KodeEtikaLIPI (Final)

19
  

Transcript of KodeEtikaLIPI (Final)

Page 1: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 1/19

 

 

Page 2: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 2/19

 

 

Penerbit : LIPI Press, anggota IKAPI 

©2007, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Pusat Penelitian Perkembangan IptekGedung Widya Graha LIPI, Lt. 8

 Jalan Gatot Subroto No. 10, JakartaTel/Fax: (021) 520 1602E-mail: [email protected] 

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan

Kode Etika Peneliti/ penyusun: Majelis Profesor RisetLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(MPR-LIPI) -- Jakarta. LIPI Press, 2007

iv+13 hlm.; 14.8 X 21 cm – (etika peneliti)

ISBN 979 - 799 - 123 - 7

Page 3: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 3/19

 

 

1. Etika 2. PenelitiI. Judul

ISI

Sambutan Kepala LIPI

I. Kode Etika Peneliti

II. Penjelasan Kode Etika Peneliti

III. Pedoman Penegakan Kode Etika Peneliti

Page 4: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 4/19

 

 

Sambutan Kepala LIPI

ada hari ulang tahun LIPI ke 40 ini, saya menyambut gembira telah tersusunKode Etika Peneliti, sebagai upaya: (i) memelihara nurani (conscience) tentangnilai-nilai luhur yang seharusnya tertanam berarkar (embedded) dalam diripeneliti; (ii) mendidik para peneliti muda menghormati nilai-nilai yang harus

dipegang teguh dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penelitiansesuai baku ilmiah, dan; iii) membangun iklim penelitian yang sehat, kuat danbermartabat dilingkungan LIPI khususnya serta dalam kehidupan pergaulanilmiah umumnya.

Penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada Majelis Profesor Riset (MPR)LIPI yang telah menyusun Kode Etika Peneliti ini dengan semangat utuhtransparan, hormat sasama, tanggungjawab dan rasa keadilan. Nilai-nilai yangterkandung dalam Kode Etika Peneliti ini perlu dipahami dan ditegakkan secarakonsisten dan menjadi tanggungjawab semua jajaran LIPI dalam menjaga

kehormatan LIPI sebagai lembaga ilmiah nasional.Kemunculan masalah baru dalam etika akan mengikuti perkembangan dankemajuan penelitian dalam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Kode EtikaPeneliti ini perlu tetap terbuka untuk penyempurnaan di masa depan. Namun,pada usia LIPI yang matang sekarang suatu “kehidupan ilmiah baru” harusdimulai dengan menindaklanjuti pedoman penegakan etika yang digariskandalam buku Kode Etika Peneliti ini, khususnya di lingkungan LIPI.

 Jakarta, 23 Agustus 2007.

Umar Anggara Jenie

.

P

Page 5: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 5/19

 

 

I. Kode Etika Peneliti

A. MUKADIMAH 

eneliti ialah insan yang memiliki kepakaran yang diakui dalam suatu bidangkeilmuan. Tugas utamanya ialah melakukan penelitian ilmiah dalam rangkapencarian kebenaran ilmiah. Kreativitas peneliti melahirkan bentuk pemahamanbaru dari persoalan-persoalan di lingkungan keilmuannya dan menumbuhkankemampuan-kemampuan baru dalam mencari jawabnya. Pemahaman baru,kemampuan baru, dan temuan keilmuan menjadi kunci pembaruan dankemajuan ilmu pengetahuan.

Ilmuwan-peneliti berpegang pada nilai-nilai integritas, kejujuran dan keadilan.Integritas peneliti melekat pada ciri seorang peneliti yang mencari kebenaranilmiah. Dengan menegakkan kejujuran, keberadaaan peneliti diakui sebagaiinsan yang bertanggungjawab. Dengan menjunjung keadilan, martabat penelititegak dan kokoh karena ciri moralitas yang tinggi ini.

Penelitian ilmiah menerapkan metode ilmiah yang bersandar pada penalaranilmiah yang teruji. Sistem ilmu pengetahuan modern merupakan sistem yangdibangun atas dasar kepercayaan. Bangunan sistem nilai ini bertahan sebagaisumber nilai obyektif karena koreksi yang tak putus-putus yang dilakukansesama peneliti.

Sesuai dengan nilai-nilai tersebut seorang peneliti memiliki empattanggungjawab, yaitu:

(1) terhadap proses penelitian yang memenuhi baku ilmiah;

(2) terhadap hasil penelitiannya yang memajukan ilmu pengetahuan sebagailandasan kesejahteraan manusia;

(3) kepada masyarakat ilmiah yang memberi pengakuan di bidang keilmuanpeneliti tersebut itu sebagai bagian dari peningkatan peradaban manusia,dan;

(4) bagi kehormatan lembaga yang mendukung pelaksanaan penelitiannya.

