komunitas Wonossalam mangirejo

download komunitas Wonossalam mangirejo

of 31

description

komunitas Wonossalam mangirejo

Transcript of komunitas Wonossalam mangirejo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem kesehatan nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU no. 23 tahun 1992, yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di dalam berbagai bidang kehidupan mengakibatkan terjadi juga pergeseran pada pola kehidupan masyarakat, salah satunya adalah dalam bidang kesehatan. Dimana denagn berkembangnya paradigma Sehat saat ini, telah terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup kesehatan antara lain: berubahnya upaya pengobatan kepada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser kepada penemuan kasus secara aktif. Perubahan ini tentunya akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan secara aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Oleh karenanya peran serta masyarakat perlu terus dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri.Komunitas atau masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan masalah, yang melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai target pelayanan keperawatan komunitas dengan fokus masyarakat berupa peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam seluruh akitfitas kegiatan komunitas.

Dalam upaya mengaplikasikan teori ilmu keperawatan komunitas yang telah dibekalkan kepada mahasiswa di bangku kuliah, serta sebagai salah satu upaya menyiapakan tenaga keperawatan yang profesional dan potensi keperawatan secara mandiri, maka mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang melaksanakan praktek keperawatan komunitas di wilayah Dsn Mangirejo Ds Wonosalam. Pada kegiatan praktek keperawatan komunitas digunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, pendekatam kelompok dan pendekatan kepada masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa dapat membina keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang ada di wilayah Dsn Mangirejo Ds Wonosalam. Pendekatan secara kelompok dilaksanakan dengan cara melakukan pembentukan kelompok warga usia lanjut, dimana selama ini di Dsn Mangirejo Ds Wonosalam belum terdapat wadah kegiatan bagi warga usia lanjut. Pendekatan kepada masyarakat dilakukan dengan cara membentuk Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) yang merupakan bentuk nyata dari peran serta masyarakat Dsn Mangirejo Ds Wonosalam. Dengan pembentukan Pokjakes ini diharapkan masyarakat mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya serta dapat mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat dan mampu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

Dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas mahasiswa menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data, kemudian menyusun rencana sesuai dengan permasalahan yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Bentuk kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa antara lain: penyuluhan yang bertujuan memberikan bekal kepada masyarakat untuk mengenal dan menangani masalah kesehatan, pelatihan dan penyegaran kader kesehatan, kerja bakti, dibentuknya kelompok lansia guna mengatasi masalah lansia, pembentukan kelompok kerja kesehatan serta melaksanakan peatihan dan pembekalan materi kepada seluruh anggota tim pokjakes.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan masyarakat di wilayah binaan serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:

a. Membina komunikasi yang efektif serta hubungan saling percaya dengan seluruh tokoh masyarakat dan semua lapisan masyarakat.

b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat.

c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah kesehatan.

d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat.

e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap masalah keperawatan yang telah ditemukan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Untuk mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan kepada masyarakat tentang masalah kesehatan serta cara penanggulangannya.

b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan dan menentukan langkah penyelesaiannya.

1.3.2 Untuk masyarakat

a. Masyarakat mengerti dan menyadari permasalah kesehatan yang ada dan mau menyelesaikan permasalahan tersebut.

b. Masyarakat dapat mengerti gambaran status kesehatannya.

1.3.3 Untuk pendidikan

Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas serta sebagai suatu bahan pertimbangan atau acuan dalam pengembangan model praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

1.4 Sistematika

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat dan sistematika.

BAB II menguraikan tentang tinjauan teoritis yang terdiri dari perawatan kesehatan masyarakat, tujuan perawatan kesehatan masyarakat, sasaran, ruang lingkup perawatan kesehatan masyarakat, kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, model pendekatan dan metodologi.

BAB III menguraikan penerapan asuhan keperawatan komunitas yang terdiri dari pengkajian yang meliputi pengantar, profil wilayah, diagram beserta analisisnya, diagnosa keperawatan komunitas di Dsn Mangirejo Ds Wonosalam. Perencanaan yang terdiri dari diagnosa keperawatan komunitas, tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, rencana tindakan keperawatan (POA/ Planning of Action), pelaksanaan yang meliputi fase kegiatan, fase proses dan hasil kegiatan, evaluasi serta susunan rencana tindak lanjut.

