KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN - …pondokkrempyang.org/wp-content/uploads/2016/03/KODE-ETIK-GUR… ·...

Kode Etik Guru dan Karyawan di Lingkungan Yayasan Islam Al – Ghozali (YIGA)

Jl. KH. Wahid Hasyim Krempyang Tanjunganom Nganjuk Telp./fax: (0358) 773456

1

KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN

YAYASAN ISLAM AL GHOZALI (YIGA)

KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK JAWA TIMUR

2016



2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kerja keras dari tim telah membuahkan hasil dengan terselesaikannya buku kode etik ini. Buku ini merupakan terbitan perdana, sebagai langkah awal peletakan dasar-dasar dan aturan dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di Lingkungan Yayasan Islam al Ghozali (YIGA). Disamping itu, penerbitan buku ini adalah merupakan program dari Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) Krempyang dalam rangka untuk menuju kepada sebuah yayasan yang mapan dan berkualitas.

Buku kode etik ini merupakan panduan bagi guru dan karyawan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Buku ini bukan merupakan satu-satunya panduan di Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) Krempyang dan merupakan ketentuan yang tidak dapat berubah, namun pada hal tertentu tetap akan disesuaikan dengan kebijakan dan kondisi yang ada.

Kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan dalam rangka untuk penyempurnaan buku kode etik ini.

Akhirnya, atas kerja keras dan usaha tim serta sumbangsih dari semua pihak dalam penyusunan buku ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat, dan menjadi amal sholih dari penyusun. Amin .

Krempyang, 17 Januari 2016

Ttd. Tim Penyusun



3

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ....................................................... .............. 1 KATA PENGANTAR ........................................................ .............. 2 DAFTAR ISI ....................................................................... .............. 3 Bab I Profil Yayasan Islam al Ghozali .............................. .............. 4

A. Sejarah Yayasan Islam al Ghozali ........................ .............. 4 B. Pimpinan Yayasan Islam al Ghozali ................... .............. 5 C. Visi, Misi dan Tujuan Yayasan ............................ .............. 6

Bab II Sejarah PP. Miftahul Mubtadiin .............................. .............. 8 A. Sejarah Pertumbuhan ........................................... ............ 10 B. Sejarah Perkembangan ........................................ ............ 13 C. Organisasi Kelembagaan ..................................... ............ 14 D. Pola Pembelajaran ................................................ ............ 14

Bab III Kode Etik Guru dan Karyawan ................................. ............ 16 A. Pendahuluan ......................................................... ............ 16 B. Fungsi dan Tujuan ................................................ ............ 17 C. Butir-Butir Etika ..................................................... ............ 17

1. Etika Warga Yayasan ........................................ ............ 17 2. Etika Guru dan Karyawan .................................... ............ 19

D. Butir-Butir Hak, Kewajiban Dan Sanksi ................ ............ 20 1. Kewajiban ........................................................... ............ 20 2. Larangan ............................................................ ............ 21

E. Tata Cara Penjatuhan Sanksi ............................... ............ 22 F. Tambahan ............................................................. ............ 22

Bab IV Pedoman Pendidikan & Pengajaran ..................... ............ 23 Bab V Penutup .................................................................. ............ 26



4

BAB I PROFIL YAYASAN ISLAM AL GHOZALI

A. Sejarah Yayasan Islam al Ghozali (YIGA)

Berdirinya Yayasan Islam al Ghozali tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin, karena Yayasan tidak lain adalah bentuk penyempurnaan dan tuntutan zaman yang menghendaki adanya Yayasan berbadan hukum yang menaungi unit-unit pendidikan dan unit-unit usaha yang ada dibawah naungan Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin.

