Komunikasi Verbal Penunjang Profesi
-
Upload
tititspiderman -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
description
Transcript of Komunikasi Verbal Penunjang Profesi
KOMUNIKASI VERBAL PENUNJANG PROFESI
Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan non-verbal. Berikut tips-tips komunikasi verbal
yang dapat menunjang karir, yang merupakan sebagian materi yang disampaikan dalam
pelatihan Profesional Image yang diselenggarakan The Jakarta Consulting Group.
Note: yang dimasukin ke slide yang warna item aja ya. Thank u
1. Untuk komunikasi secara verbal yang sukses, Kualitas suara harus diperhatikan, demikian
pula dengan pendayagunaan intonasi, tempo, jeda, dinamika, dan ekspresi. Sedapat mungkin
menghindari pengucapan yang masih memperlihatkan aksen daerah yang terlampau kental.
2. Dalam berbicara kita harus memperhatikan dinamika suara. Pengucapan yang tidak
memperhatikan dinamika suara,terkadang tinggi atau rendah tanpa alasan tertentu jelas
sangat menganggu dan menimbulkan kesan buruk bagi orang-orang yang mendengarkannya.
Kasar jelas berbeda dengan karakter tegas. Suara Anda juga menunjukkan keyakinan
terhadap apa yang Anda ucapkan.
3. Kontrol suara sangat penting. Saat berbicara terkadang kita tidak menyadari bila suara nafas
jelas terdengar. Sebagai peredam, kontrol sirkulasi udara yang menghasilkan suara, penggal
kalimat secara tepat dan lakukan perhentian-perhentian pada waktunya. Upaya ini sangat
penting agar kalimat-kalimat yang dipaparkan menjadi jelas, tidak monoton, dan penuh
ekspresi.
4. Sebagai seorang profesional Anda juga harus menunjukkan antusiasme yang besar terhadap
apa yang dibicarakan supaya orang lain mau memperhatikannya. Diperlukan variasi-variasi
kecepatan tertentu, tergantung pada sasaran komunikasi yang ingin dicapai. Pemilihan kata
yang tepat akan memberikan “kekuatan” tersendiri dalam berkomunikasi. Kekuatan ini dapat
dipergunakan secara maksimal untuk menunjang karakteristik suara yang dimiliki. Misalnya
mengganti kata-kata yang barangkali sulit dilafalkan dengan kata-kata yang betul-betul
“enak” untuk diucapkan dan kesannya ”menggigit”.
5. Untuk menunjang eksplorasi terhadap kekuatan kata dan pemanfaatannya secara maksimal,
diperlukan penguasaan unsur-unsur bahasa secara memadai, mulai dari sinonim, antonim,
kata-kata penghubung, sampai idiom. Penguasaan unsur-unsur bahasa tersebut membuat kita
mempunyai keluasan perbendaharaan kosa kata yang berdaya tinggi. Pemahaman ragam
bahasa yang ada, bahasa resmi atau formal, bahasa pergaulan, bahasa tulisan, bahasa lisan,
bahasa bisnis, dan bahasa jurnalistik turut menentukan efektivitas pemakaiannya.
6. Kata-kata yang dipergunakan pada waktu menghadapi mitra bisnis akan berbeda dengan
kata-kata yang dipergunakan saat bertemu pejabat pemerintah. Dalam hal ini Anda tidak
perlu harus mengubah diri sehingga tampak berbeda sama sekali, cukup dengan fleksibilitas
dalam penggunaan bahasa di tengah-tengah situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Kuncinya
konsentrasi ganda, berkonsentrasi penuh pada apa yang ingin diungkapkan, dan pada kualitas
pengucapannya.
7. Menunjukkan empati pada waktu berbicara membuat komunikasi yang dijalin menjadi lebih
bermakna. Empati memperkuat kehadiran Anda di tengah-tengah audiens, sehingga mereka
akan memperhatikan apa yang Anda bicarakan. Bidang minat yang lebih luas juga berperan,
untuk itu janganlah Anda menutup diri terhadap bidang-bidang di luar fokus Anda.
8. Menjadi pendengar yang aktif. Komunikasi efektif ternyata tidak hanya terwujud karena
komunikator dan komunikan dapat memperlihatkan kemampuan berbicara secara prima,
melainkan juga terbentuk karena adanya pendengar yang aktif. Untuk menjadi pendengar
aktif, pertama-tama ajaklah mereka berbicara tentang diri mereka sendiri, dengan berfokus
pada kondisi saat ini, bahkan kalau perlu kondisi pada saat komunikasi berlangsung.
9. Bukalah telinga lebar-lebar dan perlihatkanlah perilaku yang menyenangkan pada saat Anda
mendengarkan orang lain berbicara. Anda dapat memberi respon dan mengajukan umpan
balik serta mendengarkan dengan sensivitas penuh. Sehingga Anda dapat mengetahui kapan
saat tepat untuk berbicara, kapan melakukan interupsi, dan mengarahkan pembicaraan ke
sasaran yang ingin dicapai. Jangan lupa untuk mempertahankan kontak mata terhadap
mereka.