STUDI ALELOPATI EKSTRAK AIR DAUN TEMBELEKAN …digilib.unila.ac.id/25191/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of STUDI ALELOPATI EKSTRAK AIR DAUN TEMBELEKAN …digilib.unila.ac.id/25191/3/SKRIPSI TANPA BAB...
STUDI ALELOPATI EKSTRAK AIR DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara
L.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN KECAMBAH
CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
(Skripsi)
Oleh
Dini Ambarwaty Subowo
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
STUDI ALELOPATI EKSTRAK AIR DAUN TEMBELEKAN (Lantana
camara L.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN
KECAMBAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Oleh
Dini Ambarwaty Subowo
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak air daun
tembelekan (Lantana camara L) mempengaruhi pertumbuhan kecambah cabai
merah (Capsicum annuum L). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober
sampai November 2016 di Laboratorium Botani, Ruang Fisiologi Tumbuhan,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung. Variabel dalam penelitian ini adalah daya kecambah, panjang tunas,
berat segar, berat kering, kadar air relatif, kandungan klorofil total kecambah
cabai merah. Penelitian dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan faktor utama ekstrak air daun tembelekan yang terdiri dari 5 taraf
konsentrasi 0% v/v (kontrol), 25% v/v, 50% v/v, 75% v/v, dan 100% v/v.
Analisis ragam dan uji BNT dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak air daun tembelekan berkorelasi kuadratik dengan
panjang tunas (y = - 0,05x + 11,152 R2 = 0,9816), berat segar akar (y = -8E-05x
2
+ 0,0044x + 1,0303 R² = 0,4146), berat segar total (y= -0,0018x2 + 0,1067x +
15,736 R² = 0,869), dan kandungan klorofil b (y = 4E-05x2 - 0,0119x + 2,7734 R²
= 0,9461) juga berkorelasi linier negatif dengan kandungan klorofil total (y = -
0,0084x + 2,5643 R² = 0,9558). Tidak ada efek ekstrak air daun tembelekan
terhadap daya kecambah, , berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif, dan
klorofil a. Penurunan panjang tunas dan berat segar terjadi pada konsentrasi 100%
v/v, sedangkan penurunan kandungan klorofil total terjadi pada konsentrasi 75-
100% v/v. Disimpulkan bahwa ekstrak air daun tembelekan bersifat alelopati
terhadap kecambah cabai merah yaitu menghambat pertumbuhan kecambah cabai
merah namun memiliki sensitivitas pada variabel tertentu.
Kata Kunci: Capsicum annuum, Lantana camara, panjang tunas, berat
segar, kandungan klorofil.
STUDI ALELOPATI EKSTRAK AIR DAUN TEMBELEKAN (Lantana
camara L.) TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN
KECAMBAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Oleh
Dini Ambarwaty Subowo
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Penmgetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara, Provinsi
Lampung pada tanggal 18 Desember 1994, sebagai anak
pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Ir. Agus Subowo
dan Ibu Alin Subowo.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di
Taman Kanak-Kanak Methodis Imanuel pada tahun 2000. Pada tahun 2002,
penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Xaverius 3 Way Halim
Permai, Bandar Lampung. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung pada tahun
2008. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah
Menengah Atas 9 Bandar Lampung.
Pada tahun 2013, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung
melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Pergururuan Tinggi Negeri (SBMPTN)
tertulis. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum
Jurusan Agribisnis dan Jurusan Agroekoteknologi, Fisiologi Tumbuhan, dan
Kultur Jaringan. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi
(HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Sains dan Teknologi 2014-
2015
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2016 di
pekon Way Petai, Kec Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Bulan Juli-
Agustus 2016 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di PT. Perkebunan
Nusantara VII Distrik Bunga Mayang dengan judul “Keberhasilan Sterilisasi
dan Pertumbuhan Kalus pada Tanaman Tebu( Saccharum officinarum)
Varietas BM 1657 dengan Menggunakan Media MS secara In Vitro di
PTPN VII Distrik Bunga Mayang”
Kupersembahkan karya kecilku ini:
Kepada mama dan papaku tersayang yang telah
memberikan segalanya untukku, kalian adalah
orang tua terbaik di dunia
Kakak dan adikku yang memberikan dukungan,
semangat, dan bantuannya untukku
Bapak dan ibu dosen yang telah membimbing dan
memberikan nasihat yang baik selama ini
Sahabat dan teman terbaikku atas kebersamaan,
pengertian, hiburan, dan bantuan selama ini
Almamaterku tercinta yang menjadi kebanggaanku
“Jadilah seperti karang dan
mutiara di bawah laut yang kuat
dihantam ombak dan
kerjakanlan hal yang bermanfaat
untuk diri sendiri dan orang
lain, karena hidup hanyalah
sekali. Ingat hanya pada Tuhan
Yang Maha Esa apapun dan di
manapun kita berada kepada
Dia-lah tempat meminta dan
memohon”
iii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, shalawat
serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Alelopati Ekstrak Air Daun
Tembelekan (Lantana camara L.) terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan
Kecambah Cabai Merah (Capsicum annuum L.) tepat pada waktunya. Dengan
terselesaikannya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan
penghargaan yang tinggi kepada:
1. Bapak Ir, Zulkifli, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan kritik selama pembuatan skripsi ini.
2. Ibu Dra.Tundjung Tripeni Handayani, M.S, selaku pembimbing II yang telah
memberikan perhatian, pengertian, bimbingan, dukungan serta nasihat yang baik
kepada penulis.
3. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P, selaku pembahas yang telah memberikan
masukan, kritik, dan sarannya. Terima kasih atas pengertiannya, walaupun beliau
sakit,beliau selalu berusaha untuk bisa menghadiri seminar usul, hasil, dan
kompre penulis.
4. Bapak Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan saran, pengertian, nasihat, dan bimbingan selama penulis
menyelesaikan studi.
5. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si. selaku koordinator seminar usul.
iv
6. Ibu Dr. Emantis Rosa, M.Biomed. selaku koordinator seminar hasil.
7. Penulis mengucapkan rasa terimakasih untuk ibu Dra. Yulianty, M.Si.
Kepala laboratorium Botani.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada bapak Hambali, bapak Tris dilaboratorium
Botani 1 yang telah membantu dalam peminjaman alat dan semua keperluan
penelitian.
8. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
9. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung dan selaku Pembimbing Akademik.
10. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih
atas ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
11. Teman-teman seperjuangan selama penelitian Ade Silvinia, Gia Kerlin, Karlisa
Anggraeni, Oktarina Husaini, dan Rizka Devi Anggita yang selalu mendukung
serta menilai tulisan saya, terimakasih atas bantuan kalian semua.Terkhusus untuk
Herta Maniara Manullang terima kasih yang sudah meluangkan waktunya untuk
membantu dan menemani penulis dalam melaksanakan penelitian.
