Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

7
KONDISI DAKWAH KAMPUS UJ DAN STRATEGI MEMAJUKANNYA Karena Tujuan Itu Hanya Satu, yaitu Alloh Swt. Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan salah satu tiang dari dakwah secara keseluruhan, puncak aktivitasnya serta medan yang paling banyak hasil dan pengaruhnya terhadap masyarakat (Risalah Manajemen Dakwah Kampus, 2008). Hal yang paling erat dengan seorang mahasiswa dalam kondisi lingkungannya adalah berorganisasi. Baginya, organisasi bukan lagi suatu ekstrakurikuler yang dijadikan sampingan dalam menuangkan ide dan karya seraya menggelorakan misi untuk pencapaian visi organisasi. Hal serupa pun dialami oleh seorang aktivis dakwah kampus dengan notabene eratnya: mahasiswa yang nyambi aktivis. Jika diinginkan apa hal yang membedakan antara ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dengan AK (Aktivis Kampus) secara implisit adalah Allohu Ghoyyatuna nya.

Transcript of Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

Page 1: Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

KONDISI DAKWAH KAMPUS UJ DAN STRATEGI MEMAJUKANNYA

Karena Tujuan Itu Hanya Satu, yaitu Alloh Swt.

Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ilallah dalam lingkup

perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam

dengan memanfaatkan berbagai sarana formal/informal yang ada di dalam

kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan masyarakat ilmiah yang

mengedepankan intelektualitas dan profesionalitas. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa aktivitas dakwah kampus merupakan salah satu tiang dari

dakwah secara keseluruhan, puncak aktivitasnya serta medan yang paling banyak

hasil dan pengaruhnya terhadap masyarakat (Risalah Manajemen Dakwah

Kampus, 2008).

Hal yang paling erat dengan seorang mahasiswa dalam kondisi

lingkungannya adalah berorganisasi. Baginya, organisasi bukan lagi suatu

ekstrakurikuler yang dijadikan sampingan dalam menuangkan ide dan karya

seraya menggelorakan misi untuk pencapaian visi organisasi. Hal serupa pun

dialami oleh seorang aktivis dakwah kampus dengan notabene eratnya:

mahasiswa yang nyambi aktivis. Jika diinginkan apa hal yang membedakan antara

ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dengan AK (Aktivis Kampus) secara implisit

adalah Allohu Ghoyyatuna nya.

Keadaan dakwah kampus UJ saat ini diliputi oleh keberagaman harokah

yang sarat akan eksklusifitas dalam kesehariannya. Hal ini berani diutarakan

sebab pola kehidupan yang ditunjukkan memang demikian. Rasa penghormatan

dan kekeluargaan serasa surut di tengah kesibukan yang mengatasnamakan

aktivitas dakwah. Perbedaan metode dakwah diyakini menjadi barrier untuk bisa

hidup ber-integral. Keadaan seperti ini tentu mudah dipecah belah karena satu

sebab, hilangnya rasa saling memiliki. Fitrah yang ingin unggul sendiri, ingin

mendapat pengakuan terbaik, selalu membayang-bayangi misi para ADK

pengembannya secara berlebihan. Timbullah dari sini ‘eksklusif’ atau VIP dalam

kehidupan ADK, “Siapa engkau dengan berani merebut jatahku, siapa engkau

berani menduduki posisiku.” Terkadang, dalam aqod yang disepakati suatu

Page 2: Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

harokah tidak sekata pun ditemukan pernyataan bermakna, “HARUS MENJAGA

KEEKSKLUSIFITASAN DAKWAH DEMI TUJUAN ORGANISASI.” ; tapi

justru rasa eksklusif itu ada pada sang pengembannya, yakni ADK, yang merasa

tenang mencitrakannya di mana-mana. “Karena metode kita berbeda, sudahlah,

kita saling ber-fastabiqul khoirot saja,” pernyataan ini pernah ana dengar dari

seorang ADK. Begitu cintanya-kah pada metode sehingga hal tentang ke-

integralitas-an dakwah harus dikesampingkan, padahal dalam Islam hal ini tidak

pernah diperbolehkan. Pertanyaannya, dari mana seseorang yang menjadi target

dakwah bisa tahu, bahwa Islam itu sejatinya hangat, damai, dan menyejukkan,

kalau hal demikian sudah menjadi benalu dalam hati ADK pengembannya?

