KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

13
KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT Sebuah komplikasi dapat didefinisikan sebagai penyakit atau kondisi sekunder yang berkembang dari sebuah penyakit atau kondisi primer. Komplikasi dapat merefleksikan terjadinya kegagalan klinis, namun dapat juga merefleksikan perawatan yang tidak sesuai standar. Seringkali komplikasi juga muncul setelah atau saat prosedur perawatan gigi tiruan cekat yang sesuai standar telah dilaksanakan. Pengetahuan mengenai komplikasi klinis yang dapat muncul saat perawatan gigi tiruan cekat bisa meningkatkan kemampuan klinisi untuk membuat diagnosis menyeluruh, menentukan rencana perawatan yang tepat, mengkomunikasikan ekspektasi realistis pada pasien, dan merencanakan interval yang tepat untuk kontrol pasca perawatan. Walaupun banyak terdapat artikel mengenai data komplikasi klinis, tidak ada yang menyediakan perbandingan komprehensif pada komplikasi terkait dengan restorasi yang paling banyak digunakan. Pada bagian ini akan dibahas data mengenai insiden komplikasi klinis, identifikasi komplikasi yang paling sering terjadi, dan membandingkan protesa berdasarkan insiden komplikasi yang terjadi terkait mahkota tiruan tunggal (all metal, metal ceramic, resin veneered metal); gigi tiruan sebagian cekat (all metal, metal ceramic, resin veneered metal); all ceramic crown; resin bonded prostheses; dan pasak- inti.

Transcript of KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

Page 1: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

Sebuah komplikasi dapat didefinisikan sebagai penyakit atau kondisi sekunder yang

berkembang dari sebuah penyakit atau kondisi primer. Komplikasi dapat merefleksikan

terjadinya kegagalan klinis, namun dapat juga merefleksikan perawatan yang tidak sesuai

standar. Seringkali komplikasi juga muncul setelah atau saat prosedur perawatan gigi tiruan

cekat yang sesuai standar telah dilaksanakan.

Pengetahuan mengenai komplikasi klinis yang dapat muncul saat perawatan gigi tiruan

cekat bisa meningkatkan kemampuan klinisi untuk membuat diagnosis menyeluruh, menentukan

rencana perawatan yang tepat, mengkomunikasikan ekspektasi realistis pada pasien, dan

merencanakan interval yang tepat untuk kontrol pasca perawatan. Walaupun banyak terdapat

artikel mengenai data komplikasi klinis, tidak ada yang menyediakan perbandingan

komprehensif pada komplikasi terkait dengan restorasi yang paling banyak digunakan.

Pada bagian ini akan dibahas data mengenai insiden komplikasi klinis, identifikasi

komplikasi yang paling sering terjadi, dan membandingkan protesa berdasarkan insiden

komplikasi yang terjadi terkait mahkota tiruan tunggal (all metal, metal ceramic, resin veneered

metal); gigi tiruan sebagian cekat (all metal, metal ceramic, resin veneered metal); all ceramic

crown; resin bonded prostheses; dan pasak-inti.

MAHKOTA TIRUAN TUNGGAL

Total Penelitian: 8 penelitian

1 penelitian mengidentifikasi jumlah komplukasi yang terjadi namun tidak

mendeskripsikan penyebab komplikasi.

7 penelitian lain mengidentifikasi jumlah total komplikasi dan tipe komplikasi yang

terjadi.

Jumlah Populasi/ Subjek:

1476 mahkota tiruan; 157 terkait dengan beberapa jenis komplikasi

Page 2: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

Insidens Komplikasi

11% (mean)

Durasi Penelitian

1-23 tahun

Rata-rata sekitar 6 tahun

Deskripsi Penelitian yang Ada

Jackson et al hanya menyediakan data berkaitan dengan 1 jenis komplikasi (kebutuhan

perawatan endodontik) dan jumlahnya sudah termasuk dalam perhitungan populasi

komplikasi yang membutuhkan perawatan endodontik

Penelitian yang dilakukan Hursey, Cheung, Milleding et al, Bergman et al, dan Nilson et

al termasuk dalam kalkulasi insidens yang mengevaluasi mahkota tiruan dalam periode

waktu 1-4 tahun dan mean insidens komplikasi yang dihasilkan sebesar 16%.

Sementara penelitian Lundqvist et al, Palmqvist et al, dan Walton melaporkan data dari

penelitian yang durasinya 5 tahun atau lebih. Mereka melaporka mean insidens

komplikasi sebesar 7%.

