KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan...

52
KOMPO TER (Studi Kedung OSISI DAN RNAK PA i Kasus di A galar Selata PRO DIP N PRODUK DA BEBER Areal Hutan an, Sub KPH U T RA 08/ GRAM ST PLOMA II UNIVER Y KSI TUMBU RAPA KEL RPH Krand H Ngawi Te Unit II, Jawa TUGAS A Oleh AHMAD B /272556/DK TUDI PENG II FAKULT RSITAS GA YOGYAKA 2012 UHAN BA LAS UMU degan, BKP engah, KPH a Timur) AKHIR h BASUKI KT/01238 GELOLAA TAS KEHU ADJAH MA ARTA 2 WAH SUM R TEGAK PH Begal, B H Ngawi, Pe AN HUTAN UTANAN ADA MBER PAK KAN JATI Bagian Huta erum Perhut N KAN an tani

Transcript of KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan...

Page 1: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

KOMPOTER

(StudiKedung

OSISI DANRNAK PAi Kasus di Agalar Selata

PRO

DIP

N PRODUKDA BEBER

Areal Hutan an, Sub KPH

U

T

RA

08/

GRAM ST

PLOMA II

UNIVER

Y

KSI TUMBURAPA KELRPH Krand

H Ngawi TeUnit II, Jawa

TUGAS A

Oleh

AHMAD B

/272556/DK

TUDI PENG

II FAKULT

RSITAS GA

YOGYAKA

2012

UHAN BALAS UMUdegan, BKPengah, KPHa Timur)

AKHIR

h

BASUKI

KT/01238

GELOLAA

TAS KEHU

ADJAH MA

ARTA

2

WAH SUMR TEGAK

PH Begal, BH Ngawi, Pe

AN HUTAN

UTANAN

ADA

MBER PAKKAN JATI Bagian Hutaerum Perhut

N

KAN

an tani

Page 2: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

i

KOMPOSISIDAN PRODUKSI TUMBUHAN BAWAH SUMBER PAKAN

TERNAK PADA BEBERAPA KELAS UMUR TEGAKAN JATI

(Studi Kasus di Areal Hutan RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan

Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani

Unit II, Jawa Timur)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Kehutanan

Oleh

RAHMAD BASUKI

08/272556/DKT/01238

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

DIPLOMA III FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

NOVEMBER

2012

Page 3: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga
Page 4: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Atas Kehadiratmu Ya Allah......

Hari-hari adalah lembaran baru untuk goresan amal

perbuatan.

Jadikanlah hari-harimu syarat dengan amalan yang terbaik.

Kesempatan itu akan segera lenyap secepat perjalanan

awan, dan menunda-nunda pekerjaan tanda orang yang

merugi. Dan barang siapa bersampan kemalasan, ia akan

tenggelam bersamanya.

(Ibnul Jauzi, Al Muhdisy, Hlm. 382)

Karya ini kupersembahkan,,,

Ibu dan Bapak Tercinta yang selalu menyayangiku dan

telah banyak berkorban untuk ku.

Suadara-saudaraku yang memberi dukungan padaku.

Buat teman-teman almamaterku yang membersamaiku

selama tiga tahun.

Buat orang yang ku cintai yang selalu menghibur dan

memberi motivasi padaku,serta menemani ku “ ana

uhibbukum fillah”.

Buat semua aja yang tidak dapat kusebutkan namanya

satu persatu makasih banyak ya...

Page 5: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul, “Komposis dan Produksi Tumbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak di

Bawah Tegakan Jati (Tectona grandis), Studi Kasus di Areal Hutan RPH

Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi

Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, dan kesehatan selama

menjalankan ptaktik kerja lapangan.

2. Dr. Satyawan P, S.Hut.,M.Sc.selaku Dekan Fakultas Kehutanan UGM.

3. Teguh Yuwono,S.Hut, M.Sc. selaku ketua program studi Dilpoma III

Fakultas Kehutanan UGM.

4. Bapak Ir. Soewarno Hasanbahsri, M. Sc, yang telah mencurahkan segala

kesabaran, perhatian, waktu, tenaga, serta pikiran dalam memberikan

arahan dan bimbingan serta masukan. Sehingga penulis mampu

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Orang tua dan keluarga tercinta di kampung, yang selalu memberikan

do‟a, dukungan, dan kasih sayang tiada habisnya.

6. Mbk siti, mas didik, mbk puput, mas nugrah, mbk astri, nugi, kesya yang

senantiasa menyemangati penulis.

Page 6: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

v

7. Mas Sekti, Mas Fendi, Pak Wisnu, Pak Sartija, Otoy, Tyan, Ibunk, Aficena

yang selalu menyemangati penulis.

8. Pak Bambang, Fajrur Rosyadi, yang telang membimbing dan

memfasilitasi penulis dalam menyelasaikan TA ini.

9. Para penghuni wisama Ibnu Taimiyah, Sayyid, Rajab, Al Kahfi “maaf

telah banyak mengganggu ketenangan penghuni kontrakan,,,”.

10. Teman – teman D3 Kehutanan UGM angkatan 2008 – 2011 yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

11. Pengurus dan angota KMIK UGM angkatan 2008 ( Irham, Gamal, Hendra,

Hendro, Asok, Lido, Solehudin, Dika, Eko P, Eko War, Feri, Heri Pur,

Candra, Ali, Drajat, Yuntari, Ana, Umi, Uta, Isna, Arifani dll).

12. KMIK UGM angkatan 2007 ( mas dewangga, mas Adit, mas Gilang, mas

Faik, mas Fajar, mas Sahir, mbk Nofi, mbk siska, dll)

13. Akbar, rizmoon, mas angga, dan semua Mujahid Rimbaraya

14. Ikwah muslim Agro. ( mas arifin, Adnan, Rudi, mas lukman, dll)

Serta banyak pihak yang tidak cukup untuk penulis sebutkan satu persatu. Terima

kasih atas segala dukungan dan bantuannya.

Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi diri sendiri utamanya

dan bagi orang lain yang memerlukannya. Namun penulis juga menyadari bahwa

tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Yogyakarta, November 2012

Penulis

Page 7: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

RINGKASAN ................................................................................................. ix

ABSTRACT .................................................................................................... x

BAB I. PENDAUHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Pasalah .............................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 2

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

A. Ekosistim Hutan Jati ........................................................................... 4

B. Tumbuhan Bawah di Bawah Tegakan Jati ......................................... 5

C. Analisis Vegetasi Metode Destruktif .................................................. 6

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 8

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 8

B. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................... 8

C. Prosedur Pengambilan Data ................................................................ 9

Page 8: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

vii

D. Parameter yang Diamati dan Analisis Hasil......................................... 10

BAB IV. KEADAAN UMUMLOKASI PENELITIAN ................................. 12

A. Letak .................................................................................................... 12

B. Tanah dan Topografi ........................................................................... 12

C. Iklim .................................................................................................... 12

D. Umur dan Kondisi Tegakan ................................................................ 13

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 14

A. Peran Tumbuhan Bawah dan Potensi Ternak ...................................... 14

B. Tumbuhan Bawah serta Bimasa Tumbuhan Bawah Sumber

Pakan Ternak pada Anak Petak KU II ................................................. 16

C. Tumbuhan Bawah serta Bimasa Tumbuhan Bawah Sumber

Pakan Ternak pada Anak Petak KU II ................................................. 18

D. Tumbuhan Bawah serta Bimasa Tumbuhan Bawah Sumber

Pakan Ternak pada Anak Petak KU II ................................................ 20

E. Analisis Vegetasi Tunbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak ................ 22

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 35

LAMPIRAN ..................................................................................................... 36

Page 9: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Daftar Jenis Tumbuhan Bawah per KU ...................................................... 37

2. Daftar Jenis Tumbuhan Bawah ................................................................... 38

3. Biomasa Segar Tumbuhan Bawa Sumber Pakan Ternak ............................ 39

4. Gambar Tumbuhan Bawah .......................................................................... 40

Page 10: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

ix

KOMPOSISIDAN PRODUKSI TUMBUHAN BAWAH SUMBER PAKAN

TERNAK PADA BEBERAPA KELAS UMUR TEGAKAN JATI

(Studi Kasus di Areal Hutan RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan

Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani

Unit II, Jawa Timur)

INTISARI

Tumbuhan bawah di bawah tegakan jati sering kali dimanfaatkan oleh

masyarakat desa di sekitar hutan sebagai sumber pakan ternak. Tidak semua jenis

tumbuhan bawah pada tegakan jati tersebut bisa dimanfaatkan untuk sumber

pakan ternak. Masyarat desa di sekitar hutan biasanya memilah-milah tumbuhan

bawah yang bisa digunakan untuk pakan ternak dan mana yang tidak.

Penelitian ini bertujuan untuk;(1)mengetahui komposisi tumbuhan

bawah yang dimanfaatkan untuk pakan ternak pada tegakan jati KU II, IV, dan

VI. (2)mengetahui biomassa tumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk pakan

ternak dalam keadan segar pada tegakan jati KU II, IV, dan VI. Penlitian ini

dilakukan pada kawasa hutan di RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan

Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani

Unit II, Jawa Timur.