Page 6: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 6/19

 

 

Kode Etika Peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan hidup,terutama yang berkenaan dengan proses penelitian untuk pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Ini menjadi suatu bentuk pengabdian danketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. KODE ETIKA PENELITI 

B.1. Kode Etika dalam Penelitian

1.  Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk

memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkaninovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.

2.  Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yangdiperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukankepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait denganpenelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasimanusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya.

3.  Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah

tersedianya sumber daya keilmuan baginya.

B.2. Kode Etika dalam Berperilaku

1.  Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan berkeadilanterhadap lingkungan penelitiannya.

2.  Peneliti menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayatidan non-hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodrat dankarakter obyek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpa menimbulkanrasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan.

3.  Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesamapeneliti terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatan danperlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling menghormati melaluidiskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang obyektif.

B.3. Kode Etika dalam Kepengarangan

1.  Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnyasecara bertanggung-jawab, cermat dan seksama.

2.  Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasipendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap

1

Page 7: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 7/19

 

 

dan diperolehnya, disampaikan ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dansekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau berganda atau diulang-ulang.

3.  Peneliti memberikan pengakuan melalui: (i) penyertaan sebagai penulis

pendamping; (ii) melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain;dan/atau (iii) dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepada penelitiyang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya, yang secara nyatamengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud, dan mengikuti dari dekat

 jalannya penelitian itu.• 

II. Penjelasan Kode Etika Peneliti

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

enjelasan berikut ini merupakan uraian cara pandang dan pemaknaaanberbagai pernyataan penting yang ada di Kode Etika Peneliti, LIPI. Penjelasan inidapat digunakan oleh penyelenggara LIPI sebagai landasan dan alat dalampendidikan ilmuwan-peneliti LIPI seutuhnya.

Penjelasan ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti kewajiban siapapun yangberkepentingan dengan kode etika umumnya. Penjelasan kode etik peneliti initidak menggantikan peraturan manapun, baik berkenaan dengan etika para

karyawan dan maupun aturan pelaksanaan pekerjaan yang tidak berkaitanlangsung dengan pelaksanaan penelitian ilmiah.

Penjelasan ini menyimak, merujuk dan belajar dari sumber-sumber pertamayakni realitas dan harapan di lingkungan LIPI dan sumber lain dalam berbagaitopik yang berkenaan. Topik tersebut meliputi, antara lain, prinsip-prinsip etikakeilmuan, dimensi etika dalam cakupan penelitian keilmuan, dan ramba-rambumenghindari kasus malalaku keilmuan di lingkungannya.

A. Etika dalam Penelitian

1 Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untukmemajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkaninovasi bagi peningkatan kesejahteraan manusia dan peradaban.

Dalam pencarian kebenaran ilmiah peneliti menjunjung sikap ilmiah: (i) kritisyaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji; (ii) logis yaitu memilikilandasan berpikir yang masuk akal dan betul, dan; (iii) empiris yaitu memilikibukti nyata dan absah. Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah: (i)

kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang mungkin

P

 

2

Page 8: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 8/19

 

 

membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi danmenghasilkan inovasi, dan (ii) keterbukaan memberi semua informasi kepadaorang lain untuk memberi penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuanimiah tanpa membatasi pada informasi yang membawa ke penilaian dalam satuarah tertentu.

Dalam menghasilkan sumbangan dan/atau penemuan ilmiah yang bermanfaatbagi peningkatan kesejahteraan manusia dan peradaban, peneliti harus teguhhati untuk: (i) bebas dari persaingan kepentingan bagi keuntungan pribadi agarhasil pencarian kebenaran dapat bermafaat bagi kepentingan umum; (ii) menolakpenelitian yang berpotensi tidak bermanfaat dan merusak peradaban, sepertipenelitian bersifat fiktif, membahayakan kesehatan masyarakat, berisikopenghancuran sumber daya bangsa, merusak keamanan negara dan mengancamkepentingan bangsa; dan (iii) arif tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam

berhadapan dengan kepekaan komunitas agama, budaya, ekonomi dan politikdalam melaksanakan kegiatan penelitian.

2. Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak denganmendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkaitdengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya.

