Klasifikasi Nilai IMT & Gangguan Asam Basa Tubuh
-
Upload
sihmulyaningtyas-paramita -
Category
Documents
-
view
20 -
download
6
description
Transcript of Klasifikasi Nilai IMT & Gangguan Asam Basa Tubuh
Klasifikasi nilai IMT
IMT Klasifikasi
< 17 Sangat kurus
17,0 - 18,5 Kurus
18,5 - 24,9 Normal
25,0 - 29,9 Gemuk
30,0 - 34,9 Obesitas level I
35,0 - 39,9 Obesitas level II
> 40 Obesitas level III
Menghitung IMT secara manual
Untuk menghitung IMT secara manual, berikut rumusnya:
Langkah sederhana menggunakan rumus di atas adalah:
1. Bagi tinggi badan dengan angka 100, lalu kuadratkan hasilnya.
2. Bagi berat badan dengan hasil pada poin 1.
Contoh : Seseorang dengan tinggi 160 cm dan berat 60 kg.
1. 160 / 100 = 1,6. Selanjutnya 1,6 x 1,6 = 2,56.
2. 60 / 2,56 = 23, 4. Inilah IMT-nya.
Meskipun IMT pada umumnya dapat digunakan pada pria dan wanita, namun ada pengecualian:
Tidak berlaku bagi orang-orang yang membangun otot, seperti
olahragawan/atlet.
Tidak berlaku bagi orang yang kehilangan massa ototnya atau massa otot
abnormal.
Bukan perhitungan yang akurat untuk orang yang berusia lanjut.
Faktor risiko terkait obesitas
Jika dalam kondisi gemuk atau obesitas, Anda memiliki risiko terhadap beberapa kondisi kesehatan di seperti di bawah ini :
Penyakit jantung
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Kolesterol LDL tinggi (kolesterol "jahat")
Kolesterol HDL rendah (kolesterol "baik")
Trigliserida tinggi
Diabetes (glukosa darah tinggi)
Untuk orang-orang yang gemuk (BMI 25-29,9) dan obesitas (IMT lebih besar atau sama dengan 30) memiliki dua atau lebih faktor risiko diatas, sangat disarankan untuk menurunkan berat badan. Penurunan berat badan 5 hingga 10% dari berat badan Anda saat ini (gemuk/obesitas) akan sangat membantu menurunkan risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan obesitas.
Gangguan Asam Basa darah Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓
Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑
Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑
Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓
Asidosis Metabolik Ciri: [HCO3-] ↓ <22mEq/L dan pH <7,35 → kompensasi dengan hiperventilasi PaCO2↓, kompensasi akhir ginjal → ekskresi H+, sebagai NH4+ atau H3PO4
Penyebab: Penambahan asam terfiksasi: ketoasidosis diabetik, asidosis laktat (henti jantung atau syok), overdosis aspirin Gagal ginjal mengekskresi beban asam Hilangnya HCO3- basa → diare
Gejala Asidosis Metabolik Tidak jelas dan asimptomatis Kardiovaskuler: disritmia, penurunan kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan serebral Neurologis: letargi, stupor, koma Pernafasan: hiperventilasi (Kussmal) Perubahan fungsi tulang: osteodistrofi ginjal (dewasa) dan retardasi pada anak
Penatalaksanaan Asidosis Metabolik Tujuan: meningkatkan pH darah hingga ke kadar aman (7,20 hingga 7,25) dan mengobati penyakit dasar NaHCO3 dapat digunakan bila pH <7,2 atau [HCO3-] <15mEq/L
Risiko NaHCO3 yang berlebihan: penekanan pusat nafas, alkalosis respiratorik, hipoksia jaringan, alkalosis metabolik, hipokalsemia, kejang, tetani Alkalosis Metabolik Ciri: [HCO3-] ↑ >26mEq/L dan pH >;7,45 → kompensasi dengan hipoventilasi PaCO2↑, kompensasi akhir oleh ginjal → ekskresi [HCO3-] yang berlebihan
Penyebab: Hilangnya H+ (muntah, diuretik, perpindahan H+dari ECF ke ICF pada hipokalemia)
Retensi [HCO3-] (asidosis metabolik pasca hiperkapnia)
Gejala Alkalosis Metabolik Gejala dan tanda tidak spesifik
Kejang dan kelemahan otot → akibat hipokalemia dan dehidrasi
Disritmia jantung, kelainan EKG → hipokalemi
Parestesia, kejang otot → hipokalsemia
Penatalaksanaan Alkalosis Metabolik Tujuan: menghilangkan penyakit dasar
Pemberian KCl secara IV dalam salin 0,9% → (diberikan jika Cl- urine <10mEq/L) menghilangkan rangsangan aldosteron → ekskresi NaHCO3 Jika Cl- urine >20mEq/L → disebabkan aldosteron yang berlebihan → tidak dapat diobati dengan salin IV, tapi dengan diuretik
Asidosis Respiratorik Ciri: PaCO2 ↑ >45mmHg dan pH <7,35 → kompensasi ginjal retensi dan peningkatan [HCO3-]
Penyebab: hipoventilasi (retensi CO2), inhibisi pusat nafas (overdosis sedatif, henti jantung), penyakit dinding dada dan otot nafas (fraktur costae, miastemia gravis), gangguan pertukaran gas (COPD), obstruksi jalan nafas atas
Gejala Asidosis Respiratorik Tidak spesifik Hipoksemia (dominan) → asidosis respiratorik akut akibat obstruksi nafas Somnolen progresif, koma → asidosis respiratorik kronis Vasodilatasi serebral → meningkatkan ICV → papiledema dan pusing
Penatalaksanaan Asidosis Respiratorik Pemulihan ventilasi yang efektif sesegera mungkin → pemberian O2 dan mengobati penyebab penyakit dasar PaO2 harus ditingkatkan >60mmHg dan pH >7,2
Alkalosis Respiratorik Ciri: penurunan PaCO2 <35mmHg dan peningkatan pH serum >7,45 → kompensasi ginjal meningkatkan ekskresi HCO3-
Penyebab: hiperventilasi (tersering psikogenik karena stress dan kecemasan), hipoksemia (pneumonia, gagal jantung kongestif, hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini keracunan aspirin, septikemia
Gejala Alkalosis Respiratorik Hiperventilasi (kadar gas, frekuensi nafas)
Menguap, mendesak, merasa sulit bernafas
Kecemasan: mulut kering, palpitasi, keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat
Parastesia, otot berkedut, tetani
Vasokontriksi serebal → hipoksia cerebral → kepala dingin dan sulit konsentrasi
Penatalaksanaan Alkalosis Respiratorik Menghilangkan penyebab dasar
Kecemasan dapat dihilangkan dengan pernafasan kantong kertas yang dipegang erat disekitar hidung dan mulut dapat memulihkan serangan akut
Hiperventilasi mekanik → diatasi dengan menurangi ventilasi dalam satu menit, menambah ruang hampa udara atau menghirup 3% CO2 dalam waktu singkatKirimkan Ini lewat Ema