Kode Etika Industri Jasa Konstruksi
-
Upload
sandymylife221 -
Category
Documents
-
view
66 -
download
1
Transcript of Kode Etika Industri Jasa Konstruksi
KODE ETIKA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI
10:23 PM Haris Pradipta 4 commentsKODE ETIKA (KEPROFESIAN/ETIKA PROFESI) DIKAITKAN DENGAN INDUSTRI
JASA KONSTRUKSI (KONSULTAN/KONTRAKTOR/PABRIK MATERIAL BANGUNAN)
I. PENDAHULUANKODE ETIKA DI PANDANG DARI SEGI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI
(KONSULTAN, KONTRAKTOR, PABRIK MATERIAL BANGUNAN)
Konsultan secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang yang
berkeahlian dalam bidang konsultan, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Kontraktor secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang yang
berkeahlian dalam bidang kontraktor, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan Pabrik Material Bangunan secara umum, adalah kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok
atau orang-orang yang berkeahlian dalam bidang Industri, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya terhadap profesi mereka,
masyarahkat, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi secara keseluruhan Kode Etika adalah sekumpulan peraturan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berkeahlian
tertentu, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemuliaan profesi mereka demi tanggungjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan Tuhan Yang Maha
Esa.
II. BATANG TUBUH
Kode Etika dan (Keprofesian/Etika Profesi) dikaitkan dengan Industri Jasa Konstruksi (Konsultan/Kontraktor/Pabrik material bangunan) adalah sekumpulan peraturan atau
ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berkeahlian tertentu, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemuliaan profesi mereka demi tanggungjawabnya terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan Tuhan Yang
Maha Esa.Mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu Bangsa, karena
disamping menjadi penunjang utama kegiatan-kegiatan dalam sektor-sektor pembangunan yang lain, hasil karyanya juga lambang peradaban yang dapat mengambarkan tinggi
rendahnya kebudayaan suatu bangsa pada suatu masa.
Mereka merupakan bidang usaha yang tidak saja mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, tetapi juga merupakan bidang yang sangat efektif bagi pemupukan modal pengusaha,
untuk selanjutnya diinvestasikan ke berbagai bidang. Di samping itu idutri atau jasa construksi juga dapat menjadi oral pengerak perekonomian nasional, karena dalam bidang-
bidang tertentu, telah mampu dikerjakan sepenuhnya oleh potensi dalam negri, dan dampaknya dapat ikut menggerakkan kegiatan –kegiatan ekonomi yang lain .
Keberadaan dan jasa konstruksi nasional telah mengalami pasang surut yang terkait erat dengan kondisi perekonomian dan politik nasional yang berkembang sejak tahun 1966-1980,
perkembangan industri atau jasa konstruksi nasional merupakan awal perkembangan yang cukup memuaskan. Hal ini terbukti dengan keputusan KEPRES.No 14/1979, No 10/1980 dan KEPRES.No 18A/1980, yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan tender untuk
proyek-proyek konstruksi.Pada tahun 1981-1990/an perkembangan industri/jasa konstruksi mencapai tingkat dan kecepatan yang sama tinggi, sehinga pemerintah mengeluarkan KEPRES No.1/1982,
No.7/1982, No 42/1982 dan No 17/1983 serta penyempurnaan KEPRES No 14/1979 menjadi KEPRES No 29/1984. pada periode ini juga telah di bentuk Tim pengendalian pengadaan barang/peralatan pemerintah yang telah berhasil meningkatkan barang dan jasa produksi
dalam negri, termasuk kontraktor dan konsultan dalam negri. Pada periode tahun 1981-1990, perkembangan industri atau jasa kopnstruksi di samping di
dukung oleh kondisi perekonomian juga oleh kondisi politik yang cukup baik dan stabil sehingga banyak proyek-proyek pembangunan nasional baikyang berskala kecil sampai yang
besar , mengggunaka teknologi teknologi rendah sampai teknologi tinggi, telah dapat di selesaikan dengan baik dan dapat di banggakan.Disamping itu telah tumbuh pula asosiasi-
asosiasi profesi yang mendukung keberadaan industri ini, misalnya INKINDO (Ikatan konsultan Indonesia), GAPENSI (Gabungan Pengusaha Jasa Konstruksi) dan KADIN (kamar dagang dan industri nasional) yang juga telah berkembang dengan pesat baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.Pada periode tahun 1991-1997/an perkembangan industri atau jasa konstruksi mengalami
berbagai macam persoalan, baik masalah-masalah interen maupun eksteren akibat dinamisme di lingkungan industri atau jasa konsultan itu sendiri. Salh satu masalah yang ada pada saat itu adalah, ketidak seimbangan antara pasar dan jumlah kontraktor akibat perkembangan
pesat tersebut diatas.Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melalui KEPRES No 16/1994,menata kembali tata cara pelaksanaan APBBN, terutama terkait dengan penataan
prosedur pelaksanaan proyek-proyek pemerintah yang ditangani oleh jasa konstruksi dan jasa konsultansi.
