Komparasi negara India dg Indonesia

download Komparasi negara India dg Indonesia

of 6

Transcript of Komparasi negara India dg Indonesia

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    1/6

    Komparasi Administrasi Negara India dengan Indonesia

    (Studi Kasus)

    India merupakan negara yang telah dikenal luas sebagai Negara super power masa

    depan dalam perekonomian dunia. Negara tersebut memainkan berbagai peran, sebagai

    konsumen, suppliers, pesaing, pembaharu (innovator) dan penyedia sumber daya manusia

    yang handal, India akan mampu membentuk kembali perekonomian dunia. Kedua negara

    tersebut menjadi pemain yang tangguh dalam penekanan biaya produksi, peningkatan

    teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat dalam memajukan Negara.

    Berita ekonomi awal bulan Mei 2008 yang menarik perhatian dan bahkan

    mengejutkan berbagai kalangan di Indonesia adalah berita bahwa Tata Steel dari India

    berminat untuk mengakuisisi Krakatau Steel (Bisnis Indonesia, 9 Mei, 2008, halaman 1).

    Ditambahkan bahwa Tata Steel akan bertemu dengan Menteri Perindustrian RI pada

    pertengahan Mei ini untuk menyampaikan minat akuisisinya tersebut. Berita ini menarik

    karena disatu pihak, Krakatau Steel merupakan salah satu icon dari ekonomi Indonesia, dan

    dilain pihak perusahaan yang akan mengakuisisi bukan merupakan korporasi yang biasanya

    akan datang dari negara yang telah maju tetapi korporasi yang datang dari India yang

    merupakan sesama negara yang masih membangun. Berita ini juga mengejutkan karena baru

    satu dasawarsa yang lalu Indonesia masih dianggap sebagai salah satu negara dari Asian

    Miracle sedang India masih dianggap sebagai negara yang pertumbuhannya lamban. Bahkan

    pada pertengahan tahun 1990an telah berkembang polemik di kalangan pengusaha,

    negarawan, dan akademika terkemuka Asia tentang India yang sebagai negara demokratis

    tumbuhnya lamban. Teori yang dominan saat itu dan sampai sekarang adalah bahwa suatu

    negara akan lebih mungkin tumbuh dalam sistem politik yang demokratis daripada yang

    otokratis.

    Tanda-tanda bahwa India telah mulai tumbuh sebagai ekonomi yang harus

    diperhitungkan, paling tidak di kawasan Asia, sebenarnya tidak bermula dengan minat TataSteel untuk mengakuisisi Krakatau Steel. Pada tahun 2007, Tata Power, salah satu

    perusahaan dari Kelompok Tata, telah mengakuisisi sebagian dari pertambangan batu bara

    milik Bumi Resources (Kelompok Bakrie). Gerakan gencar lain dari korporasi India dan yang

    lebih nyata bagi masyarakat Indonesia adalah upaya pemasaran sepeda motor Pulsar yang

    diproduksi kelompok usaha Bajaj. Selama empat dasawarsa terakhir masyarakat Indonesia

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    2/6

    hanya mengenal kendaraan roda tiga bajay sebagai kendaraan umum bagi masyarakat

    pendapatan menengah ke bawah. Munculnya Pulsar 200cc dengan harga Rp 18 juta telah

    dapat menyaingi sepeda motor Tiger buatan Honda yang harganya Rp 23 juta. Bajaj telah

    mulai memasarkan Pulsar 220 cc dan sedang memikirkan untuk memasarkan Pulsar 300cc.

    Bahkan Bajaj saat ini mentargetkan penguasaan pasar sepeda motor Indonesia, yang

    merupakan pasar sepeda motor ketiga terbesar di dunia, untuk terlebih dahulu menandingi

    dominasi sepeda motor Jepang. Sasaran berikutnya adalah negara-negara di Asia lainnya dan

    negara-negara Amerika Latin. Berbagai korporasi India lainnya juga telah memperluas

    sayapnya keseluruh belahan dunia. Misalnya, Bharti Airtel, sedang menandingi China,

    khususnya China Mobile, untuk memasuki pasar telekomunikasi Afrika Selatan.

