Komonusijgyj
-
Upload
franz-anggi -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
description
Transcript of Komonusijgyj
Pengolahan Bahan Galian (Mineral Dressing)
2.1 Kominusi
Kominusi merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian.
Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Kominusi ini
memiliki tujuan :
· Membebaskan (meliberasi) mineral berharga dari mineral pengotornya
· Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya.
· Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya
reagen flotasi.
Kominusi ini tidak terlepas dari penggunaan alat crushing dan grinding agar dapat mengurangi
ukuran butir atau bijih dari suatu bahan galian. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses kominusi
ini memiliki 2 macam, yaitu peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding).
Baik dalam crushing ataupun grinding ini bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
· Tahap pertama/primer (primary stage)
· Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
· Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
· Kadang-kadang ada tahap keempat quartenary stage
2.2 Crushing (Peremukan)
Seperti yang dijelaskan di atas sebelumnya, peremukan ini merupakan proses bagian dari
kominusi yang bertujuan untuk mengurangi/mereduksi ukuran butir dari bijih bahan galian yang
telah ditambang.
Crushing ini sendiri memiliki arti proses reduksi ukuran dari bahan galian
atau bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan memiliki ukuran besar-besar
(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa mencapai ukuran 2,5 cm.
Crushing bagian dari kominusi ini memiliki 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing,
dan fine crushing (grinding).
2.2.1 Primary Crushing
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkahan besar
yang berukuran +/- 84x60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Beberapa alat yang digunakan
dalam proses primary crushing ini adalah :
· Jaw Crusher
· Gyratory Crusher
2.2.1.a Jaw Crusher
Alat ini mempunyai 2 jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak dapat
bergerak (fixed jaw).
Beberapa bagian dari Jaw Crusher ini adalah :
- Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar ukuran lubang sesuai dengan
yang dikehendaki.
- Toggle, bagian dari jaw crusher yang befungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi
gerakan maju mundur.
- Pitman, berfungsi untuk mengubah gerakan berputar maju mundur menjadi naik turun.
- Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat dari gerakan atau dorongan
toggle.
- Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam.
- Mouth, bagian dari mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerima umpan.
- Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran.
- Gate, adalah jarak mendatar pada mouth.
- Set, adalah jarak mendatar pada throat.
- Closed Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
depan.
- Open Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
belakang.
- Throw, selisih pelemparan antara fixed jaw dan swing jaw.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisisensi jaw crusher :
· Lebar lubang bukaan
· Variasi dari throw
· Kecepatan
· Ukuran umpan
· Reduction ratio (RR)
Reduction ratio yang baik pada primary crushing adalah 4-7, sedangkan untuk secondary crushing
14-20 dan fine crushing adalah 50-100.
· Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan
2.2.1.b Gyratory Crusher
Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher.
Gerakan dari gyratory crusher ini adalah berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran
berjalan secara terus menerus tanpa selang waktu.
Macam-macam gyratory crusher adalah :
- Suspended Spindel Gyratory Crusher
- Parallel Pinch Crusher
Perbedaan utama jenis ini dari suspended spindel, terletak pada gerakan crushing headnya.
Gerakan crushing head pada parallel pinch menghasilkan bentuk cone yang tajam dengan puncak
dalam keadaan menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan
umpan sepanjang daerah permukaan crushing head.
Kapasitas gyratory crusher tergantung kepada:
- Sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan, dan kerapuhan
- Permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan
material dengan bagian pemecah
- Kandungan air, setting dan gape
2.2.2 Secondary Crushing
Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary crushing , dimana umpan
berukuran lebih kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Beberapa alat untuk
secondary crushing antara lain:
· Jaw Crusher (kecil)
· Gyratory Crusher (kecil)
· Cone Crusher
Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaanya lebih ekonomis. Cone crusher
hampir sama dengan gyratory crusher, perbedaannya terletak pada :
a. Crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa, sehingga luas lubang pengeluaran dapat
bertambah
b. Crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat
dihancurkan dapat dikeluarkan
Macam-macam cone crusher :
o Simon Cone Crusher
Alat ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
o Standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar
o Short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran halus
o Telsmith Gyrasphere Crusher
Crushing head pada alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan cutter shell
bergerak naik turun. Dalam cone crusher, crushing head adalah rata dan perbandingan antara
tinggi dengan diameternya 3:1. Umpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering, karena jika
basah akan mengakibatkan choking.
· Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary
crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inchi. Alat ini
merupakan alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan dengan alat secondary crushing
lainnya.
