Komunikasi Media

18
KOMUNIKASI MEDIA Rizky setyaludin 51909193 DKV-5 Desain Komunikasi Visual (S1) Desain

description

komunikasi

Transcript of Komunikasi Media

KOMUNIKASI MEDIARizky setyaludin

51909193

DKV-5

Desain Komunikasi Visual (S1)

Desain

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

6 Juli 2013

1. Komunikasi Ambient Media

1.1 Pengertian

Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang

tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood

konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan

produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang

dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable experience

kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi

sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient

media juga bisa disebut sebagai media lingkungan (Lwin dan Aitchison

2002). Dari pengertian ambient media dapat disimpulkan bahwa

pengertian komunikasi ambient media itu sendiri adalah sebuah cara

menawarkan suatu produk kepada konsumen, melalui media-media yang

berkaitan dengan lingkungan, dimana komunikasi atau pesan yang ingin

disampaikan kepada konsumen disampaikan melalui pemanfaatan media

rea (benda) yang ada didalam lingkungan agar dapat mudah dimengerti.

1.2 Karakteristik komunikasi ambient media

Karakteristik dalam komunikasi ambient media diantaranya

adalah:

- Ambient media memiliki kecenderungan untuk opportunistic, dalam arti

bentuknya memanfaatkan lingkungan yang ada dan seringkali atribut

yang ada di lingkungan tersebut menjadi bagian dari pesan itu sendiri.

- Kekuatan utama ambient media adalah memberikan surprising effect

(efek yang mengejutkan) kepada konsumen.

- Ambient media merupakan salah satu strategi media dengan

menggunakan pendekatan yang unik dan nyeleneh.

- Ambient media memiliki salah satu sifat yang unik, yaitu sifat hidden

(tersembunyi) bagi pesan yang disampaikan.

- ambient media jika dibandingkan dengan iklan televisi, justru memiliki

stopping power yang cukup tinggi disebabkan oleh sifatnya;

unzappable (tidak dapat diganti chanelnya-seperti chanel dalam tv)

dan unavoidable (tidak dapat dihindari). Kedua hal tersebut yang

menyebabkan media ini memiliki daya pikat yang besar.

1.3 Isu Terbaru Ambient Media

Dalam perkembangannya di Indonesia komunikasi ambient media

baru berkembang didaerah Jakarta. Kondisi ekonomi yang belum stabil

menyebabkan perkembangan penggunaan ambient media di daerah

kurang signifikan jika dibandingkan dengan Jakarta. Selain itu, jumlah

industri yang ada di daerah masih sangat terbatas dan pada umumnya

mereka kurang “berani” bereksperimen untuk melakukan kegiatan-

kegiatan out of standard. Meski demikian, prospek ambient media sangat

terbentang luas karena media konvensional seperti iklan media cetak dan

iklan televisi sudah menemui titik jenuh.

Ambient media yang berkembang akhir-akhir ini cenderung untuk

menjadi media iklan luar (outdoor advertising), itulah sebabnya media

semacam ini perlu untuk didesain dan direncana secara seksama agar

tidak menganggu lingkungan, khususnya aspek tata kota. ambient media

di Indonesia memiliki kecenderungan untuk bersaing hanya dari segi

ukuran dan budget. Ada sebuah persepsi bahwa ambient media harus

berukuran besar, tetapi pesan yang disampaikan tidak mengena secara

emosi kepada target audiens. Terdapat kesan bahwa kemampuan tim

kreatif untuk memaksimalkan lingkungan sebagai bagian dari pesan

masih kurang

1.4 Contoh Pengaplikasian Komunikasi Ambient media

Gambar 1. Pengaplikasian ambient media di Indonesia

Dalam pengaplikasian komunikasi ambient media di Indonesia umumnya

memiliki ciri khas dengan efek zoom seperti pada Gambar.1 Ambient media dari

biscuit TRENZ di mall Ambasador – Jakarta. Sesuai dengan slogan TRENZ

“ADIKTIF”, maka dipasang stiker berukuran besar dengan sosok manusia yang

rela merayap dinding mall untuk mendapatkan produk TRENZ, di bagian paling

atas dinding mall.dan Ambient media produk Pepsodent yang menampilkan sikat

gigi berukuran raksasa yang digantung di atas gedung Memanfaatkan kaca

gedung untuk merepresentasikan bentuk deretan gigi.

Selain pengaplikasian ambient media dengan efek zoom terdapat

beberapa contoh pengaplikasian komunikasi ambient media dengan konsep

yang memanfaatkan ruang dan nyeleneh yang telah banyak diterapkan di negara

luar.