Awal pendirian Yayasan, berawal dari gagasan pendirian Lembaga Islam al Ghozali (LIGA) sejak awal tahun 2006. Dalam usaha untuk mewujudkan gagasan tersebut, pada hari Sabtu tanggal 23 April tahun 2006, maka diadakanlah musyawarah yang terdiri dari, dewan pengasuh pondok, dewan kepala madrasah (Kepala RA, MI, MTs, MA, STIADA Salafiyah), dewan kepala pondok pesantren, dan tim ahli yang pada saat itu menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain: 1) Disepakati membentuk lembaga berbadan hukum yang

diberi nama Lembaga Islam al Ghozali, disingkat LIGA. 2) Menyepakati dewan pengurus harian yang pertama kali,

yaitu terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara.



5

3) Menyepakati untuk membentuk tim perumus AD/ART Lembaga Islam al Ghozali (LIGA). Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 2006, terbitlah akta

dengan nomor: 3 Mei 2006, atas nama Lembaga Islam al Ghozali (LIGA) yang diterbitkan oleh Notaris Sri Mulyani, SH., seorang Notaris dan PPAT di Kabupaten Nganjuk dan telah disahkan oleh Pengadilan Negeri Kabupaten Nganjuk.

Pada perkembangan selanjutnya, dalam upaya untuk memperkuat dan meningkatkan status kelembagaan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang ada, maka dibentuklah Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) yang berkedudukan di Jalan KH. Wahid Hasyim Krempyang Tanjunganom Nganjuk, yang didirikan dengan akta notaris tertanggal 7 (tujuh) bulan April tahun 2010 (dua ribu sepuluh), dengan nomor 3, yang dibuat dihadapan Habib Adjie, SH.,, M.Hum, Notaris di Kota Surabaya dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 24 (dua puluh empat) bulan September tahun 2010 dengan nomor AHU-4010.AH.01.04.Tahun 2010.

Dan pada perkembangan selanjutnya, lembaga tertinggi adalah Yayasan Islam al Ghozali (YIGA), dikarenakan telah dilaksanakan peleburan LIGA ke YIGA. Hal ini terhitung mulai tanggal 16 Desember 2015.



6

B. Pimpinan Yayasan Islam Al Ghozali (YIGA)

Dewan Penasehat Dewan Penasehat Yayasan Islam Al Ghozali terdiri atas: 1. Bani Al Marhum KH. Moh. Ghozali Manan 2. Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin

Krempyang Unsur Pimpinan Sebagai Lembaga Mandiri yang berbadan hukum, Yayasan Islam al Ghozali dipimpin oleh seorang ketua dimana dalam pelaksanaan tugas hariannya dibantu oleh Wakil ketua, sekretaris dan wakil sekretaris, bendahara dan wakil bendahara. Secara rinci, susunan pengurus Yayasan Islam al Ghozali adalah sebagai berikut: Ketua : KH. Moh. Ridlwan Syaibani Wakil Ketua : KH. Moh. Hamam Ghozali Sekretaris : H. Nur Salim Ghozali Wakil Sekretaris : M. Toha Mahsun Bendahara : H. Imam Muhtadi Wakil Bendahara : H. Moh. Markub

C. Visi, Misi Dan Tujuan Visi Yayasan Islam Al Ghozali adalah: Menjadi pusat pemantapan dan pengembangan wawasan keilmuan, keislaman dan kebangsaan dalam kerangka aqidah



7

ahl al sunnah wa al jamaah An Nahdliyah yang dijiwai akhlak al karimah. Misi Yayasan Islam Al Ghozali adalah : 1. Menyelenggarakan pendidikan pondok pesantren salafiyah 2. Menyelenggarakan pendidikan Madrasah salafiyah. 3. Menyelenggarakan badan usaha mandiri yang berfungsi

sebagai bentuk pengembangan dan penambahan income yayasan.

4. Membentuk badan yang menangani pemeliharaan, perluasan dan pemanfaatan aset-aset guna untuk meperlancar kegiatan yang ada di yayasan.

