Kk 12.tablet zr

Click here to load reader

download Kk 12.tablet zr

of 34

description

by Zahratul Hayah, S.Farm., Apt

Transcript of Kk 12.tablet zr

  • 1. KK 12. TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN TABLET (COMPRESSI)

2. MATERI PEMBELAJARAN 1. PENDAHULUAN 2. KOMPONEN TABLET 3. PENGGOLONGAN TABLET 4. KERUSAKAN TABLET 5. CARA PENGUJIAN TABLET 3. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definis tablet 2. Menjelaskan komponen tablet 3. Menjelaskan penggolongan tablet berdasarkan : a. Pembuatan b. Distribusi obat dalam tubuh c. Bahan penyalut d. Pemakaian tablet 4. Menjelaskan macam-macam kerusakan pd tablet 5. Mendeskripsikan persyaratan tablet 4. 1. PENDAHULUAN Definisi tablet adalah sediaan padat mengandung yg mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan dan dibuat dengan cara mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet Kaplet adalah tablet yang berbentuk kapsul Capsitab adalah tablet bersalut yg berbentk kapsul Bolus adalah tablet yang digunakan pada hewan besar Bentuk tablet bermacam-macam : bentuk tabung, pipih, bundar, segitiga, lonjong, segienam dll Hal ini bertujuan untuk menghindari/ mencegah pemalsuan tablet dan agar mudah dikenal 5. KOMPONEN TABLET BAHAN AKTIF BAHAN EKSIPIEN/ ZAT TAMBAHAN AJUVANS 6. BAHAN TAMBAHAN PADA TABLET 1. BAHAN PENGISI/ DILUENT 2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER 3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/ DESINTEGRAN 4. BAHAN PELICIN/ LUBRIKAN 5. GLIDAN 6. BAHAN PENYALUT 7. 1. BAHAN PENGISI/ DILUENT Tujuan penambahan diluent : memperbesar volume agar massa campuran mudah dicetak/ dibuat biasanya dimbahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa Contoh bahan pengisi/ diluent : laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa, dan selulosa mikrokristal/ avicel 8. 2. BAHAN PENGIKAT/ BINDER Tujuan penambahan binder adalah memberikan daya adhesi pada serbuk sewaktu proses granulasi dan daya kohesi prinsipnya untuk membantu pelekatan partikel dalam formulasi shg memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil tabletnya Contoh bahan pengikat : mucilago Amyli 10%, larutan gelatin 10-20%, gom akasia, sukrosa, povidin, metilselulosa, CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal 9. 3. BAHAN PENGHANCUR/PENGEMBANG/ DESINTEGRAN Tujuan penambahan desintegran adalah membantu hancurnya tablet setelah ditelan Contoh desintegran : pati, selulosa yg termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal, povidin sambung silang 10. 4. BAHAN PELICIN/ LUBRICANT Tujuan penambahan bahan pelicin adalah mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan mencegah massa tablet melekat pada cetakan atau anti adhesi Contoh lubricant : asam stearat, senyawa asam stearat dengan logam ex; magnesium stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talkum 11. 5. GLIDAN Tujuan penambahan glidan adalah meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan kempa langsung tanpa proses granulasi Contoh glidan : silika pirogenik koloidal/ aerosil 12. 6. BAHAN PENYALUT Tujuan penyalutan adalah 1. Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya 2. Menutupi rasa dan bau tidak enak 3. Membuat penampilan lebih baik 4. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna, misalnya : tablet salut enterik 13. AJUVANS Macam-macam Ajuvans 1. Bahan pewarna ( colouring agent), bertujuan : Tablet lbh menarik/ menambah nilai estetika Mencegah pemalsuan/ identitas produk Membedakan tablet yg satu dengan tablet yang lain 2. Bahan pengharum (flavour), bertujuan : Menutupi rasa dan bau zat berkhasiat yang tidak enak Misalnya : penambahan oleum menthae pada tablet kalk 14. PENGGOLONGAN TABLET 1. Berdasarkan metode pembuatan a. Tablet cetak Pembuatan : zat aktif dan bahan pengisi dibasahi dengan etanol. Massa serbuk yang lembab ditekan dengan tekanan rendah, kemudian dikeluarkan dan dikeringkan. b. Tablet kempa Pembuatan : dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul dengan menggukan cetakan baja. Umumnya mengandung zat aktif, pengisi, pengikat, desintegran, dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut), pengaroma, dan pemanis. 15. 2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh a. Bekerja lokal Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina. b. Bekerja sistemik : per oral. Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari memerlukan beberapa kali menelan obat Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari cukup menelan satu tablet. Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi : delayed action tablet (DAT), repeat action tablet (RAT) 16. Delayed Action Tablet (DAT) Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif Cara pembuatannya : sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok kedua, dst Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak Repeat Action Tablet (RAT) Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet) Kemudian granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru. 17. 3. Berdasarkan jenis bahan penyalut Macam-macam tablet salut : a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee) disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin. b. tablet salut selaput (film-coated tablet) Disalut dengan hidroksipropilmetilslulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG. 18. c. Tablet salut kempa Tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). d.Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet lepas tunda Jika obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. e.Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet dengan efek diperanjang Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. 19. 4. Berdasarkan Cara Pemakaian a. Tablet biasa/tablet telan b. Tablet kunyah (chewable tablet) c. Tablet isap (lozenges,trochisi,pastiles) d. Tablet larut (effervescent tablet) e. Tablet implan (pelet) tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat khasiat akan dileoas perlahan- lahan. 20. f. Tablet hipodermik tablet steril, umumnya berbobot 30 mg, larut dalam air, digunakan dengan cara melarutkan ke dalam air untuk injeksi secara aseptik dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan). g. Tablet bukal digunakan dengan cara menaruh tablet pada dinding mulut bagian pipi, tablet akan melarut dan akan diserap melalui mukosa mulut. h. Tablet sublingual digunakan dengan cara menaruh tablet di bawah lidah, tablet akan larut dan akan diserap melalui mukosa mulut. i. Tablet vagina (ovula) 21. INFORMASI CARA MENGGUNAKAN TABLET 1. Minum tablet sebelum makan 2. Tablet kunyah (chewable tablet) 3. Tablet kontrasepsi (pil KB) 4. Tablet sublingual 5. Tablet bukal 6. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll) 7. Tablet effervescent 8. Tablet tetrasiklin 9. Tablet rifampicin 10. Tablet cotrimoxsazole 22. INFORMASI PENTING DALAM MENGGUNAKAN TABLET 1. Minum tablet sebelum makan beberapa antibiotik sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, agar obat bekerja optimal. Ex ; ampisilin dan eritrhomycin 2. Tablet kunyah (chewable tablet) tablet antasida sebaiknya dikunyah sebelum ditelan agar kerja obat lebih cepat dalam mengurangi asam lambung. Ex; promag tab, mylanta tab, antasida doen 3. Tablet kontrasepsi (pil KB) tablet kontrasepsi harus diminum dalam waktu yg sama pada waktu tertentu agar interval kerja obat dan kadar kerja obat menjadi stabil dan dapat mempertahankan kadar efektif dalam darah 23. INFORMASI PENTING DALAM MENGGUNAKAN TABLET 4. Tablet sublingualdan tablet bukal tablet yang dikonsumsi dengan cara meletakkan di bawah lidah atau diselipkan dipipi jika obat langsung ditelan, maka obat tidak memberikan khasiat secara optimum Ex; isosorbid dinitrat 5. Tablet lepas lambat ( -SR,-OD,-OROS,dll) Beberapa tablet lepas lambat ditandai dengan nama tambahan SR,-OD,-OROS; bahan obat dilepaskan secara berlahan didalam tubuh Tablet ini harus ditelan dalam keadaan utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus 24. 6. Tablet effervescent jenis tablet ini harus dilarutkan didalam air sebelum diminum. Ex ; redoxon, berroca, supradyn, dll 7. Tidak boleh diminum bersama susu obat yang mengandung tetrasiklin tidak boleh diminum bersama susu, karena dapat menyebabkan terbentuknya senyawa khelat yang menyebabkan obat tidak berkhasiat 8. Tablet rifampicin tablet ini dapat menyebabkan urin menjadi coklat hingga merah 9. Tablet cotrimoxsazole dapat menyebabkan terbentuknya kristal urin, 25. 1. Granulasi basah a. Dilakukan dengan mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur sampai homogen, b. Lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat. c. Ayak menjadi granul d. Keringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 50 0 C. e. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan. f. Tambahkan bahan bahan palicin (lubrikan). g. Cetak dengan mesin cetak Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding CARA PEMBUATAN TABLET 26. 2. Granulasi kering/slugging a. Campurkan zat khasiat, zat pengisi, zat penghancur, zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen. b. Kempa pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar (slug) c. Hancurkan tablet tadi kemudian diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. d. Kempa cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan. 27. Keuntungan granulasi kering : Tidak diperlukan pemanasan sehingga cocok untuk zat aktif yang tidak tahan pemanasan. alat yang diperlukan lebih sederhana. Kerugian granulasi kering : Tablet yang dihasilkan kurang tahan lama dibandingkan dengan cara granulasi basah. 28. 3. Kempa Langsung Dilakukan jika : jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak zat khasiat memiliki sifat alir yang baik. zat khasiat berbentuk kristal yang sifat alirnya baik. Bahan pengisi yang sering digunakan : selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat. 29. 1. Binding : kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan. 2. Sticking/picking : perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau massa basah. 3. Whiskering : terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, KERUSAKAN TABLET 30. 4. Splitting/capping Splitting : lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah. Capping : memebelahnya tablet di bagian atas. Penyebab : Daya pengikat dalam massa tablet kurang Massa tablet terlalu banyak fines (serbuk), terlalu banyak mengandung udara sehingga setelah dicetak udara akan keluar. 31. Tenaga yang diberikan pada pencetakan tablet terlalu besar sehingga udara yang berada di atas massa yang akan dicetak sukar keluar dan ikut tercetak. Formulanya tidak sesuai Die dan punch tidak rata. 5. Mottling : terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet. 6. Crumbling : tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurang tekanan pada pencetakan tablet dan kurangnya zat pengikat. 32. Menurut FI III dan FI IV 1. Keseragaman ukuran Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet. 2. Keragaman bobot dan keseragaman kandungan. Keragaman bobot untuk tablet dengan zat aktif >50 mg. Keseragaman kandungan unutk tablet dengan zat aktif