Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

36
Bed Side Teaching, Case Report Session, Clinic Science Session *Kepaniteraan Klinik Senior/ G1A109021/ 22-01-2014 **Pembimbing KISTA TIROID Yuni Hasmita, S.Ked* dr. Husny E Taufik, Sp. Rad** KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI

description

kista tiroid

Transcript of Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Page 1: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Bed Side Teaching, Case Report Session, Clinic Science Session

*Kepaniteraan Klinik Senior/ G1A109021/ 22-01-2014

**Pembimbing

KISTA TIROID

Yuni Hasmita, S.Ked* dr. Husny E Taufik, Sp. Rad**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI

RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014

Page 2: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

HALAMAN PENGESAHAN

Bed Side Teaching, Case Report Session, Clinic Science Session

*Kepaniteraan Klinik Senior/ G1A109021/22-01-2014 **Pembimbing

KISTA TIROID

Yuni Hasmita S.Ked* dr. Husny E Taufik, Sp. Rad**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN RADIOLOGI

RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014

Jambi, Januari 2014

Pembimbing,

dr. Husny E Taufik, Sp. Rad

Page 3: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan kasus yang berjudul ”Kista Tiroid”.

Selama pembuatan dan penulisan laporan, penulis banyak menerima

bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran, bimbingan, data dan informasi.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Husny

E Taufik, Sp.Rad sebagai dosen pembimbing yang memberikan banyak ilmu

selama di Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Radiologi.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan

masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran agar lebih baik ke depannya. Akhir kata, penulis berharap semoga

laporan kasus ini bermanfaat dan dapat menambah informasi dan pengetahuan

kita.

Jambi, Januari 2014

Penulis

Page 4: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………….. i

Halaman Pengesahan…………………………………………………………………………………………….. ii

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………. ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………………………………………… iv

BAB I STATUS PASIEN…………………………………………………….. 1

1.1. Identitas Pasien .....……………………………………………………… 1

1.2. Anamnesis..........……………………………………………..…………. 1

1.3. Pemeriksaan Fisik..........………………………………………………… 2

1.4. Pemeriksaan Penunjang ...……………………………………………… 5

1.5. Diagnosis Kerja.........................…………………………………………. 7

1.6. Diagnosis Banding..……………………………………………..……….. 7

1.7 Penatalaksanaan..……………………………………………..…………. 7

BAB II PENDAHULUAN ................................................................................. 8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………. 9

3.1 Embriologi dan Anatomi Kelenjar Tiroid.........................…………………………. 9

3.1.1 Embriologi Kelenjar Tiroid.........................……………………….. 9

3.1.2 Anatomi Kelenjar Tiroid.........................………………………….. 9

3.2 Kista Tiroid.........................……………………………………………... 11

3.2.1 Definisi...............………………………………………………….. 11

3.2.2 Patogenesis.........................……………………………………..… 12

3.2.3 Pemeriksaan Penunjang.........................………………………….. 12

3.2.3.1 Karakteristik Patologis dan Biokimia ....................................... 12

3.2.3.2 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) .......................................... 14

3.2.3.3 Skintigrafi.........................…………………………………….. 18

3.2.4 Tatalaksana.........................…………………………………………… 18

3.2.5 Diagnosis Banding.........................……………………………………. 20

BAB IV KESIMPULAN... ....... …………………………………………........ 22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………........ 23

Page 5: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

BAB I

STATUS PASIEN

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. Mira Handayani

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kenali Bawah

Pekerjaan : Mahasiswa

1.2 ANAMNESIS :

Keluhan Utama

Terdapat benjolan di leher kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

OS datang ke RSUD Raden Mattaher pada tanggal 21 Januari 2014 dengan

rujukan oleh Puskesmas setempat. OS mengeluh terdapat benjolan di leher

kanan, benjolan mulai muncul sejak 2 bulan yang lalu, disfagia (-), mual (-),

muntah (-), nyeri (-), keringat berlebih (-), berdebar (-), mata menonjol (-),

tremor (-), penurunan berat badan (-), dan sesak (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

OS tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Riwayat penyakit serupa (-)

Riwayat Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi menengah, OS berobat dengan menggunakan biaya askes

