konduktor ACSR

25
ACSR SEBAGAI KONDUKTOR YANG KURANG BAIK 1

description

klasifikasi ACSR yang baik

Transcript of konduktor ACSR

Page 1: konduktor ACSR

ACSR SEBAGAI KONDUKTOR YANG KURANG BAIK

1

Page 2: konduktor ACSR

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas keagunganNya kepada kami sebagai penulis sehingga dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “konduktor yang kurang baik”

Saya sebagai penulis menyadari bahwa apa yang penulis torehkan dan

tersusun dalam makalah ini memiliki nilai yang sangat sederhana. Tentu

pernyataan ini dilatarbelakangi oleh kemampuan penulis yang sangat terbatas baik

dari segi wawasan, pendapat, atau pun pengetahuan umum yang ada dalam diri

penulis. Tetapi sebagai penulis yang mempunyai kemampuan dan tekad dalam

berkarya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, serta

pihak-pihak yang telah banyak memberikan kontribusi dalam pembuatan makalah

ini.

Akhir kata mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan dan penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak agar bisa memberikan kritik sehat

terhadap makalah ini sehingga karya ini dapat memiliki mutu dan bobot yang

lebih baik dikemudian hari. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bukit Jimbaran, September 2014

Penulis

i

DAFTAR ISI

2

Page 3: konduktor ACSR

HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR……………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 5

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………… 6

1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penghantar Transmisi Tegangan Tinngi 14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 16

4.2 Saran 16

BAB V DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka 17

ii

BAB I

3

Page 4: konduktor ACSR

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logam adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras yang

tergolong penghantar panas dan listrik baik. Benda logam pada awalnya

dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperoleh dengan cara

menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur

dengan materi lain. Bijih logam yang diambil dalam keadaan murni yakni

adalah emas, platina, perak dan lainnya, sedangkan bijih logam yang

bercampur dengan unsur lain, fosfor, silikon, karbon, serta pasir. Karena

logam dapat mengahantarkan panas ataupun listrik dengan baik maka logam

tergolong bahan yang bersifat konduktif.

Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat

menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki

sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat

dan cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron

bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada

dalam edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu

normal pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron

bebas ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom.

Gerakan elektron-elektron ini dinamakan bauran (difusi). Bahan-bahan yang

bersifat konduktor ini biasanya digunakan untuk membuat alat-alat yang

sifatnya membutuhkan kecepatan transfer energi, misalnya panci, setrika,

kabel dan solder.

4

Page 5: konduktor ACSR

Bahan konduktor terdapat dua jenis yakni bahan konduktor listrik dan

bahan konduktor panas. Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan

yang mampu menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar

listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Umumnya bahan yang baik

digunakan sebagai konduktor listrik adalah logam. Logam yang memiliki

sifat sebagai konduktor dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah

besi, tembaga, seng, timah, aluminium, baja dan lainnya. Pemilihan logam

sebagai bahan konduktor tentu tidak sembarang namun terdapat beberapa hal

yang perlu diperhatikan seperti daya hantar listrik, koefisien suhu tahanan,

daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik dan berat total serta losses.

Dengan memperhatikan kriteria pemilihan bahan logam sebagai konduktor

tersebut diharapkan kita mampu memilih bahan logam yang tidak hanya

sekedar mampu menghantarkan listrik namun juga bersifat efektif serta

efisien secara teknis. Selain konduktor yang baik ternyata terdapat juga

konduktor yang kurang baik yaitu konduktor yang memilik tahanan jenis

yang besar.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa itu yang disebut bahan konduktor yang kurang baik?

