Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

4
Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik Alternatif 3 Aerated Lagoon Gambar Alternatif Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik Perkotaan Konfigurasi pengolahan limbah domestik seperti pada Gambar x.x ditentukan berdasarkan kualitas air limbah. Parameter kualitas air yang perlu diolah yaitu BOD, COD, TSS, amoniak, minyak dan lemak, serta total fecal coli. Selain itu, air limbah dari sistem riol perkotaan sering mengandung sampah dan pasir. Maka dari itu, preliminary treatment yang digunakan yaitu bar screen untuk menyaring benda-benda asing, grit removal untuk mengendapkan pasir, grease trap untuk menyisihkan kandungan minyak dan lemak, dan bak penampung untuk menyetarakan kondisi debit. Penyisihan padatan tersuspensi dilakukan di primary sedimentation tank untuk menurunkan nilai TSS. Secondary treatment berupa Aerated lagoon. Aerated lagoon mampu menyisihkan kandungan amoniak dan organic, sehingga BOD dan COD akan diturunkan. Disinfection Tank diperlukan untuk menurunkan jumlah total fecal coli. Aerated lagoon merupakan reaktor pertumbuhan tersuspensi tanpa resirkulasi lumpur dengan variasi kedalaman 2-5 meter. Aerator mekanis umumnya digunakan untuk pengadukan dan suplai kebutuhan oksigen. Unit ini memiliki waktu detensi yang panjang (2-6 hari), sehingga

description

nbnbn

Transcript of Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Page 1: Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Alternatif 3 Aerated Lagoon

Gambar Alternatif Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik Perkotaan

Konfigurasi pengolahan limbah domestik seperti pada Gambar x.x ditentukan berdasarkan kualitas air limbah. Parameter kualitas air yang perlu diolah yaitu BOD, COD, TSS, amoniak, minyak dan lemak, serta total fecal coli. Selain itu, air limbah dari sistem riol perkotaan sering mengandung sampah dan pasir. Maka dari itu, preliminary treatment yang digunakan yaitu bar screen untuk menyaring benda-benda asing, grit removal untuk mengendapkan pasir, grease trap untuk menyisihkan kandungan minyak dan lemak, dan bak penampung untuk menyetarakan kondisi debit. Penyisihan padatan tersuspensi dilakukan di primary sedimentation tank untuk menurunkan nilai TSS. Secondary treatment berupa Aerated lagoon. Aerated lagoon mampu menyisihkan kandungan amoniak dan organic, sehingga BOD dan COD akan diturunkan. Disinfection Tank diperlukan untuk menurunkan jumlah total fecal coli.

Aerated lagoon merupakan reaktor pertumbuhan tersuspensi tanpa resirkulasi

lumpur dengan variasi kedalaman 2-5 meter. Aerator mekanis umumnya digunakan

untuk pengadukan dan suplai kebutuhan oksigen. Unit ini memiliki waktu detensi

yang panjang (2-6 hari), sehingga sejumlah proses nitrifikasi dapat tercapai. Terdapat

dua jenis dasar dari kolam aerasi:

1. Kolam Aerobik

Kolam aerobik dirancang dengan level daya (level power) cukup tinggi untuk

mempertahankan semua padatan (solid) dalam kolam tetap tersuspensi dan

membagikan oksigen terlarut di seluruh volume cairan sehingga oksigen terlarut dan

padatan tersuspensi terdistribusi merata pada kolam. Efisiensi penyisihan BOD pada

kolam ini tidak terlalu tinggi karena semua padatan tetap tertahan dalam suspensi,

efluen dari suatu kolam aerobik akan mempunyai konsentrasi padatan yang jauh lebih

tinggi daripada efluen dari kolam fakultatif. Hal ini membutuhkan suatu tahap

pemisahan padatan-cairan setelah proses aerobik jika suatu efluen kualitas tinggi akan

dicapai.

Page 2: Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Kolam Aerobik biasanya beroperasi pada rasio F/M yang tinggi atau waktu

detensi lumpur yang pendek (sistem kecepatan tinggi). Sistem ini mencapai stabilisasi

organik yang kecil karena lebih menekankan konversi material organik terlarut

menjadi material organik seluler. Semua padatan (solid) dipertahankan dalam keadaan

tersuspensi sehingga waktu detensi dalam kolam aerobik yang diperlukan untuk

pemisahan BOD terlarut akan lebih kecil daripada waktu detensi yang diperlukan

untuk kolam fakultatif. Namun, kebutuhan energi untuk pengadukan dalam kolam

aerobik akan jauh lebih besar daripada kebutuhan daya dalam kolam fakultatif.

2. Kolam Fakultatif

Kolam fakultatif sejenis dengan kolam untuk stabilisasi air buangan, kecuali

suplai oksigen pada kolam fakultatif berasal dari aerator mekanis dan bukan berasal

dari fotosintesis alga. Kolam fakultatif dirancang dengan level daya hanya cukup

untuk mempertahankan oksigen terlarut di seluruh volume cairan. Dalam hal ini,

sebagian besar padatan (solid) dalam kolam tidak dipertahankan dalam keadaan

tersuspensi, tetapi mengendap pada dasar kolam yang dalam hal ini padatan tersebut

didekomposisikan secara anaerobik. Oleh karena itu, aktivitas yang terjadi pada

kolam sebagian aerobik dan sebagian anaerobik. Waktu detensi lumpur pada kolam

fakultatif relatif lebih lama (sistem kecepatan rendah) dan terjadi stabilisasi organik.

Kelebihan dari kolam ini ditunjukkan dalam Tabel xxx, salah satunya adalah

sederhana dalam pengoperasian dan penyisihan BOD tinggi. Waktu detensi kolam

tergantung pada besarnya pemisahan BOD dan temperatur, yaitu berkisar 2-6 hari.

Penyisihan bahan organik terlarut akan sangat baik jika waktu detensi hidrolis yang

diaplikasikan cukup panjang.

Tabel xxx Kelebihan dan Kekurangan Aerated Lagoon

Alternatif Pengolahan

Kelebihan Kekurangan

Aerated LagoonSumber : Barnhart, 1972 ; Randall, 1980

1. Mudah dalam operasi dan pemeliharaan.

2. Ekualisasi air limbah.

3. Suatu kapasitas yang tinggi dalam pemborosan panas bilamana dibutuhkan.

1. Kebutuhan lahan yang besar.

2. Kesulitan untuk modifikasi proses.

3. Konsentrasi padatan tersuspensi effluen tinggi.

4. Sensitifitas proses terhadap variasi suhu udara embien

Page 3: Konfigurasi Pengolahan Limbah Domestik

Sumber : Barnhart, 1972 ; Randall, 1980