KOMMAS_PERTEMUAN_13-KEJAHATAN_KOMPUTER_DAN_CYBER_CRIME.pdf

36
KEJAHATAN KOMPUTER DAN CYBER CRIME Materi 12 Komputer dan Masyarakat 1

Transcript of KOMMAS_PERTEMUAN_13-KEJAHATAN_KOMPUTER_DAN_CYBER_CRIME.pdf

KEJAHATAN KOMPUTER

DAN CYBER CRIME

Materi 12

Komputer dan Masyarakat 1

WAJAH KASUS DI INDONESIA

Indonesia pernah menempati urutan ke 2 setelah

Negara Ukraina asal pelaku kejahatan carding

(pembobolan kartu kredit). Dari 124 kasus pembobolan

kartu kredit lewat internet yang dilakukan hacker di

Asia-Pacific, 123 di antaranya dilakukan para

tersangka dari berbagai kota di Indonesia. Sebagian

besarnya ditengarai berasal dari Yogyakarta, Jakarta,

Malang dan Medan. Korbannya sendiri didominasi oleh

mereka yang berdomisili di AS, sebanyak 88 orang.

Bahkan, data tahun lalu menunjukkan adanya

tindakan yang digolongkan sebagai tindak terorisme

dengan mengacak sistem informasi jaringan sebuah

institusi di AS oleh hacker asal Bandung dengan

menggunakan e-mail atau surat elektronik via

internet.

2

PENDAHULUAN (1)

Kejahatan komputer, cyber crime, e-crime, atau

hi-tech crime, semuanya dimaksudkan mengenai

kegiatan kriminal yang menunjukkan bahwa

komputer atau jaringan adalah alat, target atau

tempat kejahatan.

Kategori ini tidak eksklusif dan banyak kegiatan

yang dapat dikarakterisasikan masuk dalam

satu atau lebih kategori tadi.

3

PENDAHULUAN (2)

Tambahan lagi, meskipun istilah kejahatan

komputer atau cyber crime lebih tepat untuk

menjelaskan kegiatan kriminal, dimana

komputer atau jaringan adalah bagian penting

dari suatu kejahatan.

Istilah ini juga kadang-kadang digunakan untuk

menjelaskan kejahatan tradisional seperti

penipuan, pencurian, pemalsuan dan

penggelapan (embezzlement), yang menggunakan

komputer atau jaringan guna memfasilitasi

kegiatan haram.

4

PENDAHULUAN (3)

Kejahatan Komputer dapat didefinisikan secara

luas sebagai kegiatan kriminal yang menyangkut

infrastruktur teknologi informasi, termasuk

1. Akses ilegal (unauthorized access),

2. Data interference (merusak, menghapus,

memperburuk, merubah atau menekan

tanpa ijin dari data komputer), penggunaan

alat, pemalsuan (pencurian identitas–ID) dan

kejahatan/penipuan elektronik.

5

PENDAHULUAN (4)

Contoh yang umum,

1. Apabila seseorang bermaksud untuk mencuri

informasi dari sebuah jaringan komputer,

2. Atau mencuri informasi sehingga

menyebabkan kerusakan jaringan komputer.

Seluruh hal tersebut maya (tidak terlihat),

dimana informasi hanya ada di dalam bentuk

digital dan kerusakan yang secara nyata (real)

tidak ada konsekuensi fisiknya, misalnya

mengakibatkan mesinnya berhenti berfungsi.

6

PENDAHULUAN (5)

Masalah lain adalah kejahatan komputer tidak

terus sejalan dengan perkembangan teknologi.

Hal tersebut memerlukan pemikiran manusia

untuk merubah dan melakukan atau

mengulanginya yaitu dengan melakukan sesuatu

yang menyebabkan kehilangan.

7

KEJAHATAN KOMPUTER

Banyak berita-berita di media massa tentang

kejahatan komputer

Kadang kejahatan komputer dianggap sebagai

‘pahlawan’.

Persepsi tentang kejahatan komputer berubah

karena meningkatnya ketergantungan terhadap

internet.

8

KENAPA TIMBUL KEJAHATAN?

Internet sebagai hasil rekayasa teknologi bukan hanya

menggunakan kecanggihan teknologi komputer tapi juga

melibatkan teknologi telekomunikasi di dalam

pengoperasiannya.

Pada perkembangannya, ternyata penggunaan internet

tersebut membawa sisi negatif, dengan membuka peluang

munculnya tindakan-tindakan anti-sosial dan perilaku

kejahatan yang selama ini dianggap tidak mungkin terjadi.

Sebagaimana sebuah teori mengatakan: "crime is a product

of society its self", yang secara sederhana dapat diartikan

bahwa masyarakat itu sendirilah yang melahirkan suatu

kejahatan.

Semakin tinggi tingkat intelektualitas suatu masyarakat,

semakin canggih pula kejahatan yang mungkin terjadi

dalam masyarakat itu.

9

HACKER (1)

Hacker adalah sebutan untuk orang atau

sekelompok orang yang memberikan sumbangan

bermanfaat untuk dunia jaringan dan sistem

operasi, membuat program bantuan untuk dunia

jaringan dan komputer.