5. Menyelenggarakan pendidikan formal yang berkurikulum Kementerian Agama.

6. Mengadakan jam’iyyah atau kegiatan keislaman guna pembinaan keagamaan bagi masyarakat dan alumni.

7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan minat, bakat dan ketrampilan santri.

8. Melaksanakan penelitian, pembinaan dan pengabdian masyarakat dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dengan dijiwai akhlakul karimah.

Tujuan Yayasan Islam al Ghozali adalah : Mengabdi untuk agama, nusa dan bangsa untuk mewujudkan masyarakat dan generasi yang tangguh dalam keimanan dan keilmuan dalam kerangka aqidah ahl al sunnah wa al jama’ah an Nahdliyah yang dijiwai akhlak al karimah.



8

BAB II SEJARAH PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MUBTADIIN

Pondok pesantren merupakan bentuk asli kebudayaan dan sistem pendidikan tertua di Indonesia, karena itu mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan eksistensinya demi peningkatan harkat dan martabat bangsa menuju terciptanya manusia Indonesia yang utuh sejahtera lahir dan batin sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila baik sebagai ideologi, falsafah dan pandangan hidup Bangsa Indonesia. Dengan demikian, pondok pesantren sebagai lembaga dan wadah perjuangan kearah itu, harus senantiasa berupaya meningkatkan fungsi dan peranannya di tengah-tengah masyarakat. Agar keberadaanya betul-betul berdaya guna untuk kemajuan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, terutama menuju terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.

Melalui pendekatan pendidikan (Educative Approach), pondok pesantren selalu berusaha mengembangkan konsep dasarnya dan semakin meningkatkan peran serta civitas lembaganya menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional, baik pembangunan seutuhnya sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan (Sumber Daya Manusia), maupun sektor pembangunan materiil dan spirituil.



9

Peranan pondok pesantren seperti yang digambarkan tentu perlu diwujudkan dengan kesiapan para pengasuh dan pembina serta tenaga-tenaga terkait lainnya untuk mengadakan pembaharuan sistem-sistem yang ada, termasuk sistem kelembagaan dan manajemennya sebagai konsekuensi dari keinginan untuk maju sesuai dengan kebutuhan dan dinamika zaman.

Maka dari itu, disamping tetap mempertahankan nilai-nilai salafiyah (tradisionalis) yang masih sangat relevan dan berguna, penting sekali pondok pesantren melakukan modernisasi terhadap beberapa bagian sistem (subsistem) sebagai prasyarat untuk tetap survivenya lembaga pondok pesantren dalam mengelola lembaga seperti Pendidikan Tinggi yang memang memerlukan prasyarat tersebut.

Sehingga perlahan-lahan tapi pasti pondok pesantren akan benar-benar mampu membangun sumber daya manusia yang handal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun.

Hal-hal yang dikemukakan di atas tentu saja telah menjadi pijakan dasar bagi Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin Krempyang Tanjunganom Nganjuk untuk menampilkan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang telah berpengalaman menyelenggarakan pendidikan non formal dan formal selama setengah abat lebih atau + 76 tahun.



10

A. Sejarah Pertumbuhan Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin berkedudukan di Jl.

KH. Wahid Hasyim 126 Lingkungan Krempyang Kelurahan Tanjunganom Kec. Tanjunganom Kab. Nganjuk, didirikan oleh KH. Moh. Ghozali Manan pada tahun 1940. Beliau dilahirkan di Dsn. Bedrek Ds. Bedrek Kec. Grogol Kab. Kediri tahun 1912. Pada tahun 1938 beliau menikah dengan seorang putri yang bernama Siti Khodijah, putri dari KH. Abdul Fattah Krempyang Tanjunganom Nganjuk dan selanjutnya menetap di lingkungan Krempyang sampai akhir hayat beliau.

