Komplikasi Pada Otak Dan Jantung
-
Upload
septia-nindi-f -
Category
Documents
-
view
7 -
download
1
description
Transcript of Komplikasi Pada Otak Dan Jantung
Komplikasi pada otak.
Hal tersering yang menjadi komplikasi hipertensi pada otak adalah stroke. Hipertensi
merupakan factor resiko terjadinya stroke baik non perdarahan atau perdarahan, dan juga
menjadi faktor terjadinya gangguan jantung yang menjadi penyebab munculnya emboli otak.
Hipertensi sangat berpengaruh pada peredaran darah otak karena menyebabkan terjadinya
penebalan dan remodeling pembuluh darah sehingga memperkecil diameternya. Perubahan
ini menaikkan tahanan vaskuler dan memicu terjadinya artherosclerosis, hipertensi juga
merubah kemampuan sel – sel endotel untuk melepas zat vasoaktif dan menimbulkan
kenaikkan tonus otot dan menyebabkan mudah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah,
selain itu hipertensi juga mengganggu mekanisme autoregulasi pembuluh darah otak, yang
mengatur kestabilan cerebral blood flow, yakni jika terjadi perubahan tekanan perfusion ke
otak yaitu diantara 70-150 mm Hg. Hipertensi yang menahun merubah rentang autoregulasi
hingga tekanan perfussi menurun hingga otak lebih mudah terkena gangguan aliran
darah/iskemia. Gangguan autoregulasi dan kenaikkan komplian pembuluh darah
menyebabkan penurunan tekanan perfussi darah dan aliran darah ke otak, selain itu terjadi
gangguan relaksasi endotel, mengganggu mekanisme pembuluh darah untuk melebar untuk
dapat mensuplai darah ke bagian yang mengalami iskemia. Lama kelamaan akan menjadi
stroke.
Komplikasi pada jantung.
Pada jantung, dapat terjadi gagal jantung maupun infark miokard. CHF terjadi ketika jantung
tidak lagi kuat untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Fungsi sitolik jantung ditentukan oleh empat determinan utama, yaitu: kontraktilitas
miokardium, preload ventrikel (volume akhir diastolik dan resultan panjang serabut ventrikel
sebelum berkontraksi), afterload ke arah ventrikel, dan frekuensi denyut jantung. Pada
keadaan gagal jantung, biasanya dimulai dengan atherosclerosis sehingga ventrikel kiri harus
memompa lebih kuat agar darah yang mengalir ke jaringan tetap adekuat. Sebagai
kompensasi, akan terjadi hipertrofi. Hipertrofi berarti bertambahnya ukuran yang juga berarti
bertambahnya kebutuhan oksigen miokard yang hipertrofi, sementara aliran darah yang balik
sedikit dikarenakan daya kontraksi otot jantung yang menurun. Lama kelamaan, akan terjadi
kelelahan otot yang berujung pada gagal jantung dan bias terjadi infark yang didahului
dengan nekrosis sel yang menyebabkan angina yang cukup hebat.
Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung pada kapasitas curah jantung dalam
menghadapi beban :
Menurunnya respons terhadap stimulasi beta adrenergik akibat bertambahnya usia.
Etiologi belum diketahui pasti. Akibatnya adalah denyut jantung menurun dan
kontraktilitas terbatas saat menghadapi beban.
Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku pada usia lanjut karena bertambahnya
jaringan ikat kolagen pada tunika media dan adventisia arteri sedang dan besar.
Akibatnya tahanan pembuluh darah (impedance) meningkat, yaitu afterload
meningkat karena itu sering terjadi hipertensi sistolik terisolasi.
Selain itu terjadi kekakuan pada jantung sehingga compliance jantung berkurang.
Beberapa faktor penyebabnya: jaringan ikat interstitial meningkat, hipertrofi miosit
kompensatoris karena banyak sel yang apoptosis (mati) dan relaksasi miosit terlambat
karena gangguan pembebasan ion non-kalsium.
Metabolisme energi di mitokondria berubah pada usia lanjut.
Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah struktur, fungsi, fisiologi bersama-sama
menurunkan cadangan kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya gagal jantung pada usia
lanjut. Penyebab yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard akibat Penyakit
Jantung Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang meningkat seperti pada penyakit
stenosis aorta atau hipertensi, Kelainan katup seperti regurfitasi mitral.