Kelompok 3 Bunga Tembelekan

download Kelompok 3 Bunga Tembelekan

of 39

description

p

Transcript of Kelompok 3 Bunga Tembelekan

PowerPoint Presentation

Uji Bahan Antimikroba Alami dengan Bahan Daun Lantana camara Linn. yang Dibuat dengan Metode Ekstraksi dalam Berbagai Macam Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

Kelompok 3:Astrid Amalia H.P.Didik Dwi P.Gibbie Nandhini T.B.Maria Fransisca DianNur Istiqlalial FirdausiSiti Nur AisyahTujuan:Mengetahui cara menguji bahan anti mikroba dengan menggunakan bahan alami yaitu dari Daun Lantanna camara Linn.terhadap Bakteri Staphylococcus aureusMengetahui keefektifan bahan anti mikroba dari bahan Daun Lantanna camara Linn. terhadap Bakteri Staphylococcus aureusMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan bahan anti mikroba alami Daun Lantana camara Linn. terhadap Bakteri Staphylococcus aureusMemberikan manfaat dan pengetahuan baru kepada masyarakat tentang manfaat lain dari Daun Lantanna camara Linn. sebagai bahan antimikroba.

Manfaat:PenulisMemberikan informasi dan bukti ilmiah mengenai aktivitas bahan antimikroba alami dari Daun Lantana camara Linn.Mengetahui efektifitas bahan antimikroba alami dari Daun Lantana camara Linn.terhadap Bakteri Staphylococcus aureusMemberi pengetahuan baru bagaimana cara menguji bahan antimikroba alami dari Daun Lantana camara Linn.Memberi pengetahuan baru tentang bahan kimia yang terkandung dalam Daun Lantana camara Linn. sebagai bahan antimikroba Memberi keterampilan pada peneliti dalam mengambil hipotesis, analisis, serta penarikan kesimpulan serta berpikir kritis tentang pemanfaatan bahan alami yang berada disekitar agar dapat dikembangkan secara maksimal seperti pemanfaatan Daun Lantana camara Linn.

MasyarakatMengetahui manfaat lain dari Daun Lantana camara Linn. sebagai bahan antimikroba alami selain sebagai tanaman perdu.Memberi pengetahuan baru kepada masyarakat bagaimana Daun Lantana camara Linn. bekerja untuk menyembuhkan penyakit.

Definisi OperasionalDaya antimikroba adalah kemampuan suatu bahan untuk menghambat ataupun membunuh suatu bakteri agar tidak dapat berkembangbiak. Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya akibat antimikroba atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh bahan-bahan tertentu (Pelczar, 1986). Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 1995).

Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri dari bakteri, fungi dan virus (Waluyo, 2009). Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata selnya berukuran 0,5-1 x 2-5 m, berbentuk elips, bola, batang atau spiral (Pelczar dan Chan, 2005). Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan. (Syukri, 1999)

Dasar teori Antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaanya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukkannya dapat berupa desinfektan, sterilizer, sanitaizer, dan sebagainya (Lutfi 2004).Daya antimikroba adalah kemampuan suatu bahan untuk menghambat ataupun membunuh suatu bakteri agar tidak dapat berkembangbiak. (Dwidjoseputro, 2005)Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Kerja AntimikrobaKonsentrasi BahanWaktupHTemperaturSifat OrganismeUsia mikroorganismeBahan EkstraMekanisme kerja bahan antimikrobaMenurut Pelczar (2005) cara kerja zat antimikoba dalam melakukan efeknya terhadap mikroorganisme adalah sebagai berikut :Merusak Dinding SelMengubah Permeabilitas Membran SelKerusakan SitoplasmaMenghambat Kerja EnzimMenghambat Sintetis Asam Nukleat dan Protein

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat pertumbuhannya akibat antimikroba atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh bahan-bahan tertentu (Pelczar, 1986). Zona hambat pertumbuhan inilah yang menunjukan sensivitas bakteri terhadap bahan antimikroba. (Dwidjoseputro, 2005).Klasifikasi:Kingdom: PlantaeSubkingdom: TrachobiontaSuperdivision: SpermatophytaDivision: MagnoliophytaClass: MagniolipsidaSubclass: AsteridaeOrder: LamialesFamily: VerbenaceaeGenus: Lantana L.Species: Lantana camara L.(USDA, 2006)

