Komunikasi Politik

36
PENGARUH KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KOTA CIREBON Oleh: Caesar Vioniken Pradipta* Pembimbing: Endang Fatmawati, M.Si., M.A. Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Semarang *) E-mail [email protected] ABSTRAK Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalah komunikasi antar manusia. Komunikasi sangat penting untuk menentukan kualitas layanan perpustakaan yang ideal, khususnya komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal di perpustakaan bisa antara pustakawan dengan pimpinan, pustakawan dengan pustakawan, maupun pustakawan dengan pemustaka. Pustakawan harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal, agar terciptanya komunikasi yang lebih baik agar tidak menyinggung perasaan, berbicara dengan sopan, dan melayani pemustaka dengan sungguh-sungguh. Penelitian ini dilakukan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daearah Kota Cirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsep diri dalam kemampuan komunikasi interpersonal pustakawan mempengaruhi kepuasan pemustaka. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental, dengan jumlah jumlah sampel 96 orang. Teknik pengumpulan datanya dengan kuesioner, dan analisis datanya secara statistik menggunakan alat bantu SPSS versi 1.6. Uji hipotesis menggunakan uji t dan analisis jalur. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konsep diri tidak dapat langsung berpengaruh terhadap kepuasan pemustaka melainkan harus melalui komunikasi interpersonal terlebih dahulu.

description

berisi tentang opini publik dab bagaimana kita tahu bahwa seorang opini publik berperan penting dalam pembangunan. selain itu, dalam memahami sebuah opini pulik pasti dikaitkan dengan masalah politik.

Transcript of Komunikasi Politik

Page 1: Komunikasi Politik

PENGARUH KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASIINTERPERSONAL PUSTAKAWAN HUBUNGANNYA

TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI BADANPERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KOTA

CIREBON

Oleh: Caesar Vioniken Pradipta*

Pembimbing: Endang Fatmawati, M.Si., M.A.

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, UniversitasDiponegoro Semarang

*) E-mail [email protected]

ABSTRAK

Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial, adalahkomunikasi antar manusia. Komunikasi sangat penting untukmenentukan kualitas layanan perpustakaan yang ideal, khususnyakomunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal diperpustakaan bisa antara pustakawan dengan pimpinan,pustakawan dengan pustakawan, maupun pustakawan denganpemustaka. Pustakawan harus memiliki kemampuan komunikasiinterpersonal, agar terciptanya komunikasi yang lebih baik agartidak menyinggung perasaan, berbicara dengan sopan, danmelayani pemustaka dengan sungguh-sungguh. Penelitian inidilakukan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daearah KotaCirebon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsepdiri dalam kemampuan komunikasi interpersonal pustakawanmempengaruhi kepuasan pemustaka. Metode yang dilakukandalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknikpengambilan sampel menggunakan insidental, dengan jumlahjumlah sampel 96 orang. Teknik pengumpulan datanya dengankuesioner, dan analisis datanya secara statistik menggunakan alatbantu SPSS versi 1.6. Uji hipotesis menggunakan uji t dan analisisjalur. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa konsep diritidak dapat langsung berpengaruh terhadap kepuasan pemustakamelainkan harus melalui komunikasi interpersonal terlebih dahulu.

Page 2: Komunikasi Politik

Kata kunci: Konsep Diri, Komunikasi Interpersonal, KepuasanPemustaka, Badan Perpustakaan dan KearsipanDaerah Kota Cirebon.

ABSTRACTOne of the indicationsthat humanis a social beings, is communicationbetween people.Communicationis very important to determinetheideal quality oflibrary services,especially interpersonalcommunication. Interpersonal communicationin the library canbealeader among librarians, librarians with librarians, and librarianswith visitors. Librarians must have the interpersonal communicationskills, in order to create better communication so as not to offend,speak politely, and serve visitors earnest.The research was conducted at Badan Perpustakaan dan KearsipanDaerah Kota Cirebon. This studyaimed to determine whe ther theself-concept of librarians in interpersonal communication skills affectsatisfaction of visitors. The method usedin this research isdescriptivequantitative method. Incidental sampling technique used, with 96sample of people.The questionnaire data collection techniq ues andstatistical data analysis using SPSS version 1.6 tools. Hypothesistesting using t-test, and path analysis. From these resultsit can be seenthat self-concept can not directly affect the satisfaction of visitors buthas to through interpersonal communication first.

Keywords: Self-Concept, Interpersonal Communication,Satisfaction of Visitors, Badan Perpustakaan dan KearsipanDaerah Kota Cirebon.

1.Pendahuluan

Salah satu indikasi bahwamanusia sebagai makhluksosial, adalah komunikasiantarmanusia. Manusia tidak

dapat hidup sendiri, pastimembutuhkan orang lain. Darilahir sampai mati, memerlukanbantuan dari orang lain. Hal inidapat dilihat dalam kehidupansehari-hari yang menunjukkan

Page 3: Komunikasi Politik

bahwa semua kegiatan yangdilakukan manusia selaluberhubungan dengan orang lain.Komunikasi sangat penting didalam perpustakaan untukmenentukan kualitas layananperpustakaan yang ideal,khususnya komunikasiinterpersonal. Kunci utamaperpustakaan terletak padalayanannya, semakin baikpelayanan yang diberikan kepengguna, maka merasa puasdan semakin berminat untukkembali berkunjung keperpustakaan. Salah satu modelhubungan komunikasipustakawan adalah komunikasiinterpersonal, yaitupenyampaian pesan oleh satuorang dan penerimaaan pesanoleh orang lain atausekelompok kecil orang,dengan berbagai dampak dandengan peluang untukmemberikan umpan baliksegera (Effendy, 2003:30).Komunikasi interpersonal diperpustakaan bisa antarapustakawan dengan pimpinan,pustakwan dengan pustakawan,maupun pustakawan denganpengguna. Maka dari itupustakawan harus memilikikemampuan komunikasiinterpersonal, agar terciptanyakomunikasi yang lebih baik,agar tidak menyinggungperasaan, berbicara dengan

sopan, dan melayani penggunadengan sungguh-sungguh.

Menurut Andayani (2009)dalam bukunya komunikasiinterpersonal adalah suatuproses pengiriman pesan darikomunikator kepadakomunikan, baik secaralangsung maupun melaluimedia. Menurut Theodorson(Liliweri, 1997) komunikasiadalah suatu prpses pengalihaninformasi dari satu orang atausekelompok orang denganmenggunakan simbol-simboltertentu kepada satu orang ataukelompok lain. Komunikasiinterpersonal sangat pentingkarena di setiap layanan yangada di perpustakaanmenggunakan komunikasiinterpersonal. Masih banyakpemustaka yang mengeluhkarena kurang sopannyapustakawan dalam melayanimereka dari cara berkomunikasipustakawan yang kurang baik,semua ini disebabkan olehkonsep diri pustakawan yangtidak baik. Dapat dilihat darisikap pustakawan yang tidaksesuai dengan penampilannya,gaya bahasa pustakawan dalammemeberikan informasi kepadapemustaka, dan tidak percayadiri terhadap kemampuannya.Pada kenyataannya, saat inipustakawan belum banyak yang

Page 4: Komunikasi Politik

memiliki kemampuankomunikasi interpersonal yangefektif. Masih banyak pemustakberanggapan bahwapustakawan jutek dan tidakramah terhadap pemustaka. Halini disebabkan karenakurangnya komunikasi denganpemustaka sehinggapustakawan kurang mengertiapa yan dibutuhkan dandiinginkan oleh pemustakamaka pustakawan tidakmemberikan pelayanan yangmemuaskan terhadappemustaka. Perpustakaanmemberikan pelayananinformasi kepada penggunanyadengan mengutamakankepuasan pemustaka.

Pemustaka yang merasa puasdengan layanan yang diberikanoleh pemustaka akan menjaditolak ukur untuk tingkatberkunjung keperpustakaan.Semakin baik kualitas layananyang diberikan maka semakinbanyak pula pemustaka yangberkunjung di perpustakaan.Dari semua definisi tentangkomunikasi interpersonalpeneliti mencoba mengambilkesimpulan bahwa komunikasiinterpersonal adalah dimanadua orang yang terdiri darikomunikator adalahpustakawan atau orang yangmemberikan informasi dan

komunikan adalah pemustakaorang yang menerima informasimenjalin suatu kegiatankomunikasi yang akanmenimbulkan suatu timbalbalik dalam suatu kegiatankomunikasi interpersonaltersebuat dan komunikasitersebut dapat menimbulakanefektivitas terhadap persepsidari komunikan terhadapkomunikator dan sebaliknya.Jika dihubungkan denganperpustakaan dimanapustakawan menjalinkomunikasi pada pemustakamaka mereka disebut menjalanikomunikasi interpersonal yangmengharapkan timbal balik.