Pada hammer mill, proses penghancurannya menggunakan shearing stress, sedangkan pada
secondary crushing lainnya menggunakan compressive stress.
· Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-
sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena adanya material
yang masuk dan pengaruh silinder lainnya, maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-
masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada di atas roll akan terjepit dan
hancur.
Bentuk dari roll crusher ada 2 macam, yaitu:
o Rigid Roll
Alat ini porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros
sangat besar. Roll yang berputar hanya 1 saja, tapi ada juga yang keduanya berputar.
o Spring Roll
Alat ini dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil. Dengan
adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat keras,
sehingga tidak dapat dihancurkan dan material tersebut akan jatuh.
Hancurnya material pada roll crushing dibedakan menjadi:
o Choke Crushing
Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll, tetapi juga oleh sesama
material itu sendiri.
o Free Crushin, yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.
2.3 Grinding (Penggerusan)
Sebenarnya proses penggerusan (grinding) ini merupakan tahap dari crushing yaitu fine
crushing. Akan tetapi hal ini dibedakan dikarenakan proses penghancuran material telah mencapai
ukuran yang maksimal yang dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan galian itu sendiri.
Penggerusan merupakan proses lanjutan pengecilan ukuran yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus lagi. Grinding diklasifikasikan menjadi beberapa macam
berdasarkan:
· Bentuk cell
- Cylinder (produk yang ada masih kasar)
Contoh untuk mill berbentuk silinder adalah tube mill. Pada tube mill ini produknya masi agak
kasar dan pada proses penghancurannya perlu ditambahkan air sehingga bercampurnya material
menjadi pulp.
- Conical (produk halus)
Contoh untuk mill bentuk conical adalah hardinge conical mill. Produknya halus, lebih halus
daripada produk yang dihasilkan silinder mill. Untuk hasil akhir grinding memerlukan bola baja
dengan diameter 2-3 inchi. Jumlah bola-bola baja pada ball mill berkisar antara 50-60 % dari
volume mill dan kadang-kadang mencapai 80%.
- Cylindro Conical
Mill jenis ini produknya ada yang halus dan ada yang halus dan ada yang kasar. Bentuk cell
merupakan gabungan antara cylinder dan conical.
· Grinding Media
a. Ball Mill (bola-bola baja)
Contoh untuk mill ini adalah ball mill, yang telah diterangkan pada conical mill.
b. Peable Mill (batu api/flint)
c. Rod Mill (batang-batang baja)
Grinding media pada rod mill adalah batang-batang baja, umpan yang dimasukkan ukurannya
lebih kecil dari ¾ inchi dan produknya berukuran -14 sampai -18 mesh. Umpan berukuran kecil,
karena bila materialnya terlalu besar maka akan menimbulkan cataracting akibatnya batangan baja
akan patah.
Dengan adanya rod maka tidak akan mengalami over grinding, hal ini karena rod tersebut
saling sejajar sehingga umpan yang telah halus tidak akan mengalami penghancuran lagi. Hal ini
dapat dilihat pada distribusi partikel pada rod mill.
2.4 Screening (Pengayakan)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan
penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
• Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
• Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan (undersize).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk
memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan
zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak.
Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus
melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails)
tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering.
• Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
a. Jenis ayakan
b. Cara pengayakan
c. Kecepatan pengayakan
d. Ukuran ayakan
e. Waktu pengayakan
f. Sifat bahan yang akan diayak
• Tujuan dari proses pengayakan ini adalah:
a. Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya.
b. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan (Primary crushing) atau
oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat dilakukan kembali proses
peremukan tahap berikutnya (secondary crushing).
c. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
d. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal sampai
dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk
material yang halus mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
• Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:
a. Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet keras.
b. Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu, tembaga, atau logam
lainnya.
c. Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods).
Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk lingkaran, persegi ataupun
persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan
kecepan gerakan screen.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos ukuran ayakan adalah :
a. Ukuran buhan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang lolos.
b. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki kecepatan dan
kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya
membujur.
c. Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan
terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
d. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat
screen.
• Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:
a. kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
b. Kisaran ukuran ( size range),
c. Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),
d. Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.
e. Ayakan kering atau basah.
Kapasitas screen secara umum tergantung pada: [Kelly,1982]
1. Luas penampang screen
2. Ukuran bahan
3. Sifat dari umpan seperti; berat jenis, kandungan air, temperature
4. Tipe mechanical screen yang digunakan.
Standar ukuran ayakan (screen)
Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud
mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inchi persegi (square inch), sementara jika
dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan merupakan besar material yang diayak.