HabitatTembelekan (Lantana camara Linn.) berbentuk perdu tegak atau setengah merambat, bercabang banak, ranting bentuk segi empat. Ada varietas berduri da nada varietas yang tidak berduri, tingginya 2 m. terdapat sampai 1.700 m di atas permukaan laut, di tempat panas. Tanaman ini banyak dipakai sebagai tanaman pagar dan memiliki bau khas (Haryanto, 2009)MorfologiTumbuhan Tembelekan (L. camara Linn) secara morfologi merupakan herba menahun, batang semak, berkayu, tegak, bercabang, batang berduri. Tinggi batang mencapai 4 m, daun berhadapan , warna hijau, bundar telur, permukaan atas daun berambut banyak dan permukaan bawah berambut jarang. Pinggir daun bergerigi dan berbulu kasar dengan panjang 5-8 cm dan lebar 3-5 cm. Perbungaan mengelompok, tersusun dalam bulir yang padat pada ketiak daun. Warna bunga beragam ,seperti putih, kuning, merah, merah muda, dan jingga. Buah bergerombol di ujung tangkai, kecil, bulat, warna hijau ketika mentah, hitam kebiruan dan mengkilap ketika matang. Di dalam satu buah terdapat satu biji. Tumbuhan ini berkembang biak dengan biji.Tumbuhan ini ditemukan di daerah tropis pada lahan terbuka sebagai tanaman liar atau tanaman untuk pagar. Tumbuhan dari dataran rendah sampai ketinggian 1700 m di atas permukaan laut Kandungan Pada Lantana camara Linn. sendiri memiliki kandungan kimia sebagai berikut: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak atsiri 0,16-0,2%) Betacaryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, dan p-cymene (Dhani,2008). Daun tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan kumon (Ganjewalle et al., 2009 : Ghisalberti et al.,2000: Nurochman, 1996 dalam USU,2011).

KlasifikasiStaphylococcus aureusadalahsebagai berikut(Staf pengajar FKUI, 1994)

Divisio :ProtophytaClass :SchyzomycetesOrdo :EubacterialesFamilia :MicrococcaceaeGenus : StaphylococcusSpecies :Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureusadalah sel berbentuk bola dengan diameter 1 m yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur. Kokus tunggal atau berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai juga tampak dalam biakan cair.Staphylococcus aureusbersifat nonmotil dan tidak membentuk spora. Di bawah pengaruh obat seperti Penisilin,Staphylococcus aureusmengalami lisis.

Staphylococcus aureustumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobik dan mikroaerofilik. Tumbuh dengan cepat pada temperatur 370C namun pembentukkan pigmen yang terbaik adalah pada temperatur kamar (20-350C). Koloni pada media yang padat berbentuk bulat, lembut, dan mengkilat.Staphylococcus aureusbiasanya membentuk koloni berwarna abu-abu hingga kuning emas.Staphylococcus aureustahan terhadap kondisi kering, panas (bertahan pada temperatur 500C selama 30 menit) dan natrium klorida 9%, tetapi dihambat oleh bahan kimia tertentu seperti heksaklorofen 3%.Staphylococcus aureusmengandung antigen polisakarida dan protein seperti zat lain yang penting dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan merupakan suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang bergabung memberikan eksoskeleton yang kuat dari dinding sel. Peptidoglikan dirusak oleh asam kuat. Beberapa galurStaphylococcus aureusmempunyai kapsul yang menghambat fagositosis oleh sel polimorfonuklear kecuali jika terdapat antibodi spesifik (Jawetz, dkk, 2005 : 317).

Metode Hari: Minggu-SelasaTanggal: 06-08 April 2014Tempat: Gedung Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang di ruang laboratorium Mikrobiologi O5 305

Alat dan Bahan

Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan medium lempeng PCA : Otoklaf, cawan petri, makropipet 5 mL, kertas sampul, tali, wadahAlat yang digunakan dalam ekstraksi antara lain neraca analitik, mortar dan pistil, gelas beker 500mL, sendok, batang pengaduk, kain saring, kompor, serbet.Alat yang digunakan dalam pembuatan bahan antimikroba dengan berbagai tingkat konsentrasi : Cawan petri, makropipet 5 mL, pipet tetes, gelas ukur, gelas erlenmeyer.Alat yang digunakan dalam inokulasi dan peletakan kertas cakram: LAF, pembakar bunsen, pinset, cotton bud, dan kertas cakram/paper disk, dan HP.Alat yang digunakan dalam pengukuran diameter zona hambat : penggaris, pensil.