Jika dalam komunikasiinterpersonal yang dilakukanpustakawan dan pemustakaterjalin efektif maka terjalinkomunikasi yang efektif pula.Seperti yang telah penelitisebutkan sebelumnya, bahwadalam suatu perpustakaan akanterjadi yang dinamakankomunikasi interpersonalterhadap pustakawan denganpemustaka. Jika komunikasiinterpersonal yang dilakukanoleh pemustaka efektif makaterdapat kepuasan yangdirasakan oleh pustakawan,dibalik itu juga peran darikonsep diri yang dilakukan olehpustakwan berpengaruh sangat

Page 5: Komunikasi Politik

besar untuk menunjangkomunikasi interpersonal.

2.Landasan Teori2.1 Konsep Diri2.1.1 Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan salahsatu faktor yang menunjangkmunikasi interpersonal. Setiappustakawan harus memilikikonsep diri pada masing-masing individu karena konsepdiri sangat mempengaruhikomunikasi interpersonal.Konsep diri adalah dimanaseseorang menilai terhadapdirinya, jadi pemustaka dapatmenilai pustakawan pada saatberkomunikasi.

Menurut Rogers dalam(Lindzey dan Hall, 1993)konsep diri merupakankonseptual yang terorganisasidan konsisten yang terdiri daripersepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari ‘diri subyek’ atau ‘diriobjek’ dan persepsi-persepsitentang hubungan-hubunganantara ‘diri subyek’, ‘diri objek’dengan orang lain dan denganberbagai aspek kehidupanbeserta nilai-nilai yang melekatpada persepsi tersebut.

Dari pengertian konsep diriyang dijabarkan oleh CarlRogers peneliti menyimpulkan

bahwa konsep diri terjadi daripersepsi-persepsi tentang sifat-sifat nilai-nilai sikap, danhubungan dengan pemustakayang ada pada diri pustakawan.

Menurut Hurlock (1993, 23)cara pandang seseorangterhadap dirinya dapat dilihatdari dua aspek, yaitu aspek fisikdan aspek pisikologis. Aspekfisik adalah konsep individumengenai apa yang dimilikinyaatau dalam penampilannyakesesuaian dengan seksnya, artipenting tubuhnya dalamhubungan dengan perilakunya,dan gengsi yang aspekpsikologi terdiri dari konsepindividu tentang kemampuandan ketidak mampuannya,harga dirinya dan hubungannyadengan orang lain.

Dari pernyataan Hurlockpeneliti menyimpulkan dimanaaspek fisik adalah dimanaprilaku-prilaku seorangpustakawan, menjagapenampilannya atau imagedirinya, dan memiliki gengsiterhadap persepsi pemustakayang menilainya sedangkanaspek psikologi tentangkemampuan dan tidakmampunya dalam diripustakawan atau adanyakepercayaan diri pustakawandan tidak percaya diri

Page 6: Komunikasi Politik

pustakawan pada kemampuandirinya sendiri.

Dari kedua pakar tersebutmempunyai kesamaan dalammendeskripsikan tentangkonsep diri yaitu bahwa konsepdiri pustakawan dilihat darisifat-sifat atau bentuk fisik daridiri pustakawan dan dilihat darisetiap kemampuan dalamberhubungan denganpemustaka.

2.1.2 Pengenalan Diri

Pengenalan diri adalah salahsatu cara untuk melihatkemampuan yang dimilikipustakawan dalam mengenalidiri dan kekuatan ataukelemahan dirinya agar dapatmenerima masukan dan kritikandari pemustaka.Dalam pengenalan diri duapakar yang bernama Luft(1969: 53) dalam teori selfdisclosure, ia membuat konseptentang pengenalan diri yangdisebut dengan konsep JohariWindow atau jendela Johari.

Konsep tersebut terdapat empatarea yaitu wilayah terbuka(open area), wilayah buta(blind area), wilayahtersembunyi (hidden area), danwilayah tak dikenal (unknownarea).

1.Wilayah terbuka (open area)Diketahui diri sendiri dan oranglain (Known by ourselves andknown by others). Adalahdimana semua aspek yang adadidalam diri pustakawantersebut dapat dipahami olehdiri sendiri dan pemustakamaka terjadilah keterbukaandan terjadilah komunikasiinterpersonal yang baik.

2.Wilayah buta (blind area)Tidak diketahui diri sendiri tapidiketahui orang lain (known byothers but not known byourselves). Adalah segala aspektingkah laku, perasaan danpikiran pustakawan diketahuioleh pemustaka tapi tidakdisadari oleh diri seorangpustakawan maka tidak terjadikomunikasi interpersonal yangbaik.

3.Wilayah tersembunyi (hiddenarea) Diketahui oleh dirinyatetapi orang lain tidakmengetahui (known byourselves but not known byothers). Adalah meliputiinformasi yang hanyadimengerti oleh seorangpustakawan sendiri tanpadiketahui oleh pemustaka.

4.Wilayah tak dikenali(unknown area) Tidakdiketahui dirinya sendiri

Page 7: Komunikasi Politik

maupun oleh orang lain (notknown by ourselves and notknown by others). Adalahmerupakan wilayah palingkritis dalam komunikasi, yaitusegala informasi dan aspek-aspek dalam diri pustakawantidak diketahui oleh dirinyasendiri maupun olehpemustaka.

Keadaan yang dikehendakisebenarnya dalam suatukomunikasi interpersonal ialahwilayah terbuka atau open area,yaitu antara pustakawan denganpemustaka saling mengetahuimakna pesan yang sama.Meskipun demikian kenyataanhubungan antar pribadi tidakseideal yang diharapkan itu, inidisebabkan karena dalamberhubungan dengan pemustakabetapa sering setiap pustakawanmempunyai peluang untukmenyembunyikan ataumengungkapkan masalah yangdihadapinya. Menurut Berger(1979: 57) membagi hubunganperkenalan atas tiga kategoristartegi yaitu:1.Pasip, dimana dalamhubungan jenis ini pustakawanmemperhatikan seorangkomunikan tanpa menanyakanapa-apa dan kita jugamemanipulasikan situasi.

2.Aktip, yaitu mengajukanpertanyaan, memperhatikan danmendengarkan pemustaka,memanipulasi situasi hubunganantar pribadi yang terjadi.

3.Interaktip, ialah memasukanmanipulasi komunikasiterhadap pemustaka danmendapatkan informasi melaluiinformasi melalui pengamatanprilaku. Sedangkan menurutCangara (2000: 95) untukmencapai komunikasi yangmengena, seorang pustakawanselain mengenal dirinya, ia jugaharus memiliki kepercayaan(creadibility), daya tarik(altractive), dan kekuatan(power).

1.Kepercayaan (creadibility),seperangkat persepsi tentangkelebihan-kelebihan yangdimiliki pustakawan sehinggaditerima oleh pemustaka.

2.Daya tarik (altractive), adalahsalah satu faktor yang harusdimiliki oleh seorangpustakawan selain kredibilitas(kepercayaan) faktor daya tarikbanyak menentukan berhasilatau tidaknya komunikasi.

3.Kekuatan (power), adalahkepercayaan diri yang harusdimiliki seorang pustakawanjika ia ingin mempengaruhi

Page 8: Komunikasi Politik

pemustaka. Kekuatan bisa jugadiartikan sebagai kekuasaandimana pemustaka denganmudah menerima suatupendapatan kalau informasitersebut disampaikan olehorang yang memilikikekuasaan.

2.1.3 Karakteristik KonsepDiriKecenderungan pustakawanuntuk berperilaku sesuaidengan konsep dirinya disebutsel fulfilling prophecy. Konsepdiri memiliki dua kualitas, yaitukonsep diri positif dan konsepdiri negatif. Menurut Brooksdan Emmert dalam (Rakhmat,2003) ada lima hal yangmenunjukan pustakawan yangmemiliki konsep diri positif,yaitu:

a.Meyakini dirinya mampumengatasi masalah

b.Merasa setara dengan oranglain

c.Menerima pujian tanpa rasamalu

d.Menyadari bahwa setiaporang mempunyai berbagaiperasaan, keinginan danperilaku yang tidakseluruhnya disetujui

e.Mampu memperbaiki dirinyakarena ia sanggupmengungkapkan aspek-aspekkepribadian yang tidak

disenanginya dan berusahamengubahnya.

Sementara itu pustakawan yangmemiliki konsep diri negatifmemiliki karakteristik adalah:

a.Sensitif terhadap kritikb.Responsif terhadap pujianc.Mempunyai sikap hiperkritisd.Cenderung merasakan tidak

disenangi orang laine.Bersikap pesimis terhadap

kompetisi.

Menurut Hurlock (1993)pustakawan yang memilikikonsep diri yang positif akanterlihat optimis, penuh percayadiri dan selalu bersikap positifterhadap segala sesuatu.Sebaliknya pustakawan yangmemiliki konsep diri yangnegatif akan muncul jikapustakawan mengembangkanperasaan rendah diri, merasaragu, kurang pasti serta kurangpercaya diri. Pustakawandikatakan mempunyai konsepdiri negatif jika ia menyakinidan memandang bahwa dirinyalemah, tidak berdaya, tidakdapat berbuat apa-apa, tidakkompeten, gagal, malang, tidaktidak menarik, tidak disukai dantidak memiliki daya tarikterhadap hidup. Sedangkankonsep diri yang positif akanberkembang jika pustakawan

Page 9: Komunikasi Politik

mengembangkan sikap yangberkaitan dengan good selfesteem, good selft confidence,dan kemampuan melihat dirisecara realistis.