12. Kedua orangtua tercinta, Bapak Ir. Agus Subowo dan Ibu Alin Subowo, adik-adik
tersayang Dina Zakia Wibowo, Citra Gendis Wibowo, mbak ku tersayang dan
seluruh keluarga besarku terimakasih yang teramat dalam atas doa, dukungan
moril dan materil, kasih sayang, semangat, kepercayaan, dan nasihat-nasihatnya
selama ini.
v
13. Teman terdekat Balqis Ananda Putri, Meri Jayanti, Wiwit Nurkhasanah atas
kebersamaan, keceriaan, kesabaran, pelajaran, motivasi, dan dukungan kepada
penulis selama ini.
14. Teman-teman Biologi angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, dan semangat untuk penulis.
15. Kakak tingkat 2011,2012 terutama Mbak Try Larasati dan Mbak Meri Yuliani
yang sudah membantu dan adik-adik tingkat 2014,2015.
16. Keluarga besar KKN Way Petai di Lampung Barat dan kelompok KKN Mbak
Heni, Intan, Cindi, Bang Ade, Machfud, dan Dicky untuk kebersamaan,
pengalaman, dan pembelajaran.
17. Keluarga besar PTPN VII Distrik Bunga Mayang, terima kasih atas ilmu
18. Almamater tercinta.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini
dan masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 16 Januari 2017
Penulis
Dini Ambarwaty Subowo
vi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ......................................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
PERSEMBAHAN ..................................................................................... i
MOTTO .................................................................................................... ii
SANWACANA ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ........................................................... 1B. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3C. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3D. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 3E. Hipotesis .......................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Tanaman Cabai Merah ...................................................... 6B. Klasifikasi Tanaman Cabai Merah ................................................. 6
vii
C. Morfologi Tanaman Cabai Merah................................................... 71. Daun ........................................................................................ 7
2. Bunga ...................................................................................... 83. Buah ........................................................................................ 84. Biji ........................................................................................... 9
D. Klasifikasi Tumbuhan Tembelekan ............................................... 9E. Morfologi Tumbuhan Tembelekan ................................................ 9
1. Daun ......................................................................................... 92. Batang ...................................................................................... 103. Akar .......................................................................................... 104. Bunga ....................................................................................... 105. Buah ......................................................................................... 11
F. Efek Alelopati Daun Tembelekan .................................................. 12G. Alelopati ......................................................................................... 14H. Senyawa Kimia .............................................................................. 15
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ........................................................................ 18B. Alat dan Bahan .............................................................................. 18C. Rancangan Percobaan ................................................................... 19D. Variabel dan Parameter ................................................................. 20E. Cara Kerja ..................................................................................... 21
1. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Air Daun Tembelekan ....... 212. Studi Perkecambahan Benih ................................................... 213. Studi Pertumbuhan Kecambah ................................................ 234. Pengamatan ............................................................................. 23
4.1.Panjang Tunas ................................................................... 234.2.Berat Segar (Akar, Tunas, Total) ...................................... 234.3.Berat Kering (Akar, Tunas, Total) .................................... 234.4.Penentuan Rasio Tunas Akar ............................................ 244.5.Kadar Air Relatif ............................................................... 244.6.Kandungan Klorofil .......................................................... 24
F. Analisis Data ................................................................................. 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .............................................................................................. 261. Daya Kecambah ...................................................................... 262. Panjang Tunas ......................................................................... 273. Berat Segar Akar .................................................................... 304. Berat Segar Tunas ................................................................... 325. Berat Segar Total .................................................................... 336. Berat Kering Total .................................................................. 35
viii
7. Rasio Tunas Akar .................................................................... 378. Kadar Air Relatif ..................................................................... 389. Kandungan Klorofil a ............................................................. 4010. Kandungan Klorofil b ............................................................. 4111. Kandungan Klorofil Total ....................................................... 44
B. Pembahasan ................................................................................... 46
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 53B. Saran ............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 54
LAMPIRAN .............................................................................................. 58
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Notasi perlakuan dan ulangan ...................................................... 19
Tabel 2. Pembuatan larutan stok ekstrak air daun tembelekan ................... 21
Tabel 3. Rata-rata jumlah benih cabai merah yang berkecambah ............. 26
Tabel 4. Rata-rata panjang tunas kecambah cabai merah .......................... 28
Tabel 5. Perbedaan nilai tengah panjang tunas kecambah cabai merahantar perlakuan dan kontrol .......................................................... 28
Tabel 6. Rata-rata berat segar akar kecambah cabai merah ....................... 30
Tabel 7. Perbedaan nilai tengah berat segar akar antar perlakuan dankontrol ........................................................................................... 30
Tabel 8. Rata-rata berat segar tunas kecambah cabai merah ..................... 32
Tabel 9. Rata-rata berat segar total kecambah cabai merah ....................... 34
Tabel 10. Perbedaan nilai tengah berat segar total antar perlakuan dankontrol ........................................................................................ 34
Tabel 11. Rata-rata berat kering total kecambah cabai merah ................... 36
Tabel 12. Rata-rata rasio tunas akar kecambah cabai merah ..................... 37
Tabel 13. Rata-rata kadar air relatif kecambah cabai merah ...................... 39
Tabel 14. Rata-rata kandungan klorofil a kecambah cabai merah ............. 40
Tabel 15. Rata-rata kandungan klorofil b daun kecambah cabai merah .... 42
x
Tabel 16. Perbedaan nilai tengah kandungan klorofil b antar perlakuan dankontrol......................................................................................... 42
Tabel 17. Rata-rata kandungan klorofil total daun kecambah cabai merah 44
Tabel 18. Perbedaan nilai tengah kandungan klorofil total antarperlakuan dan kontrol ................................................................ 45
Tabel 19. Efek ekstrak air daun tembelekan terhadap pertumbuhan tanamancabai merah ................................................................................ 47
Tabel 20. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 58
Tabel 21. Treatment Different ∑ biji cabai merah yang berkecambah ...... 58
Tabel 22. Analisis ragam hasil uji Levene ∑ biji cabai merah yangberkecambah .............................................................................. 58
Tabel 23. Analisis ragam single factor ∑ biji cabai merah yangberkecambah............................................................................... 59
Tabel 24. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 60
Tabel 25. Treatment Different panjang tunas kecambah cabai merah ....... 60
Tabel 26. Analisis ragam hasil uji Levene panjang tunas kecambah cabaimerah ......................................................................................... 60
Tabel 27. Analisis ragam single factor panjang tunas kecambah cabaimerah ......................................................................................... 61
Tabel 28. Hasil uji BNT rata-rata panjang tunas kecambah cabai merah .. 61
Tabel 29. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 62
Tabel 30. Treatment Different berat segar akar kecambah cabai merah .... 62
Tabel 31. Analisis ragam hasil uji Levene berat segar akar kecambahcabai merah ............................................................................... 62
Tabel 32. Analisis ragam single factor berat segar akar kecambah cabaimerah ......................................................................................... 63
xi
Tabel 33. Hasil uji BNT rata-rata berat segar akar kecambah cabai merah 64
Tabel 34. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisien ..keragaman .................................................................................. 65
Tabel 35. Treatment Different berat segar tunas kecambah cabai merah .. 65
Tabel 36. Analisis ragam hasil uji Levene berat segar tunas kecambah cabaimerah ......................................................................................... 65
Tabel 37. Analisis ragam single factor berat segar tunas kecambah cabaimerah ......................................................................................... 66
Tabel 38. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisien .keragaman .................................................................................. 67
Tabel 39. Treatment Different berat segar total kecambah cabai merah ... 67
Tabel 40. Analisis ragam hasil uji Levene berat segar total kecambahcabai merah ................................................................................ 67
Tabel 41. Analisis ragam single factor berat segar total kecambah cabaimerah ......................................................................................... 68
Tabel 42. Hasil uji BNT rata-rata berat segar total kecambah cabai merah 69
Tabel 43. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 70
Tabel 44. Treatment Different berat kering total kecambah cabai merah .. 70
Tabel 45. Analisis ragam hasil uji Levene berat kering total kecambahcabai merah ................................................................................ 70
Tabel 46. Analisis ragam single factor berat kering total kecambah cabaimerah ......................................................................................... 71
Tabel 47. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisien ..keragaman .................................................................................. 72
Tabel 48. Treatment Different rasio tunas akar kecambah cabai merah .... 72
Tabel 49. Analisis ragam uji Levene rasio tunas akar kecambah cabaimerah ......................................................................................... 72
xii
Tabel 50. Analisis ragam single factor rasio tunas akar kecambah cabaimerah ......................................................................................... 73
Tabel 51. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisien ..keragaman .................................................................................. 74
Tabel 52. Treatment Different kadar air relatif pada kecambah cabai merah 74
Tabel 53. Analisis ragam hasil uji Levene kadar air relatif pada kecambahcabai merah ................................................................................ 74
Tabel 54. Analisis ragam single factor kadar air relatif pada kecambah cabaimerah ......................................................................................... 75
Tabel 55. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 76
Tabel 56. Treatment Different kandungan klorofil a pada daun kecambahcabai merah ................................................................................ 76
Tabel 57. Analisis ragam hasil uji Levene kandungan klorofil a pada daunkecambah cabai merah................................................................ 76
Tabel 58. Analisis ragam single factor kandungan klorofil a pada daunkecambah cabai merah................................................................ 77
Tabel 59. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 78
Tabel 60. Treatment Different kandungan klorofil b pada daun kecambahcabai merah ................................................................................ 78
Tabel 61. Analisis ragam hasil uji Levene kandungan klorofil b pada daunkecambah cabai merah................................................................ 78
Tabel 62. Analisis ragam single factor kandungan klorofil b pada daunkecambah cabai merah ............................................................... 79
Tabel 63. Hasil uji BNT rata-rata kandungan klorofil b terlarut pada daunkecambah cabai merah................................................................ 80
Tabel 64. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, dan koefisienkeragaman .................................................................................. 81
xiii
Tabel 65. Treatment Different kandungan klorofil total terlarut pada daunkecambah cabai merah ............................................................... 81
Tabel 66. Analisis hasil uji Levene kandungan klorofil total kecambah cabaimerah ......................................................................................... 81
Tabel 67. Analisis ragam single factor kandungan klorofil total kecambahcabai merah ............................................................................... 82
Tabel 68. Hasil uji BNT rata-rata kandungan klorofil total pada daunkecambah cabai merah ............................................................... 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Morfologi buah cabai merah .................................................... 8
Gambar 2. Morfologi bunga dan daun tembelekan .................................... 11
Gambar 3. Morfologi buah tembelekan ..................................................... 11
Gambar 4. Struktur kimia golongan flavonoids ......................................... 16
Gambar 5. Susunan satuan percobaan setelah pengacakan ........................ 20
Gambar 6. Tata letak benih cabai yang dikecambahkan pada cawan ......... 22
Gambar 7. Diagram jumlah benih cabai merah yang berkecambah denganekstrak air daun tembelekan ..................................................... 27
Gambar 8. Kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak air daun tembelekandengan panjang tunas kecambah cabai merah ........................ 29
Gambar 9. Kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak air daun tembelekandengan berat segar akar kecambah cabai merah ..................... 31
Gambar 10. Diagram berat segar tunas kecambah cabai merah dan ekstrakair daun tembelekan ................................................................ 33
Gambar 11. Kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak air dauntembelekan dengan berat segar kecambah cabai merah ......... 35
Gambar 12. Diagram berat kering total kecambah cabai merah dan ekstrakair daun tembelekan ............................................................... 36
Gambar 13. Diagram rasio tunas akar kecambah cabai merah danekstrak air daun tembelekan ................................................... 38
xv
Gambar 14. Diagram kadar air relatif kecambah cabai merah danekstrak air daun tembelekan .................................................. 39
Gambar 15. Diagram kandungan klorofil a daun kecambah cabai merahdan ekstrak air daun tembelekan ............................................. 41
Gambar 16. Kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak air daun tembelekandengan kandungan klorofil b daun kecambah cabai merah ... 43
Gambar 17. Kurva hubungan antara konsentrasi ekstrak air daun tembelekandengan kandungan klorofil total daun kecambah cabai merah. 46
Gambar 18. Pembuatan ekstrak air daun tembelekan ................................. 83
Gambar 19. Ekstrak yang belum disaring .................................................. 83
Gambar 20. Ekstrak yang sudah disaring dan dibuat konsentrasi nya ....... 83
Gambar 21. Perkecambahan biji cabai dalam cawan petri ........................ 84
Gambar 22. Pemindahan kecambah ke dalam gelas plastik setelah 7 hari 84
Gambar 23. Pertumbuhan kecambah cabai merah dalam gelas plastik ..... 84
Gambar 24. Pengukuran panjang tunas ...................................................... 85
Gambar 25. Persiapan penimbangan berat segar ....................................... 85
Gambar 26. Penimbangan berat segar ........................................................ 86
Gambar 27. Mengoven ............................................................................... 86
Gambar 28. Persiapan penimbangan berat kering ...................................... 87
Gambar 29. Hasil spektrofotometri pada kandungan klorofil .................... 87
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Lantana camara merupakan tanaman perdu yang banyak tumbuh di daerah
tropis dan subtropis. Tanaman ini merupakan gulma yang memiliki senyawa
alelokimia. Di India, Lantana camara merupakan tumbuhan hijau (evergreen
plant) yang banyak dijumpai, dan secara tradisional telah digunakan untuk
mengobati berbagai penyakit dan hal ini didukung oleh banyak data ilmiah
(Reddy, 2013). Alelokimia ini dihasilkan oleh sebuah fenomena yang disebut
alelopati.
Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa
kimia (Moenandir, 1998). Sedangkan menurut Willis (2007) Alelopati
merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang
menghasilkan zat kimia (senyawa-senyawa kimia) dan dapat menghambat
pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat ditemukan
di setiap organ tumbuhan antara lain: daun, batang, akar, rizoma, umbi, bunga,
buah, dan bunga, buah, dan biji serta bagian-bagian tumbuhan yang
membusuk. Pada umumnya alelopati menghasilkan metabolit sekunder yang
2
dikelompokkan menjadi 14 golongan, yaitu asam organik larut air, lakton,
asam lemak rantai panjang, quinon, terpenoid, flavonoid, tanin, asam sinamat
dan derivatnya, asam benzoat dan derivatnya, kumarin, fenol dan asam
fenolat, asam amino non protein, sulfida serta nukleosida. Menurut Yi et al.
(2005) spesies Lantana camara L. memproduksi senyawa alelopati yang
mampu menghambat pertumbuhan tanaman, salah satunya trans -β
caryophyllene.
Salah satu contoh tanaman yang dapat dihambat pertumbuhan dan
perkecambahannya adalah krokot kuda. Penelitian yang telah dilakukan oleh
S. Jawahar dan K.Suseendran (2015) menunjukkan bahwa ekstrak air daun
Lantana camara menghambat perkecambahan biji dan pertumbuhan bibit
tumbuhan krokot kuda (Trianthema portulacastrum). Pada penelitian ini
peneliti akan menggunakan cabai merah. Cabai merah merupakan bahan
kebutuhan pangan yang digunakan untuk memasak oleh kebanyakan
masyarakat Indonesia. Maka tidak heran, jika cabai merah sangat digemari
karena memilki rasa pedas dan dapat merangsang selera makan. Sebagai
sayuran, cabai merah selain memiliki nilai gizi yang cukup tinggi, juga
mempunyai nilai ekonomi tinggi (Harpenas dan Dermawan, 2011).
Oleh sebab itu perlu diteliti bagaimana karakteristik alelopati ekstrak air daun
tembelekan terhadap tanaman pertanian seperti cabai merah. Sejauh ini belum
ada penelitian tentang karakteristik ekstrak air daun tembelekan terhadap
pertumbuhan dan perkecambahan tanaman cabai merah.
3
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak air daun
tembelekan mempengaruhi perkecambahan dan pertumbuhan kecambah cabai
merah.
C. Manfaat Penelitian
Dari sudut fisiologi tumbuhan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi bagi pemahaman karakteristik alelopati ekstrak air daun tembelekan
terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah. Dari sudut agronomi hasil
penelitian diharapkan memberi kontribusi bagi pengelolaan gulma di kawasan
pertanian.
D. Kerangka Pemikiran
Alelopati adalah suatu peristiwa dimana terjadi bentuk interaksi antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa
kimia. Senyawa ini disebut senyawa alelokimia. Alelopati terjadi ketika
organisme hidup menghasilkan senyawa bioaktif dan senyawa ini memasuki
lingkungan dan menghasilkan efek langsung atau tidak langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan dari spesies yang sama atau lainnya (Seigler,
1996).
Senyawa alelokimia mampu dihasilkan dan dilepaskan oleh banyak spesies
tanaman, termasuk tanaman pertanian. Senyawa-senyawa aktif biologi yang
berupa alkaloid, benzofuran, cumarine, chromene, flavonoid, sterol, dan
4
terpenoid ini dilepaskan oleh tanaman ke lingkungan melalui daun dan aerial
part lainnya, emisi volatile, eksudasi akar, dan dekomposisi material tanaman.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yi et al., 2005 menunjukkan bahwa
spesies Lantana camara L. memproduksi senyawa alelopati yang mampu
menghambat pertumbuhan tanaman enceng gondok. Pada penelitian ini yang
dihambat adalah pertumbuhan dan perkembangan tanaman enceng gondok.
Ekstrak air daun tembelekan diketahui mengandung trans -β caryophyllene
(21,42%), sabinene (1,13%), α -humulene ( 9,97%), dan bicyclogermacrene
(5,77%). Pada penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan cabai merah.
Untuk mengetahui bagaimana karakteristik alelopati ekstrak air daun
tembelekan terhadap tanaman pertanian maka peneliti mengevaluasi
pertumbuhan tanaman cabai merah di gelas plastik yang diberi perlakuan
ekstrak air daun tembelekan. Parameter pertumbuhan yang dipelajari adalah:
daya kecambah, berat segar akar, berat segar tunas, berat segar kecambah,
berat kering kecambah, kadar air relatif kecambah, rasio tunas akar, dan
kandungan klorofil a,b, dan total.
E. Hipotesis
Ekstrak air daun tembelekan memberikan pengaruh terhadap variabel
perkecambahan dan pertumbuhan kecambah cabai merah
H0 : μ0=μ1
H1 :μ0>μ1
5
Keterangan:
μ0= variabel perkecambahan dan pertumbuhan kecambah kontrol
μ1= variabel perkecambahan dan pertumbuhan kecambah perlakuan
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Tanaman Cabai Merah
Tanaman cabai (Capsicum annuum L) berasal dari dunia tropika dan
subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan
dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari
5000 tahun SM didalam gua di Tehuacan, Meksiko. Pedagang Spanyol dan
Portugis berperan dalam penyebaran cabai ke suluruh dunia termasuk negara-
negara di Asia, seperti Indonesia (Dermawan dan Asep Harpenas, 2010).
B. Klasifikasi Tanaman Cabai Merah
Klasifikasi taksonomi tumbuhan cabai merah menurut United State of
Department Agriculture Natural Resources Conservation Service, 2016 adalah
sebagai berikut:
7
Regnum : Plantae
Subdivisi : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
C. Morfologi Tanaman Cabai Merah
Tanaman cabai merah termasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam
suku Solonaceae. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya mencapai
1,5 – 2 m dan lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2 m.
1. Daun
Daun cabai pada umumnya berwarna hijau cerah pada saat masih muda
dan akan berubah menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai
ditopang oleh tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk
daun umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing
(Prabowo, 2011).
8
2. Bunga
Bunga cabai merah memiliki bentuk yang sama dengan famili Solanaceae
lainnya. Berbentuk terompet atau campanulate. Cabai merah memiliki
bunga berwarna putih bersih dan termasuk ke dalam bunga sempurna
(Tindall, 1983).
3. Buah
Buah cabai merupakan buah sejati tunggal, terdiri dari satu bunga dan satu
bakal buah. Buah ini terdiri atas bagian tangkai buah, kelopak daun dan
buah. Bagian buah terdiri atas kulit buah berwarna hijau apabila masih
dalam keadaan muda dan berwarna merah apabila sudah tua/masak.
Permukaan buah rata dan licin, dan yang telah masak berwarna merah
kilat. Buah menggantung terletak di percabangan/sekitar ketiak daun
(Nawangsih dkk, 2001).
Morfologi buah cabai merah disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Morfologi buah cabai merah (Wardana, 2014)
9
4. Biji
Bijinya berwarna kuning kecoklatan dengan bentuk bulat pipih seperti
ginjal yang berukuran kecil (Sunaryono, 2003).
D. Klasifikasi Tumbuhan Tembelekan
Klasifikasi taksonomi tumbuhan tembelekan ( Lantana camara L.) menurut
Mishra A (2014) adalah sebagai berikut:
Regnum : Plantae
Subdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L.
E. Morfologi Tumbuhan Tembelekan
1. Daun
Daun tunggal yang tersusun saling bertolak-belakang. Panjang daun
sekitar 5-8 cm dan lebarnya sekitar 3,5-5 cm. Sedangkan panjang tangkai
daunnya sekitar 1 cm. Lembaran daunnya memiliki permukaan atas yang
10
kasar dan berambut banyak, sedangkan permukaan bagian bawah daunnya
berambut jarang. Tepian daunnya bergerigi halus dengan pertulangan daun
menyirip. Jika daun tembelekan diremas, akan mengeluarkan aroma yang
sangat menyengat.
2. Batang
Tembelekan merupakan tanaman perdu. Pohonnya bisa tumbuh sampai
dengan ketinggian 1700 m di atas permukaan laut dan bisa berdiri tegak
hingga setinggi 4 m. Batangnya berkayu, persegi mempunyai cabang yang
banyak. Sedangkan rantingnya sedikit berduri dan berambut.
3. Akar
Sistem perakaran tunggang dimana akar lembaga terus tumbuh menjadi
akar utama pada tumbuhan ini. Memiliki cabang, dimana cabangnya
memiliki serabut akar yang halus dan jauh lebih kecil. Terdapat bulu-bulu
akar yang tumbuh dari akar pokok. Akar ini berfungsi untuk mencari air
atau untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk memperkuat
berdirinya batang Lantana camara.
4. Bunga
Bunga tembelekan berbentuk kumpulan bunga kecil yang membulat
dengan perbungaan majemuk. Warna bunganya merupakan perpaduan
antara merah muda, krem, dan mahkota bagian dalamnya mempunyai
rambut-rambut halus. Perbungaan (20-40 tandan bunga per individu)
11
sekitar 2,5 cm. Pembungaan terjadi antara Agustus dan Maret, atau
sepanjang tahun jika kelembaban dan cahaya yang memadai tersedia.
Morfologi bunga dan daun tembelekan ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Morfologi bunga dan daun tembelekan (Naeem et al., 2009)
5. Buah
Bentuk buah sperikal dan merupakan buah jenis beri yang berair. Tangkai
buah nya juga berambut. Warna buahnya akan berubah dari warna hijau ke
warna hitam ketika sudah matang (Mishra A, 2014). Morfologi buah
tembelekan ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Morfologi buah tembelekan (Sumber : Dokumen pribadi, 2016)
12
F. Efek Alelopati Daun Tembelekan (Lantana camara L.)
Efek alelopati Lantana camara terhadap perkecambahan dan perilaku
pertumbuhan sejumlah 6 tanaman pertanian di Bangladesh telah dilaporkan
oleh Ahmed, et al. pada tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsentrasi ekstrak air daun Lantana camara yang berbeda menyebabkan efek
penghambatan yang signifikan tehadap perkecambahan, pemanjangan tunas
dan akar, dan perkembangan akar lateral tanaman reseptor. Bioassay juga
menunjukkan bahwa efek penghambatan adalah proporsional dengan
konsentrasi ekstrak dan konsentrasi yang lebih tinggi memiliki efek
penghambatan yang lebih kuat sedangkan konsentrasi yang lebih rendah
menunjukkan efek stimulasi yang lebih kuat pada penelitian sebelumnya. Efek
penghambatan sangat nyata pada perkembangan akar dan akar lateral daripada
tunas dan perkecambahan.
Perubahan- perubahan dalam level fenolik, flavonoid, dan proantosianidin
dengan posisi daun telah dipelajari pada ranting-ranting Lantana camara oleh
Bhakta dan Deepak Ganjewala pada tahun 2009. Daun pada posisi yang
berbeda(dari pucuk ke pangkal pada ranting mewakili peningkatan gradient
dalam umur daun, apikal menjadi daun yang paling muda. Studi menunjukkan
bahwa berat segar, berat kering, dan luas daun meningkat dengan cepat dari
posisi 1 sampai 5, sementara peningkatan yang tajam dalam level
proantosianidin dan flavonoid diamati dari posisi daun 1 ke 3 yang menurun
tajam. Pada posisi apapun daun di ranting,level flavonoid jauh lebih tinggi
daripada level fenolic. Faktanya, fenolic terdapat dalam jumlah yang sangat
13
kecil. Studi menunjukkan bahwa ekstrak yang berasal dari daun dari posisi 1
sampai 3 menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari daun posisi
4 sampai 5.
Evaluasi efek alelopati Lantana camara terhadap regenerasi Pogonatum
aloides dalam media kultur telah dilaporkan oleh Choyal dan Sanjay Kumar
Sharma pada tahun 2011. Persentase regenerasi tumbuhan tersebut menurun
dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak Lantana camara. Ekstrak daun yang
didapatkan menunjukkan efek penghambatan maksimum begitu pula pada
ekstrak batang dan akar.
El Kenany and Salama M. El Darier (2013) melaporkan efek alelopati daun
lantana camara. Mereka telah meneliti efek ekstrak air panas dan dingin daun
Lantana camara terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman Phalaris
minor dan Sorghum bicolor. Bioassay menunjukkan bahwa efek
penghambatan dari ekstrak daun Lantana camara terhadap persentase
perkecambahan, persentase penghambatan dan indeks perkecambahan biji
adalah proporsional dengan konsentrasi ekstrak. Konsentrasi yang tinggi
memiliki efek penghambatan yang lebih kuat dan konsentrasi rendah tidak
menunjukkan efek stimulasi terhadap kedua spesies. Pada plumula dan
radicula serta panjang kecambah kedua spesies tersebut dipengaruhi secara
negatif oleh ekstrak air daun Lantana camara, yang artinya perkecambahan
kedua spesies tersebut terhambat.
