KLIPING MEDIA CETAK -...

18

Transcript of KLIPING MEDIA CETAK -...

Page 1: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah
Page 2: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

KLIPING MEDIA CETAK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

No.

Tanggal

Media

Berita

1 26 Mei 2018 Investor Daily Pengembangan Garam NTT Tunggu Izin Pemprov

2 26 Mei 2018 Pikiran Rakyat Warga Minta Pemecah Ombak

3 26 Mei 2018 Kompas Rob di Pantura Jateng Menjadi Ancaman

4 26 Mei 2018 Suara Merdeka Peduli Karimunjawa

5 27 Mei 2018 kumparan.com Pria Lulusan SMP di Tidung Jadi 'Profesor' Terumbu Karang

6 27 Mei 2018 kumparan.com Erik Sukardi, Dulu Perusak Terumbu Karang, Kini Pelindung Tidung Kecil

7 27 Mei 2018 tribunnews.com Ikan Duyung Langka Ditemukan Penuh Luka, Dipotong-potong Warga Lalu Dagingnya Dijual

8 27 Mei 2018 tribunnews.com Diduga Sengaja Dibunuh, Tubuh Ikan Duyung Langka Penuh Luka, Warga Kemudian Melakukan Ini

9 27 Mei 2018 tribunnews.com Pemda DIY Segera Miliki Perda Tentang Zonasi Pesisir Minggu, 27 Mei 2018

10 26 Mei 2018 harianjogja.com DIY Segera Miliki Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Penyusun

Tim Humas

Mengetahui, a.n Kepala Bagian Humas dan Kerjasama

Ka. Sub Bagian Humas

Hery Gunawan Daulay

Page 3: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Berikut kami sampaikan Ringkasan Pemberitaan PRL 26-27 Mei 2018 Media Cetak dan Online No Media Judul Ringkasan

1 Investor Daily Pengembangan Garam NTT Tunggu Izin Pemprov

PT. Garam (Persero) masih menunggu rekomendasi dari pemerintah provinsi untuk bisa segera menggarap lahan garam di NTT

2 Pikiran Rakyat Warga Minta Pemecah Ombak

Banjir rob total merendam sebanyak 570 rumah warga di Kabupaten Indramayu. Wilayah paling terdampak banjir rob ada di Kecamatan Juntinyuat. Warga meminta pemerintah membangun pemecah ombak untuk menekan dampak rob. Kondisi banjir rob di pesisir pantai Indramayu saat ini sudah surut. Warga kembali memulai aktivitasnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, banjir rob setiap tahunnya kerap melanda pesisir pantai Indramayu.

3 Kompas Rob di Pantura Jateng Menjadi Ancaman

Bencana banjir dan limpasan air laut atau rob mengancam jalur mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah daerah, seperti Tegal, Pekalongan, Demak, dan Kota Semarang, diperkirakan 60-117 sentimeter.

4 Suara Merdeka Peduli Karimunjawa

PRISIA Nasution (33) mengajak masyarakat untuk peduli terumbu karang di Karimunjawa. Baru-baru ini, dia mengunggah fotonya saat di perairan kepulauan tersebut. Prisia ikut bersama para aktivis Greenpeace yang mengecam kerusakan terumbu karang di sana gara-gara kapal tongkang pengangkut batu bara.

5 kumparan.com Pria Lulusan SMP di Tidung Jadi 'Profesor' Terumbu Karang

Berkarya ternyata tak mesti punya tingkatan akademik tertentu. Erik Sukardi contohnya.

Bapak berusia 50 tahun kelahiran Pulau Tidung ini mampu berkarya lewat terumbu karang yang ia budidayakan di konservasi terumbu karang Pulau Tidung. Siapa sangka, karya yang awalnya hanya sebagai bentuk 'penebusan dosa' karena menginjak-injak karang, mampu membawanya duduk dalam kursi pemerintahan, sebagai salah satu staf konservasi terumbu karang di Pulau Tidung Kecil.

6 kumparan.com Erik Sukardi, Dulu Perusak Terumbu Karang, Kini Pelindung Tidung Kecil

Pulau Tidung menjelma menjadi pulau dengan terumbu karang terbaik kedua di Indonesia setelah Papua. Kondisinya yang dulu rusak parah berangsur membaik seiring waktu dan perjuangan masyarakat yang bahu membahu dengan pemerintah lewat konservasi yang didirikan.