BAB IV menguraikan tentang hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.BAB V berisi kesimpulan dan saranBAB IITINJAUAN TEORITujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.Berdasarkan tujuan pembangunan kesehatan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.2.1 Perawatan Kesehatan Masyarakat

Perawatan kesehatan masyarakat menurut Ruth B.Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang keperawatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu individu, keluarga keluarga, kelompok kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Association (ANA,1980) didasarkan pada asumsi :

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer,sekunder dan tersier merupakan komponen sistem pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Adapun unsur unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi asumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat adalah:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan, khususnya keperawatan.

2. Meruapakan bidang khusus keperawatan.

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (interaksi social dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (lebih ditekankan kepada upaya promotif dan preventif)

6. Melibatkan partisipasi masyarakat.

7. Bekerja secara team

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawatan komunitas adalah :

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang.

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas.

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik.

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun menghambat.

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Berdasar pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas, sebagai landasan praktek keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio,psiko, sosial, kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas. Dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 point penting yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kleompok dan masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

5. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlagsung secara berkesinambungan.

6. Perawat kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien (individu, keluarga, kleompok dan masyarakat) sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.

7. Pengembangan tenaga perawat kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartsipasi secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Masyarakat

2.2.1 Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan.

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan/keperawatan.

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan

9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

10) Tertanganinya kelompok kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.2.3 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai maslaah kesehatan/perawatan.

2.3.1 Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai maslaah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.3.2 KeluargaKeluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantungdan berinteraksi.Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota anggota kleuarga yang lain, dan keluarga keluarga yang ada di sekitarnya.2.3.3 Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permaslaahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan termasuk di antaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:

a) Ibu hamil

b) Bayi baru lahir

c) Anak balita

d) Anak usia sekolah.

e) Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, di antaranya adalah:

a) Penderita penyakit menular seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.

b) Penderita yang mempunyai penyakit tidak menular seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, di antaranya:

a) Wanita tuna susila.

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba.

c) Kelompok kelompok pekerja tertentu.

d) Dan lain sebagainya.

4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan social)

d) Penitipan anak balita

2.3.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas batas yang telah dettakan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, apakah itu permasalahan social, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.2.4 Ruang lingkup perawatan kesehatan masyarakat

Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi: upaya upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan social dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan masyarakat kegiatan yang ditekankan adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.4.1 Upaya promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

2.4.2 Upaya preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui kegiatan:1) Imunisasi masal terhadap bayi, anak balita, serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah.

3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyadu, puskesmas ataupun di rumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

2.4.3 Upaya kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggoat anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawtaan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

4) Perawatan buah dada

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.4.4 Upaya rehabilitatif

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok kleompo tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan:

1) Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan

2) Latihan latihan fisik tertentu bagi penderita penderita penyakit tertentu, misalnya: TBC: latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.2.4.5 Upaya resosialitatif

Adalah upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, di antaranya adalah kelompok kelompok yang diasingkan oleh masyarakat, karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok kelompok masyarakat khusus seperti kelompok wanita tuna susila (WTS), tuna wisma dan sebagainya. Disamping itu adalah bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kleompok kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut, dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya perlu memberikan penjelasan dengan pengertian atau batasan batasan yang jelas dan dapat dimengerti.2.5 Kegiatan praktek keperawatan masyarakat

Kegiatan praktek keperawatan kesehatan masyarakat, yang dilakukan oleh perawat mencakup hal hal yang sangat luas, tentunya sesuai denagn tingkat pelayanan kesehatan dimana perawat kesehatan masyarakat itu bekerja, tetapi secara umum kegiatan perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

2.5.1 Memberikan asuhan perawatan langsung kepada individu, kleuarga, kelompok kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.

2.5.2 Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.5.3Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.

2.5.4 Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.

2.5.5Melaksanakan rujukan terhadap kasus kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

2.5.6Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompom dan masyarakat.

2.5.7 Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

2.5.8 Melaksanakan asuhan kesehatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan menggunakan proses keperawatan sebagai uatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan.

