KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH …eprints.perbanas.ac.id/5116/1/ARTIKEL...

14
KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN TERHADAP KINERJA UKM DI JAWA TIMUR ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Program Studi Manajemen Oleh : KHOIRUN NISWATUN ULWIYA NIM : 2015210394 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2019

Transcript of KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH …eprints.perbanas.ac.id/5116/1/ARTIKEL...

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA

D

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN PERENCANAAN

KEUANGAN TERHADAP KINERJA UKM DI JAWA TIMUR

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Manajemen

Oleh :

KHOIRUN NISWATUN ULWIYA

NIM : 2015210394

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2019

1

PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN

TERHADAP KINERJA UKM DI JAWA TIMUR

Khoirun Niswatun Ulwiya

STIE Perbanas Surabaya

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of financial literacy and financial planning on the

performance of SMEs in East Java. Financial literacy has 3 dimensions, first, book keeping is

measured by preparing financial statements, calculating profit levels, managing cash books

and for competitive advantage, and payroll management. Second, debt literacy is measured

by calculating debt and risk interest, estimating installment payments, and comparing debt

terms and conditions. Third, budgeting literacy is measured by preparing a budget, involving

employees in budgeting, budgeting based on previous period performance, and budgeting at

the end of each period. Financial planning is also measured by financial planning for the

short term, medium term, and long term, planning SME income and SME expenditure, while

performance is also measured by increasing profits, turnover and customers. The population

of this study is SMEs in metropolitan clusters namely Surabaya, Sidoarjo, Gresik, and

Mojokerto. The sampling technique used cluster sampling so that there were 177 SME

respondents in East Java. Data was collected using a questionnaire. This technique uses

Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of the analysis

show that SME financial literacy rates are high, SME financial planning is good and SME

performance is high Financial literacy and Financial Planning affect the performance of

SMEs in East Java.

Key word : UKM, Financial Literacy, Financial Planning, Performances

PENDAHULUAN

Usaha Kecil Menengah (UKM) di

Indonesia sangat penting bagi

perekonomian karena mampu menciptakan

lapangan pekerjaan, menambah

pendapatan, mendistribusikan hasil-hasil

pembangunan, dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. UKM terbukti

tidak terpengaruh terhadap krisis pada

tahun 1997-1998. Badan Pusat Statistik

memperlihatkan pasca krisis ekonomi pada

tahun 1997-1998 jumlah UKM tidak

berkurang justru meningkat dan mampu

menyerap 85 juta sampai 107 juta tenaga

kerja sampai tahun 2012 (Bank Indonesia

and LPPI, 2015). Sektor UKM yang sehat

berkontribusi secara signifikan terhadap

perekonomian melalui penciptaan

lapangan kerja, menghasilkan volume

barang dan jasa yang besar, meningkatkan

ekspor dan kesuburan untuk

menumbuhkan inovasi dan keterampilan

kewirausahaan (Lusimbo dan Muturi,

2016).

Mengembangkan kinerja UKM sangat

tidak mudah. Menurut Barbara (2000)

dalam Nasution (2014) mengatakan bahwa

permasalahan bidang manajemen dalam

keuangan, pemasaran, maupun teknologi

sangat berpengaruh terhadap

pengembangan kinerja UKM. Oleh karena

itu, diperlukan upaya yang strategis guna

meningkatkan kinerja dan

keberlangsungan UKM. Salah satu cara

yang dapat dilakukan adalah dengan

meningkatkan pengetahuan pelaku UKM

terhadap pengetahuan keuangan sehingga

2

pengelolaan dan akuntabilitasnya bisa

dipertanggung jawabkan dengan lebih baik

sebagaimana layaknya perusahaan besar.

Pengetahuan keuangan sangat erat

kaitannya dengan literasi keuangan.

Literasi keuangan sangat diperlukan

meningkatkan kinerja UKM digunakan

untuk mengetahui perkembangan

persaingan berhubungan dengan

kemampuan menghitung pendapatan dan

pengeluaran UKM. Adapun beberapa

hambatan yang dihadapi oleh pelaku UKM

yaitu akses pemodalan, akses teknologi,

dan akses pemasaran, sehingga pelaku

UKM kurang bersaing dengan produk

dalam negeri maupun luar negeri.

Kemampuan pelaku UKM kurang

memahami tentang literasi keuangan juga

dapat menghambat kinerja UKM. Terdapat

beberapa dimensi literasi keuangan yaitu

literasi pembukuan, literasi utang, dan

literasi penganggaran.