Page 6: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

1.3 PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital

Kesadaran : Compos Mentis

TD : 120/80 mmHg

HR : 80x/menit

RR : 22x/menit

T : 36,5oC

Pemeriksaan Kepala

Kepala : Normochepal, luka dan jejas (-), simetris, oedem (-)

Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor

Leher : Terdapat benjolan di leher kanan, dengan palpasi teraba massa

fluktuatif, berbatas tegas, permukaan rata, tidak nyeri tekan, dan benjolan ini

bergerak waktu pasien menelan, ukuran 3,5 x 3 cm, pembesaran KGB (-)

Gambar 1.1 Benjolan di leher kanan OS, ukuran 3,5 x 3 cm

Page 7: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Pemeriksaan Thoraks

Jantung

Inspeksi : Ictus Cordis tak terlihat

Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS 5 linea mid clavicula sinistra

Perkusi : Redup

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : Paru simetris, retraksi dinding dada (-), penggunaan otot

bantu napas (-)

Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki (- / -), wheezing (- / -)

Abdomen

Inspeksi : Datar

Auskultasi : Bising Usus (+)

Perkusi : Timpani

Palpasi : Supel, distensi (-), hepar dan lien tidak teraba

Pemeriksaan Ekstremitas

Akral hangat, oedem (-)

Page 8: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

21 Januari 2014

Darah rutin

Parameter Hasil Satuan Harga Normal

WBC*LYM*MON*GRA

6,12,80,23,1

103/mm3

103/mm3

103/mm3

103/mm3

3,5 – 10.01,2 – 3,20,3 – 0,81,2 – 6,8

RBC 4,36 103/mm3 3.80 – 5.80

HGB 12,7 g/dl 11.0 – 16.5

HCT 37,8 % 35.0 – 50.0

PLT 266 103/mm3 150 - 390

PCT .201 % .100 - .500

Kimia Darah

Parameter Hasil Satuan Harga Normal

Faal Hati

SGOT 16 U/l < 40

SGPT 10 U/l < 41

Faal Ginjal

Ureum 13,6 mg/dl 15 – 39

Kreatinin 0.8 mg/dl L 0.9 – 1.3P 0.6 – 1.1

Glikoprotein 105 mg/dl < 200

Pemeriksaan Radiologis

22 Januari 2014

Page 9: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Ultrasonography (USG) leher

Gambar 1.2 Hasil USG leher tiroid lobus kiri dan kanan

Expertise

USG Thyroid

Page 10: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Thyroid kanan :

Terdapat bentuk membesar dengan kista intra lobus bersepta

Tak tampak kalsifikasi

KGB leher (-)

Thyroid kiri :

Normal

Kesan : Kista papillar lobus kanan thyroid

1.5 DIAGNOSIS KERJA

Kista Tiroid

1.6 DIAGNOSIS BANDING

Hipertiroid – hipotirod

Adenomatous tiroid

Koloid tiroid

Kista duktus tiroglosus

Kista paratiroid

1.7 PENATALAKSANAAN

Anjuran pemeriksaan darah untuk melihat T3, T4, dan TSH

Anjuran pemeriksaan foto thoraks

Anjuran pemeriksaan aspirasi jarum halus untuk menentukan nodul

tersebut jinak atau ganas

Tindakan bedah bila kista berukuran lebih dari 3 cm

BAB II

PENDAHULUAN

Page 11: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Kelenjar tiroid merupakan salah satu organ dari sistem endokrin yang

berfungsi untuk mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai jaringan tubuh

agar optimal, merangsang konsumsi oksigen pada sel tubuh, mengatur

metabolisme lemak dan karbohidrat, serta mengatur pertumbuhan normal. Fungsi

tiroid diatur oleh Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang dihasilkan oleh lobus

anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar tiroid secara embriologi tumbuh dari

invaginasi dasar faring yaitu pada minggu keempat kehamilan, bermigrasi ke

kaudal dan bergabung dengan sebagian kantong faring keempat, serta menetap di

daerah leher.1

Kista tiroid adalah kelainan yang relatif sering ditemukan pada tiroid. Kista

tiroid merupakan nodul yang berisi cairan, dan merupakan diferensiasi dari sel

sisa parenkim tiroid. Diagnosis penyakit ini dibuat berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium, biopsi aspirasi jarum halus, dan