Dalam KEPRES No 16/1994 ini telah diatur lebih detail di banding dengan KEORES sebelumnya tentang bebagai hal yang menyangkut tata cara kerja industri atau jasa konstruksi
mengalami keterburukan seiring dengan komisi politik nasional yang tidak menentu dan melemahnya tukar rupiah terhadap dolar. Beberapa industri atau jasa konstruksi baik yang
swasta mupun BUMN mengalami kepailitan, pasar hampir tidak ada,invstor semakin kurang dan APBBN yang terkait dengan pembangunan konstruksi jumlahnya juga semakin
berkurang dan APBBN yang terkait dengan pembangunan konstruksi jumlahnya juga semakin kecil, semuanya tidak sebanding dengan jumah perusahaan industri atau jasa
konstruksi yang sudah ada. Dengan telah diberlakukannya otnomi daerah pada tahun 2001, dimana kebijakan yang
terkait dengan pembangunan daerah lebih banyak ditentukan oleh pemerintah daerah setempat, akan menjadi pertanyaan bagi kita apakah industri atau jasa di bidang konstruksi ini
akan mempunyai prospek yang lebih baik ataukah sebaliknya.Apabla setia[ daerah mempunyai kebijaksanaan lebih mementingkan perusahan daerah setempat dalam
menerapkan pelaksanaan tender-tender proyek pemerintah,maka setiap industri atau jasa
konstruksi akan mengalami pergeseran pendapatan OMZET, dari yang bersifat sentralistis menjadi regionalistis. Oleh karena itu perlu untuk diadakan study evaluasi tentang kberadaan
dan perkembangan industri ini, terutama terkait dengtan knijakan-kebijakan pasca pelaksanaan otonomi daerah.
Menurut Kirman (1988), defnisi perusahan jasa konstruksi adalah suatu kegiatan sektor ekonomi yang melakukan transformasi beberapa sumber daya untuk Imenghasilkan fasilitas-
fasilitas prasarana ekonomi dan sosial. Proses transformasi tersebut meliputi kegiatan perencanaan (planing), rekayasa (desain), procurement, pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana dan fasilitas yang telah di hasilkan. Pelaku kegiata dalam perusahaan jasa konstruksi meliputi perencana (konsultan perencana), pemborong(kontraktor), subkontraktor, pengawas pekerjaan (konsultan supervisi), akuntan, ahli-ahli hukum dan lain-lain dalam perusahaan jasa konstruksi, hubungan interaksi pelaku kegiatan tersebut di atur melalui perjanjian kerja (kontrak). Untuk menyelesaikan pekerjaan
yang telah ditetapkan kegiatan yang di lakukan melalui manejemen proyek konsrtruksi.Kontrktor dapat di definisikan sebagai pelaksana konstruksi atu pembangunan pekerjaan
sipil seperti gudang, jalan, irigasi, pelabuhan, lapangan terbang, kawasan pemukiman, perumahaan dan lain-lain, bedasarkan ikatan kontrak pekerjaan yang mencakup pelaksanaan
pembangunan dan pemeliharaan. Sedangkan Konsultan dapat didefinisikan sebagai perencana atau pegawas konstruksi.danatau layanan pekerjaan konstruksi yang diberikan
loleh pelaksanaan kontruksi.pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan aatau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan serta pegawasan yag mencakup
pekerjaan sipil, mekanikal, elektrikal beserta kelengkapan instlasinya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
Undang-undang jasa konstruksi 1999 juga mendefinisikan beberapa orang perseorangan atau badan usaha yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi, yaitu :
Pengguna jasa, adalah orang perseorangan atau badang hukum baiksebagai pemilih pekerjaan atau proyek yang memerlukan penyedia jasa untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi. Penyediaan jasa, adalah orang perseorangan atau badang usaha yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi.Termasuk daam hal ini adalah konsultan dan kontraktor.