Pada penelitian Lusimbo and Muturi

(2016) literasi pembukuan dan literasi

utang berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan UKM. Peneliti lain juga

membuktikan bahwa literasi utang dan

penganggaran mempunyai pengaruh

positif signifikan terhadap kinerja UKM

(Mutegi et.al, 2015). Dapat dijelaskan

bahwa semakin tinggi pengetahuan dan

kemampuan tentang literasi keuangan

yang dimiliki pelaku UKM, maka dapat

memudahkan untuk meningkatkan kinerja

UKM. Alasan lain juga diperkuat oleh

penelitian Iramani et al. (2018)

menjelaskan bahwa pembukuan dan

penganggaran dapat digunakan untuk

memprediksi kinerja UMKM secara

keseluruhan, sedangkan Chepngetich

(2016) menemukan bahwa literasi utang

memiliki pengaruh negatif signifikan

terhadap kinerja UKM. Peneliti Mutegi,

Njeru and Ongesa (2015) literasi

pembukuan berpengaruh negatif signifikan

terhadap kinerja UKM.

Selain dipengaruhi oleh literasi

keuangan, kinerja UKM juga dipengaruhi

oleh perencanaan keuangan. Perencanaan

keuangan diakui secara luas sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi

kemampuan keuangan dan kesejahteraan

keuangan. Demikian, keputusan

perencanaan keuangan harus relevan untuk

pengembangan usaha, tidak hanya dengan

berinvestasi tetapi juga melihat dari tingkat

literasi keuangan dan dampaknya.

Hasilnya pada penelitian Susanti et al.,

(2017) tingkat pendidikan, literasi

keuangan dan perencanaan keuangan

berpengaruh positif terhadap perilaku

keuangan UMKM. Membuktikan jika

pelaku UKM mampu merencanakan

keuangan dengan baik, baik dalam hal

menabung, investasi, merencanakan

pendapatan dan pengeluarannya secara

rutin, maka diharapkan kinerja UKM

semakin baik.

KERANGKA TEORITIS DAN

HIPOTESIS

Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM)

Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM)

adalah hasil kerja yang dilakukan seorang

individu dengan tugas yang sudah

diberikan oleh perusahaan dalam waktu

tertentu, yang dihubungkan dengan suatu

ukuran nilai atau standart tertentu, yang

dihubungkan dengan suatu ukuran nilai

atau standart tertentu dari perusahaan

individu tersebut bekerja (Mutegi, Njeru

dan Ongesa (2015)). Sehingga kinerja dan

pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) di seluruh negara, telah

memberikan perhatian besar untuk

ekonomi, pengusaha, pemerintah,

perusahaan modal ventura, lembaga

keuangan dan organisasi non-pemerintah

(Eniola and Ektebang, 2014). Jadi bisa

dikatakan bahwa suatu pencapaian kinerja

berhasil atau tidaknya sesuai dengan

tujuan organisasi yang telah diterapkan.

Literasi Pembukuan

Literasi pembukuan adalah diperlukan

untuk mencatat laporan keuangan agar

mengetahui berapa keuntungan yang di

dapat, sehingga bisa meningkatkan

efektivitas usahanya. Literasi Pembukuan

3

dan akuntansi membagi dua tujuan dasar

yaitu untuk mencatat pendapatan dan

pengeluaran, meningkatkan peluang

menghasilkan keuntungan, dan untuk

mengumpulkan informasi keuangan yang

diperlukan untuk mengajukan berbagai

laporan pajak. Ada persyaratan beberapa

bisnis menggunakan metode tertentu untuk

mengkredit akun yaitu: metode tunai atau

metode akrual. Berdasarkan ukuran bisnis

dan jumlah penjualan, seseorang dapat

membuat buku besar dan laporan sendiri,

atau bergantung pada akuntansi Mutegi,

Njeru dan Ongesa (2015).

Literasi Utang

Literasi utang adalah kemampuan pelaku

UKM untuk menghitung tingkat suku

bunga, memperkirakan berapa angsuran

yang di bayarkan, dan mengetahui resiko

sebelum utang agar tidak mengalami

gulung tikar dalam bisnis tersebut.

Seorang ahli menjelaskan bahwa pelaku

UKM yang pengetahuannya kurang dalam

literasi utang cenderung menghadapi

tantangan yang lebih besar dengan

mengutang, menabung dan mengkredit.

Namun, pelaku UKM yang

pengetahuannya baik dalam literasi utang

akan mengumpulkan jumlah kekayaan

yang lebih banyak tanpa memiliki utang

yang banyak dan menghindari pembayaran

bunga yang tinggi (Mutegi, Njeru dan

Ongesa (2015)).

Pelaku UKM membutuhkan

sumber dana seperti utang atau meminjam

kredit melalui bank, karena dapat

mendorong UKM dalam meningkatkan

kapasitas produksi, bersaing, menciptakan

lapangan pekerjaan dan berkontribusi

untuk meminimalisir kemiskinan di

negara-negara berkembang (Mutegi, Njeru

dan Ongesa, 2015). Sehingga pelaku UKM

akan berhasil jika pengelola memiliki

keterampilan dalam literasi keuangan dan

memahami konsep keuangan yang

mendasar yaitu tingkat suku bunga,

manajemen utang dan pembukuan

(Lusimbo dan Muturi, 2016).

