Komonusijgyj

26
Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing) 2.1 Kominusi Kominusi merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian. Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Kominusi ini memiliki tujuan : · Membebaskan (meliberasi) mineral berharga dari mineral pengotornya · Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya. · Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi. Kominusi ini tidak terlepas dari penggunaan alat crushing dan grinding agar dapat mengurangi ukuran butir atau bijih dari suatu bahan galian. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses kominusi ini memiliki 2 macam, yaitu peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding). Baik dalam crushing ataupun grinding ini bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu: · Tahap pertama/primer (primary stage) · Tahap kedua/sekunder (secondary stage) · Tahap ketiga/tersier (tertiary stage) · Kadang-kadang ada tahap keempat quartenary stage 2.2 Crushing (Peremukan) Seperti yang dijelaskan di atas sebelumnya, peremukan ini merupakan proses bagian dari kominusi yang bertujuan untuk mengurangi/mereduksi ukuran butir dari bijih bahan galian yang telah ditambang. Crushing ini sendiri memiliki arti proses reduksi ukuran dari bahan galian atau bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan memiliki ukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa mencapai ukuran 2,5 cm. Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing (grinding). 2.2.1 Primary Crushing Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkahan besar yang berukuran +/- 84x60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Beberapa alat yang digunakan dalam proses primary crushing ini adalah : · Jaw Crusher · Gyratory Crusher

description

yjgjgygjghj

Transcript of Komonusijgyj

Page 1: Komonusijgyj

Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing)

2.1 Kominusi

Kominusi merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian.

Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Kominusi ini

memiliki tujuan :

· Membebaskan (meliberasi) mineral berharga dari mineral pengotornya

· Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses

berikutnya.

· Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya

reagen flotasi.

Kominusi ini tidak terlepas dari penggunaan alat crushing dan grinding agar dapat mengurangi

ukuran butir atau bijih dari suatu bahan galian. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses kominusi

ini memiliki 2 macam, yaitu peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding).

Baik dalam crushing ataupun grinding ini bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

· Tahap pertama/primer (primary stage)

· Tahap kedua/sekunder (secondary stage)

· Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)

· Kadang-kadang ada tahap keempat quartenary stage

2.2 Crushing (Peremukan)

Seperti yang dijelaskan di atas sebelumnya, peremukan ini merupakan proses bagian dari

kominusi yang bertujuan untuk mengurangi/mereduksi ukuran butir dari bijih bahan galian yang

telah ditambang.

Crushing ini sendiri memiliki arti proses reduksi ukuran dari bahan galian

atau bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan memiliki ukuran besar-besar

(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa mencapai ukuran 2,5 cm.

Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing,

dan fine crushing (grinding).

2.2.1 Primary Crushing

Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkahan besar

yang berukuran +/- 84x60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Beberapa alat yang digunakan

dalam proses primary crushing ini adalah :

· Jaw Crusher

· Gyratory Crusher

2.2.1.a Jaw Crusher

Alat ini mempunyai 2 jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak dapat

bergerak (fixed jaw).

Beberapa bagian dari Jaw Crusher ini adalah :

- Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar ukuran lubang sesuai dengan

yang dikehendaki.

- Toggle, bagian dari jaw crusher yang befungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi

gerakan maju mundur.

- Pitman, berfungsi untuk mengubah gerakan berputar maju mundur menjadi naik turun.

Page 2: Komonusijgyj

- Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat dari gerakan atau dorongan

toggle.

- Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam.

- Mouth, bagian dari mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerima umpan.

- Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran.

- Gate, adalah jarak mendatar pada mouth.

- Set, adalah jarak mendatar pada throat.

- Closed Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke

depan.

- Open Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke

belakang.

- Throw, selisih pelemparan antara fixed jaw dan swing jaw.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisisensi jaw crusher :

· Lebar lubang bukaan

· Variasi dari throw

· Kecepatan

· Ukuran umpan

· Reduction ratio (RR)

Reduction ratio yang baik pada primary crushing adalah 4-7, sedangkan untuk secondary crushing

14-20 dan fine crushing adalah 50-100.

· Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan

2.2.1.b Gyratory Crusher

Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher.