Pada waktu itu keadaan penduduk lingkungan Krempyang sudah banyak yang memeluk agama Islam, akan tetapi belum begitu tampak syi’arnya, setelah kedatangan beliau barulah syi’ar agama Islam di dusun ini mulai tampak dan semakin berkembang dengan pesat dan selanjutnya beliau berhasil mendirikan sebuah pondok pesantren yang tergolong sangat sederhana.

Pondok Pesantren ini bermula dari sebuah musholla yang dikelola oleh KH. Abdul Fattah mertua KH. Moh. Ghozali Manan. Dengan berbekal ilmu yang di pelajari di pondok pesantren Mangunsari Nganjuk, Mojosari Nganjuk, Lirboyo Kediri dan di pondok pesantren Jampes Kediri, KH. Moh. Ghozali Manan bermaksud untuk mengembangkan Islam melalui sistem pondok pesantren. Untuk mewujudkan maksud tersebut, beliau merintis pondok pesantren dengan sistem



11

belajar mengajar secara tradisional (ala pesantren kuno). Pada periode awal ini, ruang belajar yang digunakan sangat sederhana.

Beberapa tahun kemudian, keadaan Pesantren Miftahul Mubtadiin agak mengalami hambatan, karena adanya goncangan dari luar yang bermaksud ingin menggagalkan usaha beliau dalam menegakkan ajaran agama Islam di pondok pesantren ini, akan tetapi KH. Moh. Ghozali Manan tetap bertekad untuk tetap mempertahankan pondok pesantren.

Dalam usaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, beliau mengadakan musyawarah dengan beberapa tokoh ulama’ agar pondok pesantren yang dirintisnya tetap bertahan. Dari hasil musyawarah dengan para tokoh ulama’ tersebut kemudian diambil keputusan bahwa pendidikan agama Islam di Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin Krempyang harus tetap dipertahankan.

Dengan dicapainya kesepakatan tersebut, akhirnya satu penghambat dari perkembangan Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin di awal-awal berdirinya sudah dapat teratasi. Dan sejak itu juga beliau lebih meningkatkan mutu pendidikan di pondok pesantren.

Seiring dengan berjalannya waktu, musholla yang dulu dikelola oleh KH. Abdul Fattah dan kemudian diteruskan oleh KH. Moh. Ghozali Manan sekarang telah menjadi masjid yang



12

sampai saat ini tetap lestari untuk kegiatan peribadatan para penduduk sekitar dan para santri.

Kemudian pada tahun 1942 didirikan pula sebuah Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, dilanjutkan pada tahun 1952 beliau mendirikan lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, hingga pada akhirnya didirikan pula Madrasah Aliyah Salafiyah.

Meskipun dalam awal perjalanannya mengalami banyak rintangan, alhamdulillah dengan pertolongan Allah SWT disertai bekal fisik, mental dan spiritual yang mantap, KH. Moh. Ghozali Manan diberi kemampuan untuk mempertahan kan dan mengembangkan pesantren.

Setelah beberapa tahun lamanya, Pondok Pesantren yang dipimpin oleh KH. Moh. Ghozali Manan ini kemudian perlahan-lahan terus berkembang dan mengakar kuat sejalan dengan adanya dukungan dan peran serta santri yang telah dibina, dididik dan dibimbing dengan kesabaran dan ketulusan yang sungguh-sungguh.

Hasil perjuangan beliau semakin tampak, terbukti dengan eksistensi Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin yang semakin diminati dan dipercaya oleh masyarakat umum baik dari wilayah pulau Jawa maupun luar Jawa.

Selain kesibukannya mengasuh pesantren, beliau juga sangat peduli terhadap masayarakat luas, baik melalui



13

pengajian-pengajian diluar pondok pesantren, organisasi kemasyarakatan maupun kepemerintahan.