Kebutuhan Perawatan Endodontik

o Diulas dalam 5 penelitian yang ada

o Dari 823 mahkota tiruan yang dipelajari, 27 memerlukan perawatan endodontik.

o Mean insidens 3%, kisaran insidens 0%-6%.

o Pada penelitian Lundqvist et al, 6% insidensi (3 dari 51 mahkota tiruan) berkaitan dengan

mahkota tiruan pinledge.masih dalam penelitian yang sama 2 dari 3 gigi yang

membutuhkan perawatan endodontik terjadi bersamaan dengan preparasi gigi dan 1

setelah restorasi.

Fraktur Porselen

o Penelitian Cheung, Milleding et al, dan Nilson et al mengidentifikasi insidens fraktur

porselen terjadi pada 6 dari 199 mahkota tiruan dengan kisaran 2,7% - 6%.

Page 3: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

Kehilangan Retensi

o Dilaporkan oleh 5 penelitian yang ada.

o Terjadi kekendoran mahkota pada 19 mahkota tiruan dari 1061 yang ada. Mean

kehilangan retensi 2% dengan kisaran 1% - 23%.

o Kehilangan retensi terbanyak dialami oleh restorasi pinledge yang mean durasi

evaluasinya 98 bulan dan kisaran waktu observasi 75-108 bulan. Terdapat 12 dari 53

pinledge yang kehilangan retensi.

Penyakit Periodontal

o Dilaporkan oleh 5 penelitian yang ada.

o Mean insidens komplikasi 0,6% (6 dari 986 mahkota tiruan)

o Lundqvist et al, melaporkan hanya terdapat sedikit perubahan perbedaan yang terjadi

dibandingkan dengan kontrol. Hal ini senada dengan penelitian Bergman et al dan Nilson

et al yang durasinya masing-masing selama 2 tahun.

Karies

o Karies terjadi pada 4 dari 1105 mahkota yang diteliti pada 6 penelitian

o Mean insidens 0,4%. Kisaran insiden 0%- 2,7%.

MAHKOTA TIRUAN PENUH PORSELEN

Total Penelitian:

22 studi klinis

Tiga penelitian tidak memenuhi kriteria karena data dipublikasikan setelah periode waktu

yang lama.

Satu penelitian (selain tiga sebelumnya) tidak digunakan karena tidak menyediakan data

yang sesuai kriteria inklusi meta analisis Goodacre et al.

Populasi/ Subjek Penelitian:

Page 4: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

4277 mahkota tiruan; 357 mengalami komplikasi

Durasi Penelitian:

Berkisar antara 1 bulann sampai 14 tahun.

Durasi rata-rata adalah 4 tahun.

Insidens Komplikasi

Dari 18 penelitian yang memenuhi kriteria, evaluasi yang dilakukan berlangsung antara

1-4 tahun, mean insidens komplikasi 7%. Kisaran insidens komplikasi antara 0% - 18%

Empat penelitian dengan durasi 5 tahun ke atas melaporkan mean komplikasi sebesar

14% (berkisar antara 8%- 18%)

Deskripsi Penelitian yang Ada

Terdapat 22 studi klinis yang menyediakan data tentang 5 jenis komplikasi yang terjadi:

fraktur mahkota, kehilangan retensi, kebutuhan perawatan endodontik, karies dan

penyakit periodontal.

Terdapat faktor komplikasi lain yang dievaluasi pada penelitian-penelitian yang ada

namun tidak memenuhi syarat jumlah penelitian sehingga tidak ada data yang

dimasukkan pada laporan Goodace et al. Faktor tersebut diantaranya adalah: warna yang

tidak sesuai, kehalusan dan ketepatan marginal, diskolorasi marginal, sensitivitas gigi,

dan kesejajaran oklusal.

Fraktur Mahkota

o Diulas dalam 22 penelitian yang ada

o Dari 4277 mahkota tiruan yang dipelajari, 318 mengalami fraktur mahkota.

o Mean insidens 7%, kisaran insidens 0%-16%.

o Pada penelitian dengan durasi 1-4 tahun dilaporkan mean fraktur mahkota sebesar 5%

dengan kisaran insidens dari 0% sampai 16%.

o Empat penelitian yang durasinya 5 tahun atauu lebih melaporkan mean insidens fraktur

sebesar 13% dan berkisar antara 5-14%.