Gerakan dari gyratory crusher ini adalah berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran

berjalan secara terus menerus tanpa selang waktu.

Macam-macam gyratory crusher adalah :

- Suspended Spindel Gyratory Crusher

- Parallel Pinch Crusher

Perbedaan utama jenis ini dari suspended spindel, terletak pada gerakan crushing headnya.

Gerakan crushing head pada parallel pinch menghasilkan bentuk cone yang tajam dengan puncak

dalam keadaan menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan

umpan sepanjang daerah permukaan crushing head.

Kapasitas gyratory crusher tergantung kepada:

- Sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan, dan kerapuhan

- Permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan

material dengan bagian pemecah

- Kandungan air, setting dan gape

2.2.2 Secondary Crushing

Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary crushing , dimana umpan

berukuran lebih kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Beberapa alat untuk

secondary crushing antara lain:

· Jaw Crusher (kecil)

· Gyratory Crusher (kecil)

· Cone Crusher

Page 3: Komonusijgyj

Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaanya lebih ekonomis. Cone crusher

hampir sama dengan gyratory crusher, perbedaannya terletak pada :

a. Crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa, sehingga luas lubang pengeluaran dapat

bertambah

b. Crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat

dihancurkan dapat dikeluarkan

Macam-macam cone crusher :

o Simon Cone Crusher

Alat ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

o Standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar

o Short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran halus

o Telsmith Gyrasphere Crusher

Crushing head pada alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan cutter shell

bergerak naik turun. Dalam cone crusher, crushing head adalah rata dan perbandingan antara

tinggi dengan diameternya 3:1. Umpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering, karena jika

basah akan mengakibatkan choking.

· Hammer Mill

Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary

crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inchi. Alat ini

merupakan alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan dengan alat secondary crushing

lainnya.

Pada hammer mill, proses penghancurannya menggunakan shearing stress, sedangkan pada

secondary crushing lainnya menggunakan compressive stress.

· Roll Crusher

Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-

sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena adanya material

yang masuk dan pengaruh silinder lainnya, maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-

masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada di atas roll akan terjepit dan

hancur.

Bentuk dari roll crusher ada 2 macam, yaitu:

o Rigid Roll

Alat ini porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros

sangat besar. Roll yang berputar hanya 1 saja, tapi ada juga yang keduanya berputar.

o Spring Roll

Alat ini dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil. Dengan

adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat keras,

sehingga tidak dapat dihancurkan dan material tersebut akan jatuh.

Hancurnya material pada roll crushing dibedakan menjadi:

o Choke Crushing

Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll, tetapi juga oleh sesama

Page 4: Komonusijgyj

material itu sendiri.

o Free Crushin, yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.

2.3 Grinding (Penggerusan)

Sebenarnya proses penggerusan (grinding) ini merupakan tahap dari crushing yaitu fine

crushing. Akan tetapi hal ini dibedakan dikarenakan proses penghancuran material telah mencapai

ukuran yang maksimal yang dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan galian itu sendiri.

Penggerusan merupakan proses lanjutan pengecilan ukuran yang sudah berukuran 2,5 cm

menjadi ukuran yang lebih halus lagi. Grinding diklasifikasikan menjadi beberapa macam

berdasarkan:

· Bentuk cell

- Cylinder (produk yang ada masih kasar)

Contoh untuk mill berbentuk silinder adalah tube mill. Pada tube mill ini produknya masi agak

kasar dan pada proses penghancurannya perlu ditambahkan air sehingga bercampurnya material

menjadi pulp.

- Conical (produk halus)

Contoh untuk mill bentuk conical adalah hardinge conical mill. Produknya halus, lebih halus

daripada produk yang dihasilkan silinder mill. Untuk hasil akhir grinding memerlukan bola baja

dengan diameter 2-3 inchi. Jumlah bola-bola baja pada ball mill berkisar antara 50-60 % dari

volume mill dan kadang-kadang mencapai 80%.

- Cylindro Conical

Mill jenis ini produknya ada yang halus dan ada yang halus dan ada yang kasar. Bentuk cell

merupakan gabungan antara cylinder dan conical.