Forum, adalah wadah sarana komunikasi dan konsultasi antara masyarakat jasa konstruksi nasional dan pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa dan
konstruksi nasional yang bersifat nasional, independen dan mandiri.Registrasi, adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan
ketrampilan tertentu, orang perseorangan atau badang hukum untuk menentuklan ijin usaha sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang di wujudkan dalam sertifikat ketrampilan dan keahlian
kerja.
Menurut Barrie dan paulson (1994), tipe proyek konstruksi dapat di kategorikan menjadi empat tipe utama konstruksi. Keempat tipe tersebut dapat di jelaskan
sebagai berikut :Konstruksi pemukiman (residential construction)
Konstruksi pemukiman meliputi real state, perumahan keluarga (rumah tinggal),perumahan kota, perumahan unit ganda, rumah susun (flag) dan kondomunium.
Konstruksi gedung (building construction)Konstruksi baguanan gedung di mulai dari toko pengecer kecil sampa pada kompleks
peeremajaan kota, misalnya gedung sekolah, gedung Universitas, gedung Rumah sakit,gedung perkantoan komersial, gedung Gereja, gedung Bioskop, gedung Pemerintah,
gedung pusat rekreasi, gedung industri, pergudagan dan lain-lainKonstruksi rekayasa berat (heavy enggineering consruction)
Konstruksi rekayasa berat meliputi konstruksi bendungan,terowongan, irigasi, pengendalian banjir, jembatan, jaringan jalan kereta api, pelabuhan udara,jalan raya, banginan sistem penyaringan, distribusi air minum, jaringan listrik,jaringan komunikasi dan lain-lain.
Konstruksi industri (industrial construction)Konstruksi industri meliputi konstruksi pabrik penyelingan minyak bumi dan petro kimia,
pabrik bahan bakar sintetik, pusat pembangkit listrik tenaga nuklir, pabrik peleburan minyak, pabrik baja dan alumunium serta pabrik-pabrik lainnya.
Menurut Kerzner(1999), pengertian manajemen proyek adalah merupaka suatu perencanaan,pengaturan, pengarahan dan pegontroplan sumber daya perusahaan untuk
mencapai sesaran dalam waktu yang relatif singkat, dimana telah terbukti untuk mencapai tujuan tertentu secara sempurna.
Sebuah kontrak dapat di artikan sebagai perjanjan atau persetujuan antara dua pihak secara suka rela dan meningkatkan diri mereka masing-masing,dalam persetujuan tersebut yang di
anggap sebagai “hukum“ yang harus di taati dan di penuhi.Pada proyek-proyek bidang konstruksi pada dasarnya kontrak di buat dengan mlibatkan pihak pemberi pekerjaan, yang
dalam hal ini biasanya mewakili pemilik atau pemilik pekerjaan itu sendiri denga pihak penerima pekerjaan.Jadi paling sedilit ada dua unsur yang terlibat.
Menurut Barrie dan paulson pada tahun 1994 ada tiga aspek mengenai mutu berkaitan dengan rekayasa, pengendalian dan jaminan yang masing-masing di berikan batasan sebagai berikut :
1. Rekayasa mutu 2. Pengendalian mutu
3. Jaminan mutu
Secara umum prosedur pendirian perusahan industri jasa kontraktor dapat di jelaskan sebagai berikut :
Pembuatan akte notaris untuk pendirian PT atau CV Pengesahan akte notaris, PT oleh Departemen Kehakiman,itu di Jakarta pusat, sedangkan
CV oleh pengadilan negeri setempat. pengurusan Domisili (diketahui RT, RW, Lurah dan Camat)
Pengurusan TDP(Tanda daftar perusahaan di Departemen perdagangan)Pengurusan PKP
Pengurusan NPWPPengurusan untuk menjadi anggota organisasi profesi
Pengurusan SIUJK Pendaftarn sertifikasi
Klasifikasi industri jasa kontraktor Ada kesalahan yang mendasar dan telah menjadi kultur global, bahwa kriteria apa yang
seharusnya dapat dijadikan sebagai acuan untuk menilai prestasi dan produk professional. Selama ukuran yang dipakai untuk penilaian kwalitas,adalah segi kwalitas teknis dan
manfaatnya,sedangkan bagi kwantitas adalah dari segi produktivitas dan efisiensinya.Inilah penilaian yang sekuler dan telah menempatkan obyek yang dinilai barang mati atau mesin.
Kita telah melupakan kriteria makna spritual atau keridhaan Tuhan,dan sebagai akibatnya,sebagai contoh yang sangat extrim,terlibatnya beberapa negara adi kuasa dalam
perlombaan senjata,pencemaran lingkungan,paket informasi budaya yang merusak moral dan sebagainya. Disinilah sesunggunya agama berperan. Agama akan memeberikan wawasan yang lebih luas untuk dapat mencapai makna manfaat dan spritual yang maksimal,tanpa
mengurangi kemantapan dan ketahanan kwalitas teknis dan produktivitas
maksimalnya,sehingga produk atau prestasi tersebut bermanfaat bagi kemanusian,alam dan lingkungan secara keseluruhan.
Moral professional secara umum dapat di bedakan sebagai berikut : 1. Tingkat pra professional.
2. Tingkat professional konvensional.3. Tingkat professional berazas.
Dalam dunia professional,upaya peningkatan peringkat tersebut,bisanya selalu dilakukan melalui kode etika profesi,padahal masalah tersebut dapat di tempuh melalui agama.Agama
dapat memberikan kontribusi sebagai kendali transedental,sebagai pemberi ukuran dan kepastian,disamping sebagai pemberi makna spiritual.
Mereka adalah manusia-manusia biasa yang diciptakan oleh Tuhan sebagai mahkluk yang tidak sempurna dengan segala kekurangan dan kelemahannya.Oleh sebab itu,perlu ada
peraturan serta ketentuan tentang kewajiban dan tanggug jawabnya yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan profesinya.
Dalam masyrakat profesi,peraturan dan ketentuan tersebut dapat di beri nama kode etika dan ketentuan perilaku keprofesian,sedangkan otoritas pelaksanaan penindakan atas pelanggaran
diprcayakan kepada satu dewan kehormatan atau mejelis,yang terdiri dari orang-orang terpilih dengan integritas tinggi dan berpengalam luas dalam bidang profesi
bersagkutan.Kode etika konsultan atau kontraktor pada dasarnya berisikan pedoman serta petunjuk tentang kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap profesi,masyarkat umum,klien
dan rekan-rekan profesinya.
Dengan adanya kode etika dan dipatuhi secara sungguh-sungguh,maka pihak klien dan masyarakat umum memperoleh jaminan akan hasil pekerjaan yang optimal baik dari segi
kwalitas maupun kejujuran.Sebaliknya,dalam iklim sehat dibawah perlindungan kode etik,konsultan atau kontraktor dapat menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan memberikan semua keahlian serta pengalamannya untuk mencapai hasil yang terbaik.
III. PENUTUP
KESIMPULANKode Etika dan (Keprofesian/Etika Profesi) dikaitkan dengan Industri Jasa Konstruksi (Konsultan/Kontraktor/Pabrik material bangunan) penulis dapat menyempulkan bahwa kumpulan Ide, Pikiran, gagasan atau ketentuan yang baik dan bermoral yang dibuat dan
dilaksanakan oleh kelompok atau orang-orang yang berkeahlian dalam bidang tertentu, yang berprofesional, untuk menjunjung tinggi kemulian profesi mereka demi tangunjawabnya
terhadap profesi mereka, masyarahkat, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
SARANPenulis dapat menyarangkan bahwa pada dasarnya Kode Etika dan (Keprofesian/Etika
Profesi) dikaitkan dengan Industri Jasa Konstruksi (Konsultan/Kontraktor/Pabrik material bangunan) adalah mencermingkan kepribadian dalam menjalani talenta keprofesian-nya yang
harus dapat dijunjung tinggi.
DAFTAR PUSTAKAMiftahul Huda, 2006, Diktat Kuliah Profesional Skil Bagian IV Etika dan Kode Etika Profesi, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Miftahul Huda, 2006, Diktat Kuliah Profesional Skil Industri Jasa Konstruksi (kontraktor), Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya