Kondisi Geografis Kota Batu
-
Upload
triya-indra-rahmawan -
Category
Documents
-
view
666 -
download
6
Transcript of Kondisi Geografis Kota Batu
a. Kondisi Geografis Kota Batu
Kota Batu merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Secara
geografis kota dengan Luas 202,800 Km2 atau sama dengan 20,280 ha ini, di sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir. Kecamatan Pujon,
sebelah barat, Kecamatan Karang ploso dan Kecamatan Dau di sebelah timur dan
Kabupaten Mojokerto dan Kecamatan Prigen di sebelah utara. Pembagian wilayah kota
Batu terdiri dari 3 kecamatan dan 23 desa/kelurahan. Ketiga kecamatan itu antara lain
Kecamatan Batu dengan luas 46,377 Km2, Kecamatan Bumiaji dengan wilayah yang paling
luas, yaitu sekitar 130,189 Km2, dan Kecamatan Junrejo dengan luas 26,234 Km2. Keadaan
topografi Kota Batu memiliki dua karasteristik yang berbeda. Karakteristik pertama yaitu
bagian sebelah utara dan barat yang merupakan daerah ketinggian yang bergelombang dan
berbukit. Sedangkan karakteristik kedua, yaitu daerah timur dan selatan merupakan daerah
yang relatif datar meskipun berada pada ketinggian 800-3000m dari permukaan laut.
Keadaan Klimotografi Kota Batu memiliki suhu minimum 24 – 18 Celcius dan suhu
maksimum 32 – 28 Celcius dengan kelembaban udara sekitar 75 - 98% dan curah hujan
rata-rata 875 - 3000 mm per tahun. Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan berbagai
komoditi tanaman sub tropis pada tanaman holtikultura dan ternak. Struktur tanah di Batu
merupakan wilayah yang subur untuk pertanian, karena jenis tanahnya merupakan endapan
dari sederetan gunung yang mengelilingi Kota Batu. Ketersediaan air hujan dapat dihitung
dari ketersediaan air sungai berdasarkan curah hujan. Ketersediaan air sungai diperoleh dari
5 sungai yang keseluruhanya bermuara pada Sungai Brantas. Ketersediaan sumber-sumber
mata air yang cukup potensial, baik dikomsumsi oleh masyarakat Kota Batu sendiri maupun
wilayah sekitar seperti Kota Malang. Secara kependukan, jumlah Penduduk 172.015 jiwa
terdiri dari Kecamatan Batu sekitar 80.528 jiwa, Kecamatan Bumiaji sekitar 51.054 jiwa dan
Kecamatan Junrejo sekitar 172.015 jiwa.
Sudut pandang kewilayahan menempatkan Kota Batu sebagai kota yang strategis
dan mempunyai arti sangat penting bagi kegiatan ekonomi di Jawa Timur. Kota Batu
merupakan salah satu daerah penghasil beberapa komoditas pertanian unggulan dan tujuan
wisata. Selain itu, di bidang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, Kota Batu
merupakan Lereng Pegunungan kawasan penyangga hulu DAS Brantas, kantong-kantong
sumber air, dan tempat kehidupan keragaman hayati ekosistem hulu DAS Brantas yang
kesemuanya mempunyai peranan dalam mempertahankan sumber daya air yang
berkelanjutan.
b. Potensi
Kota Batu memiliki banyak potensi yang masih perlu dijaga, digali dan
dikembangkan, terutama dari sudut pandang kewilayahan, pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup. Beberapa potensi yang dimiliki Kota Batu antara lain
sebagai berikut:
• Sumber perikanan, bahan baku air minum, listrik, pariwisata, pertanian, ekologi dan
keanekaragaman hayati.
• Penyangga Utama Kawasan Hulu DAS Brantas
• Daerah Pegunungan
• Sebagian Kawasan Hutan
• Penyimpan Sumber-Sumber Air Hulu DAS Brantas
• Penghasil Udara Bersih dan Sejuk
• Panorama Alamnya Indah
• Tanahnya Subur
c. Kendala
Adapun beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya penjagaan dan
pengembangan potensi wilayah, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup berikut di bawah ini:
• Ancaman pelestarian hutan akibat alih peruntukan lahan
• Degradasi lahan akibat pola pengolahan lahan
• Penurunan debit air dan kematian sumber air
• Penggalian pasir
• Pembuangan sampah di sungai
• Pencemaran dampak pestisida
• Pendirian bangunan di lereng perbukitan
• Ancaman banjir dan longsor
Apabila kendala-kendala tersebut tidak segera untuk diatasi, maka dikhawatirkan
akan menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut:
• Berkurangnya daerah tangkapan, dan resapan air
• Menurunnya kuantitas dan kualitas air
• Pendangkalan sungai dan waduk
• Berkurangnya kesuburan tanah
• Berkurangnya kesejukan udara
• Meningkatnya kerawanan bencana longsor.
d. Upaya
Potensi yang dimiliki Kota batu harus tetap dijaga, sehingga diperlukan upaya-upaya
dalam menjaga potensi-potensi tersebut. Upaya yang dilakukan antara lain:
• Rintisan konservasi vegetatif di sekitar sumber air di desa-desa se Kota Batu
• Pembuatan sumur resapan di sebagian tempat
• Gerakan sporadis penghijauan oleh berbagai pihak
• Pengkajian teknik konservasi sumber-sumber air di kota Batu
• Penguatan opini keprihatinan ekologi di ATV, Radio dan forum-forum
diskusi,seminar, seruan deklarasi Brantas dan lain-lain
• Uji coba penanaman apel ana dan rumput vertiver di Sumber Brantas.
Adapun evaluasi dari beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Belum ada perencanaan yang terintegrasi secara sistematik (terukur dan
berkelanjutan dengan teknis yang terkaji) baik sasaran lokasi, cara pelaksanaan,
peran serta dan tanggung jawab masyarakat lokal.
• Konservasi kawasan Hulu Brantas belum masuk bagian strategis dalam
perencanaan pembangunan dan kebijakan penganggaran pemerintah daerah.
• Perhatian dan kesadaran masyarakat masih sangat rendah, memerlukan langkah
transformatif yang strategis untuk penguatan kesadaran membangun aksi kepedulian
perlu penguatan.
• Regulasi dan penegakan hukum.
• Perlu monitoring dan evaluasi perkembangan kondisi kawasan Hulu DAS Brantas
yang obyektif, berkelanjutan dengan kajian yang komprehensif (hutan, sungai, lahan,
persepsi dan respon masyarakat setempat).