Komkes Pd Pasien Marah

download Komkes Pd Pasien Marah

of 5

Transcript of Komkes Pd Pasien Marah

LEMBAR KERJA MAHASISWAKOMUNIKASI KESEHATAN-22Oktavia Tri Astuti130640824

KOMUNIKASI PADA PASIEN MARAH

A. Pengertian Charles rycroft (1979) mendefinisikan marah sebagai suatu reaksi emosional kuat yang didatangkan oleh ancaman, campur tangan, serangan kata-kata, penyerangan jelas, atau frustasi dan dicirikan dengan reaksi gawat dari sistem syaraf yang bebas dengan balasa-balasan serangan atau tersembunyi.

B. Rentang Respon Marah

AsertifFrustasiPasifAgresifKekerasan

1. Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyakiti atau menyalahkan orang lain. Dengan perilaku ini dapat melegakan perasaan pada individu.2. Frustasi merupakan respons yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan.3. Perilaku Pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan marah yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu tuntutan nyata.4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah, merupakan dorongan mental untuk bertindak dan masih terkontrol. Individu agresif tidak mempedulikan hak orang lain. Stres, cemas , harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan yang dapat mengarah kepada perilaku kekerasan.

C. Ciri-ciri Orang MarahHamzah (2001) juga menjabarkan terhadap ciri-ciri orang yang sedang marah, yaitu :1. Ciri pada wajah,berupa perubahan pada kulit menjadi warna kuning pucat, tubuh bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata mmerah, hidung kembung kempis gerakan tidak terkendali.2. Ciri pada lidah,meluncurnya makian, celaan, kata-kata yang menyakitakan, dn ucapan-ucapan yang keji yang membuat orang yang berakal sehat merasa risih untuk mendengarkanya.3. Ciri pada anggota tubuh. Timbulnya keinginan untuk memeukul, melukai, merobek, bahkan membunuh.4. Ciri pada hati,didalam hati akan timbul rasa kebencian, dendam, dan dengki, menyembunyikan keburukan, merasa gembiradalam dukanya. Dan merasa sedih atas gembiranya, memutuskan hubungan dan menjelek-jelekanya.

D. Penyebab MarahMenurutNuh, Hamzah, Hawwa( 1993) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kemarahan yaitu :1. Lingkungan,2. Pertengkaran dan perdebatan3. Senda gurau dengan cara yang batil4. Memusuhi orang lain dengan segala cara5. Congkak dan sombong di muka bumi yanpa hak6. Lupa mengendalikan diri7. Orang lain tidak melaksanakan kewajibannya kepada sipemarah8. Penjelasan orang lain terhadap aibnya9. Mengingat permusuhan dan dendam lama10. Lalai terhadap akibat ditimbulkan oleh marah.

E. Akibat yang Timbulkan1. Bahaya fisiologiAmarah dan kekecewaan yang terjadi akan mempengaruhi kesehatan seseorang. Hal tersebut akan menimbulkan hipertensi, stres, depresi, maag, gangguan pungsi jantung, insomnia kelelahan, bahkan serangan jantung. 2. Bahaya psikologiSecara psikologis amarah dapat membahayakan terhadap manusia kareana akan berimfikasi negatif, amarah juga bisa merusak pola pemikiran menjadi lebih pendek, bahkan dengan marah bisa memutuskan cinta kasih seseorang.3. Bahaya sosialWatak pemarah akan mengakibatkan terjadinya disharmonis, seperti putusnya jalinan cinta kasih, putusnya persahabatan, kehilangan pekerjaan, terkena hukuman pedana, bahkan dengan permusuhan bisa menimbulkan penganiayaan dan pembunuhan.

