KLB CAMPAK

10
Studi Kasus Laporan Kasus Campak di Kota Prambanan Juni 1986-Januari 1987 A. Kronologis Laporan Kasus Campak Pada hari Selasa, 3 November 1986; Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur mengirimkan Laporan Mingguan ke Direktorat Penyakit Menular Langsung (Dit. PML) Depkes. Laporan mingguan tersebut kasus yang sangat mencolok dilaporkan adalah kejadian penyakit Campak dengan jumlah kasus sebanyak 319 kasus di seluruh Prov. Jawa Timur. Dari laporan 4 minggu sebelumnya, jumlah kasus setiap minggu adalah sebanyak 26 kasus. Berdasarkan laporan lanjut via telepon diperoleh informasi berupa telah terjadi epidemi dengan rincian : - 295 kasus campak terjadi di Kecamatan Prambanan, Kab. Klaten - Dari 295 kasus tersebut, 25 diantaranya telah memperoleh imunisasi sebelumnya. Dari laporan via telepon tersebut maka Dinkes Prov. Jawa Timur meminta bantuan Direktorat PML Depkes pada tanggal 4 November 1986. B. Gambaran Umum Lokasi Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 1

Transcript of KLB CAMPAK

Page 1: KLB CAMPAK

Studi Kasus Laporan Kasus Campak

di Kota Prambanan Juni 1986-Januari 1987

A. Kronologis Laporan Kasus Campak

Pada hari Selasa, 3 November 1986; Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur

mengirimkan Laporan Mingguan ke Direktorat Penyakit Menular Langsung (Dit. PML)

Depkes. Laporan mingguan tersebut kasus yang sangat mencolok dilaporkan adalah

kejadian penyakit Campak dengan jumlah kasus sebanyak 319 kasus di seluruh Prov.

Jawa Timur. Dari laporan 4 minggu sebelumnya, jumlah kasus setiap minggu adalah

sebanyak 26 kasus. Berdasarkan laporan lanjut via telepon diperoleh informasi berupa

telah terjadi epidemi dengan rincian :

- 295 kasus campak terjadi di Kecamatan Prambanan, Kab. Klaten

- Dari 295 kasus tersebut, 25 diantaranya telah memperoleh imunisasi sebelumnya.

Dari laporan via telepon tersebut maka Dinkes Prov. Jawa Timur meminta bantuan

Direktorat PML Depkes pada tanggal 4 November 1986.

B. Gambaran Umum Lokasi

Jumlah penduduk Kota Prambanan berdasarkan sensus penduduk 1980

sebanyak 50.481 jiwa dengan rincian sebanyak 29.393 jiwa berada di Prambanan Kab.

Sleman dan 21.088 jiwa berada di Prambanan Kab. Klaten.

Walaupun terbagi menjadi dua lokasi, aktivitas penduduk tetap tanpa batas

wilayah karena masih merupakan satu kesatuan secara sosial dan ekonomis. Lokasi –

lokasi yang menjadi tempat keramaian di dua wilayah ini adalah Rumah Ibadah (mesjid

dan gereja), praktek dokter, kantor – kantor, bioskop, toko – toko, pasar, pertunjukan

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 1

Page 2: KLB CAMPAK

seni (ketoprak, wayang, dll), hajatan, tempat olahraga dan rekreasi. Hanya tempat

pendidikan dan kesehatan saja yang terpisah atau terbagi menurut wilayah.

C. Rumusan Masalah

Terjadinya kenaikan jumlah kasus campak akhir – akhir ini menjadi perhatian

bagi Petugas Kesehatan. Maka dalam upaya menindak lanjuti laporan tersebut,

Petugas Dit.PML, Depkes melakukan kegiatan epidemiologi.

D. Tujuan Epidemiologi

Adapun tujuan epidemiologi pada fase awal dari penyelidikan yang akan

dilakukan adalah :

a. Mengidentifikasi laporan kasus campak merupakan KLB

b. Mengetahui diagnosa kasus dan identifikasi penyebab penyakit

c. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan

d. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang berisiko akan

terjadi KLB

E. Gambaran Klinik

1. Berdasarkan hasil investigasi gejala klinis, maka kesimpulan penyakit adalah

Campak.

a. Contoh dari definisi kasus yang sensitif

Dikatakan suspect jika seseorang memiliki gejala klinis campak berupa;

demam ≥ 38 C, adanya rush (bercak merah pada kulit), conjungtivitas dan

diikuti oleh salah satu gejala batuk atau pilek.

Dikatakan confirm jika memiliki gejala diatas dan diperkuat dengan hasil

laboratorium pemeriksaan spesimen serum darah memberikan hasil positif Ig M

positif measles (virus campak).

Keuntungan : Mengurangi false negative

Kerugian, antara lain:

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 2

Page 3: KLB CAMPAK

- Petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer dituntut untuk mampu

mendiagnosis kasus suspek (berdasarkan gejala klinis). Sedangkan untuk

sensitifitas, diagnosa kasus confirm sangatlah penting. Salah mendiagnosa

akan berakibat kerugian materil dan moril bagi petugas dan pasien.

- Kemampuan fasilitas laboratorium untuk mengakomodir pemeriksaan

berbagai jenis penyakit yang dalam penegakan diagnosanya harus

didukung dengan hasil laboratorium. Hal ini membutuhkan biaya dan skill

petugas laboratorium.