Perbandingan antara luas lubang bukaan dengan luas permukaan screen disebut prosentase
opening. Pelolosan material dalam ayakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Ukuran material yang sesuai dengan lubang ayakan
2. Ukuran rata-rata material yang menembus lubang ayakan
3. Sudut yang dibentuk oleh gaya pukulan partikel
4. Komposisi air dalam material yang akan diayak
5. Letak perlapisan material pada permukaan sebelum diayak
Jenis-jenis Screening dan Kriterianya
Grizzlies
Shaking screens
Vibrating screens
Revolving screens / trommel
Bagian-bagian Screening Secara Umum
• 1/3 bagian atas permukaan screening : tempat material dijatuhkan
• Bagian opening (pembukaan) :
terdiri dari bagian yang bergerak (screen) dan yang tidak bergerak (penampungan)
• Bagian Penampungan (discharge chutes)
Grizzly Screen
• Umpan yang sangat kasar, jatuh pada ujung atas kisi.
• Bongkahan yang besar akan menggelinding ke bagian ujung dan bongkahan kecil akan jatuh ke
bawah masuk kedalam kolektor (pengumpul) tersendiri.
• Jarak antara setiap batang pada bagian atas dibuat cukup lebar dibandingkan bagian bawah agar
kuat tanpa terjadi penyumbatan oleh bongkahan yang hanya lolos sebagian.
• Jarak antara batang berkisar 2 – 8 in
Shaking Screens
• Ayakan mempunyai bingkai berbentuk segiempat, yang digerakkan Maju Mundur. Keuntungan :
hemat tempat dan energi kecil
• Kerugian : biaya perawatan tinggi dan kapasitas rendah
Vibrating Screens
• Ayakan digerakkan naik turun dengan suatu alat bantu.
• Mempunyai simpangan getaran yang kecil dengan frekuensi getaran sekitar 1200 – 1800
permenit
Revolving Screens / Trommel
• Bentuknya silinder atau kerucut yang miring terhadap horizontal
• Kemiringan ayakan untuk memudahkan pengeluaran partikel kasar.
• Ayakan ini berputar dengan kecepatan rendah, 15 – 20 rpm
http://aswin63.blogspot.com/2012/01/pengolahan-bahan-galian-mineral.html
KOMINUSI
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil,hal
ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor
yang melekat bersamanya.
I. Crushing.
Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan agar
terpisah dengan mineral pengotor yang lain.Beberapa alat yang digunakan :
I.1 Primary Crusher
a. Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw
yang lain (fixed jaw).
Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip
rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang
mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing
jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung kepada titik
tumpunya,bila titik tumpunya di atas disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah disebut
dodge.
b.Impact Crusher
Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme peremukannya.Tipenya ada
berbagai macam.Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan produk yang relative
ideal,sehingga memudahkan pengangkutan dan pemakaian.Selain itu alat ini juga ringkas dan
mempunyai rasio yang cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.
c, Gyratory crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut
berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.Crushing head tersebut
berfungsi memcahkan umpan yang masuk.
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher.Gerakan alat ini
adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai
dengan material yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya
lebih besar dibandingkan dengan jaw.
Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher :
- Ukuran butir
- Kandungan air dari feed
- Kecepatan putaran
- Gape
I.2 Secondary Crusher
Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan dari primary crusher,produk yang
dihasilkan mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”.
Alat yan digunakan :
a.Cone Crusher
b. Disk crusher
c. Spring Roll Crusher
I.3 Fine Crushing
Merupakan tahap penghalusan bijih,produk yang dihasilkan bisa mencapai -325mesh.Alat yang
digunakan :ball mill,chute mill,rod mill
I.4 Special Cruhser
Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut sifat dari bijih tersebut
(contoh :batubara).Alat yang digunakan :Toothad mill,hammer mill
II. Grinding
Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding :
- Mengadakan liberalisasi mineral berharga
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya
Alat yang digunakan :
a.Ball mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan panjangnya,yang
dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja.cara
kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola
baja.Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.
b.Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama dengan
panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat llu jatuh dan menjatuhi
material yang ada dalam rod mill sehingga hancur.
c.Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing
berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya
dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun
yang berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah
casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Lalu digosok menjadi
serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.
d.Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan.Impactor merupakan
mesin pemecah primer untuk batuan dan biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600
ton/jam.Partikel yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi
aksi pukulan.