Hacker juga bisa di kategorikan perkerjaan yang

dilakukan untuk mencari kelemahan suatu

system dan memberikan ide atau pendapat yang

bisa memperbaiki kelemahan sistem yang di

temukannya.

10

HACKER (2)

Hacker: membuat teknologi internet semakin

maju karena hacker menggunakan keahliannya

dalam hal komputer untuk melihat, menemukan

dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan

dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam

sebuah software, membuat gairah bekerja

seorang administrator kembali hidup karena

hacker membantu administrator untuk

memperkuat jaringan mereka.

11

CRACKER

Cracker adalah sebutan untuk orang yang

mencari kelemahan sistem dan memasukinya

untuk kepentingan pribadi dan mencari

keuntungan dari sistem yang di masuki seperti:

pencurian data, penghapusan, dan banyak yang

lainnya.

Cracker: merusak dan melumpuhkan

keseluruhan sistem komputer, sehingga data-

data pengguna jaringan rusak, hilang, ataupun

berubah.

12

CYBER CRIME (1)

Parker (1998) percaya bahwa ciri hacker komputer biasanya menunjukkan sifat-sifat berikut :

1. Terlampau lekas dewasa.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

3. Keras hati.

Sementara banyak orang yang beranggapan bahwa hacker adalah orang yang sangat pintar dan muda.

13

CYBER CRIME (2)

Parker masih menyatakan bahwa kita harus berhati-hati membedakan antara hacker sebagai tindakan kriminal yang tidak profesional dengan hacker sebagai tindakan kriminal yang profesional.

Parker menunjukkan bahwa ciri tetap dari hacker adalah tidak dimotivasi oleh materi.

Hal tersebut bisa dilihat bahwa hacker menikmati apa yang mereka lakukan.

14

CYBER CRIME (3)

Banyak diantara hacker adalah pegawai sebuah perusahaan yang loyal dan dipercaya oleh perusahaan-nya, dan dia tidak perlu melakukan kejahatan komputer.

Mereka adalah orang-orang yang tergoda pada lubang-lubang yang terdapat pada sistem komputer.

Sehingga kesempatan merupakan penyebab utama orang-orang tersebut menjadi ‘penjahat cyber’.

15

HACKING VS CRACKING (1)

Kejahatan komputer biasanya diasosiasikan dengan hacker.

Kata ‘hacker’ biasanya menimbulkan arti yang negatif.

Himanen (2001), menyatakan bahwa hacker adalah seseorang yang senang memprogram dan percaya bahwa berbagi informasi adalah hal yang sangat berharga.

Hacker adalah orang pintar dan senang terhadap semua hal.

16

HACKING VS CRACKING (2)

Hacker Jargon File menyatakan bahwa cracker adalah orang yang merusak sistem keamanan sebuah sistem.

Cracker biasanya kemudian melakukan ‘pencurian’ dan tindakan anarki, begitu mereka mendapat akses.

Sehingga muncul istilah white hat dan black hat. Whitehat adalah hacker yang lugu, dan blackhat adalah seperti yang disebutkan di atas sebagai cracker.

Namun demikian, orang lebih senang menyebutkan hacker untuk whitehat dan blackhat, walaupun pengertiannya berbeda.

17

HACKING VS CRACKING (3)

Biasanya hacker-hacker menggunakan tool-tool

yang sudah ada di internet.

Tool tersebut kemudian dijalankan untuk

menyerang sistem komputer.

Hacker berpengalaman membuat script atau

program sendiri untuk melakukan hacking.

18

TARGET HACKING (1)

Database kartu kredit.

Database account bank.

Database informasi pelanggan .

Pembelian barang dengan kartu kredit palsu

atau kartu credit orang lain yang bukan

merupan hak kita (carding).

Mengacaukan sistem.

19

TARGET HACKING (2)

Chat.

Online forums.

Dsb.

Bagaimana kita melakukan monitoring terhadap

komunikasi tersebut ?

20

HACKER DAN HUKUM

Seseorang yang membuka pintu rumah orang

lain, tetapi tidak masuk ke rumah tersebut tidak

akan mendapatkan hukuman yang sama dengan

orang yang masuk ke rumah orang lain tanpa

ijin.

Orang yang masuk rumah orang lain tanpa ijin

tidak akan mendapatkan hukuman yang sama

dengan orang yang mencuri barang orang lain

atau melakukan tindakan pengrusakan di dalam

rumah orang lain.

21

PERTANYAANNYA?

Kapan sebuah tindakan kriminal dianggap sebagai cyber crime?

Apakah semua kejahatan yang menggunakan komputer bisa dianggap sebagai kejahatan komputer?

22

MENENTUKAN KRITERIA

CYBER CRIME

Terdapat 3 buah skenario:

1. Mr X mencuri printer dari sebuah lab

komputer.

2. Mr X masuk ke lab komputer (tanpa izin) dan

kemudian mengintai.

3. Mr X masuk ke lab komputer dimana dia punya

izin untuk masuk, dan kemudian menaruh bom

untuk mematikan sistem komputer di lab.