Gambar 2. Ambient media dengan konsep pemanfaatan tata ruang

Amibient media produk McD dilakukan dengan memanfaatkan ruang halte bis

yang diubah menjadi seperti meja tempat pemesanan produk Mc. Donals hal

tersebut dapat menarik perhatian konsumen dengan membangkitkan feeling dan

mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan

produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen dengan mengubah halte

menjadi lebih menarik. Kemudian ambient media revita center pada gambar

sebelah kanan dilakukan dengan memberikan memorable experience dimana

orang yang turun dari evalator seakan sedang memijat dengan menginjak

gambar wanita tersebut untuk mengingatkan konsumen akan relaxing spa.

2. Komunikasi Media Televisi

2.1 Pengertian Komunikasi Media Televisi

Televisi adalah media elektronik yang bersifat audio visual, direct, dan

dapat membentuk sikap. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang

mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi

berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.Televisi merupakan salah

satu media komunikasi yang sangat efektif untuk memberikan informasi

dibandingkan dengan media lainnya. Kelebihan media televisi dalam

menyampaikan pesan adalah pesan pesan yang disampaikan melalui

gambar dan suara secara bersamaan dan memberikan suasana hidup dan

sangat mudah diterima oleh pemirsa (Mulyana, 1997). Komunikasi massa

media televisi merupakan proses komuniksi antara komunikator dengan

komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi (Kuswandi, 1996).

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi media televisi adalah cara

menyampaikan pesan dengan menggunakan media televisi dimana bersifat

audio visual dan merupakan komunikasi media massa.

2.2 Karakteristik Komunikasi Media Televisi

Karakteristik dalam komunikasi media televisi diantaranya adalah:

- Pesan dari produk dapat dikomunikasikan secara total, yaitu audio, visual,

dan gerak. Hal ini mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja kreatif

untuk mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama,

humor, dan lain-lain, sehingga lebih menarik.

- Bersifat sepintas ini sangat memengaruhi cara-cara penyampaian pesan.

Selain harus menarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus

mudah dimengerti dan dicerna oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan

kebosanan.

- Memiliki batas waktu atau durasi dan waktu pemutaran.

- Terbuka dan tersebar luas

2.3 Isu Terbaru Komunikasi media televisi

Banyaknya pemasang iklan yang ingin muncul di TV menjadikan adanya

kemungkinan jenuhnya audiens terhadap iklan televisi. Pengkajian kepemirsaan

Nielsen Media Research di Indonesia mencatat bahwa, iklan TV yang

menggempur audiens sudah mencapai 7 ribu iklan per hari atau 250 ribu per

bulan. Hal itu menandakan bahwa setiap harinya audiens dijejali lebih dari 8 ribu

iklan dalam sehari. Bisa dibayangkan reaksi yang paling mungkin muncul di

kalangan konsumen saat iklan ditayangkan adalah zapping atau mengganti

chanel. Banyak pakar yang akhirnya menyampaikan bahwa tingginya jumlah

iklan. yang menggempur audiens menjadikan iklan televisi, sebagai salah satu

media beriklan dengan pendekatan konvensional, telah mencapai titik yang

semrawut.

Adanya isu tersebut menyebabkan bahwa komunikasi media televisi saat

ini sudah kurang efisien, kecuali komunikasi yang digunakan memiliki keunikan

tersendiri. Komunikasi media telivisi saat ini harus memiliki konsep yang menarik

dengan berbagai cara, yaitu menjadi yang terbaik ataupun terburuk karena hal

tersebut yang akan diingat oleh konsumen selain itu durasi yang semakin pendek

menjadi lebih mudah diingat oleh konsumen, karena durasi yang panjang dapat

menyebabkan konsumen jenuh dan melakukan zapping (mengganti chanel).

Selain itu Isu komunikasi media televisi saat ini sedang marak menggunakan

anak kecil untuk menarik perhatian dengan mengekpos pendapat anak kecil

untuk memperlihatkan kejujuran.

2.4 Contoh pengaplikasian komunikasi media televisi

Gambar 3. Penggunaan anak kecil untuk komunikasi media televisi

Penggunaan anak kecil dalam iklan tri dan asuransi prudential menjadi warna

tersendiri dalam komunikasi media televisi dimana saat ini mulai banyak iklan

yang menggunakan bahasa komunikasi anak kecil yang lebih jujur dan menarik

perhatian.

Gambar 4. Komunikasi media televisi yang memiliki konsep serupa

Maraknya media sosial baru menyebabkan komunikasi media televisi sebagai

tempat iklan dan promosi dari produk LINE dan KAKAOTALK. Kedua produk

tersebut memilki konsep komunikasi media televisi yang sama yaitu

memanfaatkan budaya yang sedang trend saat ini dan menonjolkan icon dengan

brand warna yang mencolok dan solid.