Oleh : Jefri Hansen, ST
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.com/2011/01/kominusi.html
Jumat, 12 Agustus 2011
KOMINUSI
KOMINUSI
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu bahan galian menjadi lebih kecil,hal
ini bertujuan untuk memisahkan atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor
yang melekat bersamanya.
I. Crushing.
Crushing adalah suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi mineral yang diinginkan agar
terpisah dengan mineral pengotor yang lain.Beberapa alat yang digunakan :
I.1 Primary Crusher
a. Jaw Crusher
Crusher jenis ini terdiri dari dua buah jaw,di mana satu batang bergerak (moveing jaw) ke arah jaw
yang lain (fixed jaw).
Alat ini merupakan contoh paling umum dari mesin peremuk tingkat 1 dengan bentuk yang mirip
rahang atas dan rahang bawah dari seekor binatang,untuk melakukan permukaan,batuan yang
mengandung mineral dijepit di antara dua buah rahang yang terdiri dari fixed jaw dan swing
jaw,lalu dihancurkan dengan gaya tekan remuk.Alat ini mempunyai 2 tipe bergantung kepada titik
tumpunya,bila titik tumpunya di atas disebut titik blake,bila titik tumpunya di bawah disebut
dodge.
b.Impact Crusher
Mesin ini mengunakan impact (benturan) sebagai mekanisme peremukannya.Tipenya ada
berbagai macam.Mesin ini banyak disukai karena dapat menghasilkan produk yang relative
ideal,sehingga memudahkan pengangkutan dan pemakaian.Selain itu alat ini juga ringkas dan
mempunyai rasio yang cukup besar yaitu : 7 : 1 hingga 10 : 1.
c, Gyratory crusher
Mesin ini memiliki rahang bundar (circular jaw).Sebuah crushing head yang berbentuk kerucut
berputar di dalam sebuah funnel shaped casing yang membuka ke atas.Crushing head tersebut
berfungsi memcahkan umpan yang masuk.
Alat ini mempunyai kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan jaw crusher.Gerakan alat ini
adalah kontinyu karena crushing head dari alat ini bergerak dan bergoyang.Alat ini tidak sesuai
dengan material yang lengket seperti lempung karena kurang menguntungkan disebabkan biaya
lebih besar dibandingkan dengan jaw.
Faktor yang mempengaruhi Gyratory Crusher :
- Ukuran butir
- Kandungan air dari feed
- Kecepatan putaran
- Gape
I.2 Secondary Crusher
Adalah tahap penghancuran yang merupakan kelanjutan dari primary crusher,produk yang
dihasilkan mempunyai ukuran 1,5“ – 2,5”.
Alat yan digunakan :
a.Cone Crusher
b. Disk crusher
c. Spring Roll Crusher
I.3 Fine Crushing
Merupakan tahap penghalusan bijih,produk yang dihasilkan bisa mencapai -325mesh.Alat yang
digunakan :ball mill,chute mill,rod mill
I.4 Special Cruhser
Merupakan tahap penghancuran bijih tertentu menurut sifat dari bijih tersebut
(contoh :batubara).Alat yang digunakan :Toothad mill,hammer mill
II. Grinding
Merupakan tahap pengurangan ukuran dalam batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding :
- Mengadakan liberalisasi mineral berharga
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan industri
- Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya
Alat yang digunakan :
a.Ball mill
Mill ini merupakan sebuah silinder horizontal dengan diameter sama dengan panjangnya,yang
dilapisi dengan suatu plat.Alat ini memiliki suatu silinder yang terisi dengan bola baja.cara
kerjanya yaitu dengan diputar,sehingga material yang dimasukkan hancur oleh bola-bola
baja.Biasanya diameter ball mill sama dengan panjang ball mill.
b.Rod mill
Media grinding ini alat ini berupa batang-batang besi/baja yang panjangnyya sama dengan
panjang mill.Cara kerjanya dengan diputar.sehingga batang baja terangkat llu jatuh dan menjatuhi
material yang ada dalam rod mill sehingga hancur.
c.Hammer mill
Penggiling ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing
berbentuk silinder.Umpan masuk dari bagian puncak casing dan dihancurkan,selanjutnya
dikeluarkan melalui bukaan pada dasar casing.Umpan dipecahkan oleh seperangkat palu ayun
yang berada pada piring rotor.Kemudian pecahan ini terlempar pada anvil plate di dalam sebuah
casing sehingga dipecahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Lalu digosok menjadi
serbuk.Akhirnya didorong oleh palu ke luar bukaan.
d.Impactor
Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan.Impactor merupakan
mesin pemecah primer untuk batuan dan biji,dengan kemampuan mengolah sampai 600
ton/jam.Partikel yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus.Pada impactor hanya terjadi
aksi pukulan.
