Klasifikasi-antibodi

30
IMUNOLOGI “ANTIBODI” “Pengertian dan Klasifikasi antibodi” Oleh: Kelompok III Nama : 1. St. Hasma Nur Putriani 2. Ulianti 3. Aprianti 4. Novi Pramuditha 5. Eka Safitri 6. Wahyuni 7. Hakqul fattah Kelas : Farmasi B JURUSAN FARMASI

description

klasifikasi antibiotik

Transcript of Klasifikasi-antibodi

Page 1: Klasifikasi-antibodi

IMUNOLOGI

“ANTIBODI”

“Pengertian dan Klasifikasi antibodi”

Oleh:

Kelompok III

Nama : 1. St. Hasma Nur Putriani

2. Ulianti

3. Aprianti

4. Novi Pramuditha

5. Eka Safitri

6. Wahyuni

7. Hakqul fattah

Kelas : Farmasi B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA

TAHUN AJARAN/PERIODE 2015/2016

KATA PENGANTAR

Page 2: Klasifikasi-antibodi

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat

dan hidayah-Nyalah, sehinnga kami dari kelompok tiga (3) sebagai penyusun

makalah Imunologi yang berjudul Pengertian dan jenis-jenis (kalsifikasi) Antibodi

dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Menyusun makalah dalam diskusi merupakan salah satu tugas dan persyaratan

untuk memenuhi kebutuhan diskusi dalam bertukar pikiran dalam mata kuliah

tersebut, dimana isi makalah ini terdapat dari berbagai sumber.

Dalam makalah ini, dapat kami selesaikan berkat kerja sama yang baik dan

kompak dari kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Tetapi, kami sadar

bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atau masih membutuhkan suatu

perbaikan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak

baik dosen maupun teman-teman yang bersifat membangun agar dapat lebih

disempurnakan lagi untuk kedepannya. Terima kasih...

Penyusun

Kelompok III

DAFTAR ISI

Page 3: Klasifikasi-antibodi

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................

C. Maksud dan Tujuan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan mekanisme kerja antibodi Antibodi...................................

B. Jenis-jenis (Kalsifikasi Antibodi)..................................................

C. Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun dan pengobatannya.......

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................

B. Saran dan kritik..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: Klasifikasi-antibodi

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai

virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian

serius. Biosintesis Immunoglobulin sebagai protein yang mempunyai aktifitas

antibodi untuk sistem kekebalan tubuh harus diupayakan berlangsung secara

normal dengan terpenuhinya kecukupan koenzim yang dibutuhkan untuk

biosintesis tersebut. Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang

ditimbulkan oleh mikroorganisme pathogen seperti virus dan bakteri, sangat

perlu mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. pencegahan dapat

dilakukan melalui imunisasi aktif maupun imunisasi pasif. pencegahan dengan

imunisasi aktif dilakukan dengan cara memasukkan/menyuntikkan antigen

tertentu kedalam tubuh sehingga tubuh akan meresponnya dengan membentuk

antibodi spesifik, sedangkan imunisasi pasif dilakukan dengan cara

mengkonsumsi bahan makanan yang telah mengandung immunoglobulin

/antibodi spesifik terhadap antigen tertentu sehingga tubuh akan kebal terhadap

serangan antigen tersebut. Immunoglobulin merupakan protein yang mempunyai

aktifitas antibodi. Protein ini dihasilkan oleh sel – sel plasma sebagai akibat

adanya interaksi antara limfosit B peka antigen dengan antigen spesifik.

Berdasarkan berat molekul dan sifatsifat kimianya maka dikenal lima kelas

immunoglobulin yaitu IgG, IgM , IgA, IgD dan IgE di mana setiap kelas berbeda

dalam hal susunan asam amino, berat molekul sekaligus berbeda juga dalam hal

sifat - sifat biologiknya (Kresno,1984). Diantara tiga kelas Immunoglobulin

ayam (IgA,IgM,IgY) yang analog dengan mamalia, Immunoglobulin IgY

merupakan Immunoglobulin yang tersedia dalam jumlah banyak ditemukan

dalam kuning telur dari pada serum , diturunkan secara vertikal melalui telur dan

berada dalam kuning telur (Naraz, 2003 ; Gassman et al 1990). Oleh karena itu,

dengan mempelajari banyak tentang antibodi (sebagai alat penangkis atau

pertahanan tubuh terhdap zat asing berupa antigen) sangat berguna untuk

mengetahui peranan antibodi dalam tubuh, bahaya antigen jika masuk ke dalam

Page 5: Klasifikasi-antibodi

tubuh, cara meningkatkan antibodi, dan lain-lain. Hal inilah yang

melatarbelakangi penyuunan dari makalah ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dalam penulisan

makalah ini penulis akan membatasi masalah antara lain:

1. Apa pengertian antibodi?

2. Bagaimana interaksi antara antigen dan antibodi hingga menimbulkan respon

bagi tubuh?

