Klt

25
I. Judul Percobaan : KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS II. Hari/Tanggal : Rabu, 12 Maret 2014 III. Tujuan Percobaan : 1. Menentukan komposisi eluen yang tepat dengan metode cincin terkonsentrasi 2. Menentukan nilai Rf dari zat warna pada tanaman dengan menggunakan pelat KLT. IV. Dasar teori Pengertian Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas. Peralatan KLT Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida

description

klt kimia analitik

Transcript of Klt

I. Judul Percobaan : KROMATOGRAFI LAPIS TIPISII. Hari/Tanggal

: Rabu, 12 Maret 2014

III. Tujuan Percobaan:

1. Menentukan komposisi eluen yang tepat dengan metode cincin terkonsentrasi

2. Menentukan nilai Rf dari zat warna pada tanaman dengan menggunakan pelat KLT.IV. Dasar teoriPengertian

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

Peralatan KLT

Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.Faktor Retensi

Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.Cara Menggunakan KLT

KLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah komponen dalam sampel. Peralatan yang digunakan untuk KLT adalah chamber (wadah untuk proses KLT) , pinset, plat KLT, dan eluen. Inilah langkah-langkah memakai KLT:

1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan plat selebar 3 cm.

2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis akhir di bagian atas.

3. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.

4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalam chamber dan campurkan.

5. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base line jangan sampai tercelup oleh ulen. Tutuplah chamber.

6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan terlihat.

7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin.Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini

V. Alat dan Bahan1. BAHAN

Methanol dan etanol 100 mL untuk satu gelas

Dikloroform 100 mL untuk satu gelas

Daun pandan betawi yang sudah diblender kering ( 15 g

Kunyit yang sudah diparut ( 15 g

2. ALAT :

Pelat kaca yang berukuran 7x 2 cm 2 lembar dan 3 x 5 cm 2 lembar Pipa kapiler untuk menotolkan noda 6 buah Gelas yang memiliki dasar rata,lurus,diameter 7 cm,tinggi 10 cm. Corong pemisah 100 mL Kertas saring Whatman selebar bagian dalam gelas Gelas ukur 10 mL 2 buah Gelas kimia 50 mL 2 buah Pelat kaca untuk menutup gelas Vial-vial kecil 6 buah yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan Pinset panjang Penumbuk VI. ALUR / CARA KERJA

1. Persiapan sampel

2. Persiapan pelat

3. Persiapan eluen

a. Cincin terkonsentrasi

Perbandingan heksana : kloroform : etanol

PelarutHeksanaKloroformEtanol

A14,54,5

B343

C334

D433

E4,54,51

F4,514,5

b. Penentuan Rf

4. Tahap penotolan dan pengembangan sampel

a. Untuk cincin terkonsentrasi

b. Untuk penentuan Rf

VII. HASIL PENGAMATANNOProsedur PercobaanHasil pengamatanDugaan/reaksiKesimpulan

1.2.

3.4.

Persiapan Sampel

A. 25g pandan suji yang telah dihaluskan , direndam dengan 25ml methanol. Ambil filtratnya.Dimasukkan kecorong pemisah, tambahkan 25ml diklorometana, kocok searah. Ambil lapisan yang bawah.

B. 25g kunyit yang telah dihaluskan , direndam dengan 25ml ethanol. Ambil filtratnya.

Dimasukkan kecorong pemisah, tambahkan 25ml diklorometana, kocok searah. Ambil lapisan yang bawah.

Persiapan Pelat

a.Pelat ukuran 3x5cm

Dimasukkan dalam oven selama 5 menit. Diberi titik-titik dengan pensil untuk tempat menotolkan noda, jarak antar titik 1 cm dan tiap pelat memuat 6 titik

b.Pelat ukuran 2x7cm

Dimasukkan kedalam oven selama 5menit. Diberi batas bawah 1cm, dan batas atas 0,5cm.

Persiapan EluenA. Cincin terkonsentrasi

Heksan + kloroform + etanol dicampur dengan perbandingan tertentu.

B. Penentuan Rf

5ml eluen yg sesuai dimasukkan ke chamber yg ditutupi kertas saring dan tutup dengan pelat kaca

Penotolan dan pengembangan sampel

a.Cincin terkonsentrasi

sampel ditotolkan dengan ppipa kapiler pada plat KLT. Lalu ditotolkan eluen A-F pada ke 6 titik. Bandingkan cincin yg terbentuk.

b.Penentuan Rf

-sampel ditotolkan pada plat klt-dimasukkan kedalam chamber yang telah berisi eluen dengan menggunakan pinset.

-diambil setelah eluen menyentuh batas atas pada plat

-keringkan

-hitung nilai Rf-Methanol = tak berwarna-Diklorometana = tak berwarna

-Pandan suji + methanol = larutan hijau tua

-pandan suji + methanol + diklorometana = 2 lapisan, kuning bening diatas, hijau dibawah - Etanol = tak berwarna

-dikorometana = tak berwarna

-kunyit + etanol = larutan jingga

-kunyit + etanol + diklorometana = 2 lapisan, kuning bening diatas, jingga dibawah

Plat berupa lempengan tipis berwarna putih

Heksan + kloroform + etanol = larutan tak berwarna

Totolan sampel + eluen = membentuk cincin terkonsentrasi

Kunyit = eluen E (polar)

Pandan = eluen E (polar)

Harga Rf (kunyit)

Rf1 = 0,070

Rf2 = 0,194

Rf3 = 0,231

Rf4 = 0,305

Rf5 = 0,389

Rf6 = 0,453

Rf7 = 0,639

Harga Rf (pandan suji)Rf1 = 0,370

Rf2 = 0,500

Rf3 = 0,537

Rf4 = 0,629

Rf5 = 0,666

Rf6 = 0,722

Rf7 = 0,777

Rf8 = 0,833Saat dilakukan ekstraksi kunyit dalam corong pisah, terbentuk dua lapisan. Lapisan atas adalah lapisan organik dan lapisan bawah adalah lapisan airSetelah diberi titik-titik dengan pensil, diperoleh gambar sebagai berikut:

Pelat 2x5 cm

Pelat 3x5 cm

Heksan = non polar

Kloroform = semi polar

Etanol = polar

Untuk kunyit:

A = 1 : 4,5 : 4,5 (kurang polar)

B = 3 : 4 : 3 (terlalu polar)C = 3 : 3 : 4 (terlalu polar)

D = 4 : 3 : 3 ( kurang polar)

E = 4,5 : 4,5 : 1 (polar)

F = 4,5 : 1 : 4,5 (terlalu polar)

Untuk pandan suji:

A = 1 : 4,5 : 4,5 (kurang polar)

B = 3 : 4 : 3 (kurang polar)

C = 3 : 3 : 4 (kurang polar)

D = 4 : 3 : 3 ( kurang polar)

E = 4,5 : 4,5 : 1 (polar)

F = 4,5 : 1 : 4,5 (polar)

Filtrat pandan suji dan kunyit terbentuk 2 lapisan setelah ditambah dengan diklorometanaPlat menjadi kering setelah dioven

Eluen yang digunakan untuk sampel kunyit dan pandan suji adalah eluen E dengan perbandingan heksan : kloroform : etanol sebesar 4,5 : 4,5 : 1

Rf = Jarak tempuh komponen / jarak tempuh eluen

VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Percobaan kromatografi lapis tipis ini bertujuan untuk menentukan komposisi eluen yang tepat dengan metode cincin terkonsentrasi, serta menentukan Rf dari zat warna pada tanaman dengan menggunakan pelat KLT, dan metode yang dilakukan guna mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut :1. Persiapan Sampel

Daun pandan suji dan kunyit yang sudah ditumbuk atau diparut ditimbang 15 gram, dan kemudian ditambahkan 25 mL metanol untuk pandan dan 25 mL etanol untuk kunyit sampai larutan berwarna cukup tua (fungsi penambahan metanol pada daun pandan dan etanol pada kunyit adalah untuk melarutkan pigmen yang terkandung di dalam daun pandan maupun kunyit tersebut). kemudian didiamkan beberapa menit sampai endapan pandan ataupun kunyit terendapkan, kemudian diambil filtratnya, pengambilan filtrat jangan dilakukan dengan tangan karena bisa menyebabkan kontaminasi terhadap filtrat selain itu, pemisahan juga tidak boleh dilakukan dengan penyaring agar zat warna (pigmen) tidak tertinggal pada kertas saring.Filtrat yang dihasilkan tersebut selanjutnya diekstrak dengan memasukkannya kedalam corong pisah dan ditambahkan dengan 5 ml kloroform. Penambahan kloroform ini bertujuan untuk mempercepat proses pemisahan fasa organik dan fasa air. Kemudian mengocok larutan yang terdapat dalam corong pisah dengan arah yang sama sambil sesekali dibuka tutupnya untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan. Selanjutnya larutan tersebut didiamkan beberapa menit sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah inilah yang digunakan sebagai pigmen sampel. Warna yang diperoleh dari hasil ekstraksi adalah kuning (untuk sampel kunyit), hijau tua (untuk sampel daun pandan suji).

2. Persiapan PlatPertama, disiapkan pelat berukuran 3x5 cm sebanyak 2 lembar dan pelat berukuran 2x7 cm sebanyak 2 lembar. Pelat yang akan digunakan dimasukkan dalam oven sekitar 5 menit. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan molekul-molekul air yang mungkin terikat di dalamnya. Adanya molekul-molekul air dalam pelat dapat menghambat proses pengembangan sampel sehingga mempengaruhi nilai Rf sampel.. Kemudian pelat yang yang sudah di oven, diberi titik-titik dengan pensil untuk tempat menotolkan noda, jarak antar titik 1 cm dan tiap pelat memuat 6 titik pada pelat yang berukuran 3x5 cm. Untuk pelat berukuran 2x7 cm diberi batas dengan pensil, batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm.3. Persiapan EluenPada laboratorium sudah disediakan eluen dengan perbandingan heksan : kloroform : etanol sebagai berikut :

PelarutHeksanaKloroformEtanol

A14,54,5

B343

C334

D433

E4,54,51

F4,514,5

4. Penotolan dan Pengembangan Sampel

a. Cincin terkonsentrasi

Untuk pelat percobaan cincin terkonsentrasi digunakan pelat berukuran 3 x 5 cm sebanyak 2 buah untuk pandan dan kunyit. Kemudian masing masing pelat diberi tanda 6 buah titik dengan menggunakan pensil dan diberi jarak yang sama sebagai tempat untuk menotolkan noda, penggunaan pensil untuk memberikan tanda dikarenakan noda yang dihasilkan pensil tidak akan akan bercampur dengan sampel maupun eluen sehingga tidak mempengaruhi hasil dari yang diperoleh. Selanjutnya pada titik titik yang telah ditandai pada masing masing pelat ditotolkan 2-3 totol sampel pandan pada pelat 1 dan sampel kunyit pada pelat 2 dengan menggunakan pipa kapiler sampai warna terlihat jelas. Kemudian pada tiap tiap noda ditotolkan dengan 6 macam eluen yang telah tersedia.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sampel pandan cukup polar dengan pelarut E. Sedangkan pada sampel kunyit juga cukup polar dengan pelarut E. Kecukup polaran ini ditunjukkan dengan noda sampel awal dapat mengembang setelah penambahan eluen namun tidak sampai terlalu melebar dan tidak terlalu kecil pelebarannya.

b. Penentuan Rf

Pada penentuan Rf ini mula-mula harus menyiapkan eluen yang telah jenuh yaitu dengan cara menyiapkan chamber yang dibuat dari gelas kaca dengan permukaan bawah gelas yang datar. Kemudian melapisi gelas tersebut dengan kertas saring hingga meyelimuti seluruh permukaan gelas. Selain itu, kertas saring tidak boleh melebihi bagian atas dari gelas, dan menutup gelas tersebut dengan menggunakan kaca sampai kertas saring basah seluruhnya. Hal ini menunjukkan bahwa eluen tersebut telah jenuh. Tujuan dari penutupan gelas untuk menyakinkan bahwa kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Kondisi jenuh ini dapat mencegah penguapan pelarut.

Selanjutnya dipersiapkan 2 pelat untuk sampel pandan dan kunyit yang berukuran 2 x 7 cm, dan diberi batas bawah 1 cm dan batas atas 0,5 cm dengan menggunakan pensil, karena noda yang dihasilkan pensil tidak akan akan bercampur dengan sampel maupun eluen sehingga tidak mempengaruhi hasil dari yang diperoleh.Kemudian pada batas bagian bawah pada masing masing pelat diberi 2 tanda titik A dan B untuk perbandingan dan kemudian ditotolkan sampel pandan serta kunyit, lalu chamber dibuka dan dimasukkan masing masing pelat tersebut pada chamber dalam posisi agak miring dan chamber ditutup kembali, ditunggu sampai terbentuk beberapa noda dan eluen mencapai batas atas kemudian pelat diambil dengan pinset dan dilapisi dengan selotip agar warna noda yang dihasilkan tidak pudar, kemudian diukur nilai Rf pada masing pelat pandan dan kunyit.Didapatkan nilai Rf untuk pandan sebagai berikut:

Rf1 : A = 0,370 ; B = 0,370Rf6 : A = 0,722 ; B = 0,722Rata-rata = 0,370

Rata-rata = 0,722

Rf2 : A = 0,5 ; B = 0,5Rf7 : A = 0,777 ; B = 0,777

Rata-rata = 0,5

Rata-rata = 0,777

Rf3 : A = 0,537 ; B = 0,537Rf8 : A = 0,833 ; B = 0,833

Rata-rata = 0,537

Rata-rata = 0,833

Rf4 : A = 0,629 ; B = 0,629

Rata-rata = 0,629

Rf5 : A = 0,666 ; B = 0,666

Rata-rata = 0,666

Didapatkan nilai Rf untuk kunyit sebagai berikut:

Rf1 : A = 0,070 ; B = 0,070Rf6 : A = 0,462 ; B = 0,444Rata-rata = 0,070

Rata-rata = 0,453Rf2 : A = 0,203 ; B = 0,185Rf7 : A = 0,639 ; B = 0,639Rata-rata = 0,194

Rata-rata = 0,639Rf3 : A = 0,240 ; B = 0,222

Rata-rata = 0,231

Rf4 : A = 0,315 ; B = 0,296Rata-rata = 0,305Rf5 : A = 0,389 ; B = 0,389Rata-rata = 0,389IX. KESIMPULANDari percobaan yang telah kami lakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan cincin terkonsentrasi baik sampel pandan ataupun kunyit keduanya cocok menggunakan pelarut (eluen) E yang terdiri dari heksana : kloroform : etanol dengan perbandingan 4,5 : 4,5 : 1, karena pada eluen E ini noda yang terbentuk cukup polar.

2. Nilai Rf pada masing masing sampel adalah sebagai berikut :a. Pandan memiliki 6 nilai Rf yaitu :Rf 1 = 0,370 ; Rf 2 = 0,5 ; Rf 3 = 0,537 ; Rf 4 = 0,629 ; Rf 5 = 0,666 ; Rf 6 = 0,722 ;

Rf 7 = 0,777 ; Rf 8 = 0,833 .

b. Kunyit memiliki 4 nilai Rf yaitu :Rf 1 = 0,070 ; Rf 2 = 0,194 ; Rf 3 = 0,231 ; Rf 4 = 0,305 ; Rf 5 = 0,389 ; Rf 6 = 0,453 ;

Rf 7 = 0,639.DAFTAR PUSTAKAJR. Day R A dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif (edisi ke-enam). Jakarta: Erlangga. Pecsok, Robert L.1976. Modern Methods Of Chemicalanalysis (edisi kedua). New York.John Wiley & Sons.

Sianita, Maria Monica. 2008. Kromatografi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Svehla, G. 1979. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi Kelima. Terjemahan oleh Ir. L. Setiono dan Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka. 1985. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.Underwood, A. L. dkk. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.JAWABAN PERTANYAAN 1.Apakah yang terjadi jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu polar atau kurang polar? Mengapa?

Jawab:

Jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT terlalu polar, maka seluruh noda yang ditotolkan pada pelat akan naik sampai batas atas pelat tanpa mengalami pemisahan. Sebaliknya, jika eluen yang digunakan sebagai pelarut pengembang pada KLT kurang polar, maka noda yang ditotolkan sama sekali tidak bergerak.

2.Apa fungsi kertas saring pada percobaan penentuan Rf?

Jawab:

Berfungsi untuk menjenuhkan gelas dengan uap pelarut setelah dibasahkan dengan uap dari campuran pelarut pengembang.

3.Mengapa permukaan pelat KLT tidak boleh rusak?

Jawab:

Agar warna pada sampel dapat terpisah dengan baik.

4.Mengapa pelat KLT yang digunakan harus dikeringkan dulu dalam oven?

Jawab:

Agar pelat bebas dari molekul-molekul air yang terikat. Jumlah air yang terikat sangat berpengaruh pada pemisahan, karena air terikat sangat kuat pada adsorben sehingga menghambat terjadinya kesetimbangan dengan molekul-molekul analit

5.Mengapa batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan pensil?

Jawab:

Karena warnanya tidak dapat menyebar pada pelat, dan tidak mempengaruhi warna pada sampel yang diujikan. Namun jika menggunakan bulpein, maka tinta dari bulpein warnanya akan menyebar dan mempengaruhi warna pada sampel.LAMPIRAN

(Pandan suji + methanol)

(kunyit + etanol )

(2 lapisan pada pandan suji)

(2 lapisan pada kunyit)

(Ekstrak pandan suji)

(ekstrak kunyit)

(plat KLT dalam chamber)

Kunyit 15 gram

Daun pandan 15 gram

Filtrat

Filtrat

Lapisan atas

Lapisan bawah

- + 25 mL etanol

- diaduk dan direndam sampai larutan berwarna cukup tua

- + 25 mL metanol

- diaduk dan direndam sampai larutan berwarna cukup tua

- dimasukkan dalam corong pisah

- ditambahkan 5 mL kloroform

- dieks-traksi sambil sekali-kali dibuka tutup krannya

- didiamkan (digantung)

-diambil

Sampel 1

- dimasukkan dalam corong pisah

- ditambahkan 5 mL kloroform

- dieks-traksi sambil sekali-kali dibuka tutup krannya

- didiamkan (digantung)

Lapisan atas

Lapisan bawah

-diambil

Sampel 2

Pelat

Ukuran 3 x 5 cm (Penentuan Rf)

Ukuran 2 x 7 cm (Cincin terkonsentrasi)

-diberi garis batas ba-wah dengan pensil 1 cm

- diberi garis batas atas dengan pensil 0,5 cm

Pelat untuk penentuan Rf

-dimasukkan dalam oven (sekitar 10 menit)

- diberi titik-titik dengan pensil(tempat totolan noda) dengan jarak antar noda sekitar 1 cm

Pelat untuk cincin terkonsentrasi

Gelas

- diberi kertas saring pada dinding

- dimasukkan 5 mL pelarut yang sesuai berdasarkan hasil percobaan pada cincin terkonsentrasi

-ditutup dengan kaca sampai kertas saring basah

Hasil

Pelat ukuran 3 x 5 cm

- ditotoli sampel 1 untuk plat 1 dan sampel 2 untuk plat 2 sebanyak 2-3 kali dengan pipa kapiler pada 6 titik yang diberi tanda ( titik A- F)

Pelat 1 ukuran 3 x 5 cm dengan noda sampel 1

- ditotoli eluen dengan ketentuan noda A ditotoli campuran pada vial A, noda B ditotoli campuran vial B, dst

- diamati dan dibandingkan bentuk cincin yang terjadi

- dipilih eluen yang cocok untuk sampel dari bentuk cincin terkonsentrasi

Cincin terkonsentrasi

Pelat ukuran 2 x 7 cm

- ditotoli sampel 1 (kunyit) pada pelat 1 dan sampel 2 (daun pandan) pada pelat 2 pada batas bawah pelat KLT sebanyak 2-3 kali

- dimasukkan dalam gelas dengan terlebih dahulu membuka kaca yang menutupi gelas dan gelas ditutup lagi dengan kaca

- dibiarkan mengembang sampai eluen menyentuh batas atas

- diambil dari gelas

- dikeringkan

- ditutup dengan selotip

- dihitung nilai Rf setiap komponen yang dihasilkan

Hasil