Hasil pengamatan tumbuhan bawah di bawah tegakan jati pada KU II

ditemukan sebanyak 5 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak (Digitaria sp.,

Centrosema pubescens, Ipomea trilobata,Dismodium pulchelum, Ciklea barkata)

KU IV ditemukan sebanyak 7 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak

(Digitaria sp., Manihot utilissima, Ipomea trilobata, Centrosema pubescens,

Commelina nudiflora, Melia azedarach, Desmodium triquetrum) dan KU VI

ditemukan sebanyak 9 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak (Dismodium

pulchelum, Manihot utilissima, Centrosema pubescens, Commelina

nudiflora,Ipomea trilobata, Digitaria sp., Cajanus cajan, Calopogonium

mocunoides). Total jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak di semua KU

adalah sebanyak 12 jenis, dan jumlah semua jenis tumbuhan bawah yang

ditemukan di semua KU adalah sebanyak 31 jenis.

Hasil pengamatan biomassa tumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk

pakan ternak pada tegakan jati KU II ditemukan 5 jenis tumbuhan bawah sumber

pakan ternak dengan jumlah total bomassa 447 g/m², KU IV ditemukan 7 jenis

tumbuhan bawah sumber pakan ternak dengan jumlah total bomassa 239 g/m².

KU VI ditemukan 9 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak dengan jumlah

total bomassa 265 g/m².

Kata kunci: tegakan jati, tumbuhan bawah pakan ternak, komposisi, biomassa.

Page 11: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

x  

COMPOSITION AND PRODUCTION OF UNDERGROUND VEGETATION OF FORAGE IN THE VARIOUS AGE CLASSES OF

TEAK STAND (Case Studies in The Area ofForest RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan South Kedunggalar, Sub KPH Central Ngawi, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit

II, East Java)

Rahmad Basuki1

Ir. Soewarno Hasanbahri., M.S.2

ABSTRACT

Plants under teak stands are often used by villagers around the forest as a source of animal feed, but not all plants under teak stands can be used as animal feed. villagers around forests usually sort out - through the plants that can be used for animal feed and which are not.

This study aims to: (1) determine the composition of the plant are used for animal feed on teak stands KU II, IV, and VI. (2) determine the biomass plant are used for animal feed in the state fresh on teak stands KU II, IV, and VI. Penlitian is done in the forest regions of RPH Krandegan, BKPH robber, south of Forest Kedunggalar, Sub Central Ngawi KPH, KPH Ngawi Perhutanioffice Unit II of East Java.

The results of research on the plants under teak stands at KU II found the source of as much as 5 species of animal feed. KU IV found to harbor as many as 7 species of animal feed the source of livestock feed. KU VI found as many as nine species of plants under fodder sources. The study also shows that there are several types of plants under the same time there is also another KU. Total plant species under fodder sources in all KU are as many as 12 species, and the number of all types of plants are found in all of KU are as many as 31 species. The results below are utilized plant biomass for fodder in teak stands KU II found 5 plant species under fodder resources bomassa totaling 447 g / m², KU IV found 7 plants under fodder resources bomassa totaling 239 g / m² . KU VI found 9 plants under fodder resources bomassa totaling 265 g / m².

Keywords: Teak Stands, The Cattle Feed Plant, Composition, Biomass

                                                            1Student of Diploma III Program of Forestry Faculty, University of Gadjah Mada 2Lecture of Forestry Faculty, University of Gadjah Mada

Page 12: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008), terbentuknya pola

keanekaragaman dan struktur spesies vegetasi hutan merupakan proses yang

dinamis, erat hubungannya dengan kondisi lingkungan, baik biotik maupun

abiotik. Salah satu komponen dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan adalah

tumbuhan bawah. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) Tumbuhan bawah

adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali

permudaan pohon hutan, yang meliputi rerumputan dan vegetasi semak

belukar.Tumbuhan bawah pada lahan-lahan atau tegakan hutan tanamanseringkali

dianggap sebagai gulma. Menurut Nazif dan Pratiwi (1991), gulma adalah

tumbuhan yang mengganggu tanaman budidaya, sebab gulma memiliki

kemampuan bersaing dengan tanaman pokok dalam hal unsur hara, cahaya, air

dan tempat tumbuh. Selain itu juga dapat berperan sebagai perantara dari hama

penyakit dan juga dapat bersifat alelopati yang dapat menimbulkan gangguan

fisiologis bagi tanaman pokok.

Meskipun mempunyai pengaruh negatif karena dapat menjadí pesaing

bagí tanaman pokok, tumbuhan bawah berperan penting dalam ekosistem hutan.

Tumbuhan bawah terlibát dalam interaksi antar jenis seperti kompetisi

interspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi

mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga (Tjitrosoedirdjo

Page 13: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

2

et al. 1984).Dalam stratifikasi hutan hujan tropika, tumbuhan bawah menempati

stratum D yakni lapisan perdu, semak dan lapisan tumbuhan penutup tanah pada

stratum E (Soerianegara dan Indrawan, 2008), sehingga tumbuhan bawah juga

dapat berfungsi sebagai pencegah erosi. Dengan demikian, keberadaan tumbuhan

bawah di hutan jati tidak bisa diabaikan.

Beberapa jenis tumbuhan bawah yang hidup di bawah tegakan jati

bisa dimanfaatkan sebagai hijauan makan ternak, beberapa tumbuhan yang bisa

digunakan sebagai hijauan makan ternak adalah legume dan rumput. Menurut

Reaksohadiprodjo (1985), fungsi legum dalam padang penggembalaan adalah

menyedikan atau memberikan nilai makanan yang lebih baik terutamam berupa

protein, fosfor dan kalsium. Sedangkan rumput menyediakan bahan kering yang

lebih banyak dibanding legume dan energi yang lebih banyak pula bagi sapi.

Selain legume dan rumput ada juga jenis lain yang bisa digunakan sebagai hijauan

pakan ternak, yaitu daun ketela pohon, daun mindi, sirih-sirihan, dll.

Penelitian ini akan melakukan pengamatan tumbuhan bawah yang

dimanfaatkan untuk pakan ternak pada tegakan jati KU II, IV dan VI di RPH

Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi

Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur. Pengambilan sampel

pada tiga kelas umur yang berbeda harapannya bisa mewakili kondisi keseluruhan

ekosistem pada kawasan hutan tersebut. Harapannya pada KU II akan mewakili

kondisi tumbuhan bawah pada KU muda, KU IV akan mewakili kondisi

tumbuhan bawah pada KU sedang dan KU VI akan mewakili kondisi tumbuhan

bawah pada KU tua.

Page 14: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

3

B. Perumusan Masalah

Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah:1)bagaimana

komposisi jenis tumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk pakan ternak pada

tegakan jati di RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar selatan,

Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur?;

2)berapa besar biomasa masing-masing jenis tumbuhan bawah tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui komposisitumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk pakan

ternak pada tegakan jati KU II, IV, dan VI di RPH Krandegan, BKPH Begal,

Bagian Hutan Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi,

Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur.

2. Mengetahui biomassatumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk pakan

ternak dalam keadaan segar pada tegakan jati KU II, IV, dan VI di RPH

Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar selatan, Sub KPH

Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur,

D. Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi mengenai komposisi dan biomasa

tumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk pakan ternak pada tegakan jati KU II,

IV, dan VI di RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar selatan,

Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur.

Page 15: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekosistim Hutan Jati

Hutan adalah suatu sistem biologis dan fisik yang komplek yang

didalamnya terdapat aktivitas saling pengaruh mempengaruhi ( iteraction) dan

saling tergantung (interdependency) diantara komponen hutan yang berbeda

(Hasanbahri, 2002). Dengan memperhatikan tingkat individu, populasi atau

komunitas di dalam suatu konteks ekosistem, maka para pengelola sumber daya

hutan dapat mengidentifikasi seluruh rangkaian faktor lingkungan yang

menentukan kelimpahan, distribusi dan produktivitas obyek biologis yang

dibangun. Fenomena alam yang ada atau yang terjadi pada suatu bentang lahan

atau atau ekosistem alam, menurut Kimmis (1987), mencangkup sistem tiga

dimensi yang terdiri atas komponen „klimatis‟, „geologis‟, dam „biologis‟.

Keadaan tersebut lebih beragam lagi pada dimensi keempat yaitu dengan adanya

faktor „waktu‟. Oleh kerena itu fenomena pada suatu ekosistem tidak mungkin

dapat dimengerti dan diprediksi, kecuali digunakan pendekatan bahwa tiap-tiap

fenomena merupakan komponen ekosistem.

Ekosistem hutan tanaman jati yang terdapat di wilayah Jawa Timur

termasuk ke dalam kelompok hutan tropika musim yang menggugurkan daun

(meranggas). Menurut Ewusie (1980), ekosistem hutan ini pohon-pohonnya tidak

terlalu subur dibanding pohon-pohon penyusun hutan hujan tropika, karena

merupakan campuran tumbuhan yang menggugurkan daun dan tumbuhan yang

Page 16: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

5

selalu hijau. Selama musim kering banyak tumbuhan penyusunnya yang

menggugurkan daun, walaupun untuk beberapa jenis tumbuhan waktu gugur

daunnya berbeda-beda dalam setahun. Struktur vertikal hutan ini menunjukkan

lapisan tajuk yang tidak banyak seperti dalam hutan hujan tropika. Hanya ada tiga

lapisan tajuk, yaitu lapisan paling atas terdiri dari pohon-pohon yang sering

terganggu, lapisan ke dua terdiri atas tumbuhan yang tahan naungan (selalu hijau

dan sering rapat), dan lapisan bawah terdiri atas tumbuhan semak dan perdu. Pada

lapisan dasar ini lebih banyak dijupai tumbuhan „geofit‟.