2. Apa saja jenis bahan konduktor yang termasuk konduktor kurang baik?

3. Bahan konduktor apa yang paling cocok untuk Transmisi tegangan tinggi?

5

Page 6: konduktor ACSR

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan dari penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahan konduktor

2. Untuk mengetahui sifat sifat dari bahan konduktor

3. Untuk mengetahui apa saja bahan yang yang termasih bahan

konduktor yang kurang baik

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Tujuan khusus penyusunan paper ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah bahan listrik

2. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang bahan konduktor khususnya

bahan konduktor yang kurang baik

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dengan dibuatnya tugas paper ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

Mahasiswa Fakultas Teknik khususnya Mahasiswa Teknik Elektro. Berikut

manfaat yang penulis harapkan melalui makalah ini Mahasiswa Teknik Elektro

diharapkan dapat mengetahui apa itu bahan konduktor khususnya bahan

konduktor yang kurang baik.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam makalah ini adalah hanya membahas bahan

konduktor listrik dan tidak membahas konduktor panas.

6

Page 7: konduktor ACSR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI

2.1.1 Penghantar

Penghantar adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif.

2.1.2 Definisi Konduktor

Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas mudah untuk bergerak.Tarikan antara elektron yang berada dalam edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya. Elektron bebas ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang di celah atom-atom.Gerakan elektron-elektron ini dinamakan bauran ( difusi ).

Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil Sebab makin besar tahanan listrik maka makin besar disipasi kalor akibat adanya aliran listrik sehingga makin banyak energi listrik yang hilang. Persamaan Ohm menyatakan bahwa tahanan listrik suatu bahan berbanding lurus dengan panjang dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Jadi, untuk memperkecil tahanan listrik kabel maka luas penampang kabel harus diperbesar.. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan alumunium paling banyak digunakan. Sedangkan konduktor yang kurang baik memiliki tahanan jenis yang besar.

2.1.3 Daya Hantar ListrikDaya hantar listrik adalah kemapuan benda dalam menghantarkan listrik.

Listrik dapat berjalan disebabkan oleh adanya arus listrik. Arus listrik yang mengalir dalam penghantar mengalami tahanan dari penghantar itu sendiri. Kita dapat menghitung besarnya suatu tahanan dengan persamaan yaitu:

7

Page 8: konduktor ACSR

Jadi semakin besar tahanan jenis (p) maka nilai hambatan (R) semakin besar menyebabkan bahan konduktor menjadi bahan yang kurang baik untuk digunakan.

Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratansebagai berikut:1. Konduktifitasnya cukup baik.2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.3. Koefisien muai panjangnya kecil.4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

2.1.3.Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor

1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.

2.Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.

3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

2.1.4 Macam-macam bahan penghantar

Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi

listrik dari satu titik ke titik lain.Contoh bahan penghantar, antara lain : tembaga,

aluminium, baja, seng, dl.

1. Aluminium

Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3, -nya 1,4. 105, titikleleh

6580C dan tidak korosif. Daya hantar aluminium sebesar 35 m/ohm.mm2ataukira-

kira 61, 4 % daya hantar tembaga.Aluminium murni dibentuik karena lunak,

kekuatan tariknya hanya 9 kg/mm2.Untuk itujika aluminium digunakan sebagai

penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau

paduan aluminium.Penggunaan yang demikian misalnyapada : ACSR

(Aluminium Conductor Steel Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy

Reinforced). Berikut Gambar Penampang penghantar dari aluminium

8

Page 9: konduktor ACSR

Gambar 1.1 Komposisisi ACSR

2. Baja

Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon.

Berdasarkan campuran karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu :

baja dengan kadar karbon rendah ( 0 – 25 %), baja dengan kadar karbon

menengah (0,25 – 0,55 %), dan baja dengan kadar karbon tinggi ( di atas 0,55 %).

Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu : , tetapi digunakan pada

penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini adalah untuk

memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan

seng. Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian

aluminium. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal

(berbeda dengan termal bimetal pada pengaman) seperti gambar berikut:

Gambar 1.2 penampang ACSR

9

baja

tembaga

Page 10: konduktor ACSR

Sumber:bahan listrik, muhaimin 1993

Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :

a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor

(efek kulit)

b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat

penghantar terhindar dari korosi.

Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk

busbar, pisau hubung, dan lain-lain.