Salah satunya adalah Erik Sukardi, pria yang lahir pada 20 Juli 1968 silam itu adalah salah satu saksi dari perubahan Pulau Tidung. Tak hanya jadi saksi, ia menjadi pelopor budidaya terumbu karang di pulau ini.

7 tribunnews.com Ikan Duyung Langka Ditemukan Penuh Luka, Dipotong-potong Warga Lalu Dagingnya Dijual

Seekor dugong atau duyung ditemukan mati terdampar oleh seorang nelayan di pesisir Pantai Garassi, Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat,

8 tribunnews.com Diduga Sengaja Dibunuh, Tubuh

Seekor ikan dugong atau ikan duyung ditemukan mati terdampar oleh seorang nelayan di pesisir Pantai Garassi,

Page 4: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Ikan Duyung Langka Penuh Luka, Warga Kemudian Melakukan Ini

Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (26/5/2018) sore.

Ikan yang dilindungi dan dilarang perburuannya itu diduga sengaja dibunuh lantaran di sekujur tubuhnya terdapat beberapa luka dan goresan benda tajam.

9 tribunnews.com Pemda DIY Segera Miliki Perda Tentang Zonasi Pesisir Minggu, 27 Mei 2018

Dengan tingginya tingkat kemiskinan, serta belum dimaksimalkannya potensi wilayah tepi laut, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mulai menyusun produk hukum terkait Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).

10 harianjogja.com DIY Segera Miliki Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY akan segera memiliki Perda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) tahun 2018-2038. Setelah dihantarkan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam rapat paripurna DPRD DIY, Jumat (25/5/2018), ditargetkan Raperda RZWP3K mulai dibahas setelah Lebaran 2018.

Page 5: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

KLIPING MEDIA CETAK

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan

Media : Investor Daily Tanggal : 26-27 Mei 2018

Halaman : 7

Judul : Pengembangan Garam NTT Tunggu Izin Pemprov

Tone Netral

Ringkasan : PT. Garam (Persero) masih menunggu rekomendasi dari pemerintah provinsi untuk bisa segera menggarap lahan garam di NTT

Page 6: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

KLIPING MEDIA CETAK

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan

Media : Pikiran Rakyat Tanggal : 26 Mei 2018

Halaman : 5

Judul : Warga Minta Pemecah Ombak

Tone Netral

Ringkasan : Banjir rob total merendam sebanyak 570 rumah warga di Kabupaten Indramayu. Wilayah paling terdampak banjir rob ada di Kecamatan Juntinyuat. Warga meminta pemerintah membangun pemecah ombak untuk menekan dampak rob. Kondisi banjir rob di pesisir pantai Indramayu saat ini sudah surut. Warga kembali memulai aktivitasnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengatakan, banjir rob setiap tahunnya kerap melanda pesisir pantai Indramayu.

Page 7: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

KLIPING MEDIA CETAK

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan

Media : Kompas Tanggal : 26 Mei 2018

Halaman : 21

Judul : Rob di Pantura Jateng Menjadi Ancaman

Tone Netral

Ringkasan : Bencana banjir dan limpasan air laut atau rob mengancam jalur mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah daerah, seperti Tegal, Pekalongan, Demak, dan Kota Semarang, diperkirakan 60-117 sentimeter.

Page 8: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

KLIPING MEDIA CETAK

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

Bagian Kerjasama Humas dan Pelayanan

Media : Suara Merdeka Tanggal : 26 Mei 2018

Halaman : 8

Judul : Peduli Karimunjawa

Tone Netral

Ringkasan : PRISIA Nasution (33) mengajak masyarakat untuk peduli terumbu karang di Karimunjawa. Baru-baru ini, dia mengunggah fotonya saat di perairan kepulauan tersebut. Prisia ikut bersama para aktivis Greenpeace yang mengecam kerusakan terumbu karang di sana gara-gara kapal tongkang pengangkut batu bara.

