Komunikasi Verbal Penunjang Profesi

4
KOMUNIKASI VERBAL PENUNJANG PROFESI Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non-verbal. Berikut tips-tips komunikasi verbal yang dapat menunjang karir, yang merupakan sebagian materi yang disampaikan dalam pelatihan Profesional Image yang diselenggarakan The Jakarta Consulting Group. Note: yang dimasukin ke slide yang warna item aja ya. Thank u 1. Untuk komunikasi secara verbal yang sukses, Kualitas suara harus diperhatikan, demikian pula dengan pendayagunaan intonasi, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi. Sedapat mungkin menghindari pengucapan yang masih memperlihatkan aksen daerah yang terlampau kental. 2. Dalam berbicara kita harus memperhatikan dinamika suara. Pengucapan yang tidak memperhatikan dinamika suara,terkadang tinggi atau rendah tanpa alasan tertentu jelas sangat menganggu dan menimbulkan kesan buruk bagi orang-orang yang mendengarkannya. Kasar jelas berbeda dengan karakter tegas. Suara Anda juga menunjukkan keyakinan terhadap apa yang Anda ucapkan. 3. Kontrol suara sangat penting. Saat berbicara terkadang kita tidak menyadari bila suara nafas jelas terdengar. Sebagai peredam, kontrol sirkulasi udara yang menghasilkan suara, penggal kalimat secara tepat dan lakukan perhentian-perhentian pada waktunya. Upaya ini sangat penting agar kalimat-kalimat

description

Komunikasi Verbal

Transcript of Komunikasi Verbal Penunjang Profesi

Page 1: Komunikasi Verbal Penunjang Profesi

KOMUNIKASI VERBAL PENUNJANG PROFESI

Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non-verbal. Berikut tips-tips komunikasi verbal

yang dapat menunjang karir, yang merupakan sebagian materi yang disampaikan dalam

pelatihan Profesional Image yang diselenggarakan The Jakarta Consulting Group.

Note: yang dimasukin ke slide yang warna item aja ya. Thank u

1. Untuk komunikasi secara verbal yang sukses, Kualitas suara harus diperhatikan, demikian

pula dengan pendayagunaan intonasi, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi. Sedapat mungkin

menghindari pengucapan yang masih memperlihatkan aksen daerah yang terlampau kental.

2. Dalam berbicara kita harus memperhatikan dinamika suara. Pengucapan yang tidak

memperhatikan dinamika suara,terkadang tinggi atau rendah tanpa alasan tertentu jelas

sangat menganggu dan menimbulkan kesan buruk bagi orang-orang yang mendengarkannya.

Kasar jelas berbeda dengan karakter tegas. Suara Anda juga menunjukkan keyakinan

terhadap apa yang Anda ucapkan.

3. Kontrol suara sangat penting. Saat berbicara terkadang kita tidak menyadari bila suara nafas

jelas terdengar. Sebagai peredam, kontrol sirkulasi udara yang menghasilkan suara, penggal

kalimat secara tepat dan lakukan perhentian-perhentian pada waktunya. Upaya ini sangat

penting agar kalimat-kalimat yang dipaparkan menjadi jelas, tidak monoton, dan penuh

ekspresi.

4. Sebagai seorang profesional Anda juga harus menunjukkan antusiasme yang  besar terhadap

apa yang dibicarakan supaya orang lain mau memperhatikannya. Diperlukan variasi-variasi

kecepatan tertentu, tergantung pada sasaran komunikasi yang ingin dicapai. Pemilihan kata

yang tepat akan memberikan “kekuatan” tersendiri dalam berkomunikasi. Kekuatan ini dapat

dipergunakan secara maksimal untuk menunjang karakteristik suara yang dimiliki. Misalnya

mengganti kata-kata yang barangkali sulit dilafalkan dengan kata-kata yang betul-betul

“enak” untuk diucapkan dan kesannya ”menggigit”.

5. Untuk menunjang eksplorasi terhadap kekuatan kata dan pemanfaatannya secara maksimal,

diperlukan penguasaan unsur-unsur bahasa secara memadai, mulai dari sinonim, antonim,

kata-kata penghubung, sampai idiom. Penguasaan unsur-unsur bahasa tersebut membuat kita

mempunyai keluasan perbendaharaan kosa kata yang berdaya tinggi. Pemahaman ragam

Page 2: Komunikasi Verbal Penunjang Profesi

bahasa yang ada, bahasa resmi atau formal, bahasa pergaulan, bahasa tulisan, bahasa lisan,

bahasa bisnis, dan bahasa jurnalistik turut menentukan efektivitas pemakaiannya.

6. Kata-kata yang dipergunakan pada waktu menghadapi mitra bisnis akan berbeda dengan

kata-kata yang dipergunakan saat bertemu pejabat pemerintah. Dalam hal ini Anda tidak

perlu harus mengubah diri sehingga tampak berbeda sama sekali, cukup dengan fleksibilitas

dalam penggunaan bahasa di tengah-tengah situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Kuncinya

konsentrasi ganda, berkonsentrasi penuh pada apa yang ingin diungkapkan, dan pada kualitas

pengucapannya.

7. Menunjukkan empati pada waktu berbicara membuat komunikasi yang dijalin menjadi lebih

bermakna. Empati memperkuat kehadiran Anda di tengah-tengah audiens, sehingga mereka

akan memperhatikan apa yang Anda bicarakan. Bidang minat yang lebih luas juga berperan,

untuk itu janganlah Anda menutup diri terhadap bidang-bidang di luar fokus Anda.

8. Menjadi pendengar yang aktif. Komunikasi efektif ternyata tidak hanya terwujud karena

komunikator dan komunikan dapat memperlihatkan kemampuan berbicara secara prima,

melainkan juga terbentuk karena adanya pendengar yang aktif. Untuk menjadi pendengar

aktif, pertama-tama ajaklah mereka berbicara tentang diri mereka sendiri, dengan berfokus

pada kondisi saat ini, bahkan kalau perlu kondisi pada saat komunikasi berlangsung.

9. Bukalah telinga lebar-lebar dan perlihatkanlah perilaku yang menyenangkan pada saat Anda

mendengarkan orang lain berbicara. Anda dapat memberi respon dan mengajukan umpan

balik serta mendengarkan dengan sensivitas penuh. Sehingga Anda dapat mengetahui kapan

saat tepat untuk berbicara, kapan melakukan interupsi, dan mengarahkan pembicaraan ke

sasaran yang ingin dicapai. Jangan lupa untuk mempertahankan kontak mata terhadap

mereka.