2.1.4 Faktor-faktor KonsepDiri

Jalaludin Rakhmat dalambukunya “PsikologiKomunikasi” menyebutkanadanya dua faktor yangmempengaruhi konsep diri,yakni orang lain dan kelompokrujukan. Pembentukan danperkembangan konsep diridipengaruhi oleh orang-orangdisekitarnya. Menurut georgeHerbert Mead pengaruh yangpaling besar adalah bersumberdari orang-orang terdekatdisebutnya sebagai significantothers. Menurut Dewey danHumber adalah bersumber dariorang lain yang memiliki ikatanemosional yang disebut sebagaiaffective others. Dari beberapapara ahli yang menyatakantentang faktor-faktor konsepdiri maka penelitimenyimpulkan bahwa dimanafaktor dari pemustaka yangmemiliki ikatan emosionalterhadap pustakawan itu semuasangat mempengaruhi dirinyadari cara pandang pemustakatersebut. Cara pandangpemustaka tersebut terhadap

pustakawan akanmempengaruhi pembentukankonsep diri pustakawan.

2.1.5 Ketakutan Komunikasi(CommunicationApprehension)

Istilah communicationapprehension menunjukan padaperasaan takut atau kecemasandalam interaksi komunikasi.Pustakawan tersebut akanmengembangkan perasaan-perasaan negatif danmemprediksi hal-hal negatifsaat terlibat dalam interaksikomunikasi. Pustakawanmerasa takut melakukankesalahan dan akandipermalukan.

Communication apprehensionatau disebut dengan ketakutankomunikasi sangatmempengaruhi pustakawan jikapustakawan merasakanketakutan komunikasi makatidak akan terjadi suatukomunikasi yang efektif. Adadelapan unsur dalam ketakutankomunikasi yaitu:1.Mengelola Ketidakpastian

dan KecemasanMenurut teori Berger dalamLittlejhon (2009: 217-219)disebut dengan teoripengurangan ketidak pastian(uncertainty reduction theory)

Page 10: Komunikasi Politik

dan perluasan Gudykuntdisebut pengelolaan ketidakpastian dan kecemasan (anxietyuncertainty management)a.Teori Pengurangan

KetidakpastianTeori ini membahas prosesdasar tentang bagaimanaseorang pustakawan mengenalpemustaka. Ketika pustakawanbertemu dengan pemustaka,seorang pustakawan mungkinmemiliki sebuah keinginanyang kuat untuk mengurangiketidakpastian tentangpemustaka tersebut. Dalamsituasi seperti ini, seorangpustakawan cenderung tidakyakin akan kemampuanpemustaka untukmenyampaikan tujuan danrencana, perasaan pada saat itu,dan sebagainya. Teori ini jugamenyatakan bahwa manusiasering kali kesulitan denganketidakpastian, mereka ingindapat menebak perilaku,sehingga mereka terdoronguntuk mencari informasitentang orang lain. Adabeberapa cara yang kita dapatlakukan untuk mendapatkaninformasi tentang orang lain.Strategi pasif adalahpengamatan, sedangkan strategiaktif mengharuskanpengamatan untuk melakukansesuatu untuk mendapatkaninformasi. Strategi interaktif

sangat bergantung padakomunikasi dengan orang lain.Strategi pasif yang pertamaadalah reaktivitas pengamatan(reactivity searcing). Disini,individu benar-benar diamatiketika melakukan sesuatubereaksi dalam situasi tertentu.Pengamatan lepas (disinhibitionsearching) merupakan startegipasif lain yang mengamatiorang-orang dalam situasiinformal, dimana merekakurang mengawasi diri danbersikap dalam cara yang lebihalami.b.Pengelolaan Ketidak pastianKecemasanTeori ini dimana semuakebudayaan mencoba untukmengurangi ketidak pastiandalam tahap-tahap awal sebuahhubungan, tetapi merekamelakukannya dalam cara-carayang berbeda.

c.Akomodasi dan AdaptasiJika seorang pustakawanmengamati interaksi denganseksama, pustakawan akanmelihat bahwa pemustakasering kali menyesuaikanperilaku mereka. Ada empatpokok yang membahas masalahtersebut yaitu accomodationtheory, interaction adaptitiontheory, expectancy-violationstheory, dan interpersonal-deception theory.

Page 11: Komunikasi Politik

d.Teori Akomodasi (Accommodation Theory)Teori ini merupakan salah satuteori tentang perilakukomunikasi yang sangatberpengaruh. Teori inidirumuskan oleh Howard Gilesdalam Littlejhon (2009: 222-224) teori ini menjelaskanbagaimana dan kenapa seorangpustakawan menyesuaikanperilaku komunikasi terhadaptindakan seorang pemustaka.Mereka menyebutnyapemusatan (convergence), ataupenyamaan. Kebalikannya,pelebaran (divergence) ataupemisahan terjadi ketikapembicara mulai melebih-lebihkan perbedaan mereka.

e.Teori Adaptasi (Interaction-Adaptation Theory)Teori akomodasi meletakandasar pengenalan berbagai jenispenyesuaian dan hubungannya,tetapi fenomena ini sebenarnyamerupakan bagian dari sebuahproses adaptasi dalam interaksiyang jauh lebih kompleks topikdari teori adaptasi interaksi.Para pelaku komunikasimemiliki sejenis sinkronisasiinteraksional (interactionalsynchrony) atau pola majumundur yang teratur.f.Teori Penyimpangan Dugaan(Expectancy-Violations theory)

Menurut teori ini, seorangpustakawan memiliki dugaantentang perilaku pemustakaberdasarkan norma-normasosial maupun pengalamanseorang pustakawansebelumnya dengan pemustakadan situasi dimana prilakutersebut terjadi. Dugaan inidapat melibatkan hampir semuaperilaku non-verbal, misalnyakontak mata, jarak, dan suduttubuh. Anggapan yang umumadalah bahwa ketika dugaanpustakawan sesuai, perilakupemustaka dinilai sebagaisesuatu yang positif, dan ketikadugaan pustakawanmenyimpang, prilaku tersebutdinilai sebagaisesuatu yangnegatif.

g.Teori KebohonganInterpersonal (Interpersonal-Deception Theory)Teori ini menyatakan dimanainteraksi yang harus berlanjutantarpelaku komunikasi yangmenggunakan proses majumudur. Kebohonganmelibatkan manipulasiinformasi, perilaku, dan citrayang dilakukan dengan sengajauntuk membuat pemustakamempercayai kesimpulan ataukeyakinan yang palsu. Pelakukomunikasi yang berbohongmungkin mengalami sejumlahketakutan tertentu, seperti takut

Page 12: Komunikasi Politik

ketahuan dan pendengarannyamungkin mengalami sedikitkecurigaan karena dibohongi.

2.1.6 Konsep diri, Harga diri,dan Kepercayaan diripustakawan

Kepercayaan diri mempunyaifungsi mendorong seseorangpemustaka meraih kesuksesan.menurut Guilford dalamAndayani dan Afiatin (1959,24) ciri-ciri pustakawan yangmempunyai kepercayaan diriadalah:1.Merasa adekuat terhadap apayang ia lakukan2.Merasa dapat diterima olehkelompoknya3.Percaya sekali pada dirinyasendiri serta memilikiketenangan sikap (tidak gugupbila melakukan ataumengatakan sesuatu secaratidak sengaja dan ternyata apayang dilakukan atau dikatakanitu salah). Menurut Lausterdalam Andayani dan Afiatin(1978, 24) menyebutkan bahwaciri-ciri pustakawan yangpercaya diri adalah:1.Tidak mementingkan diri

sendiri2.Cukup toleran3.Cukup berambisi4.Tidak perlu dukungan orang

lain5.Tidak berlebihan

6.Optimistik7.Mampu bekerja secara efektif8.Bertanggung jawab atas

pekerjaannya danbergemberia.

Bahwa pustakawan yangpercaya diri mempunyaihubungan sosial yang baik,mempunyai aspirasi yang sehat,mampu bekerja dengan efektifdan bertanggung jawab, dansehat secara emosional.Kemampuan-kemampuantersebut mengakibatkanpustakawan mempunyaikemungkinan untuk sukses biladibandingkan denganpustakawan yang kurang atautidak percaya diri. Konsep dirimembantu pustakawanberinteraksi sosial. Penelitian-penelitian dari Partosuwindodalam Andayani dan Afiatin(1992, 25) menunjukan bahwakonsep diri sangat penting bagikeberhasilan pustakawan dalamhubungan sosialnya. hal iniberarti bahwa dengan konsepdiri yang positif pustakawanakan berperilaku yang positifpula sehingga ia akan mendapatumpan balik yang positif daripemustaka. Sebagaimanakonsep diri, harga diri jugaberperan penting dalamperilaku pustakawan.