Page 9: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Pria Lulusan SMP di Tidung Jadi 'Profesor' Terumbu Karang 27 Mei 2018

Kawasan terumbu karang terbaik kedua di Indonesia (Foto: Dok. Konservasi Terumbu Karang Tidung) Berkarya ternyata tak mesti punya tingkatan akademik tertentu. Erik Sukardi contohnya. Bapak berusia 50 tahun kelahiran Pulau Tidung ini mampu berkarya lewat terumbu karang yang ia budidayakan di konservasi terumbu karang Pulau Tidung. Siapa sangka, karya yang awalnya hanya sebagai bentuk 'penebusan dosa' karena menginjak-injak karang, mampu membawanya duduk dalam kursi pemerintahan, sebagai salah satu staf konservasi terumbu karang di Pulau Tidung Kecil.

Erik Sukardi (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan) Menurut penuturan pria kelahiran 20 Juli 1968 ini, ia bahkan sempat 'digelari' sebagai profesor oleh peneliti asal Australia. "Kalau kata orang Australia, Bapak Erik itu harusnya profesor, karena saya berhasil menemukan subtrat yg besar. Subtrat itu bobotnya 70 kg, kalo diuangkan 1 subtrat itu Rp 500 ribu, dalam 1 subtrat itu bisa empat bibit terumbu karang," ceritanya ketika ditemui kumparanTRAVEL di konservasi terumbu karang Pulau Tidung Kecil. Tak hanya karena penemuan subtrat, 'pemberian gelar' profesor oleh kalangan peneliti dari Australia tersebut juga karena Erik dianggap mampu mematahkan dugaan mereka.

Subtrat Terumbu Karang (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan) Menurut pengakuan Erik, ia menemukan cara pemasangan terumbu karang yang efektif tanpa menggunakan pipa paralon pada subtrat. Hasil penelitiannya kemudian disetujui dan dipatenkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Dari penelitian tersebut, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan membuat uji coba tanam terumbu karang sejumlah lima ribu subtrat.

Page 10: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

''Orang Australia lihat teknis saya dan bilang, oh tidak bisa, nanti pasti mati, tapi saya diam saja. Setelah setahun, saya ajak ke Kepulauan Seribu di tempat dulu kita menanam terumbu karang dan dia bilang, oh my God, good! Pulau Tidung strong, saya mau bikin di Australia,'' tutur Erik. ''Setahun kemudian dia datang dan bilang, thank you very much Mr. Erik, negara saya sudah punya terumbu karang seperti Kepulauan Seribu. Ternyata di sana dulunya enggak ada,'' tambahnya lagi.

Subtrat dengan pipa paralon (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan) Pria lulusan SMP ini belajar budidaya terumbu karang bukan lewat pendidikan formal, melainkan otodidak. Pada tahun 2003, ia belajar cara menumbuhkan karang di sela-sela waktunya sebagai nelayan. Ia menuturkan bahwa penelitian yang ia lakukan berdasarkan pengalaman, bukan murni dari pendidikan akademik. Rasa pedulinya terhadap terumbu karang sebagai pelindung dan penjaga kehidupan alam di laut membuatnya semakin menyenangi pekerjaannya saat ini.

Terumbu Karang di Tidung Kecil (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan) Pernah mendapat penghargaan Kalpataru karena usahanya menjaga lingkungan, Erik dulu sempat dijuluki 'orang gila' oleh teman-temannya. Ia dianggap tidak mampu melihat peluang bisnis travel yang bisa dilakukan di Pulau Tidung dan malah mengerjakan terumbu karang yang dianggap tidak menghasilkan. Setiap ada tamu, ia memberi tahu bahwa mereka dapat memiliki pengalaman liburan berbeda, yaitu dengan menanam terumbu karang. Dari hasil coba-coba, subtratnya dibanderol dengan harga Rp 10 ribu hingga saat ini menjadi Rp 25 ribu per buahnya. Usaha ini ia lakukan tak hanya untuk menjaga kelestarian terumbu karang, tetapi juga menyelamatkan pulau lewat konservasi di Tidung Kecil. Tanaman ini digunakan untuk mengurangi dampak hantaman gelombang pada daratan pulau. "Upaya kita menyelamatkan pulau ini diawali dengan terumbu karang sebagai filter nomor 1, filter nomor 2 itu lamun, lamun itu tumbuhan laut yang tumbuh tinggi sampai ke permukaan laut. filter nomor 3 adalah tanaman mangrove," ujarnya.