· Grinding Media

a. Ball Mill (bola-bola baja)

Contoh untuk mill ini adalah ball mill, yang telah diterangkan pada conical mill.

b. Peable Mill (batu api/flint)

c. Rod Mill (batang-batang baja)

Grinding media pada rod mill adalah batang-batang baja, umpan yang dimasukkan ukurannya

lebih kecil dari ¾ inchi dan produknya berukuran -14 sampai -18 mesh. Umpan berukuran kecil,

karena bila materialnya terlalu besar maka akan menimbulkan cataracting akibatnya batangan baja

akan patah.

Dengan adanya rod maka tidak akan mengalami over grinding, hal ini karena rod tersebut

saling sejajar sehingga umpan yang telah halus tidak akan mengalami penghancuran lagi. Hal ini

dapat dilihat pada distribusi partikel pada rod mill.

2.4 Screening (Pengayakan)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan

perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan

penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :

• Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

• Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan (undersize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk

memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan

Page 5: Komonusijgyj

zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.

Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus

melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails)

tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering.

• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:

a. Jenis ayakan

b. Cara pengayakan

c. Kecepatan pengayakan

d. Ukuran ayakan

e. Waktu pengayakan

f. Sifat bahan yang akan diayak

• Tujuan dari proses pengayakan ini adalah:

a. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses

berikutnya.

b. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing) atau

oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses

peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).

c. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.

d. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.

Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai

dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk

material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.

• Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:

a. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.

b. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau logam

lainnya.

c. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods).

Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran, persegi ataupun

persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan

kecepan gerakan screen.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah :

a. Ukuran buhan ayakan

Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.

b. Ukuran relatif partikel

Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan

kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya

membujur.

c. Pantulan dari material

Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan

terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.

d. Kandungan air

Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat

screen.

• Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:

Page 6: Komonusijgyj

a. kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.

b. Kisaran ukuran ( size range),

c. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),

d. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.

e. Ayakan kering atau basah.

Kapasitas screen secara umum tergantung pada: [Kelly,1982]

1. Luas penampang screen

2. Ukuran bahan

3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperature

4. Tipe mechanical screen yang digunakan.

Standar ukuran ayakan (screen)

Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud

mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square inch), sementara jika

dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak.

Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut prosentase

opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :

1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan

2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan

3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel

4. Komposisi air dalam material yang akan diayak

5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak

Jenis-jenis Screening dan Kriterianya

Grizzlies

Shaking screens

Vibrating screens

Revolving screens / trommel

Bagian-bagian Screening Secara Umum

• 1/3 bagian atas permukaan screening : tempat material dijatuhkan

• Bagian opening (pembukaan) :

terdiri dari bagian yang bergerak (screen) dan yang tidak bergerak (penampungan)

• Bagian Penampungan (discharge chutes)

Grizzly Screen

• Umpan yang sangat kasar, jatuh pada ujung atas kisi.

• Bongkahan yang besar akan menggelinding ke bagian ujung dan bongkahan kecil akan jatuh ke

bawah masuk kedalam kolektor (pengumpul) tersendiri.

• Jarak antara setiap batang pada bagian atas dibuat cukup lebar dibandingkan bagian bawah agar

kuat tanpa terjadi penyumbatan oleh bongkahan yang hanya lolos sebagian.

• Jarak antara batang berkisar 2 – 8 in

Shaking Screens

• Ayakan mempunyai bingkai berbentuk segiempat, yang digerakkan Maju Mundur. Keuntungan :

hemat tempat dan energi kecil

• Kerugian : biaya perawatan tinggi dan kapasitas rendah

Vibrating Screens

• Ayakan digerakkan naik turun dengan suatu alat bantu.

Page 7: Komonusijgyj

• Mempunyai simpangan getaran yang kecil dengan frekuensi getaran sekitar 1200 – 1800

permenit

Revolving Screens / Trommel

• Bentuknya silinder atau kerucut yang miring terhadap horizontal

• Kemiringan ayakan untuk memudahkan pengeluaran partikel kasar.

• Ayakan ini berputar dengan kecepatan rendah, 15 – 20 rpm

http://aswin63.blogspot.com/2012/01/pengolahan-bahan-galian-mineral.html

KOMINUSI

Page 8: Komonusijgyj

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil,hal

ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor

yang melekat bersamanya.