Kominusi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan Bahan galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang biasa dipergunakan
untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral yang berasal dari endapan-endapan
alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih
mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-
sama dalam alam.
Dengan demikian pengolahan bahan galian dapat juga meliputi :
1. Mineral Dressing, yaitu proses pengolahan bahan galian anorganik secara mekanis tanpa
merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau perubahan hanya sebagian
dari sifat fisik mineral tersebut.
2. Extractive Metallurgy, juga merupakan pengolahan bahan galian anorganik, tetapi dalam
prosesnya mineral-mineral tersebut mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat
kimia dan fisik mineral-mineral tersebut.
3. Fuel Technology, yaitu proses pengolahan bahan galian organik dimana dalam prosesnya
mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian dari sifat kimia dan fisik mineral-mineral tersebut.
Secara umum Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian/mineral hasil
penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang
berharga, yang terdapatnya bersama-sama (gangue mineral). Proses Pengolahan berlangsung
secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya
sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :
1. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi sempurna
dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain.
2. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat fisiknya.
Pemisahan bahan galian ini harus bisa sesuai dengan prosedur, dalam artian harus menggunakan
alat-alat pemisah yang sesuai dengan kondisi fisik maupun kondisi kimia bahan galian tersebut, ini
bertujuan agar konsentrat yang ingin dipisahkan dari tailing bahan galian tersebut bisa terpisah
secara sempurna dan bisa lebih optimal dalam proses pemisahannya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan sebuah eksperimen terhadap bahan galian maupun alat-alat yang digunakan dalam
proses pemisahannya agar bisa lebih mengenal proses pengolahan bahan galian dan bisa lebih
mudah mengoperasikan alat-alat dalam pengolahan bahan galian ke depannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengolahan bahan galian acara crushing
dan grinding ini antara lain :
a. Mempelajari cara menghitung persentase berat oversize dan undersize suatu bahan galian.
b. Mempelajari cara menghitung persentase umpan suatu bahan galian yang masuk dalam suatu
alat penghancur ataupun alat pengayak.
1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengolahan bahan galian acara crushing
dan grinding ini antara lain :
• Kertas A4
• Pulpen
• Papan pengalas
• Penggaris
• Hekter
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud
dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih tersebut dari ikatnnya yang
merupakan gangue mineral dengan menggunakan alat crusher atau grinding mill. Kominusi
terbagi dalam 3 tahap, yaitu primary crushing, secondary crushing dan tertiary crushing.
Primary Crushing
Merupakan tahap penghancuran yang pertama, dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar
yang berukuran ± 84 x 60 inchi dan produkta berukuran 4 inchi. Beberapa alat untuk primary
crushing antara lain :
-Jaw Crusher
Alat ini mempunyai dua jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang lainnya tidak
bergerak (fixed jaw). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam :
Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas
Dodge Jaw Crusher, dengan poros di bawah
Perbandingan Dodge dengan Blake Jaw Crusher, yaitu :
Ukuran produkta pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif
seragam
Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil
Pada Dodge Jaw porosnya di bawah sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terbesar
sehingga gaya mekanis dari Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan Blake Jaw
Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama
Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan
Istilah-istilah pada Jaw Crusher, antara lain :
Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang
dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed jaw dengan swing jaw menjadi
lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi maju
mundur
Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik turun
Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle
Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam
Mouth, bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan
Throat, bagian paling bawah yang berfungsi sebagai lubang pengeluaran
Gape, adalah jarak mendatar pada mouth
Set, adalah jarak mendatar pada throat
Closed Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
depan
Open Setting, adalah jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw ekstrim ke
belakang
Throw, selisih jarak pelemparan antara open setting dengan close setting
Nip Angle, sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung antara
jaw dengan batuan
Khusus untuk gape adalah jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth dimana
umpan yang dimasukkan bersinggungan dengan mouth. Jadi besarnya gape selalu berubah-ubah
menurut besarnya umpan.
Pecahnya batuan dari jaw crusher karena adanya :
Daya tahan batuan lebih keci dari gaya yang menekan
Nip angle
Resultante gaya yang arahnya ke bawah
Gaya-gaya yang ada pada jaw crusher, adalah :
Gaya tekan (aksi)
Gaya gesek
Gaya gravitasi
Gaya yang menahan (reaksi)
Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultante gaya akhir arahnya harus ke
bawah, yang berarti material itu dapat dihancurkan. Tapi jika gaya itu arahnya ke atas maka
material itu hanya meloncat-loncat ka atas saja.
Faktor-faktor yangmempengaruhi efisiensi jaw crusher :
Lebar lubang bukaan
Variasi dari throw
Kecepatan
Ukuran umpan
Reduction ratio (RR)
Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan
Reduction ratio merupakan perbandingan antar ukuran umpan dengan ukuran produk. Reduction
ratio yang baik untuk ukuran primary crushing adalah 4 – 7, sedangkan untuk secondary crushing
adalah 14 – 20 dan fine crushing (mill) adalah 50 -100.
Terdapat empat macam reduction ratio, yaitu :
Limiting Reduction Ratio
Yaitu perbandingan antara tebal/lebar umpan dengan tebal/lebar produk
LRR = tF/tP = wF/wP
dimana :
tF = tebal umpan
tP = tebal produk
wF = lebar umpan
wP = lebar produk
Working Reduction Ratio
Perbandingan antara tebal partikel umpan (tF) yang terbesar dengan efective set (Se) dari crusher.
WRR = tF/Se
Apperent Reduction Ratio
Perbandingan antara effective gate (G) dengan effective set (So)
ARR = (0.85 G)/So
Reduction Ratio 80 (R80)
Perbandingan antara lubang ayakan umpan dengan lubang ayakan produk pada kumulatif 80%.
Kapasitas jaw crusher dipengaruhi oleh :
Gravitasi
Kekerasan material
Keliatan material
Kandungan air/kelembaban
Menurut Taggart, kapasitas jaw crusher dinyatakan dalam suatu rumus empiris :
T = 0,6 LS
dimana :
T = kapasitas, ton/jam
L = panjang dari lubang penerimaan
S = lebar dari lubang pengeluaran
Gyratory Crusher
Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher.
Gerakan dari gyratory crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran berjalan
terus menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang proses penghancurannya
tidak continue, yaitu pada waktu swing jaw bergerak ke belakang sehingga ada material-material
yang tidak mengalami penggerusan.
Macam-macam gyratory crusher :
Suspended Spindel Gyratory Crusher
Pararell Pinch Crusher
Perbedaan utama jenis ini dari suspended spindel, terletak pada gerakan crushing head-nya.
Gerakan crushing head pada prarell pinch menghasilkan bentuk cone yang tajam dengan puncak
dalam keadaan menggantung sehingga menghasilkan gerakan berputar yang dapat menghancurkan
umpan sepanjang daerah permukaan crushing head.
Bentuk-bentuk head dan concave pada gyratory crusher adalah :
Straight head and concave
Curved head and concave
Kedua jenis head dan concave ini perbedaanya hanya pada permukaannya, yaitu yang pertama
adalah rata dan yang kedua melengkung.
Kapasitas gyratory crusher lebih besar disbanding dengan jaw crusher pada ukuran umpan yang
sama. Oleh Taggart, kapasitas gyratory dihitung dengan rumus :
T = 0,75So (L - G)
dimana :
T = kapasitas, ton/jam
G = gape, inch
So = open set, inch
Kapasitas gyratory crusher tergantung pada :
Sifat alamiah material yang dihancurkan, seperti kekerasan, keliatan dan kerapuhan
Permukaan concave dan crushing head terhadap umpan akan mempengaruhi gesekan antara
material dengan bagian pemecah (concave dan head)
Kandungan air, seting, putaran dan gape
Perbedaan antara gyratory dan jaw crusher adalah :
Pemasukan umpan, jaw crusher pemasukannya tidak kontinyu sedangkan gyratory kontinyu
Gyratory alatnya lebih besar dan bagian-bagiannya tidak mudah dilepas
Kapasitas gyratory lebih besar dari jaw crusher, karena pemasukan umpan dapat kontinyu dan
penghancurannya merata
Pemecahan pada jaw lebih banyak tekanan, tetapi pada gyratory crusher gaya geseknya lebih besar
walaupun ada gaya tekannya. Pada gyratory kalau berputarnya cepat, produkta yang dihasilkan
relatif kecil.