Literasi Penganggaran

Literasi penganggaran adalah kemampuan

pelaku UKM dalam mengestimasi dana

maupun modal untuk merealisasikan

kebutuhan usaha atau bisnis. Menurut

Joshi, Al‐Mudhaki dan Bremser (2003)

melakukan penelitian terhadap 54

perusahaan menengah dan besar di

Bahrain yang berfokus pada perencanaan

dan pengendalian penganggaran,

partisipasi dan penghargaan anggaran, dan

evaluasi kinerja. Peneliti ini menemukan

bahwa peningkatan ukuran perusahaan

mengarah pada penerapan proses

penganggaran yang lebih komprehensif

untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

Perusahaan besar cenderung melakukan

proses anggaran yang terperinci dan

mencapai kinerja yang lebih baik.

Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan adalah tujuan

pelaku UKM yang dilakukan melalui

sebuah perencanaan keuangan yang

disusun dengan baik dalam jangka waktu

yang panjang. Apabila perencanaan

keuangan direncanakan dan dimanfaatkan

dengan baik akan menghasilkan

pendapatan yang meningkat. Kunci untuk

mengoperasikan perusahaan yang sukses

yaitu harus meningkatkan pendapatan dan

meminimalkan pengeluaran agar

perusahaan tetap bertahan dan pemimpin

harus mengawasi setiap pekerjaan

karyawan agar tetap bekerja dengan efisien

dan efektif dalam menjalankan tugas

(Karadag, 2015).

Kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat tercermin pada gambar

di bawah ini:

4

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Metode Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan hipotesis

penelitian terdahulu, terdapat lima variabel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

Variabel bebas (X) terdiri dari:

Literasi pembukuan adalah kemampuan

pelaku UKM untuk mengetahui tentang

pelaku UKM mencatat keseluruhan

transaksi pendapatan dan pengeluaran

sehingga dicatat di laporan pembukuan.

Indikator variabel ini adalah Kemampuan

penyiapan laporan keuangan. Kemampuan

menghitung tingkat keuntungan.

Kemampuan pengelolaan buku kas secara

akurat. Kemampuan pengelolaan buku kas

untuk peningkatan usaha. Kemampuan

pengelolaan buku kas untuk keunggulan

bersaing. Kemampuan pengelolaan

penggajian untuk peningkatan efektivitas

usaha. Kemampuan pengelolaan laporan

keuangan meningkatkan peluang

pendanaan eksternal.

Literasi utang adalah kemampuan

pelaku UKM untuk mengetahui pelaku

UKM dalam mengelola keuangan agar

dapat membayar pinjaman. Indikator

variabel ini adalah Kemampuan

menghitung bunga utang. Kemampuan

perkiraan pembayaran angsuran.

Kemampuan menghitung risiko sebelum

utang. Kemampuan membandingkan

syarat dan ketentuan utang.

Literasi penganggaran adalah

kemampuan pelaku UKM untuk

mengetahui pelaku UKM dalam

mengestimasikan dana maupun modal

untuk realisasi kebutuhan usaha. Indikator

variabel ini adalah Penyiapan anggaran

secara berkala. Melibatkan karyawan

dalam penyusunan anggaran. Penyusunan

anggaran berdasarkan kinerja periode

sebelumnya. Melakukan anggaran dalam

setiap akhir periode.

Pengukuran variabel untuk Literasi

Pembukuan, Literasi Utang, dan Literasi

Penganggaran menggunakan skala likert

yaitu skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS),

skor 2 = Tidak Setuju (TS), skor 3 =

Cukup Setuju (CS), skor 4 = Setuju (S),

dan skor 5 = Sangat Setuju (SS).

Perencanaan keuangan adalah

pengetahuan untuk mengetahui pelaku

UKM menentukan tujuan bisnis dalam

jangka pendek, jangka menengah, dan

jangka panjang untuk merencanakan

peningkatan pendapatan dan

meminimalisir pengeluaran. Indikator

variabel ini adalah Perencanaan keuangan

untuk tujuan jangka pendek. Perencanaan

keuangan untuk usaha jangka menengah.

Perencanaan keuangan untuk usaha jangka

panjang. Perencanaan pendapatan UKM.

Perencanaan pengeluaran UKM.

Pengukuran variabel ini menggunakan

skala likert yaitu skor 1 = Tidak Pernah

(TP), skor 2 = Jarang (J), skor 3 = Kadang-

Kadang (KD), skor 4 = Sering (S), dan

skor 5 = Selalu (SL)

Variabel Terikat (Y):

Kinerja UKM adalah hasil kerja atau

kemampuan seseorang individu yang

sudah bertanggung jawab dalam

5

menyelesaikan pekerjaan tugas di dalam

perusahaan dengan waktu yang sudah

ditentukan. Indikator variabel ini adalah

Peningkatan laba dibanding tahun lalu.