Page 11: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Penanaman terumbu karang (Foto: Dok. Konservasi Terumbu Karang Tidung) Selain menjadi staf konservasi, Erik juga memiliki beberapa anak bimbingan yang terbagi dalam komunitas alam. Komunitas tersebut adalah komunitas mangrove dan komunitas penunggul. Komunitas ini bertugas mengimbau masyarakat untuk lebih peduli pada alam dan mengurangi penggunaan bahan kimia. "Meluluhkan masyarakat itu memang sulit, tapi kita akan terus berjuang," tutupnya. https://kumparan.com/@kumparantravel/pria-lulusan-smp-di-tidung-jadi-profesor-terumbu-karang

Page 12: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Erik Sukardi, Dulu Perusak Terumbu Karang, Kini Pelindung Tidung Kecil 27 Mei 2018

Pulau Tidung menjelma menjadi pulau dengan terumbu karang terbaik kedua di Indonesia setelah Papua. Kondisinya yang dulu rusak parah berangsur membaik seiring waktu dan perjuangan masyarakat yang bahu membahu dengan pemerintah lewat konservasi yang didirikan. Salah satunya adalah Erik Sukardi, pria yang lahir pada 20 Juli 1968 silam itu adalah salah satu saksi dari perubahan Pulau Tidung. Tak hanya jadi saksi, ia menjadi pelopor budidaya terumbu karang di pulau ini.

Erik Sukardi (Foto: Helinsa Rasputri/kumparan) Pada kumparanTRAVEL Erik menuturkan, bahwa rasa peduli yang membuat ia belajar untuk membudidayakan terumbu karang. "Niat awalnya peduli, apapun bentuknya kalo semua orang punya peduli dia akan lakukan segala sesuatu tanpa harus dilihat orang lain," katanya. Rasa peduli ini ternyata awalnya muncul karena ketidaksengajaan. Erik yang dulunya hanyalah seorang nelayan bercerita, bahwa ia mulai peduli setelah melihat dampak kerusakan terumbu karang yang dilakukan. Ia menuturkan bahwa dirinya dulu adalah salah satu pelaku perusak terumbu karang. "Saya dulunya nelayan, saya cari makan yang cukup buat makan. Awalnya saya cari ikan di satu tempat dan tangkap hasilnya lumayan. Besoknya saya ke situ lagi, hasilnya berkurang, besoknya lagi berkurang," cerita Erik. Karena hasil ikan yang semakin berkurang, tanpa pikir panjang Erik mulai merusak karang untuk mendapatkan ikan. Ia pun memilih langkah menginjak karang untuk memicu ikan-ikan keluar dari tempat persembunyiannya. "Besoknya saya injak karangnya, ikannya lari, lalu saya jaring. Nah, sebulan kemudian saya ke situ lagi udah enggak ada ikannya. Saya pikir, kalau begini semua nanti saya enggak dapat apa-apa, karena yang didapat enggak seberapa dan yang hancur lebih banyak. Dari situ, saya pikir saya harus kembalikan semuanya lagi," tuturnya.

Page 13: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Pulau Tidung Kecil, pusat budidaya dan konservasi Pulau Tidung Kecil, pusat budidaya dan konservasi (Foto: Dok. Konservasi Terumbu Karang Tidung) Dari kejadian tersebut, mulai tahun 2003, Erik Sukardi memulai kebiasaan melakukan transplantasi terumbu karang. Dimulai dari menangkap ikan secara tradisional dan mencoba menanam terumbu karang untuk 'menebus' kesalahannya, ternyata pada akhirnya ia jatuh cinta dengan terumbu karang. "Akhirnya saya jadi senang, karena dia juga kan makhluk hidup, harus dirawat. Misalnya lagi ada waktu kosong, ya saya ngerjain. Kata orang buat apa gitu enggak ada duitnya, tapi saya bilang enggak apa-apa," katanya. Belajar menanam terumbu karang secara otodidak, Erik akhirnya mampu membuat kawasan terumbu karang Tidung sehat kembali. Pulau Tidung Kecil yang menjadi 'lahan bermainnya' kini telah memiliki kebun terumbu karang yang didominasi jenis Arcopora seluas 2,5 hektare.