3. Apa saja jenis-jenis (klasifikasi) antibodi?

4. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imun?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, adapun tujuan dari

pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian antibodi

2. Mengetahui dan memahami interaksi antara antigen dan antibodi hingga

menimbulkan respon bagi tubuh?

3. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis (klasifikasi) antibodi?

4. Untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan sistem imun?

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan tersebut di atas, adapun tujuan dari

pembuatan makalah ini adalah:

1. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan

antibodi dalam tubuh

2. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi para pembaca, yang tertarik untuk

mendalami antibodi.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 6: Klasifikasi-antibodi

A. Pengertian Antibodi dan Mekanismenya

Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon

terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen

tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya

antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang cocok

dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat

dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel

tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa

Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus

buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di

organ timus.

Sistim kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral

dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila

ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan

menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah

sebagai bagian dari fraksi γ- globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan

virus di dalam darah.

Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai

imunoglobulin (Ig) atauantibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap

kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau

jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan

limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan

langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga

“respon yang diperantarai sel”.

Fungsi biologi antibodi adalah untuk mengikat patogen dan produk

yang dihasilkan patogen itu, dan untuk memfasilitasi pembuangan material

Page 7: Klasifikasi-antibodi

tersebut dari tubuh. Antibodi secara umum mengenali bagian kecil saja dari

molekul besar misalnya protein maupun polisakarida. Struktur yang dikenali

antibodi ini biasanya disebut epitop atau antigenic determinant (AD). Beberapa

patogen mempunyai selubung polisakarida. Pengenalan antibodi terhadap epitop

yang berasal dari subunit gula sangat penting untuk melindungi tubuh dari patogen

itu. Banyak antigen yang berasal dari protein dapat membangkitkan sistem imun

yang menghasilkan antibodi. Antibodi yang melawan virus mengenali protein

selubung virus. Dalam hal ini, struktur yang dikenali antibodi itu terletak pada

permukaan protein. Sisi yang dikenali antibodi itu tersusun dari asam amino dari

bagian yang berbeda pada rantai polipeptida itu. AD seperti yang disebut di

atas dikenal dengan istilah conformational atau epitop diskontinyu, sebab struktur

yang dikenali tersusun atas segmen protein yang diskontinyu dalam urutan asam

amino antigen namun berada bersama pada struktur tiga dimensi. Sebaliknya

epitop yang tersusun oleh segmen tunggal rantai polipeptida disebut kontinyu atau

epitop liniar. Meskipun kebanyakan antibodi bekerja mengenali antigen secara

utuh, dan merupakan protein yang mengenali epitop diskontinyu, namun beberapa

hanya mengenali fragmen peptida protein. Sebaliknya, antibodi yang bekerja pada

peptida suatu protein atau peptida sintetik yang mempunyai hubungan

komplementer dengan antibodi itu biasanya dapat berikatan dengan protein

alami. Sekarang telah mampu dibuat antibodi yang dibangkitkan dari peptida sintetik

dengan tujuan membuat vaksin untuk melawan patogen.

(novi n eka).............................................................................

B. Kasifikasi Antibodi

Sistem imun normal untuk melindungi poejamu dari patogen yang

masuk dan untuk melenyapkan penyakit. Dalam fungsinya yang paling optimal,

sistem imun sangat responsif terhadap patogen yang masuk sekaligus

mempertahankan kapasitas untuk mengenali jaringan dan antigen sendiri, tempat

Page 8: Klasifikasi-antibodi

sistem ini toleran. Proteksi dari infeksi dan penyakit dihasilkan oleh upaya kerja

sama sistem imun bawaan (innte) dan didapat (adaptif).

- Sistem imun bawaan

Sistem imun bawaan adalah ini pertama pertahanan terhadap aptogen

yang masuk (misalnya bakteri, virus, jamur, parasit) dan terdiri dari

komponen mekanis, biokimiawi, dan sel. Komponen mekanis mencakup

kulit/epidermis dan mukus, komponen biokimiawi mencakup peptida dan dan

protein antimikroba (mis. Dfensin), komplemen, enzim (mis. Lizosim,

hidrolase asam), interferon, pH asam, dan radikal bebas(mis. Hidrogen

peroksida, anion superoksida; komponen sel mencakup neutrofil, monosit,

makrofag, natural killer cell (NK), dan natural Killer T-Cell (NKT). Tidak

seperti sistem imun didapat, sostem imu bawan sudah ada sebelum infeks,

tidak menguat oleh infeksi berulang dan umunya tidak spesifik antigen.

- Istem imun didapat

Sistem imun didapat atau adaptif dimobilisasi oleh petunjuk-petunjuk

dari respon imun bawaan ketika proses-proses bawaan tersebut tidak mampu

mengatasi infeksi. Sistem imun adaptif memiliki sejumlah ciri yang berperan

dalam keberhasilannya mengeliminasi patogen. (Katzung, dkk. 20012: 1105-

1107).

Interaksi antigen dengan antibodi bersifat non-covalen dan pada

umumnya sangat spesifik. Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B dan

disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan cairan

sekresi. Mereka membentuk sel B antigen reseptor yang spesifik. Antibodi

ditemukan dalam plasma juga berikatan dengan reseptor spesifik untuk daerah

konstan (Fc) dari imunoglobulin. Mereka juga ditemukan dalam cairan sekresi

seperti mukus, susu dan keringat.

Pada dasarnya satu unit struktur antibodi pada mamalia adalah

glikoprotein (berat molekul sekitar 150.000 dalton) yang terdiri dari empat rantai

Page 9: Klasifikasi-antibodi

polipeptida. Semua antibodi mempunyai bentuk struktur yang sama yaitu dua

rantai pendek (VL) dan dua rantai panjang (VH). Bentuk tersebut dihubungkan

dengan bentuk kovalen (disulfida) dan erat hubungannya dengan sequens asam

amino yang mempunyai struktur sekunder dan tertier.

Setiap rantai pendek (VL) berat molekulnya sekitar 25.000 dalton,

dimana ada dua jenis rantai pendek yaitu lambda (λ) atau kappa (κ). Pada

manusia terdiri dari 60% adalah kappa dan 40% lambda, sedangkan pada mencit

95% kappa dan 5% lambda. Satu molekul antibodi hanya mengandung lambda

saja atau kappa saja dan tidak pernah keduanya.

Setiap rantai panjang (VH) mempunyai berat molekul sekitar 50.000

dalton, yang terdiri dari daerah variabel (V) dan konstan ©. Rantai panjang (VH)

dan rantai pendek (VL) terdiri dari sejumlah homolog yang mengandung

kelompok sequence asam amino yang mirip tetapi tidak identik. Unit-unit

homolog tersebut terdiri dari 110 asam amino yang disebut domain

imunoglobulin. Rantai panjang mengandung satu domain variabel (VH) dan tiga

dari empat domain konstan lainnya (CH1, CH2, CH3, CH4, bergantung pada klas

dan isotipe antibodi). Daerah antara CH1 dan CH2 disebut daerah hinge (engsel),

yang memudahkan pergerakan / fleksibilitas dari lengan Fab dari bentuk Y

molekul anti bodi tersebut. Hal itu menyebabkan lengan tersebut dapat membuka

atau menutup untuk dapat mengikat dua antigen determinan yang terpisahkan

oleh jarak diantar kedua lengan tersebut.

Rantai panjang juga dapat meningkatkan fungsi aktifitas dari molekul

antibodi. Ada 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA, IgM, IgE dan IgD, yang dibedakan

menurut jenis rantai panjangnya masing-masing yaitu: γ, α, μ, ε dan δ. Klas

antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk dari struktur tunggal, sedangkan IgA

mengandung dua atau tiga unit dan IgM terdiri dari 5 yang dihubungkan dengan

sambungan disulfida. Antibodi IgG dibagi menjadi 4 subklas (disebut juga

isotipe) yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.

Page 10: Klasifikasi-antibodi

Struktur dan fungsi IgG dapat dipecah oleh enzim pepsin dan papain

menjadi beberapa fragmen yang mempunyai sifat biologi yang khas. Perlakuan

dengan pepsin dapat memisahkan Fab2 dari daerah persambungan hinge

(engsel). Karena Fab2 adalah merupakan molekul bivalen sehingga ia dapat

mempresipitasi antigen. Enzim papain dapat memutus daerah hinge diantara CH1

dan CH2 untuk membentuk dua fragmen yang identik dan dapat bertahan dengan

reaksi antigen-antibodi dan juga satu non-antigen-antibodi fragmen yaitu daerah

fragmen kristalisabel (Fc). Bagian Fc ini adalah glikosilat yang mempunyai

banyak fungsi efektor (yaitu: binding komplemen, binding dengan sel reseptor

pada makrofag dan monosit dan sebagainya) dan dapat digunakan untuk

membedakan satu klas antibodi dengan lainnya.

Tabel 1. Sifat dan bentuk klas antibodi IgA, IgE, IgD dan IgM pada manusia dan

mencit sama

Antibodi Rantai pendek (CL) Subtipe Rantai panjng (CH)

IgA

IgE

IgD

IgM

Kappa / lambda

Kappa / lambda

Kappa / lambda

Kappa / lambda

Kappa / lambda

IgA1

IgA2

-

-

-

Alfa 1

Alfa 2

ε

δ

μ

Page 11: Klasifikasi-antibodi

Tabel 2. Sifat dan bentuk subklas antibodi IgG pada manusia dan mencit berbeda

Manusia mencit

Antibodi Rantai

pendek*)

Subtipe Rantai

panjang

Subtipe Rantai

panjang

IgG Kappa / lambda

Kappa / lambda

Kappa / lambda

Kappa / lambda

IgG1

IgG2

IgG3

IgG4

γ1

γ2

γ3

γ4

IgG1

IgG2

IgG2b

IgG3

γ1

γ2a

γ2b

γ3

*)antara mencit dan manusia hanya berbeda komposisinya

Berikut ini jenis-jenis antibody berdasarkan klasnya:

1. Imunoglobulin A (IgA).

Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva,

keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang

aktiv adalah bentuk dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif.

Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang

bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk

kedalam lumen. Fungsi dari IgA ini ialah:

- Mencegah kuman patogen menyerang permukaan sel mukosa

- Tidak efektif dlam mengikat komplemen

- Bersifat bakterisida dengan kondisinya sebagai lysozim yang ada dalam cairan

sekretori yang mengandung IgA

- Bersifat antiviral dan glutinin yang efektif

2. Imunoglobulin D (IgD)

Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda

permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel

B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari

RNA.

Page 12: Klasifikasi-antibodi

3. Imunoglobulin E (IgE)

Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau

berikatan dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif

dengan eosinpphil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan

adanya antigen yang spesifik untuk IgE, imunoglobulin ini menjadi bereaksi

silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen

lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk

melawan parasit.

4. Imunoglobulin M (IgM)

Imunoglobulin m ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM

mempunyai waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan

lima valensi. Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah

IgM mencerminkan adanya infeksi baru atai adanya antigen

(imunisasi/vaksinasi). IgM adalah merupakan aglutinin yang efisien dan

merupakan isohem- aglutinin alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan

komplemen. IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen antigen, dan setelah

imunisasi dengan T-dependent antigen.

5. Imunoglobulin G (IgG)

Imunoglobulin G adalah divalen antigen. Antibodi ini adalah

imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang

belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh

biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai serum

transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG adalah satu-

satunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta. Kemampuannya melewati

plasenta untuk setiap jenis hewan berturut-turut adalah:

Rodentia>primata>anjing/kucing> manusia=babi=kuda. IgG adalah opsonin

yang baik sebagai pagosit pada ikatan IgG reseptor. Imunoglobulin ini

merangsang “antigen-dependen cel-mediated cytotoxicity” (ADCC)-IgG Fab

untuk mengikat target sel, “Natural Killer”(NK) Fc-reseptor, mengikat Ig Fc, dan

Page 13: Klasifikasi-antibodi

sel NK membebaskan citotoksik pada sel target. IgFc juga mengaktifkan

komplemen, menetralkan toksin, imobilisasi bakteri dan menghambat serangan

virus.

