Klimakterik Semisal Pd Pepaya
Click here to load reader
-
Upload
astrini-kusumastuti -
Category
Documents
-
view
60 -
download
3
Transcript of Klimakterik Semisal Pd Pepaya
Klimakterik semisal pd pepaya
Kualitas buah pepaya yang baik akan diperoleh bila pemanenan dilakukan pada saat kematangan yang tepat. Jika terlambat dipanen, buah akan menjadi lunak dan mudah rusak sehingga tidak tahan lama disimpan. Demikian pula jika buah dipetik dalam keadaan belum matang maka akan berwarna pucat dengan rasa sedikit pahit.
Penundaan waktu pemanenan dapat meningkatkan kepekaan terhadap pembusukan sehingga menurunkan mutu dan nilai jualnya. Buah yang belum matang bila dipanen akan menyebabkan mutu buah menjadi jelek. Saat pemanenan diusahakan buah tidak terluka, tergores atau memar karena bagian ini akan merangsang terjadinya pembusukan buah, terutama pada saat penyimpanan atau pengangkutan.
Buah pepaya digolongkan buah klimakterik, yaitu buah yang mengalami kenaikan respirasi dan produksi etilen secara mendadak dan kemudian mengalami penurunan dengan cepat (Pantastico, 1986). Proses klimakterik ini menyebabkan kematangan pada buah. Sebagai buah klimakterik, buah pepaya tidak perlu dipanen pada saat matang penuh di pohon karena dapat matang sempurna setelah dipanen. Jika pemanenan dilakukan pada saat buah lewat matang maka umur simpan buah tersebut akan lebih pendek sehingga mengakibatkan buah menjadi cepat busuk.
Sumber
PENGARUH KONSENTRASI ETILEN DAN SUHU PEMERAMAN
TERHADAP MUTU PEPAYA (Carica papaya, L.) IPB 1
Oleh:
ADRIANA NITA KRISNA
Skripsi ipb thn 2007
Produksi CO2 dan produksi etilen dari buah klimakterik mengalami lonjakan produksi pada saat buah matang, sementara untuk buah non klimakterik tidak terjadi lonjakan produksi baik CO2 maupun etilen.
Panen buah yang dilakukan
lebih awal akan mengakibatkan mutu buah pada saat pematangan tidak
maksimal. Sebaliknya bila panen dilakukan terlalu lambat, daya simpan buah
menjadi sangat pendek. Tingkat ketuaan yang tepat dapat ditentukan dengan
menghitung umur buah, tampilan buah, ukuran, bentuk, warna kulit, warna
daging buah, tekstur, aroma,rasa dan kandungan kimiawi buah. Selama pemanenan
buah harus dijaga sedemikian rupa agar tidak mengalami kerusakan mekanis.
Pemanenan yang keliru dan kurang hati-hati akan mempengaruhi mutu
pemasaran secara langsung. Memar dan luka mekanis pada saat pemanenan
akan tampak sebagai bercak berwarna coklat dan kehitaman selama dalam
penyimpanan. Disamping itu luka-luka pada kulit buah akan menjadi pintu
masuk bagi mikroba penyebab pembusukan. Pictor et al. (1981) dalam Winarno (1986) menyarankan untuk tidak
melakukan pemanenan buah atau sayuran selama waktu hujan atau segera
sesudah hujan. Kegiatan panen sebaiknya dilakukan pada saat suhu dingin.
Waktu pagi hari segera setelah embun kering merupakan saat panen yang baik.
Pemanenan yang dilakukan siang hari pada saat hari panas akan mengakibatkan
kehilangan air yang tinggi, berkerut dan layu.
Sumber MUTU BUAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
Yulianingsih, Dwi Amiarsi, Ridwan Thahir, dan Wisnu Broto.