Muatan nilai dalam suatu penelitian dapat dikembalikan pada tindakan yangmengikuti aturan keemasan, atau asas timbal-balik, yaitu “berlakulah ke orang lainhanya sepanjang Anda setuju diperlakukan serupa dalam situasi yang sama.Aturanya adalah: (i) peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang darimetodologi penelitian yang ada, dan; (2) pelaksanan penelitian mengikutimetode ilmiah yang kurang lebih baku, dengan semua perangkat pembenaranmetode dan pembuktian hasil yang diperoleh.

Dalam mencapai tujuan mulia dengan segala kebebasan yang mendasarnya,peneliti perlu: (i) menyusun pikiran dan konsep penelitian yang

dikomunikasikan sejak tahapan dini ke masyarakat luas, dalam bentuk diskusiterbuka atau debat publik untuk mencari umpan balik atau masukan; (ii)memilih, merancang dan menggunakan bahan dan alat secara optimum, dalamarti penelitian dilakukan karena penelitian itu merupakan langkah efektif untukmencari jawab dari tantangan yang dihadapi; tidak dilakukan bila tidakdiperlukan, dan tidak ditempuh sekedar untuk mencari informasi; (iii)melakukan pendekatan, metode, teknik dan prosedur yang layak dan tepat-sasaran; dan (iv) menolak pelaksanan penelitian yang terlibat pada perbuatantercela yang merendahkan martabat peneliti.

 

3

Page 9: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 9/19

 

 

3. Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung  jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerahtersedianya sumber daya keilmuan baginya.

Peneliti berbuat untuk melaksanaan penelitian dengan asas manfaat, baik ituberarti (i) hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya lain; (ii)menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang mahal,tidak dapat diganti dan butuh waktu panjang untuk pengadaan kembali agartetap bekerja baik; dan; (iii) menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahandan gangguan lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yangdapat merugikan kepentingan umum dan lingkungan.

Peneliti bertanggungjawab atas penyajian hasil penelitiannya sehingga

memungkinkan peneliti lain untuk mereproduksinya agar mereka dapatmemperbandingkan kehandalannya. Untuk itu, peneliti harus mencatat danmenyimpan data penelitian dalam bentuk rekaman tahan lama denganmemperhatikan segi moral dalam perolehan dan penggunaan data yangseharusnya disimpan peneliti. Peneliti boleh jadi harus menyimpan data mentahselama jangka waktu yang cukup panjang setelah dipublikasikan, yangmemungkinkan peneliti lain untuk menilai keabsahannya.

B. Etika dalam Berperilaku

1. Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani danberkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya.

 Jujur, bernurani dan berkeadilan adalah nilai yang inheren dalam diri peneliti.Peneliti mewujudkan nilai semacam ini dengan: (1) perilaku kebaikan, misalnyasesama peneliti memberi kemungkinan pihak lain mendapat akses terhadapsumber daya penelitian (kecuali yang bersifat rahasia) baik untuk melakukanverifikasi maupun untuk penelitian lanjutan; dan (2) perilaku hormat pada

martabat, misalnya, sesama peneliti harus saling menghormati hak-hak penelitiuntuk menolak ikut serta ataupun menarik diri dalam suatu penelitian tanpaprasangka..

Peneliti yang jujur dengan hati nurani akan menampilkan keteladanan moraldalam kehidupan dan pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi bagi keselamatan manusia dan lingkungannya,sebagai pengabdian dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keteladananmoral itu seharusnya tampak dalam perilaku tidak melakukan perbuatan tercelayang merendahkan martabat peneliti sebagai manusia bermoral, yang dalammasyarakat tidak dapat diterima keberadaannya, seperti budi pekerti rendah,

 

4

Page 10: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 10/19

 

 

tindak tanduk membabi buta dan kebiasaan buruk, baik dalam pelaksanaanpenelitian maupun pergaulan ilmiah.

2. Peneliti menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayatidan non-hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan kodratdan karakter obyek penelitiannya, tanpa diskriminasi dan tanpamenimbulkan rasa merendahkan martabat sesama ciptaan Tuhan.

Obyek manusia dalam suatu penelitian sosial dan sumber daya alam dalamsuatu percobaan in vivo dan in vitro merupakan sumber daya umum dalampenelitian. Perlakuan tidak hormat pada manusia dan kejam terhadap sumberdaya hayati merupakan pelanggaran etika. Secara umum peneliti tidak untuk

menyakiti baik secara fisik maupun secara psikis obyek hidup baik manusiamaupun sumber daya hayati. Semua harus diperlakukan secara bermoral.

Kebebasan peneliti dalam menentukan arah penelitiannya dijamin sebagaibagian dari kedudukan peneliti dalam masyarakat. Walaupun begitu, kebebasanini tidak dapat dikompromikan dengan sikap dan tata cara mendiskriminasi,menstigmatisasi obyek atau lingkungan penelitiannya. Bahkan alasan untukkebaikan sasaran penelitian tidak dapat digunakan untuk memanipulasi

 jalannya penelitian atau data penelitian yang tidak jujur, yang menyimpang daritradisi cermat dan teliti.

