Klp 2_petunjuk & Bukti Evolusi
-
Upload
annisa-kecil -
Category
Documents
-
view
37 -
download
8
description
Transcript of Klp 2_petunjuk & Bukti Evolusi
PETUNJUK DAN BUKTI EVOLUSI
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi
yang dibina oleh Prof. Dr. agr. H. Mohamad Amin, M.Si
Oleh
Kelompok 2
Mashudi Hadi Siswoyo NIM 1403418086
Nanik Nurlaela NIM 140341808631
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September, 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam iklim pendidikan Indonesia dimana Evolusi diajarkan di sekolah
namun tanpa disertai pemahaman yang baik, serta ketakutan akan potensi
kontradiksi dengan apa yang diajarkan agama, banyak orang hingga dewasa
memiliki persepsi yang salah mengenai Evolusi. Salah satu miskonsepsi yang
paling populer adalah bagaimana orang beranggapan bahwa evolusi terjadi secara
serentak dalam sekejap, satu spesies menjadi spesies lain. Disisi lain, dunia
keilmuan sudah terus maju pesat dan bukti bukti penemuan fosil dan spesies baru
terus mengukuhkan Teori Evolusi sehingga sama seperti Big Bang, tidak
terbantahkan lagi.
Evolusi membahas mengenai perubahan beraturan yang membentuk Bumi
dan memodifikasi spesies hidup yang tinggal di dalamnya. Evolusi adalah
penggabungan antara sains biologi dan fisik yang memberikan data pendukung
yang membenarkan fakta kalau seiring berjalannya waktu, perubahan besar terjadi
di interior bumi dan permukaannya, disertai modifikasi iklimnya. Semua
perubahan di bumi digolongkan sebagai perubahan non biologis atau evolusi
inorganik. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dikenal sebagai perubahan
biologis atau evolusi organik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
“Petunjuk dan Bukti Evolusi”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja petunjuk adanya evolusi?
2. Apa saja yang menjadi bukti-bukti adanya evolusi?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan petunjuk dan bukti adanya volusi
2. Menunjukkan adanya bukti-bukti evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Petunjuk adanya Evolusi
Evolusi dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis
dan cara bagaimana proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi
telah dipastikan secara menyeluruh dan lengkap, sebagaimana yang telah
dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa lalu yang
tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa
proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap
kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan yang ada terus
diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.
Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong
para pendukung teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi.
Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada dalam buku
Darwin ”The Origin of Species by Means Natural Selection”, sedangkan
petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh bukti. Upaya untuk
mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada petunjuk adanya
evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.
Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita
dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar
kita. Walaupun dapat tidaknya kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan
bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi para pakar yang
bersangkutan. Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu : (1) Peninggalan
fosil di berbagai lapisan batuan bumi; (2) Anatomi perbandingan; (3)
Embriologi perbandingan; (4) Perbandingan fisiologi; (5) Peristiwa
domestikasi; (6)Adanya alat-alat tubuh yang tersisa; (7) Perbandingan
genetik; (8) Variasi antar individu dalam satu keturunan; dan (9) Petunjuk
secara biokimia.
1. Petunjuk dari peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti
perkembangan makhluk hidup masa lampau, yang menunjukkan suatu
perkembangan yang terus menerus secara evolutif. Fosil merupakan
makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh
tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu. Fosil-fosil dapat ditemukan di
berbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan
atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya fosil yang
terdapat di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua
sedangkan umur fosil yang ditemukan pada lapisan yang lebih atas
mempunyai umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil-fosil
yang ditemukan di berbagai lapisan bumi yaitu mulai sederetan fosil-fosil
yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi dari yang tua sampai
yang muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau
berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan tersebut terjadi secara
bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di
dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini mengakibatkan
terjadinya perubahan jenis-jenis makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan
petunjuk adanya evolusi.
a. Tokoh-tokoh yang mempelajari fosil
Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan
dengan evolusi adalah :
1) Leonardo da Vinci (Itali, 1452-1519)
Merupakan orang pertama yang berpendapat bahwa fosil merupakan suatu
bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.