B. Sejarah Perkembangan

Setelah beliau wafat ( R. Tsani 1411 H / 12 Desember tahun 1990 M), Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin diasuh oleh putra-putra beliau yaitu KH. Moh. Ridlwan Syaibani sebagai pengasuh pondok putra dan KH. Moh. Hamam Ghozali sebagai pengasuh pondok putri. Pada periode ini, perkembangan pondok pesantren tampak semakin pesat dan mengalami kemajuan yang cukup signifikan, unit pendidikan yang sudah ada tetap berkembang dengan pesat.

Dari unit-unit pendidikan yang sudah ada tersebut, seiring dengan tuntutan zaman maka didirikanlah MI Darussalam, MTs Darussalam dan MA Darussalam yang semuanya itu menggunakan Kurikulum Kementerian Agama (Kemenag).

Walaupun demikian, guna tetap mempertahankan ciri khas pesantren salafiyah dan siswa-siswi tidak ketinggalan kemampuannya di bidang kitab kuning, bagi mereka yang memilih sistem pendidikan ini diwajibkan untuk bermukim (mondok).

Kemudian unit pendidikan juga bertambah lagi dengan lahirnya RA Darussalam, Perguruan Tinggi Pesantren (STIADA Salafiyah) dan Forum Kajian Khusus Kitab Kuning (FK4) sebagai wadah dari santri-santri purna Aliyah dan



14

Madrasah Aliyah Mu’adalah (Madrasatul ’Ulya PP. Miftahul Mubtadiin) serta disusul kemudian STAI Darussalam Tahun 2010 dan tahun 2012 didirikan Kelompok Bermain (KB) Darussalam yang dalam istilah di masyarakat lebih dikenal dengan sebutan PAUD Darussalam.

C. Organisasi Kelembagaan Sistem kepemimpinan yang diterapkan di Pondok

Pesantren Miftahul Mubtadiin Krempyang Tanjunganom Nganjuk pada mulanya adalah menganut manajemen tradisional yaitu sentralisasi kepemimpinan atau kepemimpinan tunggal.

Kemudian mengingat perkembangannya yang setiap tahun semakin bertambah maka untuk memperkuat eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sangat mengakar di masyarakat, pada tahun 2006 didirikanlah Lembaga Islam Al-Ghozali ( LIGA ) sebagai badan tertinggi yang menaungi berbagai unit pendidikan dan usaha-usaha yang ada. Yang kemudian disempurnakan dengan dibentuknya Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) pada tahun 2010.

D. Pola Pembelajaran

Sistem pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Miftahul Mubtadiin tidak jauh beda dari pesantren-pesantren salafiyah lainnya yaitu dengan bentuk pengajian



15

wetonan/bandongan, sorogan, musyawarah/bahtsul masail, muhafadzah dan lainnya.

Walaupun demikian, KH. Moh. Ghozali Manan juga sangat memperhatikan pelajaran-pelajaran umum yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari serta perkembangan teknologi dan informasi.

Beliau mengkombinasikan antara pelajaran agama dan umum, dengan memasukkan tiga pelajaran utama yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris ke dalam bagian dari kurikulum madrasah yang ada.



16

BAB III KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN

A. Pendahuluan Untuk mencapai tujuan visi, misi dan tujuan yang telah

dirumuskan di Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) Krempyang Tanjunganom Nganjuk, maka perlu ditetapkan Kode Etik yang mengikat kepada seluruh warga Yayasan, baik Guru dan

Karyawan, murid, maupun mahasiswa, yang selanjutnya disebut sebagai ”Etika Yayasan”.

Etika yayasan merupakan pedoman moral bagi pengembangan Yayasan Islam al Ghozali (YIGA) Krempyang Tanjunganom Nganjuk yang berisi rumusan tentang: Etika warga Yayasan Islam al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk yang meliputi; guru dan karyawan, murid, maupun mahasiswa.

Guru dan karyawan, murid maupun mahasiswa dapat menjabarkan butir-butir etika yayasan sesuai dengan situasi dan kondisi, selama penjabaran tersebut jelas-jelas tidak menyimpang dari nilai-nilai yang terkandung dalam etika yayasan tersebut.



17

B. Tujuan Dan Fungsi a. Etika yayasan diterbitkan dengan tujuan tercapainya

suasana yayasan yang bermoral dan kondusif bagi tercapainya visi, misi dan tujuan Yayasan Islam al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk, serta terlaksananya kegiatan pendidikan dan pengajaran di yayasan dengan baik dan memuaskan semua pihak.

b. Etika yayasan berfungsi: 1) Menjadi peraturan atau petunjuk mengenai hak,

kewajiban, larangan dan sanksi yang berlaku bagi warga Yayasan Islam al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta dalam pergaulan di lingkungan warga yayasan, baik bersifat vertikal maupun horizontal.

2) Membantu tegaknya peraturan dan tata tertib di Yayasan Islam al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk.

C. Butir-Butir Etika 1. Etika Warga Yayasan Islam al Ghozali Krempyang

Tanjunganom Nganjuk Warga sebagaimana maksud dalam item ini adalah

seluruh personil yang berada dibawah naungan Yayasan Islam al Ghozali, meliputi pengurus yayasan, pengurus



18

pondok, pengurus madrasah, guru dan karyawan, murid, mahasiswa dan semua yang berada dibawah unit-unit yang ada dibawah naungan yayasan.

Semua warga Yayasan Islam al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk senantiasa : a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sesuai dengan

ajaran ahli sunnah wa al jama’ah an Nahdliyah. b. Selalu memperluas wawasan keislaman dan menjunjung

tinggi otonomi keilmuan. c. Secara bersama-sama mengaktualisasikan ajaran Islam

melalui kegiatan pendidikan, pengajaran dan pengabdian pada masyarakat.

d. Senantiasa menjadi suri tauladan dalam bertutur kata, berpakaian, maupun berperilaku, baik di dalam maupun diluar yayasan

e. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar secara konsekuen dan bijaksana, baik secara pribadi maupun kolektif.

f. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Islam, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

g. Dengan penuh kesadaran, menjaga nama baik Yayasan, baik dalam pergaulan keilmuan maupun dalam pergaulan bermasyarakat dalam lingkup lokal, regional, nasional dan internasional.



19

h. Dengan penuh kesadaran senantiasa mengenakan pakaian yang sopan, rapi dan Islami (sesuai dengan tuntunan syariah Islam, budaya luhur bangsa Indonesia dan pesantren) baik didalam maupun diluar Yayasan.

i. Dalam kegiatan dan acara-acara formal, dengan penuh kesadaran senantiasa mengenakan pakaian formal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Etika Tenaga Pendidik & Kependidikan Yayasan Islam

al Ghozali Krempyang Tanjunganom Nganjuk Semua guru dan karyawan Yayasan Islam al Ghozali

Krempyang Tanjunganom Nganjuk: a. Selalu memperkuat kemampuan dan ketajaman berpikir

serta memperluas pengetahuan. b. Senantiasa menjadi teladan dalam pengamalan ajaran

Islam dan berdisiplin tinggi terhadap kode etik profesi. c. Selalu mengutamakan pengabdian dan pelayanan

kepada masyarakat. d. Selalu bekerja dengan jujur, adil dan amanah. e. Selalu melaksanakan tugas dengan disiplin, profesional

dan inovatif, serta menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.

f. Selalu menjunjung tinggi sifat setia kawan dan bertanggung jawab.



20

D. Butir-Butir Hak, Kewajiban Dan Sanksi Hak, Kewajiban dan Sanksi bagi guru dan karyawan

adalah sebagaimana telah diatur dalam berbagai peraturan dan peraturan lain yang secara umum maupun secara khusus mengatur tentang hak, kewajiban serta sanksi seorang guru dan karyawan.

1. Kewajiban :

a. Wajib mentaati peraturan dan tata tertib. b. Wajib menghormati, menghargai dan mentaati dewan

pengasuh pondok, pengurus yayasan dan pengurus madrasah.

c. Wajib menjaga nama baik Yayasan. d. Wajib memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi. e. Wajib menjalin hubungan kekeluargaan sesama warga

madrasah. f. Wajib menggunakan seragam yang telah ditentukan. g. Wajib berpenampilan rapi, sopan dan islami. h. Wajib hadir di Madrasah 10 menit sebelum Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) dimulai. i. Wajib mengisi dan menandatangani jurnal Kegiatan

Belajar Mengajar . j. Wajib masuk dan keluar kelas tepat waktu (sesuai jam

pelajaran).



21

k. Wajib memberitahukan kepada Kepala Madrasah / Seksi Pengganti Guru bila berhalangan hadir (tidak masuk) dan menyampaikan mata pelajaran sedini mungkin / 1 hari sebelumnya.

l. Wajib mengisi pelajaran (melaksanakan pembelajaran) di kelasnya, apabila guru pelajaran umum tidak hadir (bagi guru Madrasah salafiyah).

m. Wajib mematikan / me-non aktifkan HP pada saat melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran.

n. Wajib turut membantu melaksanakan dan mengamankan kebijakan dan atau keputusan yayasan dan atau / pengurus madrasah.

o. Wajib membantu menegakkan kedisiplinan, ketertiban, dan keamanan madrasah.

p. Wajib peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan kelas pada khususnya, dan madrasah pada umumnya.

2. Larangan : a. Dilarang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan

syari’at Islam dan negara. b. Dilarang melakukan hal-hal yang dapat menurunkan

martabat yayasan. c. Dilarang menggunakan barang-barang milik madrasah

untuk kepentingan pribadi tanpa izin .



22

d. Dilarang meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa izin.

e. Dilarang meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran umum, sebelum ada kepastian atas kehadiran guru umum.

f. Dilarang merokok saat mengajar. g. Dilarang memberikan sanksi kepada murid yang tidak

sesuai dengan ketentuan yang ada.

E. Tata Cara Penjatuhan Sanksi Sanksi untuk guru dan karyawan dijatuhkan oleh pejabat

berwenang sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.

F. Tambahan

Sepanjang berhubungan dengan kode etik dalam yayasan , terhadap hal-hal yang belum diatur dalam kode etik yayasan ini, akan diatur kemudian dalam peraturan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.



23

BAB IV PEDOMAN PELAKSANAAN

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Dalam rangka untuk menciptakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang tertib, efektif, kondusif dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan Yayasan, maka dengan ini ditetapkan pedoman Pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran sebagai berikut: 1. Guru menjadi suri tauladan yang baik bagi murid-muridnya,

dalam berpakaian, berperilaku, bertutur kata dan lain sebagainya, baik didalam maupun diluar Madrasah.

2. Guru memposisikan diri sebagai pendidik dan pengajar 3. Guru datang tepat waktu, pada jam I, II dan III 4. Guru mempersiapkan bahan ajar (Muthola’ah) 5. Guru menerangkan materi / pelajaran dengan menggunakan

bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh murid. 6. Guru pada saat mengajar harus menggunakan seragam sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 7. Guru laki-laki dilarang :

a. Menggunakan pakaian seragam yang berlengan pendek, baju takwa, baju koko dan sejenisnya.

b. Melepas kopyah pada saat mengajar c. Menggunakan kopyah selain hitam polos d. Merokok pada saat mengajar

8. Guru perempuan dilarang : a. Menggunakan pakaian yang ketat b. Panjang baju harus sampai dibawah pinggul



24

c. Memasukkan jilbab kedalam krah baju 9. Ketentuan Seragam :

Sabtu – Ahad : Batik Motif Hitam (Produk 2014) Senin – Selasa : Coklat Muda (Produk 2015) Rabu – Kamis : Batik Motif Merah (Produk 2013) Catatan : Bagi Bapak/Ibu guru yang belum memiliki / guru baru, dimohon untuk menyesuaikan.