B. Tumbuhan Bawah di Bawah Tegakan Jati

Salah satu komponen dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan adalah

adanya tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah pada berbagai komunitas hutan baik

heterogen maupun homogen, hutan alam maupun hutan tanaman merupakan jenis-

jenis yang termasuk tumbuhan liar. Masyarakat tumbuhan bawah ini hidup dan

berkembang biak secara alami dan selalu menjadi bagian dari komponen

komunitas ekosistem hutan tersebut (Hardjosentono, 1976). Sebagai bagian dari

suatu komunitas, tumbuhan bawah mempunyai korelasi yang nyata dengan tempat

tumbuh (habitat) dalam hal penyebaran jenis, kerapatan, dan dominansinya

(Soerianegara dan Indrawan, 2008).

Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) Tumbuhan bawah adalah

suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali

permudaan pohon hutan, yang meliputi rerumputan dan vegetasi semak belukar.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa jenis-jenis pohon kecil (perdu), semak-semak,

Page 17: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

6

dan tumbuhan bawah serta liana perlu dipelajari juga karena tumbuh-tumbuhan ini

antara lain :

1. Mungkin merupakan indikator tempat tumbuh

2. Merupakan pengganggu bagi pertumbuhan permudaan pohon-

pohonpenting

3. Penting sebagai penutup tanah

4. Penting dalam pencampuran serasah dan pembentukan bunga tanah.

C. Analisis Vegetasi Metode destruktif

Metode ini biasanya dilakukan untuk memahami jumlah materi

organik yang dapat dihasilkan oleh suatu komunitas tumbuhan.Variable yang

dipakai bisa diproduktivitas primer, maupun biomasa.Dengan demikian dalam

pendekatan selalu harus dilakukan penuain atau berarti melakukan perusakan

terhadap vegetasi tersebut. Metode ini umumnya dilakukan untuk bentuk bentuk

vegetasi yang sederhana, dengan ukuran luas pencuplikan antara satu meter

persegi sampai lima meter persegi. Penimbangan bisa didasarkan pada berat segar

materi hidup atau berat keringnya.

Metode ini sangat membantu dalam menentukan kualitas suatu padang

rumput. Pendekatan yang terbaik untuk metode ini adalah secara floristika, yaitu

didasarkan pada pengetahuan taksonomi tumbuhan.

Metode floristic

Metode ini didasarkan pada penelaahan organisme tumbuhan secara

taksonomi. Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau

keanekaragaman dari berbagai bentuk vegetasi.Penelaahan dilakukan terhadap

semua populasi spesies pembentuk masyarakat tumbuhan tersebut, sehingga

pemahaman dari setiap jenis tumbuhan secara taksonomi adalah sangat

dibutuhkan.Pelaksanaan metode floristic ini sangat ditunjang dengan variable-

variabel yang diperlukan untuk menggambarkan baik struktur maupun komposisi

vegetasi, diantaranya adalah:

Page 18: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

7

1. Kerapatan, untuk menggambarkan jumlah individu dari populasi sejenis.

2. Kerimbunan, variable yang menggambarkan luas penutupan suatu

populasi di suatu kawasan, dan bias juga menggambarkan luas daerah

yang dikuasai oleh populasi tertentu atau dominasinya.

3. Frekuensi, variable yang menggambarkan penyebaran dari populasi

disuatu kawasan.

Variabel-variabel merupakan salah satu dari beberapa macam variable

yang diperlukan untuk menjelaskan suatu bersifat kuantitatif, seperti statifikasi,

periodisitas, dan vitalitas.Berbagai metodelogi telah dikembangkan oleh para

pakar untuk sampai pada hasil seakurat mungkin, yang tentu disesuaikan dengan

tujuannya.

Page 19: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada tegakan jati petak 21 F ( KU II ),

petak 18 L ( KU iV ), dan petak 29 B ( KU VI ) di RPH Krandegan, BKPH Begal,

Bagian Hutan Kedunggalar selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum

Perhutani Unit II, Jawa Timur.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret - mei. Bulan – bulan

tersebut biasanya hujan masih turun, sehingga penelitian ini akan menggambarkan

kondisi tumbuhan bawah pada musim penghujan.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Peta ikhtisar KPH Ngawi.

2. Kompas.

3. Clinometer.

4. Tally sheet.

5. Pita meter.

6. Parang.

7. Timbangan.

8. Pollyabag.

9. Label.

10. Kamera.

11. Alat tulis.

Page 20: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

9

C. Prosedur Pengambilan Data

1. Teknik penempatan plot pengamatan dalam sempel petak dilaksanakan

dengan cara sebagai berikut:

a) Plot berbentuk lingkaran luas 0,1 Ha (jari-jari 17,8 m), untuk pohon utama

dan tanaman pengisi diameter ≥ 10 cm dan ditempatkan secara acak.

Sample yang diambil untuk masing-masing kelas umur sebanyak 1(satu)

plot.

Gambar Plot

Gambar Plot

b) Di dalam plot lingkaran dibuat 3(tiga) sub-plot berbentuk bujur sangkar

(ukuran 2 m x 2 m, untuk tumbuhan bawah ditempatkanmasing-masing

pada tengah jari-jari 0⁰, 120⁰, 240⁰.

2. Identifikasi Jenis Tumbuhan Bawah

Keberadaan tumbuhan bawah yang ada di dalam plot dicatat nama

lokalnya dan spesiesnya, serta dihitung beratnya. Untuk jenis yang belum

diketahui namanya dikoleksi untuk ditanyakan kepada petugas dan penduduk atau

mencocokan ciri-cirinya dengan buku pengenalan jenis tumbuhan yang ada (Buku

: Flora Untuk Sekolah Indonesia oleh C.G.G.J.van Steenis dkk., 1978 dan Flora

Pohon Indonesia oleh I Gde M. Tantra, 1981).Dari sini akan diperoleh daftar jenis

tumbuhan bawah yang telah ditemukan.

Page 21: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

10

3. Menimbang Berat Sampel Tumbuhan Bawah

Semua vegetasi tumbuhan bawah yang ada di dalam petak ukur

dipangkas pada bagian yang dapat dimanfaatkan untuk ijauan pakan ternak. Untuk

jenis tumbuhan herba dipangkas hingga mendekati permukaan tanah, sedangkan

untuk jenis tumbuhan berkayu diambil daun, bunga, dan ranting muda yang belum

berkayu. Tumbuhan yang telah dipangkas kemudian dimasukkan ke dalam

amplop wadah sampel ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dan

dicatat jenis dan berat tumbuhan tersebut.

D. Parameter yang Diamati dan Analisis Hasil

Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi :tumbuhan

bawah jenis apasaja yang digunakan untuk sumber pakan ternak yang ditemukan

dalam plot pengamatan untuk masing – masing kelas umur tegakan jati dan

dihitung berat basah masing-masing jenis tumbuhan tersebut.

Komposisi Jenis Tumbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak

Daftar jenis – jenis tumbuhan bawah yang ditemukan disajikan dalam

tabel jenis tumbuhan bawah pada masing – masing KU. Dari daftar tersebut

kemudian diidentifikasi kembali manfaatnya sebagai pakan ternak, identifikasi ini

dilakukan dengan menanyakan kepada warga sekitar, mencocokkan dengan buku

Hidjauan Makanan Ternak karangan Ir. Susetyo, buku Produksi Tanaman Hijauan

Makanan Ternak Tropik karangan Drh. Soedomo, Tropical Grasses karanganP.J.

Skermen, Tropical Legumes in Animal Nutrition karangan J.P.F D‟mello dan

penelitian-penilitian sebelumnya yang dilakukan di sekitar lokasi penilitian ini.

Dari data tersebut dapat dideskripsikan mengenai analisis komunitas tumbuhan.

Page 22: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

11

Biomasa Tumbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak

Data biomasa tumbuhan bawah sumber pakan di sajikan bersama

daftar jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak. Hasil pengukuran biomasa

tersebut dapat diasumsikan bahwa semakin berat biomasa suatu jenis maka

semakin besar tingkat penguasaan jenis tersebut terhadap komunitasnya, dan

semakin kecil biomasa suatu jenis makan semakin kecil pula tingkat penguasaan

jenis tersebut terhadap komunitasnya.

Page 23: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

12

BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak

Penelitian dilakukan di dua tegakan Jati (Tecktona grandis) yang

berada di areal hutan RPH Krandegan, BKPH Begal, Bagian Hutan Kedunggalar

selatan, Sub KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi, Perum Perhutani Unit II, Jawa

Timur, yang luas total kawasan hutan yaiti sluas 659.20 HA, dibagi menjadi 89

petak dan anak peta. Petak yang digunakan sebagai sampel yaitu; petak 21 F,

luas.32.80 HA, tahun tanam 1991. Petak 18 L, luas 3.80 HA, tahun tanam 1971.

Petak 29 B, luas 21 HA, tahun tanam 1956. Petak sampel penelitian ini secara

administrative berada pada wilayah Kecamatan Ngrambe.

B. Tanah dan Topografi

Menurut Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) RPH

Krandegan, BKPH Begal, KPH Ngawi, Tanah di areal hutan RPH Krandegan

rata-rata termasuk jenis margalit cokelat, hitam, agak dalam sedikit berbatu,

berhumus. Ketinggian dari permukan laut berkisar antara 145-244 mdpl, dan

umumnya terdiri dari lahan datar sampai bergelombang dan lereng pada daerah

yang berbatasan dengan sungai (Dephut, 2007).