Secondary Crushing
Merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary crushing, dimana umpan berukuran lebih
kecil dari 6 inchi produkta berukuran 0.5 inchi. Beberapa alat untuk secondary crushing antara lain
:
Jaw Crusher (kecil)
Gyratory Crusher (kecil)
Cone Crusher
Alat ini merupakan secondary crusher yang penggunaannya lebih ekonomis. Cone crusher hampir
sama dengan gyratory crusher, perbedaannya terletak pada :
Crushing surface terluar bekerja sedemikian rupa sehingga luas lubang pengeluaran dapat
bertambah
Crushing surface terluar bagian atasnya dapat diangkat sehingga material yang tidak dapat
dihancurkan dapat dikeluarkan
Macam-macam cone crusher :
Simon Cone Crusher
Alat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Standart crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan yang berukuran kasar
Short head crusher type, yaitu untuk mereduksi umpan berukuran halus
Telsmith Gyrasphere Crusher
Crushing head dari alat ini berbentuk bulat (sphere) yang terbuat dari baja dengan cutter shell
bergerak naik turun. Dalan cone crusher crushing head adalah rata dan perbandingan antara tinggi
dengan diameternya 1 : 3. Unpan dari cone crusher harus dalam keadaan kering karena jika basah
akan mengakibatkan choking.
Hammer Mill
Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary crushing
dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inch. Alat ini merupakan satu-
satunya alat yang berbeda cara penghancurannya dibandingkan alat secondary crushing lainnya.
Pada hammer mill proses penghancuran menggunakan shearing stress, sedangkan pada secondary
crushing lainnya menggunakan compressive stress.
Roll Crusher
Alat ini terdiri dari dua silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendiri-
sendiri. Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam, tapi karena adnya material
yang masuk dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar juga. Putaran masing-
masing silinder tersebut berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll akan terjepit dan
hancur.
Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :
Rigid Roll
Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros
sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi ada juga yang keduanya berputar.
Spring Roll
Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali.
Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur dengan sendirinya bila ada material yang sangat
keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material itu akan jatuh.
Dari gambar diatas diketahui diameter roll (D) dan diameter material (d), gaya normal (N), gaya
tangensial (T) dan resultante (R) dari gaya normal dan gaya tangensial, nip angle (n), setting (s).
Jika resultan arahnya ke bawah maka material akan dapat dihancurkan karena terjepit oleh roll.
Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan menjadi :
Choke Crushing
Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh permukaan roll tetapi juga aoleh sesama
material
Free Crushing
Yaitu material yang masuk langsung dihancurkan oleh roll.
Kecepatan crushing tergantung pada kecepatan pemberian umpan (feed rate) dan macam reduksi
yang diinginkan.
Tertiary Crushing
Tertiary Crushing dilakukan untuk mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat
leberasi mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu untuk mengolah
mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran mineral dengan ukuran yang halus.
Tertiary crushing umunya dilakukan dengan menggunakan alat giling (mill), yaitu silinder dari
baja yang didalamnya diisi grinding media, dan apabila silinder diputar pada as-nya akan terjadi
grinding action.
Dalam pengertiannya grinding berada dengan crushing. Pada crushing penghancurannya
disebabkan oleh gaya tekan (impact) dipakai untuk material yang kasar, sedangkan grinding
penghancurannya oleh gaya gesekan (rubbing) dan biasanya dipakai untuk material yang halus
(max. 6 mesh).
Pada mulanya grinding menunjukkan cara penghancuran dimana suatu benda berat meluncur atau
bergeludung diatas benda lain, sedangkan benda yang akan dihancurkan berada diantaranya. Alat
yang melakukan grinding media yang bersama-sama batuan yang akan dihancurkan dibuat jungkir
balik (tumble) didalam silinder yang berputar, disebut tumbling mill atau Revolving Mill.
Tumbling Mill
Tumbling Mill atau Revolving mill terdiri dari satu shell berbentuk silinder yang pada dinding
dalamnya dilapisi dengan liner (pelapis) dan dimuati grinding media, kemudian diputar pada as-
nya yang horizontal.
Shell silinder dibuat dari plat baja, pelapis liner yang dapat diganti-ganti dibuat dari baja atau
alloy, sedang grinding media terdiri dari bola-bola baja, bola kramik atau batuan yang relative
bulat atau batang-batang baja. Kalau shell silinder yang berisi bola-bola baja dan yang berputar
pada as-nya kedalamnya dimasukkan batuan yang akan dihancurkan melalui lubang pemasukan
pada salah satu ujung silinder, maka produknya keluar melalui lubang pengeluaran pada ujung
yang lain. Kecepatan perputaran shell silinder dibuat sedemikian rupa, sehingga bola-bola baja
terangkut pada dinding silinder dan kemudian jatu bebas menimpa material yang ada didalam
shell silinder.
Karena perputaran shell silinder, maka grinding media mengadakan gerakan :
Berputar menurut sumbunya yang sejajar dengan sumbu shell silinder.