Page 13: Komunikasi Politik

Coopersmith dalam Andayanidan Afiatin (1967, 25)mengatakan bahwa harga dirimenentukan cara pustakawanberadaptasi terhadap tuntutanpemustaka. Kepercayaan diri,sebagaimana disebutkansebelumnya, terbentuk melaluiproses belajar pustakawandalam interaksinya. Dalaminteraksi tersebut pustakawanmendapat umpan balik yangdapat berupa reward danpunishment. Melaluipengalaman-pengalamantersebut pustakawan akanmendapat gambaran tentangsiapa dirinya, dan inilah yangdisebut dengan konsep diri.Menurut Walgito dalamAndayani dan Afiatin (1993,25) mengatakan bahwaterbentuknya konsep diri akanmempengaruhi harga diripustakawan. Melalui konsepdirinya ini pustakawanmengavaluasi pengalaman-pengalamannya yang berkaitandengan penerimaan danpenghargaan pemustakaterhadap pustakawan. Bilaumpan balik yang diperolehnyapositif, maka pustakawan akanmengembangkan harga diriyang baik pula terhadap dirinyasendiri.

2.1.7 Gaya Kelekatan danKonsep Diri

Konsep diri merupakan suatuasumsi-asumsi atau skema dirimengenai kualitas personalyang meliputi penampilan fisik(tinggi, pendek, berat, ringan,dan sebagainya), kondisi psikis(pemalu, kalm, pencemas dansebagainya) dan kadang-kadangjuga juga berkaitan dengantujuan dan motif utama. konsepdiri dapat dikatakan merupakansekumpulan informasikompleks yang berbeda yangdipegang oleh pemustakatentang pustakawan menurutBaron dan Byrne dalamAndayani dan Afiatin (1994,25). Andayani dan Afiatin(1999, 26) membagi gayakelekatan menjadi tiga yaitugaya kelekatan aman, cemas,dan menghindar. Ciri-ciri gayakelekatan aman yaitumempunyai model mental dirisebagai orang berharga, penuhdorongan, dan mengembangkanmodel mental pemustakasebagai orang yang bersahabat,dipercaya, responsi, dan penuhkasih sayang. Pustakawandengan gaya lekat aman akanmengembangkan model mentaldiri atau skema diri positif.Skema diri berisi tentangpengetahuan diri yangdiorganisasikan dan berisi

Page 14: Komunikasi Politik

tentang belief pemustaka yangakan membantu mengarahkanpemrosesan informasi yangrelevan dengan diri menurutBrehm dan Kassin dalamAndayani dan Afiatin (1993,24).Skema diri ini pada dasarnyamencerminkan semuapengalaman yang relevandengan ‘diri’; semuapengetahuan diri pada saat ini,memori diri, dan konsepsimengenai apa yang disukai dantidak disukai di masa lalu, masasekarang, dan masa yang akandatang. Apabila skema diri inimempunyai kesempatan untukberkembangan makapustakawan akan lebih akuratdalam melakukan memprosesinformasi yang relevan dengandiri. Informasi yang relevandengan diri akan diberikanperhatian yang proporsional,terekam dalam memori, danakan mudah untuk diingatkembali. Hal ini disebut denganself-relevance effect. Gaya lekatmenghindar mempunyaikharakteristik model mental dirisebagai pustakawan yangskeptis, curiga, dan memandangpemustaka sabagai orang yangkurang mempunyai pendiriandan model mental sosialsebagai pustakawan yangmerasa tidak percaya padakesediaan orang lain, tidak

nyaman pada keintiman, danada rasa takut untuk ditinggalmenurut Collins dan read dalamAndayani dan Afiatin (1991,26). Pustakawan dengan gayakelekatan cemas mempunyaikharakteristik model mentalsebagai pustakawan yangkurang pengertian, kurangpercaya diri, merasa kurangberharga, dan memandangpemustaka mempunyaikomitmen rendah dalamhubungan interpersonal(Simpson dalam Budi Andayanidan Tina Afiatin, 1990).Pustakawan dengan gayakelekatan menghindar dancemas, akan mengembangkanskema diri yang negatif,sehingga hanya akanmemproses informasi dalamrangka melindungi harga diri,sehingga informasi yangdiproses sebatas yang relevandengan perlindungan harga diri.Informasi yang mengancamharga diri cenderung diseleksi.Bias dalam kognisi diri disebutdengan self serving bias. Ketigamacam gaya kelekatanbukanlah hal yang salingterpisah, tetapi lebih merupakankecenderungan-kecenderungan.Pustakawan jika dengan gayakelekatan aman pada dasarnyamereka juga akan memilikigaya kecemasan menghindar

Page 15: Komunikasi Politik

dan cemas, hanya saja kadarnyaatau kualitasnya berbeda.

2.2 KomunikasiInterpersonal

2.2.1 Pengertian KomunikasiInterpersonalKomunikasi interpersonalmempunyai banyak definisisesuai dengan presepsi ahli-ahlikomunikasi yang memberikanbatasan pengertian. Stewart(1977) sebagai mana dikutipParks (2008:3) mendefinisikankomunikasi interpersonalmenunjukan adanya kesediaanuntuk berbagi aspek-aspek unikdari diri individu. MenurutDevito (1989), komunikasiinterpersonal adalahpenyampaian pesan oleh satuorang dan penerimaaan pesanoleh orang lain atausekelompok kecil orang,dengan berbagai dampak dandengan peluang untukmemberikan umpan baliksegera (Effendy, 2003:30).Menurut Mulyana (2000:73),komunikasi interpersonaladalah komunikasi antaraorang-orang secara tatap-muka,yang memungkinkan setiappesertanya menangkap reaksiorang lain secara langsung, baiksecara verbal ataupunnonverbal. Dari definisi di ataspeneliti dapat mengemukakan

pengertian yang sederhana,bahwa komunikasiinterpersonal adalah prosespenyampaian dan penerimaanpesan antar pustakawan denganpemustaka baik secara langsungmaupun tidak langsung.

Komunikasi interpersonalmerupakan proses pertukaraninformasi di antara pustakawandengan pemustaka yang dapatdiketahui langsung feedback-nya. dengan bertambahnyapustakawan dan pemustakayang terlibat dalam komunikasi,menjadi bertambah persepsipemustaka dalam kejadiankomunikasi sehinggabertambah komplekskomunikasi tersebut (ArniMuhammad dalam NurhayatiSurbakti, 2000).

2.2.2 Manfaat KomunikasiInterpersonal

Komunikasi interpersonalmemiliki manfaat, yaitu dapatmeningkatkan hubunganpustakawan dengan pemustaka.Dalam hidup bermasyarakatpustakawan bisa memperolehkemudahan-kemudahan dalamhidupnya karena memilikibanyak sahabat. Melaluikomunikasi interpersonal, jugapustakawan dapat berusahamembina hubungan yang baik,

Page 16: Komunikasi Politik

sehingga menghindari danmengatasi terjadinya konflik-konflik diantara pustakawan,apakah dengan tetangga temankantor, atau pemustaka.

Komunikasi interpersonal diperpustakaan juga dapatditerapkan agar hubungandiantara pustakawan denganatasan, pustakawan denganpustakawan, dan pustakawandengan pemustaka. Komunikasiinterpersonal dapatmeningkatkan hubungankemanusiaan danbermasyarakat diantara pihak-pihak yang malakukankomunikasi. Jika pustakawanmelakukan komunikasiinterpersonal dengan pemustakaterjalin baik maka pustakawanakan terjauh dari persepsipemustaka yang kurang baikdan pemustaka merasa senang.

2.2.3 KomunikasiInterpersonal Yang Efektif

Menurut Liliweri dalambukunya komunikasi antarpribadi mengutip pendapatDevito (1976: 13) mengenaiciri-ciri komunikasiinterpersonal yang efektif yaitu:1.Keterbukaan (openness)

adalah kemampuanmenanggapi dengan senanghati informasi yang diterima

di dalam menghadapihubungan antarpribadi.Kualitas keterbukaanmengacu pada tiga aspek darikomunikasi interpersonal.Pertama, komunikatorinterpersonal yang efektifharus terbuka kepadakomunikasinya. Dimanakomunikator adalahpustakawan,memperkenalkan diri danmenawarkan diri untukmenanyakan apa yangsedang dibutuhkan olehkomunikan adalahpemustaka. Aspek kedua,mengacu pada kesediaankomunikator untuk bereaksisecara jujur terhadapstimulus yang datang. Orangyang diam, tidak kritis, dantidak tanggap pada umumnyamerupakan komunikan yangmenjemukan. Bila inginkomunikan bereaksi terhadapapa yang komunikatorucapkan, komunikator dapatmemperlihatkan keterbukaandengan cara bereaksi secaraspontan terhadap orang lain.Jika dihubungkan denganperpustakaan maka dimanapustakawan harus lebih aktifkepada pemustaka yangpasif. Aspek ketigamenyangkut kepemilikanperasaan dan pikiran dimanakomunikator mengakui

Page 17: Komunikasi Politik

bahwa perasaan dan pikiranyang diungkapkannya adalahmiliknya dan ia bertanggungjawab atasnya. Dimaanpustakawan harusbertanggung jawab terhadapucapannya dan pesan yang diberikan kepada pemustaka.