C. Iklim

Kecamatan Krandegan masuk kedalam wilayah kabupaten Ngawi.

Jika mengacu pembagian iklim menurut Schmidt Ferguson, maka pembagian

iklim berdasarkan jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah kali 100%.

Menurut data curah hujan bulanan pada tahun 2007 terdapat 3 bulan kering

Page 24: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

13

dengan curah hujan di bawah 60 mm yaitu bulan Juli, Agustus, dan September.

Sedangkan 9 bulan lainnya adalah basah dengan rata – rata curah hujan di atas

100 mm. hasil perhitungan besarnya rasio Q pada tahun 2007 sebesar 33.33%.

berdasarkan besarnya rasio Q, penggolongan tipe curah hujan di Kabupaten

Ngawi termasuk di dalamnya Kecamatan Pitu adalah tipe iklim C dengan ciri –

ciri agak basah. Besarnya Q untuk tipe C adalah 33.3%-60%.

D. Umur dan Kondisi Tegakan

Petak 21 F, umur 21 tahun, jarak tanam 3x1, tidak ada tanaman sela,

bonita 4, KBD 0.8, DKN 0.51, N/HA 304 pohon. Petak 18 L; umur 41 tahun,

jarak tanam 3x1, tidak ada tanaman sela, bonita 4.5, KBD 1.7, DKN 1.25, N/HA

300 pohon. Petak 29 B; umur 56 tahun, jarak tanam 3x1, tidak ada tanaman sela,

bonita 4, KBD 0.85, DKN 0.72, N/HA 100 pohon.

Page 25: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

14

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peran Tumbuhan Bawah dan Potensi Ternak

Hutan merupakan salah satu bentuk ekosistem karena di dalamnya

terjadi interaksi antar makhluk hidup. Seperti yang dikemukakan dalam UU RI

No. 41 Tahun 1999 bahwa hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan

lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan. Ekosistem hutan disusun oleh komponen-komponen ekosistem. Odum

(1993) mengemukakan bahwa semua ekoistem apabila ditinjau dari segi struktur

dasarnya terdiri atas empat komponen, yaitu komponen abiotik, komponen biotik

yang mencangkup produsen, konsumen dan pengurai.

Tumbuhan bawah merupakan salah satu anggota dalam ekoisitem

hutan yang dalam struktur ekosistem masuk kedalam koponen produsen.Sebagai

salah satu anggota dalam ekosistem hutan maka keberadaan tumbuhan bawah di

dalam hutan sangat penting untuk diketahui baik dari segi jumlah dan

keanekaragaman jenisnya, karena ekoisitem adalah tatanan kesatuan secara utuh

menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi

(UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).Indriyanto (2006) menafsirkan pengertian

ekosistem tersebut adalah sebagai berikut ; Unsur-unsur ingkungan hidup baik

unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya

tersusun, sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak

Page 26: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

15

berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling

memengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisahkan. Sebagai

anggota dalam struktur ekosistem yang termasuk kedalam komponen produsen,

maka tumbuhan bawah selain bermanfaat sebagai fungsi ekologi juga berfungsi

sebagai penyedia bahan makanan bagi struktur ekoisitem lain yang termasuk

kedalam komponen konsumen misalkan manusia dan binatang baik binatang liar

ataupun binatang ternak.

Binatang ternak baik secara langsung ataupun tidak langsung juga

merupakan anggota dalam struktur ekosistem yang berperan sebagai konsumen

dalam komponen ekosistem. Ketika binatang ternak digembalakan di dalam hutan

maka binatang ternak tersebut berperang secara langsung di dalam ekosistem

hutan, ketika binatang ternak dipelihara di dalam kandang dan binatang ternak

tersebut tidak masuk kedalam hutan untuk mencari makan, melainkan dengan

bantuan manusia maka binatang ternak tersebut dapat dikatakan tidak berperan

langsung di dalam ekosistem hutan. Dampak yang ditimbulkan antara memelihara

ternak di dalam kandang lebih kecil dibandingkan dengan menggembalakan

ternak ke dalam hutan. Ketika binatang ternak digembalakan didalam hutan,

selain merusak tumbuhan bawah juga akan mengakibatakan drainase tanah

menjadi sulit karena sering diinjak oleh binatang ternak, selain itu juga akan

mengganggu dan merusak keberadaan tanaman pokok. Biasanya binatang ternak

ternak yang dimiliki oleh masyarakat desa di sekitar hutan jumlahnya cukup

banyak, sehingga kebutuhan tumbuhan bawah untuk pakan ternak juga relatif

cukup tinggi.

Page 27: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

16

Berdasarka hasil pemetaan produk unggulan dan potensi desa

Krandegan tahun anggaran 2012, jumlah total ternak kambing dewasa yang

dipelihara masyarakat Desa Krandegan rata-rata sebanyak 40 ekor/tahun dari total

peternak yang ada di Desa Krandegan, sedangkan berat rata – rata kambing di

Jawa kurang lebih sekitar 20 kg dan binatang jenis ruminansia dalam sehari

membutuhkan makanan sebanyak 20% dari berat tubuhnya sehingga dalam sehari

peternak kambing di Desa Krandegan akan mengambil tumbuhan bawah untuk

pakan ternak jenis kambing minimal sebanyak 4 kg/hari. Selain ternak jenis

kambing, masyarakat di Desa Krandegan juga memelihara ternak jenis sapi.

Jumlah total ternak sapi dewasa yang dipelihara masyarakat desa Krandegan rata-

rata sebanyak 20 ekor/tahun dari total peternak yang ada di Desa Krandegan,

sedangkan berat rata – rata sapi di Jawa sekitar 300 kg, sehingga dalam sehari

peternak sapi di desa krandegan akan mengambil tumbuhan bawah untuk pakan

ternak jenis sapi minimal sebanyak 1200 kg/hari. Berdasarkan data tersebut dapat

ditaksir kebutuhan hijauan pakan ternak di desa Krandekan sebasar 102 ton/tahun.

B. Tumbuhan Bawah serta Bimassa Tumbuhan Bawah Sumber Pakan

Ternak pada Anak Petak KU II

KU II mewakili kondisi tumbuhan bawah pada KU muda yang

meliputi KU I umur 6-10 tahun, KU II seluruhnya, dan KU III umur 21-25 tahun.

Pengambilan sampel pada KU II harapannya sudah mewakili kondisi ekologi

tegakan jati pada umur-umur tersebut.Tegakan jati mengalami pertumbuhan yang

tidak terlalu cepat, sehingga perbedaan ekologi antar KU tidak terlalu mencolok.

Mengingat bahwa hutan juga merupak suatu kesatuan ekosistem maka kondisi

Page 28: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

17

tegakan tersebut tentu saja berdampak juga dengan kondisi tumbuhan bawah yang

tumbuh di bawah tegakan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bawah ditemukan 15 jenis tumbuhan

bawah dengan jumlah total biomassa sebanyak 710 g/m², dari ke 15 jenis tersebut

yang digunakan sebagai sumber pakan ternak ada sebanyak 4 jenis. Ke 5 jenis

tumbuhan bawah sumber pakan ternak tersebut adalah ; Digitaria sp. dengan

biomasa sebanyak 347 g/m² atau 48,9 % dari total jumlah biomassa tumbuhan

bawah yang ditemukan pada KU II, Centrosema pubescensdengan biomassa

sebanyak 22,8 g/m² atau 3,22 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang

ditemukan pada KU II, Ipomea trilobatadengan biomasa sebanyak 48,5 g/m² atau

6,83 % dari total jumlah biomasa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU

II,Dismodium pulchelum dengan biomassa sebanyak 28,2 g/m² atau 3,97 % dari

total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU II, Ciklea

barkatadengan biomassa sebanyak 48,5 g/m² atau 6,83 % dari total jumlah

biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU II,Dismodium pulchelum

dengan biomasa sebanyak 1 g/m² atau 0,14 % dari total jumlah biomassa

tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU II. Jumlah total semua jenis tumbuhan

bawah sumber pakan ternak adalah sebanyak 446 g/m², atau 62,9 % dari total

jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU II.Berdasarkan data

tersebut maka dapat diketahui bahwa jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak

lebih mendominasi dari pada tumbuhan bawah yang tidak digunakan sebagai

sumber pakan ternak.

Page 29: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

18

Satu meter persegi lahan tegakan jati KU II mampu menghasilkan

tumbuhan bawah sumber pakan ternak sebanyak 447 g/m². Sedangkan ternak jenis

kambing rata-rata membutuhkan hijauan pakan ternak sebanyak 4 kg/hari,

sehingga para peternak kambing dalam sehari akan mengambil tumbuhan bawah

sumber pakan ternak dari lahan tegakan jati KU II seluas 8,95 m² per satu ekor

ternak kambing. Dalam 1 bulan maka lahan tegakan jati KU II yang akan diambil

tumbuhan bawahnya untuk pakan ternak adalah seluas 268 m² per satu ekor ternak

kambing. Apabial diasumsikan tumbuhan bawah sumber pakan ternak tersebut

membutuhkan wakatu 3 bulan untuk tumbuh kembali setelah dipangkas, maka

dalam 1 tahun lahan tegakan jati KU II yang akan diambil tumbuhan bawahnya

untuk pakan ternak adalah seluas 1074 m² per satu ekor ternak kambing.