Pulau Tidung Pulau Tidung (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan) Karya terumbu karang ini juga dapat kamu saksikan saat melewati Jembatan Cinta, yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Karena di sisi kiri, kanan, dan di bawah jembatan terdapat kebun karang yang telah ditata dengan rapi. Menariknya, dengan keberadaan terumbu karang ini, dari Jembatan Cinta kamu bisa melihat ikan-ikan yang bermain di sekitar terumbu karang tersebut. Apalagi saat ini alas berjalan jembatan berwarna merah muda tersebut tak hanya kayu dan beton saja, tetapi juga diselingi kaca transparan. Selain mulai menanam terumbu karang, Erik bersama dengan teman-teman dari konservasinya mencoba melarang pengambilan terumbu karang pada warga. Ia menuturkan, bahwa terumbu karang merupakan salah satu biota esensial di laut yang pasti akan mengurangi jumlah pendapatan nelayan jika dirusak. "Terumbu karang itu sumber kehidupan, terumbu karang itu rumahnya ikan. Kalau seandainya rumahnya diganggu, tentu ikannya akan lari, dia tidak akan berkembang biak, jangankan bertelur, mau kawin aja dia susah.Sekarang saya juga buat pelampung untuk nelayan agar tidak buang jangkar. Jadi saat mau menjaring ikan, tinggal ikat kapal di pelampung," pungkasnya.

Konservasi Terumbu Karang Pulau Tidung (Foto: Dok. Konservasi Terumbu Karang Tidung) Dari seorang nelayan yang hanya lulusan SMP, Erik Sukardi membuktikan niatnya untuk membangun wisata advokasi di Tidung Kecil. Ia mulai membudidayakan karang dengan membiakkannya lewat substrat (media tanam terumbu karang). Setiap tamu yang datang ia tawari kegiatan menanam terumbu karang.

Page 14: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

"Hari itu harganya masih murah, masih Rp 10 ribu, dan sekarang saya punya ribuan substrat, harganya jadi Rp 25 ribu untuk satu subtrat. Setiap ada tamu saya kasih tahu bahwa ada karang yang bisa ditanam," ujarnya.

Konservasi ini dipimpin oleh Erik Sukardi (Foto: Dok. Konservasi Terumbu Karang Tidung) Meski sempat dijuluki orang gila karena melakukan pekerjaan yang 'tidak ada duitnya', ia tidak menyerah. Sekarang Erik sudah bekerja di bangku pemerintahan, bekerja untuk merawat terumbu karang lewat konservasi terumbu karang di Pulau Tidung Kecil. Sampai saat ini, ia merasa senang dengan pekerjaannya, karena bukan sekadar bekerja, tetapi karena dirinya mampu memiliki kenangan indah dengan alam. https://kumparan.com/@kumparantravel/erik-sukardi-dulu-perusak-terumbu-karang-kini-pelindung-tidung-kecil

Page 15: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Ikan Duyung Langka Ditemukan Penuh Luka, Dipotong-potong Warga Lalu Dagingnya Dijual Minggu, 27 Mei 2018 14:09

IKAN DUYUN LANGKA MATI : Ikan duyung langka dan dilarang perburuannya ditemukan mati penuh luka sayatan di badannya(KOMPAS.Com) TRIBUNJOGJA.com, POLWEWALI MANDAR - Seekor dugong atau duyung ditemukan mati terdampar oleh seorang nelayan di pesisir Pantai Garassi, Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (26/5/2018) sore. Mamalia laut yang dilindungi dan dilarang perburuannya itu diduga sengaja dibunuh lantaran di sekujur tubuhnya terdapat beberapa luka dan goresan benda tajam. Di kawasan Pantai Garassi dan Mampie, jenis binatang laut menyusui ini memang sering terlihat muncul ke permukaan. Dalam dua tahun terakhir, mamalia jenis ini juga telah dua kali ditemukan mati oleh nelayan setempat. Mamalia yang lekat dengan cerita mitologi ini sempat menjadi tontonan warga sekitar. Selanjutnya, dugong tersebut diserahkan ke kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polewali Mandar. Menurut Safaruddin, nelayan yang menemukan dugong sepanjang 2,5 meter dan memiliki lingkaran badan 1 meter ini menuturkan, saat pergi melaut, dia tiba-tiba melihat binatang tersebut mengambang dalam keadaan mati. Safaruddin kemudian berusaha memindahkan dugong ini ke pantai. Namun dalam perjalanan, bangkai dugong dibawa ke Pulau Battoa untuk dijual. “Kondisinya memang sudah mati saat ditemukan di laut. Di badannya terdapat sejumlah luka sabetan benda tajam,” ungkap Safaruddin. Saat mendapatkan informasi adanya seekor dugong ditemukan warga, Polair Polres Polman langsung mendatangi perairan Garassi sambil melakukan pencarian. Saat menemukan, aparat Polair lalu mengamankan pelaku untuk dimintai keterangan. Keterangan yang didapat dugong tersebut sudah djual ke masyarakat pulau Battoa. Hasil penelusuran Polair menemukan potongan dugong yang sudah dipotong-potong oleh warga setempat. Kepada Polair, seorang warga mengaku bahwa mereka suka dengan daging dugong. Untuk pengusutan lebih lanjut, pihak kepolisian Polair Polres Polman membawa potongan dugong tersebut sebagai barang bukti. (*) http://jogja.tribunnews.com/2018/05/27/ikan-duyung-langka-ditemukan-penuh-luka-dipotong-potong-warga-lalu-dagingnya-dijual