Pendapatan laba lebih tinggi dibanding

pesaing. Peningkatan omset dibanding

tahun lalu. Peningkatan pelanggan

dibanding tahun lalu. Jumlah pelanggan

lebih banyak dibanding pesaing.

Pengukuran variabel ini menggunakan

skala likert yaitu skor 1 = Sangat Rendah

(SR), skor 2 = Rendah (R), skor 3= Cukup

Tinggi (CT), skor 4 = Tinggi (T), dan skor

5 = Sangat Tinggi (ST).

Populasi dalam penelitian ini

adalah Usaha Kecil Menengah (UKM)

yang ada di Jawa Timur. Sampel yang

dipilih cluster metropolitan yaitu

Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan

Mojokerto.

Teknik pengambilan sampel

menggunakan cluster sampling digunakan

untuk menentukan sampel apabila objek

yang akan diteliti atau sumber data sangat

luas. Sampel yang dipilih dengan metode

non probabilitas yaitu dimana tidak semua

anggota populasi dapat menjadi sampel.

Data yang dikumpulkan

berdasarkan data primer yang

dikumpulkan dengan menggunakan

metode survei yakni menyebarkan

kuesioner yang diisi oleh responden

terpilih. Teknik analisis yang digunakan

adalah Partial Least Square-Structural

Equation Modelling (PLS-SEM).

ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas adalah suatu skala

pengukuran yang digunakan untuk

menguji apakah instrumen yang terdapat

dalam penelitian mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur. Suatu skala

pengukuran dapat dikatan valid apabila

dapat melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang

seharusnya diukur. Suatu korelasi

dikatakan valid apabila taraf signifikan

(sig atau p-value < 0,05) atau ada korelasi

antara item dengan total skor, jika skala

dikatakan tidak valid maka tidak

bermanfaat bagi peneliti karena tidak

mengukur apa yang seharusnya dilakukan.

Uji reliabilitas digunakan untuk

menguji konsisten alat ukur dalam

melakukan pengukuran. Alat ukur yang

baik jika dapat digunakan secara konsisten

dari waktu ke waktu. Uji realibilitas dapat

dikatan konsisten jika instrument

penelitian tersebut terbukti reliable jika

memiliki nilai Croancah’s Alpha > 0,6.

Berdasarkan hasil uji validitas dan

uji reliabilitas pada data penelitian yang

telah terkumpul dari kuesioner sebanyak

177 responden dan ternyata semua item

pernyataan dalam kuesioner dapat

dinyatakan valid dan reliabel.

Tabel 1 menjelaskan tentang hasil

dari uji validitas dan realibitas data

penelitian. Berdasarkan tabel tersebut

dapat dijelaskan bahwa uji validitas pada

Average Variance Extracted (AVE)

tertinggi sebesar 0,912 pada variabel Book

Keepingdan terendah 0,503 pada variabel

Perencanaan Keuangan. Uji reliabilitas

terdapat 2 model yaitu pertama, Loading

Factor tertinggi sebesar 0,955 pada item

DL 2 dan terendah sebesar 0,578 pada

item BL2. Kedua, Composite Reliability

tertinggi sebesar 0,966 pada variabel

Budgeting Literacy dan terendah sebesar

0,800 pada variabel Perencanaan

Keuangan.

6

Hasil Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

melakukan penilaian deskriptif atas

masing-masing variabel penelitian, maka

peneliti melakukan pengkategorian

variabel tersebut berdasarkan skalainterval

menurut nilai rata-rata. Tabel 2 adalah

hasil output deskriptif yang telah

dilakukan. Berdasarkan dari hasil deskripif

bahwa variabel Kinerja, Book Keeping,

Debt Literacy dan Budgeting Literacy

mempunyai nilai skala interval sebesar ≥

3,48 dalam kategori tinggi, sedangkan

variabel Perencanaan Keuangan

mempunyai nilai skla interval sebesar 3,65

dalam kategori baik.

Sumber : diolah

7

Tabel 2

Deskriptif Statistik

Variabel Mean Keterangan

Kinerja (K) 3,48 Tinggi

Book Keeping (BK) 3,84 Tinggi

Debt Literacy (DL) 3,54 Tinggi

Budgeting Literacy (BL) 3,51 Tinggi

Perencanaan Keuangan (PK) 3,65 Baik

Hasil Pengujian Hipotesis dan

Pembahasan

Analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis Partial Least

Square-Structural Equation Modelling

(PLS-SEM)