C. Tumbuhan Bawah serta Biomssa Tumbuhan Bawah Sumber Pakan

Ternak pada Anak Petak KU IV

KU IV mewakili kondisi tumbuhan bawah pada KU sedang yang

meliputi KU III umur 26-30 tahun, KU IV seluruhnya, dan KU V umur 41-45

tahun. Pengambilan sampel pada KU IV harapannya sudah mewakili kondisi

ekologi tegakan jati pada umur-umur tersebut. Kondisi tegakan pada KU IV

tentunya sudah terjadi perbedaan ekologi yang cukup signifikan dibandingkan

dengan tegakan jati KU II. Dilihat dari kerapatan tegakan, pada tegakan jati KU II

jeuh lebih rapat diban dingkan pada tegakan jati KU IV karena telah melalui 2 kali

penjarangan. Dari segi diameter batang tentunya rata-rata diameter batang pada

tegakan jati KU IV jauh lebih tinggi di bandingkan tegakan jati KU II. Sedangkan

untuk kerapatan tajuk masih perlu dilakukan penelitian lanjutan, apakah kerapatan

Page 30: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

19

tajuk pada tegakan jati KU II lebih rapat dibandingkan kerapatan tajuk pada

tegakan jati KU IV, atau justru sebaliknya. Perbedaan kondisi tegakan tersebut

tentu saja juga berpengaruh pada kondi tumbuhan bawah yang tumbuh di bawah

tegakan tersebut.

Hasil penelitian tumbuhan bawah pada tegakan jati KU IV

menunjukkan bawah ditemukan 16 jenis tumbuhan bawah dengan jumlah total

biomassa sebanyak 587 g/m², dari ke 16 jenis tersebut yang digunakan sebagai

sumber pakan ternak ada sebanyak 7 jenis. Ke 7 jenis tumbuhan bawah sumber

pakan ternak tersebut adalah ; Digitaria sp.dengan biomassa sebanyak 186 g/m²

atau 31,6 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada

KU IV, Manihot utilissimadengan biomassa sebanyak 4 g/m² atau 0,68 % dari

total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IV, Ipomea

trilobatadengan biomassa sebanyak 19,7 g/m² atau 3,39 % dari total jumlah

biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IV, Centrosema

pubescensdengan biomassa sebanyak 13,5 g/m² atau 2,3 % dari total jumlah

biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IV, Commelina

nudifloradengan biomassa sebanyak 10,8 g/m² atau 1,85 % dari total jumlah

biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IV, Melia azedarach dengan

biomassa sebanyak 4 g/m² atau 0,68 % dari total jumlah biomassa tumbuhan

bawah yang ditemukan pada KU IV, Desmodium triquetrum dengan biomassa

sebanyak 1,5 g/m² atau 0.26 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang

ditemukan pada KU IV. Jumlah total semua jenis tumbuhan bawah sumber pakan

ternak adalah sebanyak 239 g/m², atau 40,8 % dari total jumlah biomassa

Page 31: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

20

tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IV. Berdasarkan data tersebut maka

dapat diketahui bahwa pada tegakan jati KU IV jenis tumbuhan bawah yang tidak

digunakan sebagai sumber pakan ternak lebih mendominasi dari pada tumbuhan

bawah yang digunakan sebagai sumber pakan ternak.

Satu meter persegi lahan tegakan jati KU IV mampu menghasilkan

tumbuhan bawah sumber pakan ternak sebanyak 239 g/m². Sedangkan ternak jenis

kambing rata-rata membutuhkan hijauan pakan ternak sebanyak 4 kg/hari,

sehingga para peternak kambing dalam sehari akan mengambil tumbuhan bawah

sumber pakan ternak dari lahan tegakan jati KU IV seluas 16,7 m² per satu ekor

ternak kambing. Dalam 1 bulan maka lahan tegakan jati KU IV yang akan diambil

tumbuhan bawahnya untuk pakan ternak adalah seluas 502 m² per satu ekor ternak

kambing. Apabial diasumsikan tumbuhan bawah sumber pakan ternak tersebut

membutuhkan wakatu 3 bulan untuk tumbuh kembali setelah dipangkas, maka

dalam 1 tahun lahan tegakan jati KU IV yang akan diambil tumbuhan bawahnya

untuk pakan ternak adalah seluas 2008 m² per satu ekor ternak kambing.

D. Tumbuhan Bawah serta Biomassa Tumbuhan Bawah Sumber Pakan

Ternak pada Anak Petak KU VI

KU VI mewakili kondisi tumbuhan bawah pada KU tua yang meliputi

KU IV umur 46-50 tahun, dan KU IV ke atas. Pengambilan sampel pada KU VI

harapannya sudah mewakili kondisi ekologi tegakan jati pada umur-umur

tersebut. Kondisi tegakan pada KU VI tentu saja sudah jauh berbeda dengan KU

II dan KU IV baik dari segi kerapatan tegakan atupun diameter rata-rata

Page 32: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

21

batang.Perbedaan kondisi tegakan tersebut tentu saja juga berpengaruh pada kondi

tumbuhan bawah yang tumbuh di bawah tegakan tersebut.

Hasil penelitian tumbuhan bawah pada tegakan jati KU VI

menunjukkan bawah ditemukan 20 jenis tumbuhan bawah dengan jumlah total

biomassa sebanyak 459 g/m², dari ke 20 jenis tersebut yang digunakan sebagai

sumber pakan ternak ada sebanyak 9 jenis. Ke 9 jenis tumbuhan bawah sumber

pakan ternak tersebut adalah ;Dismodium pulchelumdengan biomassa sebanyak

2,17 g/m² atau 0,47 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang

ditemukan pada KU VI, Manihot utilissimadengan biomassa sebanyak 5,17 g/m²

atau 1,13 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada

KU VI, Centrosema pubescensdengan biomassa sebanyak 29,8 g/m² atau 6,5 %

dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU

VI,Commelina nudiflora dengan biomassa sebanyak 0,33 g/m² atau 0,07 % dari

total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU IVIpomea

trilobatadengan biomassa sebanyak 58,3 g/m² atau 12,7 % dari total jumlah

biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU VI, Digitaria sp.dengan

biomassa sebanyak 155 g/m² atau 33,8 % dari total jumlah biomassa tumbuhan

bawah yang ditemukan pada KU VI, Cajanus cajandengan biomassa sebanyak

1,83 g/m² atau 0,4 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan

pada KU VI, Calopogonium mocunoidesdengan biomassa sebanyak 3,83 g/m²

atau 0,84 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada

KU VI, Leucaena glaucadengan biomassa sebanyak 4,33 g/m² atau 0,94 % dari

total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan pada KU VI. Jumlah

Page 33: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

22

total semua jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak adalah sebanyak 265

g/m², atau 57,7 % dari total jumlah biomassa tumbuhan bawah yang ditemukan

pada KU VI. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa pada tegakan

jati KU VI jenis tumbuhan bawah yang tidak digunakan sebagai sumber pakan

ternak biomassanya hampir sama jika dibandingkan dengan tumbuhan bawah

yang digunakan sebagai sumber pakan ternak.

Satu meter persegi lahan tegakan jati KU VI mampu menghasilkan

tumbuhan bawah sumber pakan ternak sebanyak 265 g/m². Sedangkan ternak jenis

kambing rata-rata membutuhkan hijauan pakan ternak sebanyak 4 kg/hari,

sehingga para peternak kambing dalam sehari akan mengambil tumbuhan bawah

sumber pakan ternak dari lahan tegakan jati KU VI seluas 15,1 m² per satu ekor

ternak kambing. Dalam 1 bulan maka lahan tegakan jati KU VI yang akan diambil

tumbuhan bawahnya untuk pakan ternak adalah seluas 453 m² per satu ekor ternak

kambing. Apabial diasumsikan tumbuhan bawah sumber pakan ternak tersebut

membutuhkan wakatu 3 bulan untuk tumbuh kembali setelah dipangkas, maka

dalam 1 tahun lahan tegakan jati KU VI yang akan diambil tumbuhan bawahnya

untuk pakan ternak adalah seluas 1811 m² per satu ekor ternak kambing.

E. Analisis Vegetasi Tunbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak

Hasil penelitian kali ini ditemukan tumbuhan bawah sebanyak 31

jenis. Ke 31 jenis tersebut ada jenis-jenis yang tumbuh di semua KU yang

diamati, ada juga yang hanya tumbuh pada KU II saja, KU IV saja dan KU VI

saja (lampiran .1). Hasil analisis yang telah dilakukan bahwa dari 31 jenis

tumbuhan bawah yang telah diketemukan tersebut diketuhi hanya 12 jenis yang

Page 34: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

23

merupakan tumbuhan bawa sumber pakan ternak. Adapun jenis-jenis tersebut

adalah ;

1. Calopogonium mcunoides

Calopogonium mucunoides adalah sejenis legum yang menjalar.

Tanaman ini bermanfaat untuk merehabilitasi lahan yang terdegradasi,

meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kesuburan tanah, melindungi

tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng.

Menurut Reaksohadiprodjo (1985) Legume Calopogonim mocunoides termasuk

kedalam sub-famili Papilionaceae, bersifat perennial, merambat membelit dan

hidup di daerah-daerah yang tinggi kelembaban udaranya. Daun-daun terbentuk

dengan lebat dalam waktu 5 bulan setinggi 30 cm sampai 60 cm. Calopogonim

mocunoides biasa ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan kelapa, kopi dan

karet muda serta pada tanah yang baru dibuka. Legum ini tidak tahan tumbuh di

bawah naungan perkebunan karet yang tua.