3. Peneliti membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesamapeneliti terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatandan perlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling menghormatimelalui diskusi dan pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang obyektif.

Dalam penelitian ilmiah, diskusi secara terbuka dan secara jujur mutlakdiperlukan untuk memajukan ilmu pengetahuan. Diskusi harus bebas dari

tekanan kekuasaan dan netral dari kepentingan sepihak baik politik, sosial danbudaya. Diskusi harus bebas dari kecemburuan pribadi dan kecemburuanprofesional, persaingan dan silang pendapat tidak sehat, serta pertentangankepentingan.

Peneliti dituntut untuk menampilkan kerjasama membangun yang menyumbangdengan berbagi keahlian dan pengetahuan dalam penelitian bersama atau kerjatim. Adalah perilaku yang melanggar prinsip etika penelitian, bila dan jikapeneliti mementingkan diri sendiri dalam penelitian bersama tanpa kesediaanuntuk berbagi pengetahuan dalam melaksanakan suatu penelitian bersama.

 

5

Page 11: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 11/19

 

 

Sesama peneliti bersikap saling menghormati melalui diskusi ilmiah obyektifdalam batas sopan santun peneliti yang bermartabat, menghindari diskusi yangdapat mengarah pada nalar keilmuan semu, yang bermuatan ancaman psikisdan kekerasan fisik. Peneliti senior selaku mentor juga menjadi teladan disiplin,tanggung jawab dan perilaku sopan dalam ikut menumbuhkan kreativitaspeneliti yunior dan peneliti yunior harus berperilaku santun menghormatibimbingan keilmuan peneliti seniornya .

C. Etika dalam Kepengarangan

1. Peneliti mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitianilmiahnya secara bertanggung-jawab, cermat dan seksama.

Pengetahuan ilmiah bersifat kumulatif dan dibangun atas sumbangan sejumlahbesar peneliti dan akademisi sepanjang masa. Pengakuan sumbangan berbentukpujian, kutipan atau sebagai kepengarangan bersama harus disebutkan jikagagasan-gagasan penyumbang telah mempengaruhi secara berarti isi karanganseorang peneliti.

Tanggungjawab kepengarangan adalah untuk memastikan hak kepengaranganbeserta keuntungan-keuntungan yang melekat padanya. Peneliti menerimatanggung-jawab yang terikat pada kepengarangan. Peneliti memberi sumbangan

ilmiah bermakna, yaitu: (i) konsep, rancangan, analisis, dan penafsiran data; (ii)menulis naskah atau merevisi secara kritis substansi penting, dan; (iii)mengarang “pendahuluan/prolog“ (sebagai penyunting) karena otoritaskeilmuannya yang diakui oleh komunitas ilmiah. Untuk itu ia memberikanpersetujuan final untuk penerbitan suatu karya tulis ilmiah dimaksud.

Hak kepengarangan terikat dengan tanggungjawab publik, yaitubertanggungjawab terhadap keseluruhan isi karangan. Meskipun penelitimemberikan sumbangan terbatas sesuai dengan bidang keahliannya dalamkarangan bersama, peneliti bertanggungjawab memahami keseluruhan bagian

meskipun bukan merupakan keahliannya. Pengarang-bersama semuabertanggung-jawab atas segala pernyataan yang dikemukakan dalam karanganbersama.

Peranan yang tidak substansial seperti membantu pengumpulan, pengolahan,dan penyediaan data serta membantu dan/atau mensupervisi pengelolaanpenelitian tidak dapat menjadi alasan namanya disebut sebagai pengarang karyatulis ilmiah dari penelitian dimaksud.

Dalam dunia ilmiah tidak dikenal istilah “kepengarangan kehormatan“ untukpenghormatan ketokohan seseorang yang berperan sebagai penyandang dana,pemberi sambutan, pemimpin unit kerja, pengelola program/proyek. Dalam

 

6

Page 12: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 12/19

 

 

dunia keilmuan juga tidak dikenal “kepengarangan patron“ yaitu, menjadipengarang tunggal atau pengarang utama dari karya para peneliti yunior yangdibimbing oleh peneliti senior. Untuk pengakuan sumbangan ketokohan dankesenioran seseorang yang tidak memberikan sumbangan intelektual bermaknadapat berupa ucapan terimakasih, tetapi bukan memperoleh hak kepengarangan.

2. Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya, informasipendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan baru yang terungkap dan diperolehnya, disampaikan ke dunia ilmu pengetahuanpertama kali dan sekali, tanpa mengenal publikasi duplikasi atau bergandaatau diulang-ulang.

Plagiat sebagai bentuk pencurian hasil pemikiran, data atau temuan-temuan,termasuk yang belum dipublikasikan, perlu ditangkal secara lugas. Plagiarismesecara singkat didefiniskan sebagai “mengambil alih gagasan, atau kata-katatertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niatmenjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil“. 

Dari rumusan ini plagiat dapat juga terjadi dengan pengutipan dari tulisanpeneliti sendiri (tulisan terdahulunya) tanpa mengikuti format merujuk yangbaku, sehingga dapat saja terjadi auto-plagiarism. Informasi atau pengetahuankeilmuan baru, yang diperoleh dari suatu penelitian, menambah khazanah ilmupengetahuan melalui publikasi ilmiahnya. Karenanya tanpa tambahan informasiatau pengetahuan ilmiah baru, suatu karya tulis ilmiah hanya dapatdipublikasikan “pertama kali dan sekali itu saja“. Selanjutnya, sebagai bagiandari upaya memajukan ilmu pengetahuan, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikanrujukan untuk membangun-lanjut pemahaman yang awal itu.

3. Peneliti memberikan pengakuan melalui (i) penyertaan sebagai penulispendamping; (ii) melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain; dan/atau (iii) dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepadapeneliti yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya, yang 

secara nyata mengikuti tahapan rancangan penelitian dimaksud, danmengikuti dari dekat jalannya penelitian itu.

Unsur penting yang melekat pada aspek perilaku seorang peneliti meliputi: (i) jujur : menolak praktek merekayasa data ilmiah atau memalsukan data ilmiah,bukan saja karena secara moral itu salah (=tidak jujur), tetapi karena praktek iniakan menghasilkan kesalahan-kesalahan, yang mendorong rusaknya iklimkepercayaan yang menjadi dasar kemajuan ilmu pengetahuannya sendiri, sepertimengabaikan hak milik intelektual atas pemikiran dalam usulan penelitian dan

menggunakan pemikiran tersebut dalam penelitian sendiri; (ii) amanah: dalam

 

7

Page 13: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 13/19

 

 

etika kepengarangan berlaku ungkapan “penghargaan seharusnya disampaikanpada yang berhak memperolehnya” yang mencakup seputar pengakuan,hormat-sesama, gengsi, uang, dan hadiah. Ini semua merupakan bentukpenghargaan yang harus sampai ke yang berhak. Prinsip inilah yang menjadisumber motivasi ilmuwan untuk berkarya berpedoman pada wajib-lapor, salingmengisi, mengumpan dan berbagi informasi dalam memelihara pemupukankhazanah ilmu pengetahuan, seperti peneliti senior tidak berhak menyajikandata atau hasil karya peneliti yang mereka supervisi tanpa sepengetahuan danpersetujuan peneliti yang disupervisi serta tanpa mencantumkan penghargaan;dan (iii) cermat: mengupayakan tidak terjadinya kesalahan dalam segala bentuk,kesalahan percobaan, kesalahan secara metode, dan kesalahan manusiawi yangtak disengaja apalagi yang disengaja, seperti juga kejujuran di atas, kecermatanini juga merupakan kunci tercapainya tujuan ilmu pengetahuan, misalnya alihbahasa dan saduran suatu karangan ilmiah yang berguna bagi penyebaran ilmupengetahuan harus atas seizin pengarangnya.

Dengan sendirinya hal sebaliknya juga berlaku. Tindakan korektif secara ilmiahterkait dengan layanan dan capaian tujuan membangun ilmu pengetahuan,menemukan dan membahas siapa yang bertanggungjawab terhadap kekeliruanilmiah -- artinya tanggung-jawab dalam penegakan kode etika peneliti adalah sisilain dari amanah dan sebaliknya.

8

Page 14: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 14/19

 

 

xiv

III. Pedoman Penegakan Kode Etika Peneliti

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

enegakan kode etika peneliti adalah upaya untuk menjaga kehormatan profesipeneliti, meningkatkan mutu penelitian dan mempertahankan kredibilitaslembaga penelitian. Penerapan kode etika peneliti penting untuk memeliharaintegritas, kejujuran dan keadilan peneliti dalam penelitian. Penerapan kodeetika peneliti bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran tentang rambu-rambuetika; mengurangi kemungkinan pelanggaran etika; dan mendidik penelitimengatur diri sendiri mematuhi etika dalam penelitian. Pengakan kode etikapeneliti ini selaras dengan asas ”saling asah-asih-asuh” yang berlaku dalammasyarakat ilmuwan-peneliti LIPI.