I. Crushing.

Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan agar

terpisah dengan mineral pengotor yang lain.Beberapa alat yang digunakan :

I.1 Primary Crusher

a. Jaw Crusher

Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw

yang lain (fixed jaw).

Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip

rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang

mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing

jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung kepada titik

tumpunya,bila titik tumpunya di atas disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah disebut

dodge.

b.Impact Crusher

Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme peremukannya.Tipenya ada

berbagai macam.Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan produk yang relative

ideal,sehingga memudahkan pengangkutan dan pemakaian.Selain itu alat ini juga ringkas dan

mempunyai rasio yang cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.

c, Gyratory crusher

Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut

berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.Crushing head tersebut

berfungsi memcahkan umpan yang masuk.

Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher.Gerakan alat ini

adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai

dengan material yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya

lebih besar dibandingkan dengan jaw.

Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher :

- Ukuran butir

- Kandungan air dari feed

- Kecepatan putaran

- Gape

I.2 Secondary Crusher

Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan dari primary crusher,produk yang

dihasilkan mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”.

Page 9: Komonusijgyj

Alat yan digunakan :

a.Cone Crusher

b. Disk crusher

c. Spring Roll Crusher

I.3 Fine Crushing

Merupakan tahap penghalusan bijih,produk yang dihasilkan bisa mencapai -325mesh.Alat yang

digunakan :ball mill,chute mill,rod mill

I.4 Special Cruhser

Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut sifat dari bijih tersebut

(contoh :batubara).Alat yang digunakan :Toothad mill,hammer mill

II. Grinding

Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.

Tujuan Grinding :

- Mengadakan liberalisasi mineral berharga

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya

Alat yang digunakan :

a.Ball mill

Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan panjangnya,yang

dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja.cara

kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola

baja.Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.

b.Rod mill

Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama dengan

panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat llu jatuh dan menjatuhi

material yang ada dalam rod mill sehingga hancur.

c.Hammer mill

Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing

berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya

dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun

yang berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah

casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Lalu digosok menjadi

serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.

d.Impactor

Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan.Impactor merupakan

mesin pemecah primer untuk batuan dan biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600

ton/jam.Partikel yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi

Page 10: Komonusijgyj

aksi pukulan.

Oleh : Jefri Hansen, ST

http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2011/01/kominusi.html

Page 11: Komonusijgyj

Jumat, 12 Agustus 2011

KOMINUSI

KOMINUSI

Page 12: Komonusijgyj

Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil,hal

ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor

yang melekat bersamanya.

I. Crushing.

Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan agar

terpisah dengan mineral pengotor yang lain.Beberapa alat yang digunakan :

I.1 Primary Crusher

a. Jaw Crusher

Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw

yang lain (fixed jaw).

Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip

rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang

mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing

jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung kepada titik

tumpunya,bila titik tumpunya di atas disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah disebut

dodge.

b.Impact Crusher

Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme peremukannya.Tipenya ada

berbagai macam.Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan produk yang relative

ideal,sehingga memudahkan pengangkutan dan pemakaian.Selain itu alat ini juga ringkas dan

mempunyai rasio yang cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.

c, Gyratory crusher

Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut

berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.Crushing head tersebut

berfungsi memcahkan umpan yang masuk.

Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher.Gerakan alat ini

adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai

dengan material yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya

lebih besar dibandingkan dengan jaw.

Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher :

- Ukuran butir

- Kandungan air dari feed

- Kecepatan putaran

- Gape

I.2 Secondary Crusher

Page 13: Komonusijgyj

Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan dari primary crusher,produk yang

dihasilkan mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”.

Alat yan digunakan :

a.Cone Crusher

b. Disk crusher

c. Spring Roll Crusher

I.3 Fine Crushing

Merupakan tahap penghalusan bijih,produk yang dihasilkan bisa mencapai -325mesh.Alat yang

digunakan :ball mill,chute mill,rod mill

I.4 Special Cruhser

Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut sifat dari bijih tersebut

(contoh :batubara).Alat yang digunakan :Toothad mill,hammer mill

II. Grinding

Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.