Banyak contoh kasus yang tergores benar dalam hati ADK pejuang

keharmonisan dakwah. Adakah yang tidak menangis hatinya bilamana sang

saudara/i tercinta dengan sengaja mengusir hal ma’ruf yang tengah ia

perjuangkan, dengan alasan agar lainnya tidak terpengaruhi apa yang ia lakukan.

Adakah seorang pejuang ukhuwah merasa biasa-biasa saja bila melihat seorang

muslim berpas-pasan dengan saudaranya lantas tidak bertegur sapa. Ini kecil, tapi

besar urgensinya dalam dakwah. Di manakah rasa ukhuwah islamiyah, yang

menjadi kekuatan Islam, bila sudah seperti ini. Dakwah mengajarkan kehangatan

dan pengayoman di manapun sang penyampainya berada. Dakwah melatih sang

pembawanya untuk senantiasa bersikap stabil terhadap hal yang plural. Memang

pluralitas adalah fitrah Allah pada seluruh makhluknya, tapi status sebagai hamba

Alloh yang bersaudara adalah hal terpenting, yang tidak boleh dielakkan

urgensitasnya. Seorang yang bersaudara itu saling mendukung, bukan

menghambat, apalagi menjatuhkan. Untuk tujuan menegakkan kalimat tauhid Laa

Ilaaha Illallah di bumi ini, butuh sesuatu yang khas, yang menggambarkan

kekuatan Islam secara utuh, yang tak dapat ditiru oleh siapa pun, kecuali muslim,

apalagi kalau bukan Ukhuwah Islamiyyah.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk merapikan keharmonisan yang

melenceng dari tempatnya. Menjadi pioneer dalam aktivitas pemulihan ini, bisa

menjadi pekerjaan bermisi kebaikan karena dengan begini kita bisa mengetahui

seberapa berhasil kah kita dalam melaksanakan dakwah untuk konteks ukhuwah.

Page 3: Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

Bila menurut Abbas As-Siisi, inilah yang disebut “bagaimana menyentuh hati”.

Berkelibat dengan berbagai kegiatan umum yang diadakan LDK, memenuhi

undangan, saling mengundang di acara milad atau kegiatan umum, dan dalam

perihal pengkaderan, misalnya saling mengatur jadwal agenda kegiatan

pengkaderan agar tidak bentrok dengan acara kaderisasi pihak pendakwah lain

(hal ini mungkin dirasa aneh, karena pada dasarnya justru harokah itu saling

berlomba untuk mencari target pengkaderan; akan tetapi untuk menentramkan

keadaan saling adu sikut seperti ini, dibutuhkan kedewasaan manajerial kaderisasi

dakwah; hal ini tentu tetap tidak melupakan perumusan mesiu sendiri untuk dapat

melaksanakan kaderisasi di pihak kita seoptimal mungkin).

Di lain cerita, banyak UKI UJ yang bermasalah dalam kaderisasi UKI nya.

Padahal secara mayoritas, target dakwah tersebar di lingkungan tiap LDF masing-

masing. Lagi-lagi, ada apa di balik ketidak-sinkronan ini semua. Usut punya usut,