3. Komunikasi Media Cetak

3.1 Pengertian

Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan

peran peran visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata

kata, gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih. Maka dapat

disimpulkan pengertian komunikasi media cetak adalah cara

penyampaian pesan melalui media cetak dengan memanfaatkan

visualisasi seperti kata-kata, foto, gambar dan tata warna. Komunikasi

media cetak yaitu melalui surat kabar dan majalah.

Dalam media ini dikenal jenis iklan baris, iklan display, dan iklan

advetorial. Iklan baris adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat.

Umumnya hanya terdiri dari iklan lowongan pekerjaan; iklan penjualan

rumah, mobil bekas, tanah, handphone; dan penawaran jasa tertentu.

Iklan ini ukurannya kecil dan banyak mengandung singkatan tertentu.

Iklan display merupakan iklan yang paling dominan pada surat

kabar maupun majalah. Ukurannya sangat bervariasi, biasanya minimal

dua kolom, hingga maksimal satu halaman. Iklan advertorial adalah iklan

yang ditulis dengan gaya editorial. Isi pesan dan gaya penulisannya lebih

serius. Dalam modul ini yang menjadi fokus pembelajaran adalah iklan

jenis display dan advertorial.

3.2 Karakteristik Komunikasi Media Cetak

Karakteristik komunikasi media cetak diantaranya adalah :

- Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual

berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

- Bahasa dan cara ungkap bisa menyesuaikan dengan karakter media

- Mempunyai masa edar yang panjang, dapat bertahan tidak satu kali

habis

- tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau

- daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok.

Perkembangan zaman telah menciptakan segmentasi, dan

megidentifikasi surat kabar dan majalah menurut karakteritik sosial

pendidikan pembacanya

- peranan jenis huruf, ukuran, aspek lay out turut menentukan

keberhasilan iklan

Anatomi yang dipakai untuk eksekusi (produksi) iklan media cetak

menurut Mardjadikara (2004: 25), sebagai berikut.

- Headline atau judul yang tentunya harus ada kaitannya

denganbodycopy

- Visual, ilustrasi, gambar atau foto orang model atau apa pun yang

berkaitan dengan konsep kreatif dan atau foto produk itu sendiri

- Bodycopy atau teks yang memberikan informasi lebih rinci tentang

produk atau jasa yang akan dijual

- Produck shot atau foto produk (yang sekaligus bisa menampilkan

nama merk) Produk shot ini bisa saja merupakan ilustrasi utama.

- Baseline yang bisanya terletak paling bawah di layout iklan. Di

bagian bawah ini bisa dimasukkan, slogan, cath phrase, atau nama

dan alamat perusahaan pengiklan.

- Disebutkan juga adanya unsur lain dalam anatomi iklan media cetak,

yaitu:

1. Kupon, jika pengiklan menginginkan respon langsung (direct

respon) dari sasaran atau untuk kepentingan survei konsumen.

2. Flash yaitu, misalnya perkataan Baru, Diskon, Cuci Gudang yang

ditulis dengan grafis tertentu untuk mendapat pehatian khusus

konsumen.

3.3 Isu Terbaru Komunikasi Media Cetak

Media cetak saat ini mulai tergeser dengan adanya

perkembangan internet  hampir seluruh masyarakat kota sudah sangat

dekat dengan internet, masyarakat desa juga mulai terpengaruh oleh

keadaan yang memaksa mereka untuk maju dengan menggunakan

teknologi. Internet telah merobohkan tembok pembatas antar informasi

yang selama ini hanya dapat di telusuri melalui media cetak, seperti

surat kabar dan majalah . Kini dengan hanya melakukan browsing

melalui perangkat komputer atau gadget menggunakan internet, kita

dapat mengetahui berbagai jenis informasi yang ada. Terdapat ribuan

situs surat kabar digital yang tersebar diinternet. Para penerbit surat

kabar tersebut sebelumnya selalu berkecimpung dalam surat kabar edisi

cetak. Tetapi karena faktor persaingan dan untuk mengatasi

keterpurukan, mereka terpaksa membagi berita melalui edisi cetak dan

digital.

3.4 Contoh komunikasi media cetak

Gambar 5. Contoh iklan baris dan display

Komunikasi media cetak seperti pada contoh memiliki beberapa jenis ada

yang terdiri hanya baris kata seperti iklan baris dan ada juga yang penuh pada

satu halaman yaitu seperti iklan display pada gambar 5 . bagian kanan.

Komunikasi yang digunakan untuk tipe baris yaitu menggunakan kata kata

yang singkat ataupun panjang dan jelas ataupun kata kata persuasif

sedangkan untuk display pesan disampaikan dengan bantuan gambar dan

tata warna agar menarik sedangkan kata-kata yang disampaikan relatif lebih

singkat dan jelas.