Tujuan Grinding :

- Mengadakan liberalisasi mineral berharga

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri

- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya

Alat yang digunakan :

a.Ball mill

Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan panjangnya,yang

dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja.cara

kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola

baja.Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.

b.Rod mill

Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama dengan

panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat llu jatuh dan menjatuhi

material yang ada dalam rod mill sehingga hancur.

c.Hammer mill

Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing

berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya

dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun

yang berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah

casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Lalu digosok menjadi

serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.

d.Impactor

Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan.Impactor merupakan

Page 14: Komonusijgyj

mesin pemecah primer untuk batuan dan biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600

ton/jam.Partikel yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi

aksi pukulan.

Kominusi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan Bahan galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang biasa dipergunakan

untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral yang berasal dari endapan-endapan

alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih

mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-

sama dalam alam.

Dengan demikian pengolahan bahan galian dapat juga meliputi :

1. Mineral Dressing, yaitu proses pengolahan bahan galian anorganik secara mekanis tanpa

merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau perubahan hanya sebagian

dari sifat fisik mineral tersebut.

2. Extractive Metallurgy, juga merupakan pengolahan bahan galian anorganik, tetapi dalam

prosesnya mineral-mineral tersebut mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat

kimia dan fisik mineral-mineral tersebut.

3. Fuel Technology, yaitu proses pengolahan bahan galian organik dimana dalam prosesnya

mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-mineral tersebut.

Secara umum Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian/mineral hasil

penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang

berharga, yang terdapatnya bersama-sama (gangue mineral). Proses Pengolahan berlangsung

secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya

sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :

1. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi sempurna

dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain.

2. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat fisiknya.

Pemisahan bahan galian ini harus bisa sesuai dengan prosedur, dalam artian harus menggunakan

alat-alat pemisah yang sesuai dengan kondisi fisik maupun kondisi kimia bahan galian tersebut, ini

bertujuan agar konsentrat yang ingin dipisahkan dari tailing bahan galian tersebut bisa terpisah

secara sempurna dan bisa lebih optimal dalam proses pemisahannya. Oleh karena itu, perlu

dilakukan sebuah eksperimen terhadap bahan galian maupun alat-alat yang digunakan dalam

proses pemisahannya agar bisa lebih mengenal proses pengolahan bahan galian dan bisa lebih

mudah mengoperasikan alat-alat dalam pengolahan bahan galian ke depannya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengolahan bahan galian acara crushing

dan grinding ini antara lain :

a. Mempelajari cara menghitung persentase berat oversize dan undersize suatu bahan galian.

b. Mempelajari cara menghitung persentase umpan suatu bahan galian yang masuk dalam suatu

Page 15: Komonusijgyj

alat penghancur ataupun alat pengayak.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengolahan bahan galian acara crushing

dan grinding ini antara lain :

• Kertas A4

• Pulpen

• Papan pengalas

• Penggaris

• Hekter

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud

dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatnnya yang

merupakan gangue mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill. Kominusi

terbagi dalam 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing dan tertiary crushing.

Primary Crushing

Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar

yang berukuran ± 84 x 60 inchi dan produkta berukuran 4 inchi. Beberapa alat untuk primary

crushing antara lain :

-Jaw Crusher

Alat ini mempunyai dua jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak

bergerak (fixed jaw). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam :

Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas

Dodge Jaw Crusher, dengan poros di bawah

Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher, yaitu :

Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif

seragam

Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil

Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terbesar

sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan Blake Jaw

Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama

Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan

Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :

Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang

dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing jaw menjadi

lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.

Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi maju

mundur

Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik turun

Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle

Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam

Page 16: Komonusijgyj

Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan

Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran

Gape, adalah jarak mendatar pada mouth

Set, adalah jarak mendatar pada throat

Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke

depan

Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke

belakang

Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting

Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung antara

jaw dengan batuan

Khusus untuk gape adalah jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth dimana

umpan yang dimasukkan bersinggungan dengan mouth. Jadi besarnya gape selalu berubah-ubah

menurut besarnya umpan.

Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya :

Daya tahan batuan lebih keci dari gaya yang menekan

Nip angle

Resultante gaya yang arahnya ke bawah

Gaya-gaya yang ada pada jaw crusher, adalah :

Gaya tekan (aksi)

Gaya gesek

Gaya gravitasi

Gaya yang menahan (reaksi)

Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultante gaya akhir arahnya harus ke

bawah, yang berarti material itu dapat dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka

material itu hanya meloncat-loncat ka atas saja.

Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher :

Lebar lubang bukaan

Variasi dari throw

Kecepatan

Ukuran umpan

Reduction ratio (RR)

Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan

Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk. Reduction

ratio yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan untuk secondary crushing

adalah 14 – 20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100.

Terdapat empat macam reduction ratio, yaitu :

Limiting Reduction Ratio

Yaitu perbandingan antara tebal/lebar umpan dengan tebal/lebar produk

LRR = tF/tP = wF/wP

dimana :

Page 17: Komonusijgyj

tF = tebal umpan

tP = tebal produk

wF = lebar umpan

wP = lebar produk

Working Reduction Ratio

Perbandingan antara tebal partikel umpan (tF) yang terbesar dengan efective set (Se) dari crusher.

WRR = tF/Se

Apperent Reduction Ratio

Perbandingan antara effective gate (G) dengan effective set (So)

ARR = (0.85 G)/So

Reduction Ratio 80 (R80)

Perbandingan antara lubang ayakan umpan dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 80%.

Kapasitas jaw crusher dipengaruhi oleh :

Gravitasi

Kekerasan material

Keliatan material

Kandungan air/kelembaban

Menurut Taggart, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam suatu rumus empiris :

T = 0,6 LS

dimana :

T = kapasitas, ton/jam

L = panjang dari lubang penerimaan

S = lebar dari lubang pengeluaran

Gyratory Crusher

Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher.

Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran berjalan

terus menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang proses penghancurannya

tidak continue, yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang sehingga ada material-material

yang tidak mengalami penggerusan.

Macam-macam gyratory crusher :

Suspended Spindel Gyratory Crusher

Pararell Pinch Crusher

Perbedaan utama jenis ini dari suspended spindel, terletak pada gerakan crushing head-nya.

Gerakan crushing head pada prarell pinch menghasilkan bentuk cone yang tajam dengan puncak

dalam keadaan menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan

Page 18: Komonusijgyj

umpan sepanjang daerah permukaan crushing head.

Bentuk-bentuk head dan concave pada gyratory crusher adalah :

Straight head and concave

Curved head and concave

Kedua jenis head dan concave ini perbedaanya hanya pada permukaannya, yaitu yang pertama

adalah rata dan yang kedua melengkung.

Kapasitas gyratory crusher lebih besar disbanding dengan jaw crusher pada ukuran umpan yang

sama. Oleh Taggart, kapasitas gyratory dihitung dengan rumus :

T = 0,75So (L - G)

dimana :

T = kapasitas, ton/jam

G = gape, inch

So = open set, inch

Kapasitas gyratory crusher tergantung pada :

Sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan dan kerapuhan

Permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan antara

material dengan bagian pemecah (concave dan head)

Kandungan air, seting, putaran dan gape

Perbedaan antara gyratory dan jaw crusher adalah :

Pemasukan umpan, jaw crusher pemasukannya tidak kontinyu sedangkan gyratory kontinyu

Gyratory alatnya lebih besar dan bagian-bagiannya tidak mudah dilepas

Kapasitas gyratory lebih besar dari jaw crusher, karena pemasukan umpan dapat kontinyu dan

penghancurannya merata

Pemecahan pada jaw lebih banyak tekanan, tetapi pada gyratory crusher gaya geseknya lebih besar

walaupun ada gaya tekannya. Pada gyratory kalau berputarnya cepat, produkta yang dihasilkan

relatif kecil.

Secondary Crushing

Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary crushing, dimana umpan berukuran lebih

kecil dari 6 inchi produkta berukuran 0.5 inchi. Beberapa alat untuk secondary crushing antara lain

:

Jaw Crusher (kecil)

Gyratory Crusher (kecil)

Cone Crusher

Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaannya lebih ekonomis. Cone crusher hampir

sama dengan gyratory crusher, perbedaannya terletak pada :

Crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa sehingga luas lubang pengeluaran dapat

bertambah

Crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat

dihancurkan dapat dikeluarkan

Macam-macam cone crusher :

Page 19: Komonusijgyj

Simon Cone Crusher

Alat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar

Short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan berukuran halus

Telsmith Gyrasphere Crusher

Crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan cutter shell

bergerak naik turun. Dalan cone crusher crushing head adalah rata dan perbandingan antara tinggi

dengan diameternya 1 : 3. Unpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering karena jika basah

akan mengakibatkan choking.