- Karena bersifat mendeteksi yang sakit maka harus ada tindak lanjut

pengobatan yang jelas apabila terdeteksi sakit dan ini membutuhkan biaya

dan kebijakan baru.

b. Contoh dari definisi kasus yang Spesifik

Jika seseorang tidak menimbulkan/tidak ada gejala klinis campak dan setelah

dilakukan pemeriksaan lab hasilnya positif.

Keuntungan : Mengurangi false positif

Kerugian : kemungkinan mengklasifikasikan orang yang seharusnya

sakit, tetapi dikategorikan kedalam kelompok yang sehat.

F. Kejadian Luar Biasa

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 3

Page 4: KLB CAMPAK

a. Attack Rate Kasus Campak

Berdasarkan distribusi kasus campak menurut kelompok umur dan tempat

tinggal, maka didapatkan attack rate masing-masing, sebagai berikut :

Wilayah

Prambanan

Jumlah KasusTota

l

Jumlah

PendudukTOTAL

Attack Rate

1-4 thn 5-9 thn1-4

thn

5-9

thn

1-4

thn

5-9

thn

Total

DIY desa 47 178 225 2452 3242 5694 1,92 5,49 3,95

kota 195 73 268 2481 3010 5491 7,86 2,43 4,88

Jumla

h 242 251 493 4933 6252 11185 4,91 4,01 4,41

Jateng 19 6 25 2671 3345 6016 0,71 0,18 0,42

TOTAL 261 257 518 7604 9597 17201 3,43 2,68 3,01

Kesimpulan dari perhitungan Attack Rate, antara lain:

- Attack rate total adalah 3,01 artinya setiap 100 penduduk terdapat 3 kasus

campak

- Bila berdasarkan distribusi kelompok umur:

AR 1-4 tahun = 3,43

AR 5-9 tahun = 2,68

Bila berdasarkan kelompok umur, maka kejadian kasus campak lebih

banyak terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun.

- Bila berdasarkan wilayah

AR DIY = 4,41

AR Jateng = 0,42

- Bila berdasarkan Desa-Kota di DIY

AR desa = 3,95

AR kota = 4,88

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 4

Page 5: KLB CAMPAK

b. Sumber penularan

Berdasarkan informasi kasus-kasus yang di wilayah Prambanan Jateng dapat

disimpulkan bahwa sumber penularan berasal dari Prambanan DIY

(sekolah/TK) karena mayoritas kasus di Prambanan Jateng pernah kontak

dengan kasus Prambanan DIY.

c. Campak pada anak yang telah diimunisasi

Anak – anak yang telah diimunisasi campak namun masih terkena campak

menimbulkan kerisauan di masyarakat. Maka penjelasan yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut :

Pertama-tama akan dijelaskan besar kasus campak dimana di daerah

Prambanan DIY total kasus = 493 kasus dan Prambanan Jateng 25 kasus. Dari

493 kasus yang ada di Prambanan DIY, hanya 27 anak yang telah diimunisasi

campak (18,8%). Sementara di Prambanan Jateng hampir 100% telah

diimunisasi campak. Hal ini membuktikan bahwa imunisasi campak efektif untuk

mencegah terjadinya campak. Kalaupun ada maka jumlahnya sangat kecil

(AR=0,42).

Prambanan DIY Prambanan JATENG

Jml Penduduk 11185 6016

Jumlah Kasus 493 Kasus 25 Kasus

Cakupan Imunisasi

Campak2103 (18,8 %) 5956 (99 %)

Attack Rate (AR) 4,41 0,42

Selain itu penjelasan tentang manfaat imunisasi bukan jaminan tidak akan terkena

tetapi dengan imunisasi lebih memperingan gejala campak daripada anak yang

tidak diimunisasi. Dengan demikian tidak ada jaminan bahwa semua anak yang

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 5

Page 6: KLB CAMPAK

telah diimunisasi campak akan kebal dan bebas dari campak. Ada beberapa hal

yang bisa menjelaskan hal itu, diantaranya:

a. Vaksin. Apabila temperatur pada saat penyimpanan dan transportasi vaksin di

atas 4 º celcius, maka vaksin akan kehilangan potensinya (cold chain).

Begitupula pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau

kadaluwarsa menyebabkan vaksin tidak berguna apabila digunakan karena

tidak akan menghasilkan imunitas yang diharapkan.

b. Cara Vaksinasi. Secara khusus dosis dan cara/route pemberian vaksin

tertentu sudah ditetapkan oleh produsen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut

dilakukan tidak sesuai aturan maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik

dan dropper yang tidak steril dan tidak stabil akan mengurangi potensi vaksin.

c. Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan berhubungan

langsung dengan status imun anak yang menerima vaksin.

Immunocompetence adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan kemampuan

membentuk antibodi yang dimiliki oleh anak.

d. Virulensi yang masuk dalam tubuh anak sehingga sistem imunitas anak tidak

mampu melawan virus campak.

e. Efikasi Vaksin di Prambanan DIY

VE= ARu−ARvARu

x 100%

VE=9,7−0,49,7

x100%

VE=95,8%

f. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi campak pada umur 9 bulan

pada negara berkembang. Terkait dengan adanya perbedaan rekomendasi di

beberapa Negara karena beberapa negara maju seperti Amerika, Australia dan

beberapa negara lain telah memasuki tahap eliminasi campak. Sementara

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 6

Page 7: KLB CAMPAK

negara-negara berkembang masih sebatas dalam upaya mencegah

peningkatan kasus/wabah campak. Selain itu masalah gizi buruk yang banyak

dijumpai pada negara-negara berkembang bisa memicu terjadinya kematian

akibat campak.

Tugas Analisis dan Praktikum Surveillans Page 7