14
G. Allelopati
Allelopati merupakan produk sekunder dari proses metabolisme tanaman
(Haddadchi dan Gervani, 2009). Allelopati dapat dijumpai pada hampir
semua jenis tanaman dan dalam banyak jaringan seperti daun, batang,
bunga, buah, biji maupun akar (Putnam, 1988). Alellopati yang dapat
menghambat pertumbuhan dari beberapa spesies tanaman pada konsentrasi
tertentu kemungkinan dapat merangsang pertumbuhan tanaman dari spesies
yang sama atau berbeda pada konsentrasi yang berbeda (Narwal, 1996).
Allelopati dapat mempengaruhi proses respirasi, fotosintesis, aktivasi enzim,
kadar hormon, ketersediaan mineral, pembelahan sel, dan permeabilitas
dinding dan membran sel (Chou 1999; Reigosa et al, 1999).
Menurut Sastroutomo (1990) bahwa mekanisme alelopati antara lain
menghambat aktivitas enzim, bahkan menurut Fitter dan Hay (1991) bahwa
alelopati dapat menyebabkan terjadinya degradasi enzim dari dinding sel,
sehingga aktivitas enzim menjadi terhambat atau mungkin menjadi tidak
berfungsi. Hambatan fungsi enzim A amylase dan B amylase pada degradasi
karbohidrat, enzim protease pada degradasi protein, enzim lipase pada
degradasi lipida dalam benih menyebabkan energi tumbuh yang dihasilkan
selama proses perkecambahan menjadi sangat sedikit dan lambat, sehingga
proses perkecambahan menurun yang dicerminkan pada penurunan persentase
perkecambahan dan meningkatnya lama waktu untuk berkecambah.
Selain itu alelopati menyebabkan penurunan permiabilitas membran sel,
menghambat pembelahan, pemanjangan dan pembesaran sel, menurunkan
15
kemampuan penyerapan air dan unsur hara terlarut (Sastroutomo, 1990).
Penurunan permiabilitas sel akibat alelopati menjadikan sel tidak elastis
sehingga menghambat lalu lintas air dan hara terlarut melewati membran sel.
Devlin dan F.H. Witham (1983) menyebutkan bahwa permiabilitas sel yang
menurun menyebabkan hambatan lewatnya air dan hara terlarut. Hambatan
tersebut terjadi pada saat proses penyerapan unsur hara yaitu masuknya air dan
hara terlarut ke sel akar maupun transportasi unsur hara dan hasil fotosintesis
diantara sel-sel jaringan pengangkut dalam tanaman. Hambatan penyerapan
unsur hara menyebabkan jumlah dan macam unsur terserap sedikit, yang
selanjutnya mengakibatkan hambatan penyusunan senyawa, reaksi tertentu
maupun proses fisiologi tanaman. Hambatan penyerapan unsur, seperti N, S, P,
Fe, Mg dan Mn mengakibatkan hambatan penyusunan senyawa protein dan
klorofil.
H. Senyawa Kimia
Tumbuhan tembelekan memiliki karakteristik senyawa kimia khusus yang
bersifat racun yaitu triterpenoid dan lantaden A (Umiati,2010). Berdasarkan
pemeriksan secara fitokimia pada tumbuhan ini juga ditemukan senyawa
golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon (Sopyan, 1996). Daun
tembelekan mengandung minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.
Senyawa-senyawa tersebut memiliki daya anti bakteri, antiinflmasi, dan
antifungisida. Senyawa yang paling banyak terkandung dalam daun
tembelekan adalah flavonoid. Hal ini dibuktikan dari hasil metode
Spektrofotometri UV-Vis dan Kromatografi Lapis Tipis (Hidayati, 2008).
16
Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan
keberadaanya dalam daun dipengaruhi adanya proses fotosintesis sehingga
daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid (Markham, 1988).
Berdasarkan derajat oksidasi dan kejenuhan yang terdapat pada cincin C-
heterosiklik, flavonoid dapat menjadi beberapa kelompok yang dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Struktur kimia golongan flavonoids (Sumber: Grotewold, 2006).
Auksin berperan dalam berbagai respon fisiologi dan perkembangan, meliputi
regulasi laju pemanjangan organ, fototropisme, dan grafitopisme. Hormon ini
juga membantu respon stres tanaman melalui keterlibatannya dalam
pembukaan stomata dan realokasi sumber daya pada kondisi pertumbuhan yag
buruk. Auksin bergerak dari sel ke sel secara polar menunjukkan suatu
17
polaritas basipetal pada batang dan polaritas yang lebih kompleks pada akar.
Transport polar auksin dikontrol oleh beberapa jenis protein, diantaranya
carrier auxin influx and efflux, yang memompa auksin ke dalam dan ke luar
tumbuhan. Pada tahun 1960 diketahui bahwa cincin B-monohidroksi flavonoid
terlibat dalam degradasi asam indol asetat (IAA), sedangkan cincin B-
dihidroksi flavonoid menghambat aktivitas degradasi IAA. Sekarang diketahui
bahwa peran flavonoid adalah sebagai regulator endogen transport auksin
(Andersen dan Markham, 2006).
18
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung dari bulan Oktober sampai November 2016.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass,
Erlenmeyer, gelas ukur, pipet volume, tabung reaksi dan raknya, corong,
mortar dan penggerus, pipet tetes, cawan petri, neraca digital, penggaris,
sentrifus, pisau, spektrofotometer UV, oven, dan blender
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tembelekan
diperoleh dari semak-semak sekitar , benih cabai merah yang diproduksi
oleh PT. Fajar Buana Chemical dengan daya berkecambah 85% dan
kemurnian 95%, akuades, etanol 96%, kantung plastik, dan kertas saring
Whatman no.1.
19
C. Rancangan Percobaan
Percobaan dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor
utama adalah ekstrak air daun tembelekan dengan 5 taraf konsentrasi: 0%
v/v(kontrol), 25% v/v, 50% v/v, 75% v/v, dan 100% v/v. Setiap perlakuan
diulang 5 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 25. Notasi perlakuan dan
ulangan ditunjukkan pada (Tabel 1).
Tabel 1. Notasi perlakuan dan ulangan
Ulangan Konsentrasi ekstrak air daun Lantana camara (%v/v)
0 25 50 75 100
1 K0U1 K1U1 K2U1 K3U1 K4U1
2 K0U2 K1U2 K2U2 K3U2 K4U2
3 K0U3 K1U3 K2U3 K3U3 K4U3
4 K0U4 K1U4 K2U4 K3U4 K4U4
5 K0U5 K1U5 K2U5 K3U5 K4U5
20
Susunan satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada Gambar
di bawah ini.