Kode etik peneliti ini berlaku bagi peneliti, pembantu/ staf peneliti,

administrator penelitian dan terhadap per-orangan yang ikut serta sebagaipeneliti dalam suatu unit/lembaga penelitian, termasuk peneliti di luar suatuunitkerja/lembaga penelitian yang melaksanakan pekerjaan atas biayaunitkerja/ lembaga penelitian itu.

Penegakan kode etika peneliti ini meliputi: (1) batasan istilah; (2) pedomanpenegakan sanksi; dan (3) pedoman penyelidikan penegakan sanksi.

A. BATASAN ISTILAH

1.  Perilaku peneliti tidak jujur. Perilaku tidak jujur mencakup baik perilakutidak jujur dalam penelitian maupun perilaku curang sebagai peneliti.Batasan ini tidak dapat dikenakan pada hal-hal : kejadian yang sejujurnyakeliru; pertikaian pendapat sejujurnya; perbedaan dalam penafsiran datailmiah, dan; selisih pendapat berkenaan dengan rancangan penelitian.Perilaku peneliti tidak jujur tampak dalam bentuk :

(i) pemalsuan hasil penelitian (fabrication) yaitu mengarang, mencatatdan/atau mengumumkan hasil penelitian tanpa pembuktian telahmelakukan proses penelitian;

(ii) pemalsuan data penelitian (falsification) yaitu memanipulasi bahanpenelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkandata atau hasil sedemikian rupa, sehingga penelitian itu tidak disajikansecara akurat dalam catatan penelitian;

(iii) pencurian proses dan/atau hasil ( plagiat) dalam mengajukan usulpenelitian, melaksanakannya, menilainya dan dalam melaporkan hasil-hasil suatu penelitian, seperti pencurian gagasan, pemikiran, proses danhasil penelitian, baik dalam bentuk data atau kata-kata, termasuk bahanyang diperoleh melalui penelitian terbatas (bersifat rahasia), usulanrencana penelitian dan naskah orang lain tanpa menyatakan

penghargaan;

P

 

9

Page 15: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 15/19

 

 

xv

(iv) pemerasan tenaga peneliti dan pembantu peneliti (exploitation) sepertipeneliti senior memeras tenaga peneliti yunior dan pembantu penelitianuntuk mencari keuntungan, kepentingan pribadi, mencari, dan/ataumemperoleh pengakuan atas hasil kerja pihak lain;

(v) perbuatan tidak adil (injustice) sesama peneliti dalam pemberian hakkepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarangdan/atau salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuaisumbangan intelektual seorang peneliti. Peneliti juga melakukanperbuatan tidak adil dengan mempublikasi data dan/atau hasilpenelitian tanpa izin lembaga penyandang dana penelitian ataumenyimpang dari konvensi yang disepakati dengan lembagapenyandang dana tentang hak milik karya intelektual (HAKi) hasilpenelitian;

(vi) kecerobohan yang disengaja (intended careless) dengan tidak menyimpan

data penting selama jangka waktu sewajarnya, menggunakan data tanpaizin pemiliknya, atau tidak mempublikasikan data penting ataupenyembunyian data tanpa penyebab yang dapat diterima; dan

(vii) penduplikasian (duplication) temuan-temuan sebagai asli dalam lebihdari satu saluran, tanpa ada penyempurnaan, pembaruan isi, data dantidak merujuk publikasi sebelumnya.

2.  Moralitas peneliti dipertanyakan. Moralitas dipertanyakan tampak (tangible)dalam perilaku tidak jujur dan tidak tampak (intangible) dalam pikiran yangbertentangan dengan hati nurani dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pelaporan penelitian ilmiah. Moralitas yang dengan sengaja menentang hatinurani adalah soal integritas peneliti, yaitu keteguhan hati untuk ber-pendirian tetap mempertahankan nilai-nilai baku penelitian ilmiah. Moralitaspeneliti dipertanyakan juga mencakup kehidupan pribadi yang merendahkanmartabat peneliti sebagai manusia bermoral, yang dalam masyarakat tidakdapat diterima keberadaannya, seperti budi pekerti rendah, tindak tandukmembabi buta, kebiasaan buruk yang merusak suasana dan pergaulan ilmiah.

3. Komisi Etika. Komisi Etika adalah suatu badan independen yang dibentukdengan Surat Keputusan Kepala LIPI, yang memiliki kebebasan melakukan

penyelidikan, membentuk Panel Penilai dan membuat rekomendasipenanganan dugaan perilaku peneliti tidak jujur dan moralitas peneliti yangdipersoalkan di lingkungan LIPI.