2.1.4 Kriteria Pemilihan Bahan Logam sebagai Konduktor

Konduktor dalam bidang elektronika adalah bahan yang mampu

menghantarkan listrik dengan baik. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk

mengalirkan arus listrik. Umumnya bahan yang baik digunakan sebagai

konduktor listrik adalah logam. Pemilihan logam sebagai bahan konduktor

tentu tidak sembarang namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

seperti daya hantar listrik, koefisien suhu tahanan, daya hantar panas,

kekuatan tegangan tarik dan timbulnya gaya elektro motoris termo. Dengan

memperhatikan kriteria pemilihan bahan logam sebagai konduktor tersebut

diharapkan kita mampu memilih bahan logam yang tidak hanya sekedar

mampu menghantarkan listrik namun juga bersifat efektif serta efisien secara

teknis.

a. Daya Hantar Listrik

Arus listrik yang mengalir dalam penghantar selalui mengalami

tahanan dari penghantar itu sendiri. Besarnya tahanan tergantung

bahannya, dan besarnya tahanan tiap meter dengan penampang 1 mm2

pada suhu 200C dinamakan tahanan jenis yang dihitung dengan

persamaan:

R = ρ ℓ …………………………………………………………….(2.1) Aatau

10

Page 11: konduktor ACSR

ρ = R A …………………………………………………….............(2.2)

dimana R: besar tahanan salam satuan ohm, ℓ: panjang kawat dalam satuan

meter, A: penampang kawat dalam satuan m2, dan : tahanan jenis dalam

satuan

Daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenis, dirumuskan:

γ = 1 …………………………………………………………...(2.3) ρ

satuan , dimana : gamma dan S: Siemens

b. Koefisien Suhu Tahanan

Suatu bahan akan mengalami perubahan isi apabila terjadi

perubahan suhu, memuai jika suhu naik dan menyusut jika suhu dingin,

tentunya akan mempengaruhi besar nilai tahanannya, yang dapat dihitung

dengan persamaan :

R = R0 1 + (t – t0) ………………………………………………..(2.4)

Dengan R0: besar tahanan awal (Ω), R: besar tahanan akhir (Ω), t0: suhu

awal (0C), t: suhu akhir (0C), dan : koefiien suhu tahanan.

c. Daya Hantar Panas

Daya hantar panas ini menunjukkan jumlah panas yang melalui

lapisan bahan tiap satuan waktu dalam satuan kkal/m.jam, derajat. Pada

umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang tinggi sedangkan

pada bahan-bahan bukan logam rendah.

d. Kekuatan Tegangan Tarik

Sifat mekanis ini penting untuk hantaran di atas tanah, maka bahan

yang dipakai harus diketahui kekuatannya lebih-lebih menyangkut

tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat, cair, atau gas.

11

Page 12: konduktor ACSR

Yang berbentuk padat umumnya logam, elektrolit dan logam cair (air

raksa) merupakan penghantar cair, dan udara yang diionisaikan dan gas-

gas mulia (neon), kripton, dan lainnya sebagai penghantar bentuk gas.

2.1.5 Skin Effect (Efek Kulit) Pada Saluran Transmisi

efek kulit adalah kecenderungan elektron untuk tidak mengalir pada bagian tengah penampang melintang dari batang konduktor, jadi elektron akan cenderung lewat bagian tepi-tepinya dekat permukaan konduktor. Ini akan membatasi luas area penampang melintang dari konduktor secara efektif. Percuma batang-batang konduktor dibuat tebal-tebal (diameter lebar) tapi elektron hanya lewat pada bagian pinggir saja. Dengan kata lain efek kulit ini akan menyebabkan resistansi dari konduktor meningkat,

Gambar 1.3 Jalur arus AC dan DC

Sumber: http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/

12

Page 13: konduktor ACSR

Resistansi elektris dari konduktor pada semua bagian penampang melintang disebut resistansi DC, sedangkan resistansi AC adalah resistansi yang meningkat akibat dari efek kulit. Seperti yang anda dapat lihat, pada frekuensi tinggi arus AC akan menghindar melewati bagian tengah penampang melintang dari konduktor. Batang konduktor yang secara fisik terlihat berbentuk solid, maka seakan-akan batang tersebut seperti berlubang apabila digunakan untuk listrik AC.