10. Guru pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran : a. Dilarang menggunakan metode pembelajaran yang dapat

menimbulkan kegaduhan. b. Dilarang mengajar dan atau memberikan penjelasan

(menerangkan) dengan suara yang dapat mengganggu kelas yang lain.

c. Dilarang menggunakan bahasa ilmiah atau intelektual tanpa disertai dengan penjelasan arti dan atau maknanya.

d. Dilarang mengoperasikan Hand Phone pada saat mengajar (tidak sms, menelepon, WhatsApp, Facebook, atau menerima telepon dll. / HP harus dimatikan).

e. Apabila dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media (missal : Laptop, LCD, rubu’, dll) maka harus disediakan diruang kelas sebelum pelajaran dimulai.

11. Agar waktu yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran dapat efektif dan efisian serta dapat dimanfaatkan secara maksimal, maka hendaknya waktu pembelajaran dibagi sebagai berikut :



25

Jam

Waktu Uraian Kegiatan Keterangan

I

07.50 – 07.55 07.55 – 08.00 08.00 – 08.05 08.05 – 08.10 08.10 – 08.20

08.20 – 08.50 08.55 – 09.10

Siswa masuk kelas Hafalan 5 menit Membaca Aurod Persiapan Pelajaran Membaca / tanya jawab/ mengerjakan tugas (PR) Menambah pelajaran Tanya jawab /penugasan (PR) /dll

1. Semua kegiatan di kelas dipandu oleh guru kelas masing-masing

2. Kegiatan Persiapan meliputi:

a) Mengecek siswa (absen)

b) Mengecek alat tulis, kitab, buku siswa

c) Mengecek kerapian murid (pakaian, kopyah,Jilbab, dll)

d) Mengecek kerapian tempat duduk siswa

09.10 – 09.30 Istirahat

II

09.30 – 09.35 09.35 – 09.45

09.45 – 10.20 10.20 – 10.35

Persiapan Pelajaran Membaca / tanya jawab/ mengerjakan tugas (PR) Menambah pelajaran Tanya jawab /penugasan (PR)/ dll

10.35 – 10.55 Istirahat

III

10.55 – 11.00 11.00 – 11.10

11.10 – 11.45 11.45 – 12.00

Persiapan Pelajaran Membaca / tanya jawab/ mengerjakan tugas (PR) Menambah pelajaran Tanya jawab /penugasan (PR)/ dll

Penting:Untuk pelajaran/Materi Kitab, guru memberi keterangan/menerangkan kepada murid setelah selesai membacakan Materi dan murid telah mengulangi bacaannya .



26

BAB V PENUTUP

Syukur Alhamdulillah, buku kode etik Yayasan Islam al

Ghozali ini dapat disusun, besar harapan dari Yayasan untuk dapat dipergunakan sebagai rujukan dan pedoman dalam melaksanakan tugas dan kewajiban semua unsur yang ada di keluarga besar Yayasan Islam al Ghozali.

Pedoman ini disusun sebagai salah satu ikhtiyar manusiawi dalam rangka untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan dari Yayasan.

Sebagai buah karya manusia, tentu dalam buku ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Guna menyempurnakan buku ini, saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang membantu terwujudnya buku ini.

Semoga buku ini bermanfaat dan membawa barokah. Amin.

Krempyang, 17 Januari 2016 Ketua Yayasan, Ttd.

KH. Moh. Ridlwan Syaibani NIY. 10.1953.03.25.83.015

KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN - …pondokkrempyang.org/wp-content/uploads/2016/03/KODE-ETIK-GUR… ·...

Documents

Transcript of KODE ETIK GURU DAN KARYAWAN - …pondokkrempyang.org/wp-content/uploads/2016/03/KODE-ETIK-GUR… ·...