KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

89
KK 05 Teknik Pengambilan Gambar Tips Wedding Shooting Video Anda tidak mungkin untuk mendapatkan semua keseluruhan gambar dari setiap pesta pernikahan, tapi jika anda mendapatkan moment – moment yang baik, maka anda siap untuk mengedit pesta pernikahan penuh kenangan tersebut. Satu hal lagi yang penting: saya menggambarkan banyak special shot, misalnya rack focus, crane shot, dan camera moves. Semua itu akan berhasil, jika anda benar-benar siap dan ahli, juga posisi anda steady, frame sudah sesuai, expose sesuai, dan jarak juga sudah tepat. Dengan kata lain. Yakinlah, bahwa anda sudah menguasai basicnya sebelum mengambil moment yang keren! Ok, mari kita mulai… Sebelum pesta dimulai : Ruang rias Pengantin saat anda ditempat, anda dapat mengikuti langkah berikut: Shot buket bunga dan dekorasi utama kamar tersebut. Saya suka melakukan shot perlahan, camera bergerak pelan dengan rangkaian bunga sebagai focus. Dan saya juga suka melakukan slow zoom out, atau shot yang menggambarkan suasana ruang. Persiapan pengantin pria, anda bisa mengambil beberapa moment yang unik seperti, saat pendamping pengantin pria mengecek jamnya, atau saat sedang menyiapkan pakaian pengantin dan accessoriesnya. Atau beberapa moment lain yang unik dan tidak terduga. Detail shots (kadang bahkan harus diambil secara macro). (contohnya: saat akad nikah, pada meja terdapat buku nikah, kotak cincin, dan mas kawin. Anda mungkin bisa mengambil gambar benda-

description

456789

Transcript of KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Page 1: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tips Wedding Shooting Video

Anda tidak mungkin untuk mendapatkan semua keseluruhan gambar dari setiap pesta pernikahan, tapi jika anda mendapatkan moment –moment yang baik, maka anda siap untuk mengedit pesta pernikahan penuh kenangan tersebut.

Satu hal lagi yang penting: saya menggambarkan banyak special shot, misalnya rack focus, crane shot, dan camera moves. Semua itu akan berhasil, jika anda benar-benar siap dan ahli, juga posisi anda steady, frame sudah sesuai, expose sesuai, dan jarak juga sudah tepat. Dengan kata lain. Yakinlah, bahwa anda sudah menguasai basicnya sebelum mengambil moment yang keren! Ok, mari kita mulai…

Sebelum pesta dimulai :

Ruang rias Pengantin saat anda ditempat, anda dapat mengikuti langkah berikut:Shot buket bunga dan dekorasi utama kamar tersebut. Saya suka melakukan shot perlahan, camera bergerak pelan dengan rangkaian bunga sebagai focus. Dan saya juga suka melakukan slow zoom out, atau shot yang menggambarkan suasana ruang.Persiapan pengantin pria, anda bisa mengambil beberapa moment yang unik seperti, saat pendamping pengantin pria mengecek jamnya, atau saat sedang menyiapkan pakaian pengantin dan accessoriesnya. Atau beberapa moment lain yang unik dan tidak terduga.

Detail shots (kadang bahkan harus diambil secara macro). (contohnya: saat akad nikah, pada meja terdapat buku nikah, kotak cincin, dan mas kawin. Anda mungkin bisa mengambil gambar benda-benda tersebut dengan cara camera moving secara pelan dan mengambil beberapa gambar close up pada setiap bendanya. Jika mungkin anda dapat menatanya di meja kemudian anda ambil dari berbagai angle dengan cara zoom in dan zoom out pada alur yang lambat.

Ide tambahan untuk detail shot : selop pengantin, baju pengantin yang tergantung, perhiasan dan accessories pengantin, tempat cincin, pengiring pengantin dan penerima tamu.

Exterior Mesjid atau Gereja: Yang menarik adalah memulai pengambilan dari bagian atas Masjid atau Gereja, kemudian keseluruhan tampak bangunan, coba untuk menangkap seni arsitektur bangunan tersebut dari berbagai angle, jangan berdiri

Page 2: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

mematung dan mengambil satu dinding saja.

Jika disekitar bangunan ada pohon besar yang unik atau kumpulan bunga yang cantik, maka anda dapat menggunakan secara depth of field shot, focus pada satu titik yang menarik, kemudian perlahan berpindah ke arah bangunan Masjid atau Gereja.

Pengantin meninggalkan Masjid atau Gereja. Jika pengantin sudah masuk ke dalam mobil, coba untuk mengambil gambar saat mobil tiba di rumah dan saat meninggalkan masjid dan gereja.

Saat di Pesta ;

Pengambilan gambar secara kontinyu, mulai dari saat pengantin perempuan berjalan masuk hingga kemudian berdampingan dengan pengantin pria. Idealnya, gunakan 2 camera.

Tempatkan salah satu di posisi menghadap ke arah pengantin. Untuk camera lainnya langsung anda pegang sendiri, posisikan diri anda di sebelah depan pengantin perempuan, saat proses shot dimulai, biarkan pengantin berjalan melewati anda.

Kemudian setelah pengantin perempuan sampai di tempat acara, pindahkan tripod hingga berada dalam angle yang baik untuk mengambil gambar saat pengantin mengucapkan janji. Perpindahan posisi camera ini sebaiknya dikoordinasikan dengan panitia lainnya, kalau perlu dapat dilakukan latihan terlebih dahulu agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Tip lain dari ahli: Jangan membuat pan shot, atau paling tidak bukan full pan. Anda tidak perlu men-shot punggung orang saat berjalan melewati anda. Pan saja sedikit saat mereka berjalan masuk agar bisa tertangkap dalam frame disaat mereka memunggungi anda.

Sentuhan istimewa di dalam ceremony, seperti penyanyi solo, orang yang mengaji solo, rangkaian bunga, dekorasi ruang, lighting dll.

Reaction shots dari keluarga besar pengantin, khususnya saat pengantin mengucapkan janji.

Coba depth of field shot – Contohnya, memfocus soloist dengan pengantin sebagai background out of focus-nya, kemudian secara perlahan berganti mengubah focus ke arah pengantin.

cobalah berlatih, khususnya untuk tampilan dengan servo-focus lens, fungsi tersebut biasa anda dapatkan pada camcorder seperti Sony VX-2000 dan Canon XL1s. yang

Page 3: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

lebih mudah digunakan untuk mem-focus ring yang terhubung dengan lens, pada camera seperti JVC DV-500 atau Sony DSR-300.

(saat latihan, saya meminta pengantin untuk berhenti sejenak saat berjalan keluar kemudian saling mencium ringan sambil membelakangi camera, ini akan memberikan sentuhan yang manis,)

Setelah Ceremony:

Jika mungkin, lakukan lagi shot saat memasang cincin. Dapatkan angle close up yang baik saat cincin dimasukkan ke jari, sama baiknya saat men-shot ekspresi wajah pengantin pria melihat mata pengantin perempuan. (untuk melakukan hal tersebut, biasanya saya men-shoot malalui kerudung pengantin perempuan, melewati pundaknya kemudian perlahan ke arah kanan, sehingga mengahasilkan sebuah shoot yang menyentuh, tentunya tergantung jenis kerudung yang di pakai pengantin perempuan,.)

Anda bisa mengambil moment tersebut dalam beberapa angle dan bila mungkin memakai beberapa camera.Ambil video saat photographer sedang melakukan kegiatan foto. ( beberapa photographer tidak menyukainya, sebaiknya bicarakan dulu) .

Bila kebanyakan hasil shot anda selama ceremony diambil dari tripod, dan tripod dalam posisi yang baik maka akan selalu terlihat lebih professional dibandingkan dengan camera yang dipegang. Anda harus selalu menyiapkan handheld footage sebelum dan sesudah ceremony, dan pada saat resepsi. Anda akan mendapatkan hal yang lebih menarik jika anda mempelajari gerakan handheld camera secara halus, sama halnya dengan hasil dari handheld steady non-moving shot.

Saya merecomendasi untuk menggunakan monopod. Dengan camera kecil seperti PD-150, sebuah monopod dapat menghasilkan steadycam untuk tracking shot. Pasang dengan longgar monopod, dibagian bawah camera. Sebagai contoh dari shot dengan moving camera,saat pengantin hendak masuk mobil; Start slow, jalan dari belakang ke depan, pan up dan melewati kerudung, turun kebawah di sebelah supir lalu buka pintu dan lihat saat pengantin masuk ke dalam mobil dari pintu sebelahnya.

Wedding party meninggalkan masjid atau gereja.Mobil pengantin meninggalkan masjid atau gereja.Mobil pengantin sudah di jalan (agak sulit dan kadang waktunya sempit)

Di tempat Resepsi:

Shot Exterior pada tempat resepsi, jika semua terlihat photogenic. Shot flowers, fountains, statues, dll dengan cara terpotong-potong.

Buku tamu. (saya suka men-shot closeup pada buku tamu, tangan orang yang menandatangi, lalu meuju ke tamu yang dikenal baik keluarga pengantin)

Page 4: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Mobil pengantin tiba di tempat resepsi, dan wedding party hampir dimulai. Hal yang penting adalah. Saat anda men-set perlengkapan di tempat resepsi, anda dan assistan anda harus selalu memperhatikan kedatangan para tamu dan pengantin!

Pengantin dan keluarga memasuki ruang resepsi, hingga duduk di pelaminan (anda bisa menggunakan handheld camera atau tripod)

Kata sambutan. lebih baik men- shot dengan dua camera, satu focus pada pembicara, yang lain men-shot reaksi dari pengantin.

Pemotongan Kue Pengantin. (kalau ada)Saat toss bersama.Saat tamu bersalaman dengan pengantinSession foto bersama pengantinInterviews dengan tamu atau orang yang dekat dengan kedua pengantin.Waktu tamu mulai pulang.

First dance. Adalah moment yang penting untuk di shot, ada beberapa tips seperti : gunakan monopod, ikuti moment saat awal first dance, lalu kedua. Start out pada 90 derajat dari tripod camera. Pada handheld camera ambil gambar kepala dan pundak secara close up, lalu pindah. Atur full wide pada camera, dan set focus sekitar 4 kaki, jalan ke depan pasangan yang berdansa, tahan lensa tetap point pada mereka lalu jalan mengelilinginya dari sebelah kanan. Ambil gambar dalam lingkaran penuh, mengelilingi mereka, tetap shot bagian kepala/wajah dan pundak, maka anda akan keluar sendiri dari area lantai dansa, hampir 180 derajat dari tempat anda memulainya. Lalu, diam, gunakan slow motion cut pada shot ini. (hal ini akan membuat asumsi bahwa dansa mereka bergerak searah dengan jarum jam)Special dance lain dan acara lain dalam resepsi. Anda akan melihat seperti poco-poco, salsa, rumba, Electric Slide, conga line, Hokey Pokey, dll.

Cutaways dan detail shots - cake, kado, decoration, rangkaian bunga, mc, pengisi acara, DJ atau band, dll. Dapatkan copy dari undangan, dan pernak-pernik lainnya seperti souvenir napkins, dll. Jika terdapat tatanan gelas yang unik, shot detailnya melalui tatanan gelas tersebut. Shot juga tumpukan piring, tatanan style makanan shot secara truck dan zoom. Shot juga meja pengantin termasuk perangkat makannya

Romantic Moments. Kalau mungkin, ambil shot pengantin dengan background sunset. Shoot dua kali, satu expose mereka dalam silhouette, dan satu lagi dengan camera light-on untuk memberikan kesan romantic orange glow.Children: Mau mendapat respond menarik dari anak-anak?, rubah screen LCD kearah mereka sehingga mereka bisa melihat dirinya sendiri…. Photographer mungkin tidak dapat menangkap gerakan unik mereka dalam waktu lama seperti anda…. Men- shot pengantin wanita sedang bercanda dengan anak kecil bisa menjadi moment yang manis.

Page 5: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Saat pengantin, orang tua dan keluarga dekatnya makan.Pengantin keluar gedung.