Tabel 3. Sifat dan kemampuan imunoglobulin dan fungsinya

Sifat IgA1,

2

IgD IgE IgM IgG1 IgG2 IgG3 IgG4

Bentuk Dimer

YY

Monom

er

Y

Monom

er

Y

Pentam

er

YYYY

Y

Monom

er

Y

Monom

er

Y

Monom

er

Y

Monom

er

Y

dalam

serum

(mg/ml)

3,5 0,03 0,00005 1,5 9 3 1 1,5

Aktifasi

komplem

en

(-) (-) (-) +++ +++ + +++ (-)

Transfer

plasenta

(-) (-) (-) (-) + + + +

Ikatan

dengan

makrofag

/ Fc

reseptor

(-) (-) (-) (-) + (-) + (-)

Ditemuk

an dalam

jaringan

eksresi

eksternal

Caira

n

muku

s

Dsb.

(-) (-) Cairan

mukus

dsb

Susu Susu Susu Susu

Page 14: Klasifikasi-antibodi

- Subklas Antibody

Di antara pembagian antibody atau klasifikasi antibody, yang paling banyak

dipelajari adalah imunoglobulin G (IgG),IgG ini dibagi menjadi subklas yang meiliki

karakter yang berbeda satu dengan lainnya dalam aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Sekitr tahun 1960-an penelitian difokuskan untuk mendalami spesifik erforma dari

poliklonal antiserum kelinci terhadap human homogen IgG protein mieloma, yang

menunjukkan adanya subgrup IgG yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.

Secara kuantitatif, konsentrasi subklas IgG pada serum manusia berturut-turut

adalah IgG1>IgG2>IgG3 = IgG4. Empat subklas IgG ini sangat berbeda-beda

berdasarkan jumlah komposisi asam aminonya dan skruktur hinge-regionnya. Hal

tersebut terdapat pada molekul yang menandung ikatan disulfid di antara rantai y-

heavy. Daerah tersebut terletak di atara fab (fragmen antibody bunding) dan dua

dominan karboksil domain (CH2 dan CH3)keduanya pada rantai heavy (H), yang

menunjukkkan fleksibilits dari molekul. Pada skma skruktu Ig terlihat skruktur

molekul yang mengandung domain-like-scructure, dimana dua ikatan kembar

fabfragmen singer (satu) Fc fragmen (fragmen cristalisable)terlihat sedikit bergerak-

bergerak.

IgG3 sangat peka terhadap enzim tersebut (+++), sedangkan IgG2 relatif

tahan. IgG1 dan IgG4bersifat sensitif sedang. Hal tersebut tergantung pada enzim

yang digunakan. Selama enzim proteolitik memecah semua mo,ekul IgG di dekat atau

pada daerah hinge menunjukkan bahwa sensitivitas dari IgG3 terhadap digesti enzim

yang berhubungan dengan titik kelemahannya. Perbedaan skruktur lain diantara

subklas IgG adalah hubungannya dengan rantai H dan L, dengan ikatan sulfida.

- Aktivitas Subklas Antibody IgG

Distribusi respon spesifik subklas antibody IgG sangat bervariasi tergantung

pada skruktur antigennya (karier, jumlah etiope,sifat fisika kimia) dosis, dan pintu

masuknya serta konstitusigenetik dan hospesnya. Pada sel-T dependen antigen (timus

Page 15: Klasifikasi-antibodi

dependen) memerlukan interaksi dengan helper sel-T limfosit untuk menstimulasi sel-

B limfosit supaya memproduksi antibody. Dimana respon antibody terhadap antigen

tertentu mengahasilkan respon subklas antibodi yang tertentu pula. (soderstorm et al,

1985; Burton dan woof, 1992; Bredius, 1994).

C. Penyakit yang berkaitan dengan Antibodi dan Pengobatannya

(apri n uni)...............................

Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, telah diperoleh

berbagai penemuan-penemuan solusi berkaitan antibody sebagai sistem

pertahana tubuh. Selain obat-obat (mis. Obat-obat golongan obat sitotoksik, obat

imunosupresif, dan lain-lain), dikenal istilah:

- Antibody imunospresif

Dikembangkan teknologi hibridoma ooeh milstein dan kohler pada

tahun 1975 menyebabkan revolusi di bidang antibody, dan secara radikal

meningkatkan kemurnian dan spesifitas antibodi yang diguanaknan di

klinakdan sebagai alat tes antibodi di laboratorium. Hibridoma terdiri dari sel-

sel pembentuk antibodi yang difusikan dengan sel plasmasitoma abadi. \sel-sel

hibrid yang stabil dan menghasilkan sel-sel antibodi yang diinginkan dapat

disubklonakan untuk pembiakan massal untuk menghasilkan antibodi.