2. Centrosema pubescens

Legume Centrosema pubescens termasuk sub-famili Papilionaceae

dari famili Leguminoceae. Centrosema pubescens berdaun lebat dan batangnya

tidak berkayu, daunnya bertipe trifoliat dan lebih runcing dibandingkan dengan

daun legum Calopo. Menurut Reaksohadiprodjo (1985) sifat tumbuh Cenro adalah

perennial (hidup lebih dari satu tahun), sangat agresif, batang-batangnya menjalar

dan membentuk pertanaman penutup tanah 4 sampai 6 bulan sesudah

penanamannya dari biji. Legum ini tahan keadaan kering dan bila penanaman

telah berhasil terjadi, maka akan tahan hidup di bawah naungan.Centrosema

Page 35: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

24

pubescens merupakan tanaman yang tahan keadaan kering, dan dapat hidup

dibawah naungan serta lahan yang tergenang Air (Ibrahim, 1995)

3. Desmodium triquetrum

Tumbuhan ini merupakan suku Papilionaceae (leguminose). Di

daerah Sunda, tumbuhan ini kerap disebut genteng cangkeng, ki concorong, atau

cen-cen. Sementara di Jawa, kerap disebut daun duduk, gerji, gulu walang, sosor

bebek, cocor bebek (jawa).

Daun duduk dapat ditemukan mulai dari dataran rendah hingga

ketinggian 1.500 m dpl. Tumbuh liar ditempat terbuka dengan cahaya matahari

yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun,

tumbuh tegak atau menanjak, tinggi 0,5 m hingga 3 m dengan kaki berkayu.

Batang bulat, beruas, permukaan kasar, percabangan simpodial, diameter sekitar 2

cm, berwarna cokelat.

Daun tunggal, berseling, berdaun penumpu, serta tangkai daun

bersayap lebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing, pangkal rata, tepi rata,

pertulangan menyirip, panjang 10 cm hingga 20 cm, lebar 1,5 cm hingga 2 cm,

saat muda berwarna cokelat, setelah tua berwarna hijau.

Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung batang, mahkota berbentuk

kupu-kupu, warnanya putih keunguan, berambut halus, dan pangkal berlekatan.

Buah polong, panjang 2,5 cm hingga 3,5 cm, lebar 4 mm hingga 6 mm, berambut,

berisi 4 biji hingga 8 biji, masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna

cokelat. Bijinya kecil, berbentuk ginjal, berwarna cokelat muda, dan sistem

perbanyakan dengan biji.

Page 36: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

25

4. Cajanus cajan

Cajanus cajan atu yang lebih deikenal dengan nama Kacang gude,

termasuk legume sub-famili Papilonaceae, berasal dari daerah tropik di Afrika,

Asia dan Kepulauan Lautan Teduh. Kacang gude ini adalah tanaman pohon yang

tegak, parenial, kadang-kadang hidup sebagai tanaman annual merupakan suatu

belukar, berakar dalam dan tinggi tanaman dapat mencapai 1,8 m sampai 4,5 m.

daunnya berbentuk oval meruncing, trifoliat dengan bunga yang berwarna kuning

atau kuning dan merah (bicolor). Legume ini hidup di daerah-daerah setengah

kering dan ditanam sebagai tanaman tunggal atau dicampur dengan tanaman

cereal yang dapat hidup di tanah kering. Legume ini tahan kering, dan pada derah-

daerah dengan curah hujan di bawah 25 inci per tahun (di bawah 635 mm per

tahun) masih menghasilkan hijauan yang baik dimana tanaman lain sudah tidak

tumbuh baik (Reaksohadiprodjo, 1985).

5. Dismodium pulchelum

Secara morfologi, Dismodium pulchelum adalah tanaman semak yang

berkayu dan memiliki perakaran yang dalam. Ketinggian tanaman bisa mencapai

2,5 meter apabila tidak pernah dipangkas. Termasuk jenis tmbuhan berdaun

tunggal. Helaian daunnya seperti kertas dengan permukaan daun yang halus.

Bunganya terdapat dalam tandan-tandan dengan kelopak hijau berbintik-bintik

atau bergaris-garis merah. Polongnya kecil dan apabila matang berubah menjadi

cokelat dan kering. Setiap polong umumnya memiliki dua biji yang mengkilap.

Tanaman ini berasal dan tersebar banyak di wilayah Asia Tenggara

seperti Indonesia, India, Sri Langka, Cina bagian selatan dan Taiwan. Tanaman ini

Page 37: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

26

juga telah ditanam dan mampu tumbuh dengan baik di wilayah Papua Nugini,

Afrika Barat bahkan sampai di Amerika Latin.

Dismodium pulchelumdapat dijumpai mulai dari wilayah pantai

sampai dengan ketinggian 2000 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan paling sedikit

1.100 mm per tahun. Dismodium pulchelum dapat bertahan hidup pada musim

kemarau panjang. Juga pada tanah yang drainasenya kurang baik, ataupun tanah

yang sewaktu-waktu tergenang air. Secara alami ditemukan di sepanjang aliran air

pada hutan sekunder juga pada tanah liat dan laterit yang memiliki pH sekitar 4,6.

6. Leucaena glauca

Leucaena glauca atau yang sering disebut dangan petai cina memiliki

ciri morfologi sebagai berikut, perdu atau pohon, tinggi 2-10 m. Ranting bulat

silindris, pada ujungnya berambut rapat. Daun menyirip rangkap. Tangkai

kebanyakan dengan kelenjar di bawah pasangan sirip yang terbawah. Sirip 3-10

pasang. Anak daun tiap sirip 5-10 pasang, bentuk garis lanset, runcing atau

dengan bagian ujung yang runcing, dengan pangkal yang tidak sama sisi,

berumbai, sisi bawah hijau biru, 6-21 kali 2-5 mm. Poros utama berambut rapat.

Bunga berbilangan lima. Bongkol bertangkai panjang. Tabung kelopak berbentuk

lonceng, dengan gigi-gigi pendek, tinggi kelopak 3 mm. Daun mahkota lepas,

bentuk solet, panjang kelopak 5 mm. Benang sari 10, panjang kelopak 1 cm.

Polongan di atas tanda bekas mahkota bertangkai pendek, bentuk pita, pipih dan

tipis, 10-18 kali kelopak 2 cm, diantara biji-biji dengan sekat (van Steenis, 1947).

Petai cina telah dikenal berabad-abad lamanya, tanaman ini mampu

tumbuh dengan subur di daerah kering, di pedesaan, di kebun-kebun, di hutan

Page 38: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

27

maupun di pegunungan. Tanaman petai cina bukan saja terkenal di Indonesia

tetapi hampir diseluruh Asia, Australia, Afrika dan Amerika (Soedirjoatmoko,

1984).

Petai cina oleh para petani atau di pedesaan sering ditanam sebagai

tanaman pagar. Petai cina cocok hidup didataran rendah 1500 m di atas

permukaan laut. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah

tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang ataupun dengan pencangkokan

(Thomas, 1992).

7. Digitaria sp.

Rumput ini merayap, tumbuh rendah, perennial berasal dari Afrika

Selatan dan telah bisa digunakan sebagai rumput padangan di Florida Amerika

dan pulau-pulau di Caribbean dan Taiwan. Rumput ini berdaun lebat, membentuk

stolon dan berakar di setiap buku stolon. Tingginya dapat mencapai 60 sampai

120 cm. batangnya tidak berbulu.Rumput ini hidup baik di daerah-daerah dengan

curah hujan 25 sampai 30 inci atau lebih dari 1.000 mm makin baik. Rumput ini

tumbuh pada tanah yang variasinya dari tanah berpasir yang basah sampai tanah

liat yang berat dengan kesuburan yang rendah atau tergenag air

(Reaksohadiprodjo, 1985).

8. Manihot utilissima

Manihot utilissima. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang

dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung

dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-

kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari

Page 39: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

28

pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat

terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.

Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat

namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada

daun singkong karena mengandung asam aminometionin.

Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:

Kalori 121 kal

Air 62,50 gram

Fosfor 40,00 gram

Karbohidrat 34,00 gram

Kalsium 33,00 miligram

Vitamin C 30,00 miligram

Protein 1,20 gram

Besi 0,70 miligram

Lemak 0,30 gram

Vitamin B1 0,01 miligram

9. Commelina nudiflora

Commelina nudifloramampu tumbuh sampai setinggi 60-90 cm, dan

tumbuh secara merayap. Daun tumbuh secara ovate, dengan panjang sampai 5cm

lebar 4cm dan,ukuran bunga 10-15mm. selain itu Commelina nudiflora juga

mampu hidup dalam jangka waktu tahunan atau kadang-kadang abadi. Tanaman

ini telah menjadi gulma serius banyak tanaman di banyak negara di seluruh dunia,

dan merupakan masalah tertentu di Afrika.

Page 40: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

29

Terdistribusikan secara luas di Afrika tropis dan subtropis, Tengah,

Selatan dan Asia Tenggara, indonesia, meluas ke Cina, Jepang, Filipina, Australia

dan Mikronesia. Di belahan bumi barat, ditemukan di Kuba, Jamaika, Brasil, dan

Amerika Serikat.