Pengantin masuk ke dalam mobil, mobil berjalan menjauh.JANGAN shoot: orang yang sedang makan, kecuali ada moment istimewa. (atau bisa di edit untuk session lain)

LAKUKAN semua shot kalau bisa sebanyak tiga kali, ganti setiap angle-nya. Pertama buat shot standard, solid shot, lalu memutar atu close up, kemudian funky shot, atau creative shot… anda akan memerlukannya.

Interview pada suatu pesta pernikahan merupakan seni tersendiri. Salah satu cara adalah memberikan mike pada tamu dan minta mereka untuk memberikan beberapa kata kepada pengantin. Ada beberapa pertanyaan yang mungkin bisa anda gunakan ;

Bisa anda ceritakan bagaimana kedua pengantin bertemu?Apa perasaan anda ketika mereka mulai pacaran?Apa pesan anda untuk mereka?Kira-kira bagaimana mereka 10 tahun mendatang?Apa yang paling disukai pengantin wanita dari pengantin pria?Atau cara lain, sebagi contoh, suruh assistant anda memberikan mike pada sekumpulan tamu dan menanyakan “siapa gadis yang paling cantik di pesta ini?”, lalu kumpulan tamu menjawab ‘nama pengantin perempuan’, tapi itu semua tergantung dari client anda apakah menginginkan video pernikahan mereka berbeda atau biasa saja.

Interview kedua pengantin sendiri-sendiri, dan berikan beberapa pertanyaan yang sama, seperti;

Bagaimana saat mereka pertama kali bertemu?Ceritakan bagaimana hubungan anda berjalan?Kapan anda merasa bahwa dia adalah orang yang anda cari?Ceritakan bagaimana perasaan anda saat pertama dia dilamar?Apa rencana anda kedepan?Kemudian satukan komentar mereka berdua. Penjajaran dari kedua viewpoint mereka akan menjadi lucu, mengharukan atau pedas.

Saat interview, ingat camera anda harus mengambil jawaban yang lengkap. Contohnya, jika anda menanyakan ‘siapa nama anda?’ maka harus dijawab dengan lengkap seperti ‘ nama saya tami’ jangan hanya ‘ tami’. Dengan begitu, anda dapat mengedit pertanyaan anda dan direspon secara komplit oleh mereka sendiri.

oleh: opickholicsumber : http://forum.stikom-bali.ac.id/viewtopic.php?f=58&t=401&start=0&st=0&sk=t&sd=a

Page 6: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Cara Merekam Video Dengan Sempurna

Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.  Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya. Rencanakan ambilan gambar (shot) Anda. Sebaiknya, jangan mulai merekam gambar sebelum Anda siap merekam gambar dengan sempurna. Dan yang lebih penting subyek rekaman Anda siap untuk direkam (komposisi, focus, pecahayaan, dsb. ). Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas). Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik. Pada saat merekam, selalu antisipasi pergerakan subyek atau apa yang akan dilakukannya Sumber : http://mmsmk1ampekangkek.blogspot.com

Page 7: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Membuat Film Dokumenter / Film Indie

pertama, menentukan ide. Ide dalam membuat film dokumenter tidaklah harus pergi jauh-jauh

dan memusingkan karena ide ini bisa timbul dimana saja seperti di sekeliling kita, di pinggir

jalan, dan kadang ide yang kita anggap biasa ini yang menjadi sebuah ide yang menarik dan

bagus diproduksi. Jadi mulailah kita untuk bepfikir supaya peka terhadap kejadian yang terjadi.

Kedua, menuliskan film statement. Film statement yaitu penulisan ide yang sudah ke kertas,

sebagai panduan kita dilapangan saat pengambilan Angel. Jadi pada langkah kedua ini kita harus

menyelesaikan skenario film dan memperbanyak referensi sehingga film yang kita buat telah kita

kuasai seluk-beluknya.

Ketiga, membuat treatment atau outline. Outline disebut juga script dalam bahasa teknisnya.

Script adalah cerita rekaan tentang film yang kita buat. script juga suatu gambar kerja

keseluruhan kita dalam memproduksi film, jadi kerja kita akan lebih terarah. Ada beberapa

fungsi script. Pertama script adalah alat struktural dan organizing yang dapat dijadikan referensi

dan guide bagi semua orang yang terlibat. Jadi, dengan script kamu dapat mengkomunikasikan

ide film ke seluruh crew produksi. Oleh karena itu script harus jelas dan imajinatif. Kedua, script

penting untuk kerja kameramen karena dengan membaca script kameramen akan menangkap

mood peristiwa ataupun masalah teknis yang berhubungan dengan kerjanya kameramen. Ketiga,

script juga menjadi dasar kerja bagian produksi, karena dengan membaca script dapat diketahui

kebutuhan dan yang kita butuhkan untuk memproduksi film. Keempat, script juga menjadi guide

bagi editor karena dengan script kita bisa memperlihatkan struktur flim kita yang kita buat.

Kelima, dengan script kita akan tahu siapa saja yang akan kita wawancarai dan kita butuhkan

sebagai narasumber.

Keempat, mencatat shooting. Dalam langkah keempat ini ada dua yang harus kita catat yaitu

shooting list dan shooting schedule. Shooting list yaitu catatan yang berisi perkiraan apa saja

Page 8: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

gambar yang dibutuhkan untuk flim yang kita buat. jadi saat merekam kita tidak akan membuang

pita kaset dengan gambar yang tidak bermanfaat untuk film kita. Sedangkan shooting schedule

adalah mencatat atau merencanakan terlebih dahulu jadwal shooting yang akan kita lakukan

dalam pembuatan film.

Kelima, editing script. Langkah kelima ini sangat penting dalam pembuatan film. Biasa orang

menyebutnya dengan pasca produksi dan ada juga yang bilang film ini terjadinya di meja editor.

Dalam melakukan pengeditan kita harus menyiapkan tiga hal adalah menbuat transkip

wawancara, membuat logging gambar, dan membuat editing script. Dalam membuat transkipsi

wawancara kita harus menuliskan secara mendetail dan terperinci data wawancara kita dengan

subjek dengan jelas.

Membuat logging gambar ini maksudnya, membuat daftar gambar dari kaset hasil shuuting

dengan detail, mencatat team code-nya serta di kaset berapa gambar itu ada. Terakhir ini

merupakan tugas filmmaker yang membutuhkan kesabaran karena membuat editing scrip ini kita

harus mempreview kembali hasil rekaman kita tadi ditelevisi supaya dapat melihat hasil gambar

yang kita ambil tadi dengan jelas. Dengan begitu kita akan mebuat sebuah gabungan dari Outline

atau cerita rekaan menjadi sebuah kenyataan yang dapat menjadi petunjuk bagi editor.

Sumber :  http://poetranesia.blogspot.com

Page 9: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Departemen Artistik

Pengertian TATA ARTISTIK:Tata Artistik sebagai seni dan kerajinan (craft) dari cara bertutur sinematik (cinematic storytelling).

Yang termasuk di dalam seni tata artistik:1. Merancang desain-desain sesuai skenario dan konsep sutradara2. Menciptakan look dan style3. Menghadirkan karakter melalui penciptaan lewat makeover elemen artistik

Yang termasuk di dalam kerajinan (craft):1. Pemilihan material untuk menetapkan look dan style2. Pemilihan tekstur sesuai kondisi lokasi dan periode3. Koordinasi dengan personel tata artistik dan anggota produksi film lainnya.

Seorang production designer (perancang tata artistik) diharapkan mampu menterjemahkan skenario dan konsep cerita ke dalam bentuk artistik yang nyata (kasat mata). Kolaborasi sutradara, penata fotografi (DoP) dan production designer sudah dilaksanakan jauh sebelum shooting dimulai.

Tata Artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film, yakni menyangkut pemikiran tentang setting. Yang dimaksud dengan setting adalah tempat dan waktu berlangsungnya cerita film.

Setting harus memberi informasi lengkap tentang peristiwa-peristiwa yang sedang disaksikan penonton.1.Setting menunjukkan tentang waktu atau masa berlangsungnya cerita. Apakah dahulu, sekarang, atau di masa mendatang.2. Tentang tempat terjadinya peristiwa. Di kota, desa, di dalam ruangan, atau di tempat-tempat terbuka. Bagaimana dengan lingkungan masyarakatnya? Adat?

Bidang Kerja Departemen TATA ARTISTIK:Praproduksi1. Membuat sketsa-sketsa awal2. Menuangkan sketsa menjadi rancangan desain-desain3. Menentukan color palette

Page 10: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

4. Menentukan konsep artistik secara integral5. Merancang biaya tata artistik Produksi1. Menjadwalkan pembagian shot2. Membuat setting dan property3. Menjaga kontinuitas artistikPascaproduksi (pertanggungjawaban tata artistik)

Tim Kerja - Departemen ArtistikSelain profesi di bawah, di dalam departemen tata artistik masih ada beberapa pekerja lain yang mendukung. Diantaranya adalah asisten art director, set decorator, set dresser, property master, property bayer, hair and make up, costum designer, wardrobe dresser, production ilustrator, location manager dan special effect.

Art Director (Penata Artistik)Pengertian:Art director secara teknis adalah koordinator lapangan yang melaksanakan eksekusi atas semua rancangan desain tata artistik/gambar kerja yang menjadi tanggungjawab pekerjaan production designer. Seluruh proses penyediaan material artistik sejak persiapan hingga berlangsungnya perekaman gambar dan suara saat produksi menjadi tanggunghawab seorang art director.

Penyimpangan/perubahan pada saat eksekusi atas rancangan desain tata artistik/gambar kerja minimal harus atas persetujuan production designer atau sutradara terlabih dahulu. Seluruh proses dan hasil kerja seorang art director di bawah kendali/menjadi tanggungjawab production designer.

Pada proyek produksi dengan biaya terbatas, peran art director biasa dipegang langsung oleh production designer. Ia berkonsentrasi pada semua hal yang berhubungan dengan rancangan tata artistik dengan bantuan beberapa orang asisten.

Sistem produksi yang diterapkan di Eropa biasanya diperlukan seorang art director untuk mengeksekusi semua rancangan tata artistik karena seorang production designer berkonsentrasi penuh terhadap tata artistik secara menyeluruh. Production designer menginstruksikan art director dan timnya tentang tata letak seluruh elemen-elemen artistik, baik di dalam set maupun untuk persiapan adegan selanjutnya.

Tugas dan Kewajiban ART DIRECTOR:

Tahap Praproduksi:1. Menjadi koordinator teknis eksekusi (eksekutor) tata artistik sejak persiapan hingga menjelang dilaksanakannya perekaman gambar dan suara di lokasi yang telah ditentukan.2. Membuat breakdown dan jadwal kerja khusus bidang tata artistik.3. Menyiapkan elemen-elemen material tata artistik lebih awal sesuai dengan rancangan gambar kerja dari production designer sebagai kesiapan menjelang shooting.4. Bersama-sama manajer produksi dan asisten sutradara membuat jadwal shooting.

Page 11: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tahap Produksi:1. Menjadi koordinator teknis eksekusi (eksekutor) tata artistik termasuk penanggungjawab penyediaan segenap unsur tata artistik sesuai dengan tahapan proses perekaman gambar dan suara.2. Mengarahkan pelaksanaan kerja staf tata artistik dan menentukan kualitas hasil akhir sebelum dan selama proses perekaman gambar dan suara.

Hak-hak Art Director:1. Bersama production designer memilih dan menentukan tim kerja bidang tata artistik yang profesional dan cocok untuk bekerja dalam sebuah produksi film.2. Art director berhak menolak perubahan bentuk tata artistik yang tidak mendapat persetujuan dari production designer dan sutradara.

Production Designer (Perancang Tata Artistik)Pengertian:Perancang tata artistik adalah seorang profesional dibidang perancangan tata rtistik yang bertugas merencanakan dan membuat gambar-gambar desain yang memenuhi standar estetika untuk sebuah produksi film. Bertanggungjawab dalam menciptakan look dan style dari sebuah film. Mengkoordinir seluruh profesional bidang tata artistik dan bekerja sangat dekat dengan sutradara.

Dengan pengetahuannya tentang arsitektur, warna, periode, lokasi, desain, set, seorang production designer menciptakan nuansa, atmosfir dan gaya untuk membangkitkan emosi dari keinginan sutradara.

