Komplikasi Obesitas

6
7. Apa saja komplikasi dari obesitas ? jawab : 1. Diabetes Melitus Sudah sejak lama diketahui dan diterima umum bahwa obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang penting untuk timbulnya diabetes. Kegemukan secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula darah. Pada derajat kegemukan dengan BMI >24, akibat pengaruh kegemukan dapat menyebabkan kadar gula menjadi 200mg%. Disamping derajat obesitas,lamanya obesitas juga berpengaruh pada terjadinya diabetes. Mengenai mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor resiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar. yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obestias sebagai salah satu faktornya. pada obesitas terjadi hipertrofi sel beta pankreas dan hiperinsulinisme. jika mekanisme kompensasi sudah tidak mencakupi lagi, apakah karena ada faktor genetik maupun lingkungan yang tidak menguntungkan, dapat terjadi diabetes melitus pada orang obes. 2. Hipertensi Hubungan antara tekanan darah dan berat badan lebih nyata untuk tekanan sistolik dari pada tekanan diastolik. juga hubungan tersebut lebih menonjol pada wanita daripada laki-laki. kenyatan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi cenderung untuk menjadi

description

PBL ENDO

Transcript of Komplikasi Obesitas

7. Apa saja komplikasi dari obesitas ?jawab :1. Diabetes MelitusSudah sejak lama diketahui dan diterima umum bahwa obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang penting untuk timbulnya diabetes. Kegemukan secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar gula darah. Pada derajat kegemukan dengan BMI >24, akibat pengaruh kegemukan dapat menyebabkan kadar gula menjadi 200mg%. Disamping derajat obesitas,lamanya obesitas juga berpengaruh pada terjadinya diabetes. Mengenai mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor resiko diabetes, sampai saat ini masih belum jelas benar. yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obestias sebagai salah satu faktornya. pada obesitas terjadi hipertrofi sel beta pankreas dan hiperinsulinisme. jika mekanisme kompensasi sudah tidak mencakupi lagi, apakah karena ada faktor genetik maupun lingkungan yang tidak menguntungkan, dapat terjadi diabetes melitus pada orang obes.2. HipertensiHubungan antara tekanan darah dan berat badan lebih nyata untuk tekanan sistolik dari pada tekanan diastolik. juga hubungan tersebut lebih menonjol pada wanita daripada laki-laki. kenyatan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi cenderung untuk menjadi lebih gemuk, dan adanya hubungan bahwa orang obes dengan tekanan darah normal cenderung hipertensif. Dasar mekanisme kenaikan tekanan darah pada orang gemuk sampai saat ini belum jelas. Tetapi ada beberapa hal yang dapat terjadi; alat pengukur (cuff) terlalu kecil, sehingga tidak dapat menutup (melingkar) lengan dengan sempurna sehingga menghasilkan tekanan darah tinggi palsu, dengan angka kenaikan 8-12 mmHg lebih tinggi daripada seharusnya. hemodinamik orang obes yang normotensif ditemukan kenaikan konsumsi O2 dan juga denyut jantung yang sedikit lebih meningkat. Curah jantung yang sebanding dengan konsumsi O2 dan derajat kegemukan. adanya kenaikan volume darah yang beredar akibat meningkatnya volume darah dalam jaringan lemak berhubungan dengan curah jantung yang juga meningkat sehingga terdapat peningkatan aktifitas dari ventrikel kiri.3. Penyakit KardivaskularKematian yang lebih tinggi pada orang obes terutama disebabkan oleh penyulit kardiovaskular, didapatka bahwa kenaikan berat badan mempunyai hubungan yang bermakna dengan frekuensi kematian mendadak, angina pektoris, tetapi tidak berhubungan dengan infark miokard akut.Pada orang obes terjadi peningkatan konsumsi O2, isi sekuncup juga meningkat sesuai dengan derajat kegemukannya. Pada orang yang sangat obes daoat terjadi tanda overload, dan fungsi ventrikelkiri yang berkurang sebanding dengan kegemukannya, dan hal ini kemudaian dapat menyebabkan terjadinya payah janung yangg fatal. Kelainan kardiovaskular selain payah jantung adalah kelainan koroner, seperti juga dengan penentuan faktor yang berpengaruh pada fungsi ventrikel kiri, terdapat pengaruh yang kompleks antara jenis kelamin, umur, tekannan daah, kadar serum lipid, merokok, diabetes dan berat badan. 