Gambar 5. Susunan satuan percobaan setelah pengacakan
Keterangan
K0-K4 : Konsentrasi ekstrak air daun Lantana camara L.
U1-U5 : Ulangan
D. Variabel dan Parameter
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak air daun
tembelekan (Lantana camara), sedangkan variabel tidak bebas adalah
panjang tunas, berat segar akar, berat segar tunas, berat segar kecambah,
berat kering kecambah, kandungan air relative kecambah, rasio tunas akar,
serta kandungan klorofil a,b, total. Parameter dalam penelitian ini adalah
nilai tengah (μ) semua variable tidak bebas.
K3U5 K4U2 K1U4 K0U2 K2U1
K0U1 K2U2 K3U3 K1U3 K0U5
K1U2 K0U3 K2U3 K4U5 K3U4
K2U4 K1U1 K4U3 K3U1 K0U4
K4U4 K3U2 K1U5 K2U5 K4U1
21
E. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Air Daun Lantana camara
500 gram daun tembelekan diblender sampai halus kemudian
ditambahkan 500 ml aquades. Selanjutnya, ekstrak dituang ke dalam
Erlenmeyer dan dibiarkan selama 24 jam. Ekstrak disaring ke dalam
Erlenmeyer dengan kain kassa sehingga diperoleh larutan stok ekstrak
air daun tembelekan dengan konsentrasi 100% v/v.
Untuk memperoleh konsentrasi ekstrak air daun tembelekan perlakuan
dilakukan pengenceran sebagai berikut:
Tabel 2. Pembuatan larutan stok ekstrak air daun tembelekan
Konsentrasi (%
v/v)
Volume larutan stok
(ml)
Volume aquades
(ml)
0% 0 100
25% 25 75
50% 50 50
75% 75 25
100% 100 0
2. Studi Perkecambahan Benih
Seleksi benih dilakukan dengan merendam benih dalam akuades
selama 10 menit. Benih cabai merah yang mengapung dan sampah
dibuang, sedangkan benih yang tenggelam diambil untuk
dikecambahkan. Benih yang telah diseleksi seleanjutnya direndam
22
dalam 5 konsentrasi ekstrak air daun tembelekan yaitu 0% v/v, 25%
v/v, 50% v/v, 75% v/v, dan 100% v/v selama 24 jam. Benih cabai yang
telah direndam dalam ekstrak air daun tembelekan dikecambahkan
dalam 5 cawan petri yang telah dilapisi dengan kapas dan dibasahi
dengan akuades. Jumlah benih yang digunakan adalah sebanyak 500
butir benih cabai merah, dan 100 butir benih cabai merah pada masing-
masing cawan petri 0% v/v , 25% v/v, 50% v/v, 75% v/v, dan 100%
v/v.
Gambar 6. Tata letak benih cabai yang dikecambahkan pada cawan
petri
Penghitungan jumlah benih cabai yang berkecambah dilakukan 7 hari
setelah penaburan benih. Menurut ISTA (2006), daya kecambahn
dihitung berdasarkan presentase benih yang berkecambah dengan
rumus :
∑
25% v/v
ekstrak air
daun
tembelekan
0% v/v
ekstrak air
daun
tembelekan
50% v/v
ekstrak air
daun
tembelekan
75% v/v
ekstrak air
daun
tembelekan
100% v/v
ekstrak air
daun
tembelekan
23
3. Studi Pertumbuhan Kecambah
Berdasarkan satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang
digunakan sebagai wadah penanaman benih yang telah berkecambah
adalah sebanyak 25 buah. Gelas plastik dilabel dengan notasi
perlakuan dan ulangan. Benih yang telah berkecambah dipindahkan ke
dalam gelas plastik yang telah dilapisi kapas; 2 kecambah setiap gelas
plastik. Kapas dibasahi dengan ekstrak air daun tembelekan sebanyak
10 mL. Pengamatan variable pertumbuhan kecambah dilakukan 7 hari
setelah penanaman.
4. Pengamatan
4.1 Panjang Tunas
Pengukuran panjang tunas dilakukan 7 hari setelah periode
pertumbuhan dan diukur dari pangkal batang sampai ujung daun
dengan penggaris dan dinyatakan dalam sentimeter (cm).
4.2 Berat Segar (Akar, Tunas dan Total )
Akar dipisahkan dari batang dan daun. Akar dan batang ditimbang
dengan neraca digital dan dinyatakan dalam milligram (mg).
4.3 Berat Kering (Akar, Tunas dan Total)
Kecambah dan akar yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan
dalam oven pada temperature 105 - 110ᴏC selama 2 jam.
24
Kemudian kecambah yang sudah kering ditimbang dengan neraca
digital dan dinyatakan dalam milligram.
4.4 Penentuan Rasio Tunas Akar
Menurut Yuliana, dkk. (2013) rasio tunas akar ditentukan
berdasarkan rumus:
4.5 Kadar Air Relatif
Kadar air relatif ditentukan dengan rumus menurut Yamasaki dan
Dillenburg L. R., (1999).
Kadar air relatif =
100%
Keterangan :
= Berat segar tanaman
= Berat kering tanaman
4.6 Kandungan Klorofil
Kandungan Klorofil ditentukan menurut Miazek, 2002. 0,4 gram
kecambah cabai merah digerus sampai halus didalam mortar ,
kemudian ditambahkan 10 ml etanol 95%. Ekstrak disaring
kedalam tabung reaksi. Ekstrak klorofil diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 649 dan 665 nm. Kandungan klorofil
25
dinyatakan dalam miligram per gram jaringan dan dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
Chla = 13.36.A665 - 5.19.A649 (
Chlb = 27.43.A649 – 8.12.A665 (
Chltotal = 5.24.A665 – 22.24.A649
Keterangan : Chla = Klorofil a
Chlb = Klorofil b
A665 = Absorbansi panjang gelombang 649 nm
A649 = Absorbansi panjang gelombang 665 nm
V = Volume etanol
W = Berat daun
F. Analisis Data
Homogenitas ragam ditentukan berdasarkan uji Levene. Data pertumbuhan
kecambah cabai merah dianalisis ragam pada taraf nyata 5%. Jika
perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
nyata 5%. Hubungan antara variable bebas dan tidak bebas ditentukan
berdasarkan regresi.
53
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ekstrak air daun tembelekan dengan konsentrasi 100% v/v menurunkan
panjang tunas dan berat segar kecambah cabai merah.
2. Tidak ada efek ekstrak air daun tembelekan terhadap daya kecambah, berat
kering, kadar air relatif, rasio tunas akar, dan kandungan klorofil a.
3. Ada efek ekstrak air daun tembelekan terhadap kandungan klorofil b dan
kandungan klorofil total.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian efek ekstrak air daun tembelekan yang berasal dari
posisi daun yang berbeda terhadap tanaman pangan lainnya.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1994. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman.. PT. Agro Media. Jakarta.