Tugas dan Kewajiban Production Designer:

Tahap Praproduksi:1. Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan pengarah fotografi agar mencapai kesesuaian penafsiran untuk mewujudkan gagasan penulis skenario dan sutradara dalam bentuk artistik nyata (kasat mata) dengan menciptakan konsep look dan style yang disepakati bersama untuk menunjang penceritaan.2. Bersama asisten sutradara dan location manager melakukan hunting lokasi.3. Bersama sutradara dan pengarah fotografi menetapkan lokasi shooting hasil dari tim hunting lokasi.4. Bersama sutradara dan pengarah fotografi dan departemen produksi mengecek ulang hasil hunting (interior/eksterior). Merancang desain tata letak (floorplan) untuk menentukan set dekorasi dan berkoordinasi dengan sutradara dan pengarah fotografi dalam menentukan tata letak kamera.5. Membentuk, memilih/menentukan teamwork yang dianggap memenuhi syarat.6. Menjabarkan konsep dari bentuk rancangan desain-desain menjadi bentuk gambar-gambar kerja/foto yang dijadikan acuan untuk dikerjakan saat persiapan produksi oleh seluruh personel tata artistik dan pendukungnya.

Page 12: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

7. Menentukan kebutuhan material sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam rancangan desain artistik/gambar kerja bersama seluruh personel tata artistik yang berkepentingan dibidangnya masing-masing (breakdown kebutuhan material artistik sesuai gambar kerja).

Tahap Produksi:1. Mengkoordinir pekerjaan departemen tata artistik yang secara teknis di lapangan ditangani oleh art director dan asistennya.2. Melaksanakan kontrol atas hasil akhir pekerjaan tata artistik sebelum dan selama proses perekaman gambar dan suara (shooting).3. Selalu berada di dekat sutradara manakala harus dengan cepat, tepat, dan cermat mengatasi kesulitan yang timbul di dalam set di saat perekaman gambar dan suara sedang berlangsung.4. Siap menghadapi perubahan manakala situasi di luar rencana (perubahan cuaca, perubahan tata letak set dan lain sebagainya).5. Bertanggungjawab atas hasil dan mutu tata artistik baik dari segi teknis maupun estetika secara utuh.

Hak-hak Perancang Tata Artistik1. Mendapatkan jumlah dan kualitas kru produksi yang profesional, sarana peralatan kerja dan fasilitas sesuai dengan desain produksi, serta memenuhi standar mutu.2. Mengajukan rancangan tata artistik kepada sutradara dan produser dengan harapan agar pengajuannya disetujui mengingat akan berkaitan erat dengan rancangan biaya tata artistik.3. Manakala ada perubahan konsep awal, perancang tata artistik wajib diberitahukan perubahan tersebut sebelumnya.

Sumber : http://filmpelajar.com/

Page 13: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Penulis Skenario

Tugas dan Kewajiban Penulis Skenario:• Menciptakan dan menulis dasar acuan dalam bentuk naskah/skenario atas dasar ide cerita sendiri atau dari pihak lain.• Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara bertahap mulai dari ide cerita, sinopsis (basic story), treatment dan skenario, atau bisa langsung menjadi skenario.

• Bekerja dari tahap pengembangan ide (development) sampai jangka waktu terakhir (praproduksi).• Membuat skenario dengan format yang telah ditentukan.• Menjadi narasumber bagi pelaksana produksi bila diperlukan.• Penulis Skenario adalah orang yang mempunyai keahlian membuat transkripsi sebuah film. Membuat film dalam bentuk tertulis.

Hak-hak Penulis Skenario:• Mendapatkan bahan acuan yang memadai sesuai dengan yang telah disepakati untuk menunjang penulisan scenario.• Mendapatkan kelengkapan bahan acuan penulisan scenario dalam bentuk; melakukan riset literature dan/atau riset lapangan.• Apabila bahan acuan penulisan scenario dilakukan secara tim, maka nama anggota tim yang terlibat berhak untuk dicantumkan dalam credit title.• Mendapatkan waktu yang memadai untuk melaksanakan proses riset dan penulisan scenario.• Menerima pertimbangan dari pihak lain apabila ada pengurangan, perubahan dan penambahan materi dasar dalam scenario (antara lain; ide dasar, plot, dialog, karakter tokoh-tokoh dan lain sebagainya).• Namanya tercantum dalam credit title dan bahan publikasi lainnya (publicity material).• Apabila scenario ditulis oleh sebuah tim, maka nama anggota tim yang terlibat dicantumkan dalam credit title.

Contoh Format Skenario

Page 14: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

I. Halaman Muka

PT. ALPHABET FILM“ABCD”

Ide Cerita & Penulis SkenarioAC/DC

II. Isi

01. INT. RUMAH MAKAN – SIANGTampak terlihat beberapa orang sedang menikmati hidangan di rumah makan tersebut. ROMI (25) terlihat duduk sambil menelepon seseorang lewat HP miliknya. Pakaiannya seperti seorang eksekutif muda.

(OS)Sate padangnya satu, sate kambing satu..

Lalu muncul beberapa orang bergaya mafia. Berjalan SLOW MOTION. Kemudian mereka pun duduk di salah satu tempat.

FADE OUT

FADE IN

02. INT. KAMAR ROMI - SIANGKamar yang terlihat begitu berantakan. Beberapa pakaian, buku, majalah, CD dan kaset berantakan dimana-mana. Beberapa dinding kamar itu terpampang poster grup band terkenal. Romi terlihat tertidur pulas.

CUT TO

Page 15: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Departemen Editing

Pengertian Editing :

Editing (penyuntingan gambar) dalam produksi film cerita untuk bioskop dan televisi adalah proses penyusunan atau perekonstruksian gambar dan dialog berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan untuk membentuk rangkaian penuturan cerita sinematik yang memenuhi standar dramatik, artistik, dan teknis.

Editor (Penyunting Gambar)Pengertian:

Adalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara estetis dari shot-shot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah film cerita yang utuh.Seorang editor dituntut memiliki sense of story telling (kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya. Maksud sense of story telling yang kuat adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film.

Tugas dan Kewajiban EDITOR;

Tahap Praproduksi;         Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan mengungkapkan

penilaiannya pada sutradara.         Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script conference untuk menganalisa skenario,

baik secara teknis, artistik dan dramatik.         Dalam produksi film ceriita untuk bioskop, editor bersama produser dan sutradara menentukan

proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital intermediate atau negative cutting.

Tahap Produksi;Dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja editing. Pihak yang dibantu oleh editor adalah individu profesional yang ditunju kkan oleh rumah produksi yang bersangkutan dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh manajer unit, koordinator pascaproduksi (post production supervisor) ataupun seorang runner.

Page 16: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tahap Pascaproduksi;         Membuat struktur awal shot-shot sesuai dengan struktur skenario (rough cut 1).         Mempresentasikan hasil susunan rought cut 1 kepada sutradara dan produser.         Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan produser, maka dengan

kreativitas dan imajinasi editor, ia membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur yang menarik.

         Mempresentasikan dan mendiskusikan struktur baru yang dihasilkannya bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan (final edit).

         Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja editing (picture lock).

         Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian (reeling) untuk kebutuhan laboratorium, pengolahan suara dan musik. Sementara untuk film for television, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian untuk pertimbangan kebutuhan jeda iklan (commercial break).

         Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan musik. Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung.

         Dalam produksi film cerita untuk bioskop, editor dapat juga menjadi pengawas pada proses laboratorium hingga pada proses cetak hasil pertama film (copy A). Sementara dalam produksi film for television, editor dapat menjadi pengawas proses transfer hasil editing yang siap untuk ditayangkan (master edit) ke dalam pita video.

Hak-hak Editor:         Mengajukan usul kepada sutradara untuk mengubah urutan penuturan sinematik guna

mendapatkan konstruksi dramatik yang lebih baik.         Mengajukan usul kepada sutradara untuk menambah, mengurangi atau mengganti materi gambar

dan suara yang kurang atau tidak sempurna secara teknis maupun efek dramatisnya.         Mendapatkan ruang editing serta sarana kerja yang layak/standar.         Mendapatkan honorarium yang sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dan disetujui oleh

produser.         Berhak meminta kontrak baru jika ada permintaan tambahan (misalnya pembuatan trailer) untuk

bahan promosi film.         Berhak untuk menolak permintaan yang sifatnya pribadi dan menyimpang dari ketentuan yang

sudah ada dalam skenario.

Asisten Editor

Page 17: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Di dalam mengedit film (untuk film cerita bioskop maupun televisi), editor selalu dibantu oleh asisten editor. Asisten editor ini bisa lebih dari satu orang. Ada yang disebut dengan asisten editor 1, 2 dan magang.

Tugas dan Kewajiban Asisten Editor 1:

1. Bertanggungjawab untuk menyusun materi sesuai dengan urutan yang ada pada skenario (assembling).2. Dituntut agar menghafal semua materi (shot). Hal ini berguna apabila editor mencari shot yang dibutuhkan, sehingga asisten editor 1 dapat membantu mencari shot yang dimaksud.3. Mengawasi distribusi materi dari lapangan (produksi) ke laboratorium, sampai akhirnya di meja editing.4. Membuat catatan editing atau EDL (Edit Decision List) setelah film dinyatakan picture lock.5. Dalam produksi film cerita untuk televisi, asisten editor 1 dapat membantu editor mengawasi proses transfer hasil editing yang siap ditayangkan (master edit) ke dalam pita video.6. Menguasai peralatan yang digunakan untuk proses editing.

Tugas dan Kewajiban Asisten Editor 2:

1. Menyusun dan merapikan catatan yang dibuat oleh pencatat skrip.2. Memasukkan materi ke dalam komputer (digitize) sesuai dengan catatan dari lapangan.3. Memastikan alat yang digunakan untuk proses editing dalam keadaan baik.4. Menguasai alat yang digunakan dalam proses editing.

Tugas dan Kewajiban Asisten Editor Magang:

1. Membuat catatan harian (daily report) selama proses editing.2. Membantu asisten editor 2 untuk merapikan catatan yang dibuat oleh pencatat skrip untuk kebutuhan digitalisasi (digitize).

Sumber : http://filmpelajar.com/

Departemen Suara

Page 18: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Pengertian Desain Suara: Desain Suara adalah seni penciptaan dan penempatan suara yang tepat pada tempat dan saat yang tepat.

Termasuk di dalam Desain Suara:

         Menggabungkan semua unsur suara menjadi satu kesatuan         Menciptakan efek-efek suara baru untuk kebutuhan film Termasuk di dalam Teknologi Desain

Suara         Pemilihan format akhir suara film         Pemilihan peralatan dan perangkat kerja Departemen Suara

 Pada kelompok kerja Departemen Suara, terdapat beberapa profesi. Diantaranya adalah; 1. Sound Designer (Desainer Suara) 2. Production Mixer (Sound Recordist) 3. Boom Operator 4. Sound Assistant 5. Supervising Sound Editor 6. Dialogue Editor 7. ADR Mixer 8. ADR Editor 9. Assistant Editor 10. Effect Editor 11. Foley Mixer 12. Foley Editor 13. Foley Artist 14. Re-recording Mixer

Sound Designer (Desainer Suara)Pengertian:Orang yang bertanggung jawab atas segala aspek suara yang terdapat dalam sebuah film. Bertanggung jawab terhadap hasil akhir dari desain suara dan tiap track suara berdasarkan fungsinya. Bekerja sama dengan Sutradara dari tahap praproduksi, berdiskusi untuk membuat konsep dan desain suara dari skenario dan visi Sutradara.

Seorang Sound Designer harus menguasai teori-teori dasar suara dan pengetahuan teknis. Ia dituntut tidak hanya mendesain suara dari suara yang sudah ada, tetapi juga harus bisa menciptakan suara-suara baru yang dapat mendukung skenario dan dapat menjadi karakter sebuah film. Sound Designer harus dapat menciptakan mood dan suasana yang akan dirasakan oleh penonton seperti ketegangan, ketakutan, kegelisahan berdasarkan gagasan yang dituangkan melalui suara dari hasil ide dan imajinasi kreatifnya berdasarkan pengalaman yang dimiliki.

Sound Designer terkadang turun langsung dalam penciptaan suara-suara baru untuk kebutuhan sebuah film. Sound Designer juga harus mempunyai pengetahuan tentang musik, karena musik merupakan bagian dari desain suara.