Digunakan teknologi molekuler untuk menghasilkan antibodi

monoklonal. Dilkukan penyaringan pada koleksi cDNA yang menyandi

rantai berat dan ringan imunoglobulin yang diekspresikan pada permukaan

bakteriofaga terhadap antigen-antigen yang telah dimurnikan. (Katzung, dkk.

2012: 1119).

- Antibodi Monoklonal

Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel

sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem

kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk

Page 16: Klasifikasi-antibodi

melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita.

Tipa tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat

membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah

satu dari sel tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi

masuknya substansi asing dengan spesivitas yang luar biasa.

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat

mengikat satu epitop saja, yang merupakan zat yang diproduksi oleh sel

gabungan tipe tunggal yang memiliki kekhususan tambahan. Ini adalah

komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal dapat

mengenali dan mengikat ke antigen yang spesifik.Teknologi antibodi

monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel sistem imunitas yang

membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita tersusun dari

sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan menghancurkan

substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tiap tipe sel mempunyai tugas

khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel tubuh sendiri

(self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah sel

limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan

spesivitas yang luar biasa.

Antibodi monoklonal sekarang digunakan secara terapeutik. Antibodi

monoklonal yang efektif telah dibuat untuk beberapa jenis kanker, termasuk

limfoma dan kanker payudara. Sebagian besar antibodi yang sudah dibuat

sekarang adalah antibodi murine yang dihumanisasi. Terapi antibodi

monoklonal merupakan bentuk pasif dari imunoterapi, karena antibodi

dibuat dalam kuantitas besar di luar tubuh (di laboratorium). Jadi terapi ini

tidak membutuhkan sistem imun pasien untuk bersikap aktif melawan

kanker. Antibodi diproduksi secara masal dalam laboratorium dengan

menggabungkan sel myeloma (tipe kanker sumsum tulang) dari sel B mencit

yang menghasilkan antibodi spesifik. (Katzung, dkk; 2004).

Page 17: Klasifikasi-antibodi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Antibodi (Antibody)berasal dari bahasa Latin "Anti"yang berarti "melawan"

dan"Bodiq" yang berarti "tubuh". Jadi, antibodi adalah suatu zat yang

dibentuk oleh tubuh yang berasal dari protein darah jenis gama-globulin yang

diubahnya untuk melawan zat antigen (zat asing) yang masuk ke dalam tubuh

2. Interaksi antigen dengan antibodi bersifat nonkovalen dan pada umumnya

sangat spesifik. Antibodi hanya Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B

dan disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan

cairan sekresi. Mereka membentuk sel B antigen reseptor yang spesifik.

Page 18: Klasifikasi-antibodi

3. Jenis-jenis (klasifikasi) antibodi terdiri dari 5 klas yaitu: Imunoglobulin A

(IgA), Imunoglobulin D (IgD), Imunoglobulin E (IgE), Imunoglobulin M

(IgM), Imunoglobulin G (IgG).

4. Jenis penyakit yang berkaitan dengan sistem imun adalah penyakit autoimun

berupa rematik, HIV/AIDS, lupus, eksim, dan lain-lain.

B. Saran dan Kritik

Berdasarkan makalah yang kami buat dengan penuh kesederhanaan yang

membutuhkan pemikiran, usaha, kesabaran, dan kerja sama yang kompak.

Namun, kami selalu sadar bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan

dan pasti segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh

karena itu, kami membutuhkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak termasuk dosen maupun teman-teman, agar kami dapat

memperbaikinya atau lebih menyempurnakannya lagi untuk ke depannya. Terima

kasih...

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2006. Farmakologi Dan Toksikologi Sistem Kekebalan: Pengaruh

Penyebab Dan Akibatnya Pada Kekebalan Tubuh. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Gassmann M, P Thommes, T Weiser, and U Hubscher. 1990. Efficient production of

chicken egg yolk antibodies against a conserved mammalian protein.

FASEB Journal 4: 2528- 2532.

Katzung, Bertram G., dkk. 2012. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 12 Vol.2.

Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.

Katzung, Bertram G., dkk. 2004. Farmakologi dasar dan Klinik edisi 8. Jakarta:

Salemba Medika.

Page 19: Klasifikasi-antibodi