2.5.9Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti.

2.5.10Mengadakan kerja sama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.

2.5.11Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan degan keperawatam dan kesehatan.

2.5.12Ikut serta dalam penelitian untuk mengembangkan perawatan kesehatan masyarakat sesuai dengan tingkat pelayanan dan pendidikan yang dimiliki.

2.6 Model pendekatan

Dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat secara keseluruhan, pendekatan yang digunakan oleh perawat kesehatan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang ditungkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan adalah bahwa setiap masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila pendekatan dilakukan terhadap keluarga binaan disebut dengan family approach, tetapi bila pembinaan kleuarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, dan bila pendekatan tersebut dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat disebit dengan community approach.

2.7 Metodologi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metodologi yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap tahap sebagai berikut:

2.7.1 PengkajianKegiatan kegiatan yang dilakukan oleh perawat kesehatan amsyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:

1) Pengumpulan data adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas meliputi: demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah: lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.

Hal-hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2) Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul dikomunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) yang terdiri dari :

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

3) Merumuskan masalah keperawatan/kesehatan dan diagnosa keperawatan kesehatan masyarakat di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat actual, ancaman / resiko atau wellness.

Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat berdasarkan :

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakatd. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Nasrul Efendi,1995).

2.7.2 PerencanaanKegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

2) Mnetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi maslaah kesehatan dan keperawatan.

3) Menetapkan criteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

2.7.3 PelaksanaanAdalah melaksanakan rencana yang telah disusun dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan asyarakat adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas sektoral dan lintas program dengan instansi terkait.

2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas terdiri dari :

Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakberfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat padaumumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki lagi. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri. yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

2.7.4 Penilaian/evaluasiEvaluasi terhadap respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (out put).

Penilaian yang dilkaukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu:

1) Daya guna

2) Hasil guna

3) Kelayakan

4) Kecukupan.

Fokus evaluasi adalah :

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b. Perkembangan atau kemajuan proses.

c. Efisiensi biaya.

d. Efektifitas kerja.

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/ menurun, dalam jangka waktu berapa.Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :

-------------------------------------------------------------------------------------->Keterangan :

: Peran masyarakat

: Peran perawat

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien/ masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu: mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan

BAB III

PelaksanaanAsuhan keperawatan kesehatan komunitasDsn. Mangirejo Ds. WonosalamDalam konteks pelayanan kesehatan utamaAsuhan keperawatan kesehatan komunitas yang dilaksanakan olah mahasiswa melalui praktek keperawatan di masyarakat berlangsung mulai dari tanggal 23 Juli 2012 sampai tanggal 15 September 2012. Dalam hal ini kelompok mendapat tempat praktek di Dsn. Mangirejo Ds. Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang. 3.1 Tahap Persiapan

Kegiatan praktek mahasiswa diawali dengan pertemuan pertama dengan warga dalam rangka saling mengenal dan membina hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan warga Dsn. Mangirejo Ds. Wonosalam yang dilaksanakan pada 23 Juli 2012. Pada saat pertemuan pertama selain acara perkenalan juga disampaikan tentang tujuan praktek dari mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ICMe Jombang.

Pada pertemuan pertama tersebut melalui curah pendapat (Brain Storming) berhasil di identifikasi masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat Dsn.Mangirejo Ds. Wonosalam meliputi: Penyakit yang disebabkan oleh Lingkungan Kotor, Remaja dan Lansia.

Pada saat itu juga di sampaikan pentingnya suatu wadah kerja yang berasal dari masyarakat sendiri, sehingga mandiri dalam memelihara kesehatanya. Setelah melakukan diskusi yang cukup lama antara mahasiswa dan warga Dusun Mangirejo akhirnya tercapai kata sepakat untuk membentuk suatu Pokjakes (Kelompok Kerja Kesehatan) yang diberi nama Pokjakes. Kemudian antara masyarakat dan mahasiswa secara bersama-sama menyusun rencana kerja Pokjakes. Untuk memvalidasi data maslah kesehatan yang ada di Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam maka diperlukan instrumen yang disusun oleh mahasiswa bersama dengan Pokjakes.3.2 Tahap Pengkajian