Hammer Mill

Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary crushing

dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch. Alat ini merupakan satu-

satunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat secondary crushing lainnya.

Pada hammer mill proses penghancuran menggunakan shearing stress, sedangkan pada secondary

crushing lainnya menggunakan compressive stress.

Roll Crusher

Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-

sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena adnya material

yang masuk dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-

masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll akan terjepit dan

hancur.

Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :

Rigid Roll

Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros

sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi ada juga yang keduanya berputar.

Spring Roll

Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali.

Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat

keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material itu akan jatuh.

Dari gambar diatas diketahui diameter roll (D) dan diameter material (d), gaya normal (N), gaya

tangensial (T) dan resultante (R) dari gaya normal dan gaya tangensial, nip angle (n), setting (s).

Jika resultan arahnya ke bawah maka material akan dapat dihancurkan karena terjepit oleh roll.

Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan menjadi :

Choke Crushing

Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll tetapi juga aoleh sesama

material

Free Crushing

Yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.

Kecepatan crushing tergantung pada kecepatan pemberian umpan (feed rate) dan macam reduksi

yang diinginkan.

Tertiary Crushing

Tertiary Crushing dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat

leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu untuk mengolah

Page 20: Komonusijgyj

mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran mineral dengan ukuran yang halus.

Tertiary crushing umunya dilakukan dengan menggunakan alat giling (mill), yaitu silinder dari

baja yang didalamnya diisi grinding media, dan apabila silinder diputar pada as-nya akan terjadi

grinding action.

Dalam pengertiannya grinding berada dengan crushing. Pada crushing penghancurannya

disebabkan oleh gaya tekan (impact) dipakai untuk material yang kasar, sedangkan grinding

penghancurannya oleh gaya gesekan (rubbing) dan biasanya dipakai untuk material yang halus

(max. 6 mesh).

Pada mulanya grinding menunjukkan cara penghancuran dimana suatu benda berat meluncur atau

bergeludung diatas benda lain, sedangkan benda yang akan dihancurkan berada diantaranya. Alat

yang melakukan grinding media yang bersama-sama batuan yang akan dihancurkan dibuat jungkir

balik (tumble) didalam silinder yang berputar, disebut tumbling mill atau Revolving Mill.

Tumbling Mill

Tumbling Mill atau Revolving mill terdiri dari satu shell berbentuk silinder yang pada dinding

dalamnya dilapisi dengan liner (pelapis) dan dimuati grinding media, kemudian diputar pada as-

nya yang horizontal.

Shell silinder dibuat dari plat baja, pelapis liner yang dapat diganti-ganti dibuat dari baja atau

alloy, sedang grinding media terdiri dari bola-bola baja, bola kramik atau batuan yang relative

bulat atau batang-batang baja. Kalau shell silinder yang berisi bola-bola baja dan yang berputar

pada as-nya kedalamnya dimasukkan batuan yang akan dihancurkan melalui lubang pemasukan

pada salah satu ujung silinder, maka produknya keluar melalui lubang pengeluaran pada ujung

yang lain. Kecepatan perputaran shell silinder dibuat sedemikian rupa, sehingga bola-bola baja

terangkut pada dinding silinder dan kemudian jatu bebas menimpa material yang ada didalam

shell silinder.

Karena perputaran shell silinder, maka grinding media mengadakan gerakan :

Berputar menurut sumbunya yang sejajar dengan sumbu shell silinder.

Cascading action, menggelundung (berguling) ke bawah.

Cataracting action, jatuh bebas menurut arah parabola dan menimpa material yang ada

dibawahnya.