2.Empati (empathy) adalahkemampuan seseorang untukmengetahui apa yang sedangdialami orang lain pada suatusaat tertentu, dari sudutpandang orang lain itu,melalui kacamata orang lainitu. Berbeda dengan simpatiyang artinya adalahmerasakan bagi orang lain.Jika dihubungkan denganperpustakaan makan dimanapustakawan mengetahuikesusahan atau kesulitanyang dirasakan olehpemustaka.

3.Dukungan (supportiveness)adalah hubunganinterpersonal yang efektifbilamana terdapat sikapmendukung. Individumemperlihatkan sikapmendukung dengan bersikapdeskripti bukan evaluasi,spontan bukan startegik.

4.Rasa positif (positiveness)adalah seseorang pustakawanharus memiliki perasaan

positif terhadap dirinya,mendorong pemustaka lebihaktif berpartisipasi, danmenciptakan situasikomunikasi kondusif untukinteraksi yang efektif.

5.Kesetaraan (equality) adalahdimana ada pengakuansecara diam-diam bahwakedua belah pihakmenghargai, berguna, danmempunyai sesuatu yangpenting untukdusumbangkan. Kesetaraanmeminta kita untukmemberikan penghargaanpositif tak bersyarat kepadaindividu lain. Jika dikaitkandengan perpustakaan dimanapemustaka dan pustakawanmendapatkan manfaat darikomunikasi interpersonalyang mereka lakukan.

Menurut Tubbs dan Mosssebagaimana sebagai manayang dikutip oleh Rakhmat(1996: 34) bahwa komunikasiyang efektif akan berlangsungapa bila memenuhi lima halseperti berikut ini,1.Pengertian2.Kesenangan3.Pengaruh pada sikap4.Hubungan yang semakin baik5.TindakanMenurut Devito (1995: 38-44)dalam bukunya yang berjudul

Page 18: Komunikasi Politik

“The InterpersonalCommunication Book”mengatakan bahwa komponendari efektivitas komunikasiinterpersonal, yaitu AHumanistic Model ofInterpersonal Effectiveness danA Pragmatik Model ofInterpersonal Effectiveness.Pendekatan humanistikberorientasi pada interaksimanusia yang penuh makna,jujur dan memuaskan,sedangkan pragmatisberorientasi pada perilakupositif yang digunakan saatberkomunikasi untuk mencapaitujuan komunikasi.1.Humanistic Model

Ada lima aspek dalampendekatan humanis untukmencapai efektivitas dalamkomunikasi interpersonal,meliputi: Keterbukaan(openess), Empati (empathy),Dukungan (supportiveness),Sikap positif (positiveness),dan Kesetaraan (equality).Aspek-aspek ini pernahdikutip oleh Alo Liliwerypada bukunya yang berjudulkomunikasi antar pribadi.

2.Pragmatic ModelModel ini juga ada limapendekatan untuk mencapaikomunikasi interpersonalyang efektif secarapragmiatis, yaitu:

a.Keprcayaan diri (convidence)Adalah disaat berkomunikasiditandai dengan adanya rasanyaman, inisiatif untukmembuka salurankomunikasi , sikap danpemikiran yang fleksibel, danterkontrol. Sebaliknya bilatidak memiliki kepercayaandiri, komunikator akanmerasa cemas, tegang, takut,dan merasa tidak nyaman.

b.Kesegeraan (immediacy)Adalah dimana aspek inimenunjukan rasa ketertarikandan ada tidaknya perhatianlawan bicara dengan isipembicaraan. Penting bahwakedua belah pihak, baikkomunikator maupunkomunikan menaruhperhatian penuh pada lawanbicara saat berkomunikasiagar kebersamaankomunikasi terpelihara.

c.Pengelolaan interaksi(interaction management)Adalah kemampuanmengatur pembicaraan agaralus dan alur komunikasidapat berjalan lancar.Kemampuan ini berkaitandapat dengan kontrol diriseseorang atas kesan ataucitra diri yangditampilkannya terhadap

Page 19: Komunikasi Politik

orang lain atau yang disebutdengan self-monitoring.Seseorang yang memilikiselft-monitoring tinggi dapatmenguasai situasi, mengatasikecemasan dalamberkomunikasi danmemelihara berlangsungnyakomunikasi secara efektif.

d.Ekspresif (expresiveness)Adalah kemampuan untukmengekspresikan perasaandan pikiran dengan cara-carayang tepat, baik secara verbalmaupun nonverbal. Samahalnya dengan aspekketerbukaan dalampendekatan humanistik, sikapdan perilaku yang ekspresifmemerlukan tanggung jawabdalam pikiran, berperasaan,dan memberikan respon padaorang lain.

e.Orientasi pada orang lain(other orientation)Adalah kemampuanseseorang untuk menunjukanperhatian dan ketertarikannyapada obyek pembicaraanorang lain.

Menurut dari ketiga pakartersebut memiliki persamaandan perbedaan.

Persamaan dari paraahli tersebut adalah:

1. Keterbukaaan dankepercayaan diri

2. Empati danpengertian

3. Sikap positif danpengruh dari sikap

4. Tindakan danorientasi padaorang lain

5. Hubungan semakinbaik danpengelolaaninteraksi

Perbedaan dari paraahli tersebut adalah:1. Dukungan2. Kesetaraan3. Kesenangan4. Hubungan yang

semakin baik5. Kesegeraan6. Ekspresif

Untuk menciptakan komunikasiinterpersonal yang efektifterdapat dua faktor pentingyang harus dimiliki olehpustakawan, yaitu kredibilitaskomunikator, dan daya tarikkomunikator. Kredibilitasadalah seperangkat persepsikomunikasi tentang sifat-sifatpustakawan. Menurut Effendydalam Surbakti (1989) dalamdefinisi ini terkandung dua hal,yaitu kredibilitas adalahpersepsi pemustaka dankerdibilitas berkenaan dengansifat-sifat pustakawan, yang

Page 20: Komunikasi Politik

selanjutnya disebut sabagaikomponen-komponenkredibilitas. Efektivitaskomunikasi interpersonalbanyak dipengaruhi olehkemampuan pustakawan, dimana pustakawan harussenantiasa menciptakankomunikasi interpersonal yangberkualitas sekaligus efektif.Kredibilitas puatakawansebagai komunikator akanmenentukan kualitas danefektifitas komunikasi di antarakeduanya. kualitas danefektivitas komunikasi secaraotomatis akan berdampakterhadap sikap pemustakadalam memandangperpustakaan. Dalam hal ini,komunikasi diharapkan dapatmembantu pembentukan sikappositif dari pemustaka.

2.2.4 Pengaruh KredibilitasPustakawan DalamKomunikasi Interpersonal

Pustakawan yang mampumelakukan komunikasiinterpersonal yang efektif harusdapat membuat pemustakanyaman dan memilikipengalaman yang baik selamamelakukan kegiatan diperpustakaan untuk dapatdengan senang hatimenceritakan pengalamanbaiknya tersebut kepada teman,

kerabat, atau keluarga. dalammelayani pemustaka, penerapankomunikasi yang efektif akanmembantu dalam membentukpersepsi dan sikap pemustakaterhadap prilaku pustakawan,sehingga diperlukan kredibilitaspustakawan sebagaikomunikator untuk membuatpemustaka merasa nyaman.Membentuk pustakawan yangmemiliki kredibilitas yang baikdalam berkomunikasi perlumemperhatikan hal-hal sebagaiberikut, di antaranya:kepercayaan diri, kebersatuan,daya ekspresi, dan orientasiterhadap pemustaka di manakeempat hal tersebut akanmenacapai sebuah komunikasiyang efektif menurut De Vitodalam Andayani dan Afiatin(1997, 11). Pada kenyataannya,seringkali kegiatan komunikasiinterpersonal diabaikan dandianggap kurang penting olehperpustakaan.

Pustakawan menganggapbahwa pada saat pemustakadatang ke perpustakaan,pemustaka hanya membutuhkanpelayanan yang baik danmenyenangkan daripustakawan, tidak lebih dari itu.Padahal selain melakukankegiatan di perpustakaan,pemustaka juga ingindidengarkan keluhan dan

Page 21: Komunikasi Politik

harapannya terhadapperpustakaan, yang mana haltersebut dapat diketahui olehpustakawan melalui kegiatankomunikasi interpersonal yangdilakukan oleh pustakawandengan pemustaka. Melaluikomunikasi interpersonaltersebut perpustakaan dapatmembentuk dan kemudianmemperkuat sikap positifpemustakawan terhadapperpustakaan dan citrapustakawan.Watzlawick, Beavin, danJackson dalam Surbakti (2008,4) mengemukakan limaaksioma dasar mengenaikomunikasi interpersonal yaitu:

1. Pustakawan tidak bisaberkomuniaksi,karena pada saatberkomunikasipustakawan akansenantiasamempengaruhipersepsi pemustaka.