Page 19: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Sound Designer dalam pekerjaannya dibantu supervising sound editor, sound editor, dan re-recording mixer, tetapi dia juga bisa turun langsung untuk melakukan pekerjaan seperti melakukan editing suara dan mixing akhir.

Tugas dan Kewajiban Sound Designer;

Tahap Praproduksi;1. Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan re-recording mixer untuk mendesain konsep suara apa saja yang akan dibuat berdasarkan skenario dan visi sutradara.2. Membahas kembali konsep suara yang telah dibuat bersama dengan supervising sound editor dan production mixer.3. Melakukan perekrutan tim yang dapat bekerja sama dengan baik.

Tahap Produksi;1. Mengawasi, menganalisa serta memberikan saran-saran kepada production mixer mengenai hasil perekaman suara.2. Meminta kepada production mixer untuk merekam suara-suara selain dari dialog yang bisa digunakan dan dibutuhkan pada saat pascaproduksi/mixing.

Tahap Pascaproduksi;1. Menuangkan konsep suara yang telah dibuat ke dalam cue sheet untuk kebutuhan atau acuan bagi sound editor dan re-recording mixer.2. Ikut terlibat secara langsung dalam pembuatan suara-suara efek baru.3. Memimpin dan mengarahkan semua bagian di sound-post departement.4. Hadir dan memberikan masukan pada saat melakukan musik spotting.5. Bertanggungjawab terhadap hasil desain suara.6. Bersama re-recording mixer mengawasi pelaksanaan pemindahan suara (sound transfering) hasil final mix dari jalur suara magnetic ataupun media digital ke jalur suara optik analog maupun digital hingga ke married print.

Hak Sound Designer:Berhak menentukan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan suara film yang sedang dikerjakan.

Production Mixer (Sound Recordist)Pengertian:Orang yang bertanggungjawab terhadap perekaman suara langsung di lapangan dan hasil rekamannya.

Page 20: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tugas dan Kewajiban Production Mixer (Sound Recordist);

Tahap Praproduksi;1. Wajib ikut hunting lokasi2. Menentukan teknik perekaman suara di lapangan.3. Menentukan kebutuhan peralatan (jenis mikrofon, alat perekaman dan aksesorisnya).4. Mengikuti script conference.5. Wajib melakukan meeting dengan sound designer.

Tahap Produksi;1. Bertanggungjawab untuk melakukan perekaman stok suara (misalnya ambience) di lapangan dan melakukan wild track recording untuk kebutuhan di studio.2. Menyediakan administrasi sound report dari keterangan hasil rekaman dan jenis mikrofon yang digunakan untuk kebutuhan sound post.3. Wajib mengarahkan boom operator untuk mengoperasikan mikrofon berdasarkan type of shot.

Hak-hak Production Mixer (Sound Recordist):1. Ikut menentukan kelayakan lokasi untuk melakukan perekaman langsung.2. Berhak untuk ikut menentukan apakah sebuah take bisa diambil atau tidak.3. Berhak meminta kru lain untuk tenang sebelum sebuah take dimulai.4. Memiliki hak untuk take ulang apabila take sebelumnya hasilnya tidak bagus dari segi suara.5. Berhak meminta waktu untuk melakukan perekaman room tone pada saat shooting berlangsung.6. Berhak meminta waktu untuk melakukan perekaman stok suara, baik pada saat shooting berlangsung maupun di luar shooting.

Supervising Sound EditorPengertian;Orang yang bertanggungjawab pada tahap editing suara dalam film, termasuk dialog dan efek. Supervising sound editor menyediakan semua elemen suara yang nantinya akan diproses lebih lanjut oleh re-recording mixer. Dalam pekerjaannya supervising sound editor dibantu oleh dialogue dan effect editor.

Tugas dan Kewajiban Supervising Sound Editor;1. Membahas konsep suara dengan sound designer, lalu menjabarkannya kepada dialogue dan effect editor (praproduksi).2. Mengawasi hasil suara yang telah direkam production mixer (produksi).3. Mengawasi pekerjaan dialogue dan effect editor (pascaproduksi).

Hak-hak Supervising Sound Editor:

Page 21: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

1. Memberikan masukan kepada production mixer apabila ada kekurangan pada hasil perekaman suara sebelumnya.2. Meminta suara-suara yang mungkin dibutuhkannya kepada production mixer.3. Meminta revisi suara yang menurutnya masih kurang kepada dialogue dan effect editor.

Boom OperatorPengertian;Orang yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan dan mengarahkan mikrofon.

Tugas dan Kewajiban Boom Operator;

Tahap Produksi;1. Melakukan set up mikrofon.2. Mengikuti instruksi dari production mixer.3. Menggantikan posisi production mixer apabila yang bersangkutan berhalangan untuk menjalani tugasnya.4. Wajib membaca script dan menghafal dialog untuk mengetahui perpindahan mikrofon (dari pemain A ke B, dst).5. Wajib mengetahui ukuran lensa.6. Wajib bekerja sama dengan camera operator dan kru lighting.

Hak-hak Boom Operator:1. Berhak untuk menentukan posisi mikrofon yang menurutnya ideal.2. Berhak untuk melihat video assist untuk menentukan posisi mikrofon.

Foley ArtistPengertian;Orang yang membuat/menciptakan efek-efek suara berdasarkan apa yang dilihatnya di gambar.

Tugas dan Kewajiban Foley Artist;

Tahap Pascaproduksi;1. Bekerja sama dengan foley editor untuk membuat cue sheet.

Page 22: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

2. Melakukan spotting berdasarkan gambar untuk menentukan jenis-jenis suara efek yang akan dibuat.3. Menyiapkan propeerti untuk kebutuhan foley.

Hak Foley Artist:Meminta foley mixer untuk melakukan take ulang apabila take sebelumnya tidak bagus secara teknis.

Re-Recording MixerPengertian;Orang yang melakukan mixing akhir semua elemen suara yang telah disesiakan oleh supervising sound editor.

Tugas dan Kewajiban Re-Recording Mixer;

Tahap Praproduksi;Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan sound designer untuk mendesain konsep suara apa saja yang akan dibuat berdasarkan skenario dan visi sutradara.

Tahap Pascaproduksi;1. Melakukan mixing suara dalam format mono, stereo ataupun multi-channel untuk kebutuhan bioskop dan juga media lainnya.2. Mempersiapkan final mix untuk kebutuhan mastering ke dalam berbagai macam media.3. Bersama sound designer mengawasi pelaksanaan pemindahan suara (sound transfering) hasil final mix dari jalur suara magnetic ataupun media digital ke jalur suara optik analog maupun digital hingga married print.

Hak Re-Recording Mixer:Berhak meminta revisi suara yang menurutnya masih kurang kepada supervising sound editor.

Sumber : http://filmpelajar.com/

Page 23: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Produser

Tugas dan Tanggung jawab Produser:

         Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi.

         Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film.

         Menyusun rancangan produksi.         Menyusun rencana pemasaran.         Mengupayakan anggaran-dana untuk produksi.         Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua departemen.         Bertanggung jawab atas kontrak kerja  secara hukum dengan berbagai pihak dalam produksi

yang dikelola.         Bertanggung jawab atas seluruh produksi.

Hak-hak Produser:

         Memilih dan menetapkan penulis skenario dan sutradara.         Menetapkan pemain dan kru produksi utama berdasarkan calon yang telah ditetapkan dalam

rancangan produksi dan juga berdasarkan usulan sutradara dan manajer produksi.         Mengarahkan dan memberikan panduan (guide) kepada manajer produksi serta meletakkan

dasar-dasar strategi bagi pelaksanaan produksi dan pengelolaan produksi (administratif).         Mendapatkan laporan dari semua departemen (progress report).         Berhak memberikan keputusan bila terjadi konflik di lapangan, terutama bila kegiatan

produksi terganggu.         Memberhentikan/mengganti pemain/kru produksi apabila terbukti terjadi penyimpangan

dalam pelaksanaan produksi tersebut yang merugikan produksi.         Memberikan keputusan atas konsep kreatif sutradara yang menyimpang dari rancangan

produksi.         Menghentikan produksi apabila dalam pelaksanaan produksi terjadi penyimpangan dari yang

telah disepakati.Sumber :  http://filmpelajar.com/

Istilah dalam Pembuatan Skenario Film

Page 24: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

ACTION = Selain diartikan sebagai perintah

sutradara saat pengambilan gambar, ACTION juga bisa diartikan sebagai

gerak laku pemeran, yang terjadi dalam suatu adegan. Selain itu, kata

ACTION juga bisa dipakai untuk menentukan jenis sebuah film, yang

diartikan sebagai film laga.

BIG CLOSE UP (BCU) = pengambilan gambar pada jarak sangat dekat.

Misalnya, dalam gambar orang hanya terlihat bibirnya saja. Contoh

pemakaian dalam skenario, untuk menunjukkan sebuah cincin di jari manis

tokoh, kita bisa pakai BCU untuk cincin. Namun jika ini sudah diperjelas

dalam deskripsi, tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab ini adalah tugas

sutradara.

CLOSE UP (CU) = Pengambilan gambar pada jarak dekat. Dalam gambar

orang terlihat wajahnya saja. Untuk pemakaian dalam skenario, CU bisa

untuk menegaskan ekspresi tokoh. Namun, penggunaan CU sebisa mungkin

untuk hal-hal yang sangat penting saja, misalnya menegaskan sebuah lirikan

mata dan senyum sinis A pada B. Jika tidak terlalu penting, jangan gunakan

tanda CU ini karena masalah shot adalah wilayah sutradara.

COMMERCIAL BREAK = Jeda dalam tayangan sinetron yang diisi iklan.

Biasanya penulis skenario juga harus memperhitungkan saat jeda ini,

dengan memberikan suspense pada cerita–sebelum commercial break–agar

penonton tetap menunggu kelanjutan cerita kita, tanpa berpindah ke

channel lain.

CREDIT TITLE = Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta semua

orang yang terlibat dalam pembuatan sinetron/ film tersebut.

Page 25: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

CUT BACK TO = Transisi dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/

lokasi yang telah dilihat sebelumnya. Contoh penggunaannya dalam

skenario, misalnya seorang anak menangis karena terpisah dari ibunya di

mal, CUT TO: Ibu sedang mencari anaknya dengan gelisah di sudut yang

lain, maka ketika akan kembali ke gambar anak yang menangis tadi, yang

saat ini mungkin sudah dibantu satpam, transisinya kita pakai CUT BACK TO.

CUT TO = Transisi/ peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya untuk

menggambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang

berbeda. Atau juga kelanjutan adegan, tapi masih pada hari yang sama.

DISSOLVE TO = Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur,

kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya. Dalam skenario, ini

biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah mimpi, mengenang masa

lalu, atau flash back, membayangkan sesutau yang akan terjadi.

DIALOG = Kalimat yang diciptakan oleh penulis skenario, yang nantinya

diucapkan oleh seorang aktor. DIALOG harus mewakili peran, karakter, dan

perasaan si tokoh dalam cerita.

DURASI = waktu tayang di televise sudah termasuk commercial break.

Durasi yang umum: 30 menit, biasanya untuk sinetron serial komedi. Durasi

60 menit, biasanya untuk sinetron serial drama, durasi ni paling umum kita

lihat di televise. Durasi 90 menit, biasanya untuk sinetron cerita lepas,

semacam telesinema dan FTV.

ESTABLISHING SHOT = Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya

pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya

pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita

ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri

dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika

tempat itu sudah diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada

ESTABLISH berulang kali.

EXT. Singkatan dari EXTERIOR, biasanya dalam scenario ditulis pada deretan

judul scene, untuk menunjukkan keterangan tempat di luar ruangan. Tulisan

EXT. dan INT. bisa digabung menjadi misalnya: EXT./INT. yang menunjukkan

Page 26: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

adegan di jalanan/ dalam mobil. Bisa juga gabungan itu dipakai jika

menunjukkan adegan pada teras sebuah rumah.

FADE OUT = Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.

FADE IN: Transisi gambar dari gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam

scenario, penulisan FADE OUT dan FADE IN biasanya bersamaan untuk

transisi yang menujukkan perubahan waktu, bisa dari malam ke pagi, atau

dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Selain menujukkan

perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan

perubahan lokasi.

FLASH BACK = Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada

waktu sebelum kejadian berlangsung. FLASH BACK bisa menunjukkan

kemunduran waktu beberapa tahun ke belakang, bisa juga hanya dalam

waktu beberapa saat sebelumnya.

FREEZE = Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan.

Dalam penulisan scenario biasanya digunakan untuk akhir sebuah episode,

di mana gambar berhenti mengakhiri  sebuah cerita.Akhir cerita ini pada

sinetron serial biasanya diambil gambar yang paling menegangkan sehingga

akan terjadi suspense bagi penonton. FREEZE umumnya untuk gambar tokoh

sentralnya.

INSERT: Sisispan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah

scene. Misalnya, pada adegan beberapa orang ngobrol di dalam ruang tamu,

tiba-tiba di luar ada orang yang mengintip dan menguping pembicaraan

mereka. Meskipun setting berubah, kita tak perlu membuat scene baru untuk

adegan mengintip itu, cukup dengan INSERT saja.

INTERCUT = Perpindahan dengan cepat, dari satu adegan ke adegan lain

yang berada dalam satu kesatuan cerita. Misalnya adegan telepon, dua

setting yang bergantian ditampilkan, maka kita bisa menggunakan

INTERCUT untuk pergantian cepat setiap dialog si penelepon dan orang yang

ditelepon.

INT. = Singkatan dari INTERIOR, penulisannya dalam scenario sama dengan

EXT., t5api ini untuk menujukkan keterangan tempat di dalam ruangan.

Page 27: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

LONG SHOT (LS) = Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk

gambar yang harus terlihat keseluruhan. Misalnya gambar orang akan

terlihat seluruh badan berikut latar belakangnya. Namun, jika tak terlalu

penting jangan cantumkan LS dalam scenario karena sama seperti CU dan

BCU, ini juga wewenang sutradara.

MAIN TITLE = Judul cerita pada sebuah tayangan sinetron/ film. Dalam

penulisan scenario biasanya ditampilkan atau ditulis setelah adegan teaser.

Dan dilanjutkan dengan penayangan credit titles.

MONTAGE = Beberapa gambar yang menujukkan adegan

berkesinambungan dan mengalir, bisa beberapa lokasi yang berbeda, tapi

menyatu dalam rangkaian. Dalam penulisan scenario, misalna seorang

sedang putus cinta, maka ia mulai mengenang masa indahnya dulu bersama

mantan kekasihnya. Dalam hal ini kita pakai MONTAGE dengan menampilkan

beberapa adegan indah anatara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika

masih bersama, kita tampilkan mereka sedang berkejaran di pantai, lalu kita

tampilkan juga saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat mereka

saling menukar barang kenangan, dsb.

RATING = Ini kita istilahkan sebagai survey jumlah penonton yang

menyaksikan tayangan di televise, dalam hal ini termasuk tayangan sinetron

yang cerita dan skenarionya kita tulis. Survei ini dilakukan oleh sebuah

lembaga bernama AC NIELSON, yang sudah diakui kredibilitasnya oleh

masyarakat pertelevisian di Indonesia. Setiap minggunya pihak ini akan

memebrikan lembaran hasil surveinya ke semua stasiun televise dan PH, di

lembaran itu akan terlihat urutan tayangan mulai dari yang terbanyak

penontonnya, hingga yang paling sedikit. RATING sampai saat ini masih

menjadi tolok ukur tayangan di Indonesia. RATING tinggi berarti tayangan

dianggap laku dan secara bisnis menguntungkan PH/ Broadcast, sehingga

diproduksi terus, sebaliknya bila RATING rendah maka tayangan akan cepat

dihentikan agar tidak merugikan produksi.

SCENE = Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.

SCENARIO = Artinya sama dengan scenario, hanya masalah perbedaan

bahasa saja, penulisan menggunakan “K” karena sudah diindonesiakan.

Page 28: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

SCREENPLAY = Artinya juga sama dengan Scenario/ Skenario.

SCRIPTWRITER = Orang yang kerjanya membuat/ menulis scenario atau

disebut juga Penulis Skenario.

SEQUENCE = Kata lain dari Babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.

SLOW MOTION = Gerakan yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini

biasanya digunakan untuk menampilkan adegan yang sangat dramatis.

Misalnya, adegan seorang tokoh ditembak dari belakang. Saat si tokoh jatuh,

gerakan bisa saja dibuat SLOW MOTION agar lebih terkesan dan menyentuh

perasaan penontonnya.

SOUND EFFECT = Biasanya dalam penulisan digunakan istilah FX,

maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara mausia dan ilustrasi musik.

Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara alat

dapur berjatuhan, dsb.

SPLIT SCREEN = Dua adegan berbeda yang muncul pada satu layer. Bisa

kita pisahkan dengan garis vertical atau horizontal. Pada penulisan dalam

scenario bisa kita pakai saat ingin menggambarkan adegan telepon yang

menampilkan ekspresi kedua tokoh secara bersama-sama.

TEASER = Adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/ awal cerita,

yang tujuannya memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita

di belakangnya. Teaser bisa berupa sebuah scene/ adegan baru yang

diciptakan oleh penulis scenario, bisa juga cuplikan adegan paling menarik/

konflik utama yang sudah ada dalam scenario.

VOICE OVER (VO) = Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar orang berbicara dari ruang sebelah. Atau, bisa juga orangnya tampak, suaranya terdengar, tapi bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat berbicara dalam hati.

Page 29: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Sutradara

Tahap Pra Produksi

1.Interpretasi Skenario (script conference)         Analisa skenario yang menyangkut isi cerita, struktur dramatik, penyajian informasi,dan semua

hal yang berhubungan dengan estetika dan tujuan artistik film.

         Hasil analisa didiskusikan dengan semua Kepala Departemen (sinematografi, artistik, suara, editing) dan Produser untuk merumuskan konsep penyutradaraan film

2. Pemilihan KruSutradara dan Produser memilih dan menentukan Kru yang akan terlibat di dalam produksi.

3. CastingSutradara menentukan dan melakukan casting terhadap para pemain utama dan pendukung yang dibantu oleh Asisten Sutradara dan Casting Director.

4. Latihan/rehearsal         Kepada pemain utama, sutradara menyampaikan visi dan misinya terhadap penokohan yang ada

di dalam skenario, lalu mendiskusikannya dengan tujuan untuk membangun kesamaan persepsi karakter tokoh antara sutradara dan pemain utama.

         Sutradara melakukan pembacaan skenario (reading) bersama seluruh pemain untuk membaca bagian dari dialog dan action pemain masing-masing.

         Sutradara melakukan latihan pemeranan dengan pemain utama.         Sutradara melakukan evaluasi terhadap hasil latihan pemeranan yang telah direkam sebelumnya.

5. Hunting         Hunting lokasi bersama Penata Fotografi, Penata Artistik, Asisten Sutradara, dan Manajer

Produksi.         Menentukan lokasi yang akan digunakan shooting berdasarkan diskusi dengan Penata Fotografi,

Penata Artistik, dan Penata Suara.         Sutradara memastikan lokasi berdasarkan semua aspek teknis.

6. Perencanaan shot dan blocking/planning coverage dan staging         Sutradara merumuskan dan menyusun director shot pada setiap scene yang ada di skenario.         Sutradara membuat ilustrasi staging pemain dan peletakan kamera ke dalam bentuk floorplan.         Sutradara membuat storyboard dibantu oleh storyboard artist.

Page 30: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

7. Praproduksi Final (Final Preproduction)Sutradara melakukan diskusi/evaluasi bersama-sama dengan crew dan pemain utama untuk persiapan shooting yang terkait dengan teknis penyutradaraan dan artistik.

Tahap Produksi         Berdasarkan breakdown shooting, sutradara menjelaskan adegannya kepada Astradara (Asisten

Sutradara) dan Kru utama lainnya tentang urutan shot yang akan diambil (take).         Mengkoordinasikan kepada Astrada untuk melakukan latihan blocking pemain yang disesuaikan

dengan blocking kamera.         Sutradara memberikan pengarahan terhadap pemain apabila dirasa kurang dalam akting.         Sutradara mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam hal kreatif apabila ada persoalan di

lapangan.         Melihat hasil shooting.

Tahap Pascaproduksi         Bila ada catatan khusus dari laboratorium (untuk produksi film) atau Editor, Sutradara melihat

dan mengevaluasi hasil shooting/materi editing.         Melihat dan mendiskusikan dengan Editor hasil rought cut dan fine cut.         Melakukan evaluasi tahap akhir dan diskusi dengan penata musik tentang ilustrasi musik yang

telah dikonsepkan terlebih dulu pada saat praproduksi.          Melakukan evaluasi dan diskusi jalannya mixing berdasarkan konsep suara yang telah

ditentukan pada saat praproduksi.         Berdasarkan konsep warna yang telah ditentukan pada saat praproduksi, Sutradara melakukan

koreksi warna di laboratorium/studio, setelah berdiskusi dengan Produser dan Penata Fotografi.

Catatan Sarasehan Asisten Sutradara, Yogyakarta, 23 Oktober 2009

Pada tanggal 23 Oktober 2009, para praktisi dan penggiat komunitas film Yogyakarta menyelenggarakan “Sarasehan Astrada”. Melalui sarasehan ini, hadirin diharapkan dapat beramah tamah, saling mengenal dan bertukar info seputar kegiatan audio visual serta berbagi pengalaman di antara pekerja film di Yogyakarta.Sarasehan Astrada yang sedianya dijadwalkan pada pukul 19.00-21.00 WIB, pada pelaksanaannya  dimulai pukul 19.15 WIB dan selesai pada pukul 21.05 WIB. Acara tersebut dihadiri 36 orang terdiri dari mahasiswa perwakilan beberapa kine klub perguruan tinggi , a.l.: UGM, AKINDO, AMIKOM, UNPROK, UPN, UIN, MMTC dan UMY. Namun hanya 4 orang yang sudah (atau pernah) berperan sebagai  astrada dalam produksi audio visual, yaitu:  Bayu “Gondrong”, Giras Basuwondo, Miko Akindo dan Yoseph “Cecep” Anggi, dan hanya 2 orang yang sedang mempersiapkan produksi film pendek dan dipercaya kelompoknya menjadi astrada, yakni: Sidiq UMY dan  Januar Teknik UGM.  

Page 31: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Acara berlangsung santai tanpa pemakalah dan bersifat terbuka, dimana masing-masing hadirin secara bertanggung jawab dan sopan mengemukakan hal yang ingin dibahas atau ditanyakan. Dalam sarasehan ini yang bertindak sebagai moderator adalah Senoaji Julius.  Tanya-jawab dalam Sarasehan Astrada berkisar pada:

1.       Motivasi dan peranan AstradaMelalui diskusi, diungkapkan bahwa ada yang menjadi Astrada karena itulah posisi kerja yang dikenal sejak pertama kali berproduksi film pendek. Lain halnya dengan sejumlah pendapat, bahwa posisi astrada adalah POSISI TERBAIK untuk BELAJAR seluk beluk kerja kreatif film.Tugas-tugas Astrada menyebabkan seorang Astrada harus tahu dan paham KINERJA departemen lain sekaligus menjadikan seorang Astrada harus mampu melakukan KOMUNIKASI KERJA yang baik dengan departemen lain. Beberapa hadirin dalam sarasehan menggunakan istilah “motor penggerak shooting” sebagai gambaran peran Astrada.

2.       Tugas pokok AstradaBayu, Giras, Miko dan Cecep bergantian menjawab dan menerangkan tugas pokok Astrada baik teori yang pernah didapat maupun pengalaman masing-masing di lapangan. Terdapat hal teknis dan nonteknis mengenai tugas pokok astrada.Tugas pokok Astrada secara teknis adalah menyusun shooting schedule, call sheet, menyiapkan cast, directing extras.Secara non teknis, terkait penyusunan shooting schedule, seorang Astrada dituntut mampu MENCARI INPUT dari berbagai departemen baik kreatif maupun manajemen guna merangkai waktu terbaik shooting. Cecep mencontohkan:

Astrada harus dapat menyusun jadwal take terbaik pada saat ada permintaan:Sutradara memprioritaskan mood pada tingkat kerumitan adegan, sementara DOP mengingatkan kondisi pencahayaan pagi dan siang, sementara Art Director memerlukan waktu yang cukup untuk mengerjakan set, property dll, sementara Asisten Produser / Manajer lokasi menekankan terbatasnya ijin waktu dan tempat, dst.Tugas Non teknis lain Astrada adalah mengatur tempo kerja (filming progress) dan melakukan cek ulang tiap-tiap unit agar siap untuk take selanjutnya (maintaining order).