Page 5: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

o Ada yang mengevaluasi fraktur dan hubungannya dengan letak mahkota pada lengkung

gigi dan jejas keausan/ kebiasaan oklusal.

o Hubungan antara fraktur dan lokasi mahkota (anterior, premolar, molar) dievaluasi pada

10 penelitian. Mean fraktur pada gigi anterior sebesar 3% (40 dari 1255 mahkota

megalami fraktur); premolar 7% (46 dari 712 mahkota fraktur); molar 21% (138 dari 670

mahkota mengalami fraktur).

o Tiga dari empat penelitian yang mempelajari hubungan antara kebiasaan oklusal dengan

fraktur mahkota menyatakan bahwa karakter tersebut tidak berkorelasi secara substansif

dengan fraktur mahkota, sedangkan pada satu peneitian lain dinyatakan terdapat

hubungan yang sangat penting.

Kebutuhan Perawatan Endodontik

o Terdapat 12 penelitian yang mengidentifikasi jumlah gigi yang telah direstorasi yang

kemudian membutuhkan perawatan endodontik.

o Dari 1088 mahkota tiruan penuh porselen yang dievaluasi, 15 gigi membutuhkan

perawatan endodontik.

o Mean insidens sebesar 1%, dengan kisaran dari 0% sampai 5% pada setiap penelitian.

Kehilangan Retensi

o Dilaporkan oleh 4 penelitian yang ada.

o Terjadi kekendoran mahkota pada 11 mahkota tiruan dari 545 yang ada. Mean

kehilangan retensi 2% dengan kisaran 0,3% - 5%.

Penyakit Periodontal

o Dilaporkan oleh 8 penelitian yang ada.

o Dari 942 mahkota tiruan, tidak dilaporkan terjadi perubahan yang signifikan pada

keadaan perioodontall gigi yang diteliti.

Karies

o Karies terjadi pada 13 dari 1650 mahkota yang diteliti pada 13 penelitian

o Mean insidens 0,8%. Kisaran insiden 0%- 5%.

Page 6: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

RESIN BONDED PROSTHESES

Total Penelitian:

Terdapat 56 penelitian yang diterbitkan.

Hanya 48 yang menggunakan grup pasien yang berbeda.

Penelitian lain hanya meneliti satu pasien dalam jangka waktu yang berbeda, sehingga

merupakan kriteria ekslusi pada penelitian Goodacre et al.

Populasi/ Subjek Penelitian:

7029 resin bonded prostheses; 1823 mengalami komplikasi

Durasi Penelitian:

Berkisar antara 1 bulann sampai 15 tahun.

Durasi rata-rata adalah 4 tahun.

Insidens Komplikasi

Dari 48 penelitian yang memenuhi kriteria, evaluasi yang dilakukan berlangsung antara

1-4 tahun (37 penelitian), mean insidens komplikasi 25%. 1304 dari 5024 resin bonded

prostheses mengalami komplikasi.

Sebelas penelitian dengan durasi 5 tahun ke atas melaporkan mean komplikasi sebesar

28% . 519 dari 1825 resin bonded prostheses mengalami komplikasi.

Deskripsi Penelitian yang Ada

Terdapat 48 penelitian yang menyediakan data tentang 5 jenis komplikasi yang terjadi:

debonding, diskolorasi gigi penjangkaran, karies gigi penjangkaran, fraktur porselen, dan

penyakit periodontal

Fraktur Porselen

o Diulas dalam 15 penelitian yang ada

o Dari 1126 resin bonded prostheses, mengalami fraktur porselen

Page 7: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

o Mean insidens 3%, kisaran insidens 0,8%- 8%.

o Empat penelitian diantaranya melaporkan tidak terjadi fraktur porselen sama sekali,

sedangkan 11 penelitian lain melaporkan insidens fraktur porselen.

Diskolorasi Gigi Penjangkaran

o Keberadaan metal pada permukaan lingual mengakibatkan diskolorasi gigi penjangkaran.

o Komplikasi ini kedua paling sering terjadi.

o Terdapat 7 penelitian yang mengidentifikasi jumlah gigi penjangkaran yang mengalami

diskolorasi.

o Dari 343 resin bonded prostheses, 62 gigi mengalami diskolorasi.

o Mean insidens sebesar 18%, dengan kisaran dari 3% sampai 37% pada setiap penelitian.

Penyakit Periodontal

o Dilaporkan oleh 15 penelitian yang ada.

o Tujuh penelitian melaporkan tidak terdapat masalah periodontal, 4 menyatakan terjadi

inflamasi minimal, dan pada salh satu penelitian 1 protesa harus diekstraksi karena

penyakit periodontal tingkat lanjut. Sedangkat 3 studi lainnya menyatakan tidak terjadi

perubahan periodontal yang signifikan.