    Kemajuan dan gencarnya para korporasi India telah ditopang oleh kemajuan yang

    mendasar di bidang teknologi dan sumber daya manusianya. Suatu prestasi yang telah

    mengejutkan dunia adalah ketika India mampu menghasilkan bom nuklir pada akhir tahun

    1990an. Suatu prestasi lain di bidang pengembangan teknologinya adalah pusat IT di

    Bangalore yang juga disebut sebagai Silicon Valley India. Di bidang teknologi persenjataan

    moderen India juga telah semakin maju. Pada tanggal 14 Mei, 2008, Perdana Menteri

    Mamohan Singh telah meresmikan DRDO (Defence Research and Development

    Organisation/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertahanan) India mengatakan bahwa

    industri nasional India akan dalam waktu dekat mampu untuk mengembangkan teknolgi

    mutakhir senjata robotics, sensor dan stealth (teknologi untuk pesawat tempur yang tidakdapat dideteksi radar). Sementara itu, di bidang pengembangan sumber daya manusia, India

    telah berhasil membuat negaranya menjadi sasaran outsourcing (mengontrakkan pekerjaan

    suatu perusahaan kepada tenaga perusahaan lain) oleh negara IT utama seperti AS, selain

    telah memungkinkannya untuk menopang kemajuan industri teknologinya sendiri, seperti di

    Bangalore. Keberhasilan India di bidang SDM ini disebakan oleh strategi pembangunan

    pendidikannya yang memprioritaskan pendidikan ketrampilan tinggi untuk beberapa

    kelompok siswa tertentu daripada strategi pembangunan pendidikan dasar seperti wajib

    belajar 6 tahun dan sekarang 9 tahun yang diterapkan di Indonesia.

    Dalam sistem politik India yang menganut sistem kabinet parlementer (Presiden

    hanya sebagai Kepala Negara sedang Kepala Pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri)

    maka setiap kebijakan pemerintah yang bersifat strategis, seperti langkah liberalisasi, harus

    melalui proses perdebatan publik yang sengit terutama di tingkat parlemen. Dalam hal ini,

    walaupun Congress Party dan Bharatiya Janata Party sehaluan, pihak oposisi yang terdiri dari

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    3/6

    partai politik berhaluan sosialis semakin menentang langkah liberalsisasi lebih lanjut. Hal ini

    akan menghambat pembukaan lebih lanjut dari ekonomi India ke ekonomi global dan

    selanjutnya akan mengurangi peluang untuk pertumbuhan ekonominya. Selain itu, motor

    utama dari pertumbuhan ekonomi India, terutama sejak 1991, adalah perusahaan besar dan

    menengah, termasuk kelompok Tata dan Bajaj, yang umumnya dikelompokkan dalam sektor

    formal. Walaupun, pertumbuhan dari sektor formal ini mempunyai potensi untuk ikut

    menarik pertumbuhan dari sektor informal (melalui trickle down effect), kenyataannnya

    sebagian besar dari sektor informal ini mengamali peningkatan kesejahteraan yang masih

    jauh tertinggal. Belum berhasilnya pertumbuhan ekonomi India yang tinggi ini untuk

    mempunyai trickle down effect yang cukup besar juga terlihat pada masih tingginya tingkat

    kemiskinan. Dari data yang tersedia, tingkat kemiskinan di India memang telah turun dari

    50% (1970an) menjadi 38% (1991), namun jumlah ini masih sangat besar apalagi kalau

    ditinjau dari angka absolutnya yaitu dari jumlah penduduk India yang mendekati satu milyar

    orang. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata juga belum dapat menyelesaikan masalah

    adanya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar negara-bagian. Suatu studi (Catriona

    Purfield, Mind the Gap Is Economic Growth in India Leaving Some States Behind?,

    IMF Working Paper), telah menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan antara negara-

    negara bagian yang kaya dan negara-negara bagian yang miskin telah menjadi semakin

    melebar, bahwa negara-negara bagian yang miskin kurang berhasil dalam menarik investasi

    swasta dan dalam menciptakan lapangan kerja, bahwa adanya mobilitas modal dan tenaga

    kerja antara berbagai negara bagian ternyata tidak mempunyai dampak yang berarti bagi

    penurunan kesenjangan pendapatan antara negara bagian (catatan: temuan ini berbeda dengan

    pandangan Michael Spence ketika menyampaikan presentasinya di Bappenas), dan bahwa

    negara-negara bagian yang miskin mengalami fluktuasi pertumbuhan ekonomi yang paling

    besar.

    Ekonomi India yang pertumbuhannya nampaknya akan terus berlangsung pada

    tingkat yang tinggi dapat dikategorikan sebagai perekonomian yang menurut teori tahapan

    pertumbuhan ekonomi (W.W. Rostow, Stages of Economic Growth) telah mencapai tahap

    tinggal landas. Syarat-syarat tinggal landas, yaitu tingkat tabungan yang minimal 5%

    terhadap PDB, berkembangnya beberapa industri unggulan, dan adanya sistem politik dan

    sosial budaya yang menopang pertumbuhan, telah terpenuhi. Dilain pihak, syarat yang

    dikemukakan Spence (Michael Spence, Paparan di Bappenas) untuk mencapai sustained

    high and inclusive growth belum sepenuhnya terpenuhi. Ini disebabkan oleh pertumbuhan

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    4/6

    ekonomi India yang tinggi belum disertai oleh cukup meningkatnya kesejahteraan sektor

    informal dan masih banyaknya negara bagian yang tertinggal. Bagi Indonesia hal ini

    merupakan pelajaran bahwa tujuan mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang kurang

    didesain secara cermat cenderung disertai oleh adanya berbagai kesenjangan ekonomi dan

    sosial, yang karena sifatnya yang tidak inklusif ini dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi

    itu sendiri menjadi tidak berkelanjutan. Hal ini perlu diwaspadai mengingat diterapkannya

    desentralisasi/otonomi daerah dapat membangkitkan ego daerah yang tinggi sehingga akan

    menuju pada makin besarnya kesenjangan ekonomi antar daerah. Perbedaan sistem politik

    India dan Indonesia dapat lebih menguntungkan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi

    Indonesia. Sebagaimana dibahas di atas, walaupun sama-sama negara yang demokratis,

    sistem pemerintahan India berbentuk kabinet parlementer yang dipimpin seorang perdana

    menteri, sedangkan yang di Indonesia merupakan kabinet presidensial yang dipimpin seorang

    presiden. Dalam pada itu, proses pengambilan keputusan suatu kebijakan publik, akan

    melibatkan pembahasan publik yang lebih panjang dan keras pada sistem kabinet parlementer

    daripada di sistem cabinet presidensial. Contohnya, di India, langkah-langkah yang harus

    cepat diambil untuk menggerakkan roda ekonomi sempat terhambat oleh keberatan dari

    berbagai partai oposisi atas pandangan partai yang berkuasa saat itu (Bharatiya Janata Party).

    Namun pengalaman India yang hikmahnya perlu dipetik Indonesia adalah bahwa

    motor pertumbuhan ekonomi terletak pada semangat berwiraswata dari dunia usahanya. Bagi

    Indonesia, yang dalam RPJPN 2005-2025, akan mewujudkan bangsa yang berdaya saingmelalui perkuatan perekonomian domestik yang berorientasi dan berdaya saing global

    (RPJPN Butir IV.1.2.) ini berarti harus semakin bangkitnya dunia usaha yang juga dapat

    bertanding di arena global.

    Dibandingkan dengan India, Indonesia memiliki banyak kesamaan. Populasi,

    geografi, demografi dan nilai nilai budaya ketimuran yang saling memengaruhi. Yang

    menjadi persoalan, dengan titik awal yang relatif sama (di tahun 70-an GDP Indonesia

    lebih besar dari India) mengapa India tersebut kinerja pertumbuhan ekonominya jauh lebih

    bagus dibanding Indonesia? Menggunakan konsep Porter tentang Competitiveness of The

    Nations, maka jawab singkatnya, kekurangan terletak pada birokrasi dan rezim pemerintahan.

    Meski jawaban ini tidak seratus persen benar, namun bila birokrat kita berlapang dada, tidak

    defensif namun instropeksi dan selanjutnya membuat kebijakan perubahan dan sekaligus

    mengimplementasikanya secara kontinyu dan konsisten dengan dukungan anggaran

    sebagaimana dilakukan oleh Deng Xiao Ping dan Pemimpin India, prospek Indonesia dalam

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    5/6

    mengejar ketertinggalan dari negara tersebut sangat besar. Indonesia dapat memilih membuat

    produk komplemen bagi produk India, sehingga upaya sinergi, loby diplomatik perlu

    dilakukan. Atau menghasilkan produk yang memilki keunggulan komparatif dari produk

    kedua negara tersebut, seperti kerajinan rumah tangga, teknologi menengah, dan produk

    intelektual (piranti lunak komputer).

  • 8/7/2019 Komparasi negara India dg Indonesia

    6/6

    Komparasi Administrasi Negara India dengan Indonesia

    Studi Kasus

    (Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Administrasi)

    Disusun oleh :

    Sastya Eka Pravitasari

    0910313042

    Kelas I

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

    JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

    MALANG, 2011