untuk mengetahui pengaruh Literasi

Pembukuan, Literasi Keuangan dan

Perencanaan Keuangan terhadap Kinerja

UKM. Tabel 3 adalah hasil pengujian

untuk path coefficients, p-values dan R-

Square

Literasi Pembukuan adalah

kemampuan pengelola UKM untuk

mencatat keseluruhan transaksi pendapatan

dan pengeluaran sehingga dapat dicatat

pada laporan keuangan. Literasi

Pembukuan terdapat dua tujuan dasar yaitu

untuk mencatat pendapatan dan

pengeluaran, meningkatkan peluang untuk

menghasilkan keuntungan dan untuk

mengumpulkan informasi keuangan yang

diperlukan untuk mengajukan berbagai

laporan pajak. Sistem pembukuan yang

komprehensif memungkinkan pengusaha

untuk dapat mengembangkan laporan yang

akurat dan tepat waktu, dengan

menunjukkan kemajuan dan kondisi bisnis

Hipotesis Keterangan Nilai

Koefisien β P-Values

Hasil

Pengujian

H1 BK K 0,20 0,017 H1 diterima

H2 DL K -0,16 0,003 H2diterima

H3 BL K 0,16 0,014 H3diterima

H4 PK K 0,22 0,001 H4diterima

R-Square = 0,19

Sumber : diolah

Tabel 3

PATH COEFFICIENTS, P-VALUE, DAN R-SQUARE

Keterangan :

K = Kinerja

BK = Book Keeping

DL = Debt Literacy

BL = Budgeting Literacy

PK = Perencanaan Keuangan

Sumber : diolah

8

saat ini (Ezejiofor et. al, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian satu

menunjukkan bahwa Literasi Pembukuan

berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja UKM di Jawa Timur. Artinya

semakin tinggi tingkat kemampuan

pengelola UKM dalam menyusun laporan

keuangan, maka akan semakin baik kinerja

UKM. Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui bahwa responden pelaku UKM

memiliki pengetahuan yang tinggi

mengenai literasi pembukuan. Hal ini

dapat dibuktikan dengan rata-rata skor

responden yaitu 3,84 yang termasuk dalam

kategori tinggi untuk indikator menghitung

tingkat keuntungan yang akan

meningkatkan kinerja UKM. Pelaku UKM

tidak lagi kesusahan dalam melakukan

pencatatan pembukuan secara

konvensional, digital dan melalui aplikasi

yang telah disediakan oleh lembaga yang

berkonstribusi untuk kemajuan UKM.

Hal tersebut sama dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Lusimbo

dan Muturi (2016) menyatakan bahwa

semakin tinggi pemahaman literasi

pembukuan yang diterima seseorang maka

semakin tinggi pula kinerja UKM untuk

mengelola pembukuan dengan baik.

Pembukuan yang baik tidak hanya dinilai

dari seberapa baik catatan disimpan tetapi

seberapa baik catatan yang dilakukan

secara berkala. Literasi pembukuan yang

berkualitas akan meningkatkan kinerja

manajemen keuangan serta aksesibilitas

keuangan oleh usaha kecil.

Hasil penelitian Iramani et al

(2018) menjelaskan bahwa literasi

pembukuan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja UKM. Artinya

kemampuan dalam menyiapkan laporan

keuangan dan mengelola buku kas dengan

baik maka akan meningkatkan

pertumbuhan penjualan. Peningkatan

literasi pembukuan menyebabkan pelaku

UKM lebih sering membuat laporan

keuangan dan mempermudah pelaku UKM

dalam menetukan sumber pendanaan yang

berasal dari eksternal.

Namun, berbeda dengan hasil

penelitian Mutegi, Njeru and Ongesa

(2015) mengutarakan bahwa literasi

pembukuan berpengaruh negatif terhadap

kinerja UKM. Hal ini disebabkan

keterampilan dalam melakukan pencatatan

pembukuan tidak mampu dalam mengatur

pembayaran pinjaman usaha dengan baik,

maka akan menurunkan kinerja UKM.

Variabel selanjutnya, Literasi utang

adalah kemampuan pelaku UKM untuk

menghitung dalam pengelolaan utang.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dua

menunjukkan bahwa literasi utang

berpengaruh negatif signifikan terhadap

kinerja UKM. Artinya bahwa literasi utang

UKM rendah akan meningkatkan kinerja

UKM.

Pengetahuan pelaku UKM tentang

literasi utang yang dimiliki berupa

pengetahuan dalam menghitung bunga

utang, memperkirakan pembayaran

angsuran, mampu menghitung risiko

sebelum utang dan mempu

membandingkan syarat dan ketentuan

sebelum utang, apabila pelaku UKM

menyadari bahwa pengetahun literasi

utang penting akan menjadikan usaha

pelaku UKM meningkat dalam

mengembangkan usaha. Namun, pelaku

UKM tidak mau mengambil risiko maka

pelaku UKM menggunakan modal sendiri

atau menyewa konsultan utang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penemuan Chepngetich (2016) yang

menyatakan bahwa literasi utang

berpengaruh negatif signifikan terhadap

kinerja UKM. Hal ini dibuktikan dengan

pelaku UKM memiliki pengetahuan

literasi utang yang rendah maka mereka

lebih memilih untuk memakai modal

sendiri atau menggunakan jasa konsultan

yang memahami utang demi

keberlangsungan kinerja UKM.