Panel Penilai ini terdiri dari seorang ketua, 4(empat) orang anggota penelitisenior, yang sekurangnya menduduki jabatan peneliti utama, yang diakuimemiliki otoritas dan integritas ilmiah. Dalam melaksanakan tugasnyadibantu 3 (tiga) orang staf, yaitu: seorang dari Pusbindiklat, seorang dari BiroKepegawaian dan seorang dari biro yang terkait dengan situasi, masalah dankeahlian yang diperlukan.

Ketua Panel adalah seseorang yang tidak termasuk atasan atau mantan atasandari pihak yang sedang diselidiki. Usulan pembentukan panel penilai dapat

 

10

Page 16: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 16/19

 

 

xvi

oleh: (i) atasan pihak yang sedang diselidiki karena dugaan perilaku penelititidak jujur, dan/atau; (ii) berdasarkan laporan tertulis dari pihak yangmengetahui atau memiliki informasi tentang dugaan tersebut.

Untuk memastikan kemandirian proses penilaian, setidaknya tiga anggota

panel harus dipilih dari luar unit kerja pihak yang sedang diselidiki.

B. PEDOMAN PENEGAKAN SANKSI

Pedoman penegakan sanksi profesi peneliti bagi peneliti yang terkena dugaanperilaku peneliti tidak jujur dan moralitas peneliti dipertanyakan, berdasarkanasas praduga tak melanggar , yaitu yang bersangkutan dianggap tidak melakukanpelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti sampai terbukti ada pelanggaraan.Proses penyelidikan bersifat tertutup (rahasia) dan diumumkan sampaiseseorang dinyatakan melanggar etika peneliti. Proses penyelidikan terdiri atas

empat tahap. Jika pada tahapan tertentu ditetapkan “tak terjadi pelanggarankejujuran dan moralitas peneliti“ kasus bersangkutan langsung disampaikansecara resmi kepada Kepala LIPI dengan tembusan kepada atasan peneliti itutentang penghentian penyelidikan dan menyatakan yang bersangkutan bebasdari dugaan pelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti.

Tahapan proses penyelidikan adalah sebagai berikut:

1. Penyilidikan awal keseriusan dugaan pelanggaran, berdasarkan laporan yangmasuk ke komisi etika peneliti, pada tahap awal komisi menunjuk seorangpeneliti senior sebagai nara sumber dalam bidang ilmu terkait untuk

memberikan penda-pat tentang hal-hal metode ilmiah, teknik dan prosedurpenelitian dalam bidang ilmu terkait untuk mengetahui tingkat keseriusandugaan pelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti. Bila tingkatpelangggaran dinyatakan tidak serius, maka penyelidikan dihentikan.

2. Konfirmasi kesahihan informasi dugaan pelanggaran, bila ditemukan dugaanserius pelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti, dengan bantuan penelitisenior sebagai nara sumber dalam bidang ilmu terkait, penyelidikan dilanjut-kan dengan penentuan informasi yang diperlukan untuk pembuktiankeseriusan dugaan pelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti. Bilainformasi yang diperlukan kurang sahih dan/atau akan sulit dikonformasimaka penyelidikan dihentikan.

3. Pengumpulan fakta meyakinkan, selanjutnya pengumpulan fakta oleh dua stafpenyelidik Komisi Etika, seorang staf terpecaya dari Pusbindiklat danseorang staf terpercaya dari Biro Kepegawaian, yang diarahkan oleh penelitisenior, menelusuri fakta yang dibutuhkan untuk pembuktian keseriusandugaan pelanggaran kejujuran dan moralitas peneliti. Bila fakta yangterkumpul tidak meyakinkan maka penyelidikan dihentikan.

4. Pembentukan panel penilai, disini proses penyelidikan mencapai tahap analisisoleh sebuah Panel Etika, dipimpin oleh seorang Ketua Panel dengan 4

(empat) orang anggota termasuk seorang nara sumber yang telah bekerjamemberikan masukan, yang diangkat oleh dan melapor kepada ketua komisi,

 

11

Page 17: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 17/19

 

 

xvii

bertugas meninjau temuan-temuan serta memberi rekomendasi tindakanperbaikan untuk penegakan sanksi profesi peneliti (dari teguran tertulissampai dengan pemecatan dari jabatan fungsional peneliti dan/ataupembatalan pengukuhan profesor riset).

Bila keputusan panel tidak bulat (dissenting opinion) dengan pemungutan suarasecara terbuka, maka keputusan batal demi moral bersifat mutlak. Lihat skemadi bawah.

