: Parameter ini menunjukkan zona bootstrap yang sedang digunakan.

Expiring zones: Jika bootstrap informasi diterima dan menggantikan informasi bootstrap

yang lama, maka informasi yang alma itu dihapus. Namun, jika informasi bootstrap yang

lama tetap maka informasi tersebut akan pindah pada expiring zone hingga timeout.

Page 24: Konfigurasi XORP

Configured zones: Bagian ini menunjukkan zona bootstrap yang terkonfigurasi pada router..

BSR: Alamat router bootstrap.

Pri: Prioritas router bootstrap.

LocalAddress: Alamat lokal kandidat-BSR (jika router dikonfigurasi sebagai kandidat-BSR).

Pri: Prioritas lokal kandidat-BSR (jika router dikonfigurasi sebagai kandidat-BSR).

State: Keadaan mesin per-lingkup-zona nya.

Timeout: jumlah waktu hingga BSR times-out. Jika bernilai -1 maka tidak pernah timeout.

SZTimeout: Jumlah waktu hingga sxoope-zone mengalami times-out. Jika bernilai -1 maka

tidak pernah timeout.

Show pim6 bootstrap rps(menampilkan informasi kandidat Rpyang diterima

melaui mekanisme bootstrap)

Show pim6 neighbours (menampilkan informasi tentang router PIM tetangga)

Page 25: Konfigurasi XORP

Show pim6 join (menujukkan informasi multicast routing)

Show pim6 mfc(untuk menampilkan multicast forwarding)

Page 26: Konfigurasi XORP

Show pim6 mrib (menampilkan informasi MRIB)

Show pim6 rps(menampilkan informasi rp yang telah di konfigurasi)

N.B :

Untuk menjawab permasalahan di atas, MLD sebaiknya disetting pada setiap router

(A,B, dan C) dan semua interface.

Protokol FIB2MRIB di konfigurasi pada setiap router (router A,B, dan C).

Protokol PIM-SM6 di konfigurasi pada setiap router (A,B,dan C) dan semua

interface-nya serta register vif. Static-rps juga didefinisikan pada semua router.

Khusus untuk router yang menjadi RP selain static-rps didefinisikan, juga switch-spt-

threshold juga dikonfigurasi.

PLUMBING

Forwarding Engine adalah bagian dari router yang menerima paket dan men-forward-

nya dari satu interface ke interface lainnya. Pada XORP, Forwarding engine dapat

didefinisikan forwarding path kernel pada UNIX. Pada router XORP, forwarding engine

harus diaktifkan secara eksplisit atau tidak ada paket yang di-forward. Forwaridng engine

dapat digunakan baik untuk unicast maupun multicast IPV4 dan IPV6. Pada XORP, istilah

FEA berarti forwarding Engine Abstraction dan MFEA berarti Multicast Forwarding Engine

Abstraction. Berikut contoh konfigurasi FEA dan MFEA :

Page 27: Konfigurasi XORP

Unicast-forwarding6 : mengaktifkan forwrding paket IPV6.

Disable : bernilai true atau false. Default adalah false.

Parameter

Plumbing

Merupakan bagian dari

konfigurasi router yang

digunakan untuk pipe atau

plumbing bersama fungsi

forwarding paket.

MFEA6

Merupakan bagian dari

konfigurasi router

terkait dengan

forwarding multicast

paket IPv6.

Disable

bernilai true atau false, untuk

mengaktifkan forwarding paket IPV6

Page 28: Konfigurasi XORP

Interface

Menspesifikkan interface yang

digunakan utnuk forwarding paket

IPV6 (opsi di dalamnya terdapat

disable yang bernilai true atau false)

Vif

(opsi di dalamnya terdapat disable

yang bernilai true atau false)

Traceoptions

(untuk debugging dan

menelusuri pilihan untuk

PIM-SM)

flag Untuk menentukan opsi trace apa

saja yang diaktifkan.

all Parameter ini menspesifikkan semua

opsi tracing harusnya diaktifkan

disable Bernilai true or false. Default untuk

parameter ini adalah false.

Show mfea6 interface (untuk melihat interface MFEA6)

Router A

Router B

Router C

Show mfea6 interface address (menampilkan informasi alamat interface MFEA6)

Router A

Page 29: Konfigurasi XORP

Router B

Router C

Page 30: Konfigurasi XORP

Show mfea6 dataflow (untuk melihat dataflow MFEA IPV6)

N.B :

Karena menggunakan multicast, maka plumbing MFEA dengan IPV6 dikonfigurasi.

Bila memang ingin mengaktifkan unicast IPV6 maka dapat mengkonfigurasi FEA

IPV6.

MFEA6 dikonfigurasi di semua interface dan register vif pada semua router.

Pengujian dengan ssmping

Ssmping adalah tool untuk memeriksa apakah dapat menerima SSM dari sebuah host

yang diberikan.

Page 31: Konfigurasi XORP

DAFTAR PUSTAKA

http://xorp.run.montefiore.ulg.ac.be/latex2wiki/user_manual

http://www.venaas.no/multicast/ssmping/