10. Ipomea trilobata

Ipomea trilobata adalah suatu tanaman berbentuk rumputdan bersifat

menjalar' (membelit), Ipomea trilobata termasuk divisio:Spermathopyta, sub

divisio: Angiospermae, kelas:dicotyledoneae, famili : Convolvulaceae,

genus:Ipomeae. Mempunyai sistim perakaran tunggangdan cabang akarnya

menyebar ke semua arah, dapatmenembus tanah sarnpai kedalaman 60 -100 cm

dan melebar secaramendatar padaradius 100 -150cm atau lebih. Ipomea trilobata

banyak mengandungvitamin A, vitamin C dan bahan -bahan mineral,terutama zat

besi.

11. Melia azedarach

Melia azedarachmerupakan jenis pohon berrumah dua yang tingginya

mencapai 45 m, garis tengah batang dapat berukuran 60(-120) cm. Kulit batang

coklat keabuan, bertekstur halus, berlentisel, semakin tua kulit akan pecah atau

bersisik. Daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnate) namun terkadang

melingkar atau sebagian daun menyirip ganda tiga, berhadapan, panjang daun

majemuk (15-)23-80 cm; panjang tangkai daun 8-30 cm, berlentisel, panjang

tangkai anak daun 3-7 mm; anak-anak daun terdiri dari 3-7 pasang, berbentuk

bulat telur hingga jorong , panjang daun 2-10 cm dan lebar 0.6-3.8 cm, pangkal

daun berbentuk runcing hingga membulat, tepi daun rata sampai bergerigi.

Page 41: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

30

Perbungaan thyrse yang muncul dari bagian aksiler daun-daun rudimen atau

cabang-cabang pendek, panjang perbungaan mencapai 10-22 cm; daun tangkai

(bracteola) berbentuk benang (filiform) dan berukuran 3-10 mm, terdapat anak

daun tangkai yang bentuknya mirip daun tangkai namun lebih pendek; tangkai

anak bunga (pedicel) berukuran 2-3 mm; bunga-bunga berwarna keunguan,

berbau harum, merupakan bunga banci yang terdiri atas 5 daun mahkota yang

saling lepas; daun kelopak berbentuk tabung dan bergaris tengah 2 mm serta

panjang tiap lobus sekitar 2 mm. Buah berupa buah batu, berbentuk jorong-

bundar, berukuran panjang 2-4 cm dan lebar 1-2 cm, berwarna kuning kecoklatan

ketika ranum, permukaannya halus, mengandung 5 biji. Biji berbentuk

memanjang, berukuran panjang 3.5 mm dan lebar 1.6 mm, berwarna coklat.

Melia azedarach merupakan pohon dengan distribusi luas, yang

mencakup wilayah tropis, subtropis dan iklim sedang, dan diperkirakan berasal

kawasan Asia Selatan. Spesies ini ditemukan tumbuh liar di kaki bukit Himalaya

di India dan Pakistan pada ketinggian 700-1000 m, tersebar luas di Cina, hingga

kawasan Malesia, kepulauan Solomon serta Australia bagian utara dan timur.

Tumbuhan ini telah dapat tumbuh alami di sabuk daerah luas bersuhu dingin,

yaitu mulai dari bagian timur dan selatan Afrika, lalu di negara-negara Amerika-

dari Argentina sampai sebelah selatan Amerika dan Hawaii, seluruh kawasan

Timur Tengah, di Mediterranean hingga jauh ke utara menuju Croasia dan sebelah

selatan Perancis. Cultivar yang dapat tumbuh dan toleran dari kebekuan (frost-

tolerant) ditanam sebagai tanaman pelindung di Inggris.

Page 42: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

31

Melia azedarach merupakan tumbuhan yang memiliki adaptasi tinggi

dan toleran dengan berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Jenis ini tumbuh

pada tempat-tempat dengan rata-rata suhu maksimum dan minimum per tahun,

berturut-turut 39°C dan -5°C. Umumnya tumbuhan ini tumbuh dari ketinggian 0-

1200 m dpl, dan di pegunungan Himalaya tumbuh pada ketinggian 1800(-2200)

m. Curah hujan tahunan di habitat alaminya berkisar antara 600-2000 mm. Di

Afrika, jenis tumbuhan ini ditanam sebagai pohon pelindung yang toleran

terhadap kekeringan. Melia azedarach tersebar luas di daerah-daerah kering di

bagian selatan dan barat daya Amerika Serikat, yang memiliki curah hujan kurang

dari 600 mm. Melia azedarach dapat tumbuh pada tanah-tanah berkadar garam,

tanah dengan pH basa kuat, tapi tidak terlalu asam. Jenis ini juga tumbuh pada

tanah-tanah miskin, tanah marjinal, tanah miring, dan tanah berbatu atau pada

tebing curam berbatu.

Di Asia Tenggara, Melia azedarach umumnya ditanam sebagai

penghasil kayu bakar, sebagai pohon-pohon peneduh di areal pertanian Kopi dan

Abaca (Musa textilis Nee) serta pohon-pohon di pinggir jalan. Di Asia Selatan,

jenis tumbuhan ini dikenal karena ada khasiat obat yang dikandung senyawanya,

seperti berkhasiat anti malaria dan obat penyakit kulit. Ekstrak daun dengan air

atau aklohol dapat mengontrol berbagai jenis hama serangga dan nematoda. Kayu

Melia azedarach yang berwarna putih juga digunakan sebagai bahan manufaktur,

perkakas, bahan bangunan yang baik karena memiliki sifat anti rayap. Bersama

tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Mangium (Acasia mangium),

tumbuhan ini mampu memulihkan lahan-lahan kritis atau bekas tambang.

Page 43: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

32

12. Ciklea barkata

Ciklea barkatamerupakan perdu yang pertumbuhannya memanjat.

Tinggi batang dapat mencapai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-

bintil rapat, rasanya pahit. Daunnya merupakan daun tunggal, berbentuk jantung

dengan ujung meruncing, tepi daun rata, tulang daun menjari, berwarna hijau

muda. Panjang daun 7 – 12 cm dan lebar 5 – 10 cm. Panjang tangkai daun 3 – 11

cm dengan pangkal bengkok dan membesar. Bunga berwarna hijau keputihan dan

berbentuk tandan semu.

Ciklea barkata dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi

dengan ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh

liar di hutan, ladang, atau halaman rumah. Ciklea barkatamenyukai tempat

terbuka dan membutuhkan banyak sinar matahari.

Page 44: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

33

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang terlah dilakuakan pada kawasan hutan

RPH Krandegan, BKPH Begal, Sub-KPH Ngawi Tengah, KPH Ngawi maka

dapat disimpulakan beberapa hal berikut ;

1. Hasil pengamatan tumbuhan bawah di bawah tegakan jati pada KU II

ditemukan sebanyak 5 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak (Digitaria

sp., Centrosema pubescens, Ipomea trilobata,Dismodium pulchelum, Ciklea

barkata) KU IV ditemukan sebanyak 7 jenis tumbuhan bawah sumber pakan

ternak (Digitaria sp., Manihot utilissima, Ipomea trilobata, Centrosema

pubescens, Commelina nudiflora, Melia azedarach, Diskodium triqutrum)

dan KU VI ditemukan sebanyak 9 jenis tumbuhan bawah sumber pakan

ternak (Flamingia stabilifera, Manihot utilissima, Centrosema pubescens,

Commelina nudiflora,Ipomea trilobata, Digitaria sp., Cajanus cajan,

Calopogonium mocunoides, Leucaena glauca). Total jenis tumbuhan bawah

sumber pakan ternak di semua KU adalah sebanyak 12 jenis, dan jumlah

semua jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di semua KU adalah sebanyak

31 jenis.

2. Hasil pengamatan biomassa tumbuhan bawah yang dimanfaatkan untuk

pakan ternak pada tegakan jati KU IIditemukan 5 jenis tumbuhan bawah

sumber pakan ternak dengan jumlah total bomassa 447 g/m², KU IV

ditemukan 7 jenis tumbuhan bawah sumber pakan ternak dengan jumlah total

Page 45: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

34

bomassa 239 g/m². KU VI ditemukan 9 jenis tumbuhan bawah sumber pakan

ternak dengan jumlah total bomassa 265 g/m².

Saran

1. Perlu dilakukan pengukuran beberapa parameter lingkungan seperti,

kerapatan tajuk, intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan lainnya.

2. Dilakukan penelitian lanjutan mengenaiproduktifitas dan komposisi jenis

tumbuhan bawah pakan ternak di kawasan hutan tersebutpada musim

kemarau.

Page 46: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

35

Daftar Pustaka

Ewusie. 1980. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemah-an. ITB-Press. Bandung.

Hasanbahri.2010. Kajian Konserfasi Hutan Tanaman Jati Berbasis ekosistem di

Wilayah KPH Ngawi Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Usulan

penelitian disertasi. Program Paska Sarjana UGM. Yogyakarta (Tidak

Dipublikasikan).

Hardjosentono. 1976. Pedoman Inventarisasi Flora dan Fauna. Direktorat

Perlindungan dan Pengawetan Alam. Departemen Kehutanan

Republik Indonesia. Bogor.

Ibrahim. 1995. Daya Adaptasi Rumput dan Legume Asal Ciat (Colombia) dan

CSIRO (Australia) Di Kalimantan Timur. Dalam Proseding Seminar

Nasional Sains dan Teknologi Peternakan 1995. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. Macmillan Publishing Co. New York.