Ahmed, R, Moh. Belal-Uddin, Moh. Abu Sayed Arfin Khan, Sharif Ahmed
Mukul, dan Moh. Kamal Hossain. 2007. Allelopathic Effects of Lantana
camara on Germination and Growth Behavior of Some Agricultural
Crops in Bangladesh. Journal of Forestry Research. 18 (4): 301-304.
Andersen, Ø.M. and Markham, K. R. 2006. Flavonoids : Chemistry,
Biochemistry, and Application. CRC Press. Francis. Hal: 422.
Bhakta D and Deepak Ganjewala. 2009. Effect of Leaf Positions on Total
Phenolics, Flavonoids and Proantho-cyanidins Content and Antioxidant
Activities in Lantana Camara (L). J. Sci. Res. 1 (2), 363-369.
Chou, C.H. 1999. Roles of Allelopathy In Plant Biodiversity and Suistanable
Agriculture. Critical Reviews in Plant Science. 18: 609-636.
Choyal, R and Sanjay Kumar Sharma. 2011. Evaluation of Allelopathic effects of
Lantana camara(Linn) on regeneration of Pogonatum aloides in culture
media. Asian Journal of Plant Science and Research. 1 (3):41-48.
Dermawan, R dan Asep Harpenas. 2010. Budi Daya Cabai Besar. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Devlin, R. M. dan F. H. Witham. 1983. Plant Physiology 4 th. Ed. PWS Pub.
USA. 577p.
El Kenany and Salama M. El Darier. 2013. Suppression effects of Lantana
camara L. aqueous extracts on germination efficiency of Phalaris minor
Retz. and Sorghum bicolor L. (Moench). Journal of Taibah University for
Science. 7: 64-71.
Fitter A.H. dan Hay, R.K.M. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas.
Gajah Mada, Yogyakarta.
Grotewold, E. 2006. The Science of Flavonoids. The Ohio State University
Columbus, Ohio. USA. Hal: 2.
Haddadchi. DM and Gervani. Z. 2009. Effects of Phenolic Extract of Canola
(Brassica napus) on Germination and Physiological Respones of Soybean
(Glycin max L) Seedlings. International Journal of Plant Production. 3(1).
55
63-74.
Harpenas, A dan R. Dermawan. 2011. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Hidayah, R. L. 2015. Pengaruh Ekstrak Alelokimia Daun Tembelekan (Lantana
camara) terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Pacar Air (Impatiens
balsamina).[Tugas Akhir]. Institut Teknologi Surabaya.
Hidayati, Nur Annis, Shanti Listyawati, dan Ahmad Dwi Setyawan. 2008.
Chemical constituents and antiinflammatory test of ethanolic extracts of
Lantana camara L. on white male rats (Rattus norvegicus L.). J.Biotek. 5
(1): 10-17.
ISTA. 2006. Internasional rules for seed Testing. The International Seed Testing
Association (ISTA), Bassersdorf, CH-Switzerland.
Jawahar, S and K.Suseendran. 2016. Allelopathic Effects Of Lantana
Camara Aqueous Extract On Seed Germination And Seedling Growth
Of Trianthema Portulacastrum. International Research Journal Of
Chemistry (IRJC).
Klepper, B. 1991. Root-Shoot Relationship : Plant Root the Hidden Leaf. Marcell
Dekker Inc. New York.
Markham, K. R.. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. [Editor] Padmawinata,
K. ITB. Bandung.
Miazek, K. 2002. Chlorophyll Extraction From Harvested Plant Material.
Supervisor. Prof. Dr. Ha. Inz. Stainslaw Lekadowicz.
Mishra, A. 2014. Allelopathic Properties Of Lantana Camara:A Review Article.
International Journal of Innovative Research and Review ISSN: 2347 –
4424 Vol. 2 (4).
Moenandir, J. 1998. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma.
Rajawali Press. Jakarta.
Naeem S, Bunker DE, Hector A, Loreau M, Perrings C. 2009. Biodiversity,
ecosystem functioning and human wellbeing:an ecological and economic
perspective. Oxford University Press.
Narwal, SS. 1996. Suggested Methodology for Allelopathy Laboratory Bioassays.
Allelopathy. Field Observation and Methodology. 255-266 p.
Natural Resources and Conservation Service, USDA. 2016. Taksonomi
Klasifikasi Tanaman Cabai Merah. Diperoleh dari
plants.usda.gov/core/profile?symbol = CAAN.
56
Diakses pada tanggal 20 September 2016 pukul 13.05 wib.
Nawangsih, A.A., H. Purwanto, dan W. Agung. 2001. Budidaya Cabai Hot
Beauty. Cetakan kedelapan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nurochman, Pian Sopyan. 1996. Uji Antibakteri dan Penelusuran Senyawa Aktif
Tumbuhan Saliara (Lantana camara L.). J.F. FMIPA UNPAD.
Prabowo, B. 2011. Statistik Tanaman Sayuran Dan Buah Semusim Indonesia.
Jakarta.
Putnam, AR. 1988. Allelopathy Problems and Opportunies in Weed Management.
M.A Alteri and M. Liebman, cds. Weed Management in Agroecosystem:
Ecological Approaches. Boca Raton. FL: CRC Press. 77-88 p.
Rajesus. 2008. Storred Product Pest Problem and Research Needs in the
Philipines. Processing of Biotrop Symposium on Pest of Stored Product.
12(1) :15-32 Bogor.
Reddy, NM. 2013. Lantana Camara Linn. Chemical Constituents and Medicinal
Properties. Sch. Acad. J. Pharm. 2(6):445-448.
Reigosa, M.J, Sanchez, M, dan Gonzales, M. 1999. Ecophysiological Approach in
Allelopathy. Critical Reviews in Plant Science. 18: 577-608.
Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Seigler, D.S. 1996. Chemistry and mechanisms of allelopathic interactions.
Agronomy Journal 88:876885.
Sharma, O.P., H.Paul and S.Mallar and R. K.Dawra. 1988. A review of the
noxious plant Lantana camara. Toxicon 26: 975-987.
Sunaryono, Hendro H. 2003.Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru
Algesindo.Cetakan ke-V. Bandung.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Tindall, H. D. 1983.Vegetables In The Tropics.The Macmillan Press. London.
Umiati. 2010. Efektivitas Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara )
dan Paitan (Eupatorium inulifoklium ) sebagai Pengendalian
Hama Spodoptera litura.[Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Wardana, Moch. Hafi. 2014. Budidaya Tanaman Cabai Merah di UPTD
Pembibitan Tanaman Hortikultura Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember. [Skripsi]. Universitas Sebelas Maret.