F. Cara Menghadapi Pasien Maraha. Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan cara mengekspresikan marah yang tepat. Banyak pasien yang mengalami kesulitan mengekspresikan perasaannya, kebutuhan, hasrat, dan bahkan kesulitan mengkomunikasikan semua ini kepada orang lain. Jadi dengan berkomunikasi diharapakan agar pasien mau mengekspresikan perasaannya, lalu tenaga kesehatan menilai apakah respon yang diberikan pasien adaptif atau maladaptif, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan terapi menggambar, sehingga pasien dapat mengekpresikan perasaannya melalui gambar.b. KomunikasiStrategi komunikasi dengan pasien perilaku kemarahan, yaitu: Bersikap tenang Bicara lembut Bicara tidak dengan cara menghakimi Bicara netral dan dengan cara yang konkrit Tunjukkan respek pada pasien Hindari intensitas kontak mata langsung Demonstrasikan cara mengontrol situasi tanpa kesan berlebihan Fasilitasi pembicaraan pasien Dengarkan pasien Jangan buru-buru menginterprestasikan Jangan buat janji yang tidak dapat ditepati Tetap tenang dan dengarkanlah Hindari bersikap defensif, menarik diri atau agresif selama ledakan. Pertahankan nada suara tetap rendah & terkendali. Hindari terlalu banyak tersenyum Refleksikan/katakan ulang apa yg telah dikatakan mencari klarifikasic. Pendampingan psikologisSelain pengobatan dan terapi untuk penyakitnya, kadang pasien juga membutuhkan terapi rohani. Kesehatan fisik erat kaitannya dengan kesehatan mental. Pasien yang terbaring sakit tentu mengalami kejenuhan, kecemasan, keterasingan, tidak berdaya dan bahkan penolakan situasi yang dialaminya saat sakit, masalah keuangan dan terlebih bila penyakitnya sulit disembuhkan.d. Refleksi diri dari petugas kesehatanTak jarang pasien mengeluh sakitnya bertambah parah akibat mendapat pelayanan kesehatan yang kurang ramah, ketus dan tidak menghargai hak - hak pasien. Sebaliknya ada pasien yang merasa sudah sembuh ketika mendapat sapaan yang ramah dan sabar dari petugas paramedis.e. Perubahan lingkunganUnit tenaga kesehatanan sebaiknya penyediakan berbagai aktivitas seperti: membaca, grup program yang dapat mengurangi perilaku pasien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi sosial.f. Tindakan perilakuPada dasarnya membuat kontrak dengan pasien mengenai perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar, dan apa saja kontribusi tenaga kesehatan selama tenaga kesehatanan.

g. PsikofarmakologiIntervensi farmakologi terbukti efektif dalam manajemen perilaku kekerasan. Pemberian pengobatan sebaiknya dilakukan per oral, jika kondisi pasien memungkinkan. Pemberian melalui injeksi intramuskuler meningkatkan resiko efek samping trauma bagi pasien. Pengobatan yang diberikan meliputi obat-obatan golongan anti ansietas dan hipnotik sedatif, antidepresi, stabilasi mood, antipsikotik dan obat-obatan golongan lainnya (Stuart dan Laraia, 2005).h. Managemen krisisBila pada waktu intervensi awal tidak berhasil, maka diperlukan intervensi yang lebih aktif dengan penanganan kedaruratan psikiatri dengan pimpinan tim krisis yang bertanggung jawab selama 24 jam.i. SeclusionPengekangan fisik merupakan tindakan yang terakhir, dimana pengekangan ada dua macam pengekangan fisik secara mekanik atau dengan isolasi pasien.j. Restrain Merupakan terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi mobilitas fisik pasien.

I. Daftar Pustaka1. Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Ketenaga kesehatanan (LP dan SP): Untuk 7 Diagnosis Ketenaga kesehatanan Jiwa Berat Bagi Program S-1 Ketenaga kesehatanan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.2. KOMPASIANA.com. 2014. Pasien Tak (Hanya) Butuh Obat. [online] Available at: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/05/23/pasien-tak-hanya-butuh-obat-459434.html [Accessed: 6 Mar 2014].3. Made Wirnata, 2012.Perilaku Kemarahan Pada Pasien Gangguan Jiwa,http://wir-nursing.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses 7 Maret 20144. Stuart, G. W. dan Laraia, M. T., 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 7th edition. St. Louis: Mosby Year Book.5. Sujono Riyadi dan Teguh Purwanto.2009.Asuhan Ketenaga kesehatanan Jiwa.Yogyakarta:Graha Ilmu