KOGNISI & EMOSI DALAM BERINVESTASI - reksadana · PDF fileDEFINISI Behavioral Finance adalah...
Transcript of KOGNISI & EMOSI DALAM BERINVESTASI - reksadana · PDF fileDEFINISI Behavioral Finance adalah...
DEFINISI
Behavioral Finance adalah suatu kajian mengenai faktor psikologi yang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Setelah menerima informasi dan fakta, investor mengambil keputusan berdasarkan faktor kognitif dan faktor emosi. Masalahnya kedua
faktor tersebut sangat mudah mengalami bias atau penyimpangan.
Bias kognitif:
Kognisi adalah proses pemahaman, pengolahan, pengambilan kesimpulan atas suatu informasi atau fakta. Bias kognitif menggambarkan
adanya penyimpangan atau kesalahan dalam proses tersebut.
Bias emosional:
Emosi lebih menitikberatkan perasaan dan spontanitas dibandingkan fakta. Bias emosional menggambarkan kesalahan keputusan
karena mengabaikan fakta.
Cheat Sheet 27 Oktober2015
BEHAVIORAL FINANCE :
KOGNISI & EMOSI DALAM BERINVESTASI
RAGAM BIAS KOGNITIF Representativeness Bias
Keputusan investasi yang terlalu cepat tanpa analisa mendalam,
hanya mengandalkan pengalaman masa lalu yang dianggap
dapat mewakili atau menjadi acuan keputusan investasinya saat
ini.
Anchoring & Adjustment Bias
Investor mengacu pada satu informasi tertentu sebagai dasar
pengambilan keputusan dan perubahan investasi.
Availability Bias
Keputusan investasi yang dilakukan semata-mata atas
kemudahan dan ketersediaan (apa yang paling mudah dan
tersedia untuk dilakukan, itulah yang menjadi keputusan akhir).
Seringkali investor meyakini bahwa investor lain pun pasti
melakukan hal yang sama dengan dirinya.
Self-Attribution Bias
Investor menganggap keberhasilan investasi murni berkat
kemampuan dirinya sendiri dalam memprediksi dan
menganalisa. Jika terjadi kegagalan, investor akan selalu
menyalahkan faktor eksternal.
Illusion of Control Bias
Investor percaya dirinya memiliki pengendalian penuh atas
tercapainya kinerja investasi yang dimiliki.
Conservatism Bias
Investor cenderung ‘memaksakan’ penilaian awal dan
menyangkal perubahan kondisi dan informasi yang terjadi atas
investasinya. Hal ini membuat investor lambat bereaksi terhadap
informasi atau fakta terbaru.
Confirmation Bias (Selection Bias)
Investor cenderung hanya mencari informasi yang mendukung
pandangannya atas keputusan investasi, dan mengabaikan
informasi yang bertentangan.
Hindsight Bias
Investor cenderung hanya mengingat dan melebih-lebihkan
keberhasilan pengalaman investasi di masa lalu namun
melupakan - dan tidak belajar dari - kegagalan yang pernah
terjadi.
RAGAM BIAS EMOSI Overconfidence Bias
Keputusan investasi yang dilakukan karena kepercayaan diri
investor yang terlalu berlebihan atas prediksi dan informasi yang
dimilikinya.
Loss Aversion Bias
Investor yang merasa dampak kerugian investasi lebih besar
dibandingkan kepuasan atas keuntungan investasi. Akibatnya,
investor rela untuk terus mempertahankan investasi yang tidak
menguntungkan.
Self-Control Bias
Investor tidak memiliki disiplin yang memadai terhadap proses
dan tujuan investasi yang telah dibuatnya sendiri.
Status-Quo Bias
Perasaan nyaman yang membuat investor tidak mau mengubah
atau melakukan penyesuaian investasi.
Endowment Bias
Investor menilai investasi dari sisi sentimental (intangible), dan
mempertahankannya apa pun kondisinya..
Regret-Aversion Bias
Investor takut mengambil keputusan investasi karena takut akan
dampak yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi.
Greed Bias
Keinginan untuk terus mendapatkan keuntungan, meskipun
harus melampaui batas kemampuan investasi yang dimiliki oleh
investor.
Kebanyakan investor sudah tidak asing lagi dengan istilah
greed dan fear, yang menggambarkan faktor emosional
dalam pengambilan keputusan investasi. Sebenarnya ada dua
faktor yang tercakup dalam konsep behavioral finance, yaitu
kognitif dan emosional. Kita akan bahas keduanya pekan ini.
Cheat Sheet 27 Oktober 2015
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RISIKO. CALON INVESTOR WAJIB
MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK
MENCERMINKAN KINERJA MASA DATANG.
Dokumen ini disusun berdasarkan informasi dari sumber yang dapat dipercaya oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak menjamin keakuratan, kecukupan, atau kelengkapan informasi dan materi yang diberikan. Meskipun dokumen ini telah dipersiapkan dengan seksama, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan yang timbul, baik terhadap atau diderita oleh orang atau pihak apapun dan dengan cara apapun yang dianggap sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan atas dasar keseluruhan atau sebagian dari dokumen ini. Reksa Dana Manulife adalah Reksa Dana domestik yang ditawarkan dan dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Penawaran Reksa Dana tidak didaftarkan sesuai dengan hukum dan peraturan lainnya selain yang berlaku di Indonesia. Investasi pada Reksa Dana bukan merupakan deposito maupun investasi yang dijamin atau diasuransikan oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau afiliasinya, dan tidak terbebas dari resiko investasi, termasuk di dalamnya kemungkinan berkurangnya nilai awal investasi. Nilai unit penyertaan Reksa Dana serta hasil investasinya dapat naik atau turun. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan izin dari Bapepam No. Kep-07/PM/MI/1997 tertanggal 21 Agustus 1997. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari Manulife Asset Management. Informasi selengkapnya mengenai Manulife Asset Management dapat ditemukan di www.manulifeam.com. Manulife Asset Management, Manulife, dan desain logo Manulife adalah merek terdaftar dari The Manufacturers Life Insurance Company dan digunakan oleh Manulife dan afiliasinya.4000
KESIMPULAN
Faktor bias kognitif dan emosional banyak berperan dalam
pengambilan keputusan investasi, apalagi dalam kondisi pasar finansial
yang sedang berfluktuatif, terutama bias emosional. Di lain pihak, bias
kognitif lebih dapat diminimalkan melalui edukasi finansial dan
investasi. Untuk itu selain mengenali profil risiko, sebaiknya investor
juga mulai belajar untuk mengenali faktor-faktor bias yang dapat
terjadi dalam pengambilan keputusan.
Sources :
M Pompian, Behavioral Finance and Wealth Management (New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc)
SchweserNotes, Ethical & Professional Standards, Behavioral Finance, and
Private Wealth Management (Kaplan Inc)