Komunikasi yang digunakan

pada gambar 6 yaitu dengan

gambar text dan juga design

yang menarik. Dimana text

bersifat lebih panjang namun

bersifat persuasif didukung

dengan gambar yang

menjelaskan text tersebut

dan dikemas dengan

headline.

Selain itu komunikasi media cetak antara surat kabar dan majalah memiliki

perbedaan dimana majalah lebih berwarna dan memiliki design design tiap

lembarannya sedangkan untuk surat kabar tidak terlalu berwarna dan layoutnya

simpel. Hal ini dikarenakan faktor target market yang berbeda majalah cenderung

untuk kalangan muda.

.

Gambar 7. Media cetak surak kabar dan majalah

Gambar 6. Iklan advertorial

4. Komunikasi Media Radio

4.1 Pengertian

Radio adalah media yang bersifat auditori (untuk didengar).

Karena itu, menyampaikan informasi melalui radio relatif lebih sulit

dibandingkan dengan televisi. Ketika pembaca berita menyajikan

informasi, ia harus bisa menggambarkan peristiwa tersebut secara jelas,

sehingga bisa ditangkap oleh imajinasi pendengar. Inilah yang membuat

radio disebut sebagai theatre of mind. Maka komunikasi media radio

adalah cara penyampaian pesan dengan menggunakan radio yang

bersifat auditori (dengan cara didengar).

4.2 Karakteristik Komunikasi Media Radio

Penulisan teks berita radio (untuk dibaca oleh news reader) harus

menggunakan bahasa yang mudah dibaca oleh news reader dan mudah

pula didengar oleh audiens. Untuk mencapai tujuan tersebut, jurnalis

radio menggunakan teori ELF (Easy Listening Formula), yaitu penulisan

yang jika diucapkan, mudah didengar dan mudah dimengerti pada

pendengaran pertama. Karena dalam radio tidak ada pengulangan. Tidak

seperti media cetak yang bisa dibaca beberapa kali oleh penerima

informasi.

Komunikasi media radio bisa cepat langsung di terima di public,

pesannya mempunyai kekuatan mempersuasi secara emosional, proses

produksinya sederhana dan fleksibel, khalayaknya khusus, harga

pesawatnya terjangkau dan bisa dibawa kemana-mana, biaya produksi

rendah, bisa menjangkau wilayah yang sulit bahkan melalui batas

Negara, isi pesan mampu dipahami oelh siapa saja termasuk yang tidak

bisa membaca.

4.3 Isu Terbaru Komunikasi Media Radio

Saat ini perkembangan komunikasi media radio berkembang

menyesuaikan dengan perkembangan internet sehingga masih tetap

bertahan. Radio mulai merambah dunia online dimana ada fitur streaming

sehingga justru media komunikasi radio masih tetap efisien untuk

dijadikan media komunikasi, apalagi setiap gadget, handpone dan lainnya

dapat mengakses radio.

4.4 Contoh pengaplikasian komunikasi media radio

Contoh komunikasi media radio dapat dilihat dari naskah pesan

yang ingin disampaikan. Salah satu contoh komunikasi media radio yaitu

pada iklan sunlight.

NASKAH IKLAN RADIO – SUNLIGHT

1. MUSIK: LAGU TARI PADANG (FADE IN – UNDER)

2. PRIA: Ciek duo tigo angkek piriang putar atas angkek piriang

putar bawah putar kiriputar kanan…

3. SFX: PIRING JATUH DAN PECAH

4. MUSIK: LAGU TARI PADANG (FADE OUT)

5. WANITA: (MENJERIT) Aaaaaaa…

6. PRIA: Onde mande kenapa licin benar piring kalian?

7. WANITA: Padahal habis makan langsuang kami cuci uda…

8. PRIA: Aaa.. Barangkali sisa lemaknya tidak bersih, ayo cuci

lagi dengan sunlight cair, supaya kesat, bersih dan tidak bau

amis.

9. WANITA: Yok ayo ayo (Mengajak teman-temannya)

10. NARATOR: Sunlight cair bersih bersinar bebas lemak

11. PRIA: Ayo adiek-adiek…

12. SFX: TEPUK TANGAN

13. PRIA: Kito menari lagi, piriangnya sudah siap!

14. MUSIK: LAGU TARI PADANG (FADE IN – UNDER)

15. PRIA: Ciek duo tigo…

16. JINGLE TAGLINE SUNLIGHT: Bersih bersinar sunlight

17. SFX: BUNYI KESAT DI PIRING

Dapat dilihat dari naskah tersebut bahwa komunikasi media radio perlu

memperhatikan nada,intonasi, musik dan audio lainnya agar terdengar

seperti nyata dan dapat diimajinasikan dengan mudah oleh

pendengarnya. Selain itu komunikasi media radio juga menyesuaikan

dengan konsep dan target audiensinya.