3.       Pemilihan  AstradaGiras mengungkapkan bahwa pemilihan astrada, pada umumnya, berangkat dari berkenalan  dan berteman dengan sutradara hingga si sutradara menawarkan kesempatan untuk menjadi asistennya. Dalam hal ini, beberapa hadirin membenarkan pendapat tersebut. Hadirin lainnya, diam karena tak tahu.

4.       Tips n Tricks AstradaSTAMINA - olahraga sehingga stamina fisik kuat! Terutama bagian kaki!BERLATIH MENGHITUNG WAKTU - sangat berguna untuk menyusun shooting

schedule.BIASAKAN MENCATAT - catat hal sekecil apapun.KOMUNIKASI - berlatih menyampaikan sesuatu secara EFISIEN dan EFEKTIF.

TEGAS dan PEDE - dalam menyampaikan sebuah keputusan di lapangan, agar kru tidak ragu menjalankannya.

Page 32: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

SABAR dan TEGAR - Giras menggarisbawahi, bahwa pekerja film umumnya sulit menahan mulut untuk tidak berkomentar (sering “jorok”).

CHECK n RECHECK - biasakan bertanya untuk mengecek ulang.

Lain-lainDiskusi tidak membahas detail mengenai fee seorang Astrada, karena nominal bayaran tersebut sangat dipengaruhi oleh besaran nilai produksi dan memang tidak ada standarisasi. Hal lain yang dikemukakan adalah sedikitnya minat terhadap posisi Astrada di Yogyakarta, dan dari beberapa teman yang sudah berproduksi, mereka mengaku sulit menemukan Astrada yang bekerja dengan baik dan ulet.  

Sumber :  http://filmpelajar.com/

Page 33: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Pengertian Sinematografi

Secara sederhana, Sinematografi dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari fotografi gambar bergerak (motion picture photography).

Seni Sinematografi :         Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep penyutradaraan.         Mengkomposisikan sebuah adegan.         Menciptakan look dan mood.         Melukis adegan dan aktor dengan pencahayaan.         Penggambaran setiap shot untuk melebur ke dalam cerita.

Teknologi Sinematografi :         Pemilihan kamera, lensa, dan filter.         Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya.         Pemilihan peralatan lampu dan menguasai kondisi lokasi.         Koordinasi dengan personil film dan lighting.         Integrasi dengan spesial efek.

Seorang sinematografer diharapkan menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara ke dalam imaji visual. Kolaborasi mereka sudah dimulai jauh sebelum shooting dimulai.

Bidang Kerja - Departemen Sinematografi

Praproduksi :   1. Pemilihan dan tes bahan baku/format digital.   2. Pemilihan dan tes filter.   3. Merencanakan pencahayaan.   4. Identifikasi kebutuhan peralatan.Produksi :   1. Jadwal pembagian shot.   2. Penempatan kamera.   3. Komposisi shot-shot.   4. Menjaga kontinuiti visual.Pascaproduksi :   1. Penggunaan spesial proses.   2. Komunikasi dengan laboratorium.   3. Komunikasi dengan editor.   4. Komunikasi dengan colorist.

Page 34: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tim Kerja Departemen Kamera :

1. Sinematografer/Pengarah Fotografi/Director of Photography2. Operator Kamera3. Asisten Kamera 1 / focus puller4. Asisten Kamera 2 / clapper loader / DV Engineer5. Kontinuiti Cahaya / still foto6. Gaffer7. Best Boy8. Electrician9. Grip10. Best Boy

Juru Kamera - Operator KameraPengertian Juru Kamera (Operator Kamera):

Juru kamera secara teknis melakukan perekaman visual dengan kamera mekanik ataupun elektronik dalam produksi film di bawah arahan pengarah fotografi dan bertanggungjawab kepadanya. Sutradara juga bekerja sama dekat dengan operator kamera untuk memastikan bahwa pandangan sutradara ditangkap oleh film sebagaimana yang diinginkan. Operator kamera adalah kru dari yang terpilih dalam produksi film yang secara langsung bertanggungjawab dari apa yang terlihat di layar.

Tanggungjawab pribadi adalah menjalankan kamera dan menghentikannya sesuai petunjuk/isyarat dari sutradara. Mengoperasikan kamera sesuai mood cerita dan efisien selama produksi dan menjaga komposisi frame yang pantas. Dalam produksi menggunakan video, juru kamera menggunakan headset yang dihubungkan dengan sutradara.

Juru kamera bertanggungjawab kepada pengarah fotografi atas panning dan tilting dari kamera dan menjaga shot frame serta komposisi yang sudah diisyaratkan oleh pengarah forografi dan mempunyai kekuasaan untuk membatalkan shot karena kesalahan gerak kamera, fokus, komposisi, atau berbagai gangguan yang tidak diinginkan dalam frame oleh orang, benda dan lainnya.

Pada proyek film dengan bujet kecil, peran operator kamera biasa dipegang langsung oleh pengarah fotografi. Ia berkonsentrasi pada semua hal yang berhubungan dengan sinematografi dengan bantuan beberapa orang asisten. Sistem Inggris (English System), biasanya memerlukan seorang operator kamera untuk melakukan pembngkaian gambar, karena pengarah fotografi berkonsentrasi penuh terhadap penataan cahaya.

Ia menginstruksikan operator kamera tentang penggunaan lensa dan filter yang dibutuhkan, serta gerak kamera yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu lainnya, seperti dolly atau crane.

Tugas dan Kewajiban Juru kamera (Operator Kamera):

Page 35: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Tahap Persiapan produksi:Menganalisa mood dari skenario dan konsep sutradara. Dengan melakukan pengarahan, melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana penunjangnya.Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku yang akan dipergunakan dalam produksi.Melakukan koordinasi dengan key grip sehingga secara teknis dan efisien mampu melaksanakan konsep visual dan gerakannya.

Tahap Produksi:Melakukan perekaman visual secara teknis sesuai arahan pengarah fotografi, baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya.Mengkoordinasikan awak/kru kamera dalam melaksanakan tugasnya.Menjaga dan memelihara peralatan kamera dalam kondisi baik dan siap pakai.

Hak-hak Juru Kamera (Operator Kamera):Memberikan usulan yang bersifat teknis agar tercapai hasil rekaman yang baik.Meminta pengambilan ulang bila secara teknis hasil rekaman sebelumnya kurang baik.Operator kamera berhak untuk mengingatkan setelah pengambilan gambar, seperti menegur pengatur boom atau microphone apabila masuk ke dalam shot, refleksi equipment atau kru pada kaca, fokus yang tidak tajam atau kesalahan fokus lainnya, flare pada lensa, gerak kamera yang kurang halus atau kurang baik, dan hal-hal lain yang dapat mengurangi keindahan shot yang diinginkan. Pada produksi film yang memiliki bujet besar, operator kamera dapat melaporkan segala hal yang menjadi kekurangan setelah selesai melakukan pengambilan gambar.

 Director of Photography (DOP)Pengertian:Yang menciptakan imaji visual film adalah sinematografer atau Pengarah Fotografi/PF. Ia adalah orang yang bertanggungjawab terhadap kualitas fotografi dan pandangan sinematik (cinematik look) dari sebuah film. Ia juga melakukan supervisi personil kamera dan pendukungnya serta bekerja sangat dekat dengan sutradara. Dengan pengetahuannya tentang pencahayaan, lensa, kamera, emulsi film dan imaji digital, seorang sinematografer menciptakan kesan/rasa yang tepat, suasana dan gaya visual pada setiap shot yang membangkitkan emosi sesuai keinginan sutradara.

Tugas dan Kewajiban Sinematografer/Pengarah Fotografi/PF/DOP:

Tahap Praproduksi:                                                      Menganalisa skenario dan membahasnya bersama sutradara dan penata artistik agar mencapai

kesesuaian penafsiran untuk mewujudkan gagasan penulis skenario dan sutradara dalam bentuk nyata, dengan menciptakan konsep look dan mood yang disepakati bersama untuk menunjang penceritaan.

         Bersama sutradara dan penata artistik menetapkan lokasi shooting hasil dari tim hunting lokasi.

Page 36: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

         Bersama sutradara, penata artistik dan departemen produksi, mengecek dan melihat ulang hasil hunting (interior/eksterior). Merencanakan letak kamera dan pencahayaan di lokasi. Kemudian membuat floorplan.

         Membentuk, memilih/menentukan teamwork yang dianggap memenuhi persyaratan.         Menjabarkan konsep visual dalam pencapaian look dan mood (mencakup warna, pencahayaan,

karakter visual, komposisi yang juga menghasilkan gerak) lebih baik dengan referensi foto/gambar yang selanjutnya didiskusikan dengan personil kamera dan pendukungnya.

         Menentukan kebutuhan dan menjamin semua peralatan dengan spesifikasi sesuai dengan desain visual. Kemudian mengkoordinasikan tugas personil kamera dan pendukungnya untuk menyiapkan dan memilih serta menentukan sarana peralatan dan bahan baku yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya (membuat breakdown kebutuhan alat sesuai dengan desain floorplan).

         Melakukan uji coba peralatan dan bahan baku dengan uji coba filter, make up, kostum, properti dan warna set.

         Ikut menentukan laboratorium/studio pascaproduksi (film).

Tahap Produksi:         Mempelajari breakdown script dan shooting script dimana seorang sinematografer dapat

mengembangkan checklist di setiap harinya dan merencanakan berapa set up per harinya. Dalam setiap set up sinematografer harus memperhatikan lingkungan dan masalah pencahayaan. Contohnya, jika shooting eksterior, penjadwalan menjadi penting berkaitan dengan pergerakan matahari. Catatan penting: jika masuk set jangan lupa dengan block, light, rehearsal, shot.

         Memberikan pengarahan tegas kepada personil kamera sesuai dengan design yang sudah dibuat.         Mengawasi set lampu dan waspada terhadap kontiniti. Mengarahkan dan menjaga

kesinambungan suasana (atmosfer) dan format visual serta tata cahaya dari setiap shot. Menuntun dan mengembangkan teknis kreatif pencahayaan sebagai gaya dan perubahan peralatan untuk menerangi area aksi/subyek visual untuk menentukan eksposur yang tepat.

         Pada saat sutradara mengarahkan aktornya, sinematografer menyiapkan sudut pengambilan gambar, komposisi sesuai dengan blocking sutradara.

         Siap menghadapi perubahan karena situasi tertentu di luar rencana (perubahan cuaca, lingkungan set yang berubah).

         Memeriksa laporan kamera (camera report) dan continuity lighting log.         Memberikan petunjuk kepada pihak laboratorium/studio pascaproduksi (film) mengenai

processing negative (pencucian dengan bahan kimia) dan pencetakan rush copy/release copy (color grading).

         Selalu mengingatkan tanggungjawab keselamatan personil dan seluruh sarana peralatan dan bahan baku yang dipergunakan dalam produksi.

         Ikut serta memeriksa hasil release copy untuk koreksi kualitas.         Kebutuhan seorang sinematografer terhadap kontrol akhir melalui color-timing.

Hak-hak Sinematografer/Pengarah Fotografi/PF/DOP:         Mendapatkan jumlah dan kualitas awak/kru produksi, sarana peralatan kerja dan bahan baku

sesuai dengan desain produksi, serta memenuhi standar mutu.         Memberikan persetujuan; sarana teknis yang akan digunakan, penetapan hasil-hasil shooting

yang baik (OK), memberikan persetujuan atas kualitas hasil cetakan release copy.

Page 37: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

         Memberikan usul kreatif baik teknis, artistik, dan dramatik kepada sutradara dalam hal perekaman visual untuk mendapatkan hasil yang baik.