2) George Cuvier (Perancis, 1769-1832)
Ahli anatomi perbandingan, yang mengadakan studi perbandingan antara
fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi dengan makhluk hidup yang ada
sekarang. Selanjutnya menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah
diciptakan makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa (atau pada
masa yang berbeda diciptakan makhluk yang berbeda pula). Setiap masa
diakhiri dengan kehancuran alam, paham ini dikenal dengan kataklisma.
3) Darwin
Darwin mengatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang terdapat pada
lapisan bumi tua mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan
lapisan bumi yang lebih muda. Oleh sebab itu, fosil pada lapisan lapisan
bumi yang lebih muda berbeda dengan fosil di lapisan bumi yang tua.
b. Fosil Kuda (Bukti Evolusi yang Lengkap)
Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai contoh
perkembangan makhluk hidup dari segi paleontologik, karena memiliki
jejak rekam fosil yang lengkap.
Perkembangan kuda dimulai dari apa yang disebut Hyracotherium,
termasuk kelompok Eohippus, yang muncul dari Eocene awal di Amerika
Utara dan Eropa. Nenek moyang kuda ini hanya sekitar 11 inci, berleher
Gambar 1. Evolusi Kuda
pendek dan mempunyai kaki depan yang berbeda dengan kaki belakang,
kaki depan jumlah jari kakinya empat dan kaki belakang jumlah jarinya
hanya tiga; jari keempat dan kelima masih ada tapi kecil sekali. Pada
oligocene muncul Mesohippus yang lebih besar daripada Eohippus, yakni
sekitar 24 inci. Kaki depan dan kaki belakang semua berjari 3. Pada
Miocene dijumpai adanya Parahippus dan Merychippus, yang pertama
adalah pemakan daun dan yang kemudian adalah pemakan rumput. Baru
pada Pleiocene muncul apa yang disebut Pliohippus yang jari sampingnya
sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir sudah muncul nenek moyang
kuda yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia kecuali Australia.
Kalau diikuti uraian tersebut di atas seakan-akan perkembangan
kuda secara evolusi seperti garis lurus. Dalam kenyataannya
perkembangan tersebut bercabang-cabang. Sebagai contoh adalah pada
Miocene selain terdapat Parahippus dan Merychippus seperti disebut di
atas, juga ada Hypohippus, namun kemudian tidak berkembang dan
akhirnya punah.
2. Petunjuk adanya Evolusi berupa Anatomi Perbandingan
Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi.
Homologi adalah adanya fungsi yang berbeda berbagai hewan yang bila
dianalisa secara cermat ternyata mempunyai bentuk dasar yang sama,
sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang sama pada beberapa
makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban fungsi
tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat
bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan
evolusi konvergen. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota
makhluk hidup dari beberapa bentuk berbeda namun berada dalam
lingkungan yang sama untuk jangka waktu yang sangat lama. Yang biasa
dipakai petunjuk evolusi adalah homologi struktur ekstrimitas anterior
beberapa hewan vertebrata (gambar 2)
Gambar 2. Homologi ekstremitas anterior beberapa binatang vertebrata
3. Petunjuk Evolusi Embriologi Perbandingan
Semua anggota Vertebrata dalam perkembangan embrionya
menunjukkan adanya persamaan. Persamaan perkembangan embrio
dimulai dari tahap berikut ini : peleburan sperma dengan ovum zigot
pembelahan (cleavage) morulla blastulagastrula tahap awal
perkembangan embrio.
Mengenai perkembangan embrio Karl von Baer, menyatakan
bahwa: (a) sifat-sifat umum muncul paling awal kemudian diikuti sifat-
sifat khusus; (b) perkembangan dimulai dari yang umum sekali, kemudian
kurang umum, dan akhirnya ke sifat-sifat yang khusus; (c) hewan yang
satu memisah secara progresif dari hewan yang lain; (d) dalam perkem-
bangannya hewan-hewan multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi
kemudian pada saat dewasa bentuknya menjadi berbeda-beda.