2. Setiap percakapan,betapapun singkatnya,meliputi dua pesan,yaitu sebuah pesan isidan sebuah pesanhubungan. Bilapustakwan danpemustaka salingberinteraksi melaluisuatu kegiatankomunikasi, masing-

masing akanmengaitkan informasipada yang lain dansecara bersamaan,masing-masing jugaakan membalasinformasi tersebutpada tingkat yanglebih tinggi.

3. Interaksi dalamberkomunikasi selaludiorganisasikan kedalam pola-pola yangmempunyai arti olehpara komunikatoryaitu pustakawan,yang disebut denganpengelompokan.

4. Dalamberkomunikasi, baikpustakawan danpemustaka cenderungakan menggunakankode-kode digilat(bahasa) dan kode-kode analog (seperti:ekspresi wajah, atauemosi dalam suara).Meskipun kode-kodedigital dan analogberada satu sama lain,keduanya digunakanbersama-sama dantidak dapat lain,keduanya digunakanbersama-sama dan

Page 22: Komunikasi Politik

tidak dapat dipisahkandalam suatukomunikasiinterpersonal yangsedang berlangsung

5. Komunikasiinterpersonalberhubungan denganpencocokan ataupunpengkaitan pesan-pesan dalam suatuinteraksi.

2.3 Kepuasan Pemustaka

Kepuasan pemustaka dapatdiartikan sebagai suatu keadaandalam diri pemustaka atausekelompok pemustaka yangtelah berhasil mendapatkansesuatu yang dibutuhkan dandinginkan. Ada beberapa faktpryang mempengaruhi kepuasanpemustaka yaitu:

1. Selalu tersenyumdalam melayanipemustaka adalahwajah tenagaperpustakaan sudahseharusnya diwarnaidengan senyuman.Karena dengansenyuman yang tulusdari lubuk hati akandapat :

- membangun situasiyangmenyenangkan

- mengakrabkanhubungan antarapemustaka dantenagaperpustakaan.

- mencairkan suasanayang kurang baik.

- mempermudahuntuk pemencaraninformasi

- memperlancar untukmemperolehdukungan

2. Luncurkan programkenal dan sayangadalah pemustakaharus selalu menyapadan menghormatipustakawan karenapustakawan berhakdilayani olehpemustaka.

3. Totalitas memberikanlayanan adalahpustakawan harusmelayani pemustakahingga kebutuhannyaterpenuhi danpustakawan merasapuas terhadappelayanan yangdiberikan olehpemustaka.

Page 23: Komunikasi Politik

2.4 Kerangka Pemikiran

Untuk mencapai kepuasanpemustaka apabila adanyakomunikasi interpersonal yangefektif antara pemustaka danpustakwan. Konsep diri inidapat mempengaruhi langsungterhadap kepuasan pemustakatetapi konsep diri juga tidakdapat langsung berpengaruhterhadap kepuasan pemustakayaitu harus melalui komunikasiinterpersonal pustakawandahulu untuk mendapatkankepuasan terhadap pemustaka.

2.5 Hipotesis

Konsep diri dapatmempengaruhi secara langsungterhadap kepuasan pemustakaandan juga tidak dapat langsungberpengaruh terhadap kepuasanpemustaka melainkan harusmelalui komunikasiinterpersonal terlebih dahulu.Jika komunikasi interpersonalpustakawan efektif danmemiliki konsep diri yangefektif untuk mempengaruhikomunikasi interpersonaltersebut maka akan tercapaikepuasan yang dirasakan olehpemustaka. Berdasarkan

pemikiran tersebut maka adadua hipotesis yaitu:

Hipotesis 1:H1.0: Kosep diri

pustakawan tidakdapat langsungberpengaruhterhadap kepuasanpemustaka.

H1.1: Konsep diripustakawan dapatlangsungberpengaruhterhadap kepuasanpemustaka.

Hipotesis 2:H2.0: Konsep diri

pustakawan melaluikomunikasiinterpersonal tidakdapat langsungberpengaruhterhadap kepuasanpemustaka.

H2.1: Konsep diripustakawan melaluikomunikasiinterpersonal dapatlangsungberpengaruhterhadap kepuasanpemustaka.

Page 24: Komunikasi Politik

3. Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erwan (2007:25) desaipenelitian adalah rencanatentang bagaimana suatupenelitian akan dilakukan.Desain penelitian berfungsimemberikan panduan kepadapeneliti tentang bagaimanasuatu penelitian akan dilakukanuntuk dapat menjawabpertanyaan penelitian atauhipotesis yang dibuat diawalpenelitian.

3.1.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini,menggunakan penelitiandeskriptif kuantitatif adalahmemberikan gambaranfenomena yang diamati denganlebih detail misalnya disertaidata numerik, karateristik, danpola hubungan antar variabel.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Arikunto(1999:115) adalah keseluruhansubjek penelitian. Apa bilaseseorang ingin meneliti semuaelemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannyamerupakan penelitian populasi.Dalam penelitian ini, populasiyang akan diteliti adalahpengunjung perpustakaanDaerah Kota Cirebon yaitumahasiswa yang menjadianggota di perpustakaan rata-rata pada satu tahun. Hasil darirata-rata tiap tahun diperolehpopulasi 3000 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atauwakil populasi yang detail(Arikunto, 1999:117). Sampeldalam penelitian ini diambilmenggunakan rumus Solvindikarenakan jumlah populasiyang begitu besar.

Nn =

1+Ne2

Dimana:n: ukuran sampelN: ukuran populasie: kelonggaran ketidak telitian

karena kesalahanpengambilan sampel yangdapat ditoleransi sebesar(1%, 5%, 10%)

Maka sampel yang akandiambil adalah:

3000n =

1+3000(0,1)2

n = 96

Page 25: Komunikasi Politik

Jadi jumlah sampel yangdiambil 96 orang.

3.2.3 Teknik PengumpulanSampel

Penelitian ini untukmenentukan sampel digunakanteknik insidental. Sugiono(2009:85), disebutkan bahwainsidential adalah teknikpenelitian sampel berdasarkankebetulan, yaitu siapa saja yangsecara kebetulan bertemudengan peneliti dapatdigunakan sebagai sampel, biladipandang orang yangkebetulan ditemui itu cocoksebagai sumber data.

3.3 Sumber data dan jenisdata

1. Sumber dataData yang digunakandalam penelitian iniadalah data primer,menurut Erwan (2007: 20) data primeradalah data yangdiperoleh dari responsecara langsung.Dalam penelitian ini,data primer diperolehmelalui pembagiankuesioner kepadaresponden yaitupengunjungperpustakaan.

2. Jenis dataPenelitian inimenggunakan skaladata ordinal. MenurutErwan (2007 : 57)data ordinal adalahdimana datapenomeran obyekdiurutkan menurutdari tingkatan yangrendah ketingkattertinggi. Namunmeski ada urutan(tinggi-rendahnya)akan tetapi kita tidaktahu jaraksesungguhnya darisetiap tingkatan atauurutan itu.

3.4 Teknik PengumpulanData

Penelitian ini menggunakanteknik pengumpulan databerupa kuesioner. MenurutSulistyo-Basuki (2006 : 155)kuesioner adalah pertanyaanterstruktur yang diisi sendirioleh responden untukmemperoleh data, kuesionerdisebarkan kepada pengunjungperpustakaan yang telahmenjadi sampel penelitian.

3.5 Variabel Penelitian1. Dalam penelitian ini,

ada tiga variabel yangdi gunakan yaitu

Page 26: Komunikasi Politik

variabel bebas(independenvariabel), variabelterikat (dependentvariabel), variabelinterverning (variabelantar) Variabel bebas

(independenvariabel)Menurut Erwan(2007: 17) variabelyangmempengaruhiatau menjadipenyebabberubahnyavariabel dependen.Dalam penelitianini variabelbebasnya adalahkonsep diripustakawan.Konsep diri adalahsalah satu carauntuk melihatkemampuan yangdimiliki seseorangdalam mengenalidiri dan kekuatanatau kelemahandirinya agar dapatmenerimamasukan dankritikan dari oranglain.

Variabel terikat(dependentvariabel)Menurut Erwan(2007:17) variabelterikat adalahvariabel yangdipengaruhi olehvariabel bebas.Dalam penelitianini variabelterikatnya adalahkepuasanpemustaka.Kepuasanpemustakamenurut kotler(1994) adalahtingkat perasaanseseorang setelahmembandingkankinerja (hasil)yang dirasakandibandingkandenganharapannya.