Wilayah Dsn. Mangirejo Ds. Wonosalam Kec. Wonosalam memiliki jumlah penduduk berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa selama melakukan pendataan adalah + 1498 jiwa dengan komposisi laki-laki 754 jiwa dan perempuan sejumlah 732 jiwa. Secara umum gambaran wilayah berdasarkan Winshield Survey sebagai berikut:

Batas wilayah sebelah utara: Dsn. Sumber Ds. Wonosalam

Batas wilayah sebelah selatan: Dsn. Sumberarum Ds. Sambirejo

Batas wilayah sebelah barat: Dsn. Wonosalam Ds. WonosalamBatas wilayah sebelah timur: PerhutaniFasilitas agama yang ada di Dsn. Mangirejo Ds. Wonosalam: Masjid 2 buah, Gereja 2. Fasilitas pendidikan formal: 3 buah Taman Kanak-kanak, 1 buah sekolah dasar. Pelayanan dibidang kesehatan yang ada meliputi 1 Puskesmas Wonosalam. Masyarakat Dsn. Mangirejo merupakan masyarakat yang agamis dengan menjalankan tradisi-tradisi yang ada dalam agama Islam dan Kristen. Terdapat tiga organisasi keagamaan besar di Mangirejo yaitu Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Kristen. Pada observasi lingkungan di wilayah Mangirejo masih ditemukan air yang tergenang yang berupa rawa-rawa, dan pembuangan sampah yang menumpuk di belakang rumah serta sungai yang ada di Dusun Mangirejo.ANALISA DATA PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS MAHASISWA STIKES ICMe JombangDsn Mangirejo Ds Wonosalam

NODATA SUBYEKTIFDATA OBYEKTIFMASALAH

1.

2.

3.

4

Warga mengatakan bahwa sampah ditimbun dan dibakar dibelakang rumah.

Sampah ditampung di tempat sampah masing-masing rumah

Air limbah dibuang melalui blumbang Pada rumah yang dekat sungai membuang sampah dipinggir disungai Tidak ada tempat pembuangan sampah umum Warga mengatakan banyak lansia yang menderita penyakit dan darah tinggi

Warga mengatakan belum ada fasilitas kesehatan posyandu lansia

Keluarga mengatakan remaja dilingkungan Dsn Mangirejo Ds Wonosalam ini sulit jika diajak perkumpulan yang positif (karang taruna)

Warga mengatakan karang taruna ini ada tapi sudah tidak aktif lagi.

Selama observasi 1 minggu yang dilakukan oleh mahasiswa tidak ditemukan kegiatan remaja terutama karang taruna Warga mengatakan tidak mengerti tentang PHBS Dari hasil wawacara beberapa warga ada yang melakukan hidup besih dan sehat

1. Tempat pembuangan sampah

ditimbun 12,0%

dibakar 77,2 %

sembarang tempat 9,06%

sungai 1,71%2. Tempat pembuangan limbah

got 36, 4%

sungai 12,1%

sembarang tempat 10,1 %

penampungan 40,9%

lain-lain 0,5%

3. Saluran pembuangan/ got 30 % tersumbat

4. Penyakit menular

ISPA 26,88 %

Lain-lain 15,59% Cacar air 4,3%

Asma 3,23%

Typhoid 1,61% Diare 2,15%1. Jumlah lansia 94 orang

2. Lansia yang memiliki keluhan 94 orang

3. Keluhan lansia:

hipertensi/ darah tinggi 7 orang (25%)

kencing manis 1 orang (3%) reumatik arthritis 12 orang (42%) katarak 1 orang (3%)

osteoporosis 1 orang (3%)

penyakit kulit 2 orang (7%) lain-lain 4 orang (14%)4. Upaya pengibatan Lansia

berobat ke sarana pelayanan kesehatan 35 orang (60%)

berobat ke non medis 10 orang (20 %)

berobat sendiri 10 orang (20 %)

5. Tidak ada posyandu Lansia 1. proporsi penggunaan waktu luang remaja :

bergadang (47%) kursus ketrampilan (25%) rekreasi (31%)2. Proporsi Jenis kegiatan remaja

Keagamaan (25 %)

Karang Taruna (26%)

Olah raga (24 %) Lain-lainn (25%)1. Tingkat Pendidikan Tidak sekolah (15,5%) SD (62,6%) SMP (15,4%) SMA (5,1%) Akademi (0,3%) Sarjana (1,2%)2. Pembuangan limbah got (36, 4%) sungai (12,1%) sembarang tempat (10,1 %) penampungan (40,9%) lain-lain (0,5%)3. Jarak WC dengan sumber air < 10 m (19,8%) > 10 m (80,2%)4. Pengurasan penampungan air 1X (54,2%) 2X (37,6%) 3X (7,7%) > 3 X (0,5%)5. Kondisi kandang ternak Terawat (80,3%) tidak terawat (19,7%)Resiko terjadi peningkatan penderita penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat ( penyakit saluran cerna, pernapasan, Demam berdarah) pada warga Dsn Mangirejo Ds Wonosalam b.d kurangnya masyarakat memelihara lingkungan sesuai syarat kesehatan.

Resiko penurunan kwalitas hidup lansia berhubungann dengan tidak ada aktivitas posyandu lansia

Potensial peningkatan kreatifitas remaja di Dsn Mangirejo Ds Wonosalam b.d tidak berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan, kurang pengetahuan remaja untuk menggunakan waktu luang.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan

SELEKSI ( PENAPISAN )

DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI Dsn. Mangirejo Ds. WonosalamMASALAH KESEHATAN / DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

KRITERIA PENAPISANJUMLAH SKORE

SESUIA DENGAN PERAN PERAWAT KOMUNITASRESIKO TINGGIRESIKO PARAHPOTENSI UNTUK PENDIDIKAN KESEHATAN (HE)INTERES KOMUNITASKEMUNGKINAN DIATASIRELEVAN DENGAN PROGRAMTERSEDIA SUMBER

TEMPATWAKTUDANAFASILITASSUMBER DAYA

Resiko terjadi peningkatan penderita penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat ( penyakit saluran cerna, pernapasan) pada warga Dsn Mangirejo Ds Wonosalam b.d kurangnya masyarakat memelihara lingkungan sesuai syarat kesehatan.

.44454344333446

Resiko penurunan kwalitas hidup lansia berhubungann dengan tidak ada aktivitas posyandu lansia54344442432242

Potensial peningkatan kreatifitas remaja di Dsn Mangirejo Ds Wonosalam b.d kurang berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan, kurang pengetahuan remaja untuk menggunakan waktu luang.

44243444323441

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan55454444323447

KETERANGAN :

1= sangat rendah 2 = rendah 3 = sedang 4 = tinggi 5 = sangat tinggi

PENAPISAN PRIORITAS MASALAH

NOMASALAHSCORE

1

2

3

4

Resiko terjadi peningkatan penderita penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat ( penyakit saluran cerna, pernapasan, Demam berdarah) pada warga Dsn Mangirejo Ds Wonosalam b.d kurangnya masyarakat memelihara lingkungan sesuai syarat kesehatan.

Resiko penurunan kwalitas hidup lansia berhubungann dengan tidak ada aktivitas posyandu lansia

Potensial peningkatan kreatifitas remaja di Dsn. Mangirejo Ds. Wonosalam b.d kurang berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan, kurang pengetahuan remaja untuk menggunakan waktu luang.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan46

42

41

47

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dusun Mangirejo Desa WonosalamNoMasalah keperawatan komunitasSasaranTujuanStrategiRencana kegiatanHari/

TanggalTempatEvaluasi

KRITERIASTANDAR

1

2

3

4

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat berhubungan dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Dsn Mangirejo

Resiko terjadi peningkatan penderita penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, pernapasan, DHF) pada warga RW 3 Kelurahan Bulak Kenjeran b.d kurangnya masyarakat memelihara lingkungan sesuai syarat kesehatan.

Resiko penurunan kwalitas hidup lansia berhubungann dengan tidak ada aktivitas posyandu lansia

Potensial peningkatan kreatifitas remaja di Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam b.d kurang berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan, kurang pengetahuan remaja untuk menggunakan waktu luang.

Individu

Keluarga

Kelompok

Masyarakat

Individu

Keluarga

Kelompok

Masyarakat

Individu

Keluarga

Kelompok

Masyarakat

Individu

Keluarga

Kelompok

Masyarakat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 minggu diharapkan masyarakat Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam mampu :

1. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan lingkungan2. Mengaplikasikan kegiatan yang mendukung kesehatan lingkungan yang tercermin dalam perilaku hidup bersih dan sehat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 minggu diharapkan masyarakat Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam mampu :

1. Mengidentifikasi perencanaan tindakan tentang kebersihan lingkungan

2. Mengidentifikasi ciri-ciri lingkungan sehat

3. Memelihara lingkungan yang sehat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 minggu diharapkan masyarakat Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam mampu :

1. Memahami masalah kesehatan lansia

2. Mampu mengetahui kegiatan ntuk peningkatan kesehatan lansia

3. 80 % aktif dalam pelaksanaan postyandu lansia

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 minggu diharapkan remaja Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam mampu :

1. Mamahami pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan positif

2. 80 % remaja aktif dalam kegiatan

Komunikasi

Informasi

Edukasi

Komunikasi

Informasi

Edukasi Komunikasi Informasi Edukasi Ceramah edukasi

1. Pembentukan Pokjakes Lingkungan

2. Penyuluhan kesehatan tentang PHBS

3. Kerja Bakti1. Pembentukan Pokjakes

2. penyuluhan dan pendidikan tentang kesehatan lingkungan dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat.

3. kerja bakti massal untuk pembersihan dan perbaikan saluran air limbah/got

4. Pengajuan proposal ke kepala desa Wonosalam untuk pengadaan bak sampah bagi warga yang belum punya

1. Pembentukan Pokjakes lansia

2. Pembentukan Posyandu lansia

3. Pelaksanaan pelatihan kader posyandu lansia

4. Pendidikan kesehatan

5. Koordinasi dengan instansi terkait untuk pelaksanaan posyandu lansia

6. Pelaksanaan posyandu lansia

1. Pembentukan Pokjakes Remaja.

2. Kerjasama dengan pengurus karang taruna tiap RT untuk pengaktifan kembali karang taruna.

3. Kerjasama dan mencari dukungan dengan tokoh masyarakat dan agama untuk aktivitas karang taruna

4. Penyuluhan tentang bahaya narkoba dan sex bebas

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor

Psikomotor

Psikomotor

Kognitif

Psikomotor

Kognitf

Psikomotor

1. Terbentuknya Pokjakes Lingkungan

Masyarakat mengerti tentang pentingnya hidup sehat

Masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat

Masyarakat mampu melakukan kerja bakti Terbentuknya Pokjakes Kesling

Masyarakat memahami masalah kebersihan lingkungan Masyarakat melakukan kerja bakti

Lingkungan bersih

Tercipta kerjasama antar pihak terkait

Terbentuknya Pojakes Lansia

Masyarakat mengerti tentang pokjakes

Terbentuk posyandu lansia di Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam

Kader posyandu lansia menegerti tentang sistem pelaksanaan posyandu lansia (sistem 5 meja)

Kader mengerti tentang penyakit yang serting terjadi pada lansia

Lansia dan kelurga mengerti tentang penyakit yang sering terjadi pada lansia, pencegahan dan perawatan

Lansia dan keluarga mampu memberikan perawatan sesuai dengan masalah kesehatan.

Terjalin kerjasama antara puskesmas dan pokjakes lansia dalam pelaksanaan posyandu lansia

80 % lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia secara aktif

Terbentuknya Pokjakes Remaja

remaja memahami pentingnya pengaktifan kembali karangtaruna di Dsn Mangirejo Ds. Wonosalam.Remaja mau aktif kembali dalam kegiatan karangtaruna

Tokoh masyarakat dan agama mendukung dan bekerjasama dalam aktivitas karangtaruna

Remaja memahami tentang bahaya narkoba dan sex bebas

Remaja mengikuti penyuluhan tentang bahaya narkoba dan sex bebas

17