Namun, hasil penelitian ini tidak

mendukung dengan penemuan Mutegi et

al (2015); Lusimbo dan Muturi (2016)

yang menyatakan bahwa literasi utang

berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja UKM. Hasil ini dibuktikan dengan

9

pelaku UKM memiliki kemampuan dalam

mengelola utang yang baik dan

menghindari pembayaran bunga yang

tinggi, sehingga dapat meningkatkan

kinerja UKM. Temuan ini juga tidak

sejalan dengan peneliti Iramani et al

(2018) menyatakan bahwa literasi utang

tidak berpengaruh terhadap kinerja UKM

dikarenakan pelaku UKM menggunakan

bootstrap financing.

Kemudian Literasi penganggaran

adalah kemampuan pelaku UKM dalam

mengestimasi dana maupun modal untuk

merealisasikan kebutuhan usaha atau

bisnis. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa Literasi Penganggaran berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja UKM di

Jawa Timur. Artinya semakin tinggi

tingkat kemampuan pengelola UKM

dalam menyusun anggaran laporan

keuangan, maka akan semakin tinggi juga

kinerja UKM.

Berdasarkan analisis deskriptif

bahwa responden memiliki kemampuan

literasi penganggaran yang tinggi. Hal ini

dapat diketahui dari rata-rata variabel

literasi penganggaran sebesar 3,72 yang

menunjukkan bahwa responden termasuk

ke dalam kategori memiliki pengetahuan

penganggaran yang baik. Rata-rata

tertinggi dari literasi penganggaran yaitu

responden mampu menyiapkan anggaran

secara berkala dengan baik untuk

meningkatkan kinerja UKM.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mutegi et

al (2015) yang menyatakan bahwa literasi

penganggaran berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja UKM. Literasi

penganggaran merupakan penting dalam

mengelola kredit untuk meningkatkan

kinerja UKM. Peneliti Chepngetich (2016)

juga menjelaskan bahwa pelaku UKM

mengikuti pelatihan literasi keuangan

mengenai budgeting untuk memberikan

kontribusi terhadap UKM yang dikelola.

Hasil penelitian Iramani et al (2018)

menemukan bukti bahwa pelaku UKM

yang memiliki kemampuan literasi

penganggaran yang baik akan

mempersiapkan anggarannya dengan baik

pula. Karena pelaku UKM beranggapan

jika anggaran UKM baik maka dapat

meningkatkan kinerja UKM.

Variabel terakhir, Perencanaan

keuangan adalah pengetahuan pelaku

UKM untuk mengetahui dan menentukan

tujuan bisnis dalam jangka pendek dan

jangka panjang. Berdasarkan dari hasil

penelitian empat bahwa perencanaan

keuangan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja UKM di Jawa Timur.

Artinya semakin baik tingkat kemampuan

pengelola UKM dalam merencanakan

keuangan, maka akan semakin tinggi

kinerja UKM. Apabila perencanaan

keuangan direncanakan dan dimanfaatkan

dengan baik akan menghasilkan

pendapatan yang meningkat.Kunci untuk

mengoperasikan perusahaan yang sukses

yaitu harus meningkatkan pendapatan dan

meminimalkan pengeluaran agar

perusahaan tetap bertahan dan pemimpin

harus mengawasi setiap pekerjaan

karyawan agar tetap bekerja dengan efisien

dan efektif dalam menjalankan tugas

(Karadag, 2015).

Perencanaan keuangan memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja UKM.

Artinya pelaku UKM yang memiliki

kemampuan dalam merencanakan

keuangan yang baik maka dapat

memikirkan dalam jangka waktu yang

panjang, karena menurut pelaku UKM

merencanakan waktu jangka panjang

merupakan hal yang terpenting yang sudah

dipersiapkan sejak awal demi

meningkatkan kinerja UKM. Hal ini

mengindikasikan bahwa responden telah

memiliki pengetahuan perencanaan yang

baik, dibuktikan dengan rata-rata variabel

perencanaan keuangan sebesar 3,65 dalam

kategori baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Susanti et al., (2017) bahwa

perencanaan keuangan berpengaruh positif

terhadap perilaku keuangan. Artinya

perilaku keuangan secara tidak langsung

akan berpengaruh terhadap kinerja UKM.

Akan tetapi, penelitian tersebut juga

10

memiliki perbedaan kriteria dengan

penelitian saat ini. Peneliti Susanti et al.,

(2017) menggunakan variabel literasi

keuangan, sedangkan penelitian sekarang

menggunakan variabel literasi keuangan

yang terdapat 3 dimensi yaitu literasi

pembukuan, literasi utang, dan literasi

penganggaran.