Pada beberapa penerapan di radio (umumnya pada bagian antenna) efek ini akan dipelajari. Karena frekuensi radio (RF) yang merupakan arus bolak balik (AC), maka elektron akan enggan untuk melewati bagian tengah konduktor. Oleh karena itu, pada penggunaan pemancar-pemancar antenna RF berdaya besar, batang-batang konduktornya sengaja dibuat berlubang dibagian tengahnya, tidak dibuat solid. Batang konduktor yang berongga ini akan menjadi lebih ringan dan biaya pembuatannya juga lebih murah.

Yang perlu diingat adalah resistansi ini bukanlah impedansi, dan ini juga bukan merupakan efek reaktif, baik itu induktif atau kapasitif. Ini adalah penyederhanaan dalam memperkirakan resistansi murni dari suatu konduktor yang disebabkan oleh efek kulit (skin effect) saat konduktor tersebut dialiri oleh arus AC. Reaktansi, dan efek kombinasi dari reaktansi dan resistansi (atau impedansi), adalah hal yang berbeda dengan resistansi efek kulit ini.

Faktor yang mempengaruhi efek kulit (skin effect)dalam jalur transmisi. Efek kulit pada sistem ac tergantung pada sejumlah faktor seperti sebagai berikut :

1) Bentuk konduktor.

2) Jenis material.

3) Diameter konduktor.

4) Operasional frekuensi.

13

Page 14: konduktor ACSR

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Penghantar Transmisi Tegangan Tinngi

Kawat penghantar yang biasa digunakan (konvensional) untuk saluran transmisi udara adalah kawat penghantar alumunium jenis ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat berlilit dengan inti serat baja di tengah yang dikelilingi oleh lapisan–lapisan serat aluminium (gambar 1) . Konduktor jenis ini mempunyai sifat tahan panas yang terbatas walaupun konduktivitas listriknya tinggi, karena menggunakan bahan aluminium jenis EC grade sehingga tidak dapat memberikan peningkatan kemampuan hantar arus. Pada umumnya konduktor konvensional mempunyai batas temperatur yang diijinkan tidak melebihi 75°C pada pembebanan harian dan pada keadaan beban darurat dapat meningkat hingga 90°C

.Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium Conductorn Steel Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan almunium.

Gambar 1.4.ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced)

Sumber: http://www.vericable.com/cables/overheadcable/acsr-cable.htm

14

Page 15: konduktor ACSR

Saat sebuah kawat konduktor direntangkan diantara dua buah titik A dan B maka kawat tersebut akan mengikuti garis lengkung AB yang karena beratnya sendiri akan melengkung kebawah. Besar lengkungan ini akan sangat tergantung dari berat dan panjang kawat. Berat kawat ini yang akan menimbulkan tegangan tarik dalam satuan kg/mm2 pada penampang kawat tersebut. Jika tegangan tarik yang dialami oleh kawat konduktor ini terlampau besar maka akan mengakibatkan kawat konduktor putus atau dapat juga mengakibatkan menara penyangga menjadi rusak dan roboh karena tidak dapat menahan tegangan yang timbul. Tegangan tarik yang timbul bukan saja disebabkan oleh berat kawat saja tetapi juga dipengaruhi oleh bermacam-macam beban yang timbul pada kawat tersebut seperti beban angin, beban salju yang melekat pada kawat didaerah yang bercuaca dingin.

Menurut hukum Stokes adanya beban tegangan tarik ini akan mengakibatkan bertambah panjangnya kawat sesuai dengan modulus elastisitasnya. Hal lain yang akan mengakibatkan pertambahan panjang adalah pemuaian karena suhu yang tinggi yang timbul pada konduktor. Suhu yang tinggi ini dapat diakibatkan oleh banyak hal, salah satunya adalah karena timbulnya rugi-rugi tembaga karena arus beban yang lewat pada konduktor tersebut. Semakin besar arus beban yang lewat akan menyebabkan kerugian berupa panas semakin tinggi yang pada akhirnya akan menambah beban berupa panas pada kawat konduktor tersebut.