Page 16: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Diduga Sengaja Dibunuh, Tubuh Ikan Duyung Langka Penuh Luka, Warga Kemudian Melakukan Ini Minggu, 27 Mei 2018 11:31

BANJARMASINPOST.CO.ID, POLEWALI MANDAR – Seekor ikan dugong atau ikan duyung ditemukan mati terdampar oleh seorang nelayan di pesisir Pantai Garassi, Dusun Garassi, Desa Nepo, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (26/5/2018) sore. Ikan yang dilindungi dan dilarang perburuannya itu diduga sengaja dibunuh lantaran di sekujur tubuhnya terdapat beberapa luka dan goresan benda tajam. Di kawasan Pantai Garassi dan Mampie, ikan duyung memang sering terlihat muncul ke permukaan. Dalam dua tahun terakhir, ikan sejenis ini juga telah dua kali ditemukan mati oleh nelayan setempat. Ikan yang lekat dengan cerita mitologi ini sempat menjadi tontonan warga sekitar. Selanjutnya, ikan tersebut diserahkan ke kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polewali Mandar. Menurut Safaruddin, nelayan yang menemukan ikan sepanjang 2,5 meter dan memiliki lingkaran badan 1 meter ini menuturkan, saat pergi melaut, dia tiba-tiba melihat ikan tersebut mengambang dalam keadaan mati. Safaruddin kemudian berusaha memindahkan ikan duyung ini ke pantai. Namun dalam perjalanan, bangkai ikan dibawa ke Pulau Battoa untuk dijual. “Kondisinya memang sudah mati saat ditemukan di laut. Di badannya terdapat sejumlah luka sabetan benda tajam,” ungkap Safaruddin. Saat mendapatkan informasi adanya seekor ikan dugong ditemukan warga, Polair Polres Polman langsung mendatangi perairan Garassi sambil melakukan pencarian. Saat menemukan, aparat Polair lalu mengamankan pelaku untuk dimintai keterangan. Keterangan yang didapat ikan dugong tersebut udah djual ke masyarakat pulau Battoa. Hasil penelusuran Polair menemukan potongan ikan dugong yang sudah dipotong-potong oleh warga setempat. Kepada Polair, seorang warga mengaku bahwa mereka suka dengan daging ikan dugong. Untuk pengusutan lebih lanjut, pihak kepolisian Polair Polres Polman membawa potongan ikan dugong tersebut sebagai barang bukti. http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/05/27/diduga-sengaja-dibunuh-tubuh-ikan-duyung-langka-penuh-luka-warga-kemudian-melakukan-ini