ternyata rasa kebersamaan kurang dirasakan oleh seorang yang amma apabila

sedang bersama ADK (yang semuhrim). Rasa ‘tidak segolongan’ itu menjadi akar

masalah ini. Padahal obyek dakwah kita yang terdekat, siapa lagi kalau bukan

teman-teman muslim di sekitar kita sendiri. Memahami dunia mereka, berinteraksi

yang benar dengan mereka, memanfaatkan celah rabbaniyah mereka dalam upaya

menyeru mereka pada suatu yang haqq, adalah salah satu rangkaian sikap yang

bisa dicoba dalam rangka meningkatkan keluwesan kaderisasi UKI. Tidak

kemudian kaderisasi itu hanya untuk mahasiswa. Para civitas senior pun sangat

perlu disentuh oleh dakwah melalui pengkaderan. Selain memantapkan jati diri

mereka sebagai hamba Allah, mereka pun sebenarnya adalah target infrastruktur

pendukung kegiatan dakwah kampus kita. Banyaknya relasi yang terbentuk makin

memperkokoh barisan kita dalam mengemban misi mulia ini. Sudah

waktunya, para ADK dalam tiap UKI untuk menunjukkan hakikat rahmatan lil

‘alamin Islam pada dunianya. Bukan waktunya untuk menunggu sang target

mengetuk pintu UKI, seraya mengajukan diri untuk ikut bergabung dalam

perjalanan dakwah ini. Perlu gebrakan dan sesuatu yang nekat, dalam artian

positif, agar bisa beradaptasi dan mempengaruhi sesuatu yang semakin kompleks

Page 4: Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

ini. Dari hal ini, UKI pun tahu apa yang sedang dibutuhkan para obyek dakwah

terkait keislamannya.

Terkadang juga seorang ADK takut mengutarakan kebenaran pada suatu

ranah kesalahan. Padahal ranah itu jelas mengusik keimanan dan tuntutannya

sebagai pengemban dakwah. Menurut Akh.Ridwansyah Yusuf Achmad dalam

tulisannya yang bertajuk “ADK dalam Keorganisasian”, bahwa mengisi sayap

dakwah siyasi adalah bagian dari tahapan membangun dakwah kampus yang

komprehensif. Semangat yang coba kita angkat dalam menjalankan dakwah siyasi

adalah agar setiap mahasiswa dapat merasakan indahnya Islam dimanapun dia

beraktivitas. Selain itu, kita tentu juga berharap dengan adanya dakwah siyasi,

sebagai seorang aktivis dakwah, kita akan mampu mengembangkan diversifikasi

strategi dakwah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari kampus kita

masing-masing. Dari ulasan beliau ini, bisa diambil kesimpulan sebagai seorang

aktivis dakwah, kita dituntut juga untuk mampu mengembangkan diversifikasi

strategi dakwah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari kampus kita

masing-masing. Bila dikaitkan dengan konteks dakwah secara umum (tidak hanya

dakwah siyasi), bukankah dakwah kampus itu adalah sesutau yang praktis dan

seharusnya mudah diterima dalam kehidupan ber-kampus. Untuk itu, realisasi

dakwah kampus benar-benar memperhatikan strategi tepat demi dengan tujuan

agar semakin banyak mahasiswa dalam sebuah kampus yang tersentuh oleh nilai

Islam.

...Bagi kami, setiap jengkal tanah di bumi ini, di mana di atasnya ada

seorang Muslim yang mengucapkan 'Laa Ilaaha Illallah', maka itulah tanah air

kami. Kami wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus

demi kebaikannya. Semua Muslim —dalam wilayah geografi yang mana pun—

adalah saudara dan keluarga kami. Kami turut merasakan apa yang mereka

rasakan dan memikirkan kepentingan-kepentingan mereka...// Akidah tak akan

memberi faedah bila tidak mendorong penganutnya untuk berbuat dan berkorban

demi menjelmakannya menjadi kenyataan. Begitulah yang terjadi pada generasi

terdahulu umat ini, dimana Allah melapangkan dada mereka untuk menerima

hidayah-Nya. Mereka mengikuti jejek para Nabinya, beriman kepada risalahnya,

Page 5: Kondisi Dakwah Kampus Uj Dan Strategi Memajukannya

dan berjihad dengan jihad yang benar dalam menegakkan misi suci

itu...//(Himpunan Risalah Hasan Al-Banna).

Jember, 5-6 Mei 2012

oleh: Athika Darumas Putri