BahanBahan yang digunakan dalam pembuatan medium lempeng NA : Medium paketan, aquades Bahan yang digunakan dalam ekstraksi : daun Tembelekan (Lantana camara Linn.)Bahan yang digunakan dalam pembuatan bahan antimikroba dengan berbagai tingkat konsentrasi : aquadesBahan yang digunakan dalam inokulasi dan peletakan kertas cakram: Alkohol 70%, medium lempeng NA, bakteri Staphylococcus aureus. Bahan yang digunakan dalam pengukuran diamter zona hambat : Media Na yang telah diinokulasikan bakteri Staphylococcus aureus dan paper disk yang diletakkan di diatas permukaan media tersebut VariabelVariabel Manipulasi: Konsentrasi ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) Variable Kontrol:Medium lempeng PCA, Bakteri Staphyloccus aures, Jenis Paper Disk, waktu inkubasi, incubator.Variabel Respon:Diameter zona hambat bahan antimikroba alami dari Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus Variabel moderator:Variable moderator yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebersihan dari alat yang digunakan serta proses yang dilakukan dan volume antimikroba yang diserap Paper Disk Variabel intervening:Variabel intervening yang digunakan adalah Kekebalan mikroba terhadap bahan antimikroba

Langkah kerja Pembuatan Ekstraksi daun Lantana camara Linn.

Diambil bagian daun Lantana camara Linn. yang kondisinya baik (tidak terdapat lubang dan tidak terdapt bercak-bercak putih) untuk dipisahkan dari batangnyaDitimbang daun yang telah disortir untuk ditimbang seberat 20 gr dengan menggunakan neraca analitikDicuci hingga besih daun Lantana camara Linn. yang baik kondisinya menggunakan air kranDihaluskan dengan menggunakan mortar dan pistil sedikit demi sedikit. Bagian yang telah halus diletakkan dalam gelas beaker 500 mL. Dituangkan 40 mL akuades steril dengan menggunakan makropipet 10 mL sebanyak 4 kali pengambilan. Akuades steril diambil dari gelas Erlenmeyer.Diaduk hasil campuran akuades steril dan ekstrak daun Lantana camara Linn.Dipanaskan diatas kompor sampai hampir mendidihDisaring dengan menggunakan kain saringDitunggu hingga dingin

Pembuatan ekstraksi daun tembelekan (Lantana camara Linn.) dalam berbagai tingkat konsentrasiDiambil ekstrak daun tembelekan (Lantana camara Linn.) sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml menggunakan makropipet dan dituangkan pada masing-masing cawan petri yang telah disediakanDibuat bahan antimikroba daun tembelekan (Lantana camara Linn.) pada tingkat konsentrasi 20% dengan ditambahkan 4 ml aquades pada cawan yang berisi 1 ml ekstrak kunyit. Dibuat bahan antimikroba daun tembelekan (Lantana camara Linn.) pada tingkat konsentrasi 40 % ditambahkan 3 ml aquades pada cawan yang berisi 2 ml ekstrak kunyit. Dibuat bahan antimikroba daun tembelekan (Lantana camara Linn.) pada tingkat konsentrasi 60 % ditambahkan 2 ml aquades pada cawan yang berisi 3 ml ekstrak kunyit. Dibuat bahan antimikroba daun tembelekan (Lantana camara Linn.) pada tingkat konsentrasi 80 % ditambahkan 1 ml aquades pada cawan yang berisi 4 ml ekstrak kunyit. Dibuat bahan antimikroba daun tembelekan (Lantana camara Linn.) pada tingkat konsentrasi 100 % menggunakan bahan ekstrak kunyit tanpa penambahan aquades.

Hasil dan Analisis DataNo. 1X24 Jam (cm)2x24 Jam (cm)1.0,40,52.0,40,73.0,80,94.0,91,05.0,60,7Tabel 7.1 Hasil pengamatan diameter zona hambat antimikroba alami Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Diagram 7.1 Diameter zona hambat antimikroba alami Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Tabel 7.2 Hasil perhitungan selisih diameter zona hambat antimikroba alami Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

No. 1X24 Jam (cm)2x24 Jam (cm)Rata-Rata (cm)Selisih (cm)1.0,40,50,45-2.0,40,70,550,13.0,80,90,850,34.0,91,00,950,15.0,60,70,65-0,3Diagram 7.2 Rata-rata diameter zona hambat antimikroba alami Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus

Kenaikan diameter zona hambat tidaklah linier dengan konsentrasi karena ada yang mengalami penurunan yaitu pada konsentrasi 100% baik pada pengukuran hari pertama maupun hari kedua. Tetapi untuk konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% terjadi kenaikan diameter zona hambat yang linier yaitu masing-masing mengalami kenaikan sepanjang 0,2 cm baik pada hari pertama pengukuran maupun hari kedua pengukuran. Selain itu sebenarnya kenaikan diameter zona hambat pada konsentrasi 100% juga linier yaitu terjadi pertambahan panjang sepanjang 0,1 cm.Berdasarkan hasil pengukuran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan bahan anti mikroba tergantung pada konsentrasi dari bahan tersebut dan kemampuan penyerapan oleh paper disk atau volume yang dapat diserap oleh paper disk dan penyerapan ke medium berdasarkan konsentrasinya . Jika seharusnya volume yang dapat diserap oleh paper disk linier dengan semakin besarnya konsentrasi maka dalam praktikum kelopok kami tidak didapatkan kenaikan yang linier karena ada konsentrasi yang mengalami kenaikan diameter zona hambat yang signifikan dan ada penurunan yang signifikan diameter zona hambat setelah ditinjau dari rata-rata selisih zona hambat. Sehingga dapat dikatakan bahwa daya antimikroba yang paling efektif bekerja ada pada ekstrak daun Lantana camara Linn. dengan konsentrasi 60%. Adapun penurunan pada konsentrasi 100% itu terjadi karena volume yang terserap tidaklah 100% sehingga zat yang juga diserap oleh medium tidaklah banyak sehingga hasilnya tidak sesuai dengan teori. Hal itu dapat terjadi karena kepekatan ekstrak daun Lantana camara Linn. sehingga tidak dapat memberikan garis kenaikan yang linier. Selain itu dapat juga dimungkinkan bakteri Staphylococcus aureus yang ditumbuhkan telah mampu beradaptasi terhadap zat kimia yang ada dalam ekstrak sehingga bakteri dapat tetap tumbuh dan juga ada kemungkinan keefektifan dari bahan anti mikroba tersebut menurun karena bahan yang bekerja untuk membunuh bakteri samakin habis. Kondisi lain juga bisa disebabkan karena senyawa yang terlarut dalam akuades berupa campuran beberapa senyawa yang tidak kesemuanya memiliki sifat menghambat bakteri sehingga cenderung memiliki daya hambat yang kecil. Metode ekstraksi dan pelarutnya juga berperan penting untuk mengeluarkan zat-zat yang bersifat antimikroba dalam Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.)30PembahasanPada keseluruhan metode yang kami lakukan terjadi beberapa kesalahan seperti penginokulasian yang kurang baik karena bakteri Staphylococcus aureus yang diinokulasikan kurang rapat sehingga pada saat megnukur diameter zona hambat tidak bisa valid. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang sempurna dalam memahami prosedur inokulasi bakteri yang harusnya bakteri Staphylococcus aureus pada cotton bud dioleskan secara merata dengan jarak yang sempit agar proses pengukuran zona hambat bisa valid. Namun secara keeluruhan prosedur yang kami lakukan sudah sesuai dengan kaidah yang berlaku sehingga diperoleh hasil yang sesuai.Pada percobaan ini kita menggunakan modifikasi uji anti mikroba metode Kirby-Bouer. Dalam metode ini kita memasukkan paper disc kedalam berbagai konsentrasi larutan bahan anti mikroba. Kemudian paper disc dimasukkan kedalam medium yang telah diinokulasi bakteri Staphylococcus aureus. Selanjutnya diinkubasi selama 2 X 24 jam untuk mengetahui daya antimikroba dari ekstrak daun Lantana camara Linn. Pada Lantana camara Linn. sendiri memiliki kandungan kimia sebagai berikut: Lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak atsiri 0,16-0,2%) Betacaryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, dan p-cymene (Dhani,2008). Daun tembelekan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan kumon (Ganjewalle et al., 2009 : Ghisalberti et al.,2000: Nurochman, 1996 dalam USU,2011).