23

DEFINISI AWAL KEJAHATAN

KOMPUTER

Forester & Morrison (1994) mendefinisikan kejahatan komputer sebagai: aksi kriminal dimana komputer digunakan sebagai senjata utama.

Hal tersebut mengakibatkan ketiga skenario diatas tidak dapat disebut sebagai kejahatan komputer.

Definisi menurut Forester & Morrison di atas mungkin dapat diterima.

Tetapi apakah definisi di atas cukup?

24

DEFINISI AWAL KEJAHATAN

KOMPUTER

Apabila terdapat skenario lain sebagai berikut :

Skenario 4 : Mr X menggunakan komputer untuk menggelapkan pajak penghasilan.

Mr X menggunakan komputer sebagai senjata utama untuk melakukan kejahatan.

Apakah Mr X telah melakukan kejahatan komputer?

Tetapi Mr X dapat dituntut untuk kejahatan yang sama apabila Mr X mengubah secara mannual form pendapatannya dengan menggunakan pensil.

25

DEFINISI KEJAHATAN

KOMPUTER

Girasa (2002), mendefinisikan cyber crime sebagai: aksi kejahatan yang menggunakan teknologi komputer sebagai komponen utama.

Apakah komputer adalah komponen utama yang digunakan Mr X untuk memalsukan pajak penghasilan-nya?

26

DEFINISI KEJAHATAN

KOMPUTER

Tavani (2000), memberikan definisi cyber crime yang lebih menarik, yaitu kejahatan dimana tindakan kriminal hanya bisa dilakukan dengan menggunakan cyber technology dan terjadi di dunia cyber.

Seperti definisi menurut Forester dan Morrison, definisi ini menganggap ketiga skenario di atas tidak termasuk cyber crime.

Definisi ini juga membuat penggelapan pajak (skenario ke-4) tidak termasuk cyber crime.

27

DEFINISI KEJAHATAN

KOMPUTER

Jika kita menyetujui bahwa definisi cyber crime

adalah seperti yang dituliskan oleh Tavani

(2000), kita bisa meng-identitas-kan cyber crime

lebih spesifik.

Kita juga bisa menempatkan kejahatan-

kejahatan dalam beberapa kategori pendekatan.

28

KATEGORI CYBER CRIME (1)

1. Cyber piracy. Penggunaan teknologi komputer

untuk :

a. Mencetak ulang software atau informasi.

b. Mendistribusikan informasi atau software

tersebut melalui jaringan komputer.

2. Cyber trespass. Penggunaan teknologi komputer

untuk meningkatkan akses pada:

a. Sistem komputer sebuah organisasi atau

individu.

b. Website yang di-protect dengan password.

29

KATEGORI CYBER CRIME (2)

3. Cyber vandalism. Penggunaan teknologi

komputer untuk membuat program yang :

a. Mengganggu proses transmisi informasi

elektronik.

b. Menghancurkan data di komputer.

30

CONTOH CYBER CRIME

BERDASARKAN KATEGORI

1. Mendistribusikan mp3 di internet.

2. Membuat virus.

3. Melakukan serangan ke sebuah web.

Jadi,

1 (Cyber piracy): kategori 1

2 (Cyber trespass): kategori 3

3 (Cyber vandalism): kategori 2 dan 3

31

CYBER CRIME VS CYBER-

RELATED CRIME

Banyak kejahatan yang menggunakan teknologi

komputer tidak bisa disebut cyber crime.

Pedophilia dan pornografi bisa disebarkan

dengan atau tanpa menggunakan cyber

technology.

Sehingga hal-hal di atas tidak bisa disebut cyber

crime.

Hal-hal diatas biasanya disebut cyber-related

crime.

32

33

CYBER-RELATED CRIME

a. Penggunaan komputer untuk menggelapkan

pajak.

b. Penggunaan komputer untuk pedophilia

melalui internet.

Pada kasus (a), komputer membantu pelaku

melakukan kejahatan biasa dan tidak

berhubungan dengan komputer, sehingga bisa

disebut cyber-assisted crime.

Pada kasus (b), cyber-technology memainkan

peran yang lebih signifikan, sehingga bisa

disebut cyber-exacerbated crime.

34

PENANGGULANGAN CYBER

CRIME (1)

Beberapa langkah penting yang harus dilakukan

setiap negara dalam penanggulangan cyber crime

adalah :

1. Melakukan modernisasi hukum pidana

nasional beserta hukum acaranya, yang

diselaraskan dengan konvensi internasional

yang terkait dengan kejahatan tersebut.

2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan

komputer nasional sesuai standar

internasional.

35

PENANGGULANGAN CYBER

CRIME (2)

3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian

aparatur penegak hukum mengenai upaya

pencegahan, investigasi dan penuntutan

perkara-perkara yang berhubungan dengan

cyber crime.

4. Meningkatkan kesadaran warga negara

mengenai masalah cyber crime serta pentingnya

mencegah kejahatan tersebut terjadi.

5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik

bilateral, regional maupun multilateral, dalam

upaya penanganan cyber crime, antara lain

melalui perjanjian ekstradisi dan mutual

assistance treaties.

36