Hubungan perkembangan embrio dengan evolusi dinyatakan oleh
Ernst Haeckel bahwa ontogeni adalah pilogeni yang dipersingkat. Ia
menyebut sebagai teori rekapitulasi atau teori biogenetik. Perkembangan
embrio pada hewan vertebrata dijumpai kenyataan bahwa perkembangan
embrio dari zigot menujukkan struktur yang sama, namun selanjutnya
berkembang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga bentuk
dewasanya menjadi sangat berbeda (gambar 3).
Gambar 3. Embriologi Perbandingan Beberapa hewan Vertebrata
4. Petunjuk dari Fisiologi Perbandingan
Makhluk hidup mulai dari yang derajat terendah hingga ke derajat
yang paling tinggi tubuhnya tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan
morfologi setelah dewasa berbeda-beda, namun kegiatan fisiologis di
dalam setiap selnya memiliki kemiripan. Kemiripan faal tubuh dijumpai
pada makhluk hidup mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi
meliputi:
- kemiripan dalam faal respiratoria
- kemiripan dalam metabolisme
- proses sintesis protein
- pembentukkan ATP sebagai molekul berenergi tinggi
5. Petunjuk dari peristiwa domestifikasi
Hasil perjalanan Darwin menunjukkan bahwa spesiasi dapat terjadi
karena upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan
tanaman maupun hewan.
Domestikasi sendiri dapat didefinisikan sebagai usaha manusia
untuk menjadikan hewan/tanaman liar menjadi tanaman/hewan yang dapat
dikuasai dan bermanfaat bagi manusia. Pada dasarnya tindakan ini adalah
memindahkan makhluk hidup dari lingkungan aslinya ke lingkungan yang
diciptakan oleh manusia. Tindakan ini dapat mengakibatkan timbulnya
jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang menyimpang dari aslinya, yang
mengarah terbentuknya spesies baru.
6. Petunjuk dari Alat Tubuh yang tersisa
Merupakan kelanjutan bahasan Anatomi perbandingan yang
mengkhususkan pada identifikasi struktur vestigial. Struktur vestigial
adalah struktur-struktur tertentu yang tidak berkembang terus pada
beberapa organsime, tetapi dalam perkembangan selanjutnya berfungsi
lain. Struktur vestigial termasuk rudimentasi, sayap pada mutan vestigial
(Drosophila melanogaster) kekurangan penglihatan pada hewan-hewan
penghuni gua, gigi geraham manusia, tulang ekor pada manusia (pada
mamalia yang lain ekornya tumbuh memanjang).
Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi, karena
dalam kenyataanya meskipun alat tersebut tidak lagi menunjukkan suatu
fungsi nyata tapi tetap dijumpai secara nyata dan jumlahnya boleh
dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi melihat adanya
kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat
tersisa yang tidak lagi ada gunanya itu. Adapun organ-organ sisa yang
terdapat pada manusia antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam,
otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham
ketiga, rambut didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis dan
masih banyak lagi (Gambar 4).
Gambar 4. Beberapa Struktur Sisa dari Manusia
7. Petunjuk dari perbandingan genetik
Teori ini dipelopori oleh George Mendel. Ia mengemukakan teori
genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu
macam gen. Dengan demikian banyaknya variasi alel menentukan
kemampuan terhadap ketahanan untuk dapat terus hidup. Hanya saja pada
zaman George Mendel, teori genetika belum dipahami dan belum
diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori yang lain. Teori
genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak dikemukakan,
dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20.
8. Variasi antar individu dalam satu keturunan
Fenotip suatu organisme ditentukan oleh faktor genetika dan
lingkungan. Fenotip yang muncul merupakan variasi dari organisme
tersebut. Jadi variasi individu terbentukkarena adanya variasi genetika dan
perbedaan kondisi lingkungan. Contoh kita dapat memperhatikan
keturunan dalam satu keluarga, setiap orang memiliki keunikan tersendiri
meskipun mempunyai orang tua/ leluhur yang sama. Antara kakak dan
adik, bahkan anak kembar sekalipun tidak ada yang sama persis, padahal
ayah dan ibunya sama.
Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-
tumbuhan selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin
jauh berbeda dengan moyangnya yang secara berangsur-angsur akan
menghasilkan spesies baru yang berbeda dari induknya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi
yang menuju ke arah terbentuknya spesies-spesies baru.
Gambar 5. Variasi genetik pada kelompok kumbang
9. Petunjuk secara biokimia
Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara
biokimia. Salah satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah uji presipitin
oleh Natael. Dasar percobaan ini adalah adanyapresipitin atau endapan
pada suatu reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang
terbentuk dapat digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan
antara suatu organisme yang satu dengan organisme yang lainnya.
Percobaan tersebut adalah sebagai berikut : kelinci disuntik dengan
serum manusia berulang kali. Selang beberapa waktu kemudian, serum
kelinci diambil dan dianalisis. Ternyata telah mengandung zat anti ini
terbentuk karena adanya antigen yang masuk, yaitu serum darah manusia.
Serum kelinci yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke
dalam berbagai jenis makhluk hidup, berturut-turut manusia, gorila, orang
hutan, babon, kucing, anjing, banteng, dan lain-lain. Selang beberapa
waktu, darah manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan serum
kelinci dianalisis ternyata mengandung presipitin yang berbeda-beda
kadarnya. Banyaknya endapan ditentukan oleh jauh dekatnya kerabat
antara kelinci dengan makhluk-makhluk tersebut. Makin jauh
kekerabatannya makin banyak presipitinnya.
B. Bukti-bukti Evolusi
1. Bukti Fosil
Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang
terlestarikan.Mereka sering ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk
dengan penumpukan perlahan atau sedimentasi.Usia fosil ditentukan
dengan pengukuran karbon.Fosil tanaman atau hewan sampel di uji rasio
karbon radioaktif (carbon 14) dengan karbon non radioaktif (carbon 12).
Dengan menggunakan tingkat peluruhan karbon 14 menjadi karbon 12,
usia fosil dapat ditentukan.
Catatan fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan
memberikan bukti yang sah mengenai perubahan spesies hewan dan
tanaman. Semakin jauh dibawah batuan, semakin tua usia fosil. Lapisan
atas mengandung sisa fosil yang lebih baru dan lebih rumit.Bagian keras
hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil di endapan keras
batuan.Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya, yang
dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri.
Tahun 1998, Wes Linster (14 tahun) menemukan kerangka hewan
prasejarah bersayap yang hampir sempurna saat ia berburu fosil di
Montana. Para ilmuan memperkirakan kalau predator mirip burung ini
hidup lebih dari 75 juta tahun lalu. Dinosaurus ini (gambar 1) diberi
namaBambiraptor feinbergi, menunjukkan kalau ia masih anak-anak dan
belum mencapai ukuran tubuh sepenuhnya. Ia memiliki otak yang besar,
sternum mirip burung, dan lengan mirip sayap. Fosil ini langka karena
lengkap tanpa kehilangan satu tulangpun. Fosil lain yang menunjukkan
adanya transisi antara dinosaurus dan burung yang ditemukan dalam
sepuluh tahun terakhir adalah : fosil Anchiornis huxleyi dari provinsi
Liaoning, China, serta Longicrusavis houi juga dari China.
Tipe fosil lainnya juga memberi bukti spesies purba.Amber adalah
getah pohon yang mengeras.Serangga terjebak dalam getak lengketnya dan
terlestarikan saat getah tersebut menjadi amber. Es telah melestarikan
hewan yang cukup besar, seperti mammoth wol, yang mungkin terjebak
glasier di Siberia. Cetakan daun terlestarikan di batu bara saat ia terbentuk.
Petrifikasi, penyerapan materi mineral oleh tanaman dan hewan yang
telah mati, melestarikan spesies tersebut dalam bentuk batu. Tumpukan
fosil pohon yang dijual di berbagai tempat di Sukabumi dan diambil dari
hutan gunung berapi merupakan contohnya. Fosil harimau gigi pedang
telah ditemukan di cekungan aspal cair di La Brea, Los Angeles.
Dr. Dan Gebo dan tim penelitinya mengungkapkan sisa fosil dari
sebuah primata yang sangat kecil – sedemikian kecil sehingga ia dapat
masuk ke telapak tangan. Walau begitu, fosil ini dinamakan Eosimias,
yang berarti monyet fajar (Gambar 2). Eosimias adalah penghubung yang
mungkin antara prosimian (primata bawah) dan anthropoid (primata atas).
Tulang ini ditemukan di China. Diyakini kalau primata purba bermigrasi
dari Asia ke Afrika, dimana mereka ber evolusi menjadi baboon dan
simpanse.
Gambar 6. Bambiraptor, sebuah dinosaurus bersayap pra sejarah yang
hidup 75 juta tahun lalu
Gambar 7.Representasi jalur antara Eosimias dan anthropoidea,
termasuklah manusia
2. Bukti dari radiasi adaptasi
Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies
berkembang menjadi sejumlah besar bentuk modern, masing-masing
teradaptasi dengan kondisi lingkungan tertentu.Salah satu contoh terbaik
radiasi adaptasi adalah burung finch Darwin dari kepulauan
Galapagos.Kepulauan Galapagos adalah sekelompok pulau di Samudera
Pasifik yang berjarak 965 kilometer di barat Ekuador.Setiap pulau
memiliki iklim mikronya sendiri dengan flora dan fauna berbeda.
Ahli biologi Charles Darwin mengunjungi Kepulauan Galapagos
pada abad ke-19.Ia menemukan kalau tiap pulau memiliki tipe finch nya
sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi untuk makan makanan tertentu yang
ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit satu sama lain dan
dari burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan.
Darwin menyarankan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki
keuntungan bertahan hidup bila mereka lebih baik dalam makan makanan
yang tersedia di tempatnya.Selama banyak generasi, finch ini bertambah
jumlahnya, dan karena mereka terisolasi dari finch di pulau lain, mereka
pada akhirnya menjadi spesies yang berbeda.
Gambar 8. Pohon evolusi Finch Darwin
3. Bukti molekuler
Evolusi melekuler merupakan merupakan proses evolusi yang
terjadi pada skala DNA, RNA, dan protein. Secara garis besar, evolusi
molekuler ini membahas mengenai RNA, DNA, analisis filogenik, dan
evolusi eukariot. Evolusi molekuler muncul sebagai bidang ilmu
pengetahuan pada tahun 1960-an ketika peneliti dari bidang biologi
molekuler, biologi evolusi, dan genetika populasi berusaha memahami
stuktur dan fungsi asam nukleat dan protein yang baru ditemukan. Evolusi
molekuler pada dasarnya menjelaskan dinamika perubahan evolusi pada
tingkat molekuler, bahasan pada evolusi molekuler itu meliputi perubahan
materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya serta rata-rata dan
pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi organisme dan
makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni molekuler)
Di samping kesamaan yang ditemukan pada struktur-struktur
anatomi, para ahli biokimia juga menemukan banyak kesamaan pada
tingkatan molekuler. Kenyataannya semua organsime hidup memiliki
materi genetik (DNA) yang hampir sama, mengunakan kode-kode genetik
yang sama, dan memiliki molekul berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi
genetik, DNA berfungsi mulai dari perkembangan awal setiap organisme.
Sejak diketahui bahwa transfer sifat-sifat keturunan dan kontrol genetik
melalui DNA, memberi kemajuan yang efektif dan efisien, dan terjadi
perubahan dimana seleksi alam tidak banyak lagi disukai, tetapi beralih ke
mekanisme hereditas.
Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik
(DNA=Dioksiribonukleotid Acid) yang sama. Kode genetik makhluk
hidup tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan empat basa nitrogen yang
saling berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang berbeda.Kode
genetik ini bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi kode-
kode genetik ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang
menyusun protein. Secara universal protein seluruh makhluk hidup
tersusun oleh kombinasi 20 asam amino.
Gambar 9. Perbandingan genetik
Sel semua mahluk hidup memiliki struktur yang dapat
dibandingkan karena berfungsi sama. Semua sel eukariota memiliki
selaput sel, inti (kecuali sel darah merah dewasa), sitoplasma dengan
mitokondria penghasil energi, dan ribosom dimana protein dibuat. Fakta
kalau semua sel mahluk hidup memiliki struktur yang sama dan berfungsi
sama menunjukkan kalau ada kesatuan evolusioner pada semua mahluk
hidup. Jika evolusi tidak terjadi, tentu setiap spesies di bumi ini memiliki
keanekaragaman struktur fungsional di tingkat sel, hal ini mungkin saja
terjadi, tapi ternyata tidak ditemukan.
Di tingkat molekuler, ada kesamaan pada materi genetik sel. Gen
yang sama mengarahkan pembentukan struktur sel yang sama dan protein
yang sama. Sebagai contoh, insulin dihasilkan di pankreas babi, sama
dengan dengan insulin manusia sehingga insulin yang diproduksi pankreas
babi dipakai untuk perawatan penderita diabetes. Ini berarti kalau manusia
dan babi memliki molekul DNA yang sangat mirip. Tidaklah aneh kalau
hewan dari berbagai spesies mensintesa protein yang sama di alam.
Primata (termasuk manusia dan kera) serta guinea pigs menunjukkan jenis
hubungan biokimia yang aneh.Mereka adalah satu-satunya vertebrata yang
tidak dapat membuat vitamin C dari karbohidrat.
Mungkin saja bagi alam untuk menjadikan DNA manusia berbeda
mutlak dengan DNA babi, katakanlah DNA babi memiliki basa yang
berbeda dari DNA manusia. Tapi semua mahluk hidup di bumi memiliki
DNA yang basanya semua sama: adenin, guanin, sitosin, timin. Ini bukti
kalau evolusi terjadi dari satu leluhur purba.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Beberapa petunjuk adanya evolusi, yaitu : (1) Peninggalan fosil di
berbagai lapisan batuan bumi; (2) Anatomi perbandingan; (3)
Embriologi perbandingan; (4) Perbandingan fisiologi;(5) Peristiwa
domestikasi; (6)Adanya alat-alat tubuh yang tersisa; (7) Perbandingan
genetik; (8)Variasi antar individu dalam satu keturunan; dan (9)
Petunjuk secara biokimia
2. Bukti-bukti Evolusi diantarnya adalah Bukti Fosil, Bukti dari radiasi
adaptasi, Bukti molekuler
B. SARAN
Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah pada
petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi, tidak perlu kita
mempertentangkan mana yang menjadi petunjuk evolusi dan yang menjadi
bukti evolusi.
DAFTAR PUSTAKA
Higgs, P.G and T.K. Atwood. 2005. Bioinformatics and Molecular Evolution.
Blackwell Science Ltd. Victoria, Australia.
Ferrel, V. 2001. The Evolution Cruncher. Evolution Facts, Inc. Altamont, USA.
Pontarotti, P. 2008. Evolutionary Biology from Concept to Application. Springer.
Marseille, France.
Dowd, M. 2007. Thank God for Evolution! : how the marriage of scienceand
religion will transform your life and our world. Council Oak
Books. San Francisco/Tulsa
Felsenstein, J. 2015. Theoretical Evolutionary Genetics. Department of Genome
Sciencesand Department of Biology University of Washington.
Seattle, Washington.
Mayr, E. 2002. What Evolution Is. A Phoenix Paperback. London, Great Britain.