4. Hipoventilasi alveolarPada orang obes dapat terjadi hipoventilasi alveolar, yang pada keadaan berat dapat menyebabkan sindrom Pickwickian denga gejala terdiri atas obesitas berat, somnolensia, edema, kelainan pernapasan berat disertai adanya peritode apnea dengan sianosis.Patogenesis sindrom hipoventilasi pada obesitas ini masih belum jelas. Tetapi pada penelitian didapatkan kelainan sirkulasi pada orang obes karena adanya kenaikan volum darah total dan volum darah paru. Perfusi paru normal, tetapi ventilasi paru berkurang Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meninggi walaupun peninggian ini tidak ditemukan pada semua penderita. HIpoventilasi alveolar dan asidemia akan menyebabkan vasokontriksi pulmonal selanjutnya menimbulkan hipertensi pulmonal, yang akhirnya mengakibatkan pembesaran ventrikel kanan dan kor-pulmonal dengan dekompensasi. Kelainan tersebut mulai tampak pada obesitas simpel dan dapat membaik dengan penurunan berat badan, sedangkan pada sindrom hipoventilasi berat mekanisme kompensasi tidak berfungsi baik sehingga dapat mengakibatkan keadaan yang lebih buruk lagi.5. Batu empeduBatu empedu lebih banyak terjadi pada obesitas daripada populasi umum, juga resiko kematian pada orang obes dengan batu empedu lebih besar di banding non obes dengan batu empedu. Dasar korelasi antara obesitas dengan batu empedu masih belum jelas, tetapi beberapa peneliti menyatakan bahwa aktifitas fisik merupakan salah satu faktor penting, sebaliknya jumalh dan komposisi makan juga merupakan hal yang berpengaruh. Hal tersebut menyokong hipotesis bahwa kenaikan kadar kolesterol dalam empedu adalah sebagai akibat perubahan pola diet. mungkin kadar kolesterol empedu mempunyai hubungan tidak langsung dengan kadar serum kolesterol.6. Obesitas dengan kehamilanObesitas memberikan risiko yang lebih besar pada wanita hamil bagi timbulnya kelainan tertentu seperti hipertensi dan diabetes melitus. Pada penelitian terhadap wanita obes yang hamil ditemukan kemungkinan anak dengan berat badan lebih dari 4kg 2kali lebih besar dari pada normal, walaupun tidak menunjukkan risiko operatif yang lebih tinggi. disamping itu, insidensi persalinan yang lebih lama dari 24 jam setelah amniotomi, juga meningkatkan kejadian hemoragia post partum primer, afisia neonatal, dan pireksia puerpural. walaupun demikian dengan pengelolaan antenatal yang baik termasuk pemantauan gula darah, fungsi fetoplasental dan disproporsi sefalopelvik, maka adanya obesitas tidak menyebabkan kemaitan perinatal dan maternal yang lebih banyak. Pada penelitian yang lain ditemukan adanya resiko antepartum yang lebih besar pada wanita hamil yang obes, serta ditemukan hipertensi dan diabetes, kehamilan kembar, diperlukan induksi partus dan kemungkinan sectio caesaria.7. Resiko lain yang terjadi pada obesitasSemua organ tubuh dapat terpengaruh oleh obesitas dan memberikan resiko bagi timbulnya penyakit tertentu. Beberapa di antaranya; perlemakan hati yang terjadi penignkatan kadar SGOT, SGPT, dan LDH darah dapat terjadi dan akan kembali normal setelah berat badan menurun. pada orang gemuk karena kelebihan berat badan, akan terjadi lipatan kulit yang lebih banyak dengan kelembaban yang lebih tinggi, hingga mempermudah terjadinya infeksi jamur di lipatan kulit terutama di daerah axilla, perineal serta di bawah lipatan payudara. osteoarthritis lebih sering terjadi pada sendi yang menahan beban berat badan pada anak yang obes dapat terjadi genu valgum menstruasi yang tidak teratur serta oligomenore lebih sering terjadi pada orang obes fibrosis pada uterus serta timbulnya kanker endometrium yang ering terjadi.

referensi : Soeparman,dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Kedua. Jilid 1. Balai penerbit FKUI:Jakarta. hal 534-537