Cascading action, menggelundung (berguling) ke bawah.
Cataracting action, jatuh bebas menurut arah parabola dan menimpa material yang ada
dibawahnya.
Perputaran shell silinder dan gerakan grinding media mengakibatkan tenaga tumbukan dan
menggiling yang akan menghancurkan partikel yang ada dalam Tumbling mill. Proses
penghancuran (grinding) dapat dilakukan dalam keadaan kering atau basah. Partikel-partikel yang
sudah halus dapat keluar dari shell silinder secara overflow (overflow discharge mill) atau melalui
grade, yaitu plat yang berlubang-lubang pada ujung pengeluaran (grade discharge mill).
Kalsifikasi Tumbling mill ini dilakukan berdasrkan grinding media, perbandingan ukuran shell
silinder dan metoda pengeluaran (discharge).
Ball Mill
Ball Mill adalah Tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang kira-kira sama dengan
diameternya dan berisi grinding media berupa bola-bola baja atau alloy. Bentuknya dapat berupa
silinder disebut cylindrical.
Ball Mill atau berbentuk cone disebut conical Ball Mill. Posisi grinding media pada Cylindrical
ball mill terbagi rata sepanjang shell, sedangkan pada conical ball mill terbagi menurut bola-bola
baja yang sama dengan diameter shell. Jadi bola-bola baja yang besar berada pada diameter shell
yang besar untuk menghancurkan partikel besar, sedang bola-bola baja yang kecil (sudah aus)
berada pada cone section dekat ujung pengeluaran untuk menghancurkan partikel yang sudah
halus.
Feed (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inci (max) dan digiling sampai menjadi 50 mesh
(0,29 mm). kalau feed (umpan) makin kecil, maka produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh =
0,074 mm).
Dalam operasi ball mill kecepatan perputan shell silinder harus dibuat setinggi mungkin, tetapi
dihindarkan agar muatanya (grinding media dan batuan) tidak ikut berputar bersama shell silinder.
Rod Mill
Rod Mill bentuknya hamper sama dengan Ball mill, berbentuk shell silinder dengan ukuran
panjangnya lebih besar dari diameternya (1 1/3 – 3 kali), dimuati dengan grinding media berupa
batang-batang baja (stel rod) pengganti bola-bola baja.
Tube Mill
Tube Mill lebih mirip Ball Mill yang panjangnya dan diameternya relative lebih kecil, ukuran
standar 5 ft.6 in. diameter dan 22 ft. panjang. Grinding media biasanya dipakai pebbles (bola-bola
keramik) atau bola-bola besi.
Ball Mill Clasifier Cirkuit
Pada pemakaian Ball Mill di pabrik pengolahan biasanya dirangkaikan secara tertutup dengan alat
classifier. Alat Clasifier ini akan mengkalsifikasikan produk hasil giling alat mill menjadi 2
bagian, yaitu underflow (yang kasar) dan overflow (yang halus). Underflow partikel yang masih
kasar dikembalikan kedalam Ball Mill Untik digiling kembali, sedangkan overflow partikel yang
sudah memenuhi ukuran kehalusan yang diinginkan, dialirkan ke proses selanjutnya. Materual
dikembalikan kedalam Ball Mill disebut juga dengan “Circulating load” sedangkan perbandingan
berat antara material yang dikembalikan dengan umpan (feed) yang baru masuk kedalam Mill
disebut (Circulating Load Ratio).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Cara menghitung persentase umpan suatu bahan galian yang masuk dalam suatu alat penghancur
ataupun alat pengayak yaitu :
Berat Umpan (%) = (berat over / under (%) × berat over / under (ton))/(∑ berat over / under (%))
×100%
Cara menghitung persentase berat oversize dan undersize suatu bahan galian yaitu :
R1 = (berat oversize (%) × berat oversize (ton))/(berat umpan (%) × berat umpan (ton)) ×100%
R2 = (berat undersize (%) × berat undersize (ton))/(berat umpan (%) × berat umpan (ton)) ×100%
ER = (R1 × R2) × 100%
Saran
Diharapkan agar jadwal praktikum pengolahan bahan galian lebih konsisten, sehingga praktikan
bisa lebih siap menghadapi praktikum yang dilaksanakan.
Diharapkan agar literatur-literatur yang digunakan lebih lengkap dan detail, sehingga praktikan
bisa lebih mudah memahami dan mengerti acara praktikum yang dilakukan.
http://abenk-miner.blogspot.com/2011/08/kominusi.html