Berdasarkan hasil estimasi nilai

koefisien determinasi (R-Square) sebesar

0,19 atau 19 % menunjukkan model lemah

karena memiliki nilai R-Squared (R2) ≤

0,25, sedangkan 0,81 atau 81 %

dipengaruhi oleh faktor lain yang juga

berpengaruh terhadap kinerja UKM di

Jawa Timur.

Faktor lain yang berpengaruh

terhadap kinerja UKM yaitu faktor

eksternal dan faktor internal. Munizu

(2010) Faktor eksternal terdiri dari

kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya

dan ekonomi, serta peranan lembaga

terkait seperti pemerintah, perguruan

tinggi, swasta, dan LSM, sedangkan faktor

internal meliputi aspek SDM, aspek

keuangan, aspek teknis produksi, dan

aspek pemasaran. Pada penelitian tersebut

menyatakan bahwa faktor eksternal dan

faktor internal berpengaruh positif

terhadap kinerja usaha mikro dan kecil

(UMK). Dibuktikan dengan pertumbuhan

usaha UMK dapat ditingkatkan melalui

kemampuan pengusaha dan kebijakan

pemerintah mendorong perkembangan

usaha kecil, dampak sosial budaya, dan

ekonomi, serta pentingnya peranan

lembaga terkait dalam pengembangan

usaha dan kemampuannya dalam

menyesuaikan diri terhadap perubahan-

perubahan kebijakan pemerintah.

Peraturan-peraturan yang dibuat oleh

pemerintah sebaiknya difokuskan untuk

para pelaku UMK untuk memberikan

kemudahan akses permodalan, pelatihan

teknis dan manajerial, kemudahan

perizinan, ketersediaan lokasi usaha, dan

informasi pasar.

KESIMPULAN, KETERBATASAN,

DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh literasi keuangan dan

perencanaan keuang terhadap kinerja

UKM di Jawa Timur. Hasil pengujian

hipotesis pertama membuktikan bahwa

literasi pembukuan berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja UKM. Artinya

semakin tinggi kemampuan dan

pengetahuan pelaku UKM tentang

pencatatan laporan keuangan atau

pembukuan maka akan semakin tinggi

juga kinerja UKM. Hasil pengujian

hipotesis kedua membuktikan bahwa

literasi utang berpengaruh negatif

signifikan terhadap kinerja UKM. Artinya

semakin tinggi kemampuan dan

pengetahuan pelaku UKM tentang utang,

kinerja UKM rendah mengikuti sesuai

dengan kemampuan dan pengetahuan

UKM. Hasil pengujian hipotesis ketiga

membuktikan bahwa literasi penganggaran

berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja UKM. Artinya semakin tinggi

kemampuan dan pengetahuan pelaku

UKM tentang menyusun anggaran maka

akan semakin tinggi juga kinerja UKM.

Hasil pengujian hipotesis keempat

membuktikan bahwa Perencanaan

Keuangan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja UKM. Artinya semakin

baik kemampuan dan pengetahuan pelaku

UKM tentang merencanakan keuangan

maka akan semakin tinggi kinerja UKM.

Terdapat beberapa keterbatasan

dalam penelitian ini yaitu setelah

melakukan pengujian data diketahui model

lemah dibuktikan dengan hasil R-Square

sebesar 0,19 dan Pembagian jumlah

responden tidak merata pada setiap

wilayah.

Saran bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik meneliti tentang kinerja UKM

disarankan menambahkan variabel lain

yang mempengaruhi kinerja UKM, seperti

faktor eksternal dan faktor internal UKM,

sedangkan saran bagi pelaku UKM

diharapkan meningkatkan literasi

pembukuan, literasi penganggaran, dan

perencanaan keuangan untuk peningkatan

kerja yang maksimal. Hal ini disebabkan

11

karena hasil penguji terhadap variabel

tersebut terbukti dapat meningkatkan

kinerja UKM.

DAFTAR RUJUKAN

Chepngetich, P. (2016) ‘Effect of

Financial Literacy and Performance

SMEs. Evidence from Kenya’,

American Based Research Journal,

5(11), pp. 26–35.

Chidi, C. O. and Shadare, O. A. (2011)

‘Managing Human Capital Development

In Small And Medium-Sized Enterprises

For Sustainable National Development In

Nigeria’, 15(2), pp. 95–104.

Culkin, N. and Smith, D. (2000) ‘An

emotional business: a guide to

understanding the motivations of small

business decision takes. Qualitative

Market Research’, Qualitative Market

Research: An International Journal,

3(3), pp. 145–157.

Eniola, A. and Ektebang, H. (2014) ‘SME

firms performance in Nigeria:

Competitive advantage and its impact’,

International Journal of Research

Studies in Management, 3(2), pp. 75–86.

doi: 10.5861/ijrsm.2014.854.

Ezejiofor, R. A., Emmanuel, E. and Olise,

M. C. (2014) ‘The Relevance of

Accounting Records in Small Scale

Business: The Nigerian Experience’,

International Journal of Academic

Research in Business and Social

Sciences, 4(12), pp. 69–82. doi:

10.6007/IJARBSS/v4-i12/1329.