Debonding

o Dilaporkan oleh 48 penelitian yang ada.

o Dari 7029 resin bonded prostheses, terdapat 1481 yang mengalami debonding.

o Mean insidens 21% dengan kisaran 0%-52%.

o Dari 27 penelitian yang membandingkan debonding yang terjadi di maksila dan

mandibula, 6 penelitian menyatakan lebih sering terjadi debonding pada maksila, 8

menyatakan lebih sering pada mandibula, dan 13 penelitian lain tidak menemukan

perbedaan yang signifikan.

o Dari 23 penelitian yang membandingkan debonding antara protesa anterior dan posterior,

8 menyatakan lebih sering trjadi pada protesa posterior, 4 menyatakan lebih sering pada

anterior, dan 11 menyatakan tidak terdapat perbedaan signifikan.

Page 8: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

o Perbandingan antara preparasi minimal/ gigi penjangkaran yang tidak dipreparasi dengan

preparasi gigi retentif dibahas dalam 9 penelitian. Kriteria preparasi retentive: terdapat

proximal guiding surface,diperluas sampai seluruh permukaan besar gigi, groove

proksimal, pinholes, dan rest. Tiga penelitian menyatakan tidak terdapat perbedaan

signifikan, sedangkan 5 penelitian meyatakan debonding terjadi lebih minimal pada gigi

yang dipreparasi secara retentif.

o Pada 8 penelitian mengenai efek jenis kelamin, 5 penelitian menyatakan tidak terdapat

perbedaan bermakna, sedangkan 3 penelitian menyatakan terdapat insidens yang lebih

besar pada pasien pria.

o Enam penelitan mengenai efek span. Penelitian menyatakan semakin panjang span,,

maka debonding akan semakin sering.

o Dari 8 penelitian mengenai efek kekuatan oklusal, 2 mengindikasikan insidens debonding

sebesar 70% dan 45% terjadi pada daerah dengan kekuatan oklusal yang besar. Penelitian

lain menyatakan 22% debonding terjadi karena kekuatan oklusal yang besar.

Karies Gigi Penjangkaran

o Karies terjadi pada 242 dari 3246 gigi penjangkaran resin bonded prostheses yang diteliti

pada 22 penelitian

o Mean insidens 7%. Kisaran insiden 0%- 12%.

GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT: POST & CORES

Terdapat 12 studi klinis yang melaporkan sejumlah kasus post dan core yang telah

dievaluasi, serta sejumlah komplikasi yang dihadapi. Dalam studi tersebut, terdapat 279

komplikasi yang ditemukan dari 2784 kasus post dan core, yang menghasilkan angka insiden

rata-rata sebesar 10%. Periode rata-rata observasi kasus post dan core dari ke-12 studi ini

adalah ± 6 tahun. Beberapa komplikasi yang paling sering ditemukan antara lain post yang

menjadi longgar, fraktur akar, karies, dan penyakit periodontal. Terdapat 11 studi yang

menyediakan data yang berhubungan dengan kelonggaran post, dimana 135 dari jumlah 2596

total kasus mengalami kelonggaran post dan insidens rata-rata komplikasi ini sebesar 5%. Dari

Page 9: KOMPLIKASI KLINIS GIGI TIRUAN CEKAT

13 studi klinis, fraktur akar juga ditemukan pada 95 dari jumlah 3043 total kasus, sehingga

menghasilkan angka insiden rata-rata sebesar 3%. Beberapa studi juga melaporkan adanya karies

sebagai salah satu penyebab kegagalan post dan core, dimana ditemukan 16 dari jumlah 1047

total kasus pada 4 studi klinis. Kegagalan yang disebabkan oleh penyakit periodontal dari gigi

yang telah direstorasi dengan post dan core juga diidentifikasi pada 3 studi klinis, dimana 6 dari

jumlah 283 total kasus mengalami komplikasi ini, sehingga insiden rata-ratanya sebesar 2%.

Terdapat juga beberapa faktor penyebab lain yang dapat mengakibatkan kegagalan dari

post dan core seperti perforasi akar, patahnya (fraktur) post, serta kegagalan endodontik.

Namun, data-data insiden dari ketiga komplikasi diatas hanya terdapat pada 2 studi klinis

sehingga tidak dapat dimasukkan.

Efek dari posisi gigi pada lengkung rahang juga diteliti pada 6 studi klinis, akan tetapi

tidak terdapat angka insiden yang spesifik. Tiga dari 6 studi klinis tersebut menyebutkan tingkat

kegagalan yang lebih tinggi pada anterior maksila, namun 2 dari 6 studi klinis tersebut

menganggap bahwa posisi gigi pada lengkung rahang bukan merupakan faktor yang signifikan.