         Membuat catatan SUP (shot under protest) bila terpaksa merekam visual yang tidak disetujui.         Jika ada perubahan yang mendasar dari konsep awal look film, sinematografer berhak diberitahu

sebelumnya

DOP on Location

Aktifitas apa saja yang dilakukan oleh team kamera dan lighting di lapangan?Seluruh aktifitas yang dilakukan oleh team kamera dan lighting tidak lepas dari kebutuhan yang tertuang dalam skenario.Langkah awal Penata Sinematografi (Director of Photography) bersama dengan sutradara menentukan serta memilih sudut penempatan kamera. Acuannya bisa saja didapat dari kesepakatan yang secara bersama sudah diputuskan pada saat hunting location dilakukan, ataupun penentuan yang merupakan penyesuaian dengan blocking pemain dan situasi pada set yang sudah digarap oleh team artistik.

Penempatan sudut penempatan ini juga mungkin saja sekaligus disertai dengan penggunaan sarana pendukung kamera (grip). Misalnya penggunaan dolly, jimijib (crane) ataupun steadicam. Juga pemilihan jenis lensa, filter yang dianggap sesuai dengan kebutuhan adegan.Langkah berikutnya, Director of Photography berkoordinasi dengan Gaffer dan crew lighting memilih jenis lampu, filter dan berbagai sarana pendukung lainnya, kemudian menentukan peletakannya. Dalam melaksanakan tahapan aktifitas mengacu kepada pola kerja efektif, baik dalam masalah pengaturan waktu, maupun dalam pencapaian targetnya. Tentu saja hal-hal yang berkaitan dengan masalah keamanan serta penanganan terhadap peralatan tetap harus terjaga dengan baik.  Terakhir adalah melalui berbagai fasilitas kamera dan penataan cahaya untuk menciptakan karakter gambar yang direncanakan/diinginkan

 sumber : http://filmpelajar.com/

Page 38: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Cara Mengoperasikan Kamera

Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam.Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Canon, Panasonic, JVC dan lain-lain.Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk.Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional.Media penyimpanan gambar antara lain :Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).

Bagi pengguna pemula/amatir biasa nya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar, tatapi dalam kondisi tertentu mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita, itu lah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.

The Main Control, Ada enam control dasar pada kamera:

1. Exposure (Aperture, Shutter Speed, ND Filter, Gain)2. Filter Colour3. White Balance4. Zoom5. Focus6. Audio Levels

1. Exposure :Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:

*Aperture (diafragma)Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan

Page 39: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

diafragma kecil. Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.*Shutter SpeedBiasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai tujuan kita.*ND FilterFilter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang terik.*GainKebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).

2. Filter Colour :Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.

Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna kebiru-biruan.

Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan diukur dengan derajad Kelvin.

3. White Balance :Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.Cara menyetel white balance:

Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih Tekan tombol AWB (Auto White Balance)

Page 40: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Kamera siap untuk merekam.

Catatan: kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.

4. Zoom :Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).

Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close upZoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.

Zooming bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :- Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa- Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera

5. FOKUS :Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.

depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.

Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.

Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).

6. Audio LevelsJangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).

Wah kayanya teori melulu ya jadi pusing…tapi ini penting buat semua yang mau belajar mengoperasikan kamera video secara benar.Mengoperasikan kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman

Sumber : http://azie-zp.blogspot.com

Page 41: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Merekam Video agar Enak Ditonton

Apa yang bisa kita lakukan dengan sebuah kamera video dalam genggaman? Umumnya, hanya ada 2 hal mengapa kita membutuhkan dan menggunakan kamera video. Pertama, mengabadikan sesuatu. Dan yang kedua, menciptakan sesuatu. Lalu, apa yang bisa diabadikan dan apa yang bisa diciptakan? Peluang dan kesempatan untuk ini hampir-hampir tanpa batas. Yang membatasi hanyalah kebutuhan, kreatifitas dan kesenggangan.

Dengan kamera video, kita bisa merekam dan mengabadikan beragam peristiwa dan adegan dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi dan berlangsung di sekitar kita. Tidak harus peristiwa yang sangat penting atau menarik. Mengabadikan berarti menyimpan sesuatu pada saat ini, untuk dipergunakan atau dinikmati pada suatu saat nanti. Entah esok hari, lusa, atau puluhan tahun lagi. Peristiwa dan adegan biasa-biasa saja yang terjadi pada hari ini, mungkin akan menjadi sangat penting dan menarik pada suatu saat nanti.

Dengan kamera video, kita juga bisa menciptakan beragam karya videografi untuk mengekspresikan kreatifitas, perasaan dan beragam gagasan, serta menciptakan beragam media komunikasi yang akan membantu beragam tujuan kita pada berinteraksi dengan orang lain. Dari sebuah karya dan program videografi yang kreatif dan komunikatif, kita bisa bercerita, berbagi informasi, menghibur, menularkan pengetahuan, bahkan mempengaruhi orang lain.

Masalahnya adalah bagaimana menciptakan karya dan program videografi atau minimal rekaman video yang sempurna dan layak ditonton ? Apapun jenis kamera yang Anda pergunakan, langkah dan tahapan-tahapan berikut ini akan membantu menyempurnakan dan memperbaiki hasil rekaman video Anda, sekaligus meningkatkan pemahaman serta ketrampilan dalam menggunakan teknologi dan media videografi secara kreatif dan komunikatif dan bercitarasa profesional.

Level 1 : Kenali dan Pahami Kamera Video Anda.Tentu Anda tidak akan mampu menciptakan rekaman apapun, jika tidak mengenal dan memahami cara kerja piranti yang Anda gunakan. Cara menguasai pengoperasian kamera bisa dikatakan sangat mudah. Setiap kamera video di masa kini sudah diciptakan sedemikian rupa otomatisnya, hingga seorang anak TK-pun bisa segera memahami dan melakukannya dalam hitungan menit.

Perlu dicatat, meski kamera setiap jenis kamera dilengkapi dengan berbagai fasilitas, namun tidak semua fasilitas yang ada harus digunakan. Letak tombol dan menu untuk setiap jenis kamera mungkin berbeda, tetapi pada umumnya fungsi sama.

Page 42: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Level 2 : Rekaman Video yang Layak Dilihat dan DisimpanRekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman video tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa dalam kondisi darurat. Jika tidak terlalu istimewa, maka rekaman video yang tidak memenuhi syarat tersebut bisa dikatakan tidak layak dilihat atau disimpan.

Level 3 : Rekaman Video yang Layak DinikmatiSebagaimana fotografi, dunia videografi juga memiliki kaidah-kaidah baku yang berkaitan dengan komposisi dan penataan subyek dalam bingkai gambar (frame). Kaidah-kaidah ini menjadi semacam gramatika tersendiri dalam komunikasi antara videografer dengan penonton karya-karyanya. Dalam proses produksi, kaidah-kaidah ini juga menjadi acuan kesepahaman antara seorang produser, sutradara, penulis naskah, kameraman, dll. Sebuah rekaman video dikatakan layak untuk dinikmati jika disajikan dengan mengikuti kaidah-kaidah baku dalam dunia videografi, yang secara umum tidak berbeda jauh dengan yang berlaku dalam dunia fotografi.

Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.

Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.

Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.

Camera Movement : Panning (Left, Right, Up, Down), Tracking (In, Out, Follow, Revolve), Truck (Left, Right), Zooming (In, Out)

Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity

Level 4 : Rekaman Video yang Selesai dan Layak TontonBertumpuk-tumpuk kaset video, berjam-jam durasi rekaman video, biasanya hanya tersimpan dalam almari dan lambat namun pasti berubah menjadi sampah. Rekaman video mentah (stock shot atau master shot) seperti ini tidak menarik untuk dinikmati, karena siapapun cenderung malas untuk menikmatinya (termasuk kameramannya sendiri).

Rekaman video yang layak untuk ditonton adalah rekaman video yang selesai dan tersaji dalam wujud karya videografi yang siap dipertontonkan. Ditonton, adalah hakekat penciptakan sebuah karya atau program videografi. Tidak berbeda dengan seorang pelukis yang telah membingkai lukisannya dan memajang di dinding atau panel galeri. Tak beda juga dengan seseorang yang menyanyi di depan orang lain atau di panggung, bukan lagi di kamar mandi.

Sebagai sebuah pertunjukan, karya videografi yang siap dipertontonkan disajikan dengan kaidah logis sebuah proses penyajian. Ada awalan atau pembuka, dilanjutkan dengan isi atau materi inti

Page 43: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

dan diakhiri dengan sajian penutup. Rangkaian ini secara keseluruhan memberi informasi kepada penonton tentang apa yang sedang ditontonnya.

Dalam format sajian yang paling sederhana, sebuah judul di bagian depan, rangkaian gambar yang tersusun pada batang tubuhnya dan credit title yang muncul pada bagian akhir, sudah bisa memberikan status selesai dan siap tonton pada sebuah rekaman video. Selebihnya adalah masalah kreatifitas sesuai dengan kebutuhan dan tujuan produksi karya videografi tersebut.

Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:

Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).

Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting). Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video

dengan berbagai elemen audio visual lainnya. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset,

VCD, DVD, dsb.) Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting,

webcasting, dsb.).

Sumber : http://azie-zp.blogspot.com

Page 44: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Hal Penting untuk Pengambilan Gambar (Cameramen)

1. Gambar goyang

Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa, gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera (grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas.

Solusi nya adalah : gunakan triphod yang kokoh saat shooting video, pelajari cara penyetelan triphod termasuk rodanya jika perlu agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar, jika Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini : sandarkan tubuh pada sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ketubuh lalu atur nafas dengan baik, lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja.

2. Terlalu banyak zoom

Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom karena alasan berikut : senang memainkan fitur unik ini, ketinggalan obyek, yaitu obyek shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen, malu atau malas mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil gambar close-up, berdalih mengambil candid camera.

Sebaik nya pikirkan matang-matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu skenario) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari, sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara, harus melatih kepercayaan diri untuk biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik, untuk kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar candid camera yang buruk karena diambil dengan zoom.

Page 45: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

3. Terlalu banyak panPan ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan yang dilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan sekeliling. Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan memusingkan pemirsa, juga gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera bingung dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering menggunakan pan yang berlebihan karena : ingin menyampaikan selengkap mungkin informasi melalui gambarnya, tanpa didahului perencanaan pengambilan gambar, tapi ia justru bingung gambar apa yang hendak diambil dengan kamera videonya. Solusi nya iyalah : biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendak disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan di-shooting tersebut. sesuai dengan rencana shooting, persiapkan diri dengan baik untuk bertugas di tempat shooting, jika mungkin pelajari lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk di ambil.4. Gambar tidak fokus (blur)Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus, namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkan pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat, padahal fitur auto fokus kamera kadang membutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada di frame yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera kesulitan menentukan fokus. Solusi nya adalah : kurangi pan, biasakan untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya, sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot, yang dapat menghasilkan detil obyek yang lebih baik.5. Salah pencahayaanKemampuan seorang kameramen menggunakan cahaya baik alam maupun buatan akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada backlight, yaitu pengambilan gambar pada angle yang melawan sumber cahaya, kontras terlalu tinggi, misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap dengan background langit putih. Solusi nya iyalah : jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng'aktifkan fitur backlight pada kamera video, pengambilan angle yang dekat (medium-shoot, close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras warna yang tertangkan oleh lensa kamera video.6. FramingKebanyakan kameramen amatir selalu menempatkan obyeknya di tengah frame kamera. Padahal idealnya, framing ini mengikuti Kaidah Sepertiga Rules of Third sebagaimana yang juga dikenal dalam dunia fotografi, kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera dibagi tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di garis-garis pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping), jika demikian maka ada ruang obyek dan ruang kosong, ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yang menarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil seorang yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya ialah menghadap ke bidang kosong tersebut.7. Sudut pengambilan gambar (angle)Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyek tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home video seperti wedding video, video liputan acara, video ulang tahun dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah emosi/ekspresi manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa, karena itu disarankan untuk banyak melakukan eksperimen

Page 46: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

soal angle kamera, terutama memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up dan Extreme Close Up.

Sumber : http://azie-zp.blogspot.com/

Page 47: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Teknik Kamera Video dan Pengambilan Gambar (2)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:

Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.

Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.

Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.

Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.

Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini, disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide), dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.

Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :

Analog (AV)Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.

Page 48: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Digital (DV)Kamera perekam video digital menyimpan data dalam format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.

Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :

1. Baterai untuk catu daya

2. Tempat kaset

3. Tombol Zoom

4. Tombol Recorder

5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)

6. Cincin Fokus

7. Jendela preview (View Fender)

8. Mikrofon

9. Tombol kontrol cahaya

10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).

11. Terminal DC Input.

Page 49: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya. Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video lain, slow motion dan masih banyak lagi.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:

Bird Eye View

Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.

High Angle

Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.

Low Angle

Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.

Eye Level

Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

Frog Eye

Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:

Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.

Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.

Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru

Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.

Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).

Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.

Page 50: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.

Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.

Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.

Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.

Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.

Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.

Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:

Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.

Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.

Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.

Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.

Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.

Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.

Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.

Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.

Objek bergerak sejajar dengan kamera.

Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.

Page 51: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.

Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.

Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.

Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.

Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.

Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.

The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.

Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.

Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.

Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.

Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.

Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.

Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

Sumber : http://thinktep.wordpress.com

Page 52: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Istilah Dalam Video Shooting (Bagian 2)

Berikut ini adalah tulisan kedua tentang istilah-istilah dalam pembuatan film, Video Shooting dan sinematografi :Acting :Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog.

Agent (Agent Model) :Seseorang yang bekerja mewakili kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan produser serta orang-orang lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam mencarikan job serta membangun karir para artis.

Art Director (Penata Artistik):Pengarah artistik dari sebuah produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi shooting serta properti penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario.

Audio Mixing :Proses pengaturan suara dari berbagai macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan cerita.

Angle :Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar dari bawah obyek, lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High angle ialah pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan ketidakberdayaan obyek. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek tampak dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau dada); Extreme Close Up (ECU) ialah pengambilan yang lebih dekat lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah; Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak sedang, dimana manusia akan tampil keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS) ialah pengambilan gambar dari jarak jauh dimana obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan terdekatnya.

Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas atau ke

Page 53: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan obyek yang bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom Out ialah perkecilan gambar (fungsi pada kamera video).

Animator :Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator, lalu diserahkan kepada editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya.

Audio Effect :Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual. Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek suara dibuat dan ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah terjadinya perkelahian sesungguhnya.

Ambience :Suara natural dari obyek gambar.

Background :Gambar latar belakang.

Boom :Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran. Orang yang mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man.

Breakaway :Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali pakai sesuai tuntutan cerita.

Breakdown :Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting.

Page 54: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Budget :Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak awal oleh produser ini akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan dieksekusi, menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.

Blocking :Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti harus masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru produksi.

Back Light :Sumber cahaya utama yang berada di belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera. Pada kebanyakan kasus, backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan oleh kameramen amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik ini digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek.

Bumper :Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi. Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan, sedangkan bumper out ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.

Camera Department :Bagian yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merawat semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.

Cameraman :Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu produksi besar, cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas mengatur penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang langsung mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal lain seperti mengatur fokus kamera, dan sebagainya.

Camera Tracks :Lintasan kamera, suatu alas datar berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di permukaan lantai sebagai tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda tertentu, disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut. Camera track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang pada suatu kamera dolly.

Casting :Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting ini dipimpin oleh seorang juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang dibutuhkan oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.

Page 55: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Clapper Boards :Sepasang papan berengsel yang diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini berisi sejumlah informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan tanggal shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan yang kemudian akan memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang di-shooting. Informasi ini juga terrekam oleh kamera video, yang kelak akan memudahkan proses editing video untuk memilih potongan gambar mana yang akan dipakai dan dirangkai dengan gambar lainnya.

Commercial :Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk mempromosikan suatu produk.

Costume Designer :Orang yang merancang pakaian/kostum yang akan dipakai oleh para pemeran film.

Cue :Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah dialog, tanda dari sutradara atau isyarat cahaya.

Cue Light :Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara untuk memberi isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar jangkauan pandang kamera tetapi dalam jangkauan pandang pemeran.

Cut and Hold :Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam posisinya. Pada kasus ini, sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau adegan lain yang berkaitan.

Cut to Cut :Peralihan gambar dari adegan satu ke adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian transisi.

Credit Title :Penampilan nama-nama kru produksi serta para pendukung acara.

Chroma Key :Sebuah teknik efek visual dimana adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar berwarna tertentu (biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan ini menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar background yang telah disiapkan untuk tujuan itu.

Cutting on Beat :Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video berdasarkan tempo sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang bertempo

Page 56: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

cepat.

Clip Hanger :Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang kelanjutan acara, namun harus ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial.

Cut :Pemotongan gambar

Crane :Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung kamera sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360 derajat, menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat digerakkan oleh secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang dilengkapi dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang terkenal alat crane semacam ini.

Sumber : http://www.piknikyu.com

Page 57: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Istilah Dalam Video Shooting (Bagian 1)

Berikut ini adalah istilah yang harus anda ketahui dalam proses video shooting. Gerakan Kamera

1. Panning adalah gerakan kamera menyamping. Pann left gerakan ke arah kiri dan pann right gerakan ke arah kanan.2. Tilting adalah gerakan kamera secara vertical atau atas bawah. Tilt Up gerakan naik dan Tilt Down gerakan turun.3. Tracking adalah gerakan kamera dengan arah maju dan mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau rel kereta. Track In gerakan maju kedepan dan Track Out gerakan mundur kebelakang.4. Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah.5. Following adalah gerakan kamera mengikuti objek atau actor

 Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:Bird Eye ViewTeknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.High AngleSudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.Low AngleSudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.Eye LevelSudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.Frog EyeSudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Page 58: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:Extreme Close Up (ECU/XCU) : Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.Big Close Up (BCU) : Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.Close Up (CU) : Gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baruMedium Close Up (MCU) :Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.Medium Shot (MS) : Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).Knee Shot (KS) : Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.Full Shot (FS) : Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.Long Shot (LS) : Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.Medium Long Shot (MLS) : Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.Extreme Long Shot (XLS): Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.- One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.- Two Shot (2S) : Pengambilan gambar dua orang.- Three Shot (3S) : Pengambilan gambar tiga orang.- Group Shot (GS): Pengambilan gambar sekelompok orang.

Page 59: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:Zoom In/ Zoom Out : Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.Panning : Gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.Tilting : Gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.Dolly : Kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.Follow : Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.Crane shot : Gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.Fading : Pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.Framing : Objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.- Objek bergerak sejajar dengan kamera.- Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.- Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Page 60: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.Backlight Shot: Teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.Reflection Shot: Teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.Door Frame Shot: Gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.Artificial Framing Shot: Benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.Jaws Shot: Kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.Framing with Background: Objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.The Secret of Foreground Framing Shot: Pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.Tripod Transition: Posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.Artificial Hairlight: Rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.Fast Road Effect: Teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.Walking Shot: Teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.Over Shoulder : Pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau

Page 61: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

bisa juga objek sedang bercakap-cakap.Profil Shot : Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

Sumber : http://www.piknikyu.com/

Page 62: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Teknik Kamera Video dan Pengambilan Gambar (1)

Kamera VideoDefinisiKamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.

Jenis Kamera Video1)      Berdasarkan Format

Analog Digital

2)      Berdasarkan Media Rekam

Betamax                                    - VHS 8mm                                          - VHS-C DV(Digital Video)                      - Mini DV Betacam                                    - Memori stick Mini Disc

Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera VideoKenali dan Pahami Kamera VideoSemua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.Rekaman Video yang Layak Dilihat dan DisimpanRekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.Rekaman Video yang Layak Dinikmati

Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:

Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.

Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.

Page 63: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.

Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )

Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot · Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity

Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:

1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).

2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video

dengan berbagai elemen audio visual lainnya.4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset,

VCD, DVD, dsb.)5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting,

webcasting, dsb.).

Teknik Kamera : Pengambilan GambarEstablingshing Shot (ES)

1.

Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan mata burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian. Long Shot (LS)Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene. Medium Shot (MS)Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bias digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.Over Tehe Shoulder Shot (OS)Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan.Close-Up (CU)Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience

Page 64: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

pada suatu elemen yang dipentingkan.Tips Merekam Video Dengan Sempurna Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.

1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan

matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera

video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).

5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).

6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)

7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.

8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.

http://webee88.wordpress.com

Page 65: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

Trik Video Shooting

Videografi atau Video Shooting juga membutuhkan sedikit ketrampilan agar menghasilkan video yang bagus, Untuk menghasilkan video yang baik perlu cara tertentu:

1. RTFMPelajari bagian kecepatan shutter atau shutter speed, kemudian coba untuk mengambil gambar didalam ruangan dan diluar ruangan, coba pelajari menu-menu yang ada dalam kamera anda. Sebagai langkah awal anda bisa membaca buku manualnya sebanyak 2 kali agar anda lebih mudah untuk memahaminya.

2. PersiapanKetika suatu saat anda akan bepergian dengan membawa serta kamera Video Shooting anda, maka yang perlu anda persiapkan adalah sebagai berikut :* setidaknya 1 baterai cadangan yang terisi penuh* sekurang-kurangnya 2 kaset video untuk merekam* pembersih lensa* Sebuah tripod, walaupun mungkin nanti anda tidak membutuhkannya* charger baterai* kabel power* Pelindung kabel, bisa lakban atau sejenisnya untuk melindungi kabel anda dari injakan manusia atau barang* Lampu oncam, filter lensa, mikrofon, dan asesoris lain yang anda miliki

3. Gunakan TripodPada kebanyakan Video buatan sendiri akan terlihat goyang gambarnya, dan itu sangat tidak enak untuk dilihat. Dan untuk mengatasi itu, maka anda membutuhkan sebuah tripod yang akan menyangga kamera anda tetap tidak bergoyang. Dan dengan itu pula anda dapat melakukan panning maupun zoom dengan lebih halus. Dan jika anda tidak memiliki tripod, maka usahakan agar anda berada pada dinding. Sehingga anda dapat menyandarkan bagian punggung anda pada dinding untuk mengurangi goncangan kamera.

4. Tingkatkan PencahayaanKita perlu untuk memiliki sistem pencahayaan sendiri untuk membantu kamera yang sudah kita punya. Seperti Oncam dan lainnya. Jika kondisi pencahayaan kurang, hindari penggunaan autofocus. Untuk menghasilkan video yang baik usahakan pengambilan gambar pada pagi hari

Page 66: KK 05 Teknik Pengambilan Gambar

atau sore hari. See Paket Foto5. Audio yang baikMikrofon yang sudah dibandel dengan kamera merupakan mikrofon dengan kualitas paling dasar, sehingga tidak akan dapat menghasilkan kualitas suara yang baik. Sehingga anda mungkin perlu untuk menggunakan perangkat audio tambahan yang lebih baik.

6. Posisikan Pengambilan gambar anda dengan baikSeorang fotografer yang baik, maka dia akan mengambil gambar dalam beberapa posisi yang berbeda. Demikian pun anda sebagai seorang kameramen juga harus melakukan hal yang sama dengan mengambil gambar dari beberapa sudut yang berbeda untuk menghasilkan gambar yang lebih bervariasi.

7. jangan Pernah Gunakan Digital ZOOMSejauh apapun jarak anda dengan obyek yang akan anda ambil gambarnya, jangan pernah untuk menggunakan digital ZOOM. Karena hasilnya pasti video anda akan pecah, bahkan sebelum diedit. Penggunaan digital ZOOM adalah kesalahan yang sangat besar dalam dunia video shooting. Lihat juga Paket Foto dan Gambar Pernikahan

8. B-Roll ShootB-Roll shoot adalah anda mengambil gambar seolah-olah anda memiliki pedoman alur seperti dalam story board. Sehingga gambar yang anda hasilkan akan lebih bervariatif dan terstruktur sesuai dengan urutan yang benar. Sehingga hasil mixing akhir dari video anda akan terlihat seperti sebuah cerita, bukan sekedar gambar bergerak saja.

Demikian tipsnya semoga bermanfaat untuk anda, Informasi lebih tentang video shooting

Sumber : http://kerockan.blogspot.com/