Ghozali, I. (2008) PARTIAL LEAST

SQUARE KONSEP, TEKNIK DAN

APLIKASI. Semarang.

Hair, J. F. et al. (2010) ‘Multivariate Data

Analysis’, Vectors, p. 816. doi:

10.1016/j.ijpharm.2011.02.019.

Imam, G. (2014) Structural Equation

Modeling Metode Alternatif Dengan

PARTIAL LEAST SQUARES (PLS).

Indonesia, B. and LPPI (2015) ‘Profil

Bisnis Usaha Mikro, Kecil Dan

Menengah (UMKM)’, Bank Indonesia

dan LPPI, pp. 5–57.

Iramani et al. (2018) ‘Financial literacy

and business performance improvement

of micro, small, medium-sized

enterprises in East Java Province,

Indonesia’, International Journal of

Education Economics Development,

9(4).

Iramani, I., Suryani, T. and Lindiawati, L.

(2018) ‘SME’s financial literacy: An

overview based on demographic

aspects’, Journal of Economics,

Business & Accountancy Ventura, 20(3),

pp. 283–294. doi:

10.14414/jebav.v20i3.1098.

Joshi, P. L., Al‐ Mudhaki, J. and Bremser,

W. G. (2003) ‘Corporate budget

planning, control and performance

evaluation in Bahrain’, Managerial

Auditing Journal. MCB UP Ltd, 18(9),

pp. 737–750. doi:

10.1108/02686900310500505.

Karadag, H. (2015) ‘Financial

Management Challenges In Small And

Medium-Sized Enterprises: A Strategic

Management Approach’, EMAJ:

Emerging Markets Journal, 5(1), pp.

26–40. doi: 10.5195/EMAJ.2015.67.

Kuncoro, P. P. M. (2013) METODE

RISET UNTUK BISNIS DAN EKONOMI.

Lusimbo, E. N. and Muturi, W. (2016)

‘International Journal of Economics,

Commerce and Management

FINANCIAL LITERACY AND THE

GROWTH OF SMALL ENTERPRISES

IN KENYA: A CASE OF

KAKAMEGA CENTRAL SUB-

COUNTY, KENYA’, IV(6), pp. 828–

845. Available at: http://ijecm.co.uk/.

Munizu, M. (2010) ‘Pengaruh Faktor-

Faktor Eksternal dan Internal Terhadap

Kinerja Usaha Mikro dan Kecil ( UMK )

di Sulawesi Selatan’, JURNAL

MANAJEMEN DAN

KEWIRAUSAHAAN, 12(1), pp. 33–41.

Mutegi, H. K., Njeru, P. W. and Ongesa,

N. T. (2015) ‘Financial Literacy and Its

Impact on Loan Repayment By Small

and Medium Enterprenuers’,

International Journal of Economics,

Commerce and Management, III(3), pp.

1–28.

12

Nasution, A. A. (2014) ‘Kemampuan

Menyusun Laporan Keuangan Yang

Dimiliki Pelaku UKM Dan Pengaruhnya

Terhadap Kinerja UKM’, Riset Akutansi

dan Bisnis, 14(2002), pp. 52–65.

Prof. Dr. H. Ghozali, Imam, M.Com Ph.D,

A. (2014) PARTIAL LEAST SQUARE

KONSEP, TEKNIK DAN APLIKASI

Menggunakan Program SmartPLS 3.0

untuk penelitian Empiris. 2nd edn.

Semarang: Badan Penerbit - Undip.

Rahayu, A. Y. and Musdholifah (2017)

‘Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap

Kinerja Dan Keberlanjutan Umkm Di

Kota Surabaya’, Jurnal Ilmu

Manajemen, 5(2016), pp. 1–7.

Remund, D. L. (2010) ‘Financial Literacy

Explicated : The Case for a Clearer

Definition in an Increasingly Complex

Economy Author ( s ): DAVID L .

REMUND Source : The Journal of

Consumer Affairs , Vol . 44 , No . 2 ,

Second Special Issue on Financial

Published by : Wiley Stabl’, Journal The

Affairs Consumer, 44(2), pp. 276–295.

Susanti, A. et al. (2017) ‘Tingkat

Pendidikan, Literasi Keuangan, Dan

Perencanaan Keuangan Terhadap

Perilaku Keuangan UMKM Di

Surakarta’, Telaah Bisnis, 18(1), pp. 45–

56.

Tambunan, T. (2008) ‘SME development,

economic growth, and government

intervention in a developing country:

The Indonesian story’, Journal of

International Entrepreneurship, 6(4),

pp. 147–167. doi: 10.1007/s10843-008-

0025-7.

UU No. 20 Tahun 2008 (2008) ‘UU No.

20 Tahun 2008’, UU No. 20 Tahun

2008, (1), pp. 1–31.