ultrasonografi (USG) sebagai pemeriksaan penyaring terhadap golongan resiko

tinggi untuk menemukan keganasan tiroid.1 Pada pemeriksaan fisik (palpasi) 4-

8% kista tiroid dapat ditemukan, dan 40% dengan menggunakan ultrasonografi,

serta 50% kasus kista tiroid ditemukan pada pemeriksaan patologi autopsi.2

Sebuah studi prospektif mengemukakan bahwa kista tiroid lebih banyak

ditemukan pada wanita dengan rasio perbandingan antara wanita dan laki-laki

yaitu 10:1.3

Terapi bedah dapat dilakukan bila ukuran kista tiroid besar, dengan risiko

tindakan operatif ini adalah trauma pada nervus laringeus superior dan nervus

laringeus rekuren. Komplikasi yang paling ditakutkan dalam melakukan tindakan

bedah pada kista tiroid yaitu kelumpuhan pita suara sampai obstruksi jalan nafas

atas.1

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Page 12: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

3.1 Embriologi dan Anatomi Kelenjar Tiroid

3.1.1 Embriologi Kelenjar Tiroid

Pada masa embrional minggu keempat, kelenjar tiroid mulai terbentuk dari

penebalan entodermal (diverticulum tiroid) pada dasar primitif faring, dan

terhubung dengan foramen sekum oleh duktus triglosus. Kemudian, pada masa

embrional minggu ketujuh, kelenjar tiroid sudah turun dan posisi terakhirnya

berada di ventral trakea, setingkat vertebra servikal C5, C6 dan C7 serta vertebra

torakal T1, sedangkan duktus triglosus rudimenter kadang masih tersisa, yang

kemudian bisa kita jumpai sebagai lobus piramidalis, yang terletak di isthmus

menuju hioid (50%). Kelenjar tiroid janin secara fungsional mulai mandiri pada

minggu ke-12 masa kehidupan intrauterin, dan pada minggu ini folikel tiroid

pertama mulai terisi koloid.4

3.1.2 Anatomi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu yang terletak tepat di bawah kartilago

tiroid, terdiri dari dua lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh ismus tiroid,

letaknya menutupi cincin trakea 2 dan 3. Pada orang dewasa beratnya bervariasi

antara 25-30 gram. Kelenjar lain di tiroid yaitu 2 pasang kelenjar paratiroid,

sepasang menempel di belakang kelenjar tiroid bagian superior dan sepasang lagi

di bagian medius.1

Kelenjar tiroid kaya vaskularisasi, yaitu yang berasal dari empat sumber,

arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri,

kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, dan cabang arteri brakialis. Kadang

kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang trunkus brakiosefalika, yang sering secara

tidak sengaja terpotong pada saat trakeostomi.4

Page 13: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Gambar 3.1 Aliran arteri kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik

dan pelaksanaan kista tiroid, 2011

Adapun sistem venanya terdiri atas vena tiroidea superior, yang berjalan

bersama arterinya; vena tiroidea media, yang berada di lateral dan berdekatan

dengan arteri tiroidea inferior, dan vena tiroidea inferior yang berada dalam satu

arah dengan arteri tiroidea ima (jika ada).4

Gambar 3.2. Aliran vena kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik

dan pelaksanaan kista tiroid, 2011

Page 14: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Terdapat dua saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica vocalis),

yaitu nervus rekurens dan cabang nervus laringeus superior. Fungsi motorik dari

nervus laringeus rekuren untuk pergerakan pita suara.1,4

Gambar 3.3 Persyarafan kelenjar tiroid. Sumber: Diagnostik

dan pelaksanaan kista tiroid, 2011

Arteri tiroidea inferior adalah lanmark penting untuk mengidentifikasi

nervus laringeus rekuren karena letaknya berdekatan, meskipun ada variasi

anatomi. Kornu inferior dari kartilago tiroid juga berfungsi sebagai lanmark,

dimana nervus laringeus rekuren terletak 0,5 sentimeter dibawahnya.4

3.2 Kista Tiroid

3.2.1 Definisi

Kista tiroid adalah nodul yang berisi cairan, dan umum ditemui. Kista

tiroid kebanyakan adalah lesi jinak yang biasanya tidak menerima pengobatan

bedah, namun tindakan bedah perlu dipertimbangkan bila ukuran kista cukup

besar. Secara konvensional, untuk membedakan lesi jinak dan ganas pada kista

tiroid dapat dilakukan dengan aspirasi jarum halus sitologi. Akurasi diagnostik

aspirasi jarum halus dengan ultrasonografi tiroid berperan besar dalam penegakan

diagnosis.5,6

3.2.2 Patogenesis

Page 15: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Kista dapat muncul dari infark atau proses destruktif seperti perdarahan

dalam yang sudah ada sebelumnya pada folikel. Mekanisme membesarnya folikel

tiroid pada kista tiroid tidak diketahui, namun setiap proses inflamasi subepitel

atau perdarahan dari folikel tiroid dapat meningkatkan tekanan ruang

perifolikular. Peningkatan tekanan ini dapat mempengaruhi mikrosirkulasi di

daerah subepitel.6

Kista tiroid dengan beberapa septa adalah hal yang tidak biasa, kista ini sulit

dibedakan dengan tumor nekrosis atau pertumbuhan septa dari dinding kista.

Mekanisme yang mungkin terjadi yaitu adanya pengelompokan folikel tiroid diikuti

oleh fibrosis degenerasi. Dalam tumor tiroid baik jinak maupun ganas,

keseimbangan antara proliferasi sel dan kematian sel penting untuk

mempertahankan homeostasis jaringan. Necrosis disebabkan oleh suplai darah yang

relatif cukup tetapi tidak bisa mempertahankan pertumbuhan replikasi neoplasia.6

3.2.3 Pemeriksaan Penunjang

3.2.3.1 Karakteristik Patologis dan Biokimia

Pemeriksaan aspirasi jarum halus adalah pemeriksaan standar pilihan

untuk nodul tiroid soliter yang dapat membedakan apakah nodul tersebut jinak

atau ganas, syarat pemeriksaan ini adalah nodul tersebut teraba dengan palpasi.

Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 95% untuk

mendiagnosis kelainan pada nodul tiroid. Komplikasi seperti hematom, nyeri

lokal, dan infeksi di tempat biopsi jarang terjadi.1

Temuan histopatologis untuk kista tiroid dapat berupa kista sederhana,

degenerasi koloid, koloid adenoma, adenoma folikuler, keganasan atau thyroiditis.

Gambar di bawah memperlihatkan perbedaan gambaran histopatologis kista jinak

dan ganas, dimana kebanyakan kista tiroid ganas adalah karsinoma tiroid papiler

yang memperlihatkan pemanjangan sel, nukleus yang membesar, bentuk sel yang

bervariasi, bersepta, penebalan dinding yang tidak rata, dan dinding kista yang

berpapil. 1,6

.

Page 16: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

A B

C D

Gambar 3.4. Gambaran histopatologis dari kista tiroid (A)Kista tiroid sederhana

dilapisi oleh selapis sel-sel folikel, (B)Kista tiroid dengan hiperplasia papiler,

(C)Karsinoma tiroid papiler dengan degenerasi kistik, dan (D)Karsinoma tiroid

folikuler dengan degenerasi kistik. Sumber: Application of ultrasonography in

thyroid cyst, 2007.

Kandungan isi pada kista bervariasi, kista dapat berisi koloid, zat gelatin,

cairan kecoklatan hemoragik, cairan kekuningan atau cairan bening. Cairan yang

terkandung dalam kista jinak dan ganas mengandung hormon tiroid tiroksin dan

triiodothyronine, tiroglobulin, dan globulin mengikat tiroksin. Analisis biokimia

pada enzim amilase, dehidrogenase laktat dan asam fosfatase menunjukkan kadar

yang lebih tinggi dalam cairan kista. Parameter lain yang memperlihatkan

peningkatan adalah aminotransferase aspartat, aktivitas laktat dehidrogenase,

protein, asam urat, besi dan bilirubin total. Konsentrasi glukosa, kolesterol dan

trigliserida dalam cairan kista berada dalam kadar normal.6

Page 17: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

3.2.3.2 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Untuk mengevaluasi massa tiroid, ultrasonografi (USG) merupakan

modalitas imaging pilihan pertama, dimana pemeriksaan ini tidak mahal, tidak

invasif, dan tidak ada paparan radiasi. Sensitivitas penegakan diagnosis kista

tiroid dengan USG mencapai 96 %.1

Adapun peranan ultrasonografi (USG) pada pemeriksaan tiroid yaitu :7

Dapat menentukan apakah tonjolan tersebut di dalam atau luar tiroid.

Dengan cepat dan akurat dapat membedakan lesi kistik dari lesi solid.

Dengan lebih mudah dapat dikenali apakah tonjolan tersebut tunggal atau lebih

dari satu.

Dapat membantu penilaian respon pengobatan pada terapi supresif.

Dapat membantu mencari keganasan tiroid pada metastasis yang tidak diketahui

tumor primernya.

Sebagai pemeriksaan penyaring terhadap golongan resiko tinggi untuk

menemukan keganasan tiroid.

Sebagai pengarah pada biopsi aspirasi jarum halus tiroid.

Teknik pemeriksaan USG tiroid umumnya tidak diperlukan persiapan

khusus, pemeriksaan dilakukan pada pasien dengan posisi supine serta bahu yang

diganjal sehinga diperoleh ekstensi leher yang maksimal. Dipakai jelly agar

didapatkan kontak yang baik antara kulit dengan transduser.7

Pemeriksaan dilakukan dengan posisi transduser adalah transversal mulai

dari pole bawah digeser kearah cephal sampai pole atas, sehingga seluruh tiroid

dapat dinilai. Kemudian dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi transduser

longitudinal atau oblik dimulai dari lateral ke arah medial. Dilakukan pemotretan

dengan foto polaroid atau film multiformat, serta diambil ukuran tiroid dan ukuran

lesi yang nampak. 7

Page 18: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Gambar 3.5a. Posisi transduser transversal

pada USG tiroid. Sumber: Radiologi

diagnostik, 2009

Gambar 3.5b. Posisi transduser oblik pada

USG tiroid. Sumber: Radiologi

diagnostik, 2009

Terminologi yang dipakai untuk hasil ultrasonografi (USG) cairan dan

sejenisnya adalah anekoik yang memperlihatkan gambaran yang lebih gelap dari

sekitar (hitam).8

Kista tiroid sebagian besar adalah jinak dengan gambaran: berbatas teratur

dan tegas, serta anekoik, tapi juga bisa berubah menjadi suatu keganasan.

Terdapat beberapa persentase keganasan dari lesi kista tiroid, peneliti Cho

melaporkan 7% keganasan dari lesi kista tiroid, peneliti Lin mendapatkan 17-39%

sedangkan peneliti lain yaitu Faquin mendapatkan 7-29%.1

Page 19: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Tabel di bawah ini menjelaskan perbedaan lesi jinak dan ganas pada

gambaran USG nodul tiroid :9

Jinak Ganas

Batas

Konsistensi internal

Penampak lesi

Halo

Pola eko

Kalsifikasi

Teratur

Tegas

Homogen

Multipel

Kistik campur solid

Komplit

Anekoik, hiperekoik

Tersebar, besar (kulit telur)

Tak teratur

Tak tegas

Inhomogen

Tunggal

Solid

Negatif

Hipoekoik

Tersebar, kecil (bintang)

Gambar 3.6. Gambaran USG tiroid kanan (laki-laki, 45 tahun) dengan kista

sederhana memperlihatkan batas teratur-tegas dan anekoik. Sumber:

Application of ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Page 20: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Gambar 3.7. Gambaran USG tiroid (wanita, 32 tahun) yang memperlihatkan

nodul pada tiroid kanan dan terdapat beberapa degenerasi kistik. Sumber:

Application of ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Gambar 3.8. Gambaran USG tiroid kanan (wanita, 42 tahun) dengan septum intra

lobus pada kista. Sumber: Application of ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Page 21: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

3.2.3.3 Skintigrafi

Skintigrafi atau radionuklide scanning dengan iodine atau tehnetium

adalah prosedur diagnostik standar. Dasar pemeriksaan skintigrafi adalah

persentase uptake dan distribusi yodium radioaktif dalam kelenjar tiroid. Pada

pemeriksaan ini dapat dilihat besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta

distribusinya dalam kelenjar. Ada tiga macam radioisotop yaitu I123, I131 dan

Tc-99m pertechnetate. Zat radioaktif I123 lebih banyak digunakan untuk evaluasi

fungsi tiroid, sedangkan Tc-99m pertechnetate lebih digunakan untuk evaluasi

anatominya. 1

3.2.4 Tatalaksana

Pemakaian ultrasonografi tiroid menimbulkan perubahan modalitas terapi

untuk kista tiroid, dimana sebelumnya banyak kista yang didiagnosis dan diobati

dengan operasi. Selain ultrasonografi, observasi, aspirasi ulang, terapi hormon

tiroid dan skleroterapi, laser fotokoagulasi dan perawatan bedah adalah metode

utama untuk mengobati kista tiroid. Sebelum menentukan pengobatan non-bedah

untuk kista tiroid, diagnosis pasti sebagai kista jinak sangat penting. 6

Sebuah studi dengan pengobatan tetrasiklin hidroklorida dilakukan pada

sembilan pasien dengan aspirasi ulangan kista dan setelah rata-rata 40 bulan masa

tindak lanjut, tujuh dari semua pasien kista benar-benar sembuh. Tingkat respon

43-95 % untuk pengobatan tetrasiklin. 6

Sebuah studi double-blind acak dilakukan pada 66 pasien kista berulang

dan kista tirod jinak dengan membandingkan pemberian etanol dengan saline

isotonik, dengan tingkat kesembuhan 18-64 % pada kedua kelompok. Khasiat

injeksi etanol perkutan untuk mengobati kista tiroid telah terbukti unggul dalam

pengobatan kista. Prosedur yang murah dan dengan kepatuhan pasien tinggi,

memberi efek jangka panjang dalam pengobatan kista dengan ukuran lebih besar

dari 40ml. Berbeda dengan skleroterapi tetrasiklin, asam klorida ( pH 1.0 ) telah

digunakan untuk mengobati kista tiroid, dimana asam klorida tidak menunjukkan

keuntungan lebih dari injeksi etanol. 6

Page 22: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Kekambuhan setelah dua kali aspirasi cairan kista, keganasan pada aspirasi

sitologi, atau kista dengan ukuran lebih besar dari 3 cm merupakan indikasi untuk

dilakukan bedah pengangkatan kista. Komplikasi yang sering ditemukan pada

operasi tiroid adalah hematom leher pada 0,3%-3% kasus, kelumpuhan nervus

laringeus rekuren sementara pada 1-5% kasus, kelumpuhan nervus laringeus

permanen sebanyak 1% kasus. Apabila nervus laringeus rekuren rusak satu sisi

akan menyebabkan disfoni sedangkan pada kedua sisi mengakibatkan hilangnya

suara dan obstruksi dari saluran nafas sehingga memerlukan intubasi dan

trakeostomi. Nervus laringeus superior mempersarafi lobus atas tiroid, kerusakan

dari nervus ini tidak menyebabkan gangguan suara yang terlalu besar. Komplikasi

yang paling berat adalah krisis tiroid sebagai komplikasi tiroidektomi, dengan

gejala takikardi, demam, mual dan muntah, gelisah, perubahan mental bahkan

sampai koma.1,6

Gambar 3.9. Alur penatalaksanaan kista tiroid. Sumber: Application of

ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Page 23: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Injeksi etanol perkutan adalah pengobatan yang dianjurkan untuk kista

tiroid oleh American Association of Clinical Endocrinologists. Skleroterapi bukan

modalitas terapi rutin dan merupakan "terapi invasif" yang membawa risiko dan

komplikasi. 6

3.2.5 Diagnosis Banding

17 % dari kista tiroid adalah keganasan. Gambaran lesi kista oval, dengan

polip diidentifikasi sebagai adenomatous tiroid.

Gambar 3.10. Gambaran polip yang memasuki lumen pada kista tiroid kanan.

Sumber: Application of ultrasonography in thyroid cyst, 2007

Struktur kista yang tidak merata, dengan massa pedunkula lebih dari 2 cm

didiagnosis sebagai karsinoma papiler. Kista oval (≤ 1cm) dengan pola eko yang

kuat merupakan koloid tiroid.6

Ukuran kista tiroid tidak dapat membedakan lesi jinak dan ganas. Ketika

ultrasonografi tiroid dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan fisik, kebanyakan

kista terbukti lebih besar dari 1 cm.6

Diagnosis harus dipertimbangkan untuk kista duktus tiroglosus dan kista

paratiroid. Duktus tiroglosus turun dari foramen sekum pada dasar lidah dan

menghilang pada minggu ke enam atau tujuh kehamilan, dan 1 % dari kanker

tiroid berkembang dari kista ini, gambaran USG dari kista duktus tiroglosus

menyajikan pola anekoik.

Page 24: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Gambar 3.11. Gambaran anekoik massa kista, pada daerah midline suprahyoid.

Sumber: 16th Mayo Clinic Endocrine Course, 2013

Kista paratiroid mencapai sekitar 1-5 % dari kista pada leher, berbeda

dengan kista tiroid, cairan dari kista paratiroid bila disedot tampak sebagai cairan

bening dan tidak berwarna. Diagnosis kista tiroid dengan paratiroid sebelum

operasi adalah penting. Kebanyakan pembesaran paratiroid menyajikan gambaran

USG yang hipoekoik-anekoik. Ketika USG memperlihatkan lesi kista yang berada

dekat kapsul posterior tiroid, kista paratiroid kista harus dijadikan sebagai

diagnosis banding. 6

BAB IV

KESIMPULAN

Page 25: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

Pasien yang berama Mira Handayani (20 tahun) datang ke RSUD Raden

Mattaher dengan rujukan Puskesmas setempat. OS mengeluh terdapat benjolan di

leher kanan yang muncul sejak 2 bulan yang lalu, disfagia (-), mual (-), muntah

(-), nyeri (-), keringat berlebih (-), berdebar (-), mata menonjol (-), tremor (-), dan

penurunan berat badan (-). OS tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya.

Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal.

Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik pada OS. Dokter telah melakukan

pemeriksaan laboratorium berupa darah rutin dan kimia darah, selanjutnya dokter

menganjurkan pemeriksaan darah kembali untuk melihat T3, T4, dan TSH. Juga

dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan aspirasi jarum halus untuk menentukan

nodul tersebut jinak atau ganas. Tindakan bedah akan dilakukan bila kista

berukuran lebih dari 3 cm.

USG tiroid menunjukkan adanya kista intra lobus bersepta pada tiroid

kanan, kalsifikasi (-), KGB leher (-), sehingga dapat disimpulkan bahwa OS

mengalami kista tiroid.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)

1. Rahman S, Nelvia T. Diagnosis dan Penatalaksanaan Kista Tiroid. 2011

(Diakses 22 Januari 2014). Diunduh dari : URL:

http://www.repository.unand.ac.id

2. Reading C, Charboneau W, Hay D, etall. Sonography of Thyroid Nodules.

Vol.21, No.3. 2005 September (Diakses 22 Januari 2014). Diunduh dari :

URL: http://www.researchgate.net

3. Prajapati B, Patel N, Kedia K, etall. Thyroid Cyst: Apiration as Modality

of Treatment in Physiological Cyst. Vol.1(10), No.3. 2013 Desember

(Diakses 22 Januari 2014). Diunduh dari : URL: http://www.ent-

journal.com

4. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Jakarta : EGC;

2010. Hal.802-800

5. Sánchez A, Peralta S, Curulla V. Thyroid Cyst Diagnosed by

Endobronchial Ultrasound-guided Transbronchial Needle Aspiration in a

Patient With Lung Cancer. 2013 (Diakses 22 Januari 2014). Diunduh dari :

URL: http://www.archbronconeumol.org

6. Lin J, Huang B, Hsueh C. Application of Ultrasonography in Thyroid

Cysts. Vol 15(2). 2007 (Diakses 22 Januari 2014). Diunduh dari : URL:

http://www.download.journals.elsevierhealth.com

7. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI; 2009. Hal. 535-528

8. Malueka G. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia ; 2008.

Hal.169

9. Thyroid Ultrasound Workshop 16th Annual Mayo Clinic Endocrine

Course. 2013 January (Diakses 25 Januari 2014). Diunduh dari : URL:

http://www.mayo.edu

Page 27: Kista Tiroid - Yuni Hasmita (g1a109021)