Nazif dan Pratiwi. 1991. Teknik Pengendalian Gulma di Persemaian di Bawah

Tegakan Paraseriantes falcataria. Pusat penelitian dan

pengembangan hutan. Bogor.

Odum. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hutan. Diterjemahkan oleh Tjahjono

Samingan dari buku Fundamentals co Ecology. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Reaksohadiprodjo. 1985. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik Edisi Revisi

BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yoyakarta.

Soerianegara dan Indrawan. 2002. Ekosistem Hutan Indonesia. Laboratorium

Ekologi Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tjitrosoedirdjo, at al. 1984. Pengelolaan gulma di perkebunan. Gramedia. Jakarta.

Thomas. 1992. Agricultural water balance of Yunnan Province. Agroclimatic

Zoning with a Geographical Information System. PR China.

Page 47: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

36

Page 48: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

37

Lampiran 1. Daftar Jenis Tumbuhan Bawah per KU

Daftar Jenis KU II Daftar Jenis KU IV Daftar Jenis KU VI

NO Nama Spesies g/m² % NO Nama Spesies g/m² % NO Nama Spesies g/m² %

1 Digitaria sp. 347 48.9 1 Digitaria sp. 186 31.6 1 cengkeh-cengkehan 163 35.4

2 Centrosema pubescens 22.8 3.22 2 cengkeh-cengkehan 221 37.7 2 Hyptis capitata 4.17 0.91

3 Ipomea trilobata 48.5 6.83 3 Manihot utilissima 4 0.68 3 Hemigraphis brunelloides 4.5 0.98

4 Cengkeh-cengkehan 202 28.5 4 Ipomea trilobata 19.7 3.35 4 Dismodium pulchelum 2.17 0.47

5 Dismodium pulchelum 28.2 3.97 5 Centrosema pubescens 13.5 2.3 5 Manihot utilissima 5.17 1.13

6 Litsea chinensis 2.5 0.35 6 Hyptis capitata 7 1.19 6 Leucaena glauca 4.33 0.94

7 wangon 2.5 0.35 7 Urena lobata 4.33 0.74 7 Litsea chinensis 10.8 2.36

8 Urena lobata 0.5 0.07 8 Lidah tiang 29.2 4.97 8 Centrosema pubescens 29.8 6.5

9 Ciklea barkata 1 0.14 9 Melastoma affine 2.5 0.43 9 Commelina nudiflora 0.33 0.07

10 Piper sp. 10.5 1.48 10 Antidesma bunius 56.5 9.63 10 Eupatorium odoratum 3.33 0.73

11 Hedyatis diffusa 0.17 0.02 11 Commelina nudiflora 10.8 1.85 11 Biophylum renwanti 1.5 0.33

12 Wadelia trilobata 34 4.79 12 Hedyatis diffusa 3.83 0.65 12 rawatan daun 5.83 1.27

13 Lidah tiang 6.17 0.87 13 Melia azedarach 4 0.68 13 Hedyatis diffusa 1.5 0.33

14 Sp.23 2 0.28 14 Lantana camara 17.5 2.98 14 Ipomea trilobata 58.3 12.7

15 Bridelia manica 1.67 0.23 15 Litsea chinensis 5.33 0.91 15 Aneilema malabaricum 1.17 0.25

Total 710

16 Desmodium triquetrum 1.5 0.26 16 Digitaria sp. 155 33.8

pakan tenak 447

total 587

17 Liadh tiang 1.83 0.4

persen 63

pakan tenak 239

18 Ficus superba 0.5 0.11

persen 40.8

19 Cajanus cajan 1.83 0.4

20 Calopogonium mocunoides 3.83 0.84

total 459

pakan tenak 265

persen 57.7

Page 49: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

38

Lampiran 2. Daftar Jenis Semua KU

NO Nama Lokal Nama Spesies Subfamili Familia Ordo Clasis Subdivisio/ subpylum

Divisio/ phyllum

1 cengkeh-cengkehan Callicarpa sp Lamiaceae Lamiales Magnoliopsida Angiospermae Magnoliophyta

2 Druwonan Hyptis capitata Asteraceae Asterales Dicotyledonae Angiospermae Spermatophyta

3 Sengeng Hemigraphis brunelloides Acanthaceae Scrophulariales Magnoliopsida Tracheophyta

4 Otok Dismodium pulchelum Caepiniaceae Leguminoceae Rosales Magnoliopsida Magnoliophyta

5 Ketela pohon Manihot utilissima Euphorbiacea Euphorbiales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

6 Lamtoro Leucaena glauca Mimosaceae Leguminoceae Rosales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

7 Adem ati Litsea chinensis Lauraceae Ranales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

8 Beseng Centrosema pubescens Papilionaceae Leguminoceae Rosales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

9 Gewor Commelina nudiflora Commelinaceae Commelinales Liliopsida Magnoliophyta

10 Kerinyu Eupatorium odoratum Asteraceae Asterales Dicotyledonae Angiospermae Spermatophyta

11 Biskucing Phylanthus urinaria Euphorbiaceae Euphorbiales Magnoliopsida Magnoliophyta

12 rawatan daun Desmodium triquetrum Papilionaceae Leguminoceae Rosales Dicotyledonae Angiospermae Spermatophyta

13 pecel pedes Hedyatis diffusa Rubiaceae Rubiales Dicotyledonae Angiospermae Spermatophyta

14 Telan Ipomoea trilobata Manispermaceae Ranunculales Magnoliopsida Magnoliophyta

15 Rumput Bambangan Aneilema malabaricum Commelinaceae Commelinales Liliopsida Magnoliophyta

16 Waderan Digitaria sp. Gramineae Glumiflora Monocotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

17 Lidah tiang Olax so. Olacaceae Santelales Magnoliopsida Magnoliophyta

18 Sangkobak lstoma longiflora Campanulaceae Campanulales Magnoliopsida Magnoliophyta

19 Kacang gude Cajanus cajan Papilionaceae Leguminoceae Rosales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

20 Kowokan Calopogonium mocunoides Papilionaceae Leguminoceae Rosales Dicotyledoneae Angiospermae Spermatophyta

21 Wangon Olax scandens Olacaceae Santelales Magnoliopsida Magnoliophyta

22 Pulutan Urena lobata Malvaceae Malvales Magnoliopsida Magnoliophyta

23 Suruhan Ciklea barkata Manispermaceae Ranunculales Magnoliopsida Magnoliophyta

24 Sirih manado Piper sp. Piperaceae Pipereales Magnoliopsida Magnoliophyta

25 Bunga kuning Wadelia trilobata Asteraceae Asterales Magnoliopsida Magnoliophyta

26 Sp.23 Verbenaceae Lamiales Magnoliopsida Magnoliophyta

27 Gandri Bridelia manica Euphorbiaceae Euphorbiales Magnoliopsida Magnoliophyta

28 Haredong Melastoma affine Melastomataceae Myrtales Magnoliopsida Magnoliophyta

29 Wuni Antidesma bunius Euphorbiaceae Euphorbiales Magnoliopsida Magnoliophyta

30 Mindi Melia azedarach Meliaceae Sapindales Magnoliopsida Magnoliophyta

31 Tembelek Lantana camara Verbenaceae Lamiales Magnoliopsida Magnoliophyta

Page 50: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

39

Lampiran 3. Biomasa Segar Tumbuhan Bawah Sumber Pakan Ternak

NO Nama Lokal Nama Spesies Biomasa

II (g/m²)

IV (g/m²)

VI (g/m²)

1 Otok Dismodium pulchelum 28,2 - 2,17

2 Lamtoro Leucaena glauca - - 4,33

3 Beseng Centrosema pubescens 22,8 13,5 29,8

4 rawatan daun Desmodium triquetrum - 1,5 -

5 Kacang gude Cajanus cajan - - 1,83

6 Kowokan Calopogonium mocunoides - - 3,83

7 Waderan Digitaria sp. 347 186 155

8 Ketela pohon Manihot utilisima - 4 5,17

9 Telan Ipomoea trilobata 48,5 19,7 58,3

10 Mindi Melia azedarach - 4 -

11 Suruhan Ciklea barkata 1 - -

12 Gewor Commelina nudflora - 10,8 0,33

Jumlah 447 239 265

Page 51: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

40

Lampiran 4. Gambar Tumbuhan Bawah

Digitaria sp.

Manihot utilissima

Leucaena glauca

Lidah tiang

Brideliamanica

Desmodium triquetrum

Ipomoea trilobata

Centrosemapubescen

Aneilema malabaricum

Calopogoniummocunoide

Phylanthusurinaria

Cajanus cajan

Hemigraphisbrunelloides Hedyatisdiffusa Cengkeh-cengkehan Dismodium pulchelum

Page 52: KOMPO SISI DAN PRODUKSI TUMBUHAN BA WAH · PDF fileinterspesifik, alelopati dan merupakan tempat perlindungan yang baik bagi mamalia; dan menentukan iklim mikro yang cocok bagi serangga

 

Eu

 

 

 

 

 

 

 

upatorium odo

Lantana cam

Litseachinen

Melastoma a

 

oratum 

 

mara 

 

nsis 

affine 

 

 

 

 

 

 

M

Antidesm

23

Piper

Melia azedara

a bunius 

r sp. 

ach 

41 

Hy

Ci

Com

yptis capitata

iklea barkata

melinanudiflo

 

 

 

 

 

 

 

 

Ls

ora 

Urenalo

 

sotomalongiflo

Wedeliatr

obata 

ora 

rilobata