C . PEDOMAN PENYELIDIKAN PENGAKAN SANKSI

1.  Penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran kode etika peneliti harusmengacu pada batasan-batasan yang jelas dari kode etika berikut penjelasanyang telah dilanggar. Bukti–bukti praktek pelanggaran yang sah dan meya-kinkan diupayakan bersumber dari unit kerja/lembaga penelitian memikultanggung-jawab utama untuk mencegah dan mendeteksi (bersifatrestrospektif) perilaku tidak jujur peneliti dan untuk penyelidikan dugaan-dugaan perilaku peneliti tidak jujur.

2.  Penyelidikan untuk menetapkan apakah suatu dugaan pelanggaran memilikidasar yang kuat; apakah penyelidikan patut dilaksanakan; apakah penilaian

dari fakta-fakta relevan yang menjurus kepada penghentian kasus, dan;apakah penilaian menghasilkan rekomendasi sanksi terhadap perilaku

 

12

Page 18: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 18/19

 

 

xvii

 

peneliti tidak jujur. Setiap tahapan proses itu menghormati azas pradugatidak melanggar dengan melakukan penyelidikan dan penilaian secaratertutup (rahasia) untuk mengindari pembunuhan karakter seorang penelitidengan profesi yang mulia.

3.   Jika dalam penyelidikan terjadi perpindahan “sebagian“ dugaan perilakutidak jujur dari individu peneliti bergeser ke unit kerja/lembaga, dimana: (i)peneliti melakukan perbuatan tidak jujur karena ditekan atasan yang meng-atasnamakan kepentingan unit kerja/lembaga; (ii) unit kerja membiayai ataumengetahui tetapi tidak menghentikan penelitian yang tidak berguna untukpeningkatan kesejahteraan manusia dan peradaban, membahayakankesehatan masyarakat, berisiko penghancuran sumber daya bangsa, merusakkeamanan negara dan mengancam kepentingan bangsa; dan (iii) unit kerjamembiayai penelitian bersifat fiktif termasuk membiayai perjalanan fiktifuntuk sekedar pertanggungjawaban administratif serta membiayai perjalanan

tenaga peneliti yang tidak berkompeten, termasuk membayar tenaga penelitibayangan yang tidak terlibat dalam penelitian dan/atau tidak menyumbangkepengarangan, maka Komisi Etika memberitahu secara resmi unit/badanpemeriksa/inspektorat, dengan tembusan ke Kepala LIPI, yang bertanggung-

 jawab tentang penyelidikan dugaan tidak jujur yang bersifat kelembagaantersebut, sehingga dapat diambil langkah yang tepat untuk mengamankanbahan bukti dan melindungi hak-hak pihak yang terlibat.

4.  Dalam penyelidikan, Komisi Etika Peneliti harus : (i) menyiapkan perangkatpengamanan bagi informan sehingga memberikan keyakinan bahwa merekadapat secara bebas dan tidak dirugikan dengan menyampaikan dugaanperilaku peneliti tidak jujur yang mereka yakini kebenarannya; dan (ii)menyiapkan perangkat pengaman untuk melindungi hak-hak peneliti yangterkena dugaan perilaku tidak jujur, yaitu: tidak mengakibatkan penghentianpenelitian mereka, tidak menjadi dasar tindakan disipliner atau tindakanbersifat permusuhan, dan tidak menindaklanjuti dugaan-dugaan kecualidengan bukti-bukti yang kuat dan temuan-temuan yang sah dijadikan dasarbagi dugaan.

5.  Dalam penyelidikan, tenaga nara sumber yang ditetapkan oleh Komisi Etikapeneliti harus memiliki keahlian yang cocok, berpengalaman luas, dan tidak

sedang mengalami pertentangan kepentingan sehingga membantumemastikan proses penyelidikan yang adil dapat yang berjalan dalam waktuyang dijangkakan dengan tidak menunda-nunda. Kerja nara sumber padatahap awal penyelidikan menentukan proses penyelidikan. Suatupenyelidikan keseriusan dugaan perilaku peneliti tidak jujur melihat segi lainagar penyelidikan berimbang, yaitu: apakah dilakukan dengan sengaja atautidak; dilakukan sebagai satu-satunya kejadian atau sebagai bagian dari suatupola; berdampak pada catatan penelitian; dan apakah berdampak pentingpada peneliti atau lembaga lain.

 

13

Page 19: KodeEtikaLIPI (Final)

5/11/2018 KodeEtikaLIPI (Final) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kodeetikalipi-final 19/19

 

 

xix