Variabel antar(interveningvariabel)Menurut Erwan(2007: 18) adalahvariabel yangsecara teoritisdapatmempengaruhihubungan antaravariabelindependen dan

Page 27: Komunikasi Politik

dependen menjadisatu hubunganyang tidaklangsung dan sulitdiamati. Dalampenelitian inivariabel antaranyaadalah komunikasiinterpersonalpustakawan.KomunikasiInterpersonaladalah prosespenyampaian danpenerimaan pesanantara pengirimanpesan denganpenerima baiksecara langsungmaupun tidaklangsung.

2. Definisi OperasionalVariabelDefinisi operasionalvariabel inidimaksudkan untukmenjabarkan variabelpenelitian kedalamindikator yangterperinci, kemudiandiuraikan menjadiindikator empirisyang meliputi: Variabel bebas

dalam penelitianadalah konsep diridengan indikatorwilayah terbuka

(open area),wilayah buta(blind area),wilayahtersembunyi(hidden area),wilayah takdikinali (unknownarea).

Variabel antaraVariabel antaradalam penelitianini adalahkomunikasiinterpersonaldengan indikatorketerbukuan(openness), empati(empathy),dukungan(supportiveness),kesetaraan(equality).

Variabel terikatVariabel terikatdalam penelitianini adalah kepusanpemustaka.

3.5.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalahdefinisi konsep secara mudahbisa dipahami sebagai definisiyang ditemukan di kamus.Dalam penelitian ini definisikonseptual adalah:

Page 28: Komunikasi Politik

Komunikasiinterpersonal adalahproses penyampaian danpenerimaan pesan antarapengirim pesan danpenerima baik secaralangsung maupun tidaklangsung.

Konsep diri adalah salahsatu cara melihatkemampuan yangdimiliki seseorang dalammengenali diri dankekuatan atau kelemahandirinya agara dapatmenerima masukan dankritikan dari orang lain.

Kepuasan adalah tingkatperasaan seseorangsetelah membandingkankinerja (hasil) yangdirasakan dibandingkandengan harapannya.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional inidimaksudkan untukmenjabarkan variabel penelitiankedalam indikator yangterperinci, kemudian diuraikanmenjadi indikator empiris yangmeliputi

Variabel bebasdalam penelitianini dalah konsep

diri denganindokator wilayahterbuka (openarea), wilayah buta(blind area),wilayahtersembunyi(hidden area),wilayah takdikenali (unknownarea).

Variabel antaradalam penelitianini adalahkomunikasiinterpersonaldengan indikatorketerbukaan(openness), empati(empathy),dukungan(supportiveness),kesetaraan(equality)

Variabel terikatdalam penelitianini adalahkepuasanpemustakameliputi selalutersenyum dalammelayanipemustaka,luncurkan programkenal dan sayang,totalitasmemberikan

Page 29: Komunikasi Politik

layanan, strategipenanganankeluhan yangefesien.

3.6 Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakanskala likert. Menurut Erwan(2007:63) skala likertdigunakan untuk mengukuropini atau persepsi respondenberdasarkan tingkat persetujuanatau ketidak setujuan. DalamSkala Likert ini, setiap jawabansetiap item intrumen diberi skordengan skala 1-4, yaitu:a. Sangat Tidak Memuaskan =

1b. Tidak Memuaskan = 2c. Memuaskan = 3d. Sangat Memuaskan = 4

3.7 Pengolahan Data

Menurut Erwan (2007 : 97)pengolahan data adalah dimanadalam proses memperoleh datadan ringkasan menggunakanrumus. Tahapan-tahapanpengolahan data adalah:

1. EditingPada tahap ini yangdilakukan adalahmemeriksa daftarpertanyaan (kuesioner)yang telah diisi olehresponden. Tujuan proses

editing adalahmeminimalkan kesalahanyang mungkin terjadisaat wawancara sehinggaapabila masih bisadiulang maka diulang.

2. CodingSebelum penelitimelakukan data entry,peneliti harus melakukankoding atau membuatcode book. Codingadalah kegiatanmengorganisasi data kedalam kategori-kategoritertentu agar mudah dianalisa. Sedangkan bukukode adalah buku yangmembuat daftar kode daridata.

3 TabulasiTabulasi adalah membuattabel-tabel yang berisikandata yang telah diberikode sesuai dengananalisis yang dibutuhkan.Diperlukan kehati-hatiandan ketelitian dalammelakukan tabulasi agartidak terjadi kesalahan.

Page 30: Komunikasi Politik

3.8 Analisis Data

Data yang telah terkumpul darikuesioner kemudian dianalisissecara statistik. Dalampenelitian ini, digunakananalisis kuantitatif yang dibantudengan menggunakan programSPSS atau EXCEL. SPPStersebut adalah suatu programkomputer yang dapatmemproses data statistik secaracepat dan tepat. Analisis dataini dilakukan untukmendiskripsikan jawabanmengenai komunikasiinterpersonal dan konsep diriterhadap kepuasan pemustaka.

3.8.1 Uji Vadilitas danUji Relibilitas

1. Uji Validitas dan UjiRelibilitas

Uji ValiditasUji ini

digunakan untukmengetahuibagaimana validsetiap pertanyaanyang ada dikuesioner.Pengecekan

dilakukan denganmenggunakanrumus pearsonproduct moment.

UjiRelibilitaUji ini untukmengetahuibagaimanarelibilitas darisetiap variabeldalam angketdigunakan ujibelahan, yaitumembagipertanyaanmenjadi dua,belahan pertama(X) adalah butirpertanyaanbernomor ganjilsedangkan belahankedua (Y) adalahbutir pertanyaanbernomor genap.

Pengecekan dilakukanmenggunakan rumus pearsonproduct moment (Sugiono,2009 : 183). Untuk mengetahuirelibilitas instrumen digunakanrumusan korelasi spear menbrown (Sugiono, 2009 : 131).

1.8.2 Uji Hipotesis Penelitian1. Regresi Sederhana

Dalam penelitian ini,digunakan analisis regresi

Page 31: Komunikasi Politik

sederhana untuk menganalisisvariabel independen (variabelbebas) dan variabel dependen(variabel terikat). Analisisregresi sederhana ini bertujuanuntuk memprediksi berapabesarnya pengaruh antaravariabel konsep diri antaravariabel kepuasan. Hal tersebutdapat ditulis dengan rumus:

Y = variabeldependen (kepuasanpemustaka)X = variabel independen(konsep diri)a = intersepb = koefisien variabel x

Uji hipotesis ini terhadapnilai statistika t merupakan ujisignifikansi parameterindividual. Pengujian hipotesisini dapat dilakukan denganmudah melalui program SPSSatau EXCEL agar memudahkandalam penghitungan. Ujihipotesis dilakukan dengan uji tyaitu dimana:

1. Jika t hitung > t tabelmaka variabel bebas(konsep diri)berpengaruh terhadapvariabel terikat (kepuasanpemustaka).

2. Jika t hitung < t tabelmaka variabel bebas

(konsep diri) tidakperpengaruh terhadapvariabel terikat (kepuasanpemustaka).

2. Analisis Jalur (pathanalysis)

Analisis jalur (path analysis)dikembangkan oleh SewallWright (1934) path analysisdigunakan apabila secara teorikita yakin berhadapan denganmasalah yang berhubungansebagai akibat. Tujuan analisisini adalah menerangkan akibatlangsung seperangkat variabel,sebagai variabel penyebab,terhadap variabel lainnya yangmerupakan variabel akibat.Sebelum melakukan analisis,sebaiknya diperhatikanbeberapa asumsi sebagaiberikut:

1. Hubungan antaravariabel haruslahlinier dan adaktif

2. Semua variabel residutidak mempunyaikorelasi satu samalain

3. Pola hubungan yangtidak melibatkan arahpengaruh yang timbalbalik

Y = a + bX

Page 32: Komunikasi Politik

4. Tingkat pengukuransemua variabelsekurang-kurangnyaadalah interval.

Setelah dilakukan analisisregresi kemudian dilakukananalisis jalur. Analisis inidigunakan untuk mengukurapakah variabel komunikasiinterpersonal berpengaruhlangsung terhadap kepuasanpemustaka yaitu mahasiswayang menjadi anggotaperpustakaan Daerah KotaCirebon atau harus melaluikonsep diri dahulu agarberpengaruh.

4. Analisis HasilPenelitian

4.1 Analisis Regresi

Analisis regresi dalampenelitian ini menggunakanregresi linear sederhana.Analisis regresi linier sederhanauntuk menganalisis satuvariabel independent dan satuvariabel dependent. Analisis inibertujuan untuk memprediksiseberapa jauh variabel konsepdiri berpengaruh terhadapvariabel kepuasan pemustaka.

Dalam penelitian ini untukmemudahkan dalamperhitungan, regresi linier

sederhana ini dihitung denganbantuan SPSS versi 16.0

Berdasarkan Tabel 2.44 dapatdiketahui persamaan regresilinear sederhananya yaitubahwa tidak ada pengaruhsignifikan antara variabelkonsep diri dengan variabelkepuasan pemustaka dengannilai koefisien sebesar 0,088.