Senyawa kimia pada daun Lantana camara Linn. yang dapat bekerja sebagai bahan antimikroba yaitu minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin,dan juga tannin.Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid atau terpena. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman (Yuliani dan Satuhu, 2012). Minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai komponen kimia, seperti alkohol, fenol, keton, ester, aldehida, dan terpena. Bau khas yang ditimbulkan nya sangat tergantung dari perbandingan komponen penyusunnya, demikian pula khasiatnya sebagai obat. Sebagai contoh, minyak atsiri yang banyak mengandung fenol berkhasiat sebagai antiseptik. (Gunawan, 2007 dalam USU 2011).Minyak atsiri merupakan preparat antimikroba alami yang dapat bekerja terhadap bakteri, virus, dan jamur yang telah dibuktikan secara ilmiah oleh banyak peneliti (Yuliani dan Satuhu, 2012 dalam USU,2011). Minyak ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri merugikan seperti Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus dan Pasteurella. Minyak adas, lavender (Lavandula officinalis), dan eukaliptus (Eucalyptus globulus)dapat digunakan sebagai antiseptik (Agusta, 2000). Alkaloid yang terkandung dalam daun tembelekan dapat merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormone ekdision. Aktivitas antiinflamasi saponin dari berbagai tumbuhan sudah banyak dilaporkan namun belum banyak yang diketahui tentang mekanisme antiinflamasi yang dilakukan oleh saponin secara pasti. Saponin terdiri dari steroid atau gugus triterpen (aglikon) yang mempunyai aksi seperti detergen. Mekanisme antiinflamasi yang paling mungkin adalah diduga saponin mampu berinteraksi dengan banyak membran lipid (Nutritional Therapeutics, 2003) seperti fosfolipid yang merupakan prekursor prostaglandin dan mediator-mediator inflamasi lainnya.Komponen tanin berfungsi dalam menekan konsumsi makan, tingkat pertumbuhan dan kemampuan bertahan. Tanin, kuinon, dan saponin memiliki rasa pahit sehingga dapat menyebabkan penghambatan makan. (Yunita et. al.,2009 dalam Anonim,2010)Flavonoida dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel sehingga memudahkan toksin masuk ke dalam (Huang, 2004 dalam Dhani,2008).Flavonoid berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, anti mikrobial, menurunkan permeabilitas (Berkoff, 1998). Peran anti mikroba terjadi melalui mekanisme hambatan sintesa asam nukleat (DNA) bakteri, yang berakibat kematian bakteri tersebut. Aktivitas antimikroba flavonoid kemungkinan juga terjadi karena kemampuan flavonoid untuk membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri (Cowan, 1999) dalam Soemarno (2009). Tanin juga menjadi penyerap racun dan dapat menggumpulkan protein essensial bakteri (Yuniarti, 1991) dalam Soemarno (2009). Tanin diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menginaktivasi adhesion enzim, envelope cell protein transport dan berikatan dengan polisakarida dari mikroba (Mateljan, 2007) dalam Soemaerno (2009).Jadi, bahan antimikroba alami dari ekstrak Daun Lantana camara Linn termasuk dalam senyawa antimikroba yang bersifat membunuh bakteri (Bacteriosida).Namun jika dihubungkan hasil analisis data didapatkan data diameter zona hambat yang kecil jika dibandingkan dengan diameter zona hambat uji antimikroba bahan kimia. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan alami kurang efektif dalam penghambatan pertumbuhan bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Hal itu bisa disebabkan karena kandungan bahan kimia yang ada pada daun Lantana camara Linn. sangat kecil sehingga dibutuhkan bahan alami dengan jumlah banyak untuk menghasilkan hasil yang efektif. Hal itu juga berhubungan dengan senyawa yang terlarut dalam akuades berupa campuran beberapa senyawa yang tidak kesemuanya memiliki sifat menghambat bakteri sehingga cenderung memiliki daya hambat yang kecil.

Penurunan hasil pada konsentrasi 100% bisa disebabkan karena terlalu pekatnya larutan sehingga paper disk yang telah menyerap larutan tidak dapat menyalurkannya ke medium 100% sehingga hanya bagian tersebut saja yang tidak ditumbuhi mikroba dan tidak menyerap ke bagian lain medium. Kesimpulan

Bahan antimikroba pada daun tembelekan (Lantana camara Linn.) cukup efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Stapylococcus aureus.Prosedur dan metode ekstraksi berpengaruh dalam pengeluaran bahan kimia sebagai bahan antimikroba.Bahan antimikroba yang terkandung dalam Daun Tembelekan (Lantana camara Linn.) adalah senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, minyak atsiri, dan sapponin.