Permasalahan utama dari pengoptimalan saluran transmisi tersebut adalah tegangan tarik dan andongan yang timbul pada konduktor tersebut menjadi lebih besar, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan arus saluran terhadap tegangan tarik dan andongan konduktor, dengan demikian diharapkan dari hasil penelitian ini akan berguna untuk membangun struktur konstruksi saluran transmisi yang sesuai dengan sifat dari konduktor tersebut. Sebagai model simulasi digunakan saluran transmisi tegangan tinggi 500 kV dengan data-data konduktor ACSR yang sesuai dengan yang ada di lapangan. Temperatur konduktor dihitung berdasarkan persamaan keseimbangan panas. Metode Ruling Span digunakan untuk menentukan panjang span equivalen. Sementara itu metode Catenary digunakan untuk menghitung tegangan tarik dan andongan konduktor tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan Kemampuan hantar arus untuk konduktor ACSR berpenampang 392,8 mm2 adalah 940 Ampere pada temperatur kerja maksimum 90oC dan 780 Ampere pada temperatur pembebanan harian 75oC.

15

Page 16: konduktor ACSR

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bahan Penghantar (konduktor) adalah zat atau bahan yang bersifat dapat menghantarkan, baik listrik maupun kalor. Umumnya penghantar memiliki sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor yang dapat berupa zat padat dan cair. Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak terdapat elektron bebas yang mudah untuk bergerak. Tarikan antara elektron yang berada dalam edaran paling luar dan intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal pun ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya.Terdapat dua jenis konduktor yaitu bahan konduktor yang baik yang mempunyai tahanan jenis yang kecil dan konduktor yang kurang baik yaitu konduktor yang memiliki tahanan jenis yang besar.

Kawat penghantar yang biasa digunakan (konvensional) untuk saluran transmisi udara adalah kawat penghantar alumunium jenis ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat berlilit dengan inti serat baja di tengah yang dikelilingi oleh lapisan lapisan serat aluminium Kelebihan konduktor jenis ACSR adalah harganya yang relative murah, pemasangan pada saluran transmisi yang tidak memerlukan isolasi serta sifat bahan aluminium yang baik untuk menghantarkan arus. Kelemahan konduktor jenis ACSR adalah pada suhu 90° C bahan ini memuai dan memiliki tahahan jenis yang tinggi.

4.2 Saran

Saya sebagai pihak penulis menyarankan bahwa untuk transmisi tegangan tinggi sebaiknya menggunakan penghantar lain selain ACSR(Aluminium Conductor Steel Reinforced) karena meskipun jenis penghantar tersebut sudah bagus namun masih ada kekurangan pada saat terjadi suhu tinggi karena penghantar jenis ini hanya tahan hingga suhu 90°C, sehingga diharapkan mampu merancang sirkuit jaringan baru yang lebih baik.

16

Page 17: konduktor ACSR

BAB VDAFTAR PUSTAKA

Ricky Tripoetra ”konduktor” https://www.academia.edu/7051428/Konduktor

(Diakses pada 24 oktober 2014

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/konduktor.pdf (Diakses pada 24 oktober 2014)

http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32765441/Bahan_penghantar.pptx

(Diakses pada 25 oktober 2014)

http://blog.ub.ac.id/reza04ub/2013/10/29/makalah-daya-hantar-listrik/ (Diakses pada 25 oktober 2014)

http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/

(Diakses pada 10 November 2014)

Suprihadi Prasetyono “KAJIAN MEKANIS PENGGUNAAN PENGHANTAR TERMAL ACCR PADA SUTET 500KV”

17

Page 18: konduktor ACSR

DAFTAR GAMBAR

Sumber web:

http://www.vericable.com/cables/overheadcable/acsr-cable.htm

http://elkaasik.com/efek-kulit-skin-effect-pada-induktor/

Sumber buku:

bahan listrik, muhaimin 1993

18