Hal tersebut dapatdiinterpretasikan bahwa apabilakonsep diri pustakawan diBadan Perpustakaan danKearsipan Daerah Kota Cirebontidak baik dalam memberikanlayanan kepada pemustaka,maka kepuasan pemustaka jugaakan menurun dan pemustakaakan merasa tidak puas denganlayanan yang mereka peroleh.

4.2 Pengujian HipotesisUntuk mengetahui pengaruhatau tidaknya dari variabelkonsep diri pustakawanterhadap kepuasan pemustaka,maka dilakukan pengujiandengan menggunakan uji t.Berdasarkan perhitungandengan menggunakan SPSSversi 16,0 pada tabel 2.44,dapat diketahui t-hitung sebesar0,870. Sedangkan t-tabel dapatdiketahui dengan melihat tabel tuntuk uji 2 sisi sebesar 1,986.Sehingga dapat disimpulkan

Page 33: Komunikasi Politik

bahwa nilai t hitung < t tabel,yaitu 0,870 < 1,986. Hal iniberarti bahwa H1.0 diterimasehingga dapat dikatakanbahwa konsep diri pustakawantidak dapat langsungberpengaruh terhadap kepuasanpemustaka.

4.3 Analisis Jalur (PathAnalysis)

Dalam penelitian inisetelah dilakukan analisisregresi kemudian dilanjutkandengan analisis jalur. Analisisjalur ini digunakan untukmengetahui apakah variabelkonsep diri berpengaruh secaralangsung atau tidak terhadapvariabel kepuasan pemustaka.Dalam penelitian ini untukanalisis jalur digunakanprogram SPSS untukmemudahkan dalamperhitungan. Adapun hasilanalisis jalur ini dapat dilihatpada Tabel 2.45 berikut :

Tabel 2.45

Hasil Analisis Jalur VariabelKonsep Diri Terhadap

Komunikasi InterpersonalBerdasarkan pada Tabel 2.45dapat diketahui bahwa hasilanalisis jalur antara konsep diridengan komunikasiinterpersonal diperoleh nilaisebesar 0,019. Sedangkan hasilanalisis jalur untuk komunikasiinterpersonal terhadap kepuasanpemustaka dilihat pada Tabel2.46 berikut

Tabel 2.46Hasil Analisis Jalur

Komunikasi InterpersonalTerhadap

Variabel KepuasanPemustaka

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant) 20.313 7.219 2.814 .006

Konsep diri .220 .253 .088 .870 .386

Komunikasiinterpersonal

.253 .120 .213 2.108 .038

a. Dependent Variable:kepuasan

Berdasarkan Tabel 2.46 dapatdiketahui bahwa hasil Analisisjalur untuk komunikasiInterpersonal terhadap variabelkepuasan pemustaka diperolehnilai sebesar 0,213.Keseluruhan hasil analisis jalurini dapat digambarkan sebagaiberikut.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

1 (Constant)

36.264 4.9357.348

.000

Konsep diri

-.039 .217 -.019 -.181 .857

a. Dependent Variable: komunikasiinterpersonal

Page 34: Komunikasi Politik

Gambar 4.3Diagram Path Analysis

Pengaruh Langsung danPengaruh Tidak Langsung

Konsep Diriterhadap Kepuasan yang

dimediasi olehVariabel KomunikasiInterpersonal

KomunikasiInterpersonal

0,019

0,213

Konsep 0,088Diri Kepuasan

Pemustaka

Berdasarkan Gambar 4. danberdasarkan hasil analisismemberikan nilai standardizedcoefisien beta konsep diri (path1), pada persamaan liniersebesar 0,019 dan signifikanpada 0,857 sehingga konsepdiri berpengaruh positif dengankomunikasi interpersonal. Daripersamaan regresi bergandadidapatkan nilai standardizedcoefisien beta komunikasiinterpersonal (path 2) sebesar0,213 dan signifikan pada 0,038

sedangkan nilai standardizedcoefisien beta konsep dirisebesar 0,088 dan signifikanpada 0,386. hal ini berartikonsep diri melalui komunikasiinterpersonal dapat langsungberpengaruh terhadap kepuasanpemustaka.

5. Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari hasilpenelitian ini adalahberdasarkan hasil analisis jalurmemberikan nilai standardizedcoefisien beta konsep diri (path1), pada persamaan liniersebesar 0,019 dan signifikanpada 0,857 sehingga konsepdiri berpengaruh positif dengankomunikasi interpersonal. Daripersamaan regresi bergandadidapatkan nilai standardizedcoefisien beta komunikasiinterpersonal (path 2) sebesar0,213 dan signifikan pada 0,038sedangkan nilai standardizedcoefisien beta konsep dirisebesar 0,088 dan signifikanpada 0,386. hal ini berartikonsep diri melalui komunikasiinterpersonal dapat langsungberpengaruh terhadap kepuasanpemustaka.

Page 35: Komunikasi Politik

5.2 Saran

Berdasarkan hasil daripenelitian tersebut, makamendapatkan beberapa saranyang dapat di jadikan tolakukur atau pertimbangan untukmemperbaiki konsep diri dalamkomunikasi interpersonalpustakawan terhadap kepuasanpemustaka di BadanPerpustakaan dan KearsipanDaerah Kota Cirebon danbermanfaat untuk pembaca.Adapun saran-sarannya sebagaiberikut:

1. Diharapkan bagipustakawan di BadanPerpustakaan danKearsipan Daerah KotaCirebon harus lebih tidakcanggung lagi pada saatmemberikan pelayanankepada pemustaka baikdalam hal peminjamanbuku, pengembalianbuku, dan memberikaninformasi kepadapemustaka.

2. Diharapkan bagipustakawan di BadanPerpustakaan danKearsipan Daerah KotaCirebon harus lebih aktiflagi dalam menjelaskantentang informasi yangada di perpustakaankepada pemustaka.

3. Diharapkan bagi pihakBadan Perpustakaan danKearsipan Daerah KotaCirebon menyediakandata tentang keanggotaanperpustakaan agarmembantu penelitianyang ingin meneliti diBadan Perpustakaaan danKearsipan Daerah KotaCirebon.

Daftar Pustaka

Achmad. 2009. Menuju KepuasanPemustaka (TowardsLibrary Users’Satisfaction). http: //palimpsest.fisip.unair.ac.id/images/pdf/achmad.pdf.[diakses 22 Mei 2012].

Alo Liliweri. 1991. KomunikasiAntar Pribadi. Bandung:Citra Aditya Bakti.

Ali Muhidin Sambas dan MamanAbdurrohman. 2009.Analisis Korelasi Jalurdalam Penelitian. Jakarta:Pustaka Setia.

Aw. Surwanto. 2011. KomunikasiInterpersonal. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Avian Fadilla Helmi. 1999. “GayaKelekatan dan KonsepDiri”. Jurnal Pisikologi. No.1, hal. 9-17.

Budi Andayan dan Tina Afiatin.1996. “Konsep Diri, HargaDiri, dan Kepercayaan Diri

Page 36: Komunikasi Politik

Remaja”. Jurnal Pisikologi.No. 2, hal. 23-30.

Burhan Bugi. 2008. SosiologiKomunikasi: Teori,Paradigma, dan DiskursusTeknologi Komunikasi diMasyarakat. Jakarta:Kencana.

Deddy Mulyana. 2002. IlmuKomunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Endang Fatmawati. 2010. The Art OfLibrary: Ikatan Esai BergiziTentang Seni MengolahPerpustakaan. Semarang:Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Erwan Agus Purwanto. 2007. MetodePenelitian Kuantitatif.Yogyakarta: Gava Media.

Harfi Cagara. Pengantar IlmuKomunikasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Jalaludin Rakhmat. 1996. PsikologiKomunikasi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokokMateri MetodologiPenelitian dan Aplikasinya.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurhayati Subakti, et, al. 2008.Pengaruh KredibilatasPegawai Dalam KomunikasiInterpersonal TerhadapSikap Nasabah PadaPerusahaan. JurnalAdministrasi Bisnis. Vol. 4,No. 1, hal. 1-13.

Onong Uchjana Effendy. 2002.Dinamika Komunikasi.Bandung: RemajaRosdakarya.

____________________. 2009. IlmuKomunikasi: Teori danPraktek. Bandung: RemajaRosdakarya.

Sugiono. 2009. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif danR&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistio – Basuki. 2006. MetodePenelitian. Jakarta:Wedatama Widya SastraFakultas Ilmu PengetahuanBudaya UniversitasIndonesia.

______________. 1991. PengantarIlmu Perpustakaan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Stephen W. Littel John. 2009. TeoriKomunikasi: Theories OfHuman Communication.Jakarta: Salemba Humanika.

Tri Rejeki Andayani. 2009.Efektifitas Komunikasi Interpersonal.Semarang: UNDIP.