Perputaran shell silinder dan gerakan grinding media mengakibatkan tenaga tumbukan dan

menggiling yang akan menghancurkan partikel yang ada dalam Tumbling mill. Proses

penghancuran (grinding) dapat dilakukan dalam keadaan kering atau basah. Partikel-partikel yang

sudah halus dapat keluar dari shell silinder secara overflow (overflow discharge mill) atau melalui

grade, yaitu plat yang berlubang-lubang pada ujung pengeluaran (grade discharge mill).

Kalsifikasi Tumbling mill ini dilakukan berdasrkan grinding media, perbandingan ukuran shell

silinder dan metoda pengeluaran (discharge).

Ball Mill

Ball Mill adalah Tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang kira-kira sama dengan

diameternya dan berisi grinding media berupa bola-bola baja atau alloy. Bentuknya dapat berupa

silinder disebut cylindrical.

Ball Mill atau berbentuk cone disebut conical Ball Mill. Posisi grinding media pada Cylindrical

ball mill terbagi rata sepanjang shell, sedangkan pada conical ball mill terbagi menurut bola-bola

baja yang sama dengan diameter shell. Jadi bola-bola baja yang besar berada pada diameter shell

yang besar untuk menghancurkan partikel besar, sedang bola-bola baja yang kecil (sudah aus)

Page 21: Komonusijgyj

berada pada cone section dekat ujung pengeluaran untuk menghancurkan partikel yang sudah

halus.

Feed (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inci (max) dan digiling sampai menjadi 50 mesh

(0,29 mm). kalau feed (umpan) makin kecil, maka produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh =

0,074 mm).

Dalam operasi ball mill kecepatan perputan shell silinder harus dibuat setinggi mungkin, tetapi

dihindarkan agar muatanya (grinding media dan batuan) tidak ikut berputar bersama shell silinder.

Rod Mill

Rod Mill bentuknya hamper sama dengan Ball mill, berbentuk shell silinder dengan ukuran

panjangnya lebih besar dari diameternya (1 1/3 – 3 kali), dimuati dengan grinding media berupa

batang-batang baja (stel rod) pengganti bola-bola baja.

Tube Mill

Tube Mill lebih mirip Ball Mill yang panjangnya dan diameternya relative lebih kecil, ukuran

standar 5 ft.6 in. diameter dan 22 ft. panjang. Grinding media biasanya dipakai pebbles (bola-bola

keramik) atau bola-bola besi.

Ball Mill Clasifier Cirkuit

Pada pemakaian Ball Mill di pabrik pengolahan biasanya dirangkaikan secara tertutup dengan alat

classifier. Alat Clasifier ini akan mengkalsifikasikan produk hasil giling alat mill menjadi 2

bagian, yaitu underflow (yang kasar) dan overflow (yang halus). Underflow partikel yang masih

kasar dikembalikan kedalam Ball Mill Untik digiling kembali, sedangkan overflow partikel yang

sudah memenuhi ukuran kehalusan yang diinginkan, dialirkan ke proses selanjutnya. Materual

dikembalikan kedalam Ball Mill disebut juga dengan “Circulating load” sedangkan perbandingan

berat antara material yang dikembalikan dengan umpan (feed) yang baru masuk kedalam Mill

disebut (Circulating Load Ratio).

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Cara menghitung persentase umpan suatu bahan galian yang masuk dalam suatu alat penghancur

ataupun alat pengayak yaitu :

Berat Umpan (%) = (berat over / under (%) × berat over / under (ton))/(∑ berat over / under (%))

×100%

Cara menghitung persentase berat oversize dan undersize suatu bahan galian yaitu :

R1 = (berat oversize (%) × berat oversize (ton))/(berat umpan (%) × berat umpan (ton)) ×100%

R2 = (berat undersize (%) × berat undersize (ton))/(berat umpan (%) × berat umpan (ton)) ×100%

ER = (R1 × R2) × 100%

Saran

Page 22: Komonusijgyj

Diharapkan agar jadwal praktikum pengolahan bahan galian lebih konsisten, sehingga praktikan

bisa lebih siap menghadapi praktikum yang dilaksanakan.

Diharapkan agar literatur-literatur yang digunakan lebih lengkap dan detail, sehingga praktikan

bisa lebih mudah memahami dan mengerti acara praktikum yang dilakukan.

http://abenk-miner.blogspot.com/2011/08/kominusi.html