Page 17: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

Pemda DIY Segera Miliki Perda Tentang Zonasi Pesisir Minggu, 27 Mei 2018 RIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dengan tingginya tingkat kemiskinan, serta belum dimaksimalkannya potensi wilayah tepi laut, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mulai menyusun produk hukum terkait Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K). Dengan begitu, dalam beberapa waktu depan, Pemda DIY bakal memiliki peraturan daerah (Perda) tentang RZWP3K. Sejauh ini, Raperda telah dihantarkan kepada DPRD DIY, setelah melalui proses penyusunan naskah akademik dan menyelenggarakan forum diskusi. Penyusunan Perda RZWP3K DIY tahun 2018-2038 tersebut, memang bertujuan untuk mengelola wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan, dalam rangka peningktan kesejahteraan masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan setempat. Di samping itu, produk hukum tersebut juga memiliki fungsi pengawasan dan pengendalian terkait pemanfaatan ruang di zona perikanan tangkap, pariwisata, pelabuhan dan energi terbarukan, sekaligus meningkatkan penegakan hukum dan lain sebagainya. Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, menjelaskan bahwa RZWP3K DIY tahun 2018-2038 merupakan arahan dalam hal pemanfataan sumber daya pesisir, sekaligus pulau-pulau kecil, untuk kurun waktu sampai 20 tahun mendatang. "Sehingga, dalam penyusunannya, harus diserasikan, diselaraskan dan diseimbangkan dengan rencana tata ruang wilayah, atau rencana detail tata ruang pemerintah daerah," jelasnya, Minggu (27/5/2018). Lebih lanjut, orang nomor dua di DIY tersebut mengatakan, sejatinya Pemda DIY telah menetapkan Perda Nomor 16 Tahun 2011 tentang RZWP3K DIY tahun 2011-2031. Akan tetapi, imbuhnya, saat ini, Pemda DIY diharuskan melakukan peninjauan ulang. "Itu seiring dengan dikeluarkannya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang mengharuskan kami meninjau kembali keberadaan Perda tersebut," katanya. "Sebab, di sana terdapat perubahan kewenangan atas penguasaan wilayah-wilayah oleh pemerintah pusat dan daerah," tambah Sri Paduka. Tuturnya, Pasal 14 UU 23/2014 menyebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah daerah di bidang kehutanan, kelautan dan sumber daya energi, telah dibagi. Yakni, pengelolaan laut di bawah 12 mil, di luar minyak dan gas bumi, menjadi wewenang daerah http://jogja.tribunnews.com/2018/05/27/pemda-diy-segera-miliki-perda-tentang-zonasi-pesisir

Page 18: KLIPING MEDIA CETAK - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl/Kliping...mudik di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Hingga Juni, ketinggian rob di sejumlah

DIY Segera Miliki Perda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 26 Mei 2018

Harianjogja.com, JOGJA--Pemerintah Daerah (Pemda) DIY akan segera memiliki Perda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) tahun 2018-2038. Setelah dihantarkan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam rapat paripurna DPRD DIY, Jumat (25/5/2018), ditargetkan Raperda RZWP3K mulai dibahas setelah Lebaran 2018. Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan, regulasi ini akan menjadi arahan pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk jangka waktu 20 tahun. Oleh karena itu, penyusunannya mesti diserasikan dan diseimbangkan dengan rencana detail tata ruang Pemda DIY. Arahan pemanfataan ruang dalam Raperda RZWP3K, sambung Paku Alam X, berisi tentang alokasi ruang dalam dalam rencana kawasan pemanfaatan umum, rencana kawasan konservasi, rencana alur dan keterkaitan antarekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dalam suatu bioekoregion dengan memperhatikan serta memadukan rencana Pemerintah Pusat dan Pemda DIY. "Ini merupakan rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap satuan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan, yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan," ujar Paku Alam X saat membacakan penjelasan Gubernur DIY atas Raperda RZWP3K Ia menambahkan, Raperda RZWP3K terdiri dari 16 bab dan 45 pasal. Ruang lingkup rancangan aturan ini meliputi jangka waktu, kebijakan dan strategi, rencana alokasi ruang, peraturan pemanfaatan ruang, mitigasi bencana dan lain-lain. Sebenarnya, kata Paku Alam X, pada 2011 lalu Pemda DIY sudah menetapkan Perda No 16/2011 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2011-2031. Tapi, setelah terbitnya UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemda DIY diwajibkan meninjau ulang aturan itu. "Dalam lampiran Y [UU No 23/2014], pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil, di luar minyak dan gas bumi menjadi kewenangan provinsi. Hal ini berimplikasi pada kewajiban Pemda menerbitkan Perda RZWP3K," imbuh Wakil Gubernur. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Bayu Mukti Sasongko mengatakan, pada Senin (28/5/2018), DPRD DIY akan memberikan tanggapan atas penjelasan Gubernur DIY. "Kemudian setelah itu konsultasi ke Kementerian Kelautan dan Perikanan. Lalu kunker ke provinsi yang sudah punya Perda RZWP3K. Mungkin setelah Lebaran mulai dibahas," terangnya. http://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2